#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

WE GOT TIED CHAPTER 3

Seohyun sedang mempersiapkan sarapan ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Siapa yang datang sepagi ini, pikirnya lalu berjalan ke monitor yang ada di samping pintu. Gary ?? Ada apa lagi laki-laki pengkhianat itu datang ke apartemennya. Biarkan saja, kata Seohyun dalam hati sambil kembali ke dapur. Kembali suara bel berbunyi. Tapi Seohyun tetap melanjutkan kesibukannya.
" Auntie Hyun belnya berbunyi ", tiba-tiba Seohyun dikejutkan oleh suara Lily yang muncul dibelakangnya sambil menggendong boneka lusuhnya. Seohyun tersenyum.
" Biarkan saja, sayang. Itu tukang susu ", kata Seohyun sambil menghampirinya. " Nyenyak tidurnya ? " tanya Seohyun sambil berlutut dihadapan Lily. Lily mengangguk sambil mengucek matanya.
Seohyun berdiri dan mengajak Lily kembali ke kamar. Lalu Seohyun sibuk memandikan, memakaikan baju dan mendadani Lily. Seohyun merasa dia seperti mempunyai boneka yang hidup. Seohyun lalu mengepang rambut Lily yang panjang setelah itu mereka berjalan keluar kamar dan siap untuk sarapan.


Seohyun menyediakan sarapan yang sederhana, sandwich, potongan buah pisang, pepaya dan melon serta telor mata sapi, sosis dan segelas Susu untuk Lily dan Jus Wortel untuk dirinya.Bel pintu sudah tak terdengar lagi dan Seohyun berharap Gary meninggalkan apartemennya. Dia tidak ingin mengawali pagi ini dengan bertemu dengan pria tersebut. 
Baru saja mereka berdua mengucapkan terima kasih untuk makanan mereka, pintu apartemen digedor-gedor dari luar, serta suara keras yang memanggil namanya. Sialan ternyata Gary masih belum pergi juga, pikir Seohyun. Lily yang mendengar bunyi gedoran pintu beringsut memeluk Seohyun erat. Anak itu tampak sangat ketakutan dan Seohyun balas memeluknya dengan heran.
" Lily, tidak apa-apa, jangan takut ya ", Seohyun berusaha menenangkan Lily tapi anak tersebut tetap memeluknya dengan erat. Suara gedoran di pintu terdengar kembali kali ini suara terdengar lebih keras. Dan Seohyun merasa saat ini dia sangat marah. 
Seohyun lalu berdiri dan mengajak Lily masuk ke dalam kamar, menenangkannya sesaat lalu menutup pintu kamar dan berjalan ke arah pintu. Mungkin ini saat yang tepat baginya untuk berbicara empat mata dengan Gary. Setelah ini dia berharap pria tersebut hilang dari kehidupannya selamanya.
Seohyun membuka pintu dan menatap Gary dengan pandangan jengkel. Apa yang dia saksikan dua malam yang lalu membayang dibenaknya. Seohyun tidak pernah bisa mentolerir pengkhianatan apapun itu bentuk dan alasannya.
Gary, pria itu tersenyum sambil melebarkan kedua tangannya hendak memeluk Seohyun tapi Seohyun mundur dan melipat kedua tangannya didadanya. Pandangannya lurus menatap wajah Gary sementara Gary meringis sambil mulai merapikan rambutnya dan melangkah masuk tanpa menunggu dipersilahkan lalu duduk dengan santainya di sofa. Seohyun terbelalak tidak percaya lalu berjalan ke arah Gary.
" Buat apa kamu datang kemari ? Saya sudah tidak ada urusan apapun dengan kamu ", kata Seohyun tegas.
" Oh Seohyun sayangku, duduklah kita bisa bicarakan semua itu dengan baik-baik. Tidakkah kau merindukanku ? Biasanya kau langsung memelukku saat aku datang ke apartemenmu ", dengan santai gary berkata sambil memandang Seohyun.
" Oh mungkin itu Seohyun yang bodoh, Seohyun yang lugu dan mau saja dibohongi. Tapi sayang Seohyun yang itu sudah kembali ke alamnya. Dan saya rasa tidak ada lagi yang perlu saya dengarkan dari kamu. Apa yang saya lihat sudah cukup untuk saya. Jadi sebaiknya kamu pergi dari sini sekarang juga ", sambil berkata Seohyun melangkah ke arah pintu dan membukanya lebar lebar. " You and I is ended, Gary. I dont want to hear any excuse from you, just wasting my time and now please leave me alone ".
" C'mon Seohyun, jangan seperti ini. I love you, kemarilah dan duduk disampingku. I miss you my bunny give me a hug ", kata Gary sambil masih duduk dengan santainya. 
" Pergilah Gary, please. Saat ini aku tidak ingin lagi berurusan denganmu. Hubungan kita sudah berakhir. Saya sudah tak ingin lagi bertemu denganmu, please just leave me alone ", Seohyun lalu berjalan mendekati Gari dan menarik lengan pria itu dan menariknya keluar. Tapi Gary malah memeluknya dan memaksa untuk menciumnya. Kemarahan Seohyun memuncak. Dia lalu meronta dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Gary. Tidak mudah karena Gary mempunyai tubuh yang besar dan kuat. Semakin Seohyun meronta semakin erat Gary memeluknya.
" Lepaskan !! ", jerit Seohyun " Lepaskan atau aku berteriak !! ", ancam Seohyun. Gary hanya tertawa.
" Berteriaklah tidak akan ada yang datang ", kata Gary sambil tertawa. Seohyun semakin meronta kali ini kemarahannya betul-betul sudah tak terbendung. Di lipatnya lututnya dan menendangkannya ke selangkangan Gary dengan sekeras-kerasnya membuat pria itu menjerit dan melepaskan pelukannya sambil menahan sakit di selangkangannya. Seohyun lalu menamparnya dengan keras pipi Gary sebelum laki-laki itu pulih dari sakitnya. Seohyun lalu mendorongnya ke arah pintu dengan segenap kekuatan yang dia miliki. Lalu membanting pintu tepat dihadapan Gary.
Seohyun berbalik dan Lily disana mengintip dari balik pintu kamar masih dengan wajah yang ketakutan. Seohyun tersenyum dan menghampirinya lalu menggendongnya kembali ke meja makan sambil berusaha menenangkannya.
" Auntie, apakah tadi itu suruhan nenek ? ", tanya Lily mengagetkan Seohyun. Suruhan nenek ? Nenek siapa ? Nenek Lily ?
" Nenek ? ", tanya Seohyun
" Nenek selalu menyuruh orang untuk menyakiti ayah, kami terpaksa harus selalu berpindah-pindah. Nenek sangat jahat ", jawab Lily pelan. Seohyun mendekatkan wajahnya ke wajah Lily, Seohyun melihat ketakutan dan kesedihan di wajah mungil yang cantik itu. Beribu pertanyaan muncul dibenak Seohyun. Sepertinya gadis kecil ini telah banyak melalui hal-hal yang menyedihkan. Seohyun merasa tertarik untuk mengetahuinya. Ahh jiwa psikiaternya ini betul-betul terkadang membuatnya kepo terhadap banyak hal.
Baru saja Seohyun hendak menanyakan sesuatu pada Lily, ponselnya berbunyi. Seohyun meraihnya dan mengira Gary menelponnya, tapi tak ada nomor hanya tertulis "call", Seohyun tiba-tiba teringat semalam Yonghwa berjanji akan menelpon Lily pagi ini. Mungkin ini telepon dari dia, pikir Seohyun.
" Yoboseyo, who's speaking ? ", tanya Seohyun saat menerima telepon tersebut. Dan jawaban dari seberang Seohyun tahu itu Yonghwa. Dia lalu menyerahkan ponselnya ke Lily. Lily memandangnya bingung, lalu Seohyun berbisik lirih, "Uncle Yong want to speak with you ". Lily langsung tersenyum dan meraih ponsel tersebut dan berlari ke arah sofa , duduk dengan santai lalu mulai menjawab telepon dari pamannya.
Seohyun mengamatinya sambil menghabiskan sarapannya. Lily nampak begitu bahagia dan berceloteh tanpa henti sesekali di selingin dengan tawa renyahnya. Ah, Lily pasti sangat merindukan pamannya tersebut. Seohyun membersihkan piring bekas sarapannya. Lily masih belum menyentuh sarapannya. Biarlah setelah telepon dia bisa memakannya. Seohyun lalu kembali menyibukkan diri dengan memeriksa perlengkapan kantornya. kemudian masuk ke kamar untuk membereskan tempat tidur. Lalu kembali ke dapur membereskan perlengkapan masak yang tadi dipakainya. Saat itulah Lily datang kepadanya sambil mengacungkan ponsel ditangannya.
" Uncle Yong want to speak with you ", katanya. Seohyun tersenyum lalu mengambil ponselnya. Tapi sebelumnya dia menyuruh Lily menghabiskan sarapannya.
" Ada apa Tuan Yong ? ", tanya Seohyun
" Please call me Yonghwa ", jawab Yonghwa dari seberang " Maaf telah merepotkan anda tapi pagi ini saya menerima telepon dari Bibi Chun dan sepertinya anaknya perlu perawatan intensif dan dia belum bisa meninggalkannya. Bisakah anda mengasuh Lily sampai saya kembali ? ".
Seohyun terdiam sejenak. Sebenarnya dia tidak keberatan mengasuh Lily karena anak tersebut sangat manis dan menyenangkan. Tapi membayangkan kerepotannya selama beberapa hari ke depan membuat Seohyun sedikit merasa sedikit tidak nyaman.
" Nona Seohyun apakah anda bersedia ? ", tanya Yonghwa lagi dari seberang saat dia tidak mendapat jawaban dari Seohyun.
" Seohyun, panggil saja saya Seohyun. Tidak, saya tidak keberatan mengasuhnya. Lily is a nice girl, aku akan senang bisa mengasuhnya untuk anda. Tapi tidak adakah orang lain yang bisa anda mintai tolong ? ", tanya Seohyun terdengar sedikit keberatan. Seohyun meringis menyadarinya kemudian.
" Maaf bukan saya tidak mau tapi bukankah dia lebih bagus bersama dengan keluarganya. Mungkin dia akan merasa nyaman ", kata Seohyun buru-buru memperbaiki kesalahan yang dia lakukan.
" Sayangnya Lily hanya mempunyai saya dan Bibi Chun. Kedua orang tuanya sudah meninggal dan......... ahh ceritanya akan sangat panjang. Nantilah akan saya ceritakan kepada anda. maukah anda merawatnya untuk saya ? ", Yonghwa bisa menangkap rasa tidak nyaman pada suara Seohyun di seberang sana. Tapi dia tidak punya pilihan lain.
" Miane Seohyun. But sepertinya Lily sangat menyukai anda, dari ceritanya tadi sepertinya dia sangat menyukai berada bersama anda. Tolonglah Seohyun ", pintanya lagi. Seohyun menarik napas dan menghembuskannya perlahan.
" Baiklah, saya juga merasa senang bersama Lily. Tapi saya minta izin untuk ke apartemen anda mengambil beberapa helai baju dan keperluannya yang lain ". Seohyun harus benar-benar bisa membiasakan dirinya untuk berkata Tidak....
" Tentu saja, anda dan Lily bahkan boleh menginap disana, saya tidak keberatan sama sekali ", jawab Yonghwa mengizinkan Seohyun.
" Terima kasih, tapi akan lebih baik kami diapartemen saya saja ", tolak Seohyun halus.
" Ya terserah anda saja Seohyun. Maaf sebentar lagi saya harus rehearsal, saya akan menelpon anda lagi nanti. Sampaikan salam dan peluk saya untuk Lily.
" Bagaimana kalau anda mengatakannya sendiri padanya ", sambil berkata Seohyun menyerahkan ponselnya kepada Lily.
Sebagai seorang psikiater, Seohyun sepertinya harus memeriksa kejiwaannya sendiri. Dia tidak pernah bisa menolak permintaan seseorang dan itu selalu membuatnya dalam posisi yang sulit. Gwenchanayo, Fighting sajalah, ucap Seohyun dalam hati sambil menyemangati dirinya sendiri.
Lily menyerahkan ponselnya beberapa saat kemudian. Seohyun menerima dan menanyakan apakah sarapannya sudah dihabiskan. Lily lalu mengangguk. Seohyun lalu mengusap kepalanya lembut dan memberikan pujian. Lily tersenyum dengan senangnya.
Seohyun kembali membereskan bekas piring Lily, mencucinya dan mengeringkannya sebelum menyimpannya. Masuk ke kamar memperbaiki dandanannya lalu meraih tas Hello Kitty Lily, jaket serta sepatu pinknya dan berjalan keluar kamar.
Sesaat dia lalu sibuk memakaikan sepatu dan jaket Lily, sekali lagi memeriksa sapartemennya memastikan tidak ada yang tertinggal dan semua dalam keadaan aman. Seohyun lalu meraih tangan Lily dan berjalan menuju ke Pintu.
" Hari ini Lily ikut auntie lagi ya ", kata Seohyun sambil merapikan poni rambut Lily. Lily mengangguk senang. Dan mulai melompat-lompat riang sambil menyanyi. Seohyun tertawa melihat kelucuan tingkah polanya itu. Mereka lalu melangkah keluar. Seohyun mengunci pintu apartemennya. Walaupun pintu tersebut otomatis terkunci tapi Seohyun adalah type orang yang menyukai rasa aman dan dia tetap menggunakan kunci untuk memastikan apartemennya aman.
Another long day, pikir Seohyun sambil melangkah ke arah lift. Tapi bersama si mungil lucu disampingnya hari yang panjang akan terasa menyenangkan. Semoga.............

* * * * * 
Hari ini Seohyun sibuk melayani 3 orang klien. Dia lebih suka menyebut mereka klien daripada pasien. Disela-sela kesibukannya mendengarkan curahan hati kliennya dia selalu menyempatkan dirinya untuk mengecek keadaan Lily. Lily benar-benar anak yang manis, dia tidak rewel dan hanya bermain dengan mainan yang asistennya berikan kepadanya.
Waktu sudah menunjukkan jam makan siang, tap sepertinya kliennya saat ini tidak menyadari hal tersebut, dia masih sibuk mengeluarkan semua kegundahan, makian dan tangisnya. Kliennya seorang wanita kira-kira berusia 40 tahunan. Tinggi semampai dan wajah yang cantik, permasalahannya hanya satu, dia terlalu curiga pada suaminya dan selalu meraa kalau sang suami mengkhianatinya dan mempunyai hubungan dengan wanita lain. Dengan sabar Seohyun mendengarkannya. Terkadang dia merasa sebagai seorang psikiater, dia tidak harus memberikan saran ataupun resep obat untuk menenangkan pasiennya, sebab kebanyakan kliennya hannya ingin didengar atau ingin meluapkan segala apa yang ada di hati mereka.
Dan akhirnya wanita cantik yang ada di hadapannya berhenti menangis. nampak kelegaan di wajahnya. Seohyun lalu tersenyum dan menanyakan bagaimana perasaannya saat ini dan wanita tersebut menjawab kalau saat ini dia merasa sedikit lega. Seohyun lalu memberikan sedikit saran dan menanyakan apa dia perlu diberi resep penenang. Seohyun selaluu menanyakan kepada kliennya apakah mereka butuh obat penenang, karena terkadang mereka tidak perlu itu dan lagi Seohyun tidak mau kliennya tergantung pada obat-obatan tersebut. Solusi obat masalah bukanlah obat. itu yang Seohyun tanamkan pada setiap kliennya.
Jam 1 lewat 35 menit, sangat terlambat untuk makan siang. Seohyun keluar dari ruang kerjanya dan mengajak Lily keluar untuk makan siang. Seohyun berpesan pada asistennya agar tidak menerima pasien hingga jam 3 sore karena dia ada urusan yang harus dia kerjakan.
Satu jam kemudian Seohyun memarkirkan mobilnya didepan apartemen Yonghwa, apartemen yang cukup elit dan memang cocok untuk seorang idol karena penjagaannya yang cukup ketat. Tadi Yonghwa mengirimkan kode rahasia pintu apartemennya dan dia juga sudah menelepon sekuriti apartemen untuk membiarkan dia masuk. Seohyun hanya cukup melapor saja ke lobby apartemen. Tidak lama keduanya sudah berada didalam apartemen Yonghwa yang luas. Lily langsung berlari masuk kedalam kamarnya sepertinya begitu senang berada kembali di apartemen pamannya.
Seohyun menyusul masuk ke dalam kamar Lily, kali ini dia mengeluarkan lebih banyak baju dari lemari dan juga mengambil peralatan mandi Lily di kamar mandi. Seohyun lalu menarik sebuah koper kecil berwarna pink yang tergeletak diatas lemari Lily dan mulai menyusun baju dan perlengkapan Lily didalamnya. Sementara Lily sibuk memilih boneka yang akan dia bawa ke apartemen Seohyun bersamanya.
Seohyun menyempatkan diri untuk melihat seisi apartemen yang tidak sempat dia amati saat dia disini. Seluruh dinding rumah berwarna putih. Sebuah TV LVD berukuran besar lengkap dengan home theatre. Sebuah lemari kaca di sudut ruangan sepertinya tempat meletakkan beberapa awards.  Seohyun kini bisa melihat dengan jelas ada 3 buah figura tergantung di dinding yang agak tersembunyi, sebuah photo keluarga, satu lagi photo sebuah grup band CNBlue dan satunya lagi adalah photo seorang pria dengan senyum yang sangat menawan plus tatapan mata yang tajam. So jadi ini Paman Yong. 
Besar di Los Angeles dan baru setahun ini berada di Seoul membuat Seohyun tidak terlalu mengenal tentang grup band atau apalah yang berhubungan dengan dunia hiburan. Dia lebih suka mendengarkan musik klasik di banding lagu-lagu pop. Well I am an old school lady, pikir Seohyun. Mungkin sebaiknya malam ini dia mencari tahu tentang CNBlue dari Paman Google.
Lily yang berlari keluar sambil memanggil namanya lengkap dengan 3 buah boneka di tangannya. Sepertinya dia sudah memutuskan bonekanya yang mana yang akan dia bawa.
" Sudah ? " tanya Seohyun dan dijawab dengan anggukan oleh Lily. " Ok, sekarang waktunya kita berangkat, auntie ambil kopernya dulu ", lalu Seohyun berjalan kembali ke dalam.kamar dan keluar sambil menjinjing koper kecil berwarna pink milik Lily serta paper bag tempat sepatu dan sandal rumah Lily.
Baru saja mereka mau melangkah keluar tiba-tiba telepon berdering.. Beberapa kali hingga sebuah pesan untuk meninggalkan pesan berbunyi dan suara seorang wanita dengan suara yang terdengar manja  terdengar 
" Oppa, I miss you. Minggu depan aku akan ke Seoul dan aku berharap kau akan menjamputku dibandara.Kau harus menjamuku dengan baik hahaha. Byee call me back Ok muach muacchh kiss kiss "


Dont Miss : 
WE GOT TIED CHAPTER 2 



Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥