CHAPTER
TWELVE
“ Bos, aku baru saja melihat Seohyun memasuki apartemennya. Over and Out “.
Jadi Seohyun sudah kembali ke Seoul. Yonghwa tersenyum senang, lalu
mengucapkan terima kasih pada Minhyuk yang baru saja menelponnya. Yonghwa
mengecek arlojinya. Sudah larut tapi Yonghwa tak bisa menunggu lagi.
Dia dan Seohyun harus segera menyelesaikan kasus
yang berhubungan dengan hati ini, secepatnya !
Yonghwa lalu memutar arah dan dengan pasti mengarahkan mobilnya menuju ke
apartemen Seohyun. Berharap wanita yang di cintainya tersebut belum tidur. Dan
kalaupun dia sudah tertidur, sebaiknya dia segera bangun saat mendengar bel
pintunya berbunyi atau dia akan kaget mendapati dirinya berdiri di depannya
saat dia terbangun, tekad Yonghwa.
Tidak berapa lama, Yonghwa sudah berdiri di depan pintu apartemen Seohyun.
Nyala lampu yang tampak dari celah-celah bawah pintu menandakan penghuninya
masih belum terlelap. Tiba-tiba Yonghwa di dera perasaan gugup. Demi Tuhan, dia
tidak pernah merasa gugup bahkan saat harus berhadapan muka dengan penjahat
yang harus di tangkapnya dengan gagang pistol mengarah kepadanya. Sejenak
menenangkan diri dan berpikir, apakah dia sebaiknya membunyikan bel, atau
langsung saja masuk. Toh dia mempunyai kode pin apartemen Seohyun.
Ehh Jung Yong hwa ..... tidak bisakah kau bersopan
santun ? Datang di waktu yang tepat dan ingin langsung masuk tanpa permisi ?
Jungshin chaeriyo investigatornim !!
♥ ♥ ♥
Suara bel pintu mengagetkan Seohyun yang sedang tertegun memandang album
photo yang terletak di pangkuannya. Sontak dia merasa gemetar dan takut. Untuk
sesaat Seohyun merasa ragu untuk mengambil pilihan , membiarkan saja ataukah
membuka pintu dan melihat siapa yang datang.
Tapi semalam ini ? siapakah gerangan yang datang ?
Mungkinkah tetangganya ? Seohyun
menggeleng.
Atau mungkin saja salah satu investigator dari kantor Yonghwa ?
Pemikiran tersebut membuat Seohyun buru-buru berdiri hingga lupa dengan
album photo yang ada di pangkuannya terjatuh ke lantai. Tak memperdulikannya
Seohyun melangkah ke arah pintu dan mengecek siapa gerangan yang datang.
Yonghwa ? tak percaya Seohyun lalu membuka pintu apartemennya dan sosok
yang sedari tadi mempermainkan dan meremuk redamkan hatinya kini berdiri di
hadapannya.
“ Yonghwa ? ada apa ? “.
Tak menjawab pertanyaan Seohyun , Yonghwa langsung melangkah masuk membuat
Seohyun mundur untuk memberinya jalan. Seminggu tak bertemu dengannya, malam
ini Yonghwa terlihat sangat maskulin dengan jeans ketat dan kemeja biru gelap
yang dipakainya. Dan untuk sesaat Seohyun merasa ruangan apartemennya menjadi
sempit dengan kehadiran Yonghwa.
Di tutupnya pintu apartemennya lalu Seohyun berjalan mencoba mendahului
Yonghwa menuju ke arah sofa, tapi Yonghwa sudah mendahuluinya dan meraih album
photo yang terletak di lantai. Sesaat dia lalu mulai membuka album photo
tersebut halaman demi halaman dengan penuh minat. Seohyun terpaku dan pipinya
entah mengapa tiba-tiba terasa panas. Yonghwa pasti bisa menebak apa yang dia
sedang lakukan beberapa saat sebelum dia datang.
“ Photo-photo pernikahan kita terlihat sangat indah “, komentar Yonghwa
sambil tetap memandang photo-photo tersebut dengan tersenyum. Perut Seohyun
terasa mulas.
Masih dengan album di tangannya Yonghwa lalu duduk di salah satu kursi,
terlihat begitu nyaman. Oh bisa-bisanya dia bersikap senyaman itu, rutuk
Seohyun.
Seohyun lalu duduk di sofa, alih alih membereskan kardus yang terletak di
atas sofanya. Tatapan Yonghwa yang terus menatapnya membuat tubuh Seohyun
seakan terbakar. Demi segala pesona yang ada di atas bumi, pesona Yonghwa
adalah yang terbesar mempengaruhi setiap sel dalam tubuh Seohyun.
“ Apa kabarmu, Seohyun ? “.
Dan sekarang mereka memulai percakapan basa basi, desah seohyun
dalam hati.
“ Aku baik-baik saja. Terima kasih padamu dan para IP yang lain,
kehidupanku kembali normal “. Yonghwa menganggukkan kepalanya. “ Dan bagaimana
denganmu ? “.
“ Setelah menyelesaikan kasusmu, aku kembali di sibukkan dengan kasus baru.
Tapi semuanya sudah berhasil di selesaikan “.
Jadi itulah sebabnya dia tidak mendapat pesan
ataupun kabar dari Yonghwa setelah kasusnya selesai. Aigoo Seohyun...
“ By the way apakah kau sudah melihat photo-photo di album ini ? Jungshin
benar-benar menangkap semua kenangan hari itu dengan sangat indah “. Yonghwa
kembali membolak balik album photo tersebut dan Seohyun rasa-rasanya ingin
merebutnya dan melemparnya keluar apartemen. Berusaha tidak mengacuhkan
pertanyaan Yonghwa.
“ Sebenarnya ada masalah apa sampai kau harus ke apartemenku semalam ini ?
Apakah ada hubungannya dengan Adam Chou ? Ohh apakah dia di bebaskan ?? “.
Yonghwa menatapnya lalu menggelengkan kepalanya, “ Adam Chou akan berada di
balik terali besi untuk waktu yang sangat sangat lama, kau tak perlu khawatir “.
Aku justru lebih khawatir dengan kehadiranmu malam ini, desah Seohyun
sekaligus lega karena setidaknya satu ketakutan bisa dia hilangkan dari
kepalanya. No More Adam Chou !
“ Atau apakah kau datang untuk membawakan aku billing pembayaran ? “. Ok,
Seohyun terdengar terlalu putus asa.
Yonghwa kembali memusatkan pandangannya pada Seohyun, menadang wanita
tersebut dengan tatapan yang dalam, mencoba menyelami apa yang ada di benaknya.
“ Apakah mukaku terlihat seperti seorang debt collector ? “.
“ Maaf “, Seohyun tersenyum mendengar jawaban Yonghwa. “ Tapi kedatanganmu
semalam ini membuatku bertanya-tanya “, jujur Seohyun.
Yonghwa tersenyum. Malam ini Seohyun terlihat begitu menawan walaupun hanya
mengenakan kaos oblong longgar dan celana pendek yang menampilkan jenjang
kakinya yang panjang sementara rambutnya yang hanya di gelung sembarangan
dengan jepitan berwarna hitam. Ada sedikit kelelahan yang nampak di wajahnya
dengan garis hitar yang terlihat samar-samar di bawah matanya yang indah. Tanpa
make up, Seohyun jauh terlihat lebih mempesona.
“ Sebenarnya tadi aku hanya lewat dan sekilas aku melihat mobilmu
terparkir, jadi aku pikir untuk singgah dan mengecek keadaanmu “, dusta
Yonghwa.
Rasanya aneh kalau dirinya harus mengatakan bahwa
Seohyun telah membuatnya gelisah dan tak bisa tertidur dan kehilangan fokus dan
dia datang untuk meminta pertanggungjawaban Seohyun atas apa yang terjadi
padanya. Apakah dia selugu itu ?
Sejenak keduanya terdiam.
“ Seohyun , aku lapar “, kata Yonghwa tiba-tiba. “ Bagaimana kalau kita
keluar mencari makanan ? “.
“ Semalam ini ? “. Yonghwa mengangguk
Seohyun menatap jam dinding, ini sudah larut malam. Di kulkas ada banyak
bahan makanan sayangnya masih harus di olah dulu. Itu akan memakan waktu
sementara Yonghwa sudah lapar. Pekerjaannya tentu telah menyita waktu makannya
juga.
“ Baiklah “, akhirnya Seohyun setuju. “ Tapi aku ganti baju dulu sebentar “.
Seohyun lalu bangkit dan berlalu ke kamarnya dan sebentar kemudian dia
sudah kembali dengan memakai sweater khasmir berwarna coklat dan celana jeans
lengkap dengan sebuah tas kecil yang di selepangkannya di tubuhnya.
Melihat Seohyun sudah siap Yonghwa bangkit berdiri dan mendahului berjalan
ke arah pintu dan membukakan pintu untuk Seohyun.
“ Seohyun, sebaiknya kau mengganti kode pin apartemenmu, untuk keselamatan “,
kata Yonghwa saat mereka menutup pintu dan berjalan ke arah lift. Seohyun
mengangguk sambil mengingatkan dirinya sendiri.
Kau tidak akan pernah bisa menebak jikalau
tiba-tiba Yonghwa berdiri di depanmu dan memandangmu sedang tidur kan ?
♥ ♥ ♥
Seohyun tertegun, bukankah seharusnya mereka mencari kedai makanan yang
masih buka. Tapi mengapa Yonghwa justru membawanya ke kondonya ? Sedikit heran
Seohyun berpaling ke arah Yonghwa.
“ Bukankah kita akan pergi mencari makanan ? “.
“ Aku tiba-tiba ingat masih ada satu barangmu yang tertinggal di kondoku,
dan aku ingin mengembalikannya kepadamu “.
“ Ohh “, kata Seohyun lirih.
Yonghwa kemudian memarkirkan mobilnya lalu keluar tapi Seohyun tampak tak
bergeming membuat Yonghwa kembali membuka pintu mobilnya dan menunduk menatap
seohyun “ kau tak ingin masuk ke dalam ? “.
Seohyun menggelengkan kepalanya “ Tak bisakah aku menunggu di sini saja ? “.
Yonghwa tersenyum lalu nada suaranya sedikit menggoda “ Sebenarnya tidak
apa-apa. Tapi aku masih harus mengingat-ingat dimana aku meletakkannya. Ini
sudah larut malam dan rasa-rasanya sedikit menyeramkan dan menakutkan berada di
sini sendiri “. Lalu Yonghwa kembali menutup pintu mobilnya dan berjalan ke
depan mobil lalu berpura-pura memandang ke sekeliling lalu membalikkan badannya
dan berjalan menuju teras. Seohyun pasti menyusulnya, kata Yonghwa dalam hati
sambil tersenyum simpul.
Sebentar saja Yonghwa mendengar bunyi pintu mobil di buka dan di tutup
dengan cepat dan sebuah langkah kecil berlari mengikutinya sambil berteriak.
“ Yay Yonghwa !! beraninya kau
menakut-nakuti aku lalu meninggalkanku sendiri ! “.
Yonghwa berbalik dan mendapati Seohyun sudah berdiri di belakangnya.
Melihat raut wajah Seohyun yang sedikit takut membuat Yonghwa terbahak dan
suaranya memecah kesunyian di sekeliling mereka. Sedikit kesal Seohyun menepuk
lengan Yonghwa lalu berjalan mendahului Yonghwa ke arah teras.
Yonghwa mengeluarkan kunci dari kantongnya dan membuka pintu dan
mempersilahkan Seohyun masuk. Memasuki kondo Yonghwa membuat Seohyun merasakan
sebuah kerinduan. Kerinduan pada hari-hari kebersamaan singkat mereka sebagai
suami istri.
Tak ada yang berubah, yang berubah hanyalah status palsu mereka. Sekarang
dia di sini sebagai tamu bukan lagi sebagai istri sandiwara. Seohyun
mengayunkan langkahnya menuju ke sofa.
“ Seohyun “, Yonghwa memanggilnya menghentikan langkah Seohyun. “ Aku harus
ke kamar mandi, sedikit membersihkan diri. Bagaimana kalau kau ambil barang
yang aku maksud di dalam kamarku, kalau tidak salah aku letakkan di dalam laci
meja nakas di samping tempat tidur “.
Tak menunggu reaksi Seohyun, Yonghwa lalu berjalan ke arah kamar mandi yang
berada di ujung lorong koridor. Seohyun hanya bisa menarik napas sambil
berusaha menenangkan dirinya. Damn Yonghwa !!
Seohyun lalu melangkah pelan menuju kamar Yonghwa perlahan di pegangnya
gerendel pintu dan memutarnya bunyi klik bersamaan dengan pintu yang terbuka.
Gelap. Seohyun lalu meraba dinding samping pintu untuk menemukan saklar lampu.
Dan saat lampu menyala mata Seohyun terbelalak dan kaget dengan apa yang di
lihatnya............
Sebuah figura besar yang di letakkan di atas tempat
tidur berisi photo pernikahan mereka berdua.
Seohyun melangkah masuk dan berhenti tepat di depan tempat tidur. matanya tak lepas memandang photo tersebut. Photo yang sama yang terus menerus dia pandangani saat dia menatap photo dalam album pernikahan.
Seohyun merasa tangan Yonghwa menyentuh pundaknya dan menarik Seohyun bersandar ke dadanya yang bidang. Seohyun bisa merasakan jantung Yonghwa yang berdetak cepat.
“ Waktu Jungshin membawa photo-photo pernikahan kita, aku merasa cukup
terpukau khususnya dengan photo itu “, bisik Yonghwa di telinga Seohyun. “
Jungshin benar-benar sangat pintar menangkap dan merekam moment indah tersebut
dengan cameranya. Aku kemudian memintanya untuk mencetaknya dengan ukuran besar
dan aku kemudian membingkainya dan menggantungkannya di sana “.
“ Mengapa ? “, tanya Seohyun lirih.
“ Agar aku tidak merasa kehilangan dirimu. Dan memandang photo tersebut
membuatku merasa bahwa kau selalu berada di sini “.
Seohyun merasa tersentuh. Airmatanya jatuh tak bisa dia tahan lagi.
Sebuncah harapan membludak dalama hatinya. Harapan yang tadinya berusaha di
bunuhnya.
Apakah Yonghwa juga mencintainya ?
“ Sejak melihatmu memasuki restoran hari itu, aku sadar aku telah jatuh
cinta padamu. Aku mungkin belum menyadarinya hingga akhirnya kau pergi
meninggalkan rumahku dan kembali ke rumah orang tuamu malam itu. Aku merasa
benar-benar bagaikan di hempaskan ke dunia yang sangat dalam dan gelap “.
Yonghwa lalu membalikkan Seohyun dan menghadapkan tubuh Seohyun ke arahnya.
“ Tahukah kau betapa aku harus berusaha menahan diriku untuk tidak
menarikmu dan memelukmu erat ? “.
Seohyun menggelengkan kepalanya. “ Karena aku takut hanya dirikulah yang
jatuh cinta setengah mati sementara kau hanya menganggapku sebagai seorang
investigator yang harus menolongmu menyelesaikan kasus yang menderamu “.
“ Pagi itu sepulang aku mengantarmu, ayahku mengajakku berbicara serius.
Ayahku tahu kalau aku jatuh cinta padamu dan menyuruhku untuk menjadikan
pernikahan sandiwara kita menjadi pernikahan sungguhan. Dan di berkeras
mengatakan padaku bahwa kaupun sebenarnya menyintaiku “.
“ Bertemu denganmu dan jatuh cinta kepadamu membuat hidupku berubah. Aku
ingin memilikimu sebagai istriku yang sebenarnya. Menjadi ibu dari anak-anakku
dan membentuk keluarga yang bahagia “.
Yonghwa lalu menundukkan kepalanya lalu perlahan mengecup bibir Seohyun. Segenap
perasaan cintanya tertuah ke dalam ciumannya tersebut. Seohyun menerimanya
dengan perasaan yang sama. Bibirnya terbuka dan siap menyambut ciuman Yonghwa.
Seohyun tahu mimpinya telah menjadi nyata. Dan ciuman Yonghwa
menyakinkannya bahwa semua ini adalah nyata dan bukan mimpi. Mengetahui betapa
besar perasaan cinta Yonghwa membuat Seohyun merasa menjadi wanita paling
berbahagia.
Lama ciuman tersebut lalu perlahan Yonghwa menarik bibirnya dan mengusap
air mata Seohyun yang masih membekas di pipinya.
“ Aku mencintaimu Seohyun “, bisik Yonghwa lagi.
“ Akupun mencintaimu, Yonghwa “.
“ Aku sangat bahagia mendengarnya Seohyun “, kata Yonghwa sambil memeluk
Seohyun dengan penuh perasaan cinta dan Seohyun balas memeluknya seakan tak
ingin lepas.
Melepaskan pelukannya Yonghwa lalu mendudukkan Seohyun ke sisi tempat
tidur. Menggenggam tangannya erat lalu menarik laci meja nakas dan mengeluarkan sebuah kotak
kecil beludru berwarna merah. Yonghwa kemudian berlutut di hadapan Seohyun
sambil membuka kotak tersebut dan mengeluarkan cincin pernikahan mereka yang
Seohyun kembalikan.
“ Kau tahu betapa sedihnya aku saat kau mengembalikan cincin ini padaku ? “.
“ Kau tak tahu bahwa aku harus berusaha menahan tangis saat mengembalikan
cincin tersebut “.
Yonghwa lalu mengecup tangan Seohyun lalu dengan suara yang sedikit parau
dan dalam dia berucap “ Seohyun, would you marry me ? menjadi istriku, menjadi
ibu dari anak-anakku dan menjadi kakek nenek bersamaku ? “.
Seohyun kembali tak bisa menahan airmatanya, tangannya di gerakkanny untuk
menutupi bibirnya untuk menahan isak kebahagiaan. Seohyun lalu menganggukkan
kepalanya dan dengan terisak berucap “ Aku mau menjadi istrimu, Yonghwa.
Selamanya hingga mau memisahkan kita “.
Yonghwa lalu menyematkan cincin tersebut ke jari Seohyun lalu mengecupnya
dan berdiri menarik Seohyun kembali ke dalam pelukannya. Sesaat mereka
benar-benar menikmati kebersamaan yang indah tersebut.
“ Berapa lama kau ingin kita bertunangan, Seohyun ? “, tanya Yonghwa
tiba-tiba membuat Seohyun mendongakkan kepalanya menatap Yonghwa.
“ Bertunangan ? “.
“ Hmmm, mengingat kita baru saja saling mengenal, kata Bruce yang sudah
berpengalaman menyarankan untuk kita bertunangan setidak-tidaknya selama 5
sampai 6 bulan “.
Hening.
“ itukah yang kau inginkan ? “, tanya Seohyun terdengar sedikit ngeri.
“ Pada dasarnya aku adalah laki-laki yang menghormati keputusan wanita yang
di cintainya. Aku hanya terserah dirimu saja “, kata Yonghwa sambil mengecup
tangan Seohyun. “ Siapa tahu kau ingin lebih mengenal diriku. Mungkin kau ingin
mempersiapkan pernikahan yang sesuai yang kau impikan selama ini “.
“ Tapi semua itu sudah kita lakukan, bukan ? “.
“ Bagaimana kalau kita bertunangan selama 3 bulan ? “.
“ Tapi Yonghwa........ “, protes Seohyun. “ A-aku tak bisa menunggu selama
itu, aku ingin segera menyatukan diriku dengan dirimu, aku ingin segera bisa
memadu cinta denganmu “.
Akupun demikian sayangku..........
“ Kalau begitu masih ada satu masalah “, kata Yonghwa sedikit menggoda. “
Aku belum pernah bertunangan sebelumnya jadi aku tidak tahu apakah aku boleh
menyentuhmu secara intim sebelum kita menikah................. “.
“ Tidak-tidak, kita bisa segera menikah ! “.
“ Maksudmu kita bisa menikah lebih cepat dari 3 bulan ? Tapi apakah kau
tidak ingin bersiap-siap dulu. Bukankah 3 bulan cukup untuk melakukan persiapan
pernikahan “.
“ Memangnya apalagi yang harus disiapkan ? “
“ Seohyun sayang, aku sangat ingin kau mendapatkan pernikahan yang
sempurna. Pernikahan yang kau impikan selama ini “.
Seohyun lalu menggenggam tangan Yonghwa “ Aku telah mendapatkannya. Hari
itu aku merasa benar-benar telah menikah denganmu. Saat aku mengucapkan – saya bersedia
– aku bersungguh-sungguh. Menurutku yang kurang saat itu hanyalah pendeta yang
asli “.
“ Itu jugalah yang aku rasakan “, bisik Yonghwa.
“ Kalau begitu kita harus menikah secepatnya “.
“ Tapi Seohyun aku ingin kau mendap__________ “.
“ Shut up Yonghwa !! And just kiss me !! “, kata Seohyun sambil menarik
Yonghwa mendekat dan mencium bibir Yonghwa dengan penuh rasa cinta.
Hidupnya sekarang telah sempurna. Dongeng
Cinderella yang selalu di kisahkan Ibunya akan berakhir dengan kebahagiaan. The
Shoe is fix !! Cinderella ini bukanlah dongeng !!!
♥ ♥ ♥ E N D ♥ ♥ ♥
Catatan Akhir Cerita.
Akhirnya kisah ini mencapai endingnya. Semoga kalian puas ♥
Terima kasih atas kesetiaan kalian menunggu setiap chapter demi chapternya. Saya benar-benar merasa tersanjung melihat antusias kalian semua.
Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa di fanfic yang lain.
Sincerely Love ♥
2 komentar
Write komentarPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon