CHAPTER THREE
“ Apa ?!! “, Yoona hampir berteriak, saat Seohyun menceritakan semuanya
kepadanya. Yoona lalu menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Sementara
Seohyun hanya memainkan garpunya di piring spagettinya.
“ Aku ingin bertemu dengannya. Dia pasti laki-laki yang sempurna bila bisa
membuatmu mengikuti semua perkataannya. Apakah dia tampan, seksi ? “, tanya
Yoona sambil menyenggol lengan Seohyun. Seohyun mendelik. “ Berarti benar,
tampan dan seksi – paduan yang sempurna – Kau harus mengenalkannya kepadaku “.
“ Yoona, kami hanya berpura-pura, berhentilah beranggapan sebaliknya “,
kata Seohyun sambil menyuapka spagetti ke mulutnya.
“ Apakah kalian tidur bersama ? “, pertanyaan Yoona membuat Seohyun
tersedak, buru-buru di minumnya air dalam gelas minumnya, lalu berpaling dan
melotot kearah Yoona.
“ Pertanyaan macam apa itu “, sembur Seohyun dan Yoona hanya tertawa.
“ Jangan sampai kau jatuh cinta pada investigator dan suami pura-puramu itu
“.
Seohyun berpura-pura tidak mendengarkan perkataan Yoona, saat itulah dia melihat
Yonghwa memasuki restoran tempatnya makan siang bersama Yoona dan berjalan
lurus kearah mereka dengan senyum
menawan yang tersungging di wajahnya. Apa yang di lakukannya disini, desis
Seohyun.
Yoona yang mendengar desisan Seohyun berpaling kearah Seohyun dan baru saja
iya mau menanyakan ada apa, seorang laki-laki tampan berpakaian lengkap berdiri
didepan meja mereka.
“ Hai, kau pasti sahabat Seohyun. Perkenalkan saya suaminya, panggil saja
Yonghwa “, kata Yonghwa sambil mengulurkan tangannya kepada Yoona, setelah
bengong sesaat Yoona mebalas uluran tangan Yonghwa.
“ Yoona “, katanya.
Yonghwa lalu menarik kursi kosong dan duduk sementara Seohyun masih belum
percaya Yonghwa ada di depannya.
“ Aku tadi bermaksud mengajakmu makan siang, aku datang ke kantormu tapi
kata mereka kau sudah keluar, lalu mereka mengatakan bahwa biasanya kau makan
siang di sini dan ternyata kau benar ada di sini “, kata Yonghwa saat membaca
keheranan Seohyun.
Yoona memandang keduanya secara bergantian, lalu perlahan menyikut Seohyun
dan berbisik “ Suamimu sangat gagah,
sempurna. Seandainya saja si Adam bangsat itu menjadikan aku sasarannya aku akan sangat senang “.
Seohyun berpaling menatap sahabatnya itu tak percaya apa yang di
dengarkannya. Sementara Yonghwa berpura-pura tidak mendengarkan apa yang
barusan di bisikkan Yoona kepada Seohyun. Yonghwa menyibukkan dirinya
melihat-lihat menu, memilih-milih apa yang akan di pesannya buat makan siang.
“ Sayang, bisakah kau merekomendasikan apa yang enak untukku “, kata
Yonghwa sambil menyodorkan menu kepada Seohyun, Yoona tersenyum lucu di samping
Seohyun. Seohyun lalu mengambil menu tersebut lalu melihat kira-kira untuk
laki-laki – suaminya – itu apa yang enak.
“ Apa yang kau sukai ? “, tanya Seohyun tanpa mengangkat kepalanya dari
menu yang di lihatnya.
“ Untuk makan siang, aku menyukai smash potato dan smoke beef “, jawab
Yonghwa
“ Ok, semuanya ada di menu, jadi kau bisa memesannya, dan menurutku rasanya
sangat enak
“ Pesankanlah untukku, buin “ kata Yonghwa sambil memandang Seohyun
bagaikan orang yang sedang di mabuk cinta. Sekali lagi Yoona tertawa geli di
samping Seohyun.
Seohyun lalu memanggil salah seorang pelayan lalu memesan makanan untuk
Yonghwa dan menekankan kata “Nampyeon” saat mengatakan, suaminya memesan smash
potato dan smoke beef. Pelayan tersebut tersenyum dan berlalu.
“ Yoona ssi, aku dengan anda juga ikut dalam trip ke Prancis tersebut ? “,
tanya Yonghwa sambil memandang Yoona. “ Jadi Adam Chou pasti juga mengenalmu
bukan ? “. Yoona mengangguk.
“ Yang aku tahu, laki-laki itu selalu membuntuti kami, dia selalu berusaha
mendekati Seohyun – istrimu – bahkan pernah sekali kami melihatnya meminum sisa
minuman Seohyun tepat di sisi lipstip Seohyun yang menempel di gelas. Its so
menjijikkan “.
Yonghwa mengeluarkan notes kecil dari balik saku jasnya, menulis beberapa
kata lalu kembali bertanya kepada Yoona , “ Apakah Adam pernah menghubungimu ?
“.
“ Oh jangan sampai dia berani menghubungiku ! “, kata Yoona dengan suara
bernada marah.
“ Jadi kemungkinan besar Adam Chou juga bisa mengganggumu “, Yonghwa
menyimpulkan.
“ Jadi apakah Yoona juga dalam bahaya ? “, tanya Seohyun sambil memandang
Yonghwa.
“ Bisa ya bisa tidak , tergantung motivasi si bajingan itu “.
“ Tak bisakah dia juga di lindungi seperti aku ? “, tanya Seohyun tak
berani membayangkan sahabatnya tersebut di sakiti.
“ Aku sudah memikirkan hal tersebut makanya aku menyuruh salah satu rekanku
ke sini, sebentar lagi pasti dia akan tiba “, kata Yonghwa dan kembali Seohyun
kagum dengan kecepatan aksinya.
“ Apakah rekanmu itu setampan dirimu ? “, tanya Yoona sedikit menggoda.
Yonghwa tertawa dan menggangguk.
“ Oh yeah “ , ucap Yonghwa
“ Aku akan dengan senang hati menerima perlindungannya “. Dan keduanya tertawa.
Dan Seohyun merasa cemburu. Cemburu ? Darimana datangnya perasaan itu,
bisa-bisanya dia cemburu pada sahabatnya sendiri. What nonsense !
Bersamaan dengan kedatangan pesanan Yonghwa, Jonghyun – rekan Yonghwa –
tiba di restoran. Yonghwa melambaikan tangannya dan pria itu yang tidak jauh
beda dengan Yonghwa Cuma sedikit lebih tinggi berjalan medekati mereka.
Seohyun mulai bertanya-tanya, apakah semua investigator di tempat Yonghwa
bekerja semuanya segagah dan seseksi mereka berdua ? Sudah berapa banyak wanita
yang telah mereka lindungi yang mungkin berusaha menggoda mereka. Sekali lagi
perasaan cemburu melanda Seohyun. Heol !
“ Seohyun , Yoona perkenalkan rekanku, Lee Jong Hyun “, kata Yonghwa saat
Jonghyun tiba di meja mereka.
Jonghyun lalu mengulurkan tangannya kepada Seohyun lalu kepada Yoona,
setelah itu dia ikut duduk di samping Yonghwa.
“ Hey Hyung, kau tak pernah bilang kalau kakak iparku begitu cantik “, kata
Jonghyun sambil menyenggol lengan Yonghwa. Yonghwa hanya tertawa kecil. “
Senang akhirnya bisa bertemu denganmu, Seohyun “.
Seohyun tersenyum, “ aku juga senang ternyata adik iparku sangat tampang “,
canda Seohyun dan Yonghwa seketika tersedak oleh air yang di minumnya
membuatnya terbatuk-batuk.
“ Gwenchanayo ? “, tanya Seohyun sambil menyerahkan tissue kepada Yonghwa.
“ Istriku bisa-bisanya kau memuji pria lain di depan suamimu sendiri –
aturan pertama – jangan pernah memuji pria lain di depan suamimu “, .
“ Tapi aku berkata jujur “.
“ Oh kau membuatku patah hati “, dan mereka berempatpun tertawa bersama.
“ Jonghyun, kau akan bertugas menjaga Yoona, kita tidak tahu jangan sampai
Adam Chou juga mengincarnya karena dia juga ikut dalam perjalanan wisata itu.
Yoona, Jonghyun akan berjaga-jaga di depan apartemenmu, jadi kau jangan takut,
bila ada sesuatu dia pasti akan melindungimu “.
Yoona seperti kejatuhan rembulan. Pria tampan di depannya adalah perwujudan
semua yang dia inginkan untuk menjadi pendamping hidupnya. Pangeran impiannya.
Yoona tak bisa melepaskan tatapannya dari Jonghyun
“ Yoona ... Yoona “, panggil Seohyun sambil menyikut pinggang Yoona.
Menyadarkan Yoona atas tindakan konyolnya membuatnya tersipu malu. Jonghyun
hanya menatapnya dengan tersenyum simpul membuat Yoona semakin salah tingkah.
Yoona jadi tahu bagaimana perasaan Seohyun di jaga oleh Yonghwa.
Sambil berbincang-bincang mereka menyelesaikan makan siang mereka, lalu
Yoona pamit kembali ke kantornya dan Jonghyun bersikeras mengantarnya. Katanya
sekarang Yoona dalam perlindungannya. Seohyun tahu pasti Yoona pasti sangat
senang. Sementara Yonghwa akan
mengantarnya kembali ke kantor, tapi katanya sebelumnya mereka akan singgah di
suatu tempat. Seohyun hanya mengangkat bahunya setuju dan mengikuti Yonghwa
berjalan menuju ke mobilnya.
♥ ♥ ♥
Seohyun tidak pernah menyangka kalau Yonghwa berhenti di salah satu toko
yang menjual dan menyewakan busana pengantin. Dengan pandangan bingung Seohyun
mengikuti Yonghwa memasuki toko tersebut.
Deretan baju berwarna putih menyambut mereka, sapaan salah satu pramuniaga
bridal tersebut terdengar ramah saat melihat mereka memasuki ruangan. Yonghwa
lalu menggenggam tangan Seohyun yang demi Tuhan membuat Seohyun kaget tapi
berusaha di tahannya. Yonghwa berpaling kearahnya dan menatapnya dengan penuh
cinta sambil membalas sapaan pramuniaga tersebut.
“ Pilihlah satu untuk kau pakai “, bisik Yonghwa di telinga Seohyun.
Seohyun menatap Yonghwa bingung. Apakah perlu sejauh ini ? Bukankah
pernikahan mereka hanya samaran, buat apa dia harus membeli gaun pengantin
seperti mereka akan benar-benar menikah saja.
“ Buat apa ? “, balas Seohyun berbisik.
“ Untuk kau kenakan hari minggu ini, saat menikah denganku “, Yonghwa
kembali berbisik di telinganya.
“ Apa !! “.
“Hsshh “.
“ Tapi kan kita tidak perlu melakukan ritual pernikahan “, kembali Seohyun
berbisik.
“ Tentu saja perlu sayang, karena kita tahu Adam Chou sudah berada di
Seoul, dan mungkin saja dia menganggapmu berbohong, jadi kita tidak boleh
lengah sedikitpun “.
Oh, Seohyun kembali harus mengakui Yonghwa bergerak dengan penuh
perhitungan. Seohyun mengedarkan pandangannya ke deretan gaun pengantin yang
sangat indah – indah itu. Rasanya miris, membeli gaun pengantin padahal hanya
untuk sebuah kebohongan. Seohyun merasa sedih.
“ Bagaimana kalau kita tak usah membelinya, kau tahu aku tak punya cukup
uang untuk membayarmu nanti “, bisik
Seohyun tapi Yonghwa menggelengkan kepalanya.
“ Kau tidak perlu memikirkan hal tersebut. Cobalah beberapa gaun tersebut
“.
Yonghwa lalu menanyakan kepada pelayan tersebut apakah mereka bisa mencoba
beberapa gaun-gaun itu dan pramuniaga tersebut lalu membawa mereka masuk ke
satu ruangan dengan satu kursi sofa yang di letakkan tepat di depan sebuah
undakan bertirai keemasan. Mempersilakan mereka duduk lalu dia keluar lalu
masuk kembali sambil memdorong gantungan baju yang berisikan beberapa gaun
pengantin yang sangat indah.
Seohyun masih tidak percaya mereka akan melakukan hal ini. Walaupun selama
ini Seohyun selalu bermimpi menikah dengan memakai gaun pengantin yang berekor
panjang dengan kerudung berhiaskan bunga-bunga musim semi, tapi itu adalah
impian sebuah pernikahan yang nyata, bukan sandiwara seperti saat ini. Namun
Seohyun tak dapat menahan hasratnya untuk menyentuh gaun-gaun indah tersebut.
“ Gaun ini telihat cocok untukmu “, kata Yonghwa sambil memegang satu gaun
yang berdada rendah dengan model pendek dan memiliki ekor yang panjang yang
bermula dari pinggang gaun tersebut. “
Cobalah “, pinta Yonghwa.
Ragu-ragu Seohyun melangkah masuk kebalik tirai di temani oleh pramuniaga
tadi. Sebuah cermin besar tepat berada di depannya. Dengan bantuan pramuniaga
tersebut Seohyun membuka baju kerjanya dan mulai memakai gaun tersebut ke
tubuhnya. Pramuniaga tersebut lalu merapikan rambutnya, mengeraikan rambut
Seohyun yang tadinya di konde demi terlihat profesional. Pramuniaga tersebut
hanya menjepit beberapa helai rambutnya lalu menyisirnya dan menyematkan
kerudung di kepala Seohyun. Tak percaya Seohyun melihat tampilannya di cermin.
Seohyun merasa pangling.
“ Anda sangat cantik, gaun ini seperti sengaja di buat untuk anda, begitu
sempurna , saya bahkan tidak perlu melakukan perubahan apapun “, puji
pramuniaga tersebut dan Seohyun tahu dia berkata jujur. Bahkan Seohyunpun
merasakan hal tersebut.
Pramuniaga tersebut lalu menyuruh Seohyun naik ke undakan kecil lainnya di
tengah panggung tersebut. Mengisyaratkan bahwa dia akan kedepan dan membuka
tirainya. Walaupun gugup Seohyun mengangguk. Lagi pula dia sangat ingin melihat
reaksi Yonghwa.
Saat tirai di buka, Yonghwa mendapati dirinya terpesona. Seohyun begitu
sempurna dengan gaun pengantin itu. Dada Yonghwa berdesir. Yoshin, kata itu
keluar dari mulutnya tanpa dia sadari. Seohyun tersipu mendapat tatapan penuh
pesona dari Yonghwa. Yonghwa maju mendekat ke arah Seohyun.
“ K-Kau sangat cantik , gaun itu sangat sempurna untukmu “, terbata-bata
Yonghwa mengungkapkan perasaan kagumnya.
“ Harganya pasti sangat mahal “, ucap Seohyun
“ Tak usah kau pikirkan tentang hal itu “.
Seohyun mengangkat dagunya dan meprotes “ Tapi aku tak sanggup membayarnya
Yonghwa “. Sesungguhnya Seohyun jatuh
hati pada gaun ini, tapi memakainya untuk suatu pernikahan bohongan rasanya
sangat melecehkan nilai sakral gaun tersebut.
“ Asal kau tahu saja, Seohyun. Aku punya banyak uang untuk membeli gaun itu
“, kata Yonghwa sedikit jengkel
“ Sayangnya aku tidak bisa. Dan karena aku adalah klienmu, kita harus
membatasi pengeluaran sesuai dengan kemampuanku “.
“ Fine, aku setuju, tapi tidak untuk yang satu ini. Gaun ini adalah pengecualian.
Anggap saja ini hadiah perkawinan dariku, kau bisa menyimpannya dan
mengenakannya saat kau benar-benar menikah dengan laki-laki pilihanmu “.
Ada rasa pedih menghujam perasaan Seohyun, entah mengapa dia tidak bisa
membayangkan laki-laki lain sebagai suaminya kecuali laki-laki yang kini berada
di hadapannya. Takkan ada lagi pria seperti Yonghwa, meski dia menunggu hingga seratus
tahun.
“ Aku tak bisa menerimanya, Yonghwa, Tolonglah......... “.
“ jangan berdebat denganku Seohyun. Itu keputusanku. Bergantilah agar kita
bisa segera meneruskan tugas-tugas kita “, tukas Yonghwa dengan tegas. Lalu dia
memanggil pramuniaga memintanya membantu Seohyun melepaskan gaun tersebut dan
mengatakan padanya bahwa mereka akan mengambil gaun tersebut. Pramuniaga
tersebut lalu mempersilahkan Yonghwa membayar di kasir. Yonghwa lalu berjalan
keluar ruangan.
“ Calon suami anda sangat baik “, kata Pramuniaga itu “ Dan juga sangat
tampang, serasi dengan anda yang cantik menawan “.
Seandainya saja dia memang benar-benar calon suamiku, desah sedih Seohyun
dalam hatinya. Sayangnya bukan. Satu yang pasti bahwa mereka akan mengadakan
acara pernikahan pura-pura di hari minggu yang tinggal dua hari lagi. Bukankah
itu hebat ?
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Sebuah catatan kaki
terinspirasi dari Jungshin Detektif The Seasons , author mencoba meramu sebuah kisah sederhana yang bercerita tentang seorang IP [Investigator Private] atau Detektif Pribadi. Semoga kalian suka ya
2 komentar
Write komentarHelp me.. help me.. gag bisa nafas, padahal cuma baca ff..
Reply#kaplok rifcha ( × ~ ×))
Kasih napas buatan ke Rifcha sebelum baper hahahahha
ReplyPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon