CHAPTER SEVEN
Seohyun dan Yoona duduk berhadap-hadapan di meja makan di dapur kondo
Yonghwa. Seohyun tersenyum menatap sahabatnya tersebut dengan mata suram.
Semalam mereka berdua berbicara banyak hal saat Yoona akhirnya di bawa ke kondo
Yonghwa. Begitu banyak yang mereka obrolkan sampai mereka lupa waktu dan pagi
menjelang saat mereka akhirnya tertidur.
“ Bagaimana tidurmu “, tanya Seohyun sambil menyicip kopinya berharap rasa
kantuk yang masih menderanya bisa hilang.
“ Aku sama sekali tidak bisa memejamkan mata “.
“ Rasa-rasanya aku masih ingat seseorang yang berkata kalau si Adam berani
mengganggunya maka dia akan menghabisi bajingan tersebut “.
“ Oh jangan ingatkan aku, sepertinya sekarang aku bisa merasakan ketakutan
yang sama denganmu “.
Keduanya lalu terdiam dan sibuk dengan pikiran mereka masing – masing.
Mereka berdua tidak pernah bermimpi bahwa kesenangan perjalanan mereka ke
Prancis ternyata berbuah hal yang tidak mereka harapkan.
“ Apakah semalam suamimu pulang ?
“. Seohyun mendelik.
“ Berhentilah bertingkah seperti kau tidak mengetahui apa yang terjadi “.
Yoona tertawa kecil.
“ Setidaknya itu membuat kita tidak terlalu tegang dengan semua ini kan ?
“.
Seohyun akhirnya tersenyum. “ Yonghwa tidak pulang semalam “. Ada nada
kerinduan di suaranya.
“ Yonghwa benar-benar orang yang baik. Aku tidak bisa membayangkan apa yang
terjadi padaku bila salah satu Ipnya tak berjaga-jaga di depan apartemenku.
Kapan-kapan aku akan membalas budi baiknya tersebut. Dia seperti ksatria
berbaju sirah dengan kuda putih siap menyelamatkan siapa saja, iya kan Seohyun
? “.
Seohyun menganggukkan kepalanya. “ Kok pandangan kita sama ya ? Gawat
sepertinya kita harus betul-betul berharap fase pemujaan kita akan segera
berakhir. Jujur aku sendiri mulai panik “.
“ Panik ? memangnya kenapa ? “, tanya Yoona tak paham.
“ Karena dia adalah seorang IP yang sedang menjalankan tugasnya “, jawab
Seohyun sambil menunduk. “ Lagi pula siapa aku ? Hanyalah seorang klien yang
harus dia lindungi. Aku yakin sudah ada seseorang dalam kehidupannya dan
siapapun dia pastilah dia sangat istimewa “.
“ Tapi kau istimewa, Seohyun “.
“ Oh terima kasih banyak. Dia memang tak pernah bercerita tentang
kehidupannya. Mungkin saja dia pernah menikah dan bercerai dan itu membuatnya
trauma atau mungkin lukanya belum sembuh. Who know “.
“ Tapi kan bisa saja sebaliknya, Seohyun “.
“ Entahlah, firasatku menyatakan itu semua kurang cocok dengan kepribadian
Yonghwa selama aku mengenalnya “. Dan demi Tuhan itu bahkan belum cukup sepuluh
hari yang lalu. “ Yonghwa begitu terlihat terlalu sem.... “, Seohyun terdiam
tak sanggup menyelesaikan perkataannya takut semua isi hatinya akan terlihat
jelas di wajahnya.
“ Sempurna ? “. Yoona menyelesaikan kalimat Seohyun. “ Dan aku setuju
denganmu “.
“ Masalahnya adalah bila ternyata dia pernah terluka oleh seseorang,
kemungkinan dia akan sangat sulit melupakan masa lalunya “.
“ Tapi...... “.
“ Aku sama sekali buta tentang Yonghwa, masa lalunya, kehidupannya. Yang
jelas kalau pernah ada seorang wanita dalam hidupnya maka besar kemungkinan dia
tidak akan bisa melupakannya. Seandainya bisa, aku rasa mungkin saat ini dia
sudah menikah dan berkeluarga “.
“ Jangan menyakiti diri sendiri Seohyun “.
“ Nasib Cinderella ini rasanya tak akan pernah sama dengan yang ada di
dongeng. No happy ever after bersama
sang pangeran , meskipun sang pengeran detektif itu berhasil menangkap dan
meringkus Adam Chou ... The Shoes just
doesnt fit “.
“ Ya ampun Seohyun, kau baru dua hari menikah, tapi kau sudah sinis begitu
pada dirimu sendiri “, tegur Yoona.
“ Kami tidak menikah “.
“ Sampai Adam Chou tertangkap, kau akan tetap resmi sebagai istri Yonghwa
“.
“ Aku tahu kau mengerti apa yang aku maksudkan, Yoona “.
“ Sejujurnya tidak. Coba jelaskan padaku dengan bahasa yang bisa aku
mengerti “.
“ Sudahlah aku tahu kau hanya mengejekku “.
“ Itu karena kau menutup mata dengan apa yang sedang terjadi “.
Seohyun memalingkan wajahnya “ Aku tak paham maksud perkataanmu tersebut “.
“ Kau jatuh cinta padanya, iya kan ? Itu bukan hal yang tabu ! itu hal yang
sangat wajar dan tidak ada yang salah dengan hal itu. Setelah 28 tahun,
akhirnya kau menemukan seseorang yang cocok dengan apa yang kau inginkan.
Menurutku itu suatu hal yang harus di syukuri “.
Seohyun menggelengkan kepalanya dengan perasan sedih. Dia sudah berusia 28
tahun apakah dia benar-benar bernasib malang dalam percintaan ?
“ Bagi Yonghwa, aku tak lebih dari seorang klien, Yoona. Dia jelas-jelas
mengatakannya begitu setiap waktu. Percayalah dia sama sekali tak tertarik
padaku “.
“ Sayangnya aku tak percaya pendapatmu itu. Mungkin kau tidak melihatnya,
tapi sebagai orang luar dengan mata kepalaku sendiri aku melihatnya menciummu
saat upacara pernikahan kemarin. Bunga apinya beterbangan kemana-mana “.
“ Itu karena kami harus meyakinkan setiap orang bahwa pernikahan kami ini
sungguhan “, sanggah Seohyun dengan suara bergema di dapur tersebut. “ lagipula
ada hal penting yang kau lupakan “.
“ Apa itu ? “.
“ Kau takkan pernah bisa melupakan orang yang kau cintai ! “. Kata Seohyun.
“ dan aku tidak mau terlibat dengan lelaki yang memiliki masa lalu dan masih
hidup dengan kenangannya “.
“ Seohyun apakah kau lupa, semua orang punya masa lalu, berhentilah
menyiksa dirimu sendiri “
“ Betul, tapi jika masa lalu itu adalah cinta yang tak terlupakan. Yonghwa
begitu istimewa dan aku dapat membayangkan seperti apa wanita yang pernah
memikat hatinya. Dan mungkin saja masih menguasai hatinya hingga saat ini “.
“ Akan sia-sia saja aku berharap, menunggu dan berdoa, agar suatu hari
nanti, Yonghwa.......... “. Seohyun menghentikan ucapannya. “ Sudahlah tak ada
gunanya kita membahas masalah ini, pembicaraan kita ini tak usah di teruskan “.
Seohyun lalu bangkit dan mulai menyiapkan sarapan. Panci, wajan dan
piring-piring berkelontangan ketika dia dengan kasar mengeluarkan semua
perabotan itu dari lemari counter dapur.
“ Apakah kau ingin makan pancake ? “, tanya Seohyun.
“ Aku mau dan bikin yang banyak ya !
“.
Mendengar suara Yonghwa, Seohyun langsung berbalik. Yonghwa tersenyum dan
Seohyun merasa was-was, jangan-jangan dia tadi mendengarkan percakapan dirinya
dan Yoona.
“ K-kau sudah pulang ? “, ujar Seohyun dengan wajah sedikit merona.
“ Aku baru saja masuk “.
Baru saja masuk, itu bisa saja benar......... tapi bisa juga tidak, dan
hanya Yonghwa yang tahu. Betapa memalukannya bila dia mendengarkan percakapan
dirinya dan Yoona. Mau di taruh di mana mukaku, pikir Seohyun.
Yonghwa nampak terlihat lelah, kurang tidur dan wajahnya terlihat lusuh dan
belum bercukur. Seohyun terpana dan
terperangah ketika sadar dirinya sedang melongo dan menatap Yonghwa dengan
pandangan memuja. Buru-buru Seohyun membalikkan badannya.
“ Selamat pagi Yoona, bagaimana tidurmu semalam ? “. Yonghwa menyapa Yoona.
“ Aku senang melihat kau dan Seohyun aman di sini “.
“ Aku juga “, sahut Yoona hangat. “ entahbagaimana aku harus membayar budi
baikmu ini “.
“ Omong kosong, ini sudah menjadi kewajibanku “ kata Yonghwa sambil
mengibaskan tangannya. “ lanjutkan saja obrolan kalian. Aku harus membersihakn
diri sementara menunggu kabar dari bruce dan Jungshin “.
Yonghwa keluar dari dapur dan Seohyun menarik napas panjang dan
menghenbuskannya sekencang-kencangnya lalu berbalik dan menatap Yoona. Mengirim
isyarat bahwa dia takut kalau-kalau Yonghwa mendengar pembicaraan mereka tadi.
Yoona hanya tersenyum.
“ Aku sungguh-sungguh berharap semua ini cepat selesai setidaknya si
bajingan itu tidak ikut-ikutan mengancam keselamatanku “.
“ Kenapa begitu ? “.
Yoona berdiri dan mendekati Seohyun. “ Masa kau tidak mengerti sahabat.
Makin lama kau tinggal di sini semakin besar kesempatanmu untuk........ “.
“ Yoona, kau lupa ya ? Ingatlah aku harus membayar Yonghwa untuk
melindungiku 24 jam sehari. Dan itu bukan sesuatu yang murah. Bisa-bisa aku
harus berutang dan mencicilnya kepada mereka dan takkan lunas dalam dua tahun
kedepan “.
“ Tapi aku lihat Yonghwa sama sekali tidak pernah pusing dengan hal itu ,
lagi pula sahabatku tersayang “, Yoona lalu memegang pundak Seohyun dengan
kedua tangannya. “ Kau tidak melihat apa yang aku lihat “.
“ Omomnganmu mulai ngawur lagi “.
“ Kau yang dungu atau pura-pura bodoh sih ? Aku melihat ada sesuatu di mata
Yonghwa saat dia menatapmu. Dan bara itu hilang saat dia berpaling kepadaku.
Pliss jangan pura-pura kau tidak mengetahuinya “.
“ Siapa yang berpura-pura ? “.
“ Berarti kau sedang shock ! Dan aku tidak heran. Yonghwa benar-benar
ganteng sih. Aku bisa membayangkan apa yang akan di katakan si Fanny – rekan
kerja Yoona – saat melihat Yonghwa “.
Seohyun akhirnya tertawa , “ Baiklah aku paham maksudmu “ kata Seohyun
sambil menggoyang-goyangkan penggorengan meratakan pancake yang sedang di
buatnya.
“ Semoga saja begitu. Apakah kau tahu, di dunia ini tak ada banyak cowok
yang keren, jadi bila kau menemukan satu kau harus menyambarnya dan..........
“.
“ Oh Yoona, aku menyerah !! “, jerit Seohyun.
“ Kelihatannya kalian berdua menikmati obroan kalian, apakah aku bisa
bergabung ataukah ini semacam perkumpulan rahasia ? “. Sambil berjalan masuk
Yonghwa berkata dan mendekati Seohyun.
“ Selamat pagi Mrs.Jung “, ucapnya sambil memegang pinggang Seohyun dan
menghadapkannya ke arahnya. “ Kini setelah aku mandi dan bercukur bolehkah aku
mendapatkan kecupan pagi dari istriku “.
Jantung Seohyun nyaris melompat keluar saat Yonghwa menunduk dan mengecup
bibirnya ringan. Kalau saja kemarin Yonghwa tidak menegaskan bahwa semua ini
adalah supaya orang-orang percaya sandiwara mereka, mungkin Seohyun akan keliru
mengartikan tindakannya itu.
Lagipula, tak ada siapapun di ruangan ini yang perlu mereka bohongi dengan
sandiwara pernikahan mereka bukan?
Karena Yonghwa selalu mengatakan kalau Seohyun adalah kliennya, maka
Seohyun membalas ciuman Yonghwa sekedarnya saja, makin tidak antusias, makin
bagus !
Merasa sandiwara mereka sudah cukup, Seohyun menarik bibirnya dan bergerak
melepaskan diri dari pelukan Yonghwa sambil buru-buru mengalihkan pandangannya
yang dengan setengah terpicing sedang memperhatikan mulutnya.
Dan Yoona menikmati semuanya dengan tawa geli yang coba di sembunyikannya.
“ Bagaimana kalau kita sarapan saja “, sedikit gemetar Seohyun mengutuk
reaksinya. “ Sarapan sudah siap “.
“ Aku perlu menelpon klinik untuk mengabarkan bahwa aku mungkin butuh cuti
beberapa hari ini, Aku akan menelpon di ruang tengah saja “, Yoona pamit sambil
melemparkan kerlingan ke arah Seohyun. Seohyun menatapnya dengan tatapan yang
bisa membunuhnya.
“ Pancakenya lezat sekali. Makana buatan sendiri memang paling enak
sedunia, apalagi di buat oleh istri, rasanya aku akan menikmati hidup berumah
tangga “.
Seohyun tersenyum kecil mencoba menganggap bahwa ucapan Yonghwa adalah
gurauan untuk menghalau rasa kaku diantara mereka.
“ Apakah kau bisa membuat pasta ? “.
Seohyun mengangguk. “ Apakah kau suka makanan Italy ? “.
“ Spagetti dan pasta. Tapi pada dasarnya aku suka makan semua yang
enak-enak “.
“ Mungkin bila kau membeli pasta di
supermarket aku akan membuatkan makan malam untukmu “.
“ Entahlah apa aku akan bisa pulang malam ini “, ragu-ragu Yonghwa menatap
Seohyun mencoba mencari kekecewaan di wajahnya, yang akan membuatnya merasa
bahagia karena dengan begitu Yonghwa tahu bahwa Seohyun ingin selalu berada di
dekatnya. Tapi wajah di depannya terlihat datar. Yonghwa kecewa.
“ Bagaimana perkembangan kasusnya ? “.
Yonghwa tahu Seohyun akan menanyakan hal itu, walaupun ada saat di mana
Yonghwa tidak ingin mengingat bahwa mereka di sini karena Seohyun adalah
kliennya yang memintanya melindunginya dari seorang bajingan bernama Adam Chou.
Yonghwa memasukkan potongan terakhir pancakenya sebelum akhirnya menjawab
pertanyaan Seohyun. “ Belum ada kabar dari Bruce dan Jungshin. Dan karena Yoona
sudah berada di sini maka Jonghyun dan Kwanghee pun aku tugaskan membantu
mereka. Kalian akan di jaga oleh Minhyuk bila aku harus ke kantor sewaktu-waktu
“.
Seohyun diam, bila para IP handal bawahan Yonghwa tidak bisa menangkap Adam
Chou maka Seohyun yakin tidak akan ada lagi yang mampu melakukannya. Dan dia
harus pasrah untuk tetap menyandang status istri samaran. Ataukah malah dia
bahagia ?
Yoona kembali masuk ke dapur dan bergabung bersama mereka. “ Apakah aku
mengganggu kalian ? “, godanya.
“ Sepertinya iya “, balas Yonghwa sambil mengerlingkan matanya ke arah
Seohyun dan mereka tertawa berbarengan sementara Seohyun hanya tersenyum.
“ Seohyun sangat pandai memasak lho “.
“ Sepertinya begitu “.
“ Seohyun juga sangat menyukai Goguma – ubi jalar , apakah kau tahu ? “.
“ Hmmm, aku tak tahu tapi aku juga suka goguma, kadang-kadang dalam
perjalanan ke kantor aku singgah membeli cake goguma di toko kue “.
“ Kau harus mencoba cake goguma buatannya, tak ada duanya di seantero Korea
“.
Yonghwa kembali menatap Seohyun dengan tatapan tak percaya. “ Sepertinya
aku memilih istri yang sangat tepat “, katanya kemudian.
“ Sangat sangat sangat tepat dan beruntung Mr. Jung “, Yoona mengiyakan dan
setuju dengan perkataan Yonghwa.
Seohyun menggelengkan kepalanya lalu bangkit dan membawa piring-piring
kotor ke wastafel counter dapur. Yonghwa tak melepaskan sedikitpun pandangannya
dari Seohyun. Yoona kembali hanya bisa tersenyum geli. Seandainya saja mereka
berdua bisa melihat seperti orang lain melihat tingkah mereka.
Yonghwa mendorong kursinya saat dia berdiri dan melangkah ke arah Seohyun
dan tanpa di duga-duga dia mengecup Seohyun dengan ringan. “ Sarapannya enak
sekali Mrs.Jung. Terima kasih “. Lalu Yonghwa mengerling dan berjalan keluar
dapur.
Sekali lagi siapa sih yang sedang mereka tipu di ruangan ini ?
Saat Yonghwa menghilang, Seohyun mengusap bibirnya. Ciuman dan ungkapan
kasih sayang itu semuanya hanyalah usaha untuk meyakinkan semua orang bahwa
mereka adalah pasangan suami-sitri yang sangat berbahagia. Seohyun mendesah
sedih lalu berjalan ke arah Yoona dan duduk di sana.
Rasanya Seohyun telah mengambil langkah yang salah telah menyewa Yonghwa
untuk melindunginya. Karena rasanya justru sekarang bukan lagi Adam Chou yang
membuatnya takut tetapi Yonghwa. Takut bahwa sandiwara ini hanya akan melukai
dirinya sekuat apapun dia berusaha untuk terus meyakinkan dirinya bahwa dia
akan baik-baik saja.
Tapi mengapa justru dia merasa aman bersama Yonghwa dan itu bahkan tidak
bisa di ukur dengan berlembar-lembar uang yang akan dia pakai untuk membayar
jasanya. Barangkali sepanjang hidupnya utang budi itu takkan pernah bisa dia
lunasi.
Dan yang pasti cerita ini, kisah ini tidak akan berakhir dengan happily
ever after seperti dalam dongeng-dongeng yang sering di bacakan ibunya ketika
dia kanak-kanak.
Happily ever after just belong for a fairytale, Seohyunie
.......
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Sebuah catatan kaki
Ini hanyalah sebuah kisah fiktif walaupun dengan tokoh2 yang nyata. Terima kasih untuk semua supportnya dan komentarnya. Sebagai Author semangat dan komentar adalah pemicu untuk melanjutkan chapter berikutnya. Sincerely thank you ♥
11 komentar
Write komentarWeeeeeeeeee nanggung kak zee,
ReplyApakah yonghwa mendengar percakapan seo????.. aigooooooo.. kaaaakk zeeeeeeeeeeeee
Uwahhhhh aku suka bangettttt ceritanya ditunggu chapter berikutnya...... semangatttttt
ReplyReques moment yoona jonghyun dong kak zee.. wkwk kangen ajong.. (ㅠ ㅡ ㅠ))
ReplyAaiiiggooo romantis amat sihhh ..ngak sabar next chap ...fighting
Replykepo yaaa :D
ReplySemangat !!!!
ReplyFighting #menyemangatidirisendiri hehehe
ReplyHmmm kasih ga ya ?
ReplyHahahhahaha
proud of you my Sister.
ReplyMaaf baru bisa jalan-jalan ke blogmu. ternyata ya hahahhaha
lanjutkan, hobi waktu sekolah sekarang tersalurkan ya !!!
ps. sa janji baca semua karyamu.
Ayu :D
mana burgerkuhhhhh !!!!
Replydoogeun doogeun 😍 ahh Oppa Yong bikin baper..eonni ditunggu chapter selanjutnya 😘
ReplyPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon