#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

WE GOT TIED CHAPTER 5

" Ottiyo ? " Yonghwa mendengar suara Seohyun dari seberang.
" Saya sedang menuju ke apartemen anda " jawab Yonghwa " Maaf saya ada sedikit urusan jadi terlambat ".
" Saya sedang di rumah sakit, bisakah anda ke sini sekcepatnya?  ", kata Seohyun dari seberang, suaranya terdengar panik.
Rumah sakit ? siapa yang sakit ? Lily ?
" Ada apa ? siapa yang sakit ? rumah sakit mana ? " Yonghwa mencecar dengan pertanyaan. rasanya sudah cukup perisstiwa tadi membuatnya jantungan jangan ada lagi bisa-bisa dia benar-benar terkena serangan jantung.
" Lily. Just come here. I will tell you ", kata Seohyun sambil menyebutkan rumah sakit dimana dia sedang berada saat ini. Lalu menutup telepon.
Yonghwa memerintahkan sopir taksi untuk berbalik arah dan menuju rumah sakit. Ada apa dengan Lily ??
Seohyun sedang berada di ruang tunggu Ruang Unit Rawat Cepat. Dia terus mondar mandir didepan pintu ruangan tersebut. Dia merasa sangat cemas dan gelisah juga merasa bersalah. Ini semua kesalahannya, katanya dalam hati. Ya Tuhan kenapa dia bisa begitu ceroboh.
Saat dia sedang merutuki kesalahannya, Yonghwa datang menghampirinya. Wajahnya terlihat panik .
" Bagaimana keadaan Lily ? " tanyanya mengagetkan Seohyun. Seohyun menatap pria didepannya.
" Anda tuan Yonghwa ? ", tanyanya dan dijawab dengan anggukan oleh Yonghwa.
" Apa yang terjadi dengan Lily ? ", tanya Yonghwa tidak sabar.
" Maafkan saya, saya betul-betul minta maaf. Tadi saya membawa Lily berjalan-jalan ke taman, karena dia sudah tidak sabar menunggu anda dan mulai rewel. Saat di taman saya harus menerima telepon dari pasien saya yang sedang panik dan melupakan Lily yang sedang bermain  di taman. Saya tak menyadari dia memanjat dan terjatuh hingga kepalanya berdarah dan dia menjerit panik dan dia pingsan. Saya benar-benar minta maaf Tuan Yonghwa, saya telah teledor dalam mengawasi Lily ", kata Seohyun sambil terus meminta maaf. Dia sendiri masih panik melihat darah yang mengalir di kepala Lily. Yonghwa terkejut mendengar penjelasan Seohyun.
" Sekarang bagaimana keadaannya ?" tanya Yonghwa.
" Saya juga tidak tahu, dia ada di dalam sana ", kata Seohyun sambil menunjuk ke arah ruang penanganan cepat, "dan perawat yang keluar mengatakan kalau Lily sedang ditangani oleh dokter, itu saja ", lanjut Seohyun. Keduanya lalu terdiam.
" Saya benar-benar minta maaf Tuan Yonghwa "
" Panggil saja saya Yonghwa. Tidak apa-apa Nona Seo, seharusnya saya berterima kasih karena anda telah membantu saya merawatnya. Anda tidak perlu merasa bersalah. Saya yang seharusnya ,minta maaf karena terlambat menjemputnya sehingga terjadi hal seperti ini ", kata Yonghwa sambil tersenyum membuat Seohyun sedikit merasa lega. Seohyun lalu menyandarkan punggungnya ke dinding, kedua tangannya diusap-usapkan ke lengan kiri kanannya. Saat ini dia merasa semua ilmu tentang bagaimana menenangkan diri yang dia dapatkan di bangku kuliah tidak berguna sama sekali.
Saat keduanya sedang sibuk dengan pikiran masing-masing, seorang wanita bertubuh sedikit pendek dengan kacamata tebalnya datang menghampiri keduanya. Sesaat dia menatap mereka secara bergantian lalu berdehem meminta perhatian dari keduanya.
" Selamat siang, perkenalkan saya petugas dari Dinas Sosial dan saya perlu berbicara dengan anda berdua ".
Dinas Sosial ? Ada apa dinas Sosial mendatangi mereka, kata Seohyun dalam hati. Di tatapnya Yonghwa dengan pandangan bertanya tapi kelihatannya Yonghwa juga sama dengan dirinya. Keduanya saling bertatapan dan menggelengkan kepala pertanda mereka berdua tidak mengerti.
" Maaf ", kata Yonghwa " Kami berdua tidak mengerti ? "
" Anda Tuan Jung Yong Hwa bukan ? ", tanyanya dan dijawab dengan anggukan oleh Yonghwa.
" Saya ingin bicara berdua dengan anda. Bisa minta waktunya sebentar ? ".
" Tapi saya........... "
" Hanya sebentar Tuan Jung, saya tidak akan meminta waktu berlebih dari anda ", potongnya degan nada tegas. Yonghwa menatap Seohyun dan Seohyun memberi isyarat agar Yonghwa berbicara dengannya dan dia yang akan menunggu Lily disini. Yonghwa pun mengangguk. Setelah permisi keduanya berjalan menuju ke satu ruangan yang di khususkan untuk keluarga pasien yang sedang menunggu tidak jauh dari tempat Seohyun berdiri.
" Apa !!! " Seohyun berpaling kearah suara Yonghwa yang terdengar cukup keras hingga ke tempatnya. Sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan hingga reaksi Yonghwa seperti itu. Rasanya Seohyun ingin kesana dan menanyakan ada apa sebenarnya, tapi dia menahan dirinya karena dia merasa bukan urusannya untuk ikut campur. Ini masalah Yonghwa dan dia sama sekali tidak ada urusan dengan hal tersebut. Tepat saat itu pintu ruang penanganan terbuka dan Seohyun melihat seorang pria berjas putih keluar. bergegas Seohyun menghampirinya.
" Maaf dokter, bagaimana keadaan Lily ? ", tanya Seohyun
" Anda Ibunya ? Lily tidak apa-apa, luka dikepalanya sudah kami jahit, dia hanya sedikit shock dan kami sudah memberinya obat penenang biar dia tidur. Anda bisa masuk dan melihatnya di dalam ", jawab dokter tersebut membuat Seohyun bernapas lega. Tapi dia bukan Ibu Lily, ahh sudahlah yang penting saat ini dia harus melihat keadaan Lily. Seohyun lalu tersenyum dan mengucapkan terima kasih lalu dia perlahan membuka pintu ruangan tersebut.
Bau obat yang menyengat menyambut Seohyun saat memasuki ruangan tersebut. Seorang perawat tersenyum dan menunjukkan tempat Lily berbaring. Seohyun mengangguk dan berterima kasih lalu berjalan perlahan mendekati Lily yang sedang berbaring disalah satu tempat tidur diruangan tersebut.
Seohyun menatap Lily yang sedang tertidur. Di dahinya terdapat perban. Seohyun lalu membelai rambutnya dan mengusap pipi chubbynya. Maafkan auntie ya Lily, bisiknya.
" Bagaimana keadaanya ? ". Tanpa berpaling Seohyun tahu kalau Yonghwa sekarang berada di belakangnya. Dia lalu berbalik.
" Kata dokter lukanya harus dijahit dan Lily masih dalam keadaan shock, oleh dokter dia diberi obat penenang biar tertidur. katanya besok dia sudah bisa pulang ", kata Seohyun menirukan perkataan dokter tadi. Yonghwa mengangguk dan berjalan mendekati Lily, Seohyun bergeser memberi ruang padanya.
Yonghwa menatap Lily yang sedang berbaring tertidur dengan lelapnya. Pikirannya melayang ke kejadian pagi tadi, kata-kata Nyonya Hwang terngiang-ngiang di telinganya. Kalau mau jujur apa yang dikatakannya ada benarnya, kesibukan Yonghwa dengan Bandnya serta semua schedule yang harus dia jalani bisa jadi akan membuat Lily terlantar dan tidak mendapat perhatian dan kasih sayang yang cukup.
Tapi seperti yang dia janjikan kepada Henry, dia tidak akan menyerahkan Lily kepada siapapun meskipun itu adalah nenek kandungnya sendiri. Bukan hanya karena janjinya yang harus dia tepati tapi juga karena dia merasa sudah mulai menyayangi gadis kecil itu. Dia merasa harus melindunginya dan menjaganya.
Dan sepertinya Nyonya Hwang sudah mengambil langkah pertamanya, terbukti dari kedatangan wanita dari dinas sosial tadi yang sempat membuatnya ingin melemparkan semua berkas-berkas yang harus dia tanda tangani sebagai sebuah presedur yang harus dia jalani. Nyonya Hwang sudah membunyikan genderang perangnya dan mau tidak mau Yonghwa harus mempersiapkan dirinya.
Asyik dengan pikirannya Yonghwa tidak menyadari panggilan Seohyun di sampingnya hingga mau tak mau Seohyun harus menepuk pundaknya dengan pelan. Yonghwa tersentak dan berpaling ke arah Seohyun. "Maaf ", ucapnya. Seohyun tersenyum maklum. Dan Yonghwa tiba-tiba terusik bahwa wanita didepannya ini mempunya senyuman yang sangat manis.
" Maaf, tapi saya harus segera ke kantor, tapi saya akan kembali ke sini bila urusan di kantor sudah selesai secepatnya ", kata Seohyun pelan seolah takut membangunkan Lily yang sedang tertidur dan juga beberapa pasien yang ada di ruangan tersebut.
" Ohh, saya yang harus minta maaf karena membuat anda membuang waktu anda. Mari saya antar ", kata Yonghwa tapi Seohyun menggeleng.
" Tidak usah, saya tahu jalan keluarnya. Temani saja Lily, siapa tahu dia akan bangun. Saya pergi dulu ", kata Seohyun dan perlahan maju mendekati Lily dan mengecup pipinya. Auntie pergi dulu ya Lily, bisiknya.
Seohyun lalu pamitan kepada Yonghwa dan melangkah keluar meninggalkan Yonghwa yang menatapnya dari belakang. Ada sedikit rasa bersalah telah membuat Seohyun harus meninggalkan beberapa janjinya dengan klien karena dia dan Lily. Dan Yonghwa berjanji akan membalas kebaikan Seohyun kepada mereka berdua.
Tidak berapa lama Yonghwa merasa pongselnya bergetar. Yonghwa lalu mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya dan berjalan keluar setelah melihat siapa yang menelponnya.
" Where are you ? ", tanya Yonghwa, sebuah suara yang manja menjawab dari seberang. " Bisakah kau menemuiku di rumah sakit. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu. Aku tunggu ya ", setelah mendengar jawaban setuju dari seberang Yonghwa lalu memutuskan panggilan ponselnya. Yonghwa lalu berjalan ke arah kantin, dia butuh segelas ice americano............

* * * * *
Sejam kemudian Yonghwa sudah duduk berhadapan dengan Youmi, sahabatnya sejak masih dibangku sekolah lanjutan. Henry , Youmi dan dirinya adalah sahabat dekat. Selain karena sekolah mereka sama juga karena mereka besar di lingkungan yang sama. Henry dan Yonghwa sudah menganggap Youmisebagai adik perempuan mereka dan sebaliknya Youmi selalu memanggil mereka berdua dengan sebutan Oppa dengan suara khasnya yang manja.
" Oppa, bagaimana keadaan Lily ? Aku khusus datang ke sini untuk bertemu dengannya. Henry Oppa jeongmalyo. Dia bahkan tidak pernah memperkenalkan kita pada istrinya. Hope now he happy bisa bertemu istrinya di surga ", tanya Youmi. Dia memang belum pernah bertemu Lily, sama seperti Yonghwa dia juga bahkan tidak tahu kalau Henry sudah menikah dan mempunyai satu anak.
" Lily tidak apa-apa. Dia sedang tidur pengaruh obat penenang yang diberikan dokter, hanya shock ringan ", jawab Yonghwa.
" Anak yang malang, seumur itu sudah menjadi yatim piatu. Kemarin aku menemui ibunya dan beliau terlihat masih sedih. Dia berharap bisa bertemu dan merawat cucunya tapi kita berdua tahu bagaimana keadaan beliau ", kata Youmi lirih. Keduanya lalu terdiam. Yonghwa meminum ice americanonya.
Henry memang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Ayahnya sudah meninggal dan Ibunya berusaha keras menyekolahkannya. Henry termasuk murid yang pintar dan karena itu dia berhasil mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya. Tak sekalipun Henry pernah bercerita tentang wanita yang dia cintai dan kemudian dia nikahi dengan diam-diam, baik Yonghwa maupun Youmi tak pernah bertemu dengannya. Hingga hari itu saat Yonghwa menerima telepon dari rumah sakit tempat Henry di rawat.
" Youmi, ternyata Henry menikahi seorang anak konglomerat terpandang di Seoul ", kata Yonghwa setelah lama terdiam. Youmi menatapnya tidak percaya.
" Jinja ? Omo, Henry Oppa ", kata Youmi. Yonghwa mengangguk. " Dari mana kau tahu kalau dia menikahi seorang anak konglomerat ? ", tanya Youmi penasaran.
" Aku baru mengetahuinya hari ini ", jawab Yonghwa, Youmi menatapnya dengan rasa tertarik. 
" Tadi pagi aku di paksa mengikuti 6 orang pria misterius untuk bertemu dengan seseorang di sebuah bangunan pemakaman yang kuno tapi megah, sebuah pemakaman keluarga. Aku bertemu dengan seorang nenek yang mengaku sebagai nenek dari ibu Lily. Dia meminta aku untuk menyerahkan Lily kepada mereka karena dia merasa dia berhak atas Lily. Dia bahkan mengancamku bila aku menolak memberikan Lily kepada mereka tapi aku menolaknya dan malah menantangnya untuk melakukan apa saja terserah dia tapi aku tidak akan menyerahkan Lily kepadanya ", kata Yonghwa 
" Yong Oppa, kadang-kadang saya merasa kalian berdua itu terlalu percaya diri dan merasa bisa mengatasi semuanya dengan mudah. Ancaman seperti itu tidak bisa dianggap main-main ", kata Youmi tidak percaya dengan pendengarannya. 
" Well what else should I said. Apakah aku harus menyerahkan Lily kepada mereka ? ", kata Yonghwa
" Tapi kan setidaknya Oppa bisa bilang saya pertimbangkan dulu bukan malah berperang dengan mereka ", kata Youmi. Yonghwa hanya meringis dan menarik napas panjang.
" Oppa, orang seperti mereka bisa melakukan apapun untuk mencapai apa yang mereka mau, bagi mereka itu sangat mudah. Apalagi kau seorang Idol di negeri ini, akan sangat mudah menciptakan sebuah skandal untuk menjatuhkan dirimu ", kata Youmi lagi. 
" Hey, apakah kau anak buah nenek itu ? kenapa pemikiran kalian bisa sama ? ", tanya Yonghwa. Youmi melotot padanya. 
" Yah, mereka memang bisa berbuat apa saja. terbukti hari ini seorang petugas Dinas Sosial mendatangiku di rumah sakit ini dan menyodorkan beberapa kerta yang berisi aturan-aturan pengasuhan anak dan menyuruhku melengkapi beberapa data untuk mereka. Dan apa yang mereka sampaikan benar-benar membuatku marah. Kata mereka menurut Undang-undang aku tidak berhak merawat Lily ", lanjut Yonghwa.
" Yang mereka katakan memang benar, kau tidak akan bisa mendapat hak pengasuhan seorang anak hanya karena menepati janji dan itu jelas tertulis di undang-undang. Dan bila masalah ini berlanjut ke pengadilan, aku bisa jamin kau tidak akan menang ".
" Itulah sebabnya mengapa aku memintamu menemuiku sekarang. Aku ingin kau menjadi pengacaraku untuk masalah ini. Aku tidak mungkin memakai jasa hukum dari management karena ini masalah pribadiku ".
" Aigooo oppa ?!! ", kata Youmi mendengar permintaan Yonghwa kepadanya. " Sebagai seorang pengacara, aku menyarankan lebih baik berdamai dengan mereka. Saya tidak akan keberatan membantu menyelesaikan masalah ini dengan cara damai dan saya berharap hal ini tidak sampai ke meja hijau. Seberapapun kuat aku membelamu sebagai pengacara, kita tetap akan kalah ".
" Lakukanlah apa yang harus kamu lakukan Youmi, saat ini aku bahkan tidak bisa berpikir dengan jernih. Aku hanya ingin Lily tetap bersamaku dan kamu harus membantuku untuk itu ", kata Yonghwa sambil berdiri. Dia harus kembali ke ruangan Lily di rawat siapa  tahu anak tersebut sudah terbangun. Youmi mengikuti berdiri dan berjalan di sisinya.
" Oppa, saya akan membantu sekuat apa yang saya mampu, tapi Oppa harus berjanji melakukan apa yang saya sarankan. Deal ? " , kata Lily sambil berjalan di samping Yonghwa 
" Weiyo ? mengapa harus mengikuti saranmu ? ", kata Yonghwa sambil terus berjalan. 
" Itu kalau kau mau kita memenangkan peperangan ini. Tapi tergantung sih, seberapa besar keinginanmu untuk merawat Lily ". Yonghwa menghentikan langkahnya dan menatap Youmi.
" Seberapa besar ? heol !! kau tahu kan seberapa besar aku menginginkannya ? ", kata Yonghwa sedikit kesal. Youmi tersenyum melihat reaksinya.
" Aigoo Oppa, besarnya keinginanmu tidak akan bisa memenangkanmu di pengadilan. Aku akan mencari cara yang tepat tapi kau harus mau mengikuti semua yang aku sarankan. Kita tidak bisa membalas api dengan api, Oppa. saya yakin air lebih cocok untuk meredakan api. Tapi kita lihat saja nanti. Sekarang aku ingin bertemu Lily, ponakan kecil peninggalan Oppa Henry ", kata Youmi sambil berjalan mendahului Yonghwa. 
" Ok, but make sure you not put me in trouble. terakhir mengikuti saranmu kami berdua malah harus berurusan dengan kantor polisi ", kata Yonghwa sambil menjajari langkah Youmi dan keduanya lalu tertawa mengingat apa yang telah mereka bertiga lakukan dahulu.

* * * * * 
8:30 PM
Seohyun tiba di rumah sakit. Bukan jam jenguk tapi Seohyun sudah berjanji akan kembali ke sini. Hari ini dia harus mendengarkan keluhan dua orang kliennya sementara pikirannya tertuju kepada Lily. Untuk pertama kalinya Seohyun berharap pasiennya segera mengakhiri sesi mereka agar dia bisa segera kembali ke rumah sakit. Sayangnya hal tersebut tidak terjadi. 
Yonghwa tadi mengirim pesan ke ponselnya mengatakan bahwa dia sudah memindahkan Lily ke kamar perawatan di lantai 3. Dan Lily tadi mencarinya. itu pesan yang dia terima. Dan sekarang dia sudah berada di depan sebuah ruang VIP di rumah sakit tersebut. Pelan Seohyun mengetuk pintu kamar tersebut.
Seraut wajah cantik muncul berbarengan dengan terbukanya pintu dengan senyuman di bibirnya. Seohyun ragu dan mundur untuk mencocokkan nomor kamar tersebut. Saat itu dia mendengar suara yang dikenalnya bertanya dari dalam. " Siapa ? ". Dan itu adalah suara Yonghwa.
" Seorang bidadari ", jawab Youmi bercanda sambil mempersilahkan Seohyun masuk ke dalam. Bidadari ? hmm terlalu berlebihan, bisik Seohyun dalam hati sambil melangkah memasuki kamar tersebut. 
" Auntie Hyun ", sahut Lily saat melihatnya. Seohyun tersenyum sambil melangkah mendekati ranjang Lily. 
" Lily sudah baikan ? ", tanyanya sambil mencium pipi Lily dan mengusap rambutnya pelan. Lily mengangguk menjawab pertanyaan Seohyun. Seohyunlalu mengeluarkan sebuah boneka dari tas yang dia bawa.
" Lihat, auntie membawa siapa ? ", kata Seohyun sambil mengulurkan boneka beruang lusuh milik Lily.
" Mr. Bear !!! ", serunya gembira sambil memeluk boneka kesayangannya tersebut.
" Tadi Mr Bear bilang dia ingin bertemu denganmu, dia tidak bisa tidur tanpa Lily, jadi auntie bawa dia kemari ".
" Thank you auntie ", kata Lily sambil memeluknya dan Seohyun balas memeluknya. 
" Terima kasih telah membawa Mr Bear kemari Miss Seo ? ", kata Yonghwa 
" Panggil saja saya Seohyun, dan membawa Mr Bear kemari bukanlah hal yang menyulitkan hehhe ", kata Seohyun sedikit bercanda menghilangkan kekakuan yang ada diantara mereka.
" Ehem, apakah aku tidak terlihat di sini " , kata Youmi sambil melangkah mendekati Seohyun. " Youmi, sahabatnya Yonghwa yang paling manis dan cantik ", katanya lagi sambil mengulurkan tangannya ke arah Seohyun dan Seohyun meyambutnya dengan senyum sambil menyeburkan namanya.
" Dan bagaimana kalian bisa berkenalan ? karena sebagai teman saya tahu semua teman wanita Yong Oppa dan baru kali ini saya melihatmu " kata Youmi sambil memandang ke arah Yonghwa.
" Well, I'll keep it as a secret ", jawab Yonghwa sambil tersenyum kearah Seohyun. Dia tahu Seohyun tidak akan merasa nyaman kalau dia menceritakan bagaimana mereka bertemu malam itu. Seohyun memandangnya dengan tatapan terima kasih.
Youmi menatap keduanya bergantian, dan dia tersenyum. Tiba-tiba dia mendapat cara bagaimana mempertahankan Lily. Dia sudah bisa membayangkan rencananya tersebut akan berjalan mulus apabila kedua orang didepannya ini mau bekerjasama. Dan dia harus meyakinkan keduanya untuk mau bekerjasama. Dan Youmi bisa mempergunakan Lily sebagai alasan untuk keduanya. Karena sepertinya Seohyun begitu peduli pada Lily sama seperti Yonghwa. 
Youmi menjentikkan jarinya dan berkata " Aku sudah punya cara bagaimana mempertahankan Lily ". Yonghwa dan Seohyun menatapnya tidak mengerti 
" Untuk bisa mempertahankan Lily kalian berdua harus bekerjasama dan bersandiwara sebagai sepasang suami istri ", dan Youmi sukses membuat keduanya terbelalak.


Dont Miss It


Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Unknown
AUTHOR
23 Desember 2015 pukul 21.53 delete

Kak gag sabar nunggu kelanjutan ceritanya nih..

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥