CHAPTER EIGHT
“ Aku harus segera ke klinik, ada pasien yang butuh pertolongan “. Yoona
meletakkan ponselnya ke meja dan menatap Seohyun. “ Sepertinya aku harus
menelpon suamimu untuk itu, iya kan ? “.
“ Sepertinya begitu “.
“ Sayangnya aku tak memiliki nomor ponselnya “.
Seohyun lalu bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah kamar lalu kembali
dengan ponselnya. Menyerahkannya ke Yoona “ Kau bisa menelponnya dengan
menggunakan ponselku “.
Yoona meraih ponsel Seohyun dan menghubungi Yonghwa. Beberapa saat Seohyun
melihat Yoona berbicara dengan Yonghwa di telepon.
“ Yonghwa bilang, Jonghyun akan mengantarku ke klinik “, Yoona berkata
sambil menyerahkan ponsel Seohyun kembali kepadanya. Seohyun menganggukkan
kepalanya.
“ Sebaiknya kau bersiap untuk berangkat “.
“ Apakah tak apa-apa aku meninggalkanmu di sini sendiri ? “.
“ C’mon Yoona, aku bahkan lebih dulu berada di sini daripada dirimu “,
Seohyun menepuk kepala Yoona pelan. “ Lagipula ada Minhyuk yang selalu siap
menjagaku “.
“ Seohyun ahh “.
“ Apa lagi ? “.
“ Pernahkah kau berpikir bahwa Yonghwa memiliki IP yang ganteng-ganteng ?
“, tanya Yoona dan Seohyun mengangguk. “ I wonder nih yah, salah satu kriteria
untuk menjadi IP di JYH Investigator harus bertubuh tinggi dan ganteng “.
“ Dan “, kata Yoona lagi sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Seohyun. “ IP
yang menjagaku itu sangat ganteng. Aku sangat menyukai lesung pipinya yang
membuatnya sangat seksi “.
“ Jangan bilang kau jatuh cinta padanya ?”, Seohyun menjauhkan wajahnya dan
melihat dengan jelas kerlingan nakal di mata Yoona dan Seohyun menggelengkan
kepalanya lalu memutar kedua bola matanya.
“ Well kalau dia terus menjagaku selama 24 jam sehari, aku tak akan bisa
tidak jatuh cinta padanya. Lihat saja dirimu “.
“ Yah ! kenapa bawa-bawa diriku ? “, protes Seohyun.
“ Jangan munafik cantik, kau jatuh cinta pada Ipmu kan “, goda Yoona sambil
tertawa dan mencoba menghindari cubitan Seohyun di perutnya.
“ Lebih baik kita hentikan semua obrolan yang tidak masuk akal ini “.
“ Seohyun, apakah pernah terpikir di kepalamu, bahwa di rumah ini ada alat
penyadap yang di pasang ? Woah !! “.
Perkataan Yoona mau tak mau mengejutkan Seohyun. Penyadap ? Duh jangan
sampai hal itu terjadi. Seohyun mencoba mengamati setiap sudut ruangan tempat
mereka berada dengan was was. Seohyun akan merasa sangat malu bila memang semua
pembicaraan mereka berdua bisa di dengarkan oleh Yonghwa. Muka Seohyun mendadak
merah oleh malu.
Yoona yang melihat reaksi Seohyun tak dapat menyembunyikan tawanya. Dia
memegang perutnya yang sakit karena tertawa. Seohyun memberengut dan
melemparkan bantal kursi di dekatnya ke arah Yoona tepat saat terdengar pintu
kondo terbuka. Sigap keduanya lalu berdiri dan menatap ke arah pintu.
Yonghwa masuk di ikuti Jonghyun di belakangnya. Hari ini keduanya kompak mengenakan
jeans yang terlihat sangat pas di kaki jenjang mereka dengan kaos polo polos
tapi dengan warna yang berbeda. Yoona benar, para IP tersebut benar-benar bisa
bikin siapapun jatuh cinta, kata Seohyun dalam hati.
“ Apakah kau sudah siap berangkat Ms. Yoona “, tanya Jonghyun dengan senyum
yang menghadirkan lesung pipinya yang dalam. Yoona merasa tubuhnya melelah. Dia
hanya bisa menganggukkan kepalanya. Lalu berjalan sebentar ke kamarnya dan
keluar dengan tas di tangannya.
“ Bagaimana kalau kita berangkat sekarang ? “.
“ Apakah aku tidak terlalu merepotkan. Maksudku kalian sedang membuntuti
Adam Chou jadi mungkin tidak perlu menuungguku selama aku di klinik. Lagipula
di sana banyak orang kok “, Yoona tiba-tiba merasa tak enak hati.
“ Omong kosong, bukankah aku sudah bilang kalau tugas kami adalah untuk
melindungi kalian “, kata Yonghwa sambil berjalan mendekati Seohyun yang sedang
berdiri tak jauh dari Yoona. “ Lagi pula kau kan tidak memerlukan penjagaan
dari semua IP “, Yonghwa mencoba bercanda.
Sedikit meringis Yoona menatap Yonghwa dan Seohyun. “ Baiklah aku berangkat
dulu. Dan izinkan aku membayar untuk jasa perlindungan diriku sendiri, OK “.
Katanya sambil berjalan menuju ke arah pintu dan tak mau mendengarkan ucapan
ataupun protes Yonghwa hanya melambaikan tangannya.
Seohyun tersenyum. Sekarang kembali mereka tinggal berdua dan begitu dekat.
Sedikit kikuk Seohyun menatap ke arah Yonghwa. “ Bagaimana perkembangannya ? “,
tanyanya walaupun sebenarnya Seohyun tak ingin menanyakannya.
“ Kami masih berusaha, setelah kemarin sempat kehilangan semoga hari ini
ada berita baik. Tenang saja kami akan menangkapnya dan memenjarakannya dan dia
tidak akan pernah lagi menganggu kehidupan kau dan juga Yoona “.
Sesungguhnya kaulah sekarang yang menggangguku, mencuri
ketenanganku serta membutakan rasioku, desah Seohyun dalam hati.
“ Aku harus mengambil sesuatu di kamar kerja dan harus segera kembali ke
kantor untuk menunggu informasi dari para IP di lapangan. Apakah kau tidak
apa-apa sendiri di sini ? “, tanya Yonghwa sambil menyibakkan beberapa helai
rambut dari wajah Seohyun membuat Seohyun tersentak dan buru-buru mundur
sedikit menjauh dari Yonghwa.
“ Aku akan menyibukkan diri dengan beberapa tugas kantor. Lagipula aku toh
tidak sendiri, aku tahu ada Minhyuk ssi yang selalu setia menunggu di depan
kondo. Jangan biarkan aku menghalangi tugas kalian “, kata Seohyun sedikit
terlalu cepat secepat debaran jantungnya oleh reaksi Yonghwa barusan.
Yonghwa tersenyum lalu menyentuh pundaknya sebentar lalu berjalan ke arah kamar
kerjanya. Seohyun menjatuhkan dirinya ke sofa yang tak jauh darinya. Sentuhan
Yonghwa selalu membuatnya merasa lemas, seakan tubuhnya tak bertulang.
Yonghwa benar-benar adalah masalah terbesarnya.
Setelah mengambil apa yang diperlukannya, Yonghwa berjalan keluar dan pamit
kepada Seohyun. Seohyun lalu berjalan mengikuti Yonghwa ke teras dan itu
merupakan kesalahan yang ke 215 – Kesalahan fatal. Yonghwa menariknya ke dalam
pelukannya dan memberinya sebuah ciuman yang dalam dan Seohyun mau tak mau membalas
ciuman tersebut karena dia yakin Yonghwa melakukan itu untuk mengelabui orang
tentang sandiwara mereka.
“ Benarkan aku bilang, anak kita
sudah menikah ! “.
Sebuah seruan mengagetkan keduanya dan buru-buru melepaskan ciuman mereka.
Yonghwa terbelalak sementara Seohyun sibuk menata diri dan pikirannya. Yonghwa
menggerutu dalam hati. Bertanya-tanya siapakah Ipnya yang telah membocorkan
tentang pernikahannya dengan Seohyun kepada kedua orang tuanya.
“ Ayah, Ibu ....... kapan kalian datang dari Busan ? “.
Ayah, Ibu. Orang tua Yonghwa ! Seohyun terperanjat. Demi Tuhan apa yang
akan mereka pikirkan tentang ciuman mereka tadi ?
“ itu kedua orang tuaku “, bisik Yonghwa kepada Seohyun. “ Aku tak tahu
mengapa mereka ada di sini “. Yonghwa mengcengkeram bahu Seohyun dan menariknya
mendekat ke arahnya. Memeluk pinggang Seohyun lalu dengan santainya Yonghwa
menempelkan pipinya ke rambut Seohyun yang harum , meyakinkan setiap orang yang
melihat mereka bahwa mereka adalah suami dan istri. “ Tetaplah bersandiwara sebagai
istriku sampai ada perintah selanjutnya “, bisik Yonghwa lagi sambil mendorong
Seohyun menyambut kedua orang tuanya.
Sesaat lamanya Yonghwa memeluk kedua orang tuanya secara bergantian.
Wanita setengah baya dengan paras yang cantik dengan rambut yang di potong
seleher lalu memeluk Seohyun . “ Kau pasti istri Yonghwa. Walaupun Saya merasa
kecewa tapi saya sangat gembira mendengar berita pernikahan kalian “.
Seohyun membalas pelukan Ibu Yonghwa tak bisa berbuat lain karena belum
mendapatkan perintah dari Yonghwa. Ya Tuhan, pantas saja Yonghwa terlihat
kaget, rupanya dia belum memberitahukan kedua orang tuanya tentang pernikahan
sandiwara mereka. Celakanya sandiwara ini harus terus di lakukan sampai Yonghwa
menceritakan semuanya kepada orang tuanya.
“ Baiklah ! “, suara ayah Yonghwa lantang. “ Sekarang ayah mau melihat
wanita yang sudah berhasil merebut hati anakku – hal yang katanya dulu adalah
hal yang mustahil terjadi “.
Pria berperawakan tinggi dan merupakan sosok penjelmaan Yonghwa beberapa
tahun kedepan itu lalu menatap Seohyun dengan tatapan yang menyelidik. Sesaat
saja kekaguman langsung terpancar dari matanya setelah dia mengamati Seohyun.
“ Ternyata kau sangat cantik dan mempesona dari yang aku duga. Selamat
datang ke keluarga kami, Seohyun “, katanya sambil memeluk Seohyun dengan
perasaan sayang seorang ayah kepada puterinya.
“ Aku harap saat dia mengejarmu, dia tidak memasang alat pelacak di
mobilmu, Seohyun “, canda Ibu Yonghwa sambil menepuk pipi Yonghwa.
“ Dia melakukan itu padaku agar Ibunya tahu kemana saja aku pergi “, tawa
Ayah Yonghwa
“ Benarkah kau melakukan hal itu ? “, tanya Seohyun sambil menatap Yonghwa
tak percaya. Yonghwa menjawab dengan tawanya.
“ Sayang, lebih baik kau membiasakan dirimu sebagai istri seorang
investigator. Meskipun sedang berada di dalam kamar seorang diri jangan pernah
kau ucapkan apapun yang ingin kau rahasiakan darinya. Rumah ini mungkin sudah
dipasangkan beribu-ribu alat pengintai dan penyadap “. Ibu Yonghwa
menggeleng-gelengkan kepalanya tapi juga terlihat geli sendiri.
Perkataan Ibu Yonghwa membuat Seohyun khawatir. Dia memikirkan semua
obrolannya dengan Yoona. Jangan-jangan
obrolan mereka di rekam dan Yonghwa akan mendengarkan rekaman tersebut, aigoo
ottoke ?
Yonghwa bisa membaca pikiran Seohyun dan kembali menarik Seohyun ke dalam
pelukannya. Menempel seperti itu di dada Yonghwa , Seohyun dapat merasakan
guncangan tubuhnya saat dia menahan tawanya.
Yonghwa lalu mengajak mereka semua masuk ke dalam dan menutup pintu. Kedua
orang tuanya lalu duduk di sofa sementara Seohyun mencoba menjadi istri yang
baik, menawarkan keduanya minuman.
“ Nanti saja sayang “, tolak Ibu Yonghwa sambil mengisyaratkan Seohyun
untuk duduk di dekatnya “ Aku ingin mendengar semua ceritanya. Bagaimana kalian
bertemu, bagaimana anakku tersayang ini melamarmu. Sejak di kabari Jungshin
kami tak bisa berhenti memikirkan kalian.
Kami sangat ingin merayakan dan mengadakan pesta untuk perkawinan kalian
“.
“ M-mungkin sebaiknya di bicarakan dulu dengan Yonghwa “, kata Seohyun
sambil menatap Yonghwa yang duduk di samping ayahnya.
“ Kalian pasti masih dalam masa bulan madu dan Yonghwa ingin memonopoli
dirimu. Tapi kami sangat marah karena dia tidak memberitahukannya pada kami “,
Ibu Yonghwa mengalihkan tatapannya dari Seohyun ke arah Yonghwa “ Sekarang dia
harus menebus semua itu dengan menerima permintaan kami “.
Jadi Jungshinlah yang telah membocorkan pernikahan ini kepada orang tuanya.
Mengapa Yonghwa tidak merasa heran. Semua Ipnya akrab dengan kedua orang
tuanya. Bahkan mereka menganggap orang tua Yonghwa adalah orang tua mereka
juga. Para IP itu bahkan tidak segan-segan memanggil mereka dengan appa dan
amma.
“ Kata Jungshin kau sedang menangani kasus penting ? “, tanya ayah Yonghwa
dan Yonghwa menganggukkan kepalanya. “ Katanya kau bahkan mengerahkan semua IP
untuk ikut menangani kasus ini. Ayah penasaran kasus apakah sehingga tidak
biasanya kau menugaskan semua Ipmu untuk ikut menanganinya. Bukankah kau bisa
menanganinya sendiri bahkan kasus paling susahpun ? “.
Belum sempat Yonghwa berbicara sebuah ketukan di pintu menarik perhatian ke
empat orang yang sedang duduk tersebut. Perlahan pintu terbuka dan Minhyuk
tersenyum tapi wajahnya terlihat serius. Yonghwa lalu berdiri dan menghampirinya
dan kemudian Minhyuk seperti membisikkan sesuatu ke telinga Yonghwa dan raut
wajah Yonghwa langsung berubah.
“ Ada apa ? “, tanya Seohyun was-was. Mungkinkah mereka berhasil menemukan
Adam Chou ?
“ Ada perkembangan kurang bagus dengan kasus yang sedang aku tangani. Aku
harus segera kembali ke kantor “, jawab Yonghwa sambil mengisyaratkan Minhyuk
untuk menunggunya di luar. Lalu berjalan ke arah ketiga orang yang menatapnya
dengan pandangan bertanya.
Seohyun lalu berdiri, di ikuti kedua orang tua Yonghwa.
“ Ayah Ibu aku harus segera berangkat. Aku tidak tahu apakah aku akan
pulang cepat atau bahkan mungkin tidak bisa pulang malam ini tergantung keadaan
di lapangan. Kalian akan di temani oleh Seohyun “, pamit Yonghwa pada kedua
orang tuanya, lalu memeluk Seohyun dan mendaratkan kecupan ringan di keningnya.
“ Berbaik-baiklah dengan mereka “,
bisik Yonghwa di telinga Seohyun sebelum akhirnya melepaskannya dan berjalan ke
arah pintu lalu menghilang.
Seohyun kembali duduk, dia begitu sangat ingin mengetahui kabar yang di
dengar Yonghwa tapi Seohyun tahu sekarang bukan saatnya, dia harus bersabar dan
menunggu Yonghwa mengabarkannya, tidak ada pilihan lain.
“ Sayang, kau terlihat sama tegangnya dengan Yonghwa. Jangan terlalu
merisaukan dia. Yonghwa sudah lama menjadi seorang IP dan dia handal di
bidangnya. Dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri “, kata Ayah Yonghwa saat
melihat ketegangan di wajah Seohyun.
Ibu Seohyun tersenyum lembut sambil menyentuh lengannya. “ Kau pasti sangat
mengkhawatirkannya. Tenang saja lagi pula ada kami di sini yang akan
menemanimu. Ahh masa-masa dimana aku merasa tegang dan khawatir akan
keselamatannya sudah berakhir dan sekarang adalah masamu mengkhawatirkan
dirinya “.
Seohyun mencoba tersenyum dan berusaha menghalau perasaan gelisah yang kini
menderanya. Kegelisahannya dua kali lipat, Yonghwa dan Adam Chou serta kedua
orang tua Yonghwa yang kini sedang menatapnya. Seohyun bahkan tidak tahu yang
mana yang paling membuatnya gelisah.
“ Sekarang, bagaimana kalau kau ceritakan semuanya kepada kami. Kami berdua
ingin mendengar cerita lengkapnya. Dari A sampai Z. Jangan ada yang di sensor
“, canda Ibu Yonghwa sambil membalikkan tubuhnya ke arah Seohyun.
Seohyun berpikir sejenak, mencoba menimbang-nimbang apa yang harus dia
ceritakan. Kebohongan ataukah kejujuran. Kedua orang yang duduk di dekatnya
adalah orang tua Yonghwa dan rasanya sangat berdosa bila membohongi mereka
berdua dengan cerita kebohongan yang Seohyun sendiri bahkan tidak bisa
merangkaikannya menjadi sebuah cerita bak dongeng.
Tapi Yonghwa memintanya untuk terus berpura-pura. Haruskah ? mengapa harus
berpura-pura di hadapan kedua orang tuanya. Setelah menimbang-nimbang. Seohyun
akhirnya menarik napas dan........
“ Sebenarnya kami tidak pernah menikah dan kami bukan suami istri “.
Perkataan Seohyun sontak membuat kedua orang tua Yonghwa terkejut dan
menatapnya tajam penuh tanda tanya. Mungkin jika ada bom yang jatuh di
tengah-tengah mereka, keduanya tak akan sekaget ini.
Ayah Yonghwa lalu memperbaiki posisi duduknya. Kebahagian di wajahnya sirna
dan berganti dengan kekecewaan yang mendalam.
“ Maksudmu kalian hanya tinggal serumah , tinggal bersama tapi tidak
menikah ? Tapi mengapa kalian mengaku ke semua orang kalau kalian sudah menikah
? “.
Seohyun menarik napas panjang. “ Kami memang tinggal serumah tapi itu tidak
seperti apa yang kalian pikirkan. Aku adalah klien Yonghwa, dan kasus yang
sedang dia tangani sekarang ada hubungannya dengan diriku. Akulah yang menyewa
jasanya untuk melindungiku dari seseorang yang akan berbuat jahat kepadaku “.
Hening. Seohyun bahkan bisa mendengar seolah-olah ada suara pusaran di
dalam kepala kedua orang tua Yonghwa yang berusaha mencerna apa yang baru saja
Seohyun ucapkan.
“ Apakah kau bersungguh-sungguh ? “, akhirnya terdengar suara Ibu Yonghwa.
Nada suaranya merupakan pencampuran dari rasa tak percaya, kecewa dan juga
shock. “ Tapi aku tak percaya. Kata Jungshin kalian bahkan di nikahkan oleh
seorang pendeta dan kedua orang tuamu ada disana “.
“ Itu benar, tapi pendetanya adalah seorang IP kenalan Yonghwa. Pernikahan
itu di selenggarakan untuk mengecoh orang gila yang mengejar-ngejar diriku.
Yonghwa mengusulkan bahwa hal itulah yang harus mereka lakukan agar dia bisa
menjagaku selama 24 jam sehari tanpa merusak reputasiku. Maafkan aku, aku
benar-benar tidak bermaksud membohongi kalian “.
Ayah Yonghwa bangkit lalu berjalan mondar mandir sementara Ibu Yonghwa
hanya terdiam. Beberapa saat dia terus mondar mandir seakan sedang memikirkan
semuanya. Namun tiba-tiba mendadak dia berhenti lalu menatap Seohyun dengan
pandangan tajam, persis sama dengan pandangan mata Yonghwa .
“ Aku masih tidak percaya. Sebagai ayahnya, aku sangat mengenal Yonghwa.
Aku bisa tahu dengan pasti kalau dia jatuh cinta padamu “.
Seohyun menggelengkan kepalanya.
“ Yang anda lihat adalah akting, kami berusaha membuat semua orang percaya
pada pernikahan kami dan percaya bahwa kami adalah sepasang suami istri yang sedang kasmaran “. Ucap
Seohyun. “ Saat melihat kedatangan kalian, Yonghwa terkejut, mungkin karena dia
lupa memberitahukan pada kalian tentang pernikahan bohongan ini “.
Dengan ekspresi wajah yang sangat serius , Ibu Yonghwa berdiri lalu
menggayut lengan suaminya. Kembali menatap Seohyun dengan pandangan yang sangat
kebingungan. “ Tapi apa yang kami lihat tadi adalah bahwa kalian benar-benar
terlihat bahagia dan sedang kasmaran seperti sepasang suami istri yang sedang
berbulan madu “.
Seohyun tertunduk menatap lantai. Pelan dia berucap “ Penampilan kadang
menyesatkan. Apakah anda lupa kalau Yonghwa itu adalah IP yang handal ? “.
Jangankan mereka, Seohyun pun berulang kali terkecoh tapi dia selalu
berusaha mengingatkan dirinya alasannya ada di sini. Mana yang nyata dan mana
yang sandiwara.
“ Aku rasa, Yonghwa tidak akan mungkin tidak mengabarkan kepada kalian bila
dia benar-benar menikah. Yonghwa sangat menyayangi anda berdua dan saya yakin
sangat yakin dia pasti ingin melibatkan anda berdua dalam pernikahannya “.
“ Sudah lama kami berdoa dan berharap agar Yonghwa menemukan seseorang yang
dia cintai dan menikah. Itulah sebabnya mengapa kami merasa sangat bahagia
ketika Jungshin mengabarkan pernikahan kalian kepada kami. Itulah sebabnya kami
langsung terbang dari Busan ke mari. Kau terlihat sangat sempurna untuknya.
Rasanya sulit bagi kami untuk percaya semua itu hanyalah sandiwara “.
Ibu Yonghwa lalu berpaling ke arah suaminya, “ Aku benar-benar marah sama
Jungshin. Kalau sampai anak itu menemuiku, maka aku akan menjewer kupingnya
hingga dia menjerit minta ampun beratus-ratus kali padaku “.
“ Aku yakin Jungshin tidak bermaksud mempermainkan anda. Mungkin saja
sebelum ini Yonghwa tidak pernah menyamar menjadi seorang suami dan itu membuat
para Ipnya merasa lucu. Mungkin mereka hanya ingin menggodanya “. Lagi pula dunia toh tidak kiamat kalau kami tidak
menikah sungguhan, lanjut Seohyun dalam hati.
Katakan itu terus kepada dirimu sendiri Seohyun,
katakan terus sampai kau sendiri mempercayainya.
“ Kau adalah wanita yang cantik dan murah hati. Dan jika anakku itu
masih mempunyai otak sebaiknya dia membuat pernikahan bohongan ini menjadi
pernikahan sungguhan “, kata Ayah Yonghwa dengan mata yang berseri-seri.
“ Yeobo, jangan membuatnya merasa malu “, bisik Ibu Yonghwa ke telinga
suaminya, tapi Seohyun bisa mendengarnya. “ Mungkin saja dia sudah mempunyai
kekasih “.
“ Belum “, kata Seohyun spontan dan terlambat untuk menarik kembali
perkataannya. Seohyun menggigit lidahnya dan menggerutu dalam hati.
“ Ah yang benar “, kata Ayah Yonghwa sedikit tak percaya. “ Mengapa belum ?
“.
“ Mungkin karena aku terlalu sibuk dalam membangun kehidupan yang mapan
bagi diriku. Karier dan pekerjaanku adalah prioritas utamaku. Aku tak punya
kekasih ataupun teman lelaki. Itulah sebabnya ketika aku dalam kesulitan hal
yang pertama yang aku pikirkan adalah menyewa seseorang untuk melindungiku “,
jawab Seohyun terdengar miris.
“ Tapi kau menyukai Yonghwa, iya kan ? “ desak ayah Yonghwa.
Suka ? lebih dari suka. Aku mencintainya !
“ Jujur aku mengagumi Yonghwa, mungkin karena rasa terima kasihku atas
pertolongannya “.
Kali ini ayah Yonghwa tersenyum lebar. “ Itu sudah merupakan awal yang
bagus “, katanya dengan wajah yang cerah.
“ Kalau begitu kami akan istrahat dulu di kamar “, kata Ibu Yonghwa sambil
menggamit suaminya dan berjalan ke salah satu kamar dari 3 buah kamar yang
berada di kondo Yonghwa. Meninggalkan Seohyun yang masih terduduk di sofa.
Seohyun lalu berinisiatif beberes rumah, lalu dia melangkah ke arah dapur
dan mulai mencuci beberapa peralatan makan yang masih tergeletak di wastafel.
Lalu setelah itu dia bergegas menuju ke ruang kerja Yonghwa, yang dipakainya
untuk ruang kerjanya dan mulai mengerjakan apa yang seharusnya sudah dia
kerjakan beberapa hari yang lalu.
Ada bagusnya juga kedua orang tua Yonghwa datang ke Seoul. Kehadiran mereka
tentu akan mengembalikan akal sehatnya yang mulai terbang entah kemana. Jika
harus terus menerus berduaan dengan Yonghwa, bukan mustahil dia akan menjadi
gila.
Tergila-gila pada Yonghwa, tepatnya. Dan dia tahu kegilaan semacam itu tidak ada
obatnya.
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Sebuah Catatan Kaki.
Menulis cerita adalah hal yang aku lakukan di masa sekolah. Tapi biasanya hanya aku sendiri yang menikmatinya tanpa ada keberanian untuk mengshare kepada yang lain. Tahun lalu aku memberanikan diri mulai menulis fanfic seputar Yongseo. Tak ada maksud apa-apa hanya ingin mengungkapkan keinginan terbesarku untuk penyatuan Yongseo di dunia nyata. Ternyata responnya sangat baik dan aku sangat berterima kasih untuk itu.
Sekali lagi terima kasih atas supportnya karena kalian membuatku percaya diri untuk terus menulis. Tapi aku tahu tak ada cerita yang sempurna. Karenanya saran atau masukan akan selalu aku nantikan dari kalian.
Sincerely Love
10 komentar
Write komentarNext chapter.....
Replybaru juga update sayah hehehe
ReplyHehehe..... abis suka bangettt ceritanya... tetap semangat
ReplyHehehe, sabar ya, pasti update secepatnya
ReplyAiiiggooo cepatan yaaaa makin penasaran ni ..ayuuhhh seo bilang aja suka sama Yong
ReplyCieeeee yoona.. ehem.ehem
ReplyDuhhh dag dig dug.. next chapter dong kak zee.. wkwkwk..
secepatnya hehehe
Replydeuh yang dugeum dugeum
ReplyKak zee next chapter, semalem bikin kepikiran.. wkwkwkwk
Reply#alay_dikit ...
ini lagi on proggress, sabar ya, kalo buru-buru ceritanya jadi ga greget hehehe
ReplyPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon