Yonghwa merasa gelisah. Sejak siang tadi dia terus mencoba menghubungi ponsel Bibi Chun dan juga menelpon ke apartemennya. Tapi tak jua diangkat. Tidak biasanya Bibi Chun tidak menerima telepon darinya tapi kali ini berbeda.
Apakah sesuatu telah terjadi di apartennya. Apakah Bibi Chun dan Lily baik-baik saja ? Mungkin ponsel Bibi Chun lagi di charger dan mjngkin telepon di apartemen sedang bermasalah. Yonghwa terus berusaha untuk menghadirkan pemikiran positif di benaknya yang mulai dipenuhi hal-hal negatif lainnya.
Konser baru saja usai sejam yang lalu. Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Tentu tak jauh beda dengan di Seoul. Konser comebacknya bersama CNBlue cukup sukses malam ini dan mereka berempat merasa puas telah memberikan yang terbaik yang mereka miliki.
Yonghwa masih terus berusaha menghubungi telepon apartemennya dan juga ponsel Bibi Chun. Tiba-tiba sebuah pikiran yang tidak dia harapkan menyerangnya. Jangan-jangan wanita yang dia tolong semalam itu adalah wanita yang jahat. Mungkin malam itu dia cuma berakting. Mungkin sekarang dia dan komplotan jahatnya sedang menyandera bibi Chun dan Lily. Mungkin sekarang seisi apartemennya sudah di jarah habis oleh komplotan tersebut. OMG what he done ?? Seharusnya dia tidak membawa wanita itu ke apartemennya. Should I call the Police ??
Saat Yonghwa sedang panik dengan bayangan yang ada di benaknya, Jungshin masuk ke dalam kamar dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke salah satu tempat tidur yang ada di kamar hotel mereka. Tapi melihat Yonghwa yang hilir mudik didepannya membuat Jungshin jadi heran. Ada apa dengan Hyungnya ini ?
" Hyung ada apa ? " , tanya Jungshin " Something wrong ? ", tanyanya lagi saat Yonghwa tak juga menjawab pertanyaannya. Hyungnya tersebut terlihat begitu serius menatap ponsel yang di pegangnya. Dia lalu bangkit dan mendekati Yonghwa dan mencoba melihat ke ponsel Yonghwa. Dia hanya melihat nama Bibi Chun dilayarnya.
" Hyung ahh weiyo ?? " kali ini Jungshin bertanya sambil menggoyang-goyangkan tangan Yonghwa.
" Jungshinie aku berusaha menghubungi Bibi Chun baik di ponselnya maupun di apartemen tapi tak juga diangkat-angkat, aku takut ada apa-apa dengan mereka ".
" Kenapa Hyung tidak menelpon lobby apartemen dan suruh mereka mengecek ? " , saran Jungshin dengan santainya. Dan Yonghwa langsung menepuk jidatnya sendiri. Pabo !!!
" Why I forget about that !! ", kata Yonghwa. " Ahh Jungshin thanks !", katanya sambil memeluk Jungshin dan mencium pipi Jungshin.
" Ewww Hyung ", kata Jungshin sambil mengelap pipinya dengan telapak tangannya. Rasa geli merayapinya. Jungshin lalu menjauhi Yonghwa dengan pandangan yang aneh, tapi Yonghwa tidak peduli. Dia mulai menghubungi nomor telepon lobby apartemennya.
" Yoboseyo, I am Jung Yonghwa. Bisakah anda mengecek apartemen saya ? ", kata Yonghwa saat mendengar sahutan dari seberang. Yonghwa lalu menyebut no apartemennya dan berkata bahwa dia akan menelpon mereka kembali sekitar 10 menit lagi.
Semoga tidak terjadi apa-apa dengan keduanya.
*****
Tepat jam sepuluh malam, Seohyun memarkirkan mobilnya didepan apartemennya. Badannya terasa sangat letih. Hari ini betul-betul hari yang panjang dan melelahkan. Bertemu bebebrapa klien dan mengasuh anak kecil yang sekarang sedang tertidur di kursi sebelahnya. Seohyun memandang wajah polos itu, begitu damai. Ah, sebaiknya dia segera masuk dan menidurkannya di kasur yang empuk.
Sapaan hangat dari penjaga pintu apartemen menyambut Seohyun. Sedikit heran dia melihat anak kecil dalam gendongan Seohyun, tapi dia terlatih untuk tidak mengucapkan sepatah katapun dan menganggap tak pernah melihat apapun juga. Seohyun tersenyum membalas sapaannya dan membalas dengan ucapan selamat malam.
Apartemen Seohyun berada di tingkat 4, biasanya dia lebih sering menggunakan tangga ketimbang lift, tapi dengan beban berat seperti ini dan badan letihnya lift adalah hal yang paling menyenangkan saat ini. Sedikit kerepotan mencari kunciapartemennya di dalam tas akhirnya Seohyun bisa masuk ke dalam apartemennya.
Seohyun menyalakan lampu, lalu berjalan menuju ke kamarnya dan meletakkan Lily ke atas ranjangnya. Tidurnya sangat nyeynyak sehingga dia tidak terbangun sedikitpun. Seohyun lalu melepaskan jaket dan sepatu serta kaos kakinya lalu memakaikan selimut dan setelah itu dia melangkah ke luar kamar.
Seohyun lalu menjatuhkan tubuh lelahnya ke sofa, direnggangnya seluruh tubuhnya seperti ingin melepaskan semua kelelahannya. Seohyun lalu merah ponselnya mengecek siapa tahu ada telepon atas pesan yang masuk, seharian ini ponselnya dalam keadaan silent, dia tidak mau menerima telepon dari si bangsat Gary. Dan benar saja ada begitu banyak panggilan masuk dari Gary. Tapi bukan itu yang Seohyun cari, dia mencari siapa tahu ada telepon atau pesan masuk dari Bibi Chun. Seohyun perlu mengetahui kapan dia harus memulangkan Lily. Tapi nihil, tak ada satu panggilannya pun dari Bibi Chun maupun pesan. Mungkin dia masih sibuk mengurus putranya dan tidak sempat menelponnya, pikir Seohyun lalu meletakkan ponselnya di meja. Dia harus segera membersihkan tubuhnya dan tidur. Seohyun merasa benar-benar sangat lelah.
Sehabis mandi Seohyun menyempatkan diri untuk menyiapkan apa saja yang dia perlukan besok. Di keluarkannya semua isi tas yang dibawanya sejak kemarin dan memindahkannya ke tas lain yang akan dia pakai besok. Tiba-tiba secarik kertas terjatuh kelantai. Seohyun lalu memungutnya dan melihat Nama Yonghwa beserta no teleponnya. Sebaiknya dia menelponnya dan mengatakan bahwa Lily bersamanya. Tapi bukannya kata Bibi Chun dia sedang di jepang ? Oh long distance call its expensive. I better sent a message, pikir Seohyun lalu meraih ponselnya.
belum cukup lima menit pesannya terkirim ponselnya berbunyi. Tidak ada nomor tertera. Siapa gerangan malam-malam begini menelpon dan tanpa nomor pula. Seohyun meletakkan ponselnya dan kembali sibuk dengan kegiatannya. Kembali ponselnya berdering. Sepertinya penelpon yang sama. Sebaiknya aku angkat, pikir Seohyun, siapa tahu penting.
" Yoboseyo ", ucap Seohyun
" Who is this ? ", tanya seseorang diseberang sana. Seohyun mengerutkan keningnya. Ini ssiap yang nelpon siapa yang nanya, seharusnya aku yang bertanya.
" Maaf, anda siapa ? ", tanya Seohyun.
" Oh maaf, Saya Jung Yong Hwa paman Lily ", kata pria diseberang sana. Ohh jadi ini tuan Yonghwa, pikir Seohyun.
" Saya baru saja menerima pesan yang anda kirimkan ke ponsel saya dan sudah seharian ini saya berusaha menelpon Bibi Chun tapi dia tidak bisa saya hubungi. Saya sangat senang anda mengirimkan pesan kepada saya. Apakah Lily baik-baik saja ? ", suara dari sebeang terdengar begitu antusias. Seohyun tersenyum sendiri.
" Saya yang minta maaf karena baru sempat menghubungi anda Tuan Yong, tapi tadi pagi Bibi Chun harus segera ke kampungnya karena salah seorang anaknya kecelakaan dan karena hanya ada saya disana, maka dia menitipkan Lily kepada saya. Saya juga sedari tadi menunggu telepon dari Bibi Chun. Tapi mungkin dia sedang sibuk mengurus anaknya jadi dia lupa untuk menghubungi saya atau anda ", jelas Seohyun dan dia mendengar nada ohh yang panjang dari seberang.
" Apakah Lily menyusahkan anda Nona, maaf saya harus memanggil anda siapa ? ", tanyanya lagi.
" Seo JuHyun, anda bisa memanggil saya dengan Seohyun dan Lily tidak merepotkan saya, dia cukup manis dan bersikap sangat baik. Sekarang dia sedang tidur. Apakah anda ingin berbicara dengannya ? ", tanya Seohyun.
" Oh tidak perlu, jangan bangunkan dia Nona Seohyun. Saya sudah cukup senang mengetahui dia bersama anda. Saya berharap anak Bibi Chun tidak apa-apa sehingga dia bisa segera kembali dan mengasuh Lily hingga saya kembali. Terima kasih ".
" Tidak perlu berterima kasih padaku Tuan Yonghwa, karena anda pun telah menolong saya dan anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih saya kepada anda ", sedikit basa basi tidak akan membunuhmu, bisik Seohyun dalam hati.
" Baiklah Nona Seo, anda tentu ingin beristirahat. Besok saya akan menelpon lagi dan berbicara dengan Lily. Selamat malam ". Seohyun membalas mengucapkan selamat malam dan menutup teleponnya.
Seohyun mencoba membayangkan pemilik wajah dari suara tadi. Ahh sudahlah, sebaiknya dia segera tidur. Ada banyak hal yang harus dia lakukan esok hari. Sleep it better for gain energy. Seohyun lalu mematikan lampu, setelah memastikan semuanya sudah safe, dia menuju ke kamar dan membaringkan tubuhnya di samping Lily. Goodnite Lily, sweet dream...............
* * * * *
Yonghwa memutuskan sambungan teleponnya. Dia merasa lega bahwa tidak ada yang terjadi dengan Lily. Thats the important for him. Untuk sesaat dia bersyukur malam itu dia memutuskan membawa wanita cantik itu apartemennya. Well boomerang effect, your sincerely will back at you.
Yonghwa kini merasakan seluruh tubuhnya sangat letih. Kecemasannya tadi benar-benar membuatnya lupa akan dirinya sendiri. Bagaimanapun dia sudah berjanji kepada sahabatnya untuk mengasuh Lily dan memastikan tak ada apapun yang terjadi padanya.
Sambil membaringkan tubuhnya Yonghwa mengingat kejadian sebulan yang lalu. Saat itu dia tiba-tiba menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai seorang perawat di sebuah rumah sakit kecil di pinggir kota. Dia menelpon atas permintaan sahabatnya yang berbaring sekarat karena sebuah kecelakaan.
Henry, sahabatnya itu sudah cukup lama mereka tidak berhubungan, mungkin sekitar 3 tahun terakhir dan sekarang dia menerima telepon yang mengatakan sahabatnya tersebut sedang sekarang dan ingin bertemu dengannya. Butuh sekitar 3 jam mengemudi akhirnya Yonghwa tiba di rumah sakit kecil tersebut. Saat mendekati ruang perawatan darurat Yonghwa melihat seorang gadis kecil sedang menangis di kursi tunggu didepan ruangan tersebut dan seorang perawat sedang berusaha menghiburnya.
Dan disanalah dia melihat sahabat kecilnya tersebut berbaring dengan selang-selang yang menempel di badannya serta masker oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya. Rasanya miris melihat Henry yang biasanya ramah dan periang sekarang sedang terbaring disana. Perlahan Yonghwa mendekatinya dan memegang tangannya. Seorang perawat lalu membawakannya sebuah kursi dan Yonghwapun duduk disamping Henry yang masih terdiam kaku.
Sekitar dua puluh menit Yonghwa duduk disana, hingga Henry tersadar dan membuka matanya. Yonghwa lalu berdiri dan memanggil namanya. Henry mengisyarakat kepada Yonghwa untuk melepaskan masker oksigen di mulutnya. Setelah meminta persetujuan perawat Yonghwa melepaskan masker tersebut. Mulut Henry bergerak-gerak seakan ingin menyampaikan sesuatu kepadanya. Yonghwa lalu mendekatkan wajahnya untuk mendengarkan apa yang ingin dia katakan.
" Yonghwa, tolong jaga anakku Lily. Aku hanya mau dia dirawat olehmu. Ibunya telah meninggal saat melahirkannya lima tahun yang lalu. Tolong jaga dia baik-baik untukku. jangan biarkan orang lain merebutnya darimu ", kata henry terbata-bata.
" Henry, kau akan sembuh, kau akan sembuh jangan memikirkan apa-apa istrahatlah ", kata Yonghwa tapi henry menggeleng pelan
" Berjanjilah kalau kau akan melindungi Lily seumur hidupmu, berjanjilah padaku, berjanjilah ", melihat Henry yang begitu berharap Yonghwa menganggukkan kepalanya, aku berjanji katanya meyakinkan Henry. Dan tepat saat itu Henry menghembuskan napas terakhirnya.
Yonghwa tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya memandang wajah sahabatnya dengan tatapan sedih. Setetes airmata mengalir di pipinya. Seorang dokter berusaha memberikan pertolongan terakhir tapi Yonghwa tahu itu tidak ada gunanya.
Yonghwa membalikkan badannya dan dia mendapati gadis kecil yang tadi dilihatnya berdiri di sudut ruangan sambil memeluk bonekanya. Dia sedang menangis tersedu-sedu sambil memanggil ayahnya. Yonghwa mendekatinya dan berlutut dihadapannya. Dia lalu memeluk tubuh mungil itu lalu menggendongnya keluar. Terlalu berat baginya untuk melihat semua yang terjadi diusianya yang masih begitu muda. Sekarang Lily adalah tanggungjawabnya. Dan hari ini untuk pertama kalinya dia merasa gelisah karena takut terjadi sesuatu padanya.
Yonghwa perlahan memejamkan matanya. Tiba-tiba dia merindukan anak itu. Hampir sebulan merawatmya sudah membuat Yonghwa sangat menyayangi gadis kecil tersebut. Rasanya dia ingin segera kembali ke Seoul tapi mereka masih harus mengadakan konser di 2 kota lagi. Ahh, semoga Bibi Chun segera kembali dan merawat Lily, rasanya tak enak menyusahkan orang lain..... Dan dia pun terlelap.
WE GOT TIED CHAPTER 1
Yonghwa perlahan memejamkan matanya. Tiba-tiba dia merindukan anak itu. Hampir sebulan merawatmya sudah membuat Yonghwa sangat menyayangi gadis kecil tersebut. Rasanya dia ingin segera kembali ke Seoul tapi mereka masih harus mengadakan konser di 2 kota lagi. Ahh, semoga Bibi Chun segera kembali dan merawat Lily, rasanya tak enak menyusahkan orang lain..... Dan dia pun terlelap.
WE GOT TIED CHAPTER 1
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon