#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

OH MY IP MAN " SHUT UP AND JUST KISS ME ! "



CHAPTER FOUR

Rumah kediaman keluarga Bruce. Yonghwa mengajak Seohyun makan malam di rumah sahabatnya Bruce. Kata Yonghwa Bruce adalah suami dari Tanny – resepsionis yang menerima teleponnya hari itu – dan mereka sangat ingin berkenalan dengan Seohyun.
Rumah yang indah dengan taman yang hijau. Sahabat Yonghwa bukanlah orang yang biasa-biasa saja.  Yonghwa lalu menggandenga tangan Seohyun berjalan menuju pintu, dan tepat saat mereka tiba di depan pintu, seseorang sudah membukanya dan seraut wajah tersenyum cerah menyambut kedatangan mereka.
“ Kami sudah sedari tadi menunggumu, Tanny bahkan sudah berulang kali mengecek makanan yang akan di sajikan “, Bruce – Seohyun yakin dengan pasti itu Bruce – mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah.
Tanny dengan wajah yang cantik secantik suaranya yang menenangkan keluar dari arah ruangan dalam dan menyambut mereka dengan sangat gembira. Dia lalu memeluk Yonghwa dan juga memeluk dirinya.
“ Kau ternyata sangat cantik, pantas saja bajingan itu terobsesi padamu “, puji Tanny kepada Seohyun membuat dirinya tersipu.
“ Anda pun tak jauh beda dengan gambaran yang aku bayangkan saat pertama mendengar suara anda di telepon “, balas Seohyun memuji, lalu keduanya tertawa kecil dan Tanny mengajak mereka masuk ke ruangan dalam dimana beberapa orang sudah menanti mereka di sana. Yonghwa sendiripun merasa terkejut.
Di ruangan itu ada Jungshin yang entah sejak kapan tiba dari Gyeongi, Jonghyun, Minhyuk, dan Kwanhee, para IP – Investigator Private’s – di Biro investigasinya. Keempatnya berdiri menyambut kedatangan mereka.
“ Maaf mereka bersikeras untuk hadir dalam perjamuan kita malam ini, mereka tidak sabar ingin bertemu calon istri bos mereka “ kata Tanny dengan penuh penyesalan.
Bos ? jadi Yonghwa pemilik biro investigasi yang di sewanya. Haruskah dia merasa tersanjung bahwa kasusnya langsung di tangani oleh investigator terbaik mereka.
“ Seohyun dear, kenalkan mereka adalah para detektif terganteng di muka bumi ini , Jungshin – Jungshin lalu melambaikan tangannya – Jonghyun, Minhyuk – Minhyuk tersenyum – dan Kwanhee ‘.
Kata Tanny sambil memperkenalkan mereka. Seohyun sudah bertemu Jonghyun jadi dia tidak merasa asing dengannya, tapi yang tiga orang ini serta tentu saja pemilik rumah masih asing baginya.
“ Senang berkenalan dengan anda Ms Seohyun “, Kwanhee maju dan menyalami Seohyun. “ Anda ternyata sangat cantik “.
Seohyun tak dapat menyembunyikan rasa hangat yang merambat di pipinya. Yonghwa memperhatikan semuanya, matanya tak pernah lepas dari Seohyun. Ada kepuasan terlihat terpancar dari raut wajahnya.
“ Hyung berhentilah menatapnya seperti kau ingin memakannya “, bisik Jonghyun sambil menyikut lengan Yonghwa.
“ Apa yang kau lakukan disini, bukannya aku menyuruhmu menjaga Yoona ? “, tanya Yonghwa.
“ Dia menginap di rumah orang tuanya “, jawab Jonghyun tanpa beban. “ Ataukah kau mau membuntutinya hingga ke rumah orang tuanya ? “. Yonghwa menggeleng. Bila Yoona berada bersama orang tuanya itu artinya dia berada di tempat yang aman.
“ Ngomong bagaimana sejauh ini penyelidikan kasus ini ? Apakah sudah ada tanda-tanda dari Adam Chou ? “, tanya Minhyuk yang bergabung bersama mereka, sementara Seohyun nampak asyik berbincang dengan Tanny. Sesekali Yonghwa mencuri pandang kearahnya.
“ Aku sama sekali belum melihat ada tanda-tanda dari Adam Chou, tapi salah seorang Polisi berhasil mengenali mobilnya yang sedang terparkir di sebuah mini market di sekitar rumah Seohyun “, jawab Yonghwa.
“ Aku membawa satu info baru buat kalian “, Jungshin yang juga berada di dekat mereka bergerak lebih dekat, pandangan mereka pun mengarah ke Jungshin.
“ Apa itu ? “, tanya Yonghwa.
“ Karena terbukti melakukan penggelapan di perusahaan, Polisi kemudian menggeledah rumah Adam Chou dan tahukah kalian apa yang mereka temukan di dalam rumahnya ? Photo-photo tripnya yang di Prancis serta beberapa photo wanita yang kebetulan ikut dalam trip tersebut, beberapa diantara photo-photo tersebut sudah di beri tanda silang dan hanya tinggal photo 3 orang yang tersisa yang masih di lingkarinya, salah satu diantaranya adalah Seohyun dan kalau tidak salah dua lainnya adalah Yoona dan Sunny “.
“ Laki-laki bangsat itu benar-benar sakit “, umpat Yonghwa marah.
“ Yoona adalah sahabat Seohyun, dan aku bertugas menjaganya “, kata Jonghyun. Ternyata firasat Yonghwa benar adanya. Adam Chou memang menteror sebagian besar peserta wanita di trip tersebut.
“ Apakah kau mendapat informasi, ada laporan yang masuk ke Polisi yang melaporkan dirinya ? “, tanya Yonghwa.
“ Sayangnya tak ada, sepertinya Adam berhasil meneror mereka dan meminta mereka membayarkan sejumlah uang untuk berhenti meneror mereka dan menekankannya untuk tidak melaporkan hal tersebut kepada Polisi “, jawab Jungshin.
Mereka kemudian diam, mencoba menganalisa satu persatu petunjuk yang mereka dapatkan. Saat itulah Tanny menyuruh mereka ke meja makan.
“ Berhentilah membahasnya, sekarang bukan jam kerja, ayu kita makan “, kata bruce sambil mengajak mereka ke ruang makan.
Di sana Seohyun sudah duduk di salah satu kursi, Yonghwa kemudian menarik kursi tepat di sampingnya sedangkan yang lainnya mengambil tempat yang tersisa.
“ Aku lihat kalian berlima meendiskusikan sesuatu, apa yang kalian bicarakan ? “, tanya Seohyun dengan suara yang pelan hampir berbisik.
“ Hanya membahas informasi tambahan yang di bawa Jungshin dari Gyeongi “, jawab Yonghwa. Seohyun terkejut.
“ Apakah kau mendapat informasi keberadaannya ? “, tanya Seohyun lagi.
“ Nanti sajalah kita bicarakan, sekarang waktunya makan atau Tanny akan menguliti kami semua karena sudah mengabaikan masakannya “, jawab Yonghwa dengan sedikit bercanda. Tapi Seohyun sama sekali tidak tersenyum ataupun tertawa. Informasi seputar Adam Chou selalu membuatnya tegang.
“ Tenang sajalah, kau aman di sampingku “, bisik Yonghwa menenangkannya. Dan kali ini Seohyun tersenyum.
Makan malam pun kemudian di mulai. Mereka bercakap-cakap dengan akrab. Sesekali mereka menanyakan hal-hal kecil kepada Seohyun, seperti apa yang dia sukai, apa hobinya dan hal-hal ringan lainnya. Dan Yonghwa mencatat dalam hati semua jawaban dari Seohyun tersebut.
Seusai makan keempat rekannya permisi pamit terlebih dahulu karena mereka harus kembali melakukan tugas mereka. Seohyun duduk di salah satu kursi. Bruce memutar lagu romantis di stereo set digital miliknya, sementara Tanny sedang menyiapkan minuman dan makanan penutup untuk mereka.
Yonghwa mendekati Seohyun dan mengajaknya berdansa mengikuti alunan lagu yang di mainkan Bruce. Sedikit enggan Seohyun menyambut uluran tangan Yonghwa. Namun saat mereka berdansa, Yonghwa merasakan Seohyun sedang berusaha menolak dirinya. Alih-alih menikmati pelukan Yonghwa, Seohyun justru menjauh. Entah karena takut, atau merasa harus menjaga diri, entahlah.. Yonghwa tak bisa menebaknya.
Tapi jauh di lubuk hatinya Yonghwa merasa hasratnya tersambut. Kalau tidak mana mungkin Yonghwa merasakan napas Seohyun yang pendek-pendek dan denyutan di pipinya yang berasal dari kening Seohyun yang menempel. Jika Yonghwa memindahkan tangannya sedikit saja dari tempatnya berpegang di pinggan Seohyun, dia pasti bisa merasakan tubuh Seohyun bergetar. Demi Tuhan, Yonghwa harus bekerja keras agar dia tidak melumat sosok ramping yang ada dalam pelukannya saat ini juga.
“ Bisakah aku berdansa dengannya ? “, Bruce tiba-tiba muncul dan bertanya dengan nada yang aneh. “ Tanny bilang dia ingin berbicara denganmu jadi bagaimana kalau kau menemuinya sementara aku berdansa dengan klien cantikmu ini ? “.
Yonghwa merasa geram. Dia tahu mengapa Bruce melakukan hal tersebut. Dan seharusnya dia berterima kasih karena telah mencegahnya melakukan sesuatu yang bodoh, namun entah mengapa Yonghwa justru ingin meninju Bruce sekeras-kerasnya.
Walau enggan, Yonghwa menyerahkan Seohyun kepada Bruce. Untung saja Yonghwa tahu bahwa Bruce sangat mencintai Tanny istriku, seandainya tidak Yonghwa tidak akan pernah mengizinkan Seohyun berdansa dengannya walaupun itu demi rasa sopan santun.
Yonghwa berjalan ke arah dapur menemui Tanny yang sedang memotong-motong buah apel kesukaannya. Yonghwa mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya lalu meminumnya hingga tak tersisa.
“ Apakah kau baik-baik saja, Yonghwa ? “, tegur Tanny
“ Kau tahu jawabannya tidak “, ucap Yonghwa dengan nada kesal.
“ Seohyun cantik bukan ? “, kata Tanny sambil menatap Yonghwa.
“ Dia klienku “ kata Yonghwa mencoba mengingatkan dirinya sendiri.
“ Dia wanita dan kau laki-laki “, tanny sedikit menggodanya. “ Tidak ada salahnya sesekali melepaskan peranmu sebagai IP “.
Tidak sempat Yonghwa menanggapinya karena Bruce dan Seohyun berjalan memasuki dapur di mana dia dan Tanny berada.
“ Sayang, bisa kau antarkan Seohyun ke kamar mandi, katanya dia ingin ke kamar mandi untuk sedikit merapikan dirinya “, kata Bruce.
“ Tentu saja sayang “, kata Tanny lalu menyerahkan pisau yang di pegangnya kepada Bruce menyuruh Bruce melanjutkan apa yang sedang di kerjakannya. “ Mari sayang, biar aku antar ke kamar mandi “.
Yonghwa meradang, tidak tahu pasti apakah dirinya merasa lega ataukah frustasi di tinggal berdua saja dengan Bruce yang paling suka membedah masalah. Mata Cal menyipit saat memandang Yonghwa yang terlihat uring-uringan.
“ Sejak kapan kau mengenal Seohyun ? “, tanya Bruce.
“ Kau sudah tahu jawabannya “, suara Yonghwa kaku.
Bruce tertawa keras dan Yonghwa benci mendengarnya. “ Sejak dulu aku selalu mengatakan, suatu hari nanti kau akan ketemu batunya “.
“ Jadi kau mendapat tontonan yang menyenangkan, huh ? “, sambar Yonghwa terdengar sarkatis.
Bruce menyeringai, “ Tahukah kau apa yang membuatnya menyenangkan, kelihatannya Seohyun juga kebingungan dan sesak napas saat berada di dekatmu “.
Tiba-tiba Yonghwa merasa semangatnya membara. Bruce selalu jeli melihat segala sesuatu dan mendengar perkataannya, Yonghwa menjadi senang. Tapi menjaga gengsi, Yonghwa berkata dengan sedikit nada marah “ Kau pikir itu asyik ? “.
“ Ya ampun Yonghwa tenangkan dirimu. Biasanya menjelang pernikahan calon pengantin memang sering merasa uring-uringan dan tak sabar. Tapi dua hari lagi dia akan menjadi milikmu “.
Ok, Bruce sudah kelewatan. “ Barangkali kupingmu tuli ataukah ingatanmu sudah hilang. Sudah ku bilang pernikahan itu Cuma bohong-bohongan “.
“ Ah, jadi itulah masalahnya. Aku tak percaya kau tak bersedia memenuhi kewajibanmu sebagai suami hanya gara-gara kurangnya legalitas “, sahut Bruce dengan santai sambil tangannya asyik memotong-motong apel yang di pegangnya.
“ Shut up, Bruce ! “.
“ Jadi itu yang membuatmu risau, kalau Cuma itu persoalannya aku bisa memanggil pendeta sungguhan untuk menikahkan kalian secara sah ! “.
Yonghwa terdiam karena Tanny dan Seohyun sudah kembali memasuki dapur. Yonghwa berharap Seohyun tidak mendengar perkataan Bruce barusan. Yonghwa lalu menarik tangan Seohyun dan berkata, “ Bagus kau sudah selesai, kami ada urusan dan harus pergi sekarang “.
Menghindari bertatap mata dengan Bruce, Yonghwa memusatkan pandangannya pada Seohyun yang terlihat kaget karena Yonghwa tiba-tiba mengajaknya pergi. Serta merta Seohyun meminta pamit pada Bruce dan Tanny, lalu segera melangkah ke arah pintu. Yonghwa mengejarnya.
“ Lain kali tunggu aku Seohyun “, tegur Yonghwa saat mereka sudah duduk di dalam mobil.
“ Bukankah kau bilang kita ada urusan dan harus segera pergi, maka aku bergegas. Aku Cuma berusaha membantumu ? “. Kata Seohyun sedikit bingung dengan teguran Yonghwa.
“ Tidak apa-apa Seohyun tapi lain kali berusahalah untuk terus berada di dekatku, terutama pada hari minggu nanti “, nada suara Yonghwa melembut.
“ Oh iya, hari minggu nanti bolehkah aku kekantor selama beberapa jam. Hari minggu biasanya kantor sepi dan tidak ada telepon yang mengganggu, aku bisa menyelesaikan beberapa pekerjaanku “, kata Seohyun.
“ Oke, aku temani “.
Seohyun menatap Yonghwa, “ Apakah perlu ? maksudku, kantor kami di jaga sekuriti 24 jam sehari jadi aku pasti aman di sana. Aku tidak mau mengganggu waktu kerjamu “.
Yonghwa mengerutkan keningnya, jangan-jangan dia dan bruce salah membaca situasi, jangan-jangan yang tertarik hanyalah dirinya sendiri.
“ Menemanimu adalah pekerjaanku Seohyun “, Yonghwa mencoba mengingatkannya “ Bahkan saat inipun aku sedang bekerja “.
“ Kalau begitu aku tidak jadi ke kantor “, putus Seonhyun
“ Kenapa, pekerjaanmu kan juga penting ? “.
“ Memang, tapi kalau aku ke kantor maka kau akan ikut, dan kau tidak bisa mengerjakan tugas-tugasmu yang lain “.
“ Itu benar, apalagi kalau kasus ini berlangsung lama. Mungkin ada baiknya kita berkompromi “.
“ Kompromi ? “.
“ Ya kau bisa membawa pekerjaaannmu pulang dan mengerjakannya di rumah. Masih ada ruang buatmu mengerjakan semua tugas dan pekerjaanmu “. Saran Yonghwa
Seohyun terdiam. Satu-satunya tempat dimana dia merasa aman dari pesaona sang detektif ini adalah kantornya. Tapi bila Yonghwa ikut menemaninya di kantor apa yang akan teman-teman sekantornya katakan. Dan tentu saja dia tidak akan bisa berkonsentrasi karena pikirannya akan full oleh keinginnan memeluk Yonghwa dan menciumnya – byuntae – apa jadinya bila pekerjaannya dia bawa ke kondo Yonghwa ? Seohyun bisa yakin 100% tidak akan ada pekerjaannya yang selesai.
Tinggal di kondo Yonghwa bukanlah hal yang mudah. Setiap hari bertemu dengan Yonghwa, bertatapan mata. Penampilan Yonghwa saat rambutnya basah dan bau sabun yang menempel di tubuhnya adalah godaan yang teramat besar untuk dirinya.
“ Bagaimana ? “, tanya Yonghwa melihat Seohyun terdiam.
“ Entahlah, malam ini aku sedikit lelah. Aku berharap kita segera tiba dan aku bisa beristrahat “, jawab Seohyun sambil memperlihatkan muka lelahnya. Yonghwa berpaling dan menatapnya sejenak.
Wajarlah bila Seohyun merasa letih. Tak ada seorangpun yang keselamatannya terancam tidak akan merasa lelah, kalaupun tubuh mereka tidak tapi yang jelas pikiran mereka yang lelah.
“ Tidurlah, aku akan membangunkanmu saat kita tiba “, kata Yonghwa dan Seohyun lalu memejamkan matanya mencoba untuk tidur sepanjang perjalanan. Tapi dia tahu usahanya hanyalah sia-sia belaka. Tapi Seohyun tetap memejamkan matanya berharap sleeping Goddess meniupkan mantera tidur untuknya.


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥



Sebuah catatan kaki
terinspirasi dari Jungshin Detektif The Seasons , author mencoba meramu sebuah kisah sederhana yang bercerita tentang seorang IP [Investigator Private] atau Detektif Pribadi. Semoga kalian suka ya
Previous
Next Post »

7 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
12 Agustus 2016 pukul 15.16 delete

(■ _ ■)) gag sabar next chapter.nya
(ㅡ _ㅡ!)) ... heol..

Semangat thorrrrrrrrr

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
14 Agustus 2016 pukul 01.15 delete

Ngak sabar next partnya ..fighting

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
14 Agustus 2016 pukul 07.54 delete

Ditunggu next chapternya semangat

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
14 Agustus 2016 pukul 07.54 delete

Ditunggu next chapternya semangat

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
14 Agustus 2016 pukul 19.52 delete

Thor ?? Memangnya Avenger ? Hahahaha
Makasih yan Rifcha.
Update next chapter sabar2 ya

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
14 Agustus 2016 pukul 19.53 delete

Padahal updatenya langsung 4 chapter belum puas ya hehe.
sabar ya next chapter masih on progress

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
14 Agustus 2016 pukul 19.58 delete

Makasih semangatnya, sedang on progress ya next chapternya ^_^

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥