#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

DONT SAY NO




CHAPTER FOUR

Yonghwa menutup pintu tanpa mengalihkan tatapannya. Pakaian yang di kenakan Seohyun yang di kenakannya sekarang di luar segala pakaian berkabung dan lusuh yang biasa di pakainya, seperti mengungkapkan rahasia yang menghebohkan dunianya. Sempurna. Hanya itu kata yang mewakili apa yang di lihatnya. Tubuh yang langsing dengan lekukan yang menggairahkan. Demi Tuhan, Seohyun memiliki apa yang di miliki wanita-wanita berkelas, bahkan mungkin lebih.

Mengapa dia menyembunyikan semua itu selama ini ?

Yonghwa perlahan menelan ludahnya. Semua kegelisahan yang menggelitiknya, yang membuatnya merasa harus singgah ke tempat Seohyun, terasa mengeras menjadi sesuatu yang lebih dalam dari sekedar rasa prihatin akan keadaan tunangannya, entahlah rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Yonghwa menghela napas, “ Jadi kau kemana saja ? “, tanyanya dengan suara parau dan bernada menuduh yang bahkan olehnya terdengar mengejutkan dirinya sendiri, tapi Yonghwa tidak dapat menahannya.

Sedari tadi Yonghwa berusaha menghubungi ponsel Seohyun tapi ponselnya tidak aktif bahkan beberapa hari ini Seohyun begitu malas mengangkat telepon darinya. Tadinya Yonghwa berpikir, apakah Seohyun sedang sakit ? flu musim panas, mungkin saja kan atau mungkin Seohyun terjatuh karena keteledorannya menyebabkan dia tidak bisa bergerak dan hanya bisa berbaring saja.

Tapi saat akhirnya Yonghwa melihatnya, Seohyun bahkan jauh dari sakit. Apa yang di lihatnya adalah bahwa Seohyun terlihat baru saja dari bepergian, apakah dia sedang memamerkan ecantikannya pada semua orang saat Ayahnya sedang tidak berada di rumah ? Tiba-tiba rasa cemburu merasuk pikiran Yonghwa.

Seohyun yang melihat reasi Yonghwa saat menatapnya tak berkedip merasa berada di atas awan. Jika Ayahnya tidak terlalu membuatnya senang, reaksi Yonghwa membayar semua jerih payah dirinya dan Hyoyeon.

“ Aku menjemput Ayah di stasiun “, jawab Seohyun sambil berjalan mendahului Yonghwa masuk ke ruang kerja Ayahnya lalu duduk di salah satu sofa dan menunggu Yonghwa bergabung dengannya.

“Yonghwa berjalan mendekat , mencoba menghirup udara dalam-dalam ke dalam paru-patunya, sedikit sesak melihat perubahan Seohyun.

“ Aku meninggalakn banyak pesan ke ponselmu. Apakah kau sudah mengeceknya ? “, tanya Yonghwa sambil menatap Seohyun dengan pandangan datar mencoba menutupi apa yang di rasakannya. “ Tapi sepertinya kau bahkan tidak peduli untuk menelponku balik. Jadi aku memutuskan berkunjung ke sini karena khawatir “.

Seohyun tersenyum kecil. Senyum itu, sial membuat tekanan darah Yonghwa naik dengan hebat. Bibir Seohyun yang di poles dengan lipstik dengan warna yang begitu menggoda benar-benar mengganggu pikirannya.

Sial, rutuk Yonghwa dalam hati. Seohyun sebelumnya tidak pernah berdandan seperti ini, sejauh yang bisa dia ingat. Biasanya hanya polesan tipis merah muda pucat, itupun hanya saat dia akan menghadiri jamuan atau pesta yang jarang di hadirinya.

Seohyun mencoba menahan detak jantungnya yang mulai tidak beraturan. Semburat kebahagiaan merasuk ke dadanya. Tapi Yonghwa terlihat jengkel, pikir Seohyun. Belum pernah sebelumnya Yonghwa memperlihatkan emosinya yang seperti ini melebihi emosi seorang kakak dan adik atau kegembiraan yang di rasakannya setiap kali dia berhasil mengejek dirinya.

“ Aku hari ini pergi ke stasiun untuk menjemput Ayahku. Sayangnya ternyata keretanya terlambat dan aku minta maaf saat itu ponselku sedang silent “, jawab Seohyun

Jika saja Yonghwa tidak datang dengan tiba-tiba mungkin saat ini Seohyun sudah menelponnya dan membatalkan pernikahan yang telah mereka rencanakan.

“ Aku menyesal telah membuatmu khawatir, tapi seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Tapi aku sangat menghargai perhatianmu, bersusah payah datang kemari dan memeriksa keadaanku. Apakah kau lapar ? Atau kau ingin segelas kopi atau apakah kau akan menginap ? Akan kusiapkan semuanya untukmu “, kata Seohyun sambil berdiri dan berjalan keluar menuju dapur. Yonghwa mengikutinya dengan sedikit menahan kemarahannya dengan mengatup bibirnya hingga giginya bergemeretak. Kedua matanya tajam menatap punggung Seohyun, ternyata Seohyun memiliki bokong yang indah.

Seohyun sadar benar Yonghwa sedang memperhatikan dirinya.Ada sesuatu yang mengaliriurat-urat darahnya. Kebahagiaan yang sangat mendalam, sebuah keyakinan bahwa akhirnya Yonghwa memperhatikan dirinya. Dan Seohyun mengingatkan dirinya untuk berterima kasih atas usaha Hyo sahabatnya. Akhirnya di mata Yonghwa dia adalah wanita sejati, bahwa ada sesuatu yang bisa dia andalkan. Apapun itu ini mungkin pertama kalinya Seohyun merasa begitu lepas dan tidak rapuh.

Sementara itu Yonghwa sibuk dengan pikirannya. Bagaimana mungkin Seohyun tiba-tiba berubah dari mahluk pendiam yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca dan belajar dan nyaris tidak pernah mengenal hal-hal yang berhubungan dengan make up dan tampil memukau dengan penuh sensual menjadi wanita yang dapat membuat semua pria berdarah merah tiba-tiba kelebihan testosteron ?

Yonghwa berusaha menginta kembali percakapan mereka beberapa minggu yang lalu. Pernikahan yang saling menguntungkan tanpa banyak tuntutan. Seharusnya tidak akan sesulit ini. Yonghwa menyakinkan dirinya dengan mram saat duduk di salah satu kursi di depan meja dapur, sementara Seohyun terlihat mulai mengerang air di ketel kecil dan menyiapkan gelas dan kopi. Pandangan mata tajam Yonghwa menyapu setiap jengkal tubuh Seohyun.

Yonghwa mulai ragu dengan apa yang di yakininya akan berjalan sesuai keinginannya. Mungkin perubahan Seohyun karena paksaan Hyo – sahabatnya – dan tentu saja seperti biasa Seohyun tak bisa menolaknya.

Setelah mereka menikah, mereka akan pindah ke rumah Yonghwa di Seoul, ada banyak kamar yang bisa di tempati oleh Seohyun. Saat itu, berusaha meyakinkan dirinya – Seohyun akan kembali menjadi Seohyun yang di kenalnya bukan Seohyun yang mengobarkan aura sensual di depannya.

Semuanya akan kembali seperti sedia kala dan Yonghwa yakin dia akan bisa mengatasinya. Bukan masalah besar. Bukan masalah sama sekali !

♥ ♥ ♥

Pernikahan mereka teramat sederhana, bukan pernikahan di gereja yang mewah tapi hanya pernikahan yang di lakukan secara tertutup di kediaman Seohyun dan dengan hanya di saksikan oleh beberapa kerabat dekat.

Tak ada undangan, tak ada pesta seperti layaknya pernikahan pada umumnya. Tapi baik Yonghwa maupun Seohyun sepakat bahwa seperti inilah yang mereka inginkan. Pernikahan mereka hanyalah diatas kertas, tapi pada kenyataannya hanyalah tinggal serumah dengan ikatan dan hanya sekedar status.

Hidup ini memang sangat luar biasa, desah Seohyun. Ada saat di mana dia memimpikan pernikahan bak seorang putri raja tapi ketika kenyataan menyapa yang ada hanyalah pernikahan yang menguntungkan kedua belah pihak. Sayangnya bahwa ada cinta yang terlibat walaupun itu hanya dari pihak dirinya.

Seojoohyun, kau sangat mengagumkan !!!

♥ ♥ ♥

“ Dan bagaimana kita akan menjalani kehidupan pernikahan kita ini ? “, tanya Seohyun ketika mereka sedang menikmati makan malam yang telah di siapkan pelayan di rumah Yonghwa yang begitu indah. Rumah yang besar berlantai dua dengan gaya vintage minimalis, di beberapa sudut terletak beberapa barang tua namun antik hingga menjadikan interior rumah tersebut begitu klasik namun nyaman dengan jendela yang besar dan tinggi dengan pemandangan kebun bunga kecil yang asri. Rasanya seperti berada di rumah impian.

“ Bagaimana cara kita menjalani pernikahan kita adalah urusan kita sendiri dan bukan urusan orang lain “, jawab Yonghwa dengan tenggorokan yang nyaris tercekat.

Seohyun tersenyum. “ Ya, aku tahu itu. Tapi coba pikirkan. Aku yakin Bibi Kim adalah wanita yang baik, bijaksana setia tapi dia juga manusia. Saat dia terheran-heran dengan pengaturan kamar kita, aku berusaha menenangkannya dengan mengatakan sepeti itulah kebiasaan orang modern “. Seohyun berhenti sejenak sambil menanti tanggapan dari Yonghwa tapi pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu hanya menatapnya datar.

“ Bibi Kim memang sedikit bingung “, lanjut Seohyun. “ Tapi menurutku dia berusaha menerimanya. Sementara kau melarikan dirimu seharian dengan urusan kantor di hari pertama kedatangan kita di rumah ini, dan bagiku Bibi Kim menganggap kita berdua sangat aneh. Jadi apa yang harus aku lakukan ? “.

Kembali Seohyun tersenyum dengan manis dan kembali Yonghwa mengutuk senyuman tersebut. Entah mengapa Yonghwa melihat senyuman manis Seohyun sangat penuh arti. Dan bibirnya yang mengilap dengan lipstik merah yang menggoda, memabukkan seolah meminta di cium. Yonghwa mencoba mengalihkan perhatiannya dengan mengusap kerah bajunya yang kaku.

Apakah suhu penghangat sentralterlalu tinggi ? atau mungkin dirinya terserang flu musim panas ? atau terserang virus gairah yang menggebu-gebu ?

“ Saat Bibi Kim merasa aneh, aku berkata bahwa sayang sekali ada tugas kantor yang harus kau lakukan dan itu tak bisa di tunda karena bernilai besar, jadi aku memintanya menyiapkan makan malam dan setelah itu aku memintanya beristrahat, tapi sebelum dia beristirahat aku memastikan dia melihatku berpakaian seperti ini “.

Pakaian berwarna hita yang di kenakan Seohyun sangatlah tipis, tali tipis di bahunya yang terlihat seperti akan putusdengan mudah jika di sentuh menyangga kain penutup bagian atas yang terlihat begitu melekat ke tubuh Seohyun sehingga belahan dadanya terlihat begitu memikat, lekukan jelas pinggangnya yang mungil serta pinggulnya yang berlekuk indah. Begitu menggiurkan dan menggoda. Dan demi tuhan kaki jenjang itu begitu mengagumkan.

Seperti undangan berjalan untuk segera masuk ke dalam selimut……..

Dan ini masih di awal pernikahan mereka. Demi Tuhan !

“ Jadi Bibi Kim pasti mengira malam ini kita sedang menikmati makan malam yang romantis berdua dan tak ingin di ganggu “, kata Seohyun sambil tertawa dengan sedikit mendesah membuat tekanan darah Yonghwa mengalir keluar angkasa. “ Seharusnya itu bisa melenyapkan rasa curiganya dengan pernikahan kita ini, seperti yang aku bilang, dia itu hanya manusia biasa yang cenderung menarik kesimpulan sendiri dan bergosip seperti yang lain “.

Seohyun memindahkan piring hidangan dari alat penghangat lalu meletakkannya ke atas meja makan yang terbuat dari kayu yang mengkilap dilengkapi dengan peralatan makan dari perak lengkap dengan lilin dan bunga serta sebotol wine. Gerakan gemulai Seohyun terlihat sangat anggun.

Yonghwa masih terdiam. Otaknya bekerja keras meredam semua hasrat yang di timbulkan oleh Seohyun dan gaun hitam tipis menggodanya. Yonghwa bertanya-tanya, apakah dengan meninggalkan pakaian yang biasa di kenakannya, Seohyun telah membebaskan tubuhnya, menonjolkannya untuk berbicara ? Apakah selama ini Seohyun selalu bergerak dengan sangat anggun, sementara Yonghwa bahkan tak pernah memperhatikannya ?

“ Kita tidak ingin orang-orang bergosip tentang kita kan ? “, tanya Seohyun dengan sungguh-sungguh. “ Mungkin pernikahan seperti ini memang cocok untuk kita, tapi hanya untuk kita berdua. Jika hal ini di ketahui orang lain atau mereka curiga bahwa pernikahan kita hanyalah pernikahan diatas kertas maka kau tidak akan bisa melindungi dirimu dari serangan para wanita yang ingin menyerahkan diri mereka dengan sukarela kepadamu. Dan aku tidak ingin di jadikan bahan ejekan karena telah menikah dengan pria yang sama sekali tidak mengingkan diriku “.

Yonghwa menatap Seohyun dengan menyipitkan matanya. Tidak menginginkan dirinya ? Apakah Seohyun sedang mempermainkan dirinya ?, pikir Yonghwa kesal. Apakah dia berpakaian dan dan merias wajahnya tanpa bercermin ?

Sialan Seohyun ! , pria mana yang tidak akan menginginkannya hanya dengan melihatnya sekali saja, mereka akan langsung membayangkan bagaimana rasanya menyingkirkan tali bahu tipis dari bahu Seohyun yang mulus, lalu perlahan-lahan menyingkirkan gaun hitam tipisnya dan merasakan kedua payudaranya yang begitu memikat dan mengundang untuk lebih dari sekedar mencicipinya.

Yonghwa mengertakkan giginya dan memaksa pikirannya untuk keluar dari jalur yang berbahaya tersebut, memaksa dirinya untuk menatap lurus pada kedua mata Seohyun, lalu perlahan – lahan menghembuskan napasnya perlahan menenangkan dirinya.

Seohyun bagaikan sekuntum bunga, Seohyun-nya !.

Berpengetahuan luas, ppercaya penuh padanya dan tanpa dosa. Sama sekali tidak nampak sedang mengejeknya, sama sekali tidak merasa telah membuatnya tegang. Dan apa yang di katakan Seohyu ada benarnya, Seohyun tentu saja tidak ingin jadi bahan spekulasi ejekan orang. Seohyun tidak layak menerimanya dan tanpa dia sadarai telah membuat Yonghwa merasa sedih.

Dan bukankah Seohyun baru saja mengatakan jenis pernikahan yang sedang mereka jalani benar-benar cocok untuknya ?

“ Jadi kalau begitu mari kita makan “, ucap Yonghwa akhirnya setelah lama terdiam dan hanya mendengarkan perkataan Seohyun. Sementara Seohyun nampak sedang menimang-nimang botol wine lalu memeluknya di depan dadanya yang indah.

“ Maukah kau membuka botol anggur ini ? aku takut akan membuatnya berceceran “, suara Seohyun terdengar parau dan terasa ganjil di telinga Yonghwa.

Yonghwa mengangkat sebelah alisnya, bibirnya yang tadi menegang perlahan melembut. Ternyata, dia masih tetap Seohyun-nya yang suka bimbang dan ragu-ragu akan kemampuannya. Jadi bagaimana mungkin sesaat tadi dia membayangkan Seohyun tiba-tiba menjelma menjadi seorang wanita penggoda kaum pria ?

“ Tentu saja, biar aku yang buka “, Yonghwa meraih botol tersebut dan itu kesalahan yang teramat sangat besar. Karena cara Seohyun yang memeluk botol tersebut di dadanya punggung tangan Yonghwa sedikit menyentuh salah satu payudara Seohyun yang membusung indah. Dan Yonghwa merasakan sengatan yang sangat kuat yang begitu dahsyat menyapu sekujur tubuh Yonghwa.

Ya Tuhanku !

Jika mereka akan tetap bertahan dengan jenis pernikahan seperti ini yang tadi telah di ucapkan Seohyun beberapa menit yang lalu, sangat cocok untuk dirinya maka nasehat yang akan di berikan Yonghwa kepada Seohyun tak akan dapat di katakannya.

Yonghwa masih merasakan kedua tangannya gemetaran saat membuka botol wine tersebut dengan enggan dan mengalihkan pandangannya dari gerakan indah tangan Seohyun yang mulai menyendokkan makanan ke piringnya dan menambahkan irisan kentang panggang yang garing.

“ Brokoli ? “, tanya Seohyun sambil memegang piring yang berisi brokoli. Seohyun tersenyum di ujung bibirnya,

Yonghwa menganggukkan kepalanya dengan kaku dan lebih memusatkan pikirannya pada anggur yang di tuangkannya ke gelas Seohyun dan dirinya. Mengapa aku tidak pernah memperhatikan lesung kecil di ujung bibir Seohyun yang tampak mempesona ? Karena aku tidak pernah benar-benar memperhatikan wajahnya sebelum ini, rutuk Yonghwa kesal dalam hati. Selama ini aku hanya menerimanya dengan apa adanya, paling tidak memperhatikan bagaimana penampilan Seohyun yang biasanya, sama seperti dia menerima bentuk dan ukuran serta warna perabotan tua yang selama ini menghiasi rumahnya.

Yonghwa tidak pernah sedikitpun mencoba lebih melihat potensi yang di miliki Seohyun, tak pernah benar-benar memikirkannya, tidak seperti Hyo sahabat Seohyun yang bisa melihat potensi Seohyun. Hyoyeon sialan itu telah membunyikan alarm peringatan yang terus berdentang dengan suara yang begitu memekakkan telinga yang sanggup membuatnya tuli.

“ Bibi Kim koki yang hebat “, kata Seohyun saat mereka berdua sedang menikmati makan malam mereka. “ Tapi seperti yang kau bilang, kerjanya sudah mulai melambat dan aku nyaris tak bisa membantunya, jadi menurutku cara terbaik untuk mengatasi segala kesulitan yang berhubungan dengan penyelenggaraan perjamuan-perjamuan dengan rekan bisnismu adalah dengan menghubungi perusahaan katering terbaik dan membuat perjanjian dengan mereka. Aku dan Bibi Kim bisa mengatasi masalah pengaturan meja, bunga-bunga dan seperti itulah. Jadi menurutku itu bukan lagi masalah, bagaimana menurutmu ? “.

“ Apa ? “. Yonghwa menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir kabut yang menutup kedua matanya. Yonghwa nyaris tidak mendengar satu katapun yang di ucapkan Seohyun karena dia sedang sibuk mengagumi pengaruh cahaya lilin terhadap tubuh Seohyun. “ Maaf “, gumam Yonghwa. “ Aku yakin kau akan bisa mengatasinya. Dan bicara tentang pekerjaan, kapan kau akan mulai mengerjakan proyekmu yang terbaru, apakah kau sudah memutuskan kamar mana yang akan menjadi kamar kerjamu ? “.

Dengan sengaja Yonghwa mengalihkan topik pembicaraan, jika masalah pekerjaan bisa menarik perhatian Seohyun berarti segala sesuatunya akan kembali normal dan Yonghwa akan terhindar dari godaan untuk mengenal setiap lekuk dari tubuh Seohyun, meyadari kefemininannya juga bibirnya yang begitu penuh dan sensual membuat Yonghwa ingin mengecupnya.

“ Tidak “, jawab Seohyun sambil meletakkan sendoknya. “ Aku sudah menghubungi agenku untuk memberitahukan kepada mereka bahwa aku takan menerima proyek baru selama beberapa waktu. Aku ingin menjadi istri yang pantas untukmu Yonghwa “.

Istri yang pantas untuknya ?

Apakah Seohyun sadar dengan apa yang di katakannya ?

Yonghwa meraih gelas berisi wine dan meneguknya hingga habis. Kembali tubuhnya terasa panas memberi reaksi yang berlebihan. Dan demi Tuhan, cara Seohyun menatapnya dengan senyumannya yang menggoda. Seohyun sama sekali tidak memiliki sifat penggoda, perayu ataupun kelicikan dalam dirinya.

Dan Seohyun memperkuat gugaan Yonghwa. “ Deksripsi tugasku sebagai istrimu termasuk bertindak sebagai nyonya rumah dan menyusun semua agenda acara sosialmu. Saat ini kau tahu kan kalau aku belum berpengalaman jadi aku perlu mempelajarinya dan membiasakan diri supaya kau tidak merasa kecewa kepadaku. Tapi aku berjanji aku tidak akan mengecewakanmu. Dan untuk penampilan di depan umum, aku sarankan kita lebih banyak tampil bersama dan bertingkah seperti layaknya pengantin baru. Aku tidak mengatakan kalau pernikahan kita adalah pernikahan yang normal “, Seohyun buru-buru meyakinkan Yonghwa. “ Tapi kita tidak ingin semua orang khususnya yang mengetahui apa yang terjadi antara dirimu dan Jessie mengetahui juga akan pernikahan diatas kertas kita ini, jadi menurutku kita harus lebih sering tampil bersama “, ucap Seohyun sambil tersenyum penuh simpati kearah Yonghwa.

Melewatkan waktu bersama ? Bukankah itu sebenarnya maksud Yonghwa menghabiskan waktunya sepanjang hari di kantor ? menjauhkan diri dari godaan yang bernama Seohyun.

Godaan bercinta dengan istrinya sendiri !

Semuanya jadi terasa menggelikan jadi sebaiknya Yonghwa memberitahu Seohyun yang sesungguhnya.

“ Seohyun – sepertinya kita harus berbicara terus terang “. Suara Yonghwa terdengar parau sehingga dia berdehem untuk menstabilkan suaranya. “ Kita berdua tahu apa yang ingin kita dapatkan dari pernikahan kita ini. Persahabatan yang menyenangkan sebagaimana awalnya, tidak lebih dan tidak kurang. Pernikahan ini tetap akan menjadi urusan bisnis diantara kita. Untukmu adalah sebuah rumah yang nyaman, kebebasan meneruskan kariermu, mengatur rumahku seperti yang kuinginkan tanpa merasa harus menjadi dua orang asing. Aku pikir kita berdua tahu tujuan pernikahan kita ini, bukan ? Dan untukku, seorang wanita yang akan melindungiku dari serangan sekumpulan wanita yang ingin mendekatiku di luar sana, seperti yang telah aku katakan padamu, aku sudah muak dengan semua wanita penggoda yang mata duitan. Semua wanita dibawah lima puluh tahun, lebih tepatnya “.

“ Oh “, Seohyun membelalakkan matanya sambil kembali meletakkan sendoknya “ Aku bahkan belum berumur lima puluh tahun ! “.

“ Tentu saja tida. Tapi kau juga bukan wanita penggoda “.

“ Bukan ? “. Seohyun mengerjap-ngerjapkan matanya.

“ Yang aku maksud adalah “, suara Yonghwa terdengar sedikit putus asa. “ Aku tidak pernah melihatmu sebagai seorang wanita. Hanya sebagai Seohyun yang pandai dan rajin belajar, menyenangkan untuk di ajak bergaul tidak seperti para wanita yang lain. Maksudku, apakah kau pernah datang kepadaku dan bertanya warna lipstik apa yang cocok untukku. Tidak kau bukan yang seperti itu. Atau apakah kau pernah bertanya padaku apakah pakaian yang kau kenakan akan tampak lebih indah jika kau tidak mengenkan bra ? tidak tentu saja tidak ! “.

Yonghwa menghentikan ucapannya dan menyesali apa yang barus saja dia ucapkan. Demi Tuhan, mengapa dia menggunakan perumpamaan seperti itu ? Karena sepertinya Seohyun tidak mengenakan apapun di balik gaun hitam tipisnya itu.

“ Dengar, apa yang ingin aku katakan adalah bahwa selama ini aku melihat dirimu sebagai seorang adik perempuan “.

“ Kalau kau memang pernah memikirkanku “, balas Seohyun tajam.

“ Sebenarnya aku memang memikirkanmu “, Yonghwa mencoba meyakinkan Seohyun. “ bagaimanapun juga sudah lama sekali aku mengenalmu. Aku melihatmu tumbuh dewasa, bertepuk tangan dengan keras saat kau lulus kuliah, dan belum lama ini saat berita kematian ibumu oleh pengendara ugal-ugalan hal yang pertama yang ingin aku lakukan adalah menghiburmu. Jadi, ya. Aku memang memikrkanmu “.

“ Betapa baik hatinya dirimu “, kata Seohyun lembut. Dia selalu mengingat setiap kata yang di ucapkan Yonghwa saat memeluknya dan menenangkannya. Seohyun tidak akan pernah bisa melupakannya karena disaat itulah ia jatuh cinta pada Yonghwa.

“ Yah “, jawab Yonghwa getir. “ Tapi aku tidak mencari pujian, aku hanya ingin mengingatkanmu. Sebagai adik perempuan aku tentu memikirkanmu. Sama sekali tidak pernah memikirkanmu melebihi daripada hal tersebut. Kita berdua tahu apa yang kita inginkan dengan pernikahan ini, dan cinta dan seks sama sekali tidak termasuk di dalamnya “.

Jung Yong Hwa kau seorang pembohong yang handal !

“ Seks akan mengacaukan segalanya. Seks akan menghalangi jalan kita. Cinta dan seks hanya akan terasa hebat jika dia abadi. Dan kita berdua sama-sama tidak menginginkan terjadi kekacauan dalam hubungan kita yang seharusnya menjadi suatu hubungan yang saling menguntungkan “.

Yonghwa mendorong kursinya menjauh dari meja dan berdiri. “ bagaimanapun juga aku adalah pria yang normal dan caramu berpakaian akhir-akhir ini akan membawa kita ke dalam kekacauan yang sama sekali tidak kita inginkan. Demi ketenangan pikiran kita berdua, ku sarankan kau kembali berpakaian seperti biasa. Aku yakin kau mengerti apa yang aku maksudkan “.

Sialan Jung Yong Hwa sejak kapan kau berubah menjadi pria yang angkuh dan suka merendahkan orang lain ? Merasa bersalah karena telah mengatakan hal tersebut kepada Seohyun tapi toh semua sudah terucapkan. Yonghwa butuh mandi air dingin !

“ Selamat malam “, guman Yonghwa sambil berjalan cepat-cepat meninggalkan Seohyun.

♥ ♥ ♥

Seohyun mengganti gaunnya dengan baju tidur dan menatap gaun tersebut dengan pandangan sedih. Gaun ini tidak cocok untuknya lalu dengan hati-hati Seohyun menggantungnya ke bagian paling belakang lemari pakaiannya bersama semua pakaian yang telah dia dan Hyo beli.

Yonghwa telah menyataan keinginannya dan dia tidak akan memakai semua pakaian itu lagi. Seohyun merasa telah melakukan sesuatu yang sangat mengerikan. Sebagian dirinya membenarkan perkataan Yonghwa dan jika dia dengan kejam mau jujur pada dirinya sendiri, Seohyun merasa telah melakukan suatu kelicikan.

Hyo dulu bilang “ Apa yang akan membuatmu rugi ? Tidak ada ! Jadi teruskan saja, kerahkan semua kemampuanmu dan jika akhirnya Yonghwa memandangmu sebagai seorang wanita dan saat kalian menikah dan hidup bersama akhirnya kalian akan melakukan apa yang sewajarnya terjadi “.

Seohyun menarik napas , tarikan napasnya terasa dari ujung kaki dan terus ke atas. Hyo bilang dia tidak akan rugi tapi ternyata tidak. Seohyun bisa saja kehilangan persahabatan dengan Yonghwa, kehilangan rasa hormat pria tersebut terhadap dirinya. Dan Seohyun tidak ingin menyeret Yonghwa untuk bercinta dengannya. Seohyun ingin Yonghwa jatuh cinta padanya, dan sepertinya hal itu sangat mustahil.

Yonghwa seperti sebuah gunung yang tak bisa di dakinya. Dan bukankah saat Yonghwa melamarnya dia sudah memperjelas bahwa dia tidak percaya akan cinta sejati.

Seohyun merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, pandangannya nanar menyapu langit-langit kamarnya. Hyo, apakah Seohyun telah salah mempercayakan rahasia terdalam hatinya pada sahabtnya itu ?

Malam itu, Seohyun percaya bahwa satu-satunya hal bijaksana yang akan di lakukannya adalah memberitahu Yonghwa bahwa mereka tidak jadi menikah. Tapi tatapan Yonghwa yang belum pernah di lihatnya sebelumnya menggambarkan kekaguman yang tak bisa di tutup-tutupi olehnya. Dan sialnya itu membuat harapannya membumbung tinggi ke angkasa.

Apa yang telah di lakukannya akibat dari usaha yang belum pernah di lakukannya dan sejalan dengan berjalannya waktu,pernikahan mereka akan menjadi pernikahan yang sesungguhnya. Dan mungkin saja Yonghwa akan mencintainya.

Dan Yonghwa memang tidak mencintainya !

Seohyun memukul-mukuli bantalnya dengan kemarahan yang tiba-tiba muncul dan meledak dalam dirinya. Seohyun membenci kelemahannya. Seohyun membenci harapan palsu yang berusaha di genggamnya. Yonghwa tidak akan pernah mencintainya !

Seohyun telah memutuskan dan dia harus bisa menghadapi keputusan yang telah di ambilnya. Seohyun tidak tahu sampai kapan dia akan bertahan tapi dia akan melaksanakan tugas yang di inginkan Yonghwa. Menjadi nyonya rumah yang sempurna dan melindungi Yonghwa dari sekumpulan wanita mata keranjang dan gila harta.

Tapi Seojuhyun, siapakah yang akan melindungimu ???


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥


Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
MARWA
AUTHOR
1 Maret 2017 pukul 19.16 delete

chapter five ..... can't wait

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
2 Maret 2017 pukul 21.22 delete

Sebelum baca momen dulu deh,,eonni lama bgt,, z sampai lumutan nunggu ini ff,,,senang akhirx eonni update lagi,,,

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥