#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

OH MY IP MAN " SHUT UP AND JUST KISS ME !".


CHAPTER TWELVE

Bos, aku baru saja melihat Seohyun memasuki apartemennya. Over and Out “.

Jadi Seohyun sudah kembali ke Seoul. Yonghwa tersenyum senang, lalu mengucapkan terima kasih pada Minhyuk yang baru saja menelponnya. Yonghwa mengecek arlojinya. Sudah larut tapi Yonghwa tak bisa menunggu lagi.
Dia dan Seohyun harus segera menyelesaikan kasus yang berhubungan dengan hati ini, secepatnya !
Yonghwa lalu memutar arah dan dengan pasti mengarahkan mobilnya menuju ke apartemen Seohyun. Berharap wanita yang di cintainya tersebut belum tidur. Dan kalaupun dia sudah tertidur, sebaiknya dia segera bangun saat mendengar bel pintunya berbunyi atau dia akan kaget mendapati dirinya berdiri di depannya saat dia terbangun, tekad Yonghwa.
Tidak berapa lama, Yonghwa sudah berdiri di depan pintu apartemen Seohyun. Nyala lampu yang tampak dari celah-celah bawah pintu menandakan penghuninya masih belum terlelap. Tiba-tiba Yonghwa di dera perasaan gugup. Demi Tuhan, dia tidak pernah merasa gugup bahkan saat harus berhadapan muka dengan penjahat yang harus di tangkapnya dengan gagang pistol mengarah kepadanya. Sejenak menenangkan diri dan berpikir, apakah dia sebaiknya membunyikan bel, atau langsung saja masuk. Toh dia mempunyai kode pin apartemen Seohyun.
Ehh Jung Yong hwa ..... tidak bisakah kau bersopan santun ? Datang di waktu yang tepat dan ingin langsung masuk tanpa permisi ? Jungshin chaeriyo investigatornim !!

♥ ♥ ♥

Suara bel pintu mengagetkan Seohyun yang sedang tertegun memandang album photo yang terletak di pangkuannya. Sontak dia merasa gemetar dan takut. Untuk sesaat Seohyun merasa ragu untuk mengambil pilihan , membiarkan saja ataukah membuka pintu dan melihat siapa yang datang.
Tapi semalam ini ? siapakah gerangan yang datang ?
Mungkinkah tetangganya ?  Seohyun menggeleng.
Atau mungkin saja salah satu investigator dari kantor Yonghwa ?
Pemikiran tersebut membuat Seohyun buru-buru berdiri hingga lupa dengan album photo yang ada di pangkuannya terjatuh ke lantai. Tak memperdulikannya Seohyun melangkah ke arah pintu dan mengecek siapa gerangan yang datang.
Yonghwa ? tak percaya Seohyun lalu membuka pintu apartemennya dan sosok yang sedari tadi mempermainkan dan meremuk redamkan hatinya kini berdiri di hadapannya.
“ Yonghwa ? ada apa ? “.
Tak menjawab pertanyaan Seohyun , Yonghwa langsung melangkah masuk membuat Seohyun mundur untuk memberinya jalan. Seminggu tak bertemu dengannya, malam ini Yonghwa terlihat sangat maskulin dengan jeans ketat dan kemeja biru gelap yang dipakainya. Dan untuk sesaat  Seohyun merasa ruangan apartemennya menjadi sempit dengan kehadiran Yonghwa.
Di tutupnya pintu apartemennya lalu Seohyun berjalan mencoba mendahului Yonghwa menuju ke arah sofa, tapi Yonghwa sudah mendahuluinya dan meraih album photo yang terletak di lantai. Sesaat dia lalu mulai membuka album photo tersebut halaman demi halaman dengan penuh minat. Seohyun terpaku dan pipinya entah mengapa tiba-tiba terasa panas. Yonghwa pasti bisa menebak apa yang dia sedang lakukan beberapa saat sebelum dia datang.
“ Photo-photo pernikahan kita terlihat sangat indah “, komentar Yonghwa sambil tetap memandang photo-photo tersebut dengan tersenyum. Perut Seohyun terasa mulas.
Masih dengan album di tangannya Yonghwa lalu duduk di salah satu kursi, terlihat begitu nyaman. Oh bisa-bisanya dia bersikap senyaman itu, rutuk Seohyun.
Seohyun lalu duduk di sofa, alih alih membereskan kardus yang terletak di atas sofanya. Tatapan Yonghwa yang terus menatapnya membuat tubuh Seohyun seakan terbakar. Demi segala pesona yang ada di atas bumi, pesona Yonghwa adalah yang terbesar mempengaruhi setiap sel dalam tubuh Seohyun.
“ Apa kabarmu, Seohyun ? “.
Dan sekarang mereka memulai percakapan basa basi, desah seohyun dalam hati.
“ Aku baik-baik saja. Terima kasih padamu dan para IP yang lain, kehidupanku kembali normal “. Yonghwa menganggukkan kepalanya. “ Dan bagaimana denganmu ? “.
“ Setelah menyelesaikan kasusmu, aku kembali di sibukkan dengan kasus baru. Tapi semuanya sudah berhasil di selesaikan “.
Jadi itulah sebabnya dia tidak mendapat pesan ataupun kabar dari Yonghwa setelah kasusnya selesai. Aigoo Seohyun...
“ By the way apakah kau sudah melihat photo-photo di album ini ? Jungshin benar-benar menangkap semua kenangan hari itu dengan sangat indah “. Yonghwa kembali membolak balik album photo tersebut dan Seohyun rasa-rasanya ingin merebutnya dan melemparnya keluar apartemen. Berusaha tidak mengacuhkan pertanyaan Yonghwa.
“ Sebenarnya ada masalah apa sampai kau harus ke apartemenku semalam ini ? Apakah ada hubungannya dengan Adam Chou ? Ohh apakah dia di bebaskan ?? “.
Yonghwa menatapnya lalu menggelengkan kepalanya, “ Adam Chou akan berada di balik terali besi untuk waktu yang sangat sangat lama, kau tak perlu khawatir “.
Aku justru lebih khawatir dengan kehadiranmu malam ini, desah Seohyun sekaligus lega karena setidaknya satu ketakutan bisa dia hilangkan dari kepalanya. No More Adam Chou !
“ Atau apakah kau datang untuk membawakan aku billing pembayaran ? “. Ok, Seohyun terdengar terlalu putus asa.
Yonghwa kembali memusatkan pandangannya pada Seohyun, menadang wanita tersebut dengan tatapan yang dalam, mencoba menyelami apa yang ada di benaknya. “ Apakah mukaku terlihat seperti seorang debt collector ? “.
“ Maaf “, Seohyun tersenyum mendengar jawaban Yonghwa. “ Tapi kedatanganmu semalam ini membuatku bertanya-tanya “, jujur Seohyun.
Yonghwa tersenyum. Malam ini Seohyun terlihat begitu menawan walaupun hanya mengenakan kaos oblong longgar dan celana pendek yang menampilkan jenjang kakinya yang panjang sementara rambutnya yang hanya di gelung sembarangan dengan jepitan berwarna hitam. Ada sedikit kelelahan yang nampak di wajahnya dengan garis hitar yang terlihat samar-samar di bawah matanya yang indah. Tanpa make up, Seohyun jauh terlihat lebih mempesona.
“ Sebenarnya tadi aku hanya lewat dan sekilas aku melihat mobilmu terparkir, jadi aku pikir untuk singgah dan mengecek keadaanmu “, dusta Yonghwa.
Rasanya aneh kalau dirinya harus mengatakan bahwa Seohyun telah membuatnya gelisah dan tak bisa tertidur dan kehilangan fokus dan dia datang untuk meminta pertanggungjawaban Seohyun atas apa yang terjadi padanya. Apakah dia selugu itu ?
Sejenak keduanya terdiam.
“ Seohyun , aku lapar “, kata Yonghwa tiba-tiba. “ Bagaimana kalau kita keluar mencari makanan ? “.
“ Semalam ini ? “. Yonghwa mengangguk
Seohyun menatap jam dinding, ini sudah larut malam. Di kulkas ada banyak bahan makanan sayangnya masih harus di olah dulu. Itu akan memakan waktu sementara Yonghwa sudah lapar. Pekerjaannya tentu telah menyita waktu makannya juga.
“ Baiklah “, akhirnya Seohyun setuju. “ Tapi aku ganti baju dulu sebentar “.
Seohyun lalu bangkit dan berlalu ke kamarnya dan sebentar kemudian dia sudah kembali dengan memakai sweater khasmir berwarna coklat dan celana jeans lengkap dengan sebuah tas kecil yang di selepangkannya di tubuhnya.
Melihat Seohyun sudah siap Yonghwa bangkit berdiri dan mendahului berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu untuk Seohyun.
“ Seohyun, sebaiknya kau mengganti kode pin apartemenmu, untuk keselamatan “, kata Yonghwa saat mereka menutup pintu dan berjalan ke arah lift. Seohyun mengangguk sambil mengingatkan dirinya sendiri.
Kau tidak akan pernah bisa menebak jikalau tiba-tiba Yonghwa berdiri di depanmu dan memandangmu sedang tidur kan ?

♥ ♥ ♥

Seohyun tertegun, bukankah seharusnya mereka mencari kedai makanan yang masih buka. Tapi mengapa Yonghwa justru membawanya ke kondonya ? Sedikit heran Seohyun berpaling ke arah Yonghwa.
“ Bukankah kita akan pergi mencari makanan ? “.
“ Aku tiba-tiba ingat masih ada satu barangmu yang tertinggal di kondoku, dan aku ingin mengembalikannya kepadamu “.
“ Ohh “, kata Seohyun lirih.
Yonghwa kemudian memarkirkan mobilnya lalu keluar tapi Seohyun tampak tak bergeming membuat Yonghwa kembali membuka pintu mobilnya dan menunduk menatap seohyun “ kau tak ingin masuk ke dalam ? “.
Seohyun menggelengkan kepalanya “ Tak bisakah aku menunggu di sini saja ? “.
Yonghwa tersenyum lalu nada suaranya sedikit menggoda “ Sebenarnya tidak apa-apa. Tapi aku masih harus mengingat-ingat dimana aku meletakkannya. Ini sudah larut malam dan rasa-rasanya sedikit menyeramkan dan menakutkan berada di sini sendiri “. Lalu Yonghwa kembali menutup pintu mobilnya dan berjalan ke depan mobil lalu berpura-pura memandang ke sekeliling lalu membalikkan badannya dan berjalan menuju teras. Seohyun pasti menyusulnya, kata Yonghwa dalam hati sambil tersenyum simpul.
Sebentar saja Yonghwa mendengar bunyi pintu mobil di buka dan di tutup dengan cepat dan sebuah langkah kecil berlari mengikutinya sambil berteriak.
“ Yay  Yonghwa !! beraninya kau menakut-nakuti aku lalu meninggalkanku sendiri ! “.
Yonghwa berbalik dan mendapati Seohyun sudah berdiri di belakangnya. Melihat raut wajah Seohyun yang sedikit takut membuat Yonghwa terbahak dan suaranya memecah kesunyian di sekeliling mereka. Sedikit kesal Seohyun menepuk lengan Yonghwa lalu berjalan mendahului Yonghwa ke arah teras.
Yonghwa mengeluarkan kunci dari kantongnya dan membuka pintu dan mempersilahkan Seohyun masuk. Memasuki kondo Yonghwa membuat Seohyun merasakan sebuah kerinduan. Kerinduan pada hari-hari kebersamaan singkat mereka sebagai suami istri.
Tak ada yang berubah, yang berubah hanyalah status palsu mereka. Sekarang dia di sini sebagai tamu bukan lagi sebagai istri sandiwara. Seohyun mengayunkan langkahnya menuju ke sofa.
“ Seohyun “, Yonghwa memanggilnya menghentikan langkah Seohyun. “ Aku harus ke kamar mandi, sedikit membersihkan diri. Bagaimana kalau kau ambil barang yang aku maksud di dalam kamarku, kalau tidak salah aku letakkan di dalam laci meja nakas di samping tempat tidur “.
Tak menunggu reaksi Seohyun, Yonghwa lalu berjalan ke arah kamar mandi yang berada di ujung lorong koridor. Seohyun hanya bisa menarik napas sambil berusaha menenangkan dirinya. Damn Yonghwa !!
Seohyun lalu melangkah pelan menuju kamar Yonghwa perlahan di pegangnya gerendel pintu dan memutarnya bunyi klik bersamaan dengan pintu yang terbuka. Gelap. Seohyun lalu meraba dinding samping pintu untuk menemukan saklar lampu. Dan saat lampu menyala mata Seohyun terbelalak dan kaget dengan apa yang di lihatnya............
Sebuah figura besar yang di letakkan di atas tempat tidur berisi photo pernikahan mereka berdua.
Seohyun melangkah masuk dan berhenti tepat di depan tempat tidur. matanya tak lepas memandang photo tersebut. Photo yang sama yang terus menerus dia pandangani saat dia menatap photo dalam album pernikahan.
Seohyun merasa tangan Yonghwa menyentuh pundaknya dan menarik Seohyun bersandar ke dadanya yang bidang. Seohyun bisa merasakan jantung Yonghwa yang berdetak cepat. 
“ Waktu Jungshin membawa photo-photo pernikahan kita, aku merasa cukup terpukau khususnya dengan photo itu “, bisik Yonghwa di telinga Seohyun. “ Jungshin benar-benar sangat pintar menangkap dan merekam moment indah tersebut dengan cameranya. Aku kemudian memintanya untuk mencetaknya dengan ukuran besar dan aku kemudian membingkainya dan menggantungkannya di sana “.
“ Mengapa ? “, tanya Seohyun lirih.
“ Agar aku tidak merasa kehilangan dirimu. Dan memandang photo tersebut membuatku merasa bahwa kau selalu berada di sini “.
Seohyun merasa tersentuh. Airmatanya jatuh tak bisa dia tahan lagi. Sebuncah harapan membludak dalama hatinya. Harapan yang tadinya berusaha di bunuhnya.
Apakah Yonghwa juga mencintainya ?
“ Sejak melihatmu memasuki restoran hari itu, aku sadar aku telah jatuh cinta padamu. Aku mungkin belum menyadarinya hingga akhirnya kau pergi meninggalkan rumahku dan kembali ke rumah orang tuamu malam itu. Aku merasa benar-benar bagaikan di hempaskan ke dunia yang sangat dalam dan gelap “.
Yonghwa lalu membalikkan Seohyun dan menghadapkan tubuh Seohyun ke arahnya.
“ Tahukah kau betapa aku harus berusaha menahan diriku untuk tidak menarikmu dan memelukmu erat ? “.
Seohyun menggelengkan kepalanya. “ Karena aku takut hanya dirikulah yang jatuh cinta setengah mati sementara kau hanya menganggapku sebagai seorang investigator yang harus menolongmu menyelesaikan kasus yang menderamu “.
“ Pagi itu sepulang aku mengantarmu, ayahku mengajakku berbicara serius. Ayahku tahu kalau aku jatuh cinta padamu dan menyuruhku untuk menjadikan pernikahan sandiwara kita menjadi pernikahan sungguhan. Dan di berkeras mengatakan padaku bahwa kaupun sebenarnya menyintaiku “.
“ Bertemu denganmu dan jatuh cinta kepadamu membuat hidupku berubah. Aku ingin memilikimu sebagai istriku yang sebenarnya. Menjadi ibu dari anak-anakku dan membentuk keluarga yang bahagia “.
Yonghwa lalu menundukkan kepalanya lalu perlahan mengecup bibir Seohyun. Segenap perasaan cintanya tertuah ke dalam ciumannya tersebut. Seohyun menerimanya dengan perasaan yang sama. Bibirnya terbuka dan siap menyambut ciuman Yonghwa.
Seohyun tahu mimpinya telah menjadi nyata. Dan ciuman Yonghwa menyakinkannya bahwa semua ini adalah nyata dan bukan mimpi. Mengetahui betapa besar perasaan cinta Yonghwa membuat Seohyun merasa menjadi wanita paling berbahagia.
Lama ciuman tersebut lalu perlahan Yonghwa menarik bibirnya dan mengusap air mata Seohyun yang masih membekas di pipinya.
“ Aku mencintaimu Seohyun “, bisik Yonghwa lagi.
“ Akupun mencintaimu, Yonghwa “.
“ Aku sangat bahagia mendengarnya Seohyun “, kata Yonghwa sambil memeluk Seohyun dengan penuh perasaan cinta dan Seohyun balas memeluknya seakan tak ingin lepas.
Melepaskan pelukannya Yonghwa lalu mendudukkan Seohyun ke sisi tempat tidur. Menggenggam tangannya erat lalu menarik laci  meja nakas dan mengeluarkan sebuah kotak kecil beludru berwarna merah. Yonghwa kemudian berlutut di hadapan Seohyun sambil membuka kotak tersebut dan mengeluarkan cincin pernikahan mereka yang Seohyun kembalikan.
“ Kau tahu betapa sedihnya aku saat kau mengembalikan cincin ini padaku ? “.
“ Kau tak tahu bahwa aku harus berusaha menahan tangis saat mengembalikan cincin tersebut “.
Yonghwa lalu mengecup tangan Seohyun lalu dengan suara yang sedikit parau dan dalam dia berucap “ Seohyun, would you marry me ? menjadi istriku, menjadi ibu dari anak-anakku dan menjadi kakek nenek bersamaku ? “.
Seohyun kembali tak bisa menahan airmatanya, tangannya di gerakkanny untuk menutupi bibirnya untuk menahan isak kebahagiaan. Seohyun lalu menganggukkan kepalanya dan dengan terisak berucap “ Aku mau menjadi istrimu, Yonghwa. Selamanya hingga mau memisahkan kita “.
Yonghwa lalu menyematkan cincin tersebut ke jari Seohyun lalu mengecupnya dan berdiri menarik Seohyun kembali ke dalam pelukannya. Sesaat mereka benar-benar menikmati kebersamaan yang indah tersebut.
“ Berapa lama kau ingin kita bertunangan, Seohyun ? “, tanya Yonghwa tiba-tiba membuat Seohyun mendongakkan kepalanya menatap Yonghwa.
Bertunangan ? “.
“ Hmmm, mengingat kita baru saja saling mengenal, kata Bruce yang sudah berpengalaman menyarankan untuk kita bertunangan setidak-tidaknya selama 5 sampai 6 bulan “.
Hening.
“ itukah yang kau inginkan ? “, tanya Seohyun terdengar sedikit ngeri.
“ Pada dasarnya aku adalah laki-laki yang menghormati keputusan wanita yang di cintainya. Aku hanya terserah dirimu saja “, kata Yonghwa sambil mengecup tangan Seohyun. “ Siapa tahu kau ingin lebih mengenal diriku. Mungkin kau ingin mempersiapkan pernikahan yang sesuai yang kau impikan selama ini “.
“ Tapi semua itu sudah kita lakukan, bukan ? “.
“ Bagaimana kalau kita bertunangan selama 3 bulan ? “.
“ Tapi Yonghwa........ “, protes Seohyun. “ A-aku tak bisa menunggu selama itu, aku ingin segera menyatukan diriku dengan dirimu, aku ingin segera bisa memadu cinta denganmu “.
Akupun demikian sayangku..........
“ Kalau begitu masih ada satu masalah “, kata Yonghwa sedikit menggoda. “ Aku belum pernah bertunangan sebelumnya jadi aku tidak tahu apakah aku boleh menyentuhmu secara intim sebelum kita menikah................. “.
“ Tidak-tidak, kita bisa segera menikah ! “.
“ Maksudmu kita bisa menikah lebih cepat dari 3 bulan ? Tapi apakah kau tidak ingin bersiap-siap dulu. Bukankah 3 bulan cukup untuk melakukan persiapan pernikahan “.
“ Memangnya apalagi yang harus disiapkan ? “
“ Seohyun sayang, aku sangat ingin kau mendapatkan pernikahan yang sempurna. Pernikahan yang kau impikan selama ini “.
Seohyun lalu menggenggam tangan Yonghwa “ Aku telah mendapatkannya. Hari itu aku merasa benar-benar telah menikah denganmu. Saat aku mengucapkan – saya bersedia – aku bersungguh-sungguh. Menurutku yang kurang saat itu hanyalah pendeta yang asli “.
“ Itu jugalah yang aku rasakan “, bisik Yonghwa.
“ Kalau begitu kita harus menikah secepatnya “.
“ Tapi Seohyun aku ingin kau mendap__________ “.
“ Shut up Yonghwa !! And just kiss me !! “, kata Seohyun sambil menarik Yonghwa mendekat dan mencium bibir Yonghwa dengan penuh rasa cinta.
Hidupnya sekarang telah sempurna. Dongeng Cinderella yang selalu di kisahkan Ibunya akan berakhir dengan kebahagiaan. The Shoe is fix !! Cinderella ini bukanlah dongeng !!!







♥ ♥ ♥ E N D ♥ ♥ ♥




Catatan Akhir Cerita.
Akhirnya kisah ini mencapai endingnya. Semoga kalian puas ♥
Terima kasih atas kesetiaan kalian menunggu setiap chapter demi chapternya. Saya benar-benar merasa tersanjung melihat antusias kalian semua.
Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa di fanfic yang lain.
Sincerely Love ♥
Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥