#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

WE GOT TIED. CHAPTER 1


Seohyun merasa dunianya kiamat. Bayangan indahnya masa depan bersama sang kekasih tercinta buyar sudah. Impian menjadi pengantin bergaun putih dan bulan madu penuh kebahagian melayang ke awan tinggi. Dia merasa saat ini hatinya sangat sakit dan terluka. Rasanya dia bisa melabrak siapapun yang ada di depannya saat ini.

Seohyun merasa selama ini dia telah menjadi orang yang sangat bodoh dan gampang saja ditipu. Seharusnya dia bisa menyadari hal tersebut sejak awal, tapi cinta telah membutakan akal sehatnya. Bodoh, bodoh, bodoh rutuknya pada diri sendiri.

Tiga botol kosong soju tergeletak di atas meja didepannya sementara sebotol lagi terisi setengah. Seohyun merasa kepalanya sakit dan pandangannya berkunang-kunang. Perlahan dia berdiri tapi dia merasa dunia sekelilingnya berputar membuatnya berpegang pada tepi meja. She need to go home as soon as possible.

Dengan langkah sempoyongan Seohyun berjalan kearah pintu keluar. Pandangannya yang nanar membuatnya tidak melihat 4 orang pria yang baru saja memasuki kedai kecil tersebut. Dan Seohyun menabrak salah seorang diantara mereka. Otomatis pria tersebut menahannya. 
Seohyun yang mabuk berat mengira pria didepannya adalah Gary kekasih yang telah mengkhianatinya. Seohyun lalu mendorongnya dan melayangkan tangannya menampar pria tersebut.
“ Bangsat kamu. Kurang ajar. Kamu pengkhianat, penipu “, maki Seohyun sambil terus melayangkan tangannya memukul pria tersebut. “ Saya begitu mencintaimu, saya bahkan sudah mulai mempersiapkan gaun pengantin untuk hari bahagia kita dan apa yang kamu lakukan !!! “, jeritnya lagi membuat beberapa orang yang berada di dalam kedai kecil tersebut memandang mereka berdua dengan tatapan ingin tahu. Tapi Seohyun yang sudah teramat sangat mabuk tidak menghiraukan mereka.
“ Maaf, Nona anda salah orang “, kata pria tersebut sambil terus berusaha menghindari pukulan Seohyun. Tapi perkataannya hanya makin membuat Seohyun marah dan kembali mengeluarkan kata-kata makian kepadanya.
Seohyun betul-betul telah kehilangan kesadarannya dan terus memaki dan mengeluarkan kata-kata tidak pantas. Hingga dia merasa perutnya berputar dan rasa mual yang teramat sangat membuatnya memuntahkan seisi perutnya tepat di baju pria tersebut. Selanjutnya dia tidak bisa mengingat apapun lagi..............

*****

Seohyun terbangun oleh silaunya cahaya matahari. Seohyun merasa seseorang sedang mengawasinya. Kepalanya masih terasa berat dan pusing. Oh apa yang telah terjadi semalam, katanya dalam hati.
Perlahan Seohyun membuka matanya lebar-lebar dan dia mendapati sepasang mata yang sangat bening dan indah sedang menatapnya penuh rasa tertarik.Seohyun berusaha tersenyum dan duduk tapi rasa pusing dikepalanya benar-benar membuatnya kembali merebahkan badannya. 
Apa yang telah terjadi semalam ? Dimana dia berada sekarang ?. Seohyun bertanya-tanya dalam hati. Tiba-tiba dia tersadar dan buru-buru melihat ke dalam selimut. Ini bukan bajunya. Dan Seohyun menjerit. Aaaahhkkkkk... !!
Tubuh mungil yang sedari tadi mengawasinya tepat disamping ranjangnya ikut menjerit, sehingga kamar tersebut dipenuhi suara jeritan meteka berdua. Lalu dia berlari keluar kamar sambil memanggil nama seseorang.
Seohyun buru-buru bangun dan duduk ditepi tempat tidur. Rasa sakit dikepalanya sudah dia tidak perdulikan lagi. Dia mengedarkan pandangannya ke seisi kamar mencoba mencari petunjuk dimana dia sekarang.
Kamar itu cukup besar dengan wallpaper putih ada jendela besar dengan pemandangan Sungai Han. Tak ada photo atau apapun selain lukisan abstrak yang Seohyun tak tahu maknanya.
" Oh anda sudah bangun, nona ? ".
Tiba-tiba suara teguran dari arah pintu membuatnya terhentak. Sesosok wanita paruh baya berseragam putih dengan celemek biru sedang tersenyum sambil melangkah kearahnya dengan membawa baki berisi segelas air.
" Maaf, dimana saya ? Apa yang telah terjadi ? ", Seohyun melontarkan pertanyaan tersebut kepada wanita tersebut. Tapi kemudian Seohyun melihat sesosok tubuh mungil sedang mengintip dibelakang wanita tersebut. Mata bening itu kembali menatapnya dengan.pandangan penuh minat dan rasa ingin tahu. 
" Semalam Tuan Yong membawa anda ke sini ", jawabnya sambil mengulurkan baki yang dia bawa ke arah Seohyun. " Minumlah ini biar sakit kepalanya sedikit lega ", katanya.
Seohyun mengambil gelas tersebut meminumnya. Kecut, itu yang Seohyun rasakan. 
" Itu air hangat yang dicampur perasan lemon biar Nona merasa baikan ", jelasnya saat melihat raut wajah Seohyun. Seohyun lalu kembali meminumnya hingga setengah.
"  Gomawo ", kata Seohyun. Dia mencoba mengingat semua yang terjadi tadi malam.
Semalam dia memergoki Gary pacarnya sedang berciuman dengan wanita lain diapartemennya. Hatinya sakit lalu dia meninggalkan apartemen tersebut dan.. ohh pasti semalam dia mabuk berat. Ya Tuhan, apa saja yang telah dia lakukan saat mabuk semalam. Dan siapakah Tuan Yong ??
" Semalam Tuan Yong datang sambil membopong nona yang sedang mabuk dan tidak sadar. Saya yang mengganti baju nona dan membersihkan nona ", jelas wanita tersebut sambil tersenyum
Sepertinya dia tahu apa yang brrkecamuk di benak Seohyun. "Pakaian nona sudah saya cuci dan setrika. Saya letakkan dikursi ", katanya lagi
" Kamshamida Ahjumma ssi, saya sudah membuat anda repot karena saya ", kata Seohyun. Wanita itu hanya tersenyum. 
" Auntie pacarnya Uncle Yong ?" Pertanyaan polos itu membuat Seohyun menatap wajah mungil yang kini berdiri dihadapannya. Gadis mungil yang cantik dengan rambut di ikat dua membuatnya terlihat sangat menggemaskan.  Seohyun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. 
" Lily, auntie harus membersihkan badannya dulu. Ayuk kita keluar biar auntie bisa mandi dan sarapan bersama kita ", wanita tersebut lalu menarik tangan gadis mungil tersebut.
" Maaf bibi, saya harus memanggil bibi siapa ? " 
" Panggil saja saya Bibi Chun, Nona..."
" Seohyun, panggil saja saya Seohyun tanpa nona, cukup Seohyu  saja "
" Baiklah Nona Seohyun ehh maaf Seohyun. Silakan membersihkan diri dulu, setelah itu sarapanlah bersama.kami ", selesai berkata, Bibi Chun lalu menarik tangan mungil itu dan berjalan kearah pintu lalu menutupnya.
Tuan Yong, Bibi Chun dan Lily, Seohyun lalu berdiri dan berjalan ke arah kursi tempat dimana pakaiannya berada, Seohyun lalu berjalan menuju kamar mandi.
I need to clear my mind. Maybe a warm shower can help me clear it. Dan Seohyun melangkah ke arah Shower. Kamar mandi yang sangat elegan. Bernuansa serba putih dan mulai membersihkan tubuhnya dan juga pikirannya.

*****

Lima belas menit kemudian, Seohyun melangkah keluar dari kamar. Sesaat Seohyun berdiri memandang ke sekeliling apartemen tersebut. Apartemen yang cukup besar dan interiornya lumayan mewah. Samar-samar Seohyun bisa mendengar suara Bibi Chun yang sedang berbincang dengan Lily. Dan Seohyun berjalan mengikuti arah suara tersebut.
Seohyun melihat Bibi Chun sedang menyuapi Lily yang sepertinya asyik berceloteh. Gadis kecil itu mungkin sudah berusia 3 atau 4 tahun. Karena tadi dia menyebut Uncle Yong berarti dia adalah ponakan dari pemilik apartemen ini. Melihat kedatangan Seohyun, Bibi Chun lalu mempersilahkannya duduk dan mulai mempersiapkan sarapan untuk Seohyun.
Kembali Seohyun merasa gadis kecil tersebut menatapnya dengan pandangan rasa ingin tahu. Seohyun memberikan senyuman yang manis dan membuat Lily tertawa senang. Dia lalu perlahan turun dari kursinya dan berjalan mendekati Seohyun.
" Auntie temannya uncle Yong ? ", tanyanya.
" Lily, auntie mau makan dulu, ayo sini kembali ke kursimu. Jadi anak yang manis dan habiskan sarapannya ", tegur Bibi Chun dan Lily kembali ke kursinya dengan wajah kesel. Seohyun jadi tersenyum melihatnya seperti itu.
" Maaf Bibi Chun, apakah paman Yong ini tidak ikut sarapan bersama kita ", tanya Seohyun menyadari kalau mereka sedari tadi hanya bertiga. Dia jujur tak ingin bertemu dengan pria yang menolongnya semalam karena dia pasti akan merasa malu tapi bagaimanapun dia harus mengucapkan terima kasih kepadanya.
" Tuan Yong sudah berangkat pagi tadi ke Jepang. Dia dan bandnya ada tur selama seminggu di sana. Tadi dia berpesan kalau nona bangun saya harus melayani dengan baik dan kalau kepala nona masih sakit Tuan Yong juga sudah menyiapkan obat ", kata Bibi Chun sambil menunjuk botol obat yang ada di meja. Seohyun mengangguk anggukkan kepalanya dan mulai memakan sarapan yang sudah disiapkan untuknya.
Jadi orang yang menolongnya adalah seorang Idol, pemusik, anak band dan sekarang sedang tur ke Jepang. Seohyun lalu mulai menerka-nerka dan mengingat nama-nama para idol yang ada Yongnya. ah seandainya dia bisa mengingat wajah pria tersebut. Dia pasti mengira Seohyun wanita yang suka mabuk-mabukan. Mengingat hal tersebut Seohyun jadi meringis tanpa dia sadari.
" Auntie masih sakit ? ", pertanyaan Lily membuyarkan pikiran Seohyun.
" Oh tidak, auntie tidak sakit kok. Nama kamu Lily ? ", tanya Seohyun dan dijawab dengan anggukan oleh Lily. " Nama yang indah seindah bunga Lily. Auntie suka bunga Lily ".
" Mama bilang bunga Lily itu melambangkan cinta kasih makanya Mama memberi nama Lily supaya besar nanti Lily bisa menjadi anak yang baik. Auntie namanya siapa ? ".
" Panggil sanja Auntie Hyunie. Oh iya Papa dan Mama Lily ada dimana ? ", tanya Seohyun. Lily terdiam dan kepalanya menunduk menatap piring sarapan yang ada didepannya. Dan Seohyun tahu bahwa dia telah salah menanyakan hal tersebut kepadanya. Seohyun lalu menatap Bibi Chun dan mengisyaratkan permintaan maafnya telah menanyakan hal tersebut. Tapi Bibi Chun hanya tersenyum sambil berucap, Gwenchana. Its Ok.
Setelah menghabiskan sarapannya dan membantu Bibi Chun merapikan meja. Seohyun lalu meminta pamit kepada Bibi Chun. Dia harus segera pulang, dia ingat dia ada meeting hari ini. Semoga saja dia tidak terlambat. Seohyun lalu menghampiri Lily, berlutut dihadapan gadis kecil itu sambil membelai pipinya yang chubby dan memberinya kecupan. Lily lalu memeluknya. Rasanya aneh melihat anak ini begitu cepat merasa akrab dengannya walaupun mereka baru bertemu dan hanya berbicara singkat sekedar basa basi. Seohyun balas memeluknya.
" Auntie main-main kesini lagi ya ", katanya sesaat setelah Seohyun melepaskan pelukannya. Seohyun hanya tersenyum. Dia tidak bisa menjanjikan hal tersebut. Seohyun lalu berdiri dan berjalan keluar sambil menggandenga tangan Lily. Sejenak dia merapikan ikan rambutnya lalu menyalami Bibi Chun sambil kembali berucap terima kasih dan meminta maaf karena telah merepotkannya.
Seohyun berjalan menuju ke arah lift, dia berbalik dan melambaikan tangannya kepada Bibi Chun dan Lily yang masih berdiri di pintu apartemen. Setelah keduanya masuk, Seohyun lalu mengambil ponselnya. Ahh ponselnya ternyata tidak aktif, mungkin baterainya sudah habis dan dia tidak membawa charger. Pasti asistennya sudah sedari tadi berusaha menghubunginya.Sudahlah, nanti dia akan menjelaskan kenapa dia terlambat.
Pintu lift didepannya baru saja terbuka saat Seohyun mendengar Bibi Chun memanggilnya dengan nada panik. Seohyun melihat wanita separuh baya itu berlari ke arahnya. Wajahnya terlihat begitu cemas. Hati Seohyun berdebar-debar, ada apakah gerangan ? apakah Lily sakit ?
" Nona Seohyun bantu saya ", kata Bibi Chun masih dengan suara cemas dan panik.
" Ada apa bibi Chun ? ", tanya Seohyun. Tapi bibi Chun malah menariknya kembali kearah apartemen dan disana Seohyun melihat Lily sedang duduk disofa sedang asyik bermain. Seohyun merasa sedikit lega.
" Nona Seohyun, tolong saya. Anak saya di kampung kecelakaan dan saya harus segera pulang. Tolong bisa saya titip Lily kepada anda ? Saya tidak mungkin membawanya dan saya juga tidak bisa menghubungi Tuan Yong. Bisakan nona Seohyun ", pintanya dengan penuh harap sambil memegang kedua tangan Seohyun. Seohyun memandang wajah wanita itu lalu beralih ke Lily yang sekarang sedang memperhatikan mereka berdua. Aduh bagaimana ini ??
" Tapi Bibi Chun... "
" Tolonglah Nona Seohyun. Saya hanya sehari menegok anak saya, saya titip Lily sehari saja. Tolonglah ". Seohyun selalu tidak bisa berkata tidak. Dia adalah orang yang tidak bisa menolak permintaan seseorang apalagi bila seseorang tersebut telah berbuat baik padanya. Tapi hari ini dia ada meeting dengan klien, tidak mungkin dia datang membawa anak kecil. Ottoke ?
" Nona Seohyun ?? ".
" Baiklah Bibi Chun. Tapi cuma sehari kan ? ", kata Seohyun setelah berpikir beberapa saat. Bibi Chun lalu memeluknya sambil terus berkata terima kasih. Dia lalu masuk ke dalam kamar dan keluar setelah berganti pakaian dengan membawa tas kecil ditangannya. Dia lalu mendekati Lily dan menjelaskan padanya bahwa Lily akan bersama Seohyun sampai besok. Lily hanya mengangguk entah dia faham atau tidak.
Bibi Chun lalu melangkah ke arah Seohyun yang masih berdiri ditempatnya. Dia memberikan secarik kertas bertulis nomor telepon seseorang.
" Itu no telepon Tuan Yonghwa, kalau ada apa-apa telepon saja dia. nanti saya juga akan menelepon dan menjelaskan semua kepadanya. Terima kasih Nona Seohyun ". Lalu Bibi Chun melangkah keluar dan menutup pintu.
Seohyun meletakkan tasnya ke sofa dan duduk disamping Lily. Dua jam lagi dia harus bertemu klien penting dan mau tidak mau dia harus membawa Lily ke kantornya.
" Lily, tante Hyunie harus ke kantor dan bertemu dengan seseorang. bagaimana kalau Lily ikut tante ke kantor, mau ? " tanya Seohyun. Lily mengangguk sambil tersenyum.
" Baiklah sekarang kita ambi jaketmu. Tapi tante tidak tahu dimana letak jaket Lily, bisa Lily tunjukkan kepada tante ? ", tanya Seohyun dan dijawab dengan anggukan. Lily lau turun dari sofa dan berjalan ke sebuah kamar. Seohyun mengikutinya dari belakang.
Kamar yang cantik dengan ornamen pink dimana-mana, terlihat semua perabotan didalamnya masih baru.Lily berdiri sambil menunjuk ke arah sudut kamar Seohyun melihat sebuah lemari mungil ada disana.
Isi lemari pakaianpun sepertinya semua masih baru. Seohyun lalu mengambil jaket berwarna pink yang tergantung disana. beberapa baju ganti lalu meletakkannya di tempat tidur mungil Lily. Diraihnya tas berbentuk Hello Kitty yang tergantung disamping lemari dan memasukkan pakaian ganti dan beberapa perlengkapan lain yang mungkin Lily perlukan. Seohyun lalu memakaikan jaket tersebut di tubuh Lily dan mereka berjalan keluar.
Ok Seohyun, anggap saja ini sebagai balas jasa atas pertolongan pamannya kepadamu semalam, bisik hati Seohyun.
Setelah mengunci pintu apartemen, mereka berdua segera menuju ke arah lift. Dan Seohyun tahu ini akan menjadi hari yang sangat panjang. Fighting !!!




Dont Miss It



Previous
Next Post »

4 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
17 Desember 2015 pukul 01.54 delete

Good..
will you being fanfic's author addict??kekekekeke..
Authornim,fighting!!
always waiting for your next chap.. ;)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
17 Desember 2015 pukul 07.20 delete

Hihihi sepertinya author juga sama ketagihan membuat cerita seperti pembacanya... Semangat oenie

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
17 Desember 2015 pukul 11.06 delete

Fighting hahahaha .........kind of fun been author ^^

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
17 Desember 2015 pukul 11.07 delete

HHmmm bisa jadi mudah2an ga stuck lagi hahahahahaha

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥