#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YOU AND ME AND MY THREE BROTHERS



CHAPTER FOUR

YongHwa menatap layar komputernya dengan pikiran yang melayang. Di meja ada beberapa surat yang harus di pelajarinya, karena KwangHee masih berbulan madu, jadi otomatis beberapa tugasnya di bebankan ke YongHwa tapi malah tak di gubrisnya sejak sekretaris KwangHee meletakkan berkas-berkas tersebut di mejanya. Dan itu sudah sejak tiga jam yang lalu.
Semalam hanya satu dan pagi ini ada dua. Gadis seperti apa sebenarnya Seohyun itu. Dua laki-laki dalam semalam ? Seohyun bukan wanita seperti itu kan ? YongHwa memukul kepalanya yang tiba-tiba berpikiran aneh tentang Seohyun. Tidak mungkin Seohyun seorang wanita penggoda. Tidak mungkin !
Tapi ada dua laki-laki tampan di apartemennya pagi ini, satunya malah sedang memeluk Seohyun dengan mesra saat tadi YongHwa memutuskan singgah di apartemennya setelah menghukum dirinya melakukan jogging sejak subuh karena tak bisa tidur gara-gara memikirkan apa yang Seohyun lakukan di sebelah dengan laki-laki bernama JungShin.
Dan demi Tuhan, penampilan Seohyun saat baru bangun di pagi hari benar-benar menggoda untuk di peluk. Itukah alasan laki-laki tadi memeluknya ? bahkan saat dandanan Seohyun begitu kacau dengan rambut yang berantakan laki-laki tersebut masih memeluknya dengan hangat.
YongHwa jengkel, karena seharusnya dialah yang memeluk Seohyun mesra seperti itu.
Yah Jung Yong Hwa !!
Pusing karena memikirkan siapa gerangan dua laki-laki di apartemen Seohyun, YongHwa mencoba membuka satu berkas di depannya. Berkonsentrasi menelusuri huruf demi huruf dengan memicingkan matanya. Merasa sia-sia YongHwa membanting berkas tersebut ke meja.
“ Apa yang kau lakukan ? “, tanya DongHue yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya. YongHwa tak menjawab hanya mengedipkan bahunya. Kesal dengan dirinya sendiri.
DongHue mendekat dan mengambil berkas yang tadi di banting oleh YongHwa, membacanya sejenak lalu menatap YongHwa dengan pandangan menyelidik. Pandangan yang YongHwa tahu dengan pasti akan berujung pertanyaan-pertanyaan yang hanya akan merepotkan dirinya.
“ Ada apa bung ? nampak kesal sendiri ? bangun dari sisi yang salah pagi ini ? “, DongHue memulai sesi tanya jawabnya sambil menarik kursi yang ada di depan meja YongHwa pertanda dia tidak ada niat untuk meninggalkan YongHwa sendiri dan menuntut jawaban atas pertanyaannya.
“ Hyung , apakah kau tidak punya pekerjaan lain yang harus kau lakukan ? “, YongHwa balik bertanya mencoba mengubah topik. Di mainkannya mouse yang ada di depannya dengan tangannya.
“ Sayangnya tidak “, jawab DongHue singkat.
“ Mungkin kau mau menghandle semua urusan KwangHee ? “.
“ Setahuku kau bukan tipe orang yang suka lari dari tanggung jawab, YongHwa ? “.
Yonghwa seharusnya tahu dia tidak akan bisa lari dari DongHue. DongHue terlalu mengenalnya dan untuk beberapa alasan YongHwa berharap DongHue tidak tahu apa-apa tentang dirinya. Benar-benar menjadi orang asing saja saat ini.
“ Aku baru akan memeriksa semua ini “, YongHwa mencoba mengelak sambil meraih satu lagi berkas yang belum di bukanya. Mencoba terlihat fokus membaca apapun yang tertulis di kertas-kertas tersebut.
DongHue menatapnya dengan senyum tertahan. Sorot matanya terlihat prihatin sekaligus mengejek. Sebentar lagi senyuman itu akan segera merekah. Atau mungkin dia akan tertawa terbahak-bahak menertawakan kenaifan YongHwa saat ini.
“ Baiklah, siapa namanya ? “, tanya DongHue setelah akhirnya memutuskan bertanya langsung ke inti masalah.
“ Siapa ? “, tanya Yonghwa balik sambil tetap menatap kertas yang ada di depannya, tidak sanggup menatap wajah DongHue.
“ Yang pasti bukan nama siapapun yang tercantum di berkas yang kau coba simak itu “, goda DongHue. “ Atau kau ingin aku menebaknya ? “. Kali ini sebuah senyuman mereka di wajahnya. Bolehkah YongHwa menonjok wajahnya ?
“ Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan, Hyung “.
“ Apakah Seohyun yang telah membuatmu kehilangan konsentrasi ? “.
Sialan ! Kenapa harus setelak itu. Apakah di wajahnya tertulis, berputus asa karena seorang gadis bernama Seohyun ? Mungkin sebaiknya YongHwa mencari cermin dan berkaca.
“ Ada apa dengan Seohyun ? “, tanya YongHwa pura-pura acuh tak acuh menanggapi perkataan DongHue.
“ Entahlah “, DongHue menatap YongHwa masih dengan senyum di bibirnya. “ Kau yang harus menjelaskan ada apa dengan Seohyun ? “.
“ Memangnya apa yang kau harapkan ? “.
“ Yang aku tahu, semalam ada yang meninggalkan pesta lebih awal karena seorang gadis yang seharusnya menjadi pendampingnya di acara pesta tiba-tiba memilih meninggalkannya di tengah pesta “.
“ Kau tahu kan Hyung, bagaimana perasaanku tentang pernikahan “.
“ Dan aku rasa perasaan itu hanyalah sesuatu yang tidak seharusnya kau miliki “.
“ Ah aku lupa ‘, desah YongHwa. “ Semenjak bertemu dengan Yuri, kau lupa kan prinsip dasarmu sebagai laki-laki bujangan “, sindir YongHwa.
DongHue tertawa kecil, dia tahu YongHwa sedang berusaha mengalihkan pembicaraan. Tapi mungkin inilah saatnya dia harus membuat YongHwa mengerti. Dia tahu YongHwa mungkin merasa dia dan KwangHee sudah mengkhianatinya.
“ Itu karena saat itu aku belum menemukan seseorang yang akan bisa mengerti apa adanya diriku. Yuri datang di saat yang tepat, walaupun aku mencoba menghindarinya tapi kita tak bisa lari dari cinta. Kau tahu kan bagaimana sikap Yuri di awal-awal kami bertemu. Dingin dan angkuh. Tapi kami menemukan kesamaan bahwa kami saling mencintai setelah semua yang terjadi “.
YongHwa terdiam tidak menanggapi. Mencoba terus menatap berkas di tangannya dengan sekuat tenaganya walaupun sebenarnya dia sangat ingin melemparnya jauh-jauh.
“ Apa yang terjadi dengan KwangHee tak jauh berbeda. Kita berdua tahu bagaimana kehidupan KwangHee setelah Jessica mengkhianatinya. Dan Ailee datang sebagai tali penolong di saat dia sedang tenggelam. KwangHee dengan rela mengikatkan dirinya pada tali tersebut agar dia selamat dan keputusan itu sangat tepat. Ailee adalah wanita yang paling cocok untuknya. Dan aku sangat bahagia dengan pernikahan mereka “.
“ Aku sama sekali tidak mengerti mengapa kau harus menceritakan hal ini, aku tahu semua yang terjadi pada kalian tak perlu di ingatkan lagi “, sungut YongHwa akhirnya menutup berkas tersebut. Menyerah. Dan menatap DongHue lekat-lekat.
“ Aku pun tak tahu mengapa “, kata DongHue sambil menertawai dirinya. “ Tapi yang aku tahu KwangHee bertemu Ailee saat pernikahanku dan mereka akhirnya menikah. Apakah hal yang sama akan terjadi padamu, YongHwa ‘, kali ini nada suara DongHue benar-benar mengganggu ketenangan YongHwa.
“ Maaf ? “.
“ Bukankah kau mengundang Seohyun ke pesta pernikahan KwangHee sebagai pendampingmu yang sayangnya malah kau tidak memedulikannya sepanjang pesta berlangsung hingga dia memutuskan meninggalkanmu ? “.
“ Aku bukannya tidak memperdulikannya “, YongHwa membela diri.
“ Hanya tidak mengacuhkannya “.
Sayangnya itu benar adanya. Dan hal tersebut sudah membuat YongHwa merasa bersalah dan meninggalkan pesta lebih awal bermaksud singgah ke sebelah apartemennya dan meminta maaf pada Seohyun. Semuanya berjalan baik hingga kedatangan JungShin.
Dan ngomong-ngomong siapa gerangan nama laki-laki kedua ?
“ Apakah kau sudah meminta maaf padanya ? “, tuntut DongHue. “ Aku tidak membesarkanmu untuk menjadi laki-laki pengecut YongHwa “, DongHue mengingatkan sambil menatap YongHwa tajam.
“ Aku sudah melakukannya semalam. Aku pulang dan membawa sebotol sampanye dengan dua gelas yang aku ambil dari apartemenku, mengetuk pintunya dan dia walaupun sedikit ragu-ragu akhirnya membiarkanku masuk ke dalam apartemnnya dan menerima tawaranku untuk menikmati segelas ampanye karena dia melewatkan itu saat meninggalkan pesta “.
“ Dan ? “.
“ Tidak ada ‘Dan’ ! “.
“ Setidaknya kau bisa mengajaknya makan malam sebagai pengganti rasa bersalahmu “.
“ Well, aku melakukan hal yang lain “.
“ Hal yang lain ? menciumnya ? “, goda DongHue. YongHwa mengerutkan bibirnya.
“ Aku memintanya menata apartemenku “, jawab YongHwa.
DongHue mengerutkan keningnya. “ Menata apartemenmu ? “.
YongHwa menarik napas panjang. “ Saat memasuki apartemennya aku terpesona “.
“ Seohyun memang bisa membuat orang terpesona “.
“ Bukan Seohyun “, walaupun itu benar aku YongHwa dalam hati. “ Apartemen Seohyunlah yang membuatku terpesona “.
“ Dan ? “.
“ Aku bilang kalau Seohyun harus memperkenalkan aku dengan siapapun yang menata apartemennya sehingga begitu terasa nyaman dan hangat dan ternyata Seohyun adalah lulusan terbaik fakultas design interior di salah satu universitas terkenal di London dan dialah yang mendesign apartemennya. Jadi aku menawarkan pekerjaan untuk menata apartemenku tentusaja dengan harga yang sesuai “.
“ Wah Yuri pasti akan senang mendengar akan hal tersebut “, ucap DongHue.
“ Apa hubungannya dengan Yuri ? “.
“ Beberapa hari yang lalu, Yuri sempat mengungkapkan kalau dia ingin mengubah kamar Luna menjadi lebih cantik, dan kalau Seohyun ternyata adalah seorang penata ruangan yang handal, Yuri pasti akan dengan senang hati meminta Seohyun mau menata kamar Luna “.
Sayangnya YongHwa tidak suka mendengarnya. Yuri akan mulai menjalankan perannya sebagai makcomblang seperti yang di lakukannya pada KwangHee dan Ailee. Terlalu beresiko membiarkan Seohyun dan Yuri bertemu berduaan.  Jangan sampai !
“ Yang pasti Seohyun mungkin akan sibuk menata apartemenku, jadi kurasa sebaiknya kau boleh memakai design interior yang sering kita pakai untuk mendesign ruangan hotel-hotel kita “, YongHwa berdalih.
“ Jangan bilang kau mau menguasai Seohyun seorang diri ? “.
“ Tentu saja tidak, tapi kan kita harus melihat dulu hasil yang di buatnya di apartemenku sebelum menawarkan pekerjaan baru pada seohyun “, kembali YongHwa berdalih.
“ Rasanya aku tidak pernah meragukan pandanganmu akan hal apapun. Dan kalau kau mengatakan bahwa apartemen Seohyun membuatmu terpesona, maka aku akan menganggap pekerjaan Seohyun sangat bagus. Jadi apa masalahnya ? “.
Masalahnya aku tak mau Yuri dekat-dekat dengan Seohyun, umpat YongHwa dalam hati.
“ Terserah sajalah ! “.
“ Baguslah kalau begitu, sekarang berkonsentrasilah pada pekerjaanmu. Kita akan mengadakan pertemuan siang ini dengan salah satu pemilik tanah yang akan kita beli, jadi sebaiknya kau sudah siap saat kita akan berangkat “, kata DongHue sambil berdiri dan meletakkan berkas yang sedari tadi dipegangnya tepat di depan YongHwa, lalu berjalan keluar meninggalkan YongHwa. Berbalik sebentar dan tersenyum lalu menutup pintu.
Baiklah aku butuh kopi. Dan YongHwa pun menekan nomor ekstension yang langsung menghubungi sekretarisnya.
“ Bawakan aku kopi sekarang juga “.

♥ ♥ ♥

Seohyun kesal melihat bagaimana santainya kedua kakaknya duduk di sofanya sambil menonton pertandingan bola dengan suara yang berisik sementara dia harus berkonsentrasi dengan laptopnya di meja dapur mencoba memikirkan design yang cocok untuk apartemen YongHwa. Dan kedua kakaknya sama sekali tidak membantunya sedikitpun walaupun hanya sekedar bertanya.
“ Tidak bisakah kalian tidak terlalu berisik “, teriak Seohyun mencoba mengalahkan suara TV yang cukup besar. “ Aku si pemilik apartemen ini, sedang berusaha konsentrasi untuk mencari uang sementara kalian para tamu yang tidak diundang seenaknya saja membuat aku kehilangan konsentrasi ! “.
JungShin dan MinHyuk hanya berpaling menatap Seohyun sesaat lalu kembali konsentrasi pada pertandingan bola yang sedang mereka tonton. Tak bersuara, tak bergerak apalagi untuk mengecilkan volume TV.
Kesal Seohyun berdiri dan melangkah ke arah TV lalu menarik stok kontak TV. Terdengar suara protesan keduanya sesaat setelah Seohyun melakukan hal tersebut. Puas, kemudian Seohyun menepuk-nepukkan kedua tangannya lalu berjalan kembali ke meja makan melanjutkan apapun yang sedang di kerjakannya. Tentu saja dengan tatapan tajam dari kedua kakakknya.
“ Tak bisakah kau melakukan apapun itu di dalam kamarmu, sehingga kami masih bisa menikmati pertandingan ? “, sahut JungShin protes.
“ Lagi pula mana ada orang nonton bola dengan membisu dan berbisik-bisik, Seohyun ah ! “. MinHyuk melanjutkan protes JungShin.
“ Masa bodo ! “, sahut Seohyun tak peduli. “ Aku yang punya apartemen, kalian harus mematuhi peraturanku. Kalau kalian tidak mau, aku akan dengan senang hati mengantar kalian ke hotel manapun di mana kalian akan tinggal “.
“ Sayangnya tak ada hotel senyaman apartemen di mana adik kecilku tinggal “, desah JungShin dan di iyakan dengan anggukan kepala MinHyuk. Keduanya menatap Seohyun dengan pandangan syahdu.
“ Tidak akan mempan padaku tatapan syahdu kalian “, kata Seohyun sambil mencibirkan bibirnya dan menjulingkan kedua matanya mengejek keduanya.
“ Seohyun nampak lebih cantik dengan wajah seperti itu kan ? “, komentar MinHyuk sambil menatap JungShin. “ Mata yang juling dan bibir yang mencibir. Bisakah kita meminta dia terus melakukan hal tersebut ? “.
“ Betul sekali. Tugas kita pasti akan lebih mudah jika dia berwajah seperti itu “, kata JungShin menganggukkan kepalanya.
“ Lucu sekali kalian berdua ! “. Komentar Seohyun sambil kembali mencibirkan bibirnya. MinHyuk dan JungShin tertawa berbarengan.
“ Baiklah, aku lapar. Ada yang mau pesan pizza ? “, tawar JungShin sambil meraih ponselnya yang ada di atas meja.
“ Pizza ? di Korea ? “, cibir Seohyun. “ Seharusnya kalian memesan Jjangmyun atau ttubokki atau apalah makanan Korea. Kalian di Seoul bukan di London ! “.
“ Saat seperti ini aku berharap JongHyun Hyung ada di sini “, guman JungShin.
Please, jangan ! jangan JongHyun ! teriak Seohyun dalam hati.
“ Hyung, selalu bisa menyiapkan makan siang dan makan malam yang enak untuk kita semua. Tidak peduli masakan Korea ataupun masakan barat. Mungkin sebaiknya aku menelponnya “.
“ Pizza mungkin bagus juga ! “, teriak Seohyun saaat melihat JungShin mulai menekan nomor di ponselnya. “ Lagi pula aku sudah lama tidak makan pizza. Tolong pesankan pizza pepperoni dengan keju yang banyak “.
JungShin tersenyum mengejek, tahu bahwa Seohyun takut bila dia benar-benar menelpon JongHyun. Padahal tadi dia sedang browsing delivery makanan Korea yang bisa di pesan di ponselnya. Hal yang sama di lakukan MinHyuk, menyikut pinggang JungShin tahu sama tahu.
“ Baiklah, menu makan siang kita adalah pizza pepperoni dengan keju yang banyak. Apakah kau punya nomornya sehingga aku bisa memesannya untuk kita ? “, tanya JungShin sambil menatap Seohyun.
Seohyun kemudian berdiri dan melangkah ke depan kulkas mencari nomor delivery piza yang kadang-kadang di pesannya. Dan menyebutkan nomornya setelah itu membuka kulkas dan mengeluarkan kotak jus orange dan menuangkannya ke gelas lalu membawanya ke meja dapur di mana dia masih juga berusaha berkonsentrasi mencari ide yang tepat untuk apartemen YongHwa.  Sementara waktu perlahan berlalu, jam di dinding sudah menunjukkan angka satu siang kurang seperempat.
Tidak lama kemudian pizza pesanan mereka pun datang. MinHyuk membawanya ke meja sofa, JungShin bergerak mengambil beberapa kaleng soft drink dari kulkas serta sebotol minuman mineral. Seohyun bergabung dengan keduanya setelah memutuskan berhenti mencari ide untuk apartemen sebelah. Seohyun memilih biar YongHwa dulu yang mengeluarkan ide apapun yang dia inginkan untuk apartemennya.
JungShin memasang kembali stok kontak TV, kali ini mereka menonton music show di salah satu chanel TV. MinHyuk dan Seohyun duduk melantai sambil menikmati potongan pertama pizza yang hangat dan menggiurkan.
“ Senangnya bisa menikmati lagi pizza seperti ini. Alangkah lebih menyenangkan lagi bila hyung juga ada di sini “, JungShin. Kali ini Seohyun setuju. Dulu mereka terbiasa menghabiskan malam dengan menyantap pizza di ruang keluarga saat kedua orang tua mereka keluar memenuhi undangan dari rekan bisnis merea. Mereka akan berselonjoran di lantai dan berlomba siapa yang paling cepat menghabiskan sepotong pizza dan jungShin selalu keluar sebagai pemenang, walaupun Seohyun berulang kali protes bahwa dia tidak bisa menang melawan mereka karena mereka adalah laki-laki yang rakus. Tiga lawan satu, Seohyun tak pernah bisa menang berdebat dengan kakak-kakaknya. Dan sebagai hukumannya dia harus pasrah menjadi human remote control, duduk di dekat TV bersiap memindahkan chanel ke saluran yang di minta oleh ketiganya yang benar-benar sangat menjengkelkan.
Terkadang Seohyun memang merindukan saat-saat tersebut. Hingga saat ibunya meninggal ketiga kakaknya menjadi begitu posesif melindunginya. Sayangnya Seohyun tidak menyukai semua itu. Dia tak bisa melakukan apapun tanpa persetujuan ketiga kakaknya khususnya JongHyun.
Apa yang sedang JongHyun lakukan saat ini ? Apakah dia merasa kesepian di tinggal sendiri di London oleh ketiga adik-adiknya ?
Seohyun mendesah. Bagaimanapun ketiganya sangat menyayanginya. Seohyun mensyukurinya. Benar-benar mensyukurinya. Tanpa mereka bertiga Seohyun tidak tahu apa yang akan di lakukannya saat ibu mereka meninggal. Seohyunlah yang paling terpukul. Tapi ketiga kakaknya berusaha keras mengembalikan keadaan seperti sedia kala, hanya bedanya tak ada lagi sosok ibu yang selalu melerai pertengkaran mereka.

♥ ♥ ♥


Seohyun meregangkan tubuhnya dan menatap jam digital di samping ranjangnya. Sudah jam lima sore. Dia sudah tertidur kurang lebih tiga jam, setelah kekenyangan menghabiskan dua potongan besar pizza.
Sebuah ketukan di pintu kamarnya lalu kemudian pintu terbuka perlahan, kepala Minhyuk melongok masuk.
“ Apakah kau sudah bangun ? “, tanyanya.
“ Baru saja ‘, jawab Seohyun sambil turun dari ranjangnya. “ Ada apa ? “.
“ Aku dan Jungshin mau keluar sebentar membeli sesuatu “.
Bagaimana kalau mencari hotel dan pergi dari apartemenku, guman Seohyun pelan.
“ Kau mengatakan sesuatu ? “, tanya Minhyuk Seohyun menggeleng. “ Kau mau titip di belikan sesuatu ? “. Seohyun kembali menggelengkan kepalanya.
Berjalan keluar kamar di lihatnya JungShin sudah mengenakan jaketnya. Seperti biasa JungShin selalu tampil modis, tentu saja, bukankah dia salah satu model pria yang sedang populer di London ? Pengaruh Asia sedang melanda dunia fashion dan dengan wajah orientalnya JungShin tentu saja menjadi pilihan beberapa perancang dan brand terkenal untuk di jadikan sebagai modelnya.
Sejujurnya ketiga kakaknya adalah orang-orang terkenal kecuali dirinya yang hanya selalu menjadi bayang-bayang ketiganya. Orang akan lebih mengenalnya sebagai adik Jonghyun yang memiliki kerajaan bisnis besar, MinHyuk CEO dari salah satu anak bisnis milik JongHyun dan JungShin yang walaupun ikut serta berperan dalam pengembangan bisnis JongHyun juga di kenal sebagai model terkenal.
Dan dia hanyalah Seohyun tanpa embel-embel apapun yang hebat yang akan menyertai namanya.
“ Kalian tidak mau membawa kunci atau sudah tahu kan kode pin pintu, siapa tahu kalian pulang aku tidak ada di rumah “, ucap Seohyun mengingatkan keduanya.
“ Tenang saja “, jawab Minhyuk sambil mengecup kening Seohyun lalu melangkah keluar menyusul JungShin.
“ Hati-hati di jalan ! “, sahut Seohyun sebelum pintu tertutup.
Seohyun menarik napas panjang sambil merentangkan kedua tangannya. Kedamaian dan ketenangan yang sejak kemarin hilang dari hidupnya rasanya kembali lagi. Bersenandung kecil Seohyun mulai merapikan apartemennya.
Bel intern berbunyi. Seohyun melongok ke arah pintu. Apakah kedua kakaknya sudah pulang ataukah mereka batal keluar ? Rasanya baru beberapa menit yang lalu mereka meninggalkan apartemennya.
Padahal mereka bilang tenang saja waktu Seohyun mengingatkan agar mereka membawa kunci. Seohyun menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tapi ternyata yang membunyikan bel pintunya adalah YongHwa. Dan sekali lagi Seohyun mengutuk dirinya karena tidak menyempatkan menata penampilannya sebelum membuka pintu.
“ YongHwa ! “, ucap Seohyun terkejut. “ Bukankah baru malam nanti kita akan bertemu di apartemenmu ? “.
“ Aku cuma mau bilang jam delapan saja kau datang ke apartemenku, ada sedikit pekerjaan yang harus ku selesaikan “, kata YongHwa sambil mencuri pandang ke dalam apartemen Seohyun. Kemana perginya kedua orang tersebut ?
“ Oh “, ucap Seohyun tersenyum. “ Baiklah terserah apa katamu saja “.
“ Ok, kalau begitu sampai ketemu nanti “, YongHwa tersenyum tapi masih juga mencoba mencuri pandang ke dalam apartemen Seohyun, penasaran kemana perginya dua pria tampan yang tinggal di apartemen Seohyun.
“ Mereka berdua sedang keluar “, ucap Seohyun dan YongHwa terbelalak dan tersenyum kikuk salah tingkah karena Seohyun mengetahui apa yang di lakukannya.
“ Baiklah, aku ke sebelah dulu. Jangan lupa jam delapan “, sahut Yonghwa sambil mundur beberapa langkah sambil melambaikan tangannya kepada Seohyun lalu berbalik dan berjalan menyusuri koridor menuju pintu apartemennya. Di belakangnya Seohyun menutup pintu dengan senyuman geli tersungging di bibirnya.



♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥