#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

ACCIDENTALLY WE MARRIED




CHAPTER SIX


Yonghwa terperanjat menatap pria tersebut lalu sekilas melirik Seohyun yang terlihat tidak percaya dengan wajah yang membeku. Tak dapat mempercayai apa yang di dengarnya Yonghwa lalu menatap Jonghyun yang bergegas naik ke panggung sesaat setelah pria tersebut mengatakan bahwa pernikahan tersebut adalah sah. Tapi wajah Jonghyun pun terlihat kaget sama seperti dirinya.
“ Maaf , tapi apa yang saya katakan adalah sebenarnya. Saya telah menikahkan begitu banyak pasangan selama kurang lebih 5o tahun. Tak ada alasan mengapa pernikahan kalian tidak sah. Kalian berdua sudah menandatangani surat pernikahan “, kata pria tersebut sambil melambaikan selembar kertas yang tadi mereka berdua tandatangani. “ Kalian sudah menandatangani surat pernikahan di hadapan para saksi. Dan saya juga telah menandatangani tanda tangan dan stempel pengesahan di surat tersebut. Begitulah prosedurnya “.
Pria tersebut lalu melepaskan kacamatanya dan dengan matanya yang sipit dia mulai mengelap kacamatanya tersebut dengan sapu tangan kecil yang diambilnya dari saku jasnya.
Menikah dengan Seohyun secara sah ? Tapi dia bahkan bukan type idealku. Dia nenek sihir yang angkuh dan sombong serta menyebalkan, hanya itu yang ada di pikiran Yonghwa. Dia kemudian berhenti berpikir dan menarik napas panjang.
“ Apakah ini semua idemu, Jonghyun ? “, desis Yonghwa. Jonghyun menggelengkan kepalanya.
“ Sama sekali bukan. Sumpah. Kami sudah menyediakan seseorang untuk menjadi hakim pernikahan dan bukan hakim yang asli “. Jonghyun sedikit berjalan mundur sambil melambai-lambaiakn kedua tangannya. “ Kuakui aku memang memintamu untuk ambil bagian tapi apa yang terjadi bukan ideku. Aku takkan berani menikahkan dirimu dengan seseorang secara diam-diam dan di sengaja “.
“ Lalu bagaimana ini bisa terjadi ? “.
“ Mungkin ini campur tangan cupid – dewa asmara ? “.
Cupid ? Dewa asmara ? apakah Jonghyun masih punya otak di kepalanya ?
Saat ini Yonghwa benar-benar tidak bisa berpikiran jernih. Dalam semalam statusnya berubah dari single fighter menjadi seorang suami, itupun suami Seohyun !  Apakah dia sedang di kutuk oleh para klien yang pernah di tanganinya ? ataukah dari wanita-wanita yang pernah dia kecewakan karena berharap di nikahi olehnya ? Apakah dosanya begitu besar sehingga harus mendapat balasan seperti ini.
Mana ada pangeran menikahi nenek sihir ? Dongeng macam apa ini ?
Tapi yang pasti Yonghwa tahu siapa yang paling behagia dengan kejadian ini. Ibunya. Dan dia tak perlu melihat ke arah Ibunya hanya untuk membenarkan dirinya karena Ibunya dengan sukarela sudah naik ke panggung dan berjalan ke arahnya.
“ Yonghwa, akhirnya kau menikah juga. Chukkae sayangku “, kata Ibu Yonghwa sambil memeluk putranya dengan perasaan meluap-luap karena gembira.
“ Eomma, ini semua hanyalah salah faham “, kata Yonghwa tidak nyaman dalam pelukan ibunya.
“ Apanya yang salah faham. Pernikahan ini sudah sah di hadapan negara. OMO, Ibu sangat bahagia. Sudah lama Ibu memimpikan hal ini, walaupun Ibu akan lebih senang bila semuanya berjalan seperti pernikahan lainnya yang di hadiri keluarga dan kerabat tapi Ibu tetap bersyukur, akhirnya kau menikah juga “.
Yonghwa tak dapat lagi berkata-kata. Refleks di raihnya kertas yang di pegang oleh pria tersebut. Melihatnya dengan teliti. Seumur kariernya sebagai seorang pengacara perceraian, Yonghwa tahu dengan sangat pasti kertas yang di pegangnya saat ini adalah benar-benar dokumen yang resmi. Mendesah pasrah, selamat datang di penjara. Anggap saja aku sudah mati !!

♥ ♥ ♥

Seohyun masih juga tidak dapat berkata apa-apa tentang semua yang terjadi. Pikirannya kosong. Berputar-putar di mulai dari kedatangannya, pertemuannya dengan Yonghwa, ketidaknyamanannya di atas panggung saat menjawab semua pertanyaan dari Yonghwa, tekadnya yang bulat untuk membalas dendam atas semua perkataan Yonghwa, senyum kemenangannya, pernikahan, musik dan bencana yang bahkan melebihi gunung meletus, tsunami, gempa berkekuatan 9,7 SR atau bahkan tertimpa pesawat.
Seohyun lebih memilih bencana alam tersebut daripada menikahi pria tersebut !
Seohyun akan lebih memilih lompat dari pesawat tanpa parasut bila dia di beri opsi tersebut selain menikahi Yonghwa !
Dalam keterperanjatannya, Seohyun tiba-tiba tersadar saat seseorang memeluknya dengan erat. Dadanya terasa sesak karena pelukan tersebut.
Ibunya !
Oh yah, mengapa dia bisa lupa kalau ibunya telah menjadi saksi pernikahan ini ? Ibunya dan puluhan undangan di acara ini.  Berharap dunia detik ini kiamat dan dia terbebas.
“ Seohyun sayang. Selamat atas pernikahanmu. Ayahmu pasti tidak percaya dan menyesal tidak hadir di sini malam ini “, nada penuh haru dan bahagia terdengar jelas dari nada suara ibunya dan Seohyun mencoba mencerna kata-katanya. Pernikahan ini benar-benar nyata ? Bisakah seseorang menamparnya untuk meyakinkan dirinya tidak bermimpi. Atau bolehkah dia berharap ini adalah mimpi walaupun dia tahu dia tidak sedang tertidur. Seseorang tolong, bangunkan aku kalau ini memang mimpi.
The most worse nightmare !!
Menjadi Ny. Jung YongHwa.  Seohyun lebih suka tidak menikah seumur hidup dari pada menyandang status sebagai istri pria yang ada di depannya yang juga nampak sama terkejutnya dengan dirinya.
“ Mana hakim itu ?? Kita harus berbicara padanya. Pernikahan ini harus di batalkan atau apa sajalah “, sahut Seohyun panik dengan situasi yang akhirnya dia sadari terjadi. Mata Seohyun mencari-cari pria tua tersebut tapi dia tidak melihatnya.
“ Dia sudah pergi “, jawab Yonghwa. “ Aku tidak bisa menghentikannya, katanya masih ada pernikahan yang harus dia sahkan “. Merasa tak bisa berbuat apa-apa Yonghwa memegang surat pernikahan tersebut.
“ Dan melihat surat ini “, Yonghwa mengacungkan surat tersebut di depan wajah Seohyun. “  Kecuali aku dapat mencari celah yang salah, aku terpaksa harus bilang kita – kau dan aku – telah benar-benar resmi menikah ! “.
Kau dan aku telah benar-benar resmi menikah..
Kalimat tersebut terngiang-ngiang di kepala Seohyun. Seohyun benar-benar tidak percaya malam ini dia menjadi mahluk tersial di dunia.
“ Sialnya diriku, menikah dengan orang seperti dirimu “, tanpa sadar Seohyun mengucapkan kaliamat yang ada di kepalanya.
“ Sial ? “, sahut Yonghwa bernada tidak percaya. “ Sial katamu ? Kau pikir aku juga suka menikahi nenek sihir sepertimu. Kau pikir aku tidak lebih sial lagi ? “.
“ Hah !! Kau tahu kau itu pembawa sial ! “, jengkel  Seohyun memukul lengan Yonghwa dengan buket bunga yang di pegangnya yang tadi di berikan oleh MC’s. Seohyun berharap buket tersebut adalah pedang tajam yang akan bisa memotong-motong tubuh Yonghwa menjadi potongan-potongan kecil. “ Sialnya aku sialnya aku !! “, seru Seohyun sambil terus menerus memukul Yonghwa dengan buket bunga yang kini sudah tak lagi berbentuk buket karena helai-helai bunganya sudah beterbangan di mana-mana.
“ nenek sihir, kaulah yang menyihirku menjadi sial seperti ini. Sekali nenek sihir tetap nenek sihir bagaimanapun kau membungkus dirimu dengan kecantikanmu “, jengkel Yonghwa menarik buket bunga dari tangan Seohyun dan membantingnya ke lantai dengan kesal.
“ Ha Ha setidaknya kau mengakui kalau aku cantik kan ? “, sembur Seohyun tetap tidak mau kalah.
“ Cantik ? Kau bahkan jauh dari cantik bagaikan langit dan bumi. Kecantikan yang palsu ! “.
“ Dan kau pikir dirimu ganteng ? Kaca mana kaca, kau perlu bercermin bujangan lapuk !! “.
“ Bujangan lapuk ? kau yang perawan kegenitan !! “.
“ Kau !! “.
“ Kau !! “.
“ Berhentilah kalian berdua !!! “, suara Ibu Yonghwa tiba-tiba terdengar menggema. Membuat Seohyun dan Yonghwa terdiam walaupun aura membunuh masih berkobar-kobar di dada mereka.
“ Kalian berdua ini benar-benar memalukan ! kalian ini dua manusia dewasa dan terhormat. Apakah kata-kata itu pantas kalian keluarkan? Lihat semua orang sedang menatap kalian ! “.
Yoona yang sedari tadi berdiri di dekat Seohyun lalu berusaha meraih bahu Seohyun dan mengajaknya mundur beberapa langkah. Lalu memeluk erat lengan Seohyun.  Hal yang sama di lakukan Jonghyun terhadap Yonghwa.
Gumaman para undangan menyadarkan keduanya bahwa mereka saat ini sedang di tonton puluhan mata.
Seohyun mencoba mengatur napasnya dengan menarik napas pelan-pelan dan menghembuskannya berulang-ulang.  Mencoba menenangkan dirinya sendiri sambil mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Seohyun benci . Dan dia sangat ingin berteriak.
“ Pokoknya Ibu tidak mau tahu, kalian sudah menikah. Dan Seohyun sudah menjadi menantu ibu, suka atau tidak suka “, kata Ibu Yonghwa lagi kali ini dengan nada suara yang sedikit lembut. “ Dan Yonghwa sebaiknya kau mulai menghormati menantu Ibu atau kau harus berhadapan dengan ibumu dan mendapatkan hukuman yang pantas “.
Ibu Yonghwa lalu berjalan ke arah Seohyun. Wanita separuh baya itu menatap Seohyun dengan tatapan penuh kasih sayang. “ Seohyun, kau mungkin jawaban dari doa Ibu selama ini. Selamat datang ke keluarga kami. Kau di sambut dengan penuh kesyukuran “, sambil berkata-kata Ibu Yonghwa lalu memeluk Seohyun.
Seohyun merasa canggung dengan pelukan tersebut. Dia tidak pernah bermimpi jadi menantu seseorang atau keluarga seseorang. Baginya sendiri adalah surga dan menjadi menantu adalah neraka karena dia akan di hadapkan dengan kewajiban-kewajiban seorang menantu yang selama ini Seohyun tidak suka. Memasak, mempunyai anak, mengurus rumah tangga, semua itu tidak ada dalam kamus seorang feminis sepertinya. Dia bisa hidup tanpa pria dan tanpa embel-embel menantu. Seohyun hanya ingin hidupnya kembali normal.

♥ ♥ ♥

Mungkin sebaiknya mereka berekonsiliasi. Benar kata ibunya, mereka adalah dua manusia dewasa, bukan anak-anak yang bisa saling cakar-cakaran dan jambak-jambakan hanya karena hal kecil, pikir Yonghwa mencoba berpikir jernih. Lagipula masalah mereka berdua lebih besar di banding dengan masalah mobil Yonghwa yang harus di derek ke bengkel karena bumpernya penyot ketabrak mobil Seohyun.
Masalah mereka lebih parah 100 kali lipat dari itu. Masalah hidup mereka. Yonghwa membenci pernikahan, tidak menyukai komitmen dan sekarang dia justru terjebak dalam pernikahan yang tidak dia harapkan gara-gara kesalahan Hakim pernikahan masuk hall.
Yeah, masalah mobil bisa menunggu.
Yonghwa melepaskan tangan Jonghyun yang sedari tadi berusaha menahannya. Melepaskan lengannya dari belitan tangan Jonghyun lalu perlahan meregangkan ototnya. Sepertinya dia harus membicarakan hal ini berdua dengan si nenek sihir yang sudah menjadi istrinya tersebut.
Setelah merasa ketegangan di atas panggung mulai mereda. Beberapa orang tamu undangan sudah mulai beranjak dan keluar dari hall tersebut. Beberapa kru juga mulai membereskan set panggung tempat tadi mereka melaksanakan pernikahan sandowara yang berakhir menjadi pernikahan sesungguhnya.
Kali ini mereka telah duduk di salah satu meja yang tadi di tempati oleh para undangan. Seohyun terlihat masih berusaha menerima kenyataan sementara Yoona berusaha menenangkannya. Sementara itu kedua ibu mereka nampak sedang serius berbicara di salah satu meja tidak jauh dari mereka.
Yonghwa menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Malam ini sangat melelahkan, Fisik dan mental, bagi dirinya dan mungkin juga bagi Seohyun. Yonghwa sejenak menatap Seohyun, kali ini kacamatanya kembali bertengker di hidungnya. Yonghwa mengerutkan bibirnya.
“ Bisakah kalian meninggalkan kami berdua ? “.
Jonghyun berpaling dan memandang Yonghwa dengan penuh ragu. Meninggalkan mereka berdua berarti bencana. Bisa saja mereka akan saling membunuh saat mereka di tinggal berdua. Dan setelah peristiwa malam ini Jonghyun tak ingin sebuah pernikahan berakhir dengan tragis. Pernikahan berdarah.
“ Hyung ? “, ragu-ragu jelas terdengar di nada suara Jonghyun.
“ Kami akan baik-baik saja. Aku janji tidak akan ada pertumpahan darah “, ucap Yonghwa sambil menatap kerah Seohyun mencoba meyakinkan Seohyun bahwa dia akan bersikap sangat manis. “ Iya kan Seohyun ? “.
Seohyun terlihat menganggukkan kepalanya dengan malas dan penuh keengganan. Tapi mungkin seperti dirinya, Seohyun mungkin berpikir saatnya mereka berdua membicarakan masalah yang membelit mereka.
“ Janji ya kalian berdua tidak akan bertengkar seperti kucing dan tikus “, kata Yoona meminta kepastian. Secara bersamaan keduanya mengangguk. “ Baiklah, tapi satu hal yang ingin aku katakan pada kalian berdua – berpikirlah bahwa hal-hal baik biasanya diawali dengan sesuatu yang buruk “.
Terlihat Seohyun tersenyum kecil. Semuanya akan baik-baik saja, bisik Yonghwa.
Saat Jonghyun dan Yoona berjalan menjauh meninggalkan mereka, Yonghwa lalu menegakkan duduknya, kharismanya sebagai seorang pengacara handal terlihat jelas. Di raihnya kertas yang tergeletak di meja di tengah-tengah mereka. Sekali lagi berusaha untuk mencari celah yang bisa membatalkan pernikahan mereka.
“ Surat pernikahan ini seperti yang aku bilang tadi adalah 100% sah. Kita berdua telah menikah. Walaupun pada dasarnya aku tidak terlalu tertarik untuk berkomitmen, tapi aku juga tidak bisa mengesampingkan fakta ini “.
“ Tidak adakah sesuatu yang bisa kita lakukan untuk membatalkan pernikahan ini ? “, tanya Seohyun sambil meraih kertas tersebut dari tangan Yonghwa dan membacanya. “ Berapa lama yang diperlukan untuk membatalkan pernikahan ini ? “.
“ Pembatalan, sesuai yang aku tahu memakan waktu 30 hari, kita berdua harus bersama-sama mengajukan keberatan dan meminta pembatalan “, jawab Yonghwa.
“ 30 hari ?! “, Seohyun tidak percaya mendengarnya.
“ Yeah, 30 hari itu paling cepat. Saat ini pemerintah sedang menggalakkan kampanye untuk menikah. Kau tahu kan sebabnya ? “. Seohyun menggeleng. Dia adalah dosen ilmu politik, hari-harinya berkutat dengan literatur bidang politik. Tapi dia tidak terlalu tertarik dengan peraturan-peraturan yang di keluarkan pemerintah.
“ Saat ini jumlah pernikahan sangat menurun jumlahnya. Pria dan wanita dewasa seperti kita berdua lebih memilih untuk tidak menikah dan mengejar kemapanan. Pemerintah resah jangan-jangan beberapa tahun ke depan negara ini tidak mempunyai generasi penerus makanya mereka sedang menggiatkan kampanye tersebut. Dan salah satu imbasnya adalah peraturan ketat tentang peraturan perceraian. Jadi, pembatalan pernikahan kita berdua membutuhkan setidaknya 30 hari untuk di batalkan “.
Seohyun menundukkan kepalanya sementara satu tangannya di letakkan di dahinya. “ Mengapa 30 hari rasanya terdengar seperti seumur hidup “, katanya pelan hampir tidak terdengar oleh Yonghwa sehingga dia harus mendekatkan kepalanya ke arah Seohyun.
Seohyun lalu mengangkat kepalanya dan Yonghwa buru-buru menarik kepalanya ke posisi semula. “ Bukankah kau seorang pengacara ? “. Yonghwa menganggukkan kepalanya.
“ Pengacara Perceraian tepatnya “.
“ Tidak bisakah kau membuat 30 hari menjadi 7 hari saja ? “. Yonghwa mengernyitkan keningnya. “ Maksudku, kau kan punya banyak relasi – aku yakin itu – jadi bukankah akan mudah bagimu membatalkan pernikahan kita ini dengan cepat ? “.
Pembatalan pernikahan apa yang sedang kalian bicarakan ? “ .
Yonghwa mendongak dan mendapati Ibunya dan juga Ibu Seohyun sedang menatap mereka berdua dengan wajah yang tidak ramah.
“ Seohyun, apakah kau menyuruh Yonghwa membatalkan pernikahan kalian ? “, tanya Ibu Seohyun dengan penuh selidik  sambil mendekati Seohyun putrinya. Seohyun tidak menjawab.
“ Yonghwa ? “, Ibu Yonghwa menatap Yonghwa dengan tajam. Yonghwa selalu tahu kalau Ibunya sedang marah maka dunia akan kiamat dalam waktu 5 menit.
“ T-tidak kok “, jawab Yonghwa berusaha terlihat normal. Di tendangkan kaki Seohyun yang berada di bawah meja untuk bekerjasama dengannya. “ Kami hanya sedang membahas hal-hal apa yang harus kami ketahui satu sama lain, iya kan Seohyun ? “.
Seohyun menganggukkan kepalanya. “ Kami baru kali ini bertemu, kami tidak lebih dari dua orang asing yang terdampar, kami perlu saling mengenal, Ibu “.
“ Kalian berdua seharusnya belajar bagaimana cara untuk berbohong “, kata Ibu Yonghwa sambil merebut kertas yang di pegang Seohyun melipatnya beberapa kali lalu memasukkannya ke dalam tas yang di bawanya. “ Tidak akan ada pembatalan pernikahan, sampai kapanpun. Jadi mulailah kalian menjalankan apa yang kalian katakan, mengenal satu sama lain ! “. Lalu sambil menggandeng  lengan Ibu Seohyun , Ibu Yonghwa melangkah meninggalkan mereka berdua. Lalu setelah beberapa langkah Ibu Yonghwa berbalik dan menatap mereka berdua.
“ Kalian harus melangkahi mayat kami berdua bila kalian ingin membatalkan pernikahan kalian. Ingat itu ! “.



Previous
Next Post »

4 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
1 Oktober 2016 pukul 22.05 delete

Mom zee.. gag sabar next chapt dong.. wkwkwkwk :* :ng

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
2 Oktober 2016 pukul 08.19 delete

sabar sabar orang sabar di sayang Yonghwa hahahaha

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
2 Oktober 2016 pukul 13.59 delete

Ulalala,,hyun terima aja atu neng,,punya suami berkarisma kyak yong siapa yg bisa nolak sih,,

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
2 Oktober 2016 pukul 19.11 delete

saya juga ga nolak hehehehe

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥