" Sayang aku baik-baik saja ", jawab Seohyun meyakinkan suaminya. " Disini ada Ibu dan ayah juga ada SNSD unnie yang akan selalu siap menjagaku ".
" Apakah sebaiknya aku menelpon Ibu di Busan agar ke Seoul dan menemanimu ? ", Yonghwa masih belum merasa tenang meningalkan Istrinya yang sedang hamil muda sendiri di apartemen mereka.
" Yong seobang, I'm fine. Aku bisa menjaga diriku sendiri ", kembali Seohyun meyakinkan Yonghwa.
" Atau bagaimana kalau kau ikut ke Bangkok ? ".
" Aigo, bukankah dokter bilang, kandunganku baik-baik saja ?. Sudahlah tidak usah cemas. Aku akan melaporkan keadaanku tiap menit, aku janji ".
Yonghwa menatap Seohyun dengan perasaan penuh cinta. Istrinya kini sedang mengandung buah cinta mereka. dan selama sebulan inilah pertama kalinya dia akan meningalkannya keluar negeri. Sedikit perasaan cemas, mengingat kondisi Seohyun yang sempat drop saat pertama kali mereka tahu kalau dia sedang mengandung membuat Yonghwa tidak tenang. Andwei, Seohyun tidak boleh di tinggalkan sendiri.
Yonghwa memeluk istrinya dengan perasaan penuh cinta. Semakin hari Yonghwa merasa semakin cinta dan sayang pada wanita yang di nikahinya 2 bulan yang lalu setelah masa panjang pasang surut hubungan mereka. Bukan mudah bagi mereka untuk bisa bersatu seperti ini.
" Honey.... ", bisik Seohyun
" Nee ".
" Sudah waktunya kau berangkat, Bruce Oppa sudah menunggumu, ingat ? ", Seohyun mengingatkan Yonghwa.
" Tapi aku tak bisa meninggalkanmu ", ucap Yonghwa sambil mencium pelupuk kepala Seohyun. Seohyun memeluk suaminya lebih erat. Sejak mereka menikah ini pertama kalinya mereka berpisah selama dua hari itupun harus dipisahkan oleh lautan dan negara, apalagi sekarang dia sedang mengandung buah hati mereka, Seohyun tahu betul bagaimana perasaan Yonghwa. Tapi bagaimanapun mereka harus profesionalisme di bidang mereka sebagai entertainer dan musisi.
" Sarangheyo buin ", bisik Yonghwa. " I'll be missing you so much ",
Seohyun merenggangkan pelukannya. Sudah saatnya Yonghwa berangkat dan sejak semalam mereka sibuk membahas hal ini saja.
" Sayang, aku akan baik-baik saja, aku janji. Ayo berangkatlah, jangan biarkan mereka menunggumu ", kata Seohyun sambil menarik suaminya keluar dari kamar, Yonghwa melangkah dengan enggan. " Aku akan menelpon Ibu untuk menemaniku selama kau pergi, puas ? ", tanya Seohyun dan dengan berat Yonghwa menganggukkan kepalanya.
" Aku berangkat ", pamit Yonghwa sambil mencium bibir istrinya dan lalu menunduk dan mencium perut Seohyun yang masih rata. " Senior jangan nakal ya, Ayah pergi dulu, jangan menyusahkan Ibumu. Ok ? ", bisik Yonghwa di perut istrinya seakan-akan bayi di dalamnya akan mengerti. Seohyun tertawa sambil menepuk punggungnya gemas.
" Safe flight honey, call me when you going to take off and after you arriving in Bangkok ", ucap Seohyun sambil mengecup pipi suaminya.
" Jangan lupa makan ya, ingat vitaminnya harus di minum, jangan kerja yang berat-berat, jangan.... ".
" Arasso, ka.. go .. pergilah ", potong Seohyun. Suaminya ini bahkan melebihi cerewetnya Ibu Seohyun. Yonghwa kembali memeluk istrinya dan mencium keningnya lalu melangkah ke arah pintu apartemen mereka. Seohyun melambaikan tangannya sambil memberikan ciuman jauh pada suaminya sebelum akhirnya Yonghwa hilang di balik pintu. Seohyun menarik napas panjang. Jujur sebenarnya dia sedih, entahlah kehamilan ini benar-benar membuat hormonnya amburadul. perasaannya jadi sangat sensitif. Tiba-tiba airmatanya mengalir jatuh ke pipinya tanpa dia sadari. Seohyun lalu melangkah masuk ke dalam kamar mengambil kotak tissue dan duduk diatas ranjang sambil sibuk menghapus airmatanya. Ottokeyo ?
* * * * *
Seperti biasa sudah banyak fans yang menunggu mereka di bandara Incheon. Yonghwa masih terus mencoba menghubungi Seohyun tapi sepertinya istrinya itu tidak menjawab. Yonghwa menjadi gelisah. Sekali lagi Yonghwa mencoba menelpon Seohyun.
" Hyung ", panggil Jungshin melihat Yonghwa yang belum juga turun. Yonghwa mendongakkan kepalanya dan memberi isyarat "i'll be coming" dengan tangannya sementara tangan yang satu tetap memegang telepon di telinganya.
" Yeoboseyo ", jawab Seohyun dari Seberang, suaranya tedengar serak.
" Sayang ? apakah kau baik-baik saja ? apakah ada yang sakit ? apakah kau pusing ? ", tanya Yonghwa cemas
" Aku tidak apa-apa sayang, apakah kau sudah sampai bandara ? ", tanya Seohyun masih dengan suara serak. Yonghwa tahu Seohyun baru saja habis menangis atau bahkan masih menangis saat ini.
" Ya, aku sudah sampai tapi masih di mobil. Apakah kau menangis ? ", tanya Yonghwa.
" Tidak ", bohong Seohyun.
" You're liar ", buru Yonghwa.
" Nee, aku baru saja menangis, tapi itu hanya karena pengaruh horman. kau tahu kan akhir-akhir ini aku sedikit lebih sensitif, tapi aku baik-baik saja ", jujur Seohyun membuat Yonghwa tersenyum.
" Istrahatlah, aku harus turun dari mobil, Jungshin sudah sedari tadi memanggilku, nanti aku telepon lagi. Ingat jangan jauhkan telepon darimu. I love you buin ", bisik Yonghwa sambil memberikan kecupan.
" Aigoo, sampaikan salamku pada mereka. Sukses untu konsernya. I love you too honey, nee.. aku akan mengantongi ponselku kemanapun juga ".
Yonghwa menutup telepon dan menarik napas panjang. Semangat !! bukankah sekarang dia juga harus menghidupi anak mereka kelak, jadi dia tidak boleh loyo dan tak bersemangat, Fighting, fighting, seru Yonghwa menyemangati dirinya dalam hati lalu melangkah turun dari Van mereka dan di sambut dengan para fans yang berteriak memanggil namanya. Its time to work !!
* * * * *
Hampir sejam Seohyun menghabiskan waktu bermalas-malasan di depan TV sambil memutar VCD konser suaminya sendiri. Baru saja sejam yang lalu Yonghwa menelponnya dan mengatakan bahwa dia akan segera take off dan kini Seohyun sudah merasa sangat merindukan suaminya tersebut. Bermalas-malasan sama sekali buka sifat Seohyun, dia type orang yang aktif, tapi entahlah mungkin bawaan bayi dalam perutnya membuatnya begitu malas untuk melakukan apapun.
Seohyun meraih ponselnya mencoba melihat apa saja yang terjadi di sosmed. Seohyun mengecek aplikasi Instagramnya, mengecek notif, scrool the timeline, love beberapa photo termasuk photo dongsaengnya. Lucu rasanya setelah menikah selama dua bulan mereka bahkan belum saling follow di Instagram maupun di sns media lainnya.
Ditutupnya aplikasi Instagram lalu kemudian Seohyun membuka aplikasi kakaotalknya, ada beberapa pesan yang masuk dari para unnienya yang menanyakan bagaimana keadaannya dirinya dan si bayi. Seohyun mencoba menjawab beberapa pesan yang masuk mengucapkan selamat untuknya dan Yonghwa.
Bosan dengan ponselnya, Seohyun lalu mulai memainkan channel TV di remote control, tapi dia terlalu malas untuk menonton acara apapun saat ini. Seohyun mematikan TV dan memsang CD kompilasi lagiu-lagu kesayangan dirinya dan Yonghwa lalu berjalan menuju ke dapur. Sudah saatnya dia harus makan, membuka kulkas mengecek apa yang bisa dia masak, tapi kemudian Seohyun mendengar bel pintu berbunyi. Siapa ya ? kata Seohyun pada dirinya sendiri sambil berjalan ke arah monitor dan mendapati ibunya sedang berada di depan pintu apartemen.
Seohyun merasa sangat bahagia, dia lalu buru-buru membuka pintu dan mempersilahkan ibunya masuk lalu menutup pintu dan memeluk ibunya dari belakang.
" Omma, bogoshippoyo ", manja Seohyun. Ibu Seohyun berbalik dan balas memeluknya setelah terlebih dulu meletakkan barang yang di bawanya.
" Kamu ini, kok tidak menelpon kalau kau lagi sendiri ? ", tanya Ibu Seohyun sambil berjalan dan duduk di sofa di ikuti oleh Seohyun yang masih bergelayut di pelukannya. " Aigoo, sudah hampir punya anak sendiri tapi kelakuannya masih manja begini, aish jinja ", kata Ibu Seohyun lagi sambil menepuk lengan seohyun dengan sayang.
" Omma, Yong Seobang calling you to come ? ", tanya Seohyun sedikit heran Ibunya tiba-tiba datang ke apartemen mereka sementara Seohyun bahkan belum menelponnya.
" Ohh jinja, kau ini anak nakal, untung suamimu tahu kalau kau tidak akan menelponku jadi dia menelpon dan memberitahukan bahwa dia akan ke Bangkok dan kau sendiri di rumah. Aigooo, bagaimana kalau kau sakit ? ", tegur Ibu Seohyun sambil menatap putri semata wayangnya tersebut. Seohyun hanya tersenyum dengan wajah menyesal.
" Bukan begitu Omma, tapi aku hanya mau mandiri, sampai kapan aku akan meepotkanmu ".
" Pabo, seorang ibu tidak akan pernah dibuat repot oleh anaknya. Apakah kau sudah makan ? Ibu bawa kimchi stews ", kata Ibu Seohyun sambil menunjuk keranjang kecil yang dia letakkan di meja.
" Aku baru saja ke dapur untuk memasak sesuatu saat ibu tiba. Ahh aku jadi lapar ", kata Seohyun sambil mengusap-usap perutnya.
Ibu Seohyun lalu beranjak dan berjalan menuju ke dapur dengan membawa keranjang yang berisi Kimchi stew buatannya. Membuka kulkas melihat apa saja yang ada di sana, lalu mengeluarkan beberapa butir telur dan beberapa buah dari dalam kulkas.
" Seohyun ahh, apakah kalian belum belanja ? persediaan makanan kalian sangat sedikit ", tegur Ibunya. Seohyun hanya terdiam sambil duduk di salah satu kursi meja makan sambil memandang Ibunya dengan tangan di katupkan ke dagunya.
Beberapa saat kemudian Ibu Seohyun mulai sibuk menyiapkan makan siang, sementara Seohyun hanya mengawasi dari tempatnya duduk. Tidak sampai 30 menit kemudian Seohyun sudah menyantap makanan masakan ibunya dengan lahap.
Seohyun merasa sangat kenyang, dia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi memberi ruang pada perutnya. Tapi tiba-tiba perutnya terasa terputar dan terasa begitu mual, Seohyun lalu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Ibunya yang mengikutinya dari dalam dapur, mencoba memijat tengkuknya agar rasa mualnya sedikit berkurang lalu mengambilkan handuk kecil, menyodorkan kepada Seohyun untuk melap wajahnya. Setelah itu dia membawa Seohyun ke tempat tidur untuk beristirahat.
" Omma, kenapa rasanya perutku sangat melilit dan mualnya membuatku ingin terus menrus muntah ", keluh Seohyun sambil membaringkan dirinya di ranjang.
" Hal ini biasa bagi ibu yang hamil sayang. Kapan jadwal periksa ke dokter ? ", tanya Ibunya sambil memijit kaki Seohyun.
" Minggu depan Omma, Yong seobang yang menjadwalkannya, karena saat itu dia tidak ada schedule panggung ataupun lainnya ", jawab Seohyun lirih, perasaan mual masih menderanya membuatnya merasa seperti melayang. Seohyun mencoba memejamkan matamya mungkin tidur akan membuatnya lebih baik.
Ibu Seohyun menatap putrinya tersebut dengan wajah tersenyum, ahh putriku sebentar lagi akan menjadi ibu, satu babak kehidupan akan segera di jalaninya, sekarang adalah saat berusah-susah tapi akhirnya akan terasa terbayar semuanya saat melihat wajah sang bayi. Ibu Seohyun menarik selimut Seohyun dan merapikannya, lalu membelai rambut anaknya yang sudah tertidur.
Sebaiknya aku membersihkan dapur dan beberes. Ibu Seohyun melangkah keluar dan menutup pintu kamar Seohyun lalu berjalan ke dapur saat ponselnya berbunyi.
" Ahh Yonghwa, apakah kau sudah sampai ? nei, Ibu sekarang ada di apartemenmu menemani Seohyun. Dia sedang beristirahat, tadi habis makan siang dia mual-mual dan muntah. Aniyo, tidak apa-apa, memang wanita hamil seperti itu. Ibu akan membelikan biskuit yang bisa membuat rasa mualnya sedikit reda. Nee, jangan khawatir. Fokus saja pada konser kalian di sana, biar Seohyun Ibu yang urus. Nanti Ibu sampaikan padanya. You too, take care. Bye".
Ibu Seohyun meletakkan ponselnya di meja, Yonghwa benar-benar sangat memperhatikan Seohyun. Tidak ada yang membuat seorang ibu merasa bahagia selain mengetahui anak gadisnya bersama orang yang tepat. Seohyun benar-benar sangat beruntung memiliki Yonghwa sebagai suaminya. Ibu Seohyun jadi teringat bagaimana putrinya tersebut bertemu dengan Yonghwa. Setahun sebagai suami istri virtual, berakhir dengan perasaan sedih bagi keduanya, lalu mereka memutuskan untuk bersama, putus dan sambung tapi jodoh mereka memang sudah di takdirkan, mereka akhrnya di persatukan dalam ikatan tali pernikahan walaupun prosesnya begitu sulit karena mereka harus meyakinkan CEO masing-masing management, mempersiapkan diri dengan reaksi para fans mereka yang sebagian sangat fanatik dan terkadang sangat tidak ramah dan marah saat idola mereka dating dan memutuskan untuk menikah.
Ibu Seohyun bahagian bahwa baik Seohyun dan Yonghwa bisa menghadapi semuanya. Sambil menarik napas panjang, Ibu Seohyun melanjutkan apa yang ingin dia kerjakan tadi, membersihkan dapur dan mencuci beberapa peralatan masak dan peralatan makan, lalu mulai membersihkan ruang TV yang terlihat sedikit berantakan dengan tissue yang berhamburan serta beberapa buku yang berserakan.
Hari ini Yonghwa pulang. Seohyun merasa sangat bersemangat. Dua hari sudah dan dia sangat merindukan suaminya tersebut. Ibunya sudah kembali ke rumah orang tuanya. Rumah sudah bersih dan sebelum pulang Ibu Seohyun sempat memasak makan siang untuk mereka. Seohyun merapikan tempat tidur dan membuka tirai jendela kamar lalu memandang keluar melihat pemandangan Han River. Matahari pagi ini bersinar dengan cerah, rasanya Seohyun ingin berjalan-jalan keluar, tapi sepertinya itu bukan hal yang bagus untuk dilakukan.
Ponselnya berbunyi dan nama suaminya nampak di layar, dengan perasaan yang meluap Seohyun menerima panggilan tersebut.
" Buin, aku sudah dalam perjalanan ke apartemen, tunggu aku ya ", sahut Yonghwa dari seberang.
" I always waiting for you, bogoshippo ", ucap Seohyun dengan nada kerinduan yang terpancar dari suaranya.
" I miss you too honey. Apakah Ibu sudah pulang ? ", tanya Yonghwa dan Seohyun mengiyakan . " Aku harus menelponya dan berterima kasih padanya telah menjagamu selama aku pergi, aku harus mentraktir Ibu makan malam yang lezat ".
" Cepatlah pulang, aku sudah sangat merindukanmu ", kata Seohyun manja dan Yonghwa terdengar tertawa di ujung sana.
" Buin, apakah aku harus menyuruh supir untuk melajukan mobilnya ? ".
" Andwei !! Pulanglah tanpa cacat sedikitpun ".
" Seohyun ahhh kau membuatku gila ", kata Yonghwa sementara Seohyun mendengar suara riuh di belakang Yonghwa, sepertinya dongsaengnya mulai menggodanya.
" Hyungsungnim, bagaimana kabarmu ? ", tiba-tiba terdengar suara Jungshin di telepon di susul suara Yonghwa yang berteriak meminta teleponnya kembali. " Hyungsungnim, bagaimana keadaan calon ponakanku, apakah dia tidak nakal ? Bilang padanya kalau nakal Paman Jungshin tidak akan membelikannya hadiah yang banyak ". Mendengar Jungshin berkata seperti itu mau tak mau Seohyun tertawa. Tiba-tiba telepon terputus dan sebuah panggilan face time masuk ke ponsel Seohyun membuat Seohyun kembali tertawa, lalu merapikan dandanannya dan menerima panggilan video tersebut. Dan saat di layar teleponnya dia melihat suaminya sedang berusaha melepaskan diri dari pegangan Minhyuk dan Jonghyun sambil berteriak meminta teleponnya kembali.
" Aigo, apa yang kalian lakukan pada suamiku tercinta ", ujar Seohyun tak dapat menahan tawanya. lalu wajah Jungshin muncul di layar.
" Hyungsungnim, semalam hyung sempat lupa lirik lagu gara-gara dia terus menerus memikirkanmu, ahh sangat memalukan , eisshh dia betul-betul tak bisa kami andalkan sekarang ", kata Jungshin sambil memasang wajah dengan ekspresi kecewa tapi malah membuat Seohyun kembali tertawa.
" Ya' nampyeon !! bukankah aku bilang kau harus berkonsentrasi pada konsermu. Kalian pantas memberimya hukuman ", kata Seohyun dengan berpura-pura marah. Yonghwa yang berhasil melepaskan dirinya langsung merebut ponselnya dari tangan Jungshin
" Sayang sebentar lagi aku segera tiba, sudah dulu ya, aku harus memberi mereka pelajaran ". Seohyun tertawa dan mengangguk dan panggilan video call tersebut terputus.
Yonghwa begitu beruntung memiliki dongsaeng seperti Jungshin, Minhyuk dan Jonghyun dan Seohyun merasa lebih beruntung lagi karena kini dirinya menjadi bagian dari mereka. Anaknya pasti akan sangat beruntung memiliki 3 orang paman yang ganteng-ganteng dan 7 orang bibi yang cantik-cantik yang siap memanjakan dirinya jika dia lahir nanti. Seohyun bersyukur untuk semua yang dia dapatkan. Life just so wonderful.
Seohyun meraih ponselnya mencoba melihat apa saja yang terjadi di sosmed. Seohyun mengecek aplikasi Instagramnya, mengecek notif, scrool the timeline, love beberapa photo termasuk photo dongsaengnya. Lucu rasanya setelah menikah selama dua bulan mereka bahkan belum saling follow di Instagram maupun di sns media lainnya.
Ditutupnya aplikasi Instagram lalu kemudian Seohyun membuka aplikasi kakaotalknya, ada beberapa pesan yang masuk dari para unnienya yang menanyakan bagaimana keadaannya dirinya dan si bayi. Seohyun mencoba menjawab beberapa pesan yang masuk mengucapkan selamat untuknya dan Yonghwa.
Bosan dengan ponselnya, Seohyun lalu mulai memainkan channel TV di remote control, tapi dia terlalu malas untuk menonton acara apapun saat ini. Seohyun mematikan TV dan memsang CD kompilasi lagiu-lagu kesayangan dirinya dan Yonghwa lalu berjalan menuju ke dapur. Sudah saatnya dia harus makan, membuka kulkas mengecek apa yang bisa dia masak, tapi kemudian Seohyun mendengar bel pintu berbunyi. Siapa ya ? kata Seohyun pada dirinya sendiri sambil berjalan ke arah monitor dan mendapati ibunya sedang berada di depan pintu apartemen.
Seohyun merasa sangat bahagia, dia lalu buru-buru membuka pintu dan mempersilahkan ibunya masuk lalu menutup pintu dan memeluk ibunya dari belakang.
" Omma, bogoshippoyo ", manja Seohyun. Ibu Seohyun berbalik dan balas memeluknya setelah terlebih dulu meletakkan barang yang di bawanya.
" Kamu ini, kok tidak menelpon kalau kau lagi sendiri ? ", tanya Ibu Seohyun sambil berjalan dan duduk di sofa di ikuti oleh Seohyun yang masih bergelayut di pelukannya. " Aigoo, sudah hampir punya anak sendiri tapi kelakuannya masih manja begini, aish jinja ", kata Ibu Seohyun lagi sambil menepuk lengan seohyun dengan sayang.
" Omma, Yong Seobang calling you to come ? ", tanya Seohyun sedikit heran Ibunya tiba-tiba datang ke apartemen mereka sementara Seohyun bahkan belum menelponnya.
" Ohh jinja, kau ini anak nakal, untung suamimu tahu kalau kau tidak akan menelponku jadi dia menelpon dan memberitahukan bahwa dia akan ke Bangkok dan kau sendiri di rumah. Aigooo, bagaimana kalau kau sakit ? ", tegur Ibu Seohyun sambil menatap putri semata wayangnya tersebut. Seohyun hanya tersenyum dengan wajah menyesal.
" Bukan begitu Omma, tapi aku hanya mau mandiri, sampai kapan aku akan meepotkanmu ".
" Pabo, seorang ibu tidak akan pernah dibuat repot oleh anaknya. Apakah kau sudah makan ? Ibu bawa kimchi stews ", kata Ibu Seohyun sambil menunjuk keranjang kecil yang dia letakkan di meja.
" Aku baru saja ke dapur untuk memasak sesuatu saat ibu tiba. Ahh aku jadi lapar ", kata Seohyun sambil mengusap-usap perutnya.
Ibu Seohyun lalu beranjak dan berjalan menuju ke dapur dengan membawa keranjang yang berisi Kimchi stew buatannya. Membuka kulkas melihat apa saja yang ada di sana, lalu mengeluarkan beberapa butir telur dan beberapa buah dari dalam kulkas.
" Seohyun ahh, apakah kalian belum belanja ? persediaan makanan kalian sangat sedikit ", tegur Ibunya. Seohyun hanya terdiam sambil duduk di salah satu kursi meja makan sambil memandang Ibunya dengan tangan di katupkan ke dagunya.
Beberapa saat kemudian Ibu Seohyun mulai sibuk menyiapkan makan siang, sementara Seohyun hanya mengawasi dari tempatnya duduk. Tidak sampai 30 menit kemudian Seohyun sudah menyantap makanan masakan ibunya dengan lahap.
Seohyun merasa sangat kenyang, dia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi memberi ruang pada perutnya. Tapi tiba-tiba perutnya terasa terputar dan terasa begitu mual, Seohyun lalu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Ibunya yang mengikutinya dari dalam dapur, mencoba memijat tengkuknya agar rasa mualnya sedikit berkurang lalu mengambilkan handuk kecil, menyodorkan kepada Seohyun untuk melap wajahnya. Setelah itu dia membawa Seohyun ke tempat tidur untuk beristirahat.
" Omma, kenapa rasanya perutku sangat melilit dan mualnya membuatku ingin terus menrus muntah ", keluh Seohyun sambil membaringkan dirinya di ranjang.
" Hal ini biasa bagi ibu yang hamil sayang. Kapan jadwal periksa ke dokter ? ", tanya Ibunya sambil memijit kaki Seohyun.
" Minggu depan Omma, Yong seobang yang menjadwalkannya, karena saat itu dia tidak ada schedule panggung ataupun lainnya ", jawab Seohyun lirih, perasaan mual masih menderanya membuatnya merasa seperti melayang. Seohyun mencoba memejamkan matamya mungkin tidur akan membuatnya lebih baik.
Ibu Seohyun menatap putrinya tersebut dengan wajah tersenyum, ahh putriku sebentar lagi akan menjadi ibu, satu babak kehidupan akan segera di jalaninya, sekarang adalah saat berusah-susah tapi akhirnya akan terasa terbayar semuanya saat melihat wajah sang bayi. Ibu Seohyun menarik selimut Seohyun dan merapikannya, lalu membelai rambut anaknya yang sudah tertidur.
Sebaiknya aku membersihkan dapur dan beberes. Ibu Seohyun melangkah keluar dan menutup pintu kamar Seohyun lalu berjalan ke dapur saat ponselnya berbunyi.
" Ahh Yonghwa, apakah kau sudah sampai ? nei, Ibu sekarang ada di apartemenmu menemani Seohyun. Dia sedang beristirahat, tadi habis makan siang dia mual-mual dan muntah. Aniyo, tidak apa-apa, memang wanita hamil seperti itu. Ibu akan membelikan biskuit yang bisa membuat rasa mualnya sedikit reda. Nee, jangan khawatir. Fokus saja pada konser kalian di sana, biar Seohyun Ibu yang urus. Nanti Ibu sampaikan padanya. You too, take care. Bye".
Ibu Seohyun meletakkan ponselnya di meja, Yonghwa benar-benar sangat memperhatikan Seohyun. Tidak ada yang membuat seorang ibu merasa bahagia selain mengetahui anak gadisnya bersama orang yang tepat. Seohyun benar-benar sangat beruntung memiliki Yonghwa sebagai suaminya. Ibu Seohyun jadi teringat bagaimana putrinya tersebut bertemu dengan Yonghwa. Setahun sebagai suami istri virtual, berakhir dengan perasaan sedih bagi keduanya, lalu mereka memutuskan untuk bersama, putus dan sambung tapi jodoh mereka memang sudah di takdirkan, mereka akhrnya di persatukan dalam ikatan tali pernikahan walaupun prosesnya begitu sulit karena mereka harus meyakinkan CEO masing-masing management, mempersiapkan diri dengan reaksi para fans mereka yang sebagian sangat fanatik dan terkadang sangat tidak ramah dan marah saat idola mereka dating dan memutuskan untuk menikah.
Ibu Seohyun bahagian bahwa baik Seohyun dan Yonghwa bisa menghadapi semuanya. Sambil menarik napas panjang, Ibu Seohyun melanjutkan apa yang ingin dia kerjakan tadi, membersihkan dapur dan mencuci beberapa peralatan masak dan peralatan makan, lalu mulai membersihkan ruang TV yang terlihat sedikit berantakan dengan tissue yang berhamburan serta beberapa buku yang berserakan.
* * * * *
Ponselnya berbunyi dan nama suaminya nampak di layar, dengan perasaan yang meluap Seohyun menerima panggilan tersebut.
" Buin, aku sudah dalam perjalanan ke apartemen, tunggu aku ya ", sahut Yonghwa dari seberang.
" I always waiting for you, bogoshippo ", ucap Seohyun dengan nada kerinduan yang terpancar dari suaranya.
" I miss you too honey. Apakah Ibu sudah pulang ? ", tanya Yonghwa dan Seohyun mengiyakan . " Aku harus menelponya dan berterima kasih padanya telah menjagamu selama aku pergi, aku harus mentraktir Ibu makan malam yang lezat ".
" Cepatlah pulang, aku sudah sangat merindukanmu ", kata Seohyun manja dan Yonghwa terdengar tertawa di ujung sana.
" Buin, apakah aku harus menyuruh supir untuk melajukan mobilnya ? ".
" Andwei !! Pulanglah tanpa cacat sedikitpun ".
" Seohyun ahhh kau membuatku gila ", kata Yonghwa sementara Seohyun mendengar suara riuh di belakang Yonghwa, sepertinya dongsaengnya mulai menggodanya.
" Hyungsungnim, bagaimana kabarmu ? ", tiba-tiba terdengar suara Jungshin di telepon di susul suara Yonghwa yang berteriak meminta teleponnya kembali. " Hyungsungnim, bagaimana keadaan calon ponakanku, apakah dia tidak nakal ? Bilang padanya kalau nakal Paman Jungshin tidak akan membelikannya hadiah yang banyak ". Mendengar Jungshin berkata seperti itu mau tak mau Seohyun tertawa. Tiba-tiba telepon terputus dan sebuah panggilan face time masuk ke ponsel Seohyun membuat Seohyun kembali tertawa, lalu merapikan dandanannya dan menerima panggilan video tersebut. Dan saat di layar teleponnya dia melihat suaminya sedang berusaha melepaskan diri dari pegangan Minhyuk dan Jonghyun sambil berteriak meminta teleponnya kembali.
" Aigo, apa yang kalian lakukan pada suamiku tercinta ", ujar Seohyun tak dapat menahan tawanya. lalu wajah Jungshin muncul di layar.
" Hyungsungnim, semalam hyung sempat lupa lirik lagu gara-gara dia terus menerus memikirkanmu, ahh sangat memalukan , eisshh dia betul-betul tak bisa kami andalkan sekarang ", kata Jungshin sambil memasang wajah dengan ekspresi kecewa tapi malah membuat Seohyun kembali tertawa.
" Ya' nampyeon !! bukankah aku bilang kau harus berkonsentrasi pada konsermu. Kalian pantas memberimya hukuman ", kata Seohyun dengan berpura-pura marah. Yonghwa yang berhasil melepaskan dirinya langsung merebut ponselnya dari tangan Jungshin
" Sayang sebentar lagi aku segera tiba, sudah dulu ya, aku harus memberi mereka pelajaran ". Seohyun tertawa dan mengangguk dan panggilan video call tersebut terputus.
Yonghwa begitu beruntung memiliki dongsaeng seperti Jungshin, Minhyuk dan Jonghyun dan Seohyun merasa lebih beruntung lagi karena kini dirinya menjadi bagian dari mereka. Anaknya pasti akan sangat beruntung memiliki 3 orang paman yang ganteng-ganteng dan 7 orang bibi yang cantik-cantik yang siap memanjakan dirinya jika dia lahir nanti. Seohyun bersyukur untuk semua yang dia dapatkan. Life just so wonderful.
* * * * *
Yonghwa memeluk Seohyun sambil berbaring di ranjang mereka. Dua hari terpisah rasanya bagaikan dua dekade lamanya. Di kecupnya kening Seohyun sementara Seohyun merapatkan tubuhnya ke badan Yonghwa dan memeluknya dengan erat, seperti tak ingin melepaskan Yonghwa selamanya.
" Sayang, bagaimana keadaanmu dua hari ini ? Kata Ibu kau mual-mual dan muntah-muntah, apakah kau masih mual ? ", tanya Yonghwa sambil mengusap lengan Seohyun.
" Kata Ibu, hal itu biasa bagi kehamilan bulan pertama. Ibu juga sudah membelikan aku biskuit yang bisa mengurangi rasa mualnya, aku hanya perlu memakannya saat perutku terasa mual dan mau muntah ", jawab Seohyun.
" Bagaimana dengan kepalamu, apakah masih terasa pusing ? Mungkin sebaiknya kita besok ke dokter dan menanyakan hal tersebut, aku tidak ingin terjadi apa-apa denganmu dan anak kita ", kata Yonghwa sambil mengusap perut Seohyun dengan lembut dan penuh perasaan. " Apakah sudah ada perubahan pada perutmu ? hey Junior apakah kau baik-baik saja di dalam sana ? ".
" Kata Ibu, dua atau bulan lagi baru akan ada perubahan pada perutku, ahhh aku tak bisa membayangkan bagaimana penampilanku dengan perut yang membesar ".
" Kau akan terlihat sangat cantik ", bisik Yonghwa di telinga Seohyun, " Tidak peduli bagaimanapun kau memandang penampilanmu, bagiku kau akan selalu cantik dan cantik ".
" Gombal ".
" Jinja !! ".
Yonghwa lalu megecup bibir Seohyun dengan perasaan rindu yang membludak dalam hatinya dan Seohyun menyambutnya dengan perasaan yang sama. Tapi mereka berusaha menahan diri, karena dokter menganjurkan untuk sementara mereka harus bersabar.
Besok adalah dua bulan usia kehamilan Seohyun dan Yonghwa semakin sangat menyayangi Seohyun, sementara Seohyun sebulan ini bawaannya menjadi sangat manja. Bila tidak terlalu penting dia tidak akan membiarkan Yonghwa untuk jauh darinya. Dan Yonghwa menikmati kemanjaan Seohyun tersebut. Selama ini Yonghwa mengenal Seohyun sebagai wanita yang jauh dari sifat manja, dia adalah wanita mandiri, yang bila tidak perlu tidak akan meminta bantuan orang lain, tapi karena kehamilannya tersebut Yongha melihat sisi lain dari Seohyun yang manja.
" Sayang, bagaimana kalau besok kita mengundang semua untuk makan malam bersama kita ? merayakan dua bulan kandunganmu ? " tanya Yonghwa.
" Bolehkah ? ", Seohyun balik bertanya sambil mendongakkam wajahnya sambil menatap suaminya. Dan Yonghwa mengangguk. " Tapi apakah tidak apa-apa ? ", tanya Seohyun lagi.
" Selama kau tidak turun tangan memasak dan lain-lain sebagainya tidak akan apa-apa, kita akan memesan makanan dan minuman, kau hanya perlu duduk dan menikmati semuanya ", jawab Yonghwa sambil membelai rambut Seohyun sementara tangannya yang lain mengusap-usap perut Seohyun.
Sesaat keduanya terdiam, hanya saling berpelukan dalam diam meresapi cinta yang mereka miliki. lalu Yonghwa berbisik di telinga Seohyun " Apakah kau bahagia bersamaku ? " dan Seohyun menjawabnya dengan ciuman yang lama di bibir Yonghwa. Dan Yonghwa tahu dia tidak perlu jawaban Seohyun.
The 1st Month The 3rd Month
The 1st Month The 3rd Month
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon