CHAPTER FIVE
Sehari sebelum pernikahan bohongan mereka di langsungkan, Yoona
berinisiatif untuk mengadakan pesta kecil untuk Seohyun di apartemennya. Beberapa
rekan kerja dan juga teman-teman yang kebetulan mengenal mereka berdua, seperti
teman kampus Yoona undang untuk datang. Dan untuk keamanan Yonghwa juga
mengundang Jonghyun dan Minhyuk sebagai rekan kerja yang dia perkenalkan kepada
teman-teman Seohyun dan Yoona.
Seohyun memang menarik perhatian siapapun, Yonghwa sadar akan hal itu.
Sepanjang pesta berlangsung beberapa rekan kerja Yoona terlihat begitu tertarik
dengan mata yang berbinar setiap kali Seohyun berbicara dengan mereka ataupun
hanya sekedar melintas di depan mereka. Dan anehnya Yonghwa rasanya ingin
mencolok mata mereka saat tatapan penuh pesona menatap Seohyun.
Sebelum pesta berakhir, Yoona mengadakan sebuah permainan kecil untuk
Seohyun dan Yonghwa. Tanpa sepengetahuan mereka, Yoona menginstruksikan kepada
para undangan untuk membawa kado kecil buat Seohyun dan Yonghwa. Yoona lah yang
pertama-tama memberikan kado kepada Seohyun. Sebuah kado berisi kotal kecil
yang berisi photo-photo lucu mereka berdua ketika kuliah dan juga ketika
berwisata bersama.
Silih berganti teman-teman yang lain memberikan kado mereka, semuanya
membuat Seohyun merasa terharu dan Yonghwa yang berada di sampingnya memberikan
supportnya dengan mengelus-elus lengan Seohyun. Duduk di samping Seohyun
sebagai calon suami yang sedang kasmaran padanya membuat Yonghwa melupakan
bahwa semua ini adalah sandiwara, sesaat garis batas itu terlihata samar dan
kabur. Yonghwa pribadi tak tahu lagi mana yang nyata mana yang sandiwara. Dan
semua itu di tunjang oleh bagaimana para undangan yang mengira bahwa
pernikahannya dengan Seohyun adalah benar-benar pernikahan yang di dasari oleh
perasaan cinta yang mendalam.
Rasanya memang seperti itu...............
Tapi rasa bersalah pun tak lepas dari benak Yonghwa. Bagaimanapun juga
dialah yang meletakkan Seohyun pada posisi ini. Gagasan yang sebenarnya tidak
harus Seohyun iyakan, tapi Yonghwa membuatnya menjadi sesuatu yang harus mereka
lakukan, seakan-akan ancaman tak langsung bahwa bila Seohyun tak menuruti
gagasannya maka dia tidak akan menangani kasusnya. Terdengar kekanankan bagi
seseorang yang menyebut dirinya dewasa dan seorang IP yang handal.
Yonghwa bahkan tidak memikirkan apa yang akan Seohyun hadapi saat kasusnya
telah selesai nanti. Apa yang akan teman-temannya pikirkan saat mereka
mengumumkan bahwa pernikahan mereka hanyalah sandiwara dan hidup akan berjalan normal
seperti biasanya. Yonghwa mengamati wajah-wajah bahagia yang tulus mendoakan
kebahagiaan Seohyun dan dirinya. Apa reaksi mereka bila mereka tahu yang
sesungguhnya ?
“ Sekarang giliranmu, Yonghwa “, ujar Yonghwa membuyarkan lamunan Yonghwa. “
Minhyuk aku yakin kau punya sesuatu untuknya, iya kan ? “.
Minhyuk, salah satu IP andalan Yonghwa yang begitu mahir dalam mengejar
pelaku menyorongkan sebuah bungkusan kecil berbentuk kotak ke arah Yonghwa.
Minhyuk mengedipkan matanya, memberi peringatan kepada Yonghwa kalau-kalau dia
tidak menyukai apa yang Minhyuk berikan.
Seohyun dengan serius memperhatikan Minhyuk yang memberikan kado tersebut
kepada Yonghwa. Seohyun penasaran kira-kira apa yang di berikan IP tersebut
kepada bosnya. Perlahan Yonghwa merobek kertas pembungkus kotak tersebut dan
kemudian mengintip ke dalamnya.
Sebuah bros bunga bakung kecil !
Mungkin di kesempatan lain Yonghwa tidak akan terlalu merasa terganggu
dengan kado tersebut tapi tidak saat ini. Dan kalaupun Minhyuk bermaksud
menggodanya maka itu tidaklah berhasil. Yonghwa tidak merasa senang ataupun
tertawa, yang ada adalah Yonghwa merasa ingin muntah.
“ Maaf, untuk kado yang ini, cukup hanya saya saja yang mengetahui isinya “,
kata Yonghwa lalu memasukkan kotak kecil tersebut ke dalam saku jasnya. Seohyun
yang sedari tadi memandangnya nampak mengerutkan keningnya, penasaran dan heran
berbaur pada ekspresi wajahnya.
“ Nanti saja aku beritahukan “, bisik Yonghwa lalu mengecup bibir Seohyun
dengan tiba-tiba membuat semua tamu bersorak riuh menggoda mereka.
Seohyun terpatung. Dia tidak pernah membayangkan Yonghwa akan mengecup
bibirnya dan itupun di depan teman-temannya. Tubuh Seohyun bergetar dan pipinya
merona. Apakah benar yang tadi itu Yonghwa mengcup bibirnya, tanya Seohyun
masih tak percaya. Bahkan setelah pesta tersebut bubar dan para tamu berpamitan
begitu pula dirinya dan Yonghwa.
“ Maaf “, kata Yonghwa saat mereka sudah berada di dalam mobil. Seohyun
diam, dia tahu Yonghwa meminta maaf untuk apa. Sesaat yang ada hanyalah hening dan Yonghwa
berkonsentrasi pada jalanan yang ada di depannya.
“ Boleh kutahu apa isi kotak pemberian Minhyuk ? “.
Yonghwa tahu cepat atau lambat Seohyun akan menanyakan apa isi kotak
tersebut.
“ Entah aku taruh di mana kotak itu tadi “.
“ Kau menyimpannya di saku jasmu, ingat ? “.
“ Ini hal yang pribadi “.
“ Aku bukan anak kecil “.
Ohh itu sudah jelas, lihat saja lekuk-lekuk tubuhmu yang pada berisi itu,
guman Yonghwa dalam hati.
“ Seohyun, aku tidak mau merusak malam yang indah ini, semua teman-temanmu
baik sekali “.
“ Sama seperti teman-teman IP-mu”.
“ Oleh karena itu marilah kita mempertahankan opini tersebut “.
“ Jangan katakan bahwa hadiah Minhyuk bisa mengubah pandangan tersebut ? “.
“ Bisa jadi “.
“ Aku tidak suka ketidak jujuran, Yonghwa “.
Kedua tangan Yonghwa mencengkeram kemudi dengan kuat hingga terlihat dia
begitu sangat tegang. Lebih cepat dari yang dia duga Seohyun memiringkan
badannya ke arahnya dan berusaha merogoh saku jas Yonghwa. Melihat aksi
Seohyun, Yonghwa memilih untuk mendiamkannya.
“ Apakah isinya mainan jorok ? “, tanya Seohyun dengan nada sedikit
menggoda.
“ Sayangnya bukan “, guman Yonghwa hampir tak terdengar jelas. Lewat ekor
matanya Yonghwa mengawasi Seohyun yang membuka tutup kotak tersebut dan sebuah
seruan tertahan keluar dari mulut Seohyun.
♥♥♥
“ Dan sekarang , kunyatakan kalian sebagai Suami – Istri. Yonghwa , kau
boleh mencium istrimu “.
We got married, kalimat itulah yang
pertama merasuk ke dalam benak Seohyun saat mendengar pendeta “palsu” yang
merupakan salah satu IP kenalan Yonghwa menyatakan bahwa dia dan Yonghwa telah
menjadi sepasang suami istri. Sayangnya pernikahan ini hanyalah pernikahan
sandiwara, walaupun Seohyun berharap ini adalah nyata. Yonghwa benar-benar
menjadi suaminya yang sah.
Yonghwa sendiri mengalami kesulitan untuk mengingat-ingat bahwa upacara
pernikahan ini hanyalah sandiwara. Yonghwa mengecup bibir “istri-nya. Setelah
kecupan semalam, Yonghwa tahu bahwa dirinya tak perlu bekerja keras sendirian,
karena Seohyun menyambut ciumannya dengan hangat dan membalas kecupannya.
Seohyun betul-betul membantunya membuat pernikahan ini seperti layaknya
pernikahan sungguhan di hadapan beberapa orang tamu yang menghadiri pernikahan
mereka.
Dan Yonghwa memang sudah mewanti-wanti agar dirinya dan Seohyun
memperlihatkan kepada orang-orang bahwa pernikahan ini benar-benar meyakinkan
sebagai pernikahan sungguhan. Terutama, karena beberapa kerabat Seohyun hadir
termasuk kedua orang tuanya yang walaupun tahu pernikahan ini hanyalah bohongan
tapi nampak terlihat begitu bahagia – bertambah lagi sebuah dosa – pikir Yonghwa
dalam hatinya.
Seohyun tidak mengecewakannya. Merasa puas, Yonghwa mencium Seohyun dengan
lebih mesra, seperti yang sudah di dambakannya selama beberapa hari ini. Kesalahan Nomor 104. Yonghwa tahu
akibatnya dan sekarang sudah terlambat. Tubuhnya bagai di bakar oleh hasrat
yang tak terpuaskan.
Merasa gusar sendiri, Yonghwa menyudahi ciuman panasnya. Di lihatnya pipi
Seohyun yang merona merah. Seharusnya, Yonghwa tidak menikmatinya sampai sejauh
ini apalagi di saksikan oleh beberapa orang di sekitar mereka. Lagi pula,
Seohyun bukan gadis yang sebegitu tidak berpengalaman hingga tidak menyadari
apa yang baru saja terjadi.
Bruce memandang Yonghwa tajam. Ternyata dia juga melihatnya. “ Bolehkan aku
menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat kepada mempelai yang sangat
menawan ini ? “. Suara Bruce itu tiba-tiba terdengar memcahkan kekakuan
suasanan yang terjadi.
“ Wah lihat pipinya yang merona dan wajahnya yang berseri “, tambah Tanny
yang bergayut di lengan suaminya. Tak ada kesan di buat-buat, tulus keluar dari
bibirnya. Dan apa yang di katakan Tanny benar adanya. Wajah Seohyun terlihat
begitu berseri-seri.
Kembali Yonghwa merasa bersalah. Ini semua adalah kesalahannya. Gara-gara
dia kasus yang sebenarnya sangat sederhana akhirnya sampai berkembang hingga
seperti ini. Dan anehnya dia sendiri tidak tahu mengapa bisa seperti itu.
Padahal selama ini dia adalah seorang investigator yang handal dan tidak pernah
gegabah dalam menangani kasus apapun.
Saat dia mengutarakan ide tersebut. Yonghwa sama sekali tidak menduga bahwa
dirinya bisa sesensitif ini. Sekarang sudah terlambat untuk mengubah strategi.
Karena hari ini dimata semua orang Seohyun telah menjadi istrinya dan akan
tetap seperti itu sampai Adam Chou berhasil mereka ringkus dan penjarakan
seumur hidup. Segalanya sudah berjalan sesuai dengan rencana kecuali.....
Untungnya perasan bersalah tertutupi oleh ucapan selamat dari para kerabat,
orang tua Seohyun, Yoona dan teman-teman kerjanya. Mereka berkerumun dan
menyalami mereka berdua sambil tidak lupa memuji bahwa mereka pasangan yang
sangat serasi.
Sementara itu Jungshin, yang mempunyai hobi photography sibuk mengabadikan
setiap moment dan adegan dengan kameranya. Mulai dari pemberkatan, ciuman panas
mereka, saat mereka memotong kue pengantin dan kemudian saling menyuapkan
potongan kue tersebut ke mulut masing-masing. Tak ada moment satupun yang
terlewatkan oleh kamera Jungshin.
Seohyun tersenyum menggoda dan tiba-tiba menyuapkan potongan kue pengantin
mereka yang penuh krim ke mulut Yonghwa hingga wajah Yonghwa belepotan krim.
Para tamu bertepuk tangan sambil berseru gembira. Jungshin merekan semua moment
itu. Dan sekali lagi Yonghwa merasa gamang sulit membuat dirinya percaya bahwa
semua ini hanyalah kebohongan belaka.
“ Kau seharusnya membersihkan wajahnya dari krim itu “, seru seorang tamu
yang hadir dan kembali di sambut oleh riuh sorak sorai yang lainnya. Tersenyum
malu Seohyun lalu membersihkan krim tersebut dari wajah Yonghwa dengan tissue.
Pandangan mata mereka bertemu dan tanpa banyak bicara Yonghwa meraih tissue
dan membersihkan bibir Seohyun dari krim yang menempel. Seohyun, Bidadariku.
Itulah julukan yang Yonghwa berikan kepadanya saat melihat Seohyun mengenakan pakaian
pengantin tersebut, memperlihatkan lekuk tubuhnya. Menyentuh lekuk lembut di
dagu Seohyun akal sehat Yonghwa hampir melayang.
Yonghwa lalu memalingkan wajahnya sambil menyumpahi dirinya sendiri,
menyadarkan dirinya bahwa keintiman tadi hanyalah sebatas bagian dari prosesi
pernikahan tidak lebih tidak kurang.
Seperginya mereka dari sana, Seohyun akan kembali
menjadi klien yang membayarnya untuk melindunginya. Tidak lebih dari itu
♥♥♥
Seohyun terpaksa harus menyembunyikan rasa kecewanya ketika malam itu
Yonghwa berpamitan untuk pergi sebentar. Seohyun menepuk kepala, tolol kalau di
berpikiran macam-macam. Yonghwa itu adalah investor pribadinya, ingat itu !
Lagi pula ini kan bukan malam pengantin
mereka.........
Semua ini adalah sandiwara tapi mengapa dirinya justru menginginkan lebih ?
Bukankah saat ini mereka sedang bersandiwara. Yonghwa menjadi suaminya dan dia
menjadi istri Yonghwa. Dan lagi Seohyun mengingatkan dirinya bahwa dengan cara
inilah Yonghwa dapat melindunginya
selama 24 jam penuh dari Adam Chou dan menjadi tugasnya. Seohyun tahu bahwa
Yonghwa pasti ingin segera menyelesaikan kasusnya ini dan segera terbebas dari
dirinya.
“ Minhyuk akan berjaga di luar jadi kau tak perlu khawatir “.
“ tentu saja aku tidak khawatir “, kata Seohyun terdengar agak ceria “
Lagipula ini sudah malam dan aku merasa sangat letih. Aku pikir aku akan
langsung tidur saja “.
“ Tidurlah sampai ketemu besok pagi. Tidak perlu bangun pagi-pagi sekali,
yang santai saja. Ingat, kau masih dalam bulan madu sampai senin depan waktu
kau harus kembali bekerja “.
Kerja....
Mengapa Seohyun bisa melupakan pekerjaannya. Kegairahan hari ini
benar-benar membuatnya lupa akan hal tersebut bahkan hal yang lainnya. Bahkan
melupakan rasa ketakutannya pada Adam Chou. Saat Yonghwa mengecupnya Seohyun
seakan tersadar akan kewanitaannya. Seohyun merasa dirinya memasuki kehidupan
yang baru. Bersama Yonghwa.
Setiap kali dia berusaha memejamkan matanya hasrat penuh gelora itu
mengganggunya. Begitu hebat dan nyatanya membuat dirinya seperti kehabisan
napas dan tak dapat tertidur sedikitpun. Tapi siapakah dirinya ? Hanyalah klien
yang ketakutan dan meminta perlindungan dari Yonghwa seorang investigator
pribadi. Tidak lebih.
Dan belum tentu juga Yonghwa tidak mempunyai seseorang yang dia cintai,
yang sering di ciumnya dengan perasaan yang menggebu-gebu, yang sering dia
belai dan tentu saja wanita tersebut adalah wanita yang istimea bukan dirinya.
Tapi bykankah itu bukan urusannya ? Dia seharusnya tidak boleh penasaran
dengan apa yang di lakukan Yonghwa di luar jam kerjanya. Tapi bagaimana dia
harus bersikap acuh terhadap orang yang dipandangnya sebagai orang yang hebat
yang mampu membuatnya bergetar hebat bahkan hanya dengan kecupan kilatnya ?
Seohyun bangkit dari tidurnya, dan merutuki kenaifannya. Sebaiknya dia
menelpon Yoona. Sahabatnya itu pasti akan dengan senang hati mendengarkan
segala keresahan dan kegelisahannya. Demi Tuhan, Seohyun tak pernah berharap
akan seperti ini..............
Sebuah catatan kaki
terinspirasi dari Jungshin Detektif The Seasons , author mencoba meramu sebuah kisah sederhana yang bercerita tentang seorang IP [Investigator Private] atau Detektif Pribadi. Semoga kalian suka ya
8 komentar
Write komentarChapter 6 chapter 6 ....... uwaaaa
Replyya ampun hahahahha
Replysabar yooo :p
Aigoooooo kekeke di tunggu next chapter nya lanjutttt
ReplyAyyyyoo lanjut ..aigggooo romantis banget sihhhh
Replysabar ya ^_^
Replylanjuttt, tapi nanti hehehe ^_^
ReplyKeren ceritanya..dinantikan lanjutannya Eonni n_n
Replysudah update kok chapter six ^_^
ReplyPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon