CHAPTER FOUR
Rumah kediaman keluarga Bruce. Yonghwa mengajak Seohyun makan malam di
rumah sahabatnya Bruce. Kata Yonghwa Bruce adalah suami dari Tanny –
resepsionis yang menerima teleponnya hari itu – dan mereka sangat ingin
berkenalan dengan Seohyun.
Rumah yang indah dengan taman yang hijau. Sahabat Yonghwa bukanlah orang
yang biasa-biasa saja. Yonghwa lalu
menggandenga tangan Seohyun berjalan menuju pintu, dan tepat saat mereka tiba
di depan pintu, seseorang sudah membukanya dan seraut wajah tersenyum cerah
menyambut kedatangan mereka.
“ Kami sudah sedari tadi menunggumu, Tanny bahkan sudah berulang kali
mengecek makanan yang akan di sajikan “, Bruce – Seohyun yakin dengan pasti itu
Bruce – mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah.
Tanny dengan wajah yang cantik secantik suaranya yang menenangkan keluar
dari arah ruangan dalam dan menyambut mereka dengan sangat gembira. Dia lalu
memeluk Yonghwa dan juga memeluk dirinya.
“ Kau ternyata sangat cantik, pantas saja bajingan itu terobsesi padamu “,
puji Tanny kepada Seohyun membuat dirinya tersipu.
“ Anda pun tak jauh beda dengan gambaran yang aku bayangkan saat pertama
mendengar suara anda di telepon “, balas Seohyun memuji, lalu keduanya tertawa
kecil dan Tanny mengajak mereka masuk ke ruangan dalam dimana beberapa orang
sudah menanti mereka di sana. Yonghwa sendiripun merasa terkejut.
Di ruangan itu ada Jungshin yang entah sejak kapan tiba dari Gyeongi,
Jonghyun, Minhyuk, dan Kwanhee, para IP – Investigator Private’s – di Biro
investigasinya. Keempatnya berdiri menyambut kedatangan mereka.
“ Maaf mereka bersikeras untuk hadir dalam perjamuan kita malam ini, mereka
tidak sabar ingin bertemu calon istri bos mereka “ kata Tanny dengan penuh
penyesalan.
Bos ? jadi Yonghwa pemilik biro investigasi yang di sewanya. Haruskah dia
merasa tersanjung bahwa kasusnya langsung di tangani oleh investigator terbaik
mereka.
“ Seohyun dear, kenalkan mereka adalah para detektif terganteng di muka
bumi ini , Jungshin – Jungshin lalu melambaikan tangannya – Jonghyun, Minhyuk –
Minhyuk tersenyum – dan Kwanhee ‘.
Kata Tanny sambil memperkenalkan mereka. Seohyun sudah bertemu Jonghyun
jadi dia tidak merasa asing dengannya, tapi yang tiga orang ini serta tentu
saja pemilik rumah masih asing baginya.
“ Senang berkenalan dengan anda Ms Seohyun “, Kwanhee maju dan menyalami
Seohyun. “ Anda ternyata sangat cantik “.
Seohyun tak dapat menyembunyikan rasa hangat yang merambat di pipinya.
Yonghwa memperhatikan semuanya, matanya tak pernah lepas dari Seohyun. Ada
kepuasan terlihat terpancar dari raut wajahnya.
“ Hyung berhentilah menatapnya seperti kau ingin memakannya “, bisik
Jonghyun sambil menyikut lengan Yonghwa.
“ Apa yang kau lakukan disini, bukannya aku menyuruhmu menjaga Yoona ? “,
tanya Yonghwa.
“ Dia menginap di rumah orang tuanya “, jawab Jonghyun tanpa beban. “
Ataukah kau mau membuntutinya hingga ke rumah orang tuanya ? “. Yonghwa
menggeleng. Bila Yoona berada bersama orang tuanya itu artinya dia berada di
tempat yang aman.
“ Ngomong bagaimana sejauh ini penyelidikan kasus ini ? Apakah sudah ada
tanda-tanda dari Adam Chou ? “, tanya Minhyuk yang bergabung bersama mereka,
sementara Seohyun nampak asyik berbincang dengan Tanny. Sesekali Yonghwa
mencuri pandang kearahnya.
“ Aku sama sekali belum melihat ada tanda-tanda dari Adam Chou, tapi salah
seorang Polisi berhasil mengenali mobilnya yang sedang terparkir di sebuah mini
market di sekitar rumah Seohyun “, jawab Yonghwa.
“ Aku membawa satu info baru buat kalian “, Jungshin yang juga berada di
dekat mereka bergerak lebih dekat, pandangan mereka pun mengarah ke Jungshin.
“ Apa itu ? “, tanya Yonghwa.
“ Karena terbukti melakukan penggelapan di perusahaan, Polisi kemudian
menggeledah rumah Adam Chou dan tahukah kalian apa yang mereka temukan di dalam
rumahnya ? Photo-photo tripnya yang di Prancis serta beberapa photo wanita yang
kebetulan ikut dalam trip tersebut, beberapa diantara photo-photo tersebut
sudah di beri tanda silang dan hanya tinggal photo 3 orang yang tersisa yang
masih di lingkarinya, salah satu diantaranya adalah Seohyun dan kalau tidak
salah dua lainnya adalah Yoona dan Sunny “.
“ Laki-laki bangsat itu benar-benar sakit “, umpat Yonghwa marah.
“ Yoona adalah sahabat Seohyun, dan aku bertugas menjaganya “, kata Jonghyun.
Ternyata firasat Yonghwa benar adanya. Adam Chou memang menteror sebagian besar
peserta wanita di trip tersebut.
“ Apakah kau mendapat informasi, ada laporan yang masuk ke Polisi yang
melaporkan dirinya ? “, tanya Yonghwa.
“ Sayangnya tak ada, sepertinya Adam berhasil meneror mereka dan meminta
mereka membayarkan sejumlah uang untuk berhenti meneror mereka dan
menekankannya untuk tidak melaporkan hal tersebut kepada Polisi “, jawab
Jungshin.
Mereka kemudian diam, mencoba menganalisa satu persatu petunjuk yang mereka
dapatkan. Saat itulah Tanny menyuruh mereka ke meja makan.
“ Berhentilah membahasnya, sekarang bukan jam kerja, ayu kita makan “, kata
bruce sambil mengajak mereka ke ruang makan.
Di sana Seohyun sudah duduk di salah satu kursi, Yonghwa kemudian menarik
kursi tepat di sampingnya sedangkan yang lainnya mengambil tempat yang tersisa.
“ Aku lihat kalian berlima meendiskusikan sesuatu, apa yang kalian
bicarakan ? “, tanya Seohyun dengan suara yang pelan hampir berbisik.
“ Hanya membahas informasi tambahan yang di bawa Jungshin dari Gyeongi “,
jawab Yonghwa. Seohyun terkejut.
“ Apakah kau mendapat informasi keberadaannya ? “, tanya Seohyun lagi.
“ Nanti sajalah kita bicarakan, sekarang waktunya makan atau Tanny akan
menguliti kami semua karena sudah mengabaikan masakannya “, jawab Yonghwa
dengan sedikit bercanda. Tapi Seohyun sama sekali tidak tersenyum ataupun
tertawa. Informasi seputar Adam Chou selalu membuatnya tegang.
“ Tenang sajalah, kau aman di sampingku “, bisik Yonghwa menenangkannya. Dan
kali ini Seohyun tersenyum.
Makan malam pun kemudian di mulai. Mereka bercakap-cakap dengan akrab.
Sesekali mereka menanyakan hal-hal kecil kepada Seohyun, seperti apa yang dia
sukai, apa hobinya dan hal-hal ringan lainnya. Dan Yonghwa mencatat dalam hati
semua jawaban dari Seohyun tersebut.
Seusai makan keempat rekannya permisi pamit terlebih dahulu karena mereka
harus kembali melakukan tugas mereka. Seohyun duduk di salah satu kursi. Bruce
memutar lagu romantis di stereo set digital miliknya, sementara Tanny sedang
menyiapkan minuman dan makanan penutup untuk mereka.
Yonghwa mendekati Seohyun dan mengajaknya berdansa mengikuti alunan lagu
yang di mainkan Bruce. Sedikit enggan Seohyun menyambut uluran tangan Yonghwa.
Namun saat mereka berdansa, Yonghwa merasakan Seohyun sedang berusaha menolak
dirinya. Alih-alih menikmati pelukan Yonghwa, Seohyun justru menjauh. Entah
karena takut, atau merasa harus menjaga diri, entahlah.. Yonghwa tak bisa
menebaknya.
Tapi jauh di lubuk hatinya Yonghwa merasa hasratnya tersambut. Kalau tidak
mana mungkin Yonghwa merasakan napas Seohyun yang pendek-pendek dan denyutan di
pipinya yang berasal dari kening Seohyun yang menempel. Jika Yonghwa
memindahkan tangannya sedikit saja dari tempatnya berpegang di pinggan Seohyun,
dia pasti bisa merasakan tubuh Seohyun bergetar. Demi Tuhan, Yonghwa harus
bekerja keras agar dia tidak melumat sosok ramping yang ada dalam pelukannya
saat ini juga.
“ Bisakah aku berdansa dengannya ? “, Bruce tiba-tiba muncul dan bertanya
dengan nada yang aneh. “ Tanny bilang dia ingin berbicara denganmu jadi
bagaimana kalau kau menemuinya sementara aku berdansa dengan klien cantikmu ini
? “.
Yonghwa merasa geram. Dia tahu mengapa Bruce melakukan hal tersebut. Dan
seharusnya dia berterima kasih karena telah mencegahnya melakukan sesuatu yang
bodoh, namun entah mengapa Yonghwa justru ingin meninju Bruce sekeras-kerasnya.
Walau enggan, Yonghwa menyerahkan Seohyun kepada Bruce. Untung saja Yonghwa
tahu bahwa Bruce sangat mencintai Tanny istriku, seandainya tidak Yonghwa tidak
akan pernah mengizinkan Seohyun berdansa dengannya walaupun itu demi rasa sopan
santun.
Yonghwa berjalan ke arah dapur menemui Tanny yang sedang memotong-motong
buah apel kesukaannya. Yonghwa mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya lalu
meminumnya hingga tak tersisa.
“ Apakah kau baik-baik saja, Yonghwa ? “, tegur Tanny
“ Kau tahu jawabannya tidak “, ucap Yonghwa dengan nada kesal.
“ Seohyun cantik bukan ? “, kata Tanny sambil menatap Yonghwa.
“ Dia klienku “ kata Yonghwa mencoba mengingatkan dirinya sendiri.
“ Dia wanita dan kau laki-laki “, tanny sedikit menggodanya. “ Tidak ada
salahnya sesekali melepaskan peranmu sebagai IP “.
Tidak sempat Yonghwa menanggapinya karena Bruce dan Seohyun berjalan
memasuki dapur di mana dia dan Tanny berada.
“ Sayang, bisa kau antarkan Seohyun ke kamar mandi, katanya dia ingin ke
kamar mandi untuk sedikit merapikan dirinya “, kata Bruce.
“ Tentu saja sayang “, kata Tanny lalu menyerahkan pisau yang di pegangnya
kepada Bruce menyuruh Bruce melanjutkan apa yang sedang di kerjakannya. “ Mari
sayang, biar aku antar ke kamar mandi “.
Yonghwa meradang, tidak tahu pasti apakah dirinya merasa lega ataukah
frustasi di tinggal berdua saja dengan Bruce yang paling suka membedah masalah.
Mata Cal menyipit saat memandang Yonghwa yang terlihat uring-uringan.
“ Sejak kapan kau mengenal Seohyun ? “, tanya Bruce.
“ Kau sudah tahu jawabannya “, suara Yonghwa kaku.
Bruce tertawa keras dan Yonghwa benci mendengarnya. “ Sejak dulu aku selalu
mengatakan, suatu hari nanti kau akan ketemu batunya “.
“ Jadi kau mendapat tontonan yang menyenangkan, huh ? “, sambar Yonghwa
terdengar sarkatis.
Bruce menyeringai, “ Tahukah kau apa yang membuatnya menyenangkan,
kelihatannya Seohyun juga kebingungan dan sesak napas saat berada di dekatmu “.
Tiba-tiba Yonghwa merasa semangatnya membara. Bruce selalu jeli melihat
segala sesuatu dan mendengar perkataannya, Yonghwa menjadi senang. Tapi menjaga
gengsi, Yonghwa berkata dengan sedikit nada marah “ Kau pikir itu asyik ? “.
“ Ya ampun Yonghwa tenangkan dirimu. Biasanya menjelang pernikahan calon
pengantin memang sering merasa uring-uringan dan tak sabar. Tapi dua hari lagi
dia akan menjadi milikmu “.
Ok, Bruce sudah kelewatan. “ Barangkali kupingmu tuli ataukah ingatanmu
sudah hilang. Sudah ku bilang pernikahan itu Cuma bohong-bohongan “.
“ Ah, jadi itulah masalahnya. Aku tak percaya kau tak bersedia memenuhi
kewajibanmu sebagai suami hanya gara-gara kurangnya legalitas “, sahut Bruce
dengan santai sambil tangannya asyik memotong-motong apel yang di pegangnya.
“ Shut up, Bruce ! “.
“ Jadi itu yang membuatmu risau, kalau Cuma itu persoalannya aku bisa
memanggil pendeta sungguhan untuk menikahkan kalian secara sah ! “.
Yonghwa terdiam karena Tanny dan Seohyun sudah kembali memasuki dapur. Yonghwa
berharap Seohyun tidak mendengar perkataan Bruce barusan. Yonghwa lalu menarik
tangan Seohyun dan berkata, “ Bagus kau sudah selesai, kami ada urusan dan
harus pergi sekarang “.
Menghindari bertatap mata dengan Bruce, Yonghwa memusatkan pandangannya
pada Seohyun yang terlihat kaget karena Yonghwa tiba-tiba mengajaknya pergi.
Serta merta Seohyun meminta pamit pada Bruce dan Tanny, lalu segera melangkah
ke arah pintu. Yonghwa mengejarnya.
“ Lain kali tunggu aku Seohyun “, tegur Yonghwa saat mereka sudah duduk di
dalam mobil.
“ Bukankah kau bilang kita ada urusan dan harus segera pergi, maka aku
bergegas. Aku Cuma berusaha membantumu ? “. Kata Seohyun sedikit bingung dengan
teguran Yonghwa.
“ Tidak apa-apa Seohyun tapi lain kali berusahalah untuk terus berada di
dekatku, terutama pada hari minggu nanti “, nada suara Yonghwa melembut.
“ Oh iya, hari minggu nanti bolehkah aku kekantor selama beberapa jam. Hari
minggu biasanya kantor sepi dan tidak ada telepon yang mengganggu, aku bisa
menyelesaikan beberapa pekerjaanku “, kata Seohyun.
“ Oke, aku temani “.
Seohyun menatap Yonghwa, “ Apakah perlu ? maksudku, kantor kami di jaga
sekuriti 24 jam sehari jadi aku pasti aman di sana. Aku tidak mau mengganggu
waktu kerjamu “.
Yonghwa mengerutkan keningnya, jangan-jangan dia dan bruce salah membaca
situasi, jangan-jangan yang tertarik hanyalah dirinya sendiri.
“ Menemanimu adalah pekerjaanku Seohyun “, Yonghwa mencoba mengingatkannya
“ Bahkan saat inipun aku sedang bekerja “.
“ Kalau begitu aku tidak jadi ke kantor “, putus Seonhyun
“ Kenapa, pekerjaanmu kan juga penting ? “.
“ Memang, tapi kalau aku ke kantor maka kau akan ikut, dan kau tidak bisa
mengerjakan tugas-tugasmu yang lain “.
“ Itu benar, apalagi kalau kasus ini berlangsung lama. Mungkin ada baiknya
kita berkompromi “.
“ Kompromi ? “.
“ Ya kau bisa membawa pekerjaaannmu pulang dan mengerjakannya di rumah. Masih
ada ruang buatmu mengerjakan semua tugas dan pekerjaanmu “. Saran Yonghwa
Seohyun terdiam. Satu-satunya tempat dimana dia merasa aman dari pesaona
sang detektif ini adalah kantornya. Tapi bila Yonghwa ikut menemaninya di
kantor apa yang akan teman-teman sekantornya katakan. Dan tentu saja dia tidak
akan bisa berkonsentrasi karena pikirannya akan full oleh keinginnan memeluk
Yonghwa dan menciumnya – byuntae – apa jadinya bila pekerjaannya dia bawa ke
kondo Yonghwa ? Seohyun bisa yakin 100% tidak akan ada pekerjaannya yang
selesai.
Tinggal di kondo Yonghwa bukanlah hal yang mudah. Setiap hari bertemu
dengan Yonghwa, bertatapan mata. Penampilan Yonghwa saat rambutnya basah dan
bau sabun yang menempel di tubuhnya adalah godaan yang teramat besar untuk
dirinya.
“ Bagaimana ? “, tanya Yonghwa melihat Seohyun terdiam.
“ Entahlah, malam ini aku sedikit lelah. Aku berharap kita segera tiba dan
aku bisa beristrahat “, jawab Seohyun sambil memperlihatkan muka lelahnya.
Yonghwa berpaling dan menatapnya sejenak.
Wajarlah bila Seohyun merasa letih. Tak ada seorangpun yang keselamatannya
terancam tidak akan merasa lelah, kalaupun tubuh mereka tidak tapi yang jelas pikiran
mereka yang lelah.
“ Tidurlah, aku akan membangunkanmu saat kita tiba “, kata Yonghwa dan
Seohyun lalu memejamkan matanya mencoba untuk tidur sepanjang perjalanan. Tapi
dia tahu usahanya hanyalah sia-sia belaka. Tapi Seohyun tetap memejamkan matanya
berharap sleeping Goddess meniupkan mantera tidur untuknya.
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Sebuah catatan kaki
terinspirasi dari Jungshin Detektif The Seasons , author mencoba meramu sebuah kisah sederhana yang bercerita tentang seorang IP [Investigator Private] atau Detektif Pribadi. Semoga kalian suka ya
7 komentar
Write komentar(■ _ ■)) gag sabar next chapter.nya
Reply(ㅡ _ㅡ!)) ... heol..
Semangat thorrrrrrrrr
Ngak sabar next partnya ..fighting
ReplyDitunggu next chapternya semangat
ReplyDitunggu next chapternya semangat
ReplyThor ?? Memangnya Avenger ? Hahahaha
ReplyMakasih yan Rifcha.
Update next chapter sabar2 ya
Padahal updatenya langsung 4 chapter belum puas ya hehe.
Replysabar ya next chapter masih on progress
Makasih semangatnya, sedang on progress ya next chapternya ^_^
ReplyPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon