CHAPTER SIX
Yonghwa terperanjat menatap pria tersebut lalu sekilas melirik Seohyun yang
terlihat tidak percaya dengan wajah yang membeku. Tak dapat mempercayai apa
yang di dengarnya Yonghwa lalu menatap Jonghyun yang bergegas naik ke panggung
sesaat setelah pria tersebut mengatakan bahwa pernikahan tersebut adalah sah.
Tapi wajah Jonghyun pun terlihat kaget sama seperti dirinya.
“ Maaf , tapi apa yang saya katakan adalah sebenarnya. Saya telah
menikahkan begitu banyak pasangan selama kurang lebih 5o tahun. Tak ada alasan
mengapa pernikahan kalian tidak sah. Kalian berdua sudah menandatangani surat
pernikahan “, kata pria tersebut sambil melambaikan selembar kertas yang tadi
mereka berdua tandatangani. “ Kalian sudah menandatangani surat pernikahan di
hadapan para saksi. Dan saya juga telah menandatangani tanda tangan dan stempel
pengesahan di surat tersebut. Begitulah prosedurnya “.
Pria tersebut lalu melepaskan kacamatanya dan dengan matanya yang sipit dia
mulai mengelap kacamatanya tersebut dengan sapu tangan kecil yang diambilnya
dari saku jasnya.
Menikah dengan Seohyun secara sah ? Tapi dia bahkan bukan type idealku. Dia
nenek sihir yang angkuh dan sombong serta menyebalkan, hanya itu yang ada di
pikiran Yonghwa. Dia kemudian berhenti berpikir dan menarik napas panjang.
“ Apakah ini semua idemu, Jonghyun ? “, desis Yonghwa. Jonghyun
menggelengkan kepalanya.
“ Sama sekali bukan. Sumpah. Kami sudah menyediakan seseorang untuk menjadi
hakim pernikahan dan bukan hakim yang asli “. Jonghyun sedikit berjalan mundur
sambil melambai-lambaiakn kedua tangannya. “ Kuakui aku memang memintamu untuk
ambil bagian tapi apa yang terjadi bukan ideku. Aku takkan berani menikahkan
dirimu dengan seseorang secara diam-diam dan di sengaja “.
“ Lalu bagaimana ini bisa terjadi ? “.
“ Mungkin ini campur tangan cupid – dewa asmara ? “.
Cupid ? Dewa asmara ? apakah Jonghyun masih punya
otak di kepalanya ?
Saat ini Yonghwa benar-benar tidak bisa berpikiran jernih. Dalam semalam
statusnya berubah dari single fighter menjadi seorang suami, itupun suami
Seohyun ! Apakah dia sedang di kutuk
oleh para klien yang pernah di tanganinya ? ataukah dari wanita-wanita yang
pernah dia kecewakan karena berharap di nikahi olehnya ? Apakah dosanya begitu
besar sehingga harus mendapat balasan seperti ini.
Mana ada pangeran menikahi nenek sihir ? Dongeng
macam apa ini ?
Tapi yang pasti Yonghwa tahu siapa yang paling behagia dengan kejadian ini.
Ibunya. Dan dia tak perlu melihat ke arah Ibunya hanya untuk membenarkan
dirinya karena Ibunya dengan sukarela sudah naik ke panggung dan berjalan ke
arahnya.
“ Yonghwa, akhirnya kau menikah juga. Chukkae sayangku “, kata Ibu Yonghwa
sambil memeluk putranya dengan perasaan meluap-luap karena gembira.
“ Eomma, ini semua hanyalah salah faham “, kata Yonghwa tidak nyaman dalam
pelukan ibunya.
“ Apanya yang salah faham. Pernikahan ini sudah sah di hadapan negara. OMO,
Ibu sangat bahagia. Sudah lama Ibu memimpikan hal ini, walaupun Ibu akan lebih
senang bila semuanya berjalan seperti pernikahan lainnya yang di hadiri
keluarga dan kerabat tapi Ibu tetap bersyukur, akhirnya kau menikah juga “.
Yonghwa tak dapat lagi berkata-kata. Refleks di raihnya kertas yang di
pegang oleh pria tersebut. Melihatnya dengan teliti. Seumur kariernya sebagai
seorang pengacara perceraian, Yonghwa tahu dengan sangat pasti kertas yang di
pegangnya saat ini adalah benar-benar dokumen yang resmi. Mendesah pasrah,
selamat datang di penjara. Anggap saja aku sudah mati !!
♥ ♥ ♥
Seohyun masih juga tidak dapat berkata apa-apa tentang semua yang terjadi. Pikirannya
kosong. Berputar-putar di mulai dari kedatangannya, pertemuannya dengan
Yonghwa, ketidaknyamanannya di atas panggung saat menjawab semua pertanyaan
dari Yonghwa, tekadnya yang bulat untuk membalas dendam atas semua perkataan
Yonghwa, senyum kemenangannya, pernikahan, musik dan bencana yang bahkan
melebihi gunung meletus, tsunami, gempa berkekuatan 9,7 SR atau bahkan tertimpa
pesawat.
Seohyun lebih memilih bencana alam tersebut
daripada menikahi pria tersebut !
Seohyun akan lebih memilih lompat dari pesawat tanpa parasut bila dia di
beri opsi tersebut selain menikahi Yonghwa !
Dalam keterperanjatannya, Seohyun tiba-tiba tersadar saat seseorang
memeluknya dengan erat. Dadanya terasa sesak karena pelukan tersebut.
Ibunya !
Oh yah, mengapa dia bisa lupa kalau ibunya telah menjadi saksi pernikahan
ini ? Ibunya dan puluhan undangan di acara ini.
Berharap dunia detik ini kiamat dan dia terbebas.
“ Seohyun sayang. Selamat atas pernikahanmu. Ayahmu pasti tidak percaya dan
menyesal tidak hadir di sini malam ini “, nada penuh haru dan bahagia terdengar
jelas dari nada suara ibunya dan Seohyun mencoba mencerna kata-katanya.
Pernikahan ini benar-benar nyata ? Bisakah seseorang menamparnya untuk
meyakinkan dirinya tidak bermimpi. Atau bolehkah dia berharap ini adalah mimpi
walaupun dia tahu dia tidak sedang tertidur. Seseorang tolong, bangunkan aku
kalau ini memang mimpi.
The most worse nightmare !!
Menjadi Ny. Jung YongHwa. Seohyun
lebih suka tidak menikah seumur hidup dari pada menyandang status sebagai istri
pria yang ada di depannya yang juga nampak sama terkejutnya dengan dirinya.
“ Mana hakim itu ?? Kita harus berbicara padanya. Pernikahan ini harus di
batalkan atau apa sajalah “, sahut Seohyun panik dengan situasi yang akhirnya
dia sadari terjadi. Mata Seohyun mencari-cari pria tua tersebut tapi dia tidak
melihatnya.
“ Dia sudah pergi “, jawab Yonghwa. “ Aku tidak bisa menghentikannya,
katanya masih ada pernikahan yang harus dia sahkan “. Merasa tak bisa berbuat
apa-apa Yonghwa memegang surat pernikahan tersebut.
“ Dan melihat surat ini “, Yonghwa mengacungkan surat tersebut di depan
wajah Seohyun. “ Kecuali aku dapat
mencari celah yang salah, aku terpaksa harus bilang kita – kau dan aku – telah
benar-benar resmi menikah ! “.
Kau dan aku telah benar-benar resmi menikah..
Kalimat tersebut terngiang-ngiang di kepala Seohyun. Seohyun benar-benar
tidak percaya malam ini dia menjadi mahluk tersial di dunia.
“ Sialnya diriku, menikah dengan orang seperti dirimu “, tanpa sadar
Seohyun mengucapkan kaliamat yang ada di kepalanya.
“ Sial ? “, sahut Yonghwa bernada tidak percaya. “ Sial katamu ? Kau pikir
aku juga suka menikahi nenek sihir sepertimu. Kau pikir aku tidak lebih sial
lagi ? “.
“ Hah !! Kau tahu kau itu pembawa sial ! “, jengkel Seohyun memukul lengan Yonghwa dengan buket
bunga yang di pegangnya yang tadi di berikan oleh MC’s. Seohyun berharap buket
tersebut adalah pedang tajam yang akan bisa memotong-motong tubuh Yonghwa
menjadi potongan-potongan kecil. “ Sialnya aku sialnya aku !! “, seru Seohyun
sambil terus menerus memukul Yonghwa dengan buket bunga yang kini sudah tak
lagi berbentuk buket karena helai-helai bunganya sudah beterbangan di
mana-mana.
“ nenek sihir, kaulah yang menyihirku menjadi sial seperti ini. Sekali
nenek sihir tetap nenek sihir bagaimanapun kau membungkus dirimu dengan
kecantikanmu “, jengkel Yonghwa menarik buket bunga dari tangan Seohyun dan
membantingnya ke lantai dengan kesal.
“ Ha Ha setidaknya kau mengakui kalau aku cantik kan ? “, sembur Seohyun
tetap tidak mau kalah.
“ Cantik ? Kau bahkan jauh dari cantik bagaikan langit dan bumi. Kecantikan
yang palsu ! “.
“ Dan kau pikir dirimu ganteng ? Kaca mana kaca, kau perlu bercermin
bujangan lapuk !! “.
“ Bujangan lapuk ? kau yang perawan kegenitan !! “.
“ Kau !! “.
“ Kau !! “.
“ Berhentilah kalian berdua !!! “, suara Ibu Yonghwa tiba-tiba terdengar
menggema. Membuat Seohyun dan Yonghwa terdiam walaupun aura membunuh masih
berkobar-kobar di dada mereka.
“ Kalian berdua ini benar-benar memalukan ! kalian ini dua manusia dewasa
dan terhormat. Apakah kata-kata itu pantas kalian keluarkan? Lihat semua orang
sedang menatap kalian ! “.
Yoona yang sedari tadi berdiri di dekat Seohyun lalu berusaha meraih bahu
Seohyun dan mengajaknya mundur beberapa langkah. Lalu memeluk erat lengan
Seohyun. Hal yang sama di lakukan
Jonghyun terhadap Yonghwa.
Gumaman para undangan menyadarkan keduanya bahwa mereka saat ini sedang di
tonton puluhan mata.
Seohyun mencoba mengatur napasnya dengan menarik napas pelan-pelan dan
menghembuskannya berulang-ulang. Mencoba
menenangkan dirinya sendiri sambil mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Seohyun
benci . Dan dia sangat ingin berteriak.
“ Pokoknya Ibu tidak mau tahu, kalian sudah menikah. Dan Seohyun sudah
menjadi menantu ibu, suka atau tidak suka “, kata Ibu Yonghwa lagi kali ini
dengan nada suara yang sedikit lembut. “ Dan Yonghwa sebaiknya kau mulai
menghormati menantu Ibu atau kau harus berhadapan dengan ibumu dan mendapatkan
hukuman yang pantas “.
Ibu Yonghwa lalu berjalan ke arah Seohyun. Wanita separuh baya itu menatap
Seohyun dengan tatapan penuh kasih sayang. “ Seohyun, kau mungkin jawaban dari
doa Ibu selama ini. Selamat datang ke keluarga kami. Kau di sambut dengan penuh
kesyukuran “, sambil berkata-kata Ibu Yonghwa lalu memeluk Seohyun.
Seohyun merasa canggung dengan pelukan tersebut. Dia tidak pernah bermimpi
jadi menantu seseorang atau keluarga seseorang. Baginya sendiri adalah surga
dan menjadi menantu adalah neraka karena dia akan di hadapkan dengan
kewajiban-kewajiban seorang menantu yang selama ini Seohyun tidak suka.
Memasak, mempunyai anak, mengurus rumah tangga, semua itu tidak ada dalam kamus
seorang feminis sepertinya. Dia bisa hidup tanpa pria dan tanpa embel-embel menantu.
Seohyun hanya ingin hidupnya kembali normal.
♥ ♥ ♥
Mungkin sebaiknya mereka berekonsiliasi. Benar kata ibunya, mereka adalah
dua manusia dewasa, bukan anak-anak yang bisa saling cakar-cakaran dan
jambak-jambakan hanya karena hal kecil, pikir Yonghwa mencoba berpikir jernih.
Lagipula masalah mereka berdua lebih besar di banding dengan masalah mobil
Yonghwa yang harus di derek ke bengkel karena bumpernya penyot ketabrak mobil
Seohyun.
Masalah mereka lebih parah 100 kali lipat dari itu. Masalah hidup mereka.
Yonghwa membenci pernikahan, tidak menyukai komitmen dan sekarang dia justru
terjebak dalam pernikahan yang tidak dia harapkan gara-gara kesalahan Hakim
pernikahan masuk hall.
Yeah, masalah mobil bisa menunggu.
Yonghwa melepaskan tangan Jonghyun yang sedari tadi berusaha menahannya.
Melepaskan lengannya dari belitan tangan Jonghyun lalu perlahan meregangkan
ototnya. Sepertinya dia harus membicarakan hal ini berdua dengan si nenek sihir
yang sudah menjadi istrinya tersebut.
Setelah merasa ketegangan di atas panggung mulai mereda. Beberapa orang
tamu undangan sudah mulai beranjak dan keluar dari hall tersebut. Beberapa kru
juga mulai membereskan set panggung tempat tadi mereka melaksanakan pernikahan
sandowara yang berakhir menjadi pernikahan sesungguhnya.
Kali ini mereka telah duduk di salah satu meja yang tadi di tempati oleh
para undangan. Seohyun terlihat masih berusaha menerima kenyataan sementara
Yoona berusaha menenangkannya. Sementara itu kedua ibu mereka nampak sedang
serius berbicara di salah satu meja tidak jauh dari mereka.
Yonghwa menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Malam ini sangat
melelahkan, Fisik dan mental, bagi dirinya dan mungkin juga bagi Seohyun.
Yonghwa sejenak menatap Seohyun, kali ini kacamatanya kembali bertengker di
hidungnya. Yonghwa mengerutkan bibirnya.
“ Bisakah kalian meninggalkan kami berdua ? “.
Jonghyun berpaling dan memandang Yonghwa dengan penuh ragu. Meninggalkan
mereka berdua berarti bencana. Bisa saja mereka akan saling membunuh saat
mereka di tinggal berdua. Dan setelah peristiwa malam ini Jonghyun tak ingin
sebuah pernikahan berakhir dengan tragis. Pernikahan berdarah.
“ Hyung ? “, ragu-ragu jelas terdengar di nada suara Jonghyun.
“ Kami akan baik-baik saja. Aku janji tidak akan ada pertumpahan darah “,
ucap Yonghwa sambil menatap kerah Seohyun mencoba meyakinkan Seohyun bahwa dia
akan bersikap sangat manis. “ Iya kan Seohyun ? “.
Seohyun terlihat menganggukkan kepalanya dengan malas dan penuh keengganan.
Tapi mungkin seperti dirinya, Seohyun mungkin berpikir saatnya mereka berdua
membicarakan masalah yang membelit mereka.
“ Janji ya kalian berdua tidak akan bertengkar seperti kucing dan tikus “,
kata Yoona meminta kepastian. Secara bersamaan keduanya mengangguk. “ Baiklah,
tapi satu hal yang ingin aku katakan pada kalian berdua – berpikirlah bahwa
hal-hal baik biasanya diawali dengan sesuatu yang buruk “.
Terlihat Seohyun tersenyum kecil. Semuanya akan baik-baik saja, bisik
Yonghwa.
Saat Jonghyun dan Yoona berjalan menjauh meninggalkan mereka, Yonghwa lalu
menegakkan duduknya, kharismanya sebagai seorang pengacara handal terlihat
jelas. Di raihnya kertas yang tergeletak di meja di tengah-tengah mereka.
Sekali lagi berusaha untuk mencari celah yang bisa membatalkan pernikahan
mereka.
“ Surat pernikahan ini seperti yang aku bilang tadi adalah 100% sah. Kita
berdua telah menikah. Walaupun pada dasarnya aku tidak terlalu tertarik untuk
berkomitmen, tapi aku juga tidak bisa mengesampingkan fakta ini “.
“ Tidak adakah sesuatu yang bisa kita lakukan untuk membatalkan pernikahan
ini ? “, tanya Seohyun sambil meraih kertas tersebut dari tangan Yonghwa dan
membacanya. “ Berapa lama yang diperlukan untuk membatalkan pernikahan ini ? “.
“ Pembatalan, sesuai yang aku tahu memakan waktu 30 hari, kita berdua harus
bersama-sama mengajukan keberatan dan meminta pembatalan “, jawab Yonghwa.
“ 30 hari ?! “, Seohyun tidak percaya mendengarnya.
“ Yeah, 30 hari itu paling cepat. Saat ini pemerintah sedang menggalakkan
kampanye untuk menikah. Kau tahu kan sebabnya ? “. Seohyun menggeleng. Dia
adalah dosen ilmu politik, hari-harinya berkutat dengan literatur bidang
politik. Tapi dia tidak terlalu tertarik dengan peraturan-peraturan yang di
keluarkan pemerintah.
“ Saat ini jumlah pernikahan sangat menurun jumlahnya. Pria dan wanita
dewasa seperti kita berdua lebih memilih untuk tidak menikah dan mengejar
kemapanan. Pemerintah resah jangan-jangan beberapa tahun ke depan negara ini
tidak mempunyai generasi penerus makanya mereka sedang menggiatkan kampanye
tersebut. Dan salah satu imbasnya adalah peraturan ketat tentang peraturan
perceraian. Jadi, pembatalan pernikahan kita berdua membutuhkan setidaknya 30
hari untuk di batalkan “.
Seohyun menundukkan kepalanya sementara satu tangannya di letakkan di
dahinya. “ Mengapa 30 hari rasanya terdengar seperti seumur hidup “, katanya
pelan hampir tidak terdengar oleh Yonghwa sehingga dia harus mendekatkan
kepalanya ke arah Seohyun.
Seohyun lalu mengangkat kepalanya dan Yonghwa buru-buru menarik kepalanya ke
posisi semula. “ Bukankah kau seorang pengacara ? “. Yonghwa menganggukkan
kepalanya.
“ Pengacara Perceraian tepatnya “.
“ Tidak bisakah kau membuat 30 hari menjadi 7 hari saja ? “. Yonghwa
mengernyitkan keningnya. “ Maksudku, kau kan punya banyak relasi – aku yakin
itu – jadi bukankah akan mudah bagimu membatalkan pernikahan kita ini dengan
cepat ? “.
“ Pembatalan pernikahan apa yang
sedang kalian bicarakan ? “ .
Yonghwa mendongak dan mendapati Ibunya dan juga Ibu Seohyun sedang menatap
mereka berdua dengan wajah yang tidak ramah.
“ Seohyun, apakah kau menyuruh Yonghwa membatalkan pernikahan kalian ? “,
tanya Ibu Seohyun dengan penuh selidik
sambil mendekati Seohyun putrinya. Seohyun tidak menjawab.
“ Yonghwa ? “, Ibu Yonghwa menatap Yonghwa dengan tajam. Yonghwa selalu
tahu kalau Ibunya sedang marah maka dunia akan kiamat dalam waktu 5 menit.
“ T-tidak kok “, jawab Yonghwa berusaha terlihat normal. Di tendangkan kaki
Seohyun yang berada di bawah meja untuk bekerjasama dengannya. “ Kami hanya
sedang membahas hal-hal apa yang harus kami ketahui satu sama lain, iya kan
Seohyun ? “.
Seohyun menganggukkan kepalanya. “ Kami baru kali ini bertemu, kami tidak
lebih dari dua orang asing yang terdampar, kami perlu saling mengenal, Ibu “.
“ Kalian berdua seharusnya belajar bagaimana cara untuk berbohong “, kata
Ibu Yonghwa sambil merebut kertas yang di pegang Seohyun melipatnya beberapa
kali lalu memasukkannya ke dalam tas yang di bawanya. “ Tidak akan ada
pembatalan pernikahan, sampai kapanpun. Jadi mulailah kalian menjalankan apa
yang kalian katakan, mengenal satu sama lain ! “. Lalu sambil menggandeng lengan Ibu Seohyun , Ibu Yonghwa melangkah
meninggalkan mereka berdua. Lalu setelah beberapa langkah Ibu Yonghwa berbalik
dan menatap mereka berdua.
“ Kalian harus melangkahi mayat kami berdua bila
kalian ingin membatalkan pernikahan kalian. Ingat itu ! “.
4 komentar
Write komentarMom zee.. gag sabar next chapt dong.. wkwkwkwk :* :ng
Replysabar sabar orang sabar di sayang Yonghwa hahahaha
ReplyUlalala,,hyun terima aja atu neng,,punya suami berkarisma kyak yong siapa yg bisa nolak sih,,
Replysaya juga ga nolak hehehehe
ReplyPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon