CHAPTER TWO
Yonghwa menyempatkan diri untuk singgah sebentar ke kantor Polisi, menemui
seseorang yang menangani laporan kliennya, bicara sejenak lalu dia mengambil
bukti laporan dan surat yang di serahkan kliennya saat melaporkan masalahnya.
Sebagai investigator senior, Yonghwa cukup di kenal di kalangan penyidik
Polisi, apalagi kasus terakhir yang di tanganinya sangat membantu pihak
Kepolisian. Jadi tidaklah susah baginya untuk mendapatkan laporan tersebut.
Kurang lima menit Yonghwa memasuki cafe di mana dirinya berjanji bertemu
dengan kliennya tersebut. Mengambil kursi yang sedikit tersembunyi, Yonghwa
mulai membaca laporan kliennya, melihat photo yang terprint dengan lingkaran
spidol yang menunjukkan wajah laki-laki yang menerornya.
Adam Chou , laki-laki berusia 35 tahun, tinggi sekitar 169 cm, bertubuh
gempal , botak, berkacamata dan brewokan. Tipical laki-laki pencari masalah,
simpul Yonghwa. Dan yang manakah kliennya ? Tak ada tanda Seohyun di photo
tersebut. Bagaimana dia akan mengenalinya. Yonghwa menggaruk kepalanya yang tak
gatal.
Yonghwa melihat seorang wanita memasuki cafe tersebut. Tinggi semampai
dengan lekut tubuh yang nampak jelas dari pakaian yang di kenakannya, rambutnya
yang tergerai nampak sedang mencari-cari seseorang. Yonghwa lalu melihat gambar
yang terprint di kertas yang di pegangnya. Yap, wanita itu ada dalam photo
tersebut.
Yonghwa lalu berdiri dan melambaikan tangannya ke arah wanita tersebut. Di
lihatnya kelegaan di wajah wanita tersebut, lalu dengan tersenyum melangkah
mendekatinya. Senyum yang manis, pikir Yonghwa sekilas.
“ Ms Seohyun ? “, tanya Yonghwa dan wanita tersebut menganggukkan
kepalanya. Yonghwa lalu mengulurkan tangannya yang di sambut ragu-ragu olehnya.
“ Perkenalkan saya Investigator Jung Yonghwa, anda bisa memanggil saya Mr.
Jung. Saya yang akan menangani masalah yang anda hadapi “.
Seohyun tersenyum lega dan menyambut uluran tangan laki-laki di depannya.
Perawakannya yang tinggi, tak jauh beda dengan dirinya, dengan senyum yang
menenangkan dan dadanya yang bidang terbungkus jas yang senada dengan
celananya. Laki-laki itu lalu mempersilahkannya duduk.
“ Saya sudah membaca semua informasi yang anda berikan ke pihak kepolisian
Ms. Seohyun. Dan saya juga sudah membaca surat dari laki-laki itu, bisakah saya
melihat suratnya yang lain ? “.
Seohyun membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna pink dan
menyerahkannya kepada Yonghwa. Sejenak Yonghwa berfokus untuk membaca surat
tersebut dan setelah itu dia bersiul.
“ Wuih, laki-laki ini sakit jiwa “, simpul Yonghwa dan meletakkan surat
tersebut ke atas meja. “ Dia kelihatannya begitu terobsesi dengan anda Ms.
Seohyun. Anehnya mengapa dia harus menunggu setahun untuk menghubungi anda.
Tapi kita akan menyelidikan hal tersebut nanti. Apakah ada sesuatu lagi yang
harus saya ketahui ? “.
Seohyun sejenak terlihatragu-ragu lalu dia mengeluarkan sesuatu dari paper
bag yang di bawanya bersamanya, sebuah buket bunga bakung berwarna putih dan
meletakkannya di meja, masih dengan kartu kecil yang di selipkan ke dalam buket
tersebut.
“ Sahabatku memberi saran, bahwa kemungkinan laki-laki tersebut mengetahui
semua akun sns yang saya miliki, lalu kami berdiskusi bagaimana menghentikan
laki-laki tersebut. Dan sahabatku menyarankan agar saya membuat satu status
bahwa saya akan menikah dengan pria idaman saya dan itu saya lakukan kemarin.
Dan baru saja, saat saya akan keluar kantor menemui anda, sesorang datang
mengantarkan buket tersebut ke kantor saya. Dan buket bunga tersebut adalah
darinya “, suara Seohyun gemetar, perasaan takut kembali terlihat dari
wajahnya.
Yonghwa lalu mengambil kartu kecil yang di selipkan di buket bunga bakung
tersebut, Semoga kenangan indah kita bisa
memberimu kekuatan dalam menghadapi saat saat sulit yang ada di depanmu – Bunga
bakung menadakan aku mati, kebodohan dan kegenitanmu akan menghancurkan daya
tarik kecantikanmu. Tahukah kamu arti
dari bunga bakung yang terbalik maka akan memiliki arti yang terbalik pula
Bunga bakung selalu melambangkan kedukaan, kematian tepatnya. Sepertinya
benar kalau laki-laki itu memang menatau semua sns milik kliennya, dan status
tersebut telah memicu kemarahannya.
“ Sepertinya statusku itu malah membuatnya semakin marah padaku “, kata
Seohyun pelan. Dan Yonghwa menyetujuinya.
“ Saya pikir juga begitu “, kata
Yonghwa berusaha mencerna kata-kata dalam kartu kecil tersebut. Bunga Bakung
bunga yang melambangkan kematian. Bunga baku artinya aku mati, dan bunga bakung
yang terbalik memiliki arti yang terbalik pula. Dahi Yonghwa berkerut, bila itu
berarti aku mati di balik menjadi..............
Yonghwa lalu meraih buket bunga bakung tersebut, dua diantaranya sudah layu
dan merunduk kebawah. Bunga bakung yang terbalik.. kau mati !. Yonghwa mengipas-ngipaskan
kartu kecil itu kewajahnya. Adam Chou ini betul-betul menderita penyakit jiwa.
Laki-laki itu sakit !
Tulisan di kartu itu bisa diartikan sebagai suatu ancaman bagi kliennya.
Dan kalau menyimak kembali surat pertamanya, laki-laki itu berkata bahwa dia
akan datang. Apakah sekrang laki-lakiitu berada di Seoul ? Kesadaran itu
membuat Yonghwa menegakkan duduknya. Kliennya mungkin sedang dalam bahaya saat
ini dan itu pasti. Apalagi bunga itu di kirim baru saja. Wanita di depannya ini
perlu di bantu, harus dibantu sekarang juga.
“ Jadi bagaimana tanggapan anda ? “, tanya Seohyun setelah lama terdiam,
nada khawatir nampak jelas di suaranya. Yonghwa menutup map arsip yang ada di
meja.
“ Saya harus mengecek beberapa hal terlebih dahulu. Apakah setelah dari
sini anda akan langsung pulang ? “.
“ Y-ya.. “. Seohyun menatap Yonghwa dengan penuh tanda tanya.
“ kalau begitu saya akan ke apartemen anda jam malam ini. Nanti kita bicarakan lagi “.
“ Baiklah kalau begitu, sampai nanti “, Seohyun bangkit berdiri dari
kursinya lalu menyalami Yonghwa dan sedikit ragu berbalik dan berjalan keluar
cafe.
Yonghwa mengawasi Seohyun berjalan keluar cafe, tanpa sadar Yonghwa
mengagumi gerakan indah tubuh Seohyun. Wanita itu sangat cantik dan seksi,
mengacuhkan pikiran alam sadarnya Yonghwa berdiri lalu berjalan kelaur cafe.
Dia harus segera kembali ke kantor.
Tiba di kantor, tanpa membuang waktu
, Yonghwa menghubungi salah satu sahabtatnya yang kebetulan berada di Provinsi
Gyeonggi tempat Adam Chou tinggal.
Jungshin pasti akan bisa memberikan informasi tentang laki-laki tersebut,
setidaknya Yonghwa harus memastikan apakah laki-laki tersebut masih tinggal di
sana atau tidak.
“ Hei, Yonghwa, tumben kau
menelponku, ada apa brader “, sapa Jungshin dari ujung telepon. Gaya bicaranya
tak pernah berubah sedikitpun. Tetap berusaha mengcampur adukkan bahasa seoul
dan Inggris, katanya sih itu membuatnya keren.
“ Jungshin, aku butuh
bantuanmu “, kata Yonghwa tanpa basa-basi. “ Tolong kau carikan informasi
seseorang yang bernama Adam Chou, terakhir dia bekerja sebagai karyawan swasta.
Aku butuh secepatnya sebelum jam malam
ini “.
“ Baiklah bos, sepertinya
ada kasus yang menarik huh ? “.
“ Yah begitulah, kasus
laki-laki bejat “.
“ Wow pasti klienmu seorang
wanita yang cantik “, lalu terdengar suara tawa dari ujung sana.
“ Sudahlah, pokoknya aku
butuh informasi secepatnya. Aku tunggu “. Lalu Yonghwa meletakkan gagang
teleponnya dan mulai mencari data yang bisa dia dapatkan dari internet.
Waktunya tidak banyak. Kliennya bisa jadi sekarang dalam bahaya.
♥ ♥ ♥
Tepat jam 8, Yonghwa sudah berdiri di depan pintu apartemen Seohyun. Sebelum
menekan bel, Yonghwa menyempatkan diri menyelidiki, apakah ada seseorang yang
mencurigakan. Pandangan Yonghwa menyapu seputaran apartemen Yonghwa, setelah
merasa aman Yonghwa menekan bel. Sebentar saja dia mendengar suara pintu
apartemen tersebut terbuka. Dan Seohyun dengan wajah polosnya terlihat lega
dengan kedatangan dirinya.
“ Silakan masuk “, Seohyun bergerak sedikit ke pinggir memberi ruang untuk
Yonghwa masuk ke apartemennya, lalu dia menutup pintu. Aroma malam di musim
semi ikut terbawa masuk ke dalam apartemennya dan gabungan dari wangi tubuh
Yonghwa sekilas saat melewatinya. Seohyun benar-benar merasakan kehadiran
lelaki tersebut. Menyadari reaksi dirinya, Seohyun kaget, sehingga Seohyun
terlihat gugup saat menawarkan Yonghwa minuman.
“ Nanti saja “, jawab Yonghwa lalu duduk di salah satu kursi yang ada di
ruang tamu Seohyun. Seohyun ikut duduk berseberangan dengan kursi Yonghwa.
Seohyun menautkan kedua tangannya menutupi kegelisahannya.
“ Apakah anda mendapatkan informasi baru ? “.
Yonghwa menganggukkan kepalanya , lalu memandang kearah Seohyun, menatapnya
dengan dalam “ Ketakutan anda beralasan Ms. Seohyun. Anda telah membayar saya
dengan uang yang anda dapatkan dengan kerja keras anda, maka saya tidak bisa
membuang-buang waktu, saya harus bertindak cepat “.
“ Jadi ? “. Seohyun menelan ludah. “ Saya dalam bahaya bukan ? “.
“ Itu baru perasaan saya ms. Seo. Bisa saja salah tapi dari informasi yang
saya terima, laki-laki tersebut – Adam Chou – memang mempunya sejarah yang
cukup banyak dalam menggannggu ketenangan, ribut dengan tetangganya, bahkan
menganiaya kucing hanya karena menghalangi jalannya “.
“ Dia sudah tidak lagi bekerja di perisahaan tempatnya bekerja sekitar
sebulan yang lalu, karena perusahaan banyak mendapat komplain dari pelanggan
dengan sikapnya itu. Dan saat ini dia sudah tidak tinggal lagi di Provinsi
Gyeonggi. Menurut tetangganya dia
mengendarai mobilnya dan pergi sekitar beberapa hari yang lalu tapi mereka
tidak tahu kemana dia pergi. Dan kalau menyimak kembali isi suratnya,
sepertinya dia sedang ke Seoul dan bisa jadi sekarang dia sudah berada di Seoul
“.
Sudah sebanyak itukah
informasi yang di dapatkannya dalam beberapa jam ini ? Seohyun terkagum-kagum
sekaligus di cekam rasa ketakutan. Laki-laki itu pasti sudah berada di Seoul
dan mungkin sekarang berada di dekat apartemennya mengawasi segala
gerak-geriknya. Seohyun gemetar.
“ Saya punya satu solusi,
Ms Seohyun “, kata Yonghwa sambil memandang kliennya tersebut yang wajahnya
memucat.
“ Solusi apa mr. Jung “,
karena gemetar nada suara Seohyun pun bergetar hampir tak terdengar.
“ Tapi saya butuh kerjasama
anda. Ingat status yang anda tulis di sns anda ? Kita akan memamfaatkan status
tersebut untuk membantu kita “.
“ Saya tidak faham maksud
anda “.
“ Firasat saya mengatakan,
Adam Chou sudah berada di Seoul. Kita bisa bekerja sama mengungkap kebejatannya
sehingga dia tidak lagi bisa melakukannya pada orang lain. Itu kalau firasat
saya benar, atau mungkin saja Si Adam chou ini hanyalah laki-laki pecundang
yang hanya suka membuat hidup seseorang menjadi kacau dengan surat-suratnya.
Tapi bagaimanapun saya harus menjamin keselamatan anda sebagai klien saya “.
Keselamatan, dan ketenangan
karena itulah yang Seohyun harapkan kembali ke dalam hidupnya. Jika laki-laki
di depannya ini tak bisa menghadirkan rasa tenang bagi dirinya, maka tak ada
yang lain yang bisa melakukannya.
Keheningan sejenak
melingkupi ruangan tersebut. Dari balik bulu matanya yang hitam, pandangan mata
Yonghwa tak pernah lepas memandang Seohyun.
“ Seperti tak ada kejahatan
yang sempurna, maka tak ada rencana yang sempurna pula, tapi bila anda
menyetujuinya, maka saya akan mendapat akses penuh untuk melindungi anda sampai
laki-laki bangsat tersebut ditangkap oleh pihak berwajib “. Yonghwa berhenti
sejenak mengawasi reaksi Seohyun. “ Untuk tugas ini, saya akan berperan sebagai
tunangan dan calon suami anda “.
Seohyun terhenyak, mendadak
dia di landa emosi yang asing baginya, kali ini tubuhnya bergetar hebat.
Melihat reaksi Seohyun, dahi Yonghwa berkerut.
“ Anda jangan pingsan dulu
sebelum mendengarkan penjelasan saya “.
“ Saya akan medengarkan
anda Mr. Jung “, pelan suara Seohyun.
“ Saya tidak mempunyai
informasi, apakah sebelumnya AdamChou ini pernah melakukan hal yang sama dengan
yang dia lakukan pada anda. Tapi kalau menurut saya, ini bukan kali pertamanya.
Mungkin kali ini dia bermaksud menjebak anda dan akhirnya akan memeras anda.
Dan bisa jadi sekarang dia sedang menyusun rencananya tersebut. Dan untuk itu
saya harus punya alasan kuat untuk bisa selalu berada di dekat anda selama 24
jam sehari “.
“ 24 jam ? Sepanjang hari ?
“, entah mengapa Seohyun merasa tidak yakin bisa melalui hari bersama laki-laki
gagah di depannya tanpa bisa jatuh cinta padanya. Ottoke ?
“ Kita akan menikah tentu saja hanya sandiwara. Dengan
berpura-pura sebagai suami anda, saya mempunyai akses penuh berda di dekat
anda. Tenang saja ini hanyalah pura-pura. Kita tidak akan benar-benar menikah
“.
“ Sampai berapa lama ? “.
“ Seminggu, dua minggu,
sebulan, entahlah, yang jelas sampai kita bisa menangkat Adam Chou dan
menjebloskannya ke dalam penjara dan lumutan di sana “.
24 jam bersama Mr. Jung
seperti bukan hal yang mudah di lakukan. Seohyun membayangkan tiap hari akan
bertemu dengannya, sarapan dengannya, makan malam denganya, tidur dengannya, eh
pikiran dari mana itu, rutuk Seohyun dalam hati. Pipinya tiba-tiba merona, dia
merasa malu s endiri dengan pemikirannya.
“ Bagaimana Ms. Seo, apakah
anda bersedia ? “.
Seohyun masih terdiam. Lalu
Yonghwa kemudian menguraikan apa-apa saja yang akan terjadi bila Seohyun tidak
dalam pengawasannya, bisa jadi Adam Chou akan masuk ke dalam apartemennya
secara sembunyi-sembunyi, atau mendekapnya dari belakang di parkiran, dan
banyak kemungkinan lainnya yang membuat Seohyun bergidik ketakukan. Apa yang di
katakan investigator sewaannya ini semuanya masuk akal dan mau tidak mau
Seohyun harus menyetujuinnya.
“ Mr. Jung ? “.
“ Panggil saja aku Yonghwa
“, tukas Yonghwa dan mengubah cara bicaranya menjadi lebih unformal. Makin
cepat Seohyun menganggapnya sebagai suami bukankah semakin baik.
“ Yonghwa.. terus terang
aku tidak punya banyak uang untuk membayar semua ini, perlindungan jangka
panjang.... “
“ Seohyun, mari kita
luruskan masalah itu. – sebaiknya aku memanggilmu seperti itu – dugaanku adalah
Adam Chou tidak akan menyia-nyiakan waktunya, dia akan bergerak cepat, jadi
jangan terlalu merisaukan masalah pembayaran. Katakan saja kau setuju dengan
apa yang aku rencanakan “.
“ Baiklah, aku akan
mengikuti rencana itu “, Seohyun akhirnya tak punya pilihan lain selain
menyetujuinya. Yonghwa kemudian tersenyum.
“ Tapi aku belum pernah
jadi istri seseorang, aku tidak tahu harus berbuat atau bersikap bagaimana “,
lanjut Seohyun.
“ Dan aku juga belum pernah
menjadi suami seseorang Seohyun. Jadi marilah kita saling membantu. Kita akan
membuat semua orang yang melihat kita akan berpikiran bahwa kita saling
mencintai dan sangat bahagia dengan pernikahan kita. Kita tidak boleh menunjukkan
rasa canggung satu dengan yang lainnya “.
Sebuah permintaan yang
sulit sebenarnya tapi Seohyun tak mempunyai pihan lain. Yonghwa akan menjadi
suaminya entah untuk waktu berapa lama. Dan semoga saja, dia tidak berharap
betul-betul menginginkan Yonghwa sebagai
suami sungguhannya. Seohyun mendesah dalam hati. Kuatkan dirimu Seohyun.
“ Jadi Mrs. Jung “, kata
Yonghwa “ Mari kita buat rencana ini berhasil. Sekarang kau adalah istriku yang
sangat aku cintai dan aku adalah suami yang juga sangat kau cintai. Bukankah
hidup begitu indah ? “.
Yang ada adalah hidup
begitu sangat tak adil, mempunyai suami idaman setiap wanita, tapi hanya
berpura-pura. Bantulah aku Tuhan, doa Seohyun sambil tersenyum kecut.
Hal pertama yang Seohyun lakukan adalah menelpon kedua orang tua,
menceritakan masalahnya dan juga rencananya bersama Yonghwa. Reaksi kedua orang
tuanya sama seperti dirinya saat pertama mendengar rencana tersebut. Tapi
kemudian mereka merasa tenang, saat Yonghwa berbicara langsung dengan keduanya.
“ Kedengarannya kedua orang tuamu sangat menyenangkan, Seohyun “, kata
Yonghwa saat Seohyun menutup teleponnya.
“ Terima kasih, dan sepertinya mereka sangat terkesan padamu “, saking terkesannya mereka tanpa ragu
menyerahkan putri satu-satu mereka kepada Yonghwa tanpa berpikir dua kali.
“ Oh iya ada satu lagi yang lupa aku katakan “, Seohyun menatap Yonghwa
penuh tanda tanya. “ kita akan tinggal di kondominium aku bukan di apartemenmu
ini “.
Seohyun tanpa sadar melongo. Menjadikan Yonghwa suaminya, mungkin tidak masalah,
tapi tinggal bersamanya di rumah laki-laki itu adalah masalah yang lain.
Bagaimana Adam Chou akan tertangkap bila Seohyun meninggalkan apartemennya.
“ Jangan khawatir, bajingan itu pasti akan membuntutimu ke kondoku, dan itu
yang aku harapkan. Berarti dia benar-benar serius dengan ancamannya kepadamu.
Dengan begitu kita akan mendapatkan bukti kebejatannya “.
Yonghwa sepertinya bisa membaca pikirannya. Seohyun menelan ludahnya,
sebaiknya dia mengontrol pikirannya atau Yonghwa akan bisa mengetahui pikiran
kotornya. Hufft.
“ Sebaiknya kau segera packing barang-barangmu, malam ini juga kau akan
pindah ke rumahku. Aku akan melakukan panggilan sebentar ke rekanku di luar
sambil melihat situasi “, Yonghwa berdiri lalu berjalan keluar apartemen
Seohyun meninggalkan dirinya tertegun.
Detektif sewaannya itu betul-betul tak mau membuang-buang waktu. Seohyun
menarik napas lalu berjalan ke arah kamarnya. Menarik koper kecil dari atas
lemarinya. Memasukkan beberapa baju kantornya dan celana jeans serta beberapa
potong pakaian lainnya. Lalu berjalan ke kamar mandi mengumpulkan peralatan
make up dan peralatan mandinya. Memasukkannya ke dalam 2 buah tas kecil yang
biasa dipakainya bila dia bepergian. Tidak lupa laptop dan keperluan kerjanya
yang lain. Saat Yonghwa kembali masuk ke apartemennya Seohyun sudah siap untuk
berangkat.
“ Sudah siap ? “, tanya Yonghwa dan Seohyun mengangguk. Yonghwa lalu
mengangkat koper kecilnya sementara Seohyun membawa yang lainnya. Mematikan
lampu dan mengunci apartemennya.
Petualangan dimulai, lets do it !!!
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Sebuah catatan kaki
terinspirasi dari Jungshin Detektif The Seasons , author mencoba meramu sebuah kisah sederhana yang bercerita tentang seorang IP [Investigator Private] atau Detektif Pribadi. Semoga kalian suka ya
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon