#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

LOVE IS YOU. CHAPTER 4 : BROKEN SOUL

Dia tidak menghubungiku.
Yonghwa meletakkan ponselnya di meja belajar dan kembali membenamkan dirinya di atas kasur. Satu minggu sudah sejak pertemuan nya dengan Seohyun di malam itu dan kini Seohyun bahkan tidak membalas atau pun mengangkat panggilan dari Yonghwa, bahkan dia hampir tidak pernah melihatnya di kampus ataupun di ruang teater. YoonA pun seolah menghindar apabila bertemu dengannya dan dia tidak bisa mendapatkan kabar apapun tentang Seohyun. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Seohyun bertingkah seperti ini? Apa karena tindakanku yang terlalu agresif dengan menciumnya di hari pertama kami kencan? Yonghwa terus memutar otaknya mencoba memahami situasi yang terjadi sampai akhirnya dia tertidur lelah di kasurnya.
“Jonghyun-ah, apa kau sudah mendapatkan kabar tentang Seohyun dari YoonA?”
Jonghyun menggeleng lemah, “belum hyung, selama seminggu ini entah mengapa YoonA kelihatan seperti menghindar jika aku bertanya tentang Seohyun”. Yonghwa melirik Jungshin dan Minhyuk yang sedang menyatap sarapan mereka, “bagaimana dengan kalian?”. Mereka pun hanya bisa menggeleng tanpa berkata apa-apa.
Yonghwa mendengus pelan, ia menangkupkan kedua tangannya ke muka. Ia merasa putus asa dan tak tahu harus mendapatkan kabar Seohyun dari siapa lagi. “Hyung, mengapa kau tidak ke rumahnya saja?” Minhyuk bertanya kepada Yonghwa. Yonghwa menaikkan sebelah alisnya dan berkata bahwa dia sudah pernah kesana dan tidak ada siapapun di rumah itu.

* * * * *

“Kemana saja kau ini? Kenapa kau tak pernah mengangkat teleponku? Kami semua disini mengkhawatirkanmu. Pertunjukkan nya akan digelar satu minggu lagi, bagaimana kami bisa latihan kalau pemeran utamanya saja tidak datang?” Lee Teuk bertanya tak sabaran setelah dia melihat nama yang tertera di ponsel itu memanggilnya.
Suara Seohyun terdengar lemas namun dia mencoba untuk terdengar ceria seperti biasanya, “Mianhe Sunbae, akhir-akhir ini aku ada urusan mendadak dan sepertinya.. aku..tidak bisa melanjutkan peranku…”
“Apa maksudmu? Jangan bilang kau ingin berhenti dari pertunjukkan?”
“Aku benar-benar minta maaf Sunbae, tapi itu lah yang ingin ku katakan” Seohyun menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, “Aku harus ikut Ayahku ke Amerika, ada hal mendesak yang tak bisa ku katakan kepadamu Sunbae”
“Tapi mengapa mendadak sekali? Kau ingat kan pertunjukkan nya tinggal seminggu lagi Seohyun, seminggu lagi!! Apa kau kira aku bisa dengan mudah mendapatkan penggantimu? “ Lee Teuk sedikit menaikkan volume suaranya karena kesal dengan keputusan Seohyun. “Ya baiklah, walaupun aku sangat kecewa denganmu aku akan mencoba mencari penggantimu walaupun sepertinya pertunjukkan terakhirku ini tidak akan berjalan dengan sempurna.” Lee Teuk terdengar sangat kecewa dan memutuskan sambungan teleponnya.

* * * * *

Taksi yang membawa mereka sudah berada di halaman parkir bandara. Incheon International Airport tidak terlalu ramai tetapi masih menunjukkan tanda-tanda aktivitas seperti biasanya. Supir taksi itu membantu Mr.Seo–yang merupakan ayah dari Seo Ju Hyun- menurunkan barang-barang mereka dari bagasi mobil. Sementara itu YoonA terus memperhatikan Seohyun yang mengenakan mantel dan syal tebal.
“Kau yakin tidak akan memberitahunya?” pertanyaan YoonA menyadarkan Seohyun dari lamunannya.
“He’em” Seohyun menganggukan kepalanya dan mencoba tersenyum dengan wajahnya yang sangat pucat.
“Dia pasti akan mengkhawatirkanmu. Aku sudah mencoba menghindari pertanyaan tentangmu dalam seminggu ini. Apa yang harus kukatakan nanti jika mereka tahu kau bahkan berhenti kuliah?”
“Tidak ada pilihan lain” gumam Seohyun. “Kau pasti bisa mengatasi pertanyaan-pertanyaan mereka Unnie, aku percaya padamu”.
YoonA berdecak sebal, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya ada di pikiran donsaeng kesayangannya itu. “Kau bahkan membuatku berbohong pada pacarku sendiri” lanjutnya sembari meletakkan kedua tangannya di pinggang. Seohyun hanya tertawa riang dan mengambil tas tangan yang diberikan oleh Ayahnya lalu melenggang masuk ke dalam ruang tunggu bandara bersama-sama.

* * * * *

YoonA sedang merapihkan tempat tidurnya dan beranjak untuk tidur ketika ia mendengar suara seperti orang terjatuh dari kamar Seohyun. Langkah YoonA terhenti ketika ia membuka pintu kamar Seohyun dan mendapati dongsaeng kesayangannya itu sedang terbaring pingsan di dekat meja riasnya. YoonA pun segera menelepon ambulans dan membawanya ke rumah sakit. 
Setelah sampai di rumah sakit, Seohyun langsung dilarikan ke ruang gawat darurat. YoonA terlihat mondar-mandir sambil memegang ponsel yang ia tempelkan di telinganya.
“Hallo, Mr.Seo?”
“Ya, ini saya sendiri. Maaf sebelumnya tapi ini dengan siapa?” sahut seorang pria dari seberang sana. 
“Ini saya Lim YoonA teman dekatnya Seohyun. Mr.Seo, Seohyun masuk rumah sakit..”sahut YoonA -Ayah Seohyun merupakan seorang pengusaha sukses. Ia membangun kariernya dari nol dan menikah dengan ibu Seohyun. Sepeninggal Ibu Seohyun, ayahnya memutuskan untuk melebarkan sayap nya dengan mencoba peruntungan bisnisnya di Amerika dan mengajak Seohyun untuk ikut tinggal disana. Namun Seohyun memutuskan untuk tinggal di Korea dengan alasan agar lebih mudah jika ia ingin menemui ibunya-
Keesokan harinya Seohyun masih tidak sadarkan diri di rumah sakit. Pintu ruangan tempat Seohyun di rawat terbuka dan seorang laki-laki bertubuh tegap memakai setelan jas lengkap berwarna biru dengan rambut coklat yang terlihat berantakkan masuk ke dalam ruangan danlangsung menghampiri Seohyun. YoonA yang mengenali pria itu langsung berdiri dan membungkukkan badannya sambil mengucapkan salam.
“Bagaimana keadaanya? Apa kata Dokter?” tanya pria itu tidak sabaran.
“Belum ada kabar, Mr.Seo. Dokter bilang hasil pemeriksaannya akan keluar siang ini.”
“Baiklah kalau begitu” Mr.Seo pun langsung menghempaskan tubuhnya di sofa panjang berlengan itu. Perjalanan panjang yang ditempuhnya berhasil membuatnya kelelahan dan tertidur sejenak.
Ini benar-benar mimpi buruk. Mr.Seo mengacak-ngacak rambutnya seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan Dokter barusan. Ia terus memandangi Seohyun yang masih belum sadarkan diri juga. Ia mengutuk dirinya sendiri karena terlalu focus pada bisnisnya dan membiarkan anak semata wayangnya itu. Sementara itu, air mata YoonA tidak bisa berhenti mengalir. Ia terus-menerus mengucapkan nama Seohyun sembari memegang kedua tangannya Seohyun. Jari-jemari Seohyun mulai bergerak secara perlahan. YoonA terperanjat dan langsung melepaskan pegangannya. Ia melihat mata Seohyun yang mulai terbuka dan memberitahukannya kepada Mr.Seo. Mr.Seo kemudian bergegas memanggil Dokter dan perawat yang segera masuk ke ruangan Seohyun.
“Kau mengerti kan, Sayang?” tanya Mr.Seo begitu Seohyun telah sadar sepenuhnya. Seohyun tidak menjawab apa-apa. Dia hanya memandang lurus kearah jendela. Seoul begitu cerah hari ini, sinar mataharinya bahkan menembus kaca ruangan Seohyun seolah-olah memberi kehangatan. 
“Ini semua demi kebaikanmu, Sayang” lanjut Mr.Seo, “disana kau bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik, aku juga mengenal seorang dokter muda yang sangat hebat disana dan yang terpenting aku bisa mengawasimu setiap saat.”
Seohyun mengalihkan pandangannya pada ayahnya dan YoonA yang terlihat sembap. Leukemia, setidaknya itulah yang dikatakan oleh Dokter tadi kepada Ayah dan YoonA. Penyakit yang merenggut Ibunya 7 tahun silam kini menimpa dirinya. Seohyun menghembuskan nafas. Dia merasa semangat hidupnya turun begitu saja. “Sudah terlambat, semuanya sudah terlambat” Seohyun menundukkan kepalanya, suaranya terdengar sangat lemas.
“Apanya yang terlambat? Yaaa!! Jangan berputus asa seperti itu. Kau masih bisa hidup. Kau harus tetap hidup. Banyak orang yang sayang padamu. Mereka pasti ingin melihat mu sehat kembali. Yonghwa-sunbae bahkan tidak berhenti menerorku hanya untuk menanyakan keberadaan dan keadaanmu” YoonA mencoba menahan air matanya yang hendak terjun bebas lagi. 
Seohyun terdiam. Yonghwa. Entah mengapa mendengar nama itu rasanya membuat dadanya berdebar dua kali lipat. Ia ingat pertemuannya malam itu dan sebuah senyum tanpa sadar terukir di wajah pucat Seohyun. 
“Apa yang kau pikirkan, Seohyun?”
Seohyun tersentak dan mengembalikan pandangannya kepada Ayah dan YoonA. “Bukan apa, apa Ayah. Oia Unnie, kau tidak memberitahu siapa-siapa tentang kondisiku kan?” ujarnya pelan
YoonA menggelengkan kepalanya, “Tidak, belum, sampai kau mengizinkanku untuk memberitahu mereka yang sebenarnya”
“Jangan, jangan beritahu siapa-siapa. Aku tidak ingin orang lain melihat kondisiku yang seperti ini.” YoonA hanya terdiam mendengar perkataan Seohyun. Dia sangat tau sifat keras kepala Seohyun dan tak ada gunanya menyangkal perintahnya itu. 
“Mm, baiklah sayang. Jadi bagaimana? Kau akan ikut denganku kan?” kata Ayahnya sambil meremas tangan Seohyun. 
Seohyun menganggukan kepalanya. Ayahnya tersenyum lega dan memeluk Seohyun dengan erat. “Kau pasti akan sembuh, Sayang. Pasti” bisik ayahnya.

* * * * *

Yonghwa sedang menatap layar ponselnya di ruang latihan sampai ketiga dongsaengnya datang dan berkata, “Hyung, ada dua berita penting yang ingin kami sampaikan padamu.”
Yonghwa meletakkan ponselnya dan menyandarkan punggungnya ke kursi, “Yang pertama?” tanyanya sambil memperhatikan ketiga dongsaengnya itu secara bergantian.
“Apa benar kau mendapatkan beasiswa di Julliard School?” tanya Minhyuk 
Yonghwa diam sejenak kemudian menganggukkan kepalanya, “Bagaimana kalian tahu? Aku bahkan belum memberitahukannya kepada kalian.”
“Itulah yang ingin kami tanyakan,” lanjut Minhyuk “mengapa kau tidak memberitahu kami dan membiarkan kami mengetahuinya dari orang lain?”
“Ah apa berita itu sudah tersebar ya? Aku berencana memberitahu kalian dalam waktu dekat ini. Tapi yasudahlah, toh kalian sudah mengetahuinya kan?”
Ketiga dongsaengnya mendecak sebal, Jung Yong Hwa tersenyum samar dan meminta maaf kepada mereka. “Jadi, apa berita keduanya?”. Sejenak tidak ada yang bersuara. Yonghwa kembali memandangi ketiga dongsaengnya secara bergantian, “Mengapa kalian semua diam?”
Jungshin mendesah pelan dan berkata, “Seohyun berhenti kuliah.”
“Maksudmu?” Yonghwa menaikkan sebelah alisnya, “darimana kau tahu itu?”
Kini giliran Jonghyun yang menjelaskan bahwa mereka mengetahui itu dari bagian administrasi. Yonghwa menatap Jonghyun dengan tajam, “Andwae Hyung, aku baru mengetahuinya tadi. Selama ini YoonA tidak mengatakan apapun kepadaku. Percayalah, aku pun kaget mendengarnya” gumam Jonghyun dengan gugup karena merasa terintimidasi dengan tatapan Yonghwa. 
Yonghwa nyaris tak bisa tidur malam itu. Dia tak mengerti dengan keputusan Seohyun untuk berhenti kuliah dan pergi ke Amerika. Ya, akhirnya dia mengetahui alasan dibalik menghilangnya Seohyun selama seminggu ini. Aku harus menyusulnya, pikir Yonghwa. Dia segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang.

* * * * *

“Kau yakin akan mempercepat keberangkatanmu? 
Yonghwa mengangguk mantap. Dia menemui Prof. Hong diruangannya dan meminta agar jadwal keberangkatannya ke Amerika dimajukan dua minggulebih awal.
“Mm, baiklah. Aku akan mengirimkan kelengkapan berkasmu hari ini dan mengurus sisanya. Akan ku hubungi kau lagi jika semuanya sudah siap.” kata Prof. Hong sambil merapihkan berkas yang ada di mejanya.
Yonghwa membungkukkan badannya, “Terimakasih Prof, Terimakasih banyak” lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan.

* * * * *

“Hyung, mengapa kau tiba-tiba mempercepat jadwal keberangkatanmu?” tanya Jungshin tidak mengerti. 
Yonghwa mengambil kopernya keluar dari bagasi dan berkata, “Aku akan mencari Seohyun terlebih dahulu” dan menyunggingkan senyumnya kepada Jungshin. “Aku sudah mendapatkan nomor ponsel barunya dari YoonA, yah walaupun aku gagal mendapatkan alamatnya. Tapi aku rasa ini sudah cukup membantuku” lanjut Yonghwa.
Minhyuk menempelkan sebelah lengannya ke bahu Jungshin, “Sudahlah, sebaiknya kita doakan saja yang terbaik untuk Hyung” dan mengajaknya masuk ke dalam bandara.
Jonghyun, Minhyuk dan Jungshin melambaikan tangannya ke Yonghwa yang hendak memasuki gate check-in. Mereka berteriak mengucapkan salam perpisahan kepada Hyungnya itusecara bergantian. Yonghwa pun bergegas memasuki boarding room. 

* * * * *

Yonghwa memandang ke sekeliling apartemennya yang didominasi oleh warna putih. Sudah sebulan semenjak kedatangannya di Amerika namun dia belum berhasil menghubungi Seohyun. Yonghwa mengalihkan pandangannya ke ponsel yang sedari tadi ia pegang. Sudah puluhan mungkin ratusan pesan yang dia kirim ke Seohyun tapi tak ada satu pun balasan yang diterimanya. Tepat pada saat itu ponsel Yonghwa berdering dan nama yang ia tunggu kabarnya pun tertera di layar kaca. Yonghwa segera menjawabnya pada dering pertama. 
Seohyun mengenakan setelan gaun krem polos dengan rambut terurai yang dihiasi bandana dengan warna senada. Wajahnya yang pucat dibalut makeup yang elegan. Sebenarnya dia merasa lemas hari itu, namun dia berusaha sekuat mungkin agar tetap terlihat ceria seperti biasanya. Ia pun memasuki pintu kafe dan segera menemukan orang yang dicarinya. Jung Yong Hwa sedang duduk membelakangi pintu masuk dengan segelas cappuccino di hadapannya. Seohyun pun segera berjalan ke arah Yonghwa. 
“Sunbae-nim,” sapanya setelah ia berhenti di samping kursi Yonghwa
“Oh, Seohyun. Kau sudah datang,” seru Yonghwa sambil tersenyum lebar dan mengalihkan pandangannya pada sesosok lelaki tampan bertubuh sedang dengan rambut hitam dan wajah asia yang sangat kental. “silahkan duduk,” lanjut Yonghwa.
Yonghwa berusaha sekeras mungkin menjaga raut wajahnya tetap terlihat ceria, walaupun sepertinya ia tidak bisa menahan rasa penasarannya terhadap lelaki yang datang bersama Seohyun. “Senang bertemu denganmu, Sunbae. Maaf aku tidak pernah membalas pesan-pesanmu selama ini.” kata Seohyun dengan suaranya yang terdengar lemas sambil menaruh tas tangannya di atas meja. 
Mata Yonghwa tiba-tiba terpaut pada cincin yang terpasang di jari manis Seohyun. “Senang bertemu denganmu juga. Tidak apa-apa. Aku rasa aku akan mendapatkan penjelasannya hari ini juga.” Yonghwa tersenyum samar sambil mengalihkan pandangannya pada Seohyun dan lelaki yang ada di sampingnya. 
Yonghwa menatap Seohyun sejenak dan memberanikan bertanya, “Omong-omong kau tidak akan memperkenalkan lelaki yang berada disampingmu ini kepadaku?”
Tanpa menunggu reaksi Seohyun, lelaki itu pun langsung mengulurkan tangannya kepada Yonghwa, “Aku tunangannya”. Masih dengan muka tercengang, Yonghwa menerima uluran tangan lelaki itu, “Namaku Chang Min. Aku bekerja sebagai Dokter di salah satu rumah sakit khusus penderita kanker di Amerika,” kata lelaki tersebut sambil menyunggingkan senyumnya. Yonghwa pun balas memperkenalkan dirinya.
Raut wajah Yonghwa berubah dan otot rahangnya berkedut, “Jadi kau sudah bertunangan?” tanyanya kaku, “Mengapa kau tidak memberitahukannya sejak awal kepadaku?”. 
Selama beberapa saat tidak ada yang berbicara di antara mereka. Seohyun menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. “Mianhe Sunbae, sebenarnya malam ituuu aku ingin memberitahukannya kepadamu, tapi..”
“Tapi apa?” kata Yonghwa dengan tajam, “Apa karena sikapku yang terlalu agresif dengan mencium mu malam itu kau tidak jadi memberitahuku? Hah?” Yonghwa memalingkan wajahnya sejenak ke luar jendela, “Apa kau ingin mempermainkanku Seo Ju Hyun?” lanjut Yonghwa. 
Seohyun mengerjap, selama sesaat mata mereka bertemu pandang. Merasa situasi menjadi kikuk, Changmin berdehem dan berkata, “Sudahlah, sudah tak usah diperpanjang. Sekarang yang penting kau sudah mengetahuinya kan kalau ternyata Seo..”
Yonghwa mengangkat sebelah tangannya dan memotong perkataan Changmin, “Ya..Aku sudah mengerti semuanya sekarang..” Yonghwa tertawa garing, “Kau bahagia kan Seo Ju Hyun?” tanya Yonghwa dengan tajam. “Maaf karena aku sudah mengganggu mu selama ini, aku berjanji aku tidak akan pernah muncul di kehidupanmu lagi.” Yonghwa bangkit dan segera meninggalkan mereka berdua. 
Sementara Yonghwa berlalu pergi, Seohyun memejamkan mata dan menundukkan kepalanya. Kedua tangannya saling meremas dan air mata yang sedari tadi ia bendung meluncur deras begitu saja. Changmin meletakkan sebelah tangannya di pundak Seohyun dan mengelusnya untuk menenangkannya. 
“Kau yakin ini yang kau mau?” tanya Changmin dengan lembut. Seohyun menghapus air mata nya dan mengangguk dengan enggan.



Chapter sebelumnya                                                                                            Chapter Selanjutnya 


Author
Nama: ftetrau
line : 95
Penyuka Kpop, Gogumas, new writer, single
id line : ayamberenang123































Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥