Setelah semalaman tak bisa tidur dan hanya terbaring dengan pandangan nanar dan mata yang sembab karena pertemuan tak terduga dengan Yonghwa di apartemen Jungshin benar-benar membuat Seohyun bagai di sambar petir. Pagi ini Seohyun memutuskan akan menghabiskan hari minggunya dengan mengunjungi Prague Castle. Kastil terbesar di dunia. Selama ini Seohyun belum sempat mengunjunginya, karena kesibukannya untuk beradaptasi dengan lingkungan kelas, bahasa dan tentu saja tempat kerjanya.
Dari pintu masuk Prague Castle nampak penuh dengan misteri. Kastil yang di bangun 880 setelah Masehi dengan luas sekitar 7 Hektar yang terbagi dalam beberapa area. Sambil mengagumi kastil tersebut Seohyun mencoba melihat-lihat buku panduan kecil yang di bawanya.
Beberapa rombongan turis nampak memenuhi area kastil tersebut, tapi Seohyun tidak terlalu memperhatikan mereka. Tatapannya terpaku pada kemegahan kastil yang berada di depannya. Kastil bergaya Gotik, yang dulunya merupakan kediaman para Kaisar Praha, dan sempat menjadi kediaman President of Cheko Republic. Seohyun mengeluarkan ponselnya dari ransel kecil yang di bawanya, lalu mengambil gambar kastil tersebut lalu mengirimnya melalui messenger kepada ayahnya dengan pesan, Someday, we will going to the castle together.
Sambil terus terkagum kagum dengan kemegahan kastil tersebut Seohyun melangkahkan kakinya memasuki area Kastil, dan kembali dia takjub melihat keindahan arsitekturnya. Terhanyut dalam kekagumannya, Seohyun menyusuri lorong demi lorong area kastil, mengagumi satu ruang ke ruang yang lain.
Dari kastil yang megah, Seohyun berjalan menuju ke salah satu area di seputaran kastil. St. Vitus Cathedral. Salah satu bangunan yang hampir sama tuanya dengan Prague Castle. Menaranya yang tinggi menjulang, dengan gaya arsitektur yang tak jauh beda dengan Prague Castle. Di tempat ini di suguhkan pertunjukan Concert Classic yang biasanya akan di mulai pada pukul 12 siang. Seohyun melirik jam tangannya, masih sekitar 2 jam lagi, pikirnya.
Berjalan di sekitar St Vitus Cathedral , Seohyun merasa begitu kecil. Bangunan itu begitu megah. Seohyun berhenti sejenak mencoba mengedarkan pandangannya ke seantero area. akan makan seharian untuk menikmati keseluruhan keindahan dan kemegahan area Prague Castle ini, desah Seohyun dalam hati. Seohyun lalu memutar tubuhnya berjalan menjauhi katedral megah tersebut. Dia akan kembali tepat sebelum konser di adakan. Sambil mencari area yang bisa dia tempati untuk duduk dan beristrahat, Seohyun terus berjalan sambil menikmati keindahan. Sinar matahari di musim gugur tidaklah terlalu menyengat, tapi Seohyun merasa bulir-bulir keringat mengalir di keningnya. Mungkin karena tak terasa dia sudah berjalan beberapa kilometers - mungkin, pikir Seohyun lalu mengambil tisuue dari ranselnya dan menghapus keringatnya.
Sampai di area taman, perasaan sejuk melanda, rumput yang hijau dengan daun-daun yang berguguran di hamparannya membuat Seohyun ingin duduk di bawah salah satu pohon yang ada di taman tersebut tapi sepertinya ada larangan untuk itu. Seohyun lalu duduk di salah satu bangku taman yang ada di seputar taman tersebut. mengeluarkan tumbler air minum yang selalu di bawanya lalu mulai meneguk isinya.
Sambil duduk Seohyun mengawasi sekeliling yang ramai oleh pengunjung, sebagian mulai mengisi bangku taman, mungkin mereka sama letihnya dengan Seohyun. Sedang asyik-asyiknya, sebuah tepukan halus di pundaknya mengagetkan Seohyun dan membuatnya terpekik. Jungshin nampak tersenyum di sampingnya dengan pandangan meminta maaf karena telah mengagetkannya.
Jungshin di sini ? tanya Seohyun, apakah Yonghwa juga ada di sini ?. Seohyun mulai merasa was-was dan dengan gelisah mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari-cari. Sedikit lega karena dia tidak menemukan sosok Yonghwa di sana. Seohyun lalu menatap Jungshin. Bukan kebetulan kan Jungshin mencarinya ke sini ?
" Jungshin? Sedang apa kau disini ? ", tanya Seohyun akhirnya. Jungshin lalu menjatuhkan tubuhnya di samping Seohyun. Ada kamera di tangannya. Jungshin mungkin sedang berburu spot, Seohyun menghibur dirinya. terus terang dia merasa gelisah.
" Mencarimu ", jawab Jungshin tanpa basa basi.
" Mencariku ? Untuk apa mencariku ? ", tanya Seohyun.
" Untuk mengucapkan terima kasih ", jawab Jungshin lagi.
" Hey, kau cuma perlu menelponku kalau untuk mengucapkan terima kasih ", ucap Seohyun sambil tertawa kecil. Tawanya terasa aneh di telinganya sendiri.
" Well, anggap saja aku ingin mengucapkannya secara langsung ", sahut Jungshin sambil membidikkan kameranya ke arah kastil. " Aku tak pernah bosan untuk mengabadikan kemegahan ini ", lanjutnya sambil mengambil beberapa photo.
" Kastil ini sangat megah, aku terkagum-kagum pada arsitekturnya ", kata Seohyun menganggukkan kepalanya. " Dan misteri di baliknya ", kali ini Seohyun berguman.
Beberapa saat mereka terdiam, masing-masing mengagumi keindahan kastil tersebut dengan cara masing-masing. Lalu Jungshin mengarahkan kameranya ke arah Seohyun membuat Seohyun terkejut dan refleks mengulurkan tangannya menutup lensa kamera Jungshin.
" Aigo, sepertinya kameramu mendapat spot yang salah ", kata Seohyun sedikit bercanda. Jungshin tersenyum.
" Terkadang, aku juga suka mengabadikan sosok cantik dengan latar belakang kemegahan ", elak Jungshin sambil tetap mengarahkan kameranya ke arah Seohyun. " lagipula sedikit kenangan tidak akan melukaimu kan ? ".
Seohyun terdiam. Sedikit kenangan tidak akan melukaimu ? apakah Jungshin menyindirnya ? Seohyun mengarahkan pandangannya kembali ke arah kastil. Terdiam dan mulai menebak-nebak maksud Jungshin mencarinya.
" Seohyun, apakah kau mengenal Yonghwa ? ".
Akhirnya, pertanyaan itu terlontar juga dari bibir Jungshin. Seohyun akhirnya yakin itulah alasan utama Jungshin mencarinya.
" Dari mana kau tahu akau ada di kastil ini ? ", Seohyun balik bertanya mencoba merubah topik pembicaraan.
" Tadi aku ke apartemenmu, tapi kau tak ada, kata Sasha kau pergi mengunjungi Prague Castle, lalu aku menyusulmu ke mari. Dan tidak mudah menemukanmu di antara ribuan pengunjung di area yang begitu luas ini. Hingga akhirnya aku melihatmu duduk di sini, saat aku sedang membidikkan kameraku ", jawab Jungshin, kali ini kameranya sudah tidak terarah lagi ke Seohyun. " So. Seohyun, apakah kau mengenal Yonghwa ? ", Jungshin kembali mengulang pertanyaannya.
" Bukankah semalam kau yang mengenalkanku kepadanya ? ", Seohyun balik bertanya tapi tatapannya tetap mengarah ke kastil. " Kalau kau tidak lupa ".
" Semalam, yah. Tapi sebelumnya, apakah kau pernah berkenalan dengan Yonghwa ? ", Jungshin masih tetap mempertanyakan hal yang sama.
" Atas dasar apa kau menyimpulkan hal trsebut ? ".
" Well, anggap saja aku punya perasaan kuat akan hal itu ". Seohyun tersenyum kecil.
" Jadi sekarang kau akan berkata bahwa kau punya perasaan yang kuat ? semacan instint atau sixth sense ? ", Seohyun mencoba bercanda, tapi anehnya Jungshin terlihat serius.
" Saat pertama aku menyebut namamu, reaksi Yonghwa sangatlah aneh. kepalanya tiba-tiba terasa sangat sakit, dan keringat membanjiri keningnya sehingga aku harus mengantarnya kembali ke hotel untuk beristrahat, saat itu aku mengira itu pengaruh karena perjalanan jauh yang baru saja dia lakukan ".
Sejenak Jungshin terdiam, Seohyun entah mengapa menunggu kelanjutan perkataan Jungshin. Sedikit informasi tentang Yonghwa mungkin dia bisa dapatkan dan itu tidak akan membunuhnya kan, pikir Seohyun. Tidak membunuh tapi akan membuat dirinya sengsara untuk kesekian kalinya.
" Semalam, saat aku melihat perubahan wajahmu saat memperkenalkanmu kepada Yonghwa dan saat kau terburu-buru untuk pulang, sebenarnya bukan terburu-buru lebih tepatnya lari pulang, membuatku bertanya-tanya. Ada apa gerangan ?. Aku mencoba bertanya tapi kata Yonghwa dia hanya menanyakan, apakah kalian pernah bertemu dan reaksimu membuatnya keheranan. Bukan cuma Yonghwa, aku pun heran, selama mengenalmu, baru kali ini aku melihatmu seperti itu ", kata Jungshin melanjutkan perkataannya.
" Mungkin karena kau memang belum mengenalku terlalu lama, untuk mengetahui semua sifatku, Jungshin chingu ", ucap Seohyun.
Jungshin menganggukkan kepalanya, setuju dengan perkataan Seohyun. Benar dia memang baru mengenal Seohyun selama kurang lebih 6 bulan terakhir, walaupun tidak terlalu sering bertemu, mereka sesekali bertukar kabar lewat messenger.
" Yonghwa hyung mengalami kecelakaan parah di suatu malam di musim panas tahun lalu ", ucap Jungshin pelan. Seohyun terkejut. Kecelakaan ? Apakah malam itu Yonghwa mengalami kecelakaan ? Rasa sakit yang teramat sangat menghentak dada Seohyun.
" Mobil yang di kendarainya bertabrakan dengan truk, tabrakan yang sangat keras mengingat malam itu kecepatan laju keduanya sangat kencang - menurut Polisi yang menyelidiki kecelakaan tersebut. Anehnya kedua sopir tidak dalam keadaan mabuk. Mobil Yonghwa ringset, dan adalah sebuah keajaiban dia selamat, walaupun lukanya sangat parah, termasuk benturan keras di kepalanya yang membuatnya geger otak parah dan menghilangkan ingatannya ".
Jadi itulah sebabnya Yonghwa bertanya padanya, apakah mereka pernah bertemu sebelumnya, desah Seohyun sedih. Dan Seohyun mengutuk sikapnya yang tiba-tiba merasa kesal dan marah dengan pertanyaannya tersebut.
" Setelah mengalami koma, Yonghwa tersadar tapi dia tidak mengingat apapun. Dokter yang menanganinya mengatakan benturan keras di kepalanya membuat Yonghwa menderita amnesia. Dia lalu mengikuti berbagai terapi, termasuk mendatangkan ahli teraphy khusus dari Amerika untuk menanganinya, syukurlah terapinya berhasil, sedikit demi sedikit kenangannya yang hilang kembali, dia mulai mengingat satu demi satu dari kami, mengingat kenangan masa kecilnya, dan akhirnya dia sembuh. Tapi anehnya ada satu kenangan yang tidak bisa dia ingat. kenangan akan kejadian malam itu ".
Seohyun merasa bukan cuma kenangan malam itu, tapi kenangan akan dirinya pun sudah terhapus dari kenangannya, bukankah itu lebih baik ? hibur Seohyun pada dirinya sendiri. Setidaknya dia tidak harus mendapati tatapan penuh kebencian yang di perlihatkan Yonghwa padanya malam itu. Seohyun memejamnya matanya tanpa dia sadari Jungshin sedang mengamati perubahan dirinya.
" Justru karena itulah, Yonghwa merasa dirinya tidaklah sembuh total, dia merasa dirinya kurang lengkap tanpa kenangan itu. Terkadang dia berusaha mengingat tapi hasilnya kepalanya akan terasa sangat sakit. Dan saat aku menyebut namamu, rasa itulah yang di rasakan, sakit yang teramat sangat. Sebagai orang yang mengenalnya sekian lama, aku merasa sedih. melihatnya terbaring koma tak berdaya, melihatnya merasakan sakit yang teramat sangat, membuatku merasa tidak berdaya karena tak dapat membantunya. Jadi Seohyun apakah kau pernah mengenal Yonghwa ? ", kembali Jungshin menegaskan pertanyaannya.
" Jungshin, aku ikut sedih mendengar ceritamu itu, dan aku sama sekali tidak mengerti mengapa kau harus menceritakan hal tersebut kepadaku ", ucap Seohyun lalu terdiam sesaat. " Tapi aku tidak pernah mengenalnya sampai kau memperkenalkannya kepadaku ", Seohyun berdoa dalam hati semoga Tuhan memaafkan kebohongannya tersebut.
" Jadi kau tidak pernah mengenal Yonghwa sebelumnya ? ". Seohyun menggelengkan kepalanya.
" Maafkan bila sikapku semalam membuatmu berpikiran seperti itu. Semalam mungkin aku terlalu letih hingga tidak bisa mengontrol sikapku di depan teman-temanmu. Aku benar-benar minta maaf. Aku harap aku bisa membantu, sayangnya aku tidak tahu apa-apa. Kami tidak pernah bertemu sebelumnya hingga tadi malam ". Seohyun mencoba menutupi kebohongannya dengan pura-pura memasukkan tumblernya ke dalam rangselnya, melirik jam tangannya, kurang sepuluh menit jam 12 siang.
" Sebentar lagi pertunjukan konser klasik akan di mulai di St. Vitus dan aku ingin melihatnya, apakah kau ingin ikut ? ", tanya Seohyun basa-basi. jauh di lubuk hatinya dia ingin Jungshin pergi dan meninggalkannya sendiri.
Jungshin menatap Seohyun mencoba mencari sesuatu di wajahnya. entah mengapa Jungshin merasa Seohyun sedang berbohong kepadanya. Ada sesuatu yang di tutupinya dan itu terlihat jelas dari gesture tubuhnya saat tadi dia bercerita tentang kecelakaan yang di alami Yonghwa. Tapi akan sangat tidak etis bila Jungshin memaksakan untuk Seohyun jujur padanya. Mungkin dia harus menempuh cara lain.
" Tidak usah, walaupun aku tertarik tapi aku masih ada hal lain yang harus aku kerjakan. Aku sangat berterima kasih atas kesediaanmu memasak untuk aku dan teman-temanku. Aku benar saat mengatakan bahwa dirimu adalah seorang penyihir yang cantik yang bisa menyihir apapun menjadi masakan yang lezat. teman-temanku tak berhenti memuji masakanmu ", sahut Jungshin sambil berdiri. Seohyun menyusul ikut berdiri.
" Aku merasa tersanjung ", kata Seohyun sambil tersenyum.
" Aku memang menyanjungmu ", kata Jungshin dan mereka tertawa kecil. " Baiklah enjoy the concert my witch. Sampai ketemu lagi. Lain waktu jangan bosan bila aku meminta bantuanmu lagi ", ucap Jungshin. Seohyun menganggukkan kepalanya - Selama teman-temanmu tidak termasuk Yonghwa , bisik Seohyun dalam hati.
Jungshin lalu berjalan membelakangi Seohyun, sesekali dia masih berbalik dan melambaikan tangannya. Seohyun membalas lambaian tangannya sambil tersenyum dan berjalan menuju ke arah St Vitus Cathedral dengan sedikit tergesa.
Dari pintu masuk Prague Castle nampak penuh dengan misteri. Kastil yang di bangun 880 setelah Masehi dengan luas sekitar 7 Hektar yang terbagi dalam beberapa area. Sambil mengagumi kastil tersebut Seohyun mencoba melihat-lihat buku panduan kecil yang di bawanya.
Beberapa rombongan turis nampak memenuhi area kastil tersebut, tapi Seohyun tidak terlalu memperhatikan mereka. Tatapannya terpaku pada kemegahan kastil yang berada di depannya. Kastil bergaya Gotik, yang dulunya merupakan kediaman para Kaisar Praha, dan sempat menjadi kediaman President of Cheko Republic. Seohyun mengeluarkan ponselnya dari ransel kecil yang di bawanya, lalu mengambil gambar kastil tersebut lalu mengirimnya melalui messenger kepada ayahnya dengan pesan, Someday, we will going to the castle together.
Sambil terus terkagum kagum dengan kemegahan kastil tersebut Seohyun melangkahkan kakinya memasuki area Kastil, dan kembali dia takjub melihat keindahan arsitekturnya. Terhanyut dalam kekagumannya, Seohyun menyusuri lorong demi lorong area kastil, mengagumi satu ruang ke ruang yang lain.
Dari kastil yang megah, Seohyun berjalan menuju ke salah satu area di seputaran kastil. St. Vitus Cathedral. Salah satu bangunan yang hampir sama tuanya dengan Prague Castle. Menaranya yang tinggi menjulang, dengan gaya arsitektur yang tak jauh beda dengan Prague Castle. Di tempat ini di suguhkan pertunjukan Concert Classic yang biasanya akan di mulai pada pukul 12 siang. Seohyun melirik jam tangannya, masih sekitar 2 jam lagi, pikirnya.
Berjalan di sekitar St Vitus Cathedral , Seohyun merasa begitu kecil. Bangunan itu begitu megah. Seohyun berhenti sejenak mencoba mengedarkan pandangannya ke seantero area. akan makan seharian untuk menikmati keseluruhan keindahan dan kemegahan area Prague Castle ini, desah Seohyun dalam hati. Seohyun lalu memutar tubuhnya berjalan menjauhi katedral megah tersebut. Dia akan kembali tepat sebelum konser di adakan. Sambil mencari area yang bisa dia tempati untuk duduk dan beristrahat, Seohyun terus berjalan sambil menikmati keindahan. Sinar matahari di musim gugur tidaklah terlalu menyengat, tapi Seohyun merasa bulir-bulir keringat mengalir di keningnya. Mungkin karena tak terasa dia sudah berjalan beberapa kilometers - mungkin, pikir Seohyun lalu mengambil tisuue dari ranselnya dan menghapus keringatnya.
Sampai di area taman, perasaan sejuk melanda, rumput yang hijau dengan daun-daun yang berguguran di hamparannya membuat Seohyun ingin duduk di bawah salah satu pohon yang ada di taman tersebut tapi sepertinya ada larangan untuk itu. Seohyun lalu duduk di salah satu bangku taman yang ada di seputar taman tersebut. mengeluarkan tumbler air minum yang selalu di bawanya lalu mulai meneguk isinya.
Sambil duduk Seohyun mengawasi sekeliling yang ramai oleh pengunjung, sebagian mulai mengisi bangku taman, mungkin mereka sama letihnya dengan Seohyun. Sedang asyik-asyiknya, sebuah tepukan halus di pundaknya mengagetkan Seohyun dan membuatnya terpekik. Jungshin nampak tersenyum di sampingnya dengan pandangan meminta maaf karena telah mengagetkannya.
Jungshin di sini ? tanya Seohyun, apakah Yonghwa juga ada di sini ?. Seohyun mulai merasa was-was dan dengan gelisah mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari-cari. Sedikit lega karena dia tidak menemukan sosok Yonghwa di sana. Seohyun lalu menatap Jungshin. Bukan kebetulan kan Jungshin mencarinya ke sini ?
" Jungshin? Sedang apa kau disini ? ", tanya Seohyun akhirnya. Jungshin lalu menjatuhkan tubuhnya di samping Seohyun. Ada kamera di tangannya. Jungshin mungkin sedang berburu spot, Seohyun menghibur dirinya. terus terang dia merasa gelisah.
" Mencarimu ", jawab Jungshin tanpa basa basi.
" Mencariku ? Untuk apa mencariku ? ", tanya Seohyun.
" Untuk mengucapkan terima kasih ", jawab Jungshin lagi.
" Hey, kau cuma perlu menelponku kalau untuk mengucapkan terima kasih ", ucap Seohyun sambil tertawa kecil. Tawanya terasa aneh di telinganya sendiri.
" Well, anggap saja aku ingin mengucapkannya secara langsung ", sahut Jungshin sambil membidikkan kameranya ke arah kastil. " Aku tak pernah bosan untuk mengabadikan kemegahan ini ", lanjutnya sambil mengambil beberapa photo.
" Kastil ini sangat megah, aku terkagum-kagum pada arsitekturnya ", kata Seohyun menganggukkan kepalanya. " Dan misteri di baliknya ", kali ini Seohyun berguman.
Beberapa saat mereka terdiam, masing-masing mengagumi keindahan kastil tersebut dengan cara masing-masing. Lalu Jungshin mengarahkan kameranya ke arah Seohyun membuat Seohyun terkejut dan refleks mengulurkan tangannya menutup lensa kamera Jungshin.
" Aigo, sepertinya kameramu mendapat spot yang salah ", kata Seohyun sedikit bercanda. Jungshin tersenyum.
" Terkadang, aku juga suka mengabadikan sosok cantik dengan latar belakang kemegahan ", elak Jungshin sambil tetap mengarahkan kameranya ke arah Seohyun. " lagipula sedikit kenangan tidak akan melukaimu kan ? ".
Seohyun terdiam. Sedikit kenangan tidak akan melukaimu ? apakah Jungshin menyindirnya ? Seohyun mengarahkan pandangannya kembali ke arah kastil. Terdiam dan mulai menebak-nebak maksud Jungshin mencarinya.
" Seohyun, apakah kau mengenal Yonghwa ? ".
Akhirnya, pertanyaan itu terlontar juga dari bibir Jungshin. Seohyun akhirnya yakin itulah alasan utama Jungshin mencarinya.
" Dari mana kau tahu akau ada di kastil ini ? ", Seohyun balik bertanya mencoba merubah topik pembicaraan.
" Tadi aku ke apartemenmu, tapi kau tak ada, kata Sasha kau pergi mengunjungi Prague Castle, lalu aku menyusulmu ke mari. Dan tidak mudah menemukanmu di antara ribuan pengunjung di area yang begitu luas ini. Hingga akhirnya aku melihatmu duduk di sini, saat aku sedang membidikkan kameraku ", jawab Jungshin, kali ini kameranya sudah tidak terarah lagi ke Seohyun. " So. Seohyun, apakah kau mengenal Yonghwa ? ", Jungshin kembali mengulang pertanyaannya.
" Bukankah semalam kau yang mengenalkanku kepadanya ? ", Seohyun balik bertanya tapi tatapannya tetap mengarah ke kastil. " Kalau kau tidak lupa ".
" Semalam, yah. Tapi sebelumnya, apakah kau pernah berkenalan dengan Yonghwa ? ", Jungshin masih tetap mempertanyakan hal yang sama.
" Atas dasar apa kau menyimpulkan hal trsebut ? ".
" Well, anggap saja aku punya perasaan kuat akan hal itu ". Seohyun tersenyum kecil.
" Jadi sekarang kau akan berkata bahwa kau punya perasaan yang kuat ? semacan instint atau sixth sense ? ", Seohyun mencoba bercanda, tapi anehnya Jungshin terlihat serius.
" Saat pertama aku menyebut namamu, reaksi Yonghwa sangatlah aneh. kepalanya tiba-tiba terasa sangat sakit, dan keringat membanjiri keningnya sehingga aku harus mengantarnya kembali ke hotel untuk beristrahat, saat itu aku mengira itu pengaruh karena perjalanan jauh yang baru saja dia lakukan ".
Sejenak Jungshin terdiam, Seohyun entah mengapa menunggu kelanjutan perkataan Jungshin. Sedikit informasi tentang Yonghwa mungkin dia bisa dapatkan dan itu tidak akan membunuhnya kan, pikir Seohyun. Tidak membunuh tapi akan membuat dirinya sengsara untuk kesekian kalinya.
" Semalam, saat aku melihat perubahan wajahmu saat memperkenalkanmu kepada Yonghwa dan saat kau terburu-buru untuk pulang, sebenarnya bukan terburu-buru lebih tepatnya lari pulang, membuatku bertanya-tanya. Ada apa gerangan ?. Aku mencoba bertanya tapi kata Yonghwa dia hanya menanyakan, apakah kalian pernah bertemu dan reaksimu membuatnya keheranan. Bukan cuma Yonghwa, aku pun heran, selama mengenalmu, baru kali ini aku melihatmu seperti itu ", kata Jungshin melanjutkan perkataannya.
" Mungkin karena kau memang belum mengenalku terlalu lama, untuk mengetahui semua sifatku, Jungshin chingu ", ucap Seohyun.
Jungshin menganggukkan kepalanya, setuju dengan perkataan Seohyun. Benar dia memang baru mengenal Seohyun selama kurang lebih 6 bulan terakhir, walaupun tidak terlalu sering bertemu, mereka sesekali bertukar kabar lewat messenger.
" Yonghwa hyung mengalami kecelakaan parah di suatu malam di musim panas tahun lalu ", ucap Jungshin pelan. Seohyun terkejut. Kecelakaan ? Apakah malam itu Yonghwa mengalami kecelakaan ? Rasa sakit yang teramat sangat menghentak dada Seohyun.
" Mobil yang di kendarainya bertabrakan dengan truk, tabrakan yang sangat keras mengingat malam itu kecepatan laju keduanya sangat kencang - menurut Polisi yang menyelidiki kecelakaan tersebut. Anehnya kedua sopir tidak dalam keadaan mabuk. Mobil Yonghwa ringset, dan adalah sebuah keajaiban dia selamat, walaupun lukanya sangat parah, termasuk benturan keras di kepalanya yang membuatnya geger otak parah dan menghilangkan ingatannya ".
Jadi itulah sebabnya Yonghwa bertanya padanya, apakah mereka pernah bertemu sebelumnya, desah Seohyun sedih. Dan Seohyun mengutuk sikapnya yang tiba-tiba merasa kesal dan marah dengan pertanyaannya tersebut.
" Setelah mengalami koma, Yonghwa tersadar tapi dia tidak mengingat apapun. Dokter yang menanganinya mengatakan benturan keras di kepalanya membuat Yonghwa menderita amnesia. Dia lalu mengikuti berbagai terapi, termasuk mendatangkan ahli teraphy khusus dari Amerika untuk menanganinya, syukurlah terapinya berhasil, sedikit demi sedikit kenangannya yang hilang kembali, dia mulai mengingat satu demi satu dari kami, mengingat kenangan masa kecilnya, dan akhirnya dia sembuh. Tapi anehnya ada satu kenangan yang tidak bisa dia ingat. kenangan akan kejadian malam itu ".
Seohyun merasa bukan cuma kenangan malam itu, tapi kenangan akan dirinya pun sudah terhapus dari kenangannya, bukankah itu lebih baik ? hibur Seohyun pada dirinya sendiri. Setidaknya dia tidak harus mendapati tatapan penuh kebencian yang di perlihatkan Yonghwa padanya malam itu. Seohyun memejamnya matanya tanpa dia sadari Jungshin sedang mengamati perubahan dirinya.
" Justru karena itulah, Yonghwa merasa dirinya tidaklah sembuh total, dia merasa dirinya kurang lengkap tanpa kenangan itu. Terkadang dia berusaha mengingat tapi hasilnya kepalanya akan terasa sangat sakit. Dan saat aku menyebut namamu, rasa itulah yang di rasakan, sakit yang teramat sangat. Sebagai orang yang mengenalnya sekian lama, aku merasa sedih. melihatnya terbaring koma tak berdaya, melihatnya merasakan sakit yang teramat sangat, membuatku merasa tidak berdaya karena tak dapat membantunya. Jadi Seohyun apakah kau pernah mengenal Yonghwa ? ", kembali Jungshin menegaskan pertanyaannya.
" Jungshin, aku ikut sedih mendengar ceritamu itu, dan aku sama sekali tidak mengerti mengapa kau harus menceritakan hal tersebut kepadaku ", ucap Seohyun lalu terdiam sesaat. " Tapi aku tidak pernah mengenalnya sampai kau memperkenalkannya kepadaku ", Seohyun berdoa dalam hati semoga Tuhan memaafkan kebohongannya tersebut.
" Jadi kau tidak pernah mengenal Yonghwa sebelumnya ? ". Seohyun menggelengkan kepalanya.
" Maafkan bila sikapku semalam membuatmu berpikiran seperti itu. Semalam mungkin aku terlalu letih hingga tidak bisa mengontrol sikapku di depan teman-temanmu. Aku benar-benar minta maaf. Aku harap aku bisa membantu, sayangnya aku tidak tahu apa-apa. Kami tidak pernah bertemu sebelumnya hingga tadi malam ". Seohyun mencoba menutupi kebohongannya dengan pura-pura memasukkan tumblernya ke dalam rangselnya, melirik jam tangannya, kurang sepuluh menit jam 12 siang.
" Sebentar lagi pertunjukan konser klasik akan di mulai di St. Vitus dan aku ingin melihatnya, apakah kau ingin ikut ? ", tanya Seohyun basa-basi. jauh di lubuk hatinya dia ingin Jungshin pergi dan meninggalkannya sendiri.
Jungshin menatap Seohyun mencoba mencari sesuatu di wajahnya. entah mengapa Jungshin merasa Seohyun sedang berbohong kepadanya. Ada sesuatu yang di tutupinya dan itu terlihat jelas dari gesture tubuhnya saat tadi dia bercerita tentang kecelakaan yang di alami Yonghwa. Tapi akan sangat tidak etis bila Jungshin memaksakan untuk Seohyun jujur padanya. Mungkin dia harus menempuh cara lain.
" Tidak usah, walaupun aku tertarik tapi aku masih ada hal lain yang harus aku kerjakan. Aku sangat berterima kasih atas kesediaanmu memasak untuk aku dan teman-temanku. Aku benar saat mengatakan bahwa dirimu adalah seorang penyihir yang cantik yang bisa menyihir apapun menjadi masakan yang lezat. teman-temanku tak berhenti memuji masakanmu ", sahut Jungshin sambil berdiri. Seohyun menyusul ikut berdiri.
" Aku merasa tersanjung ", kata Seohyun sambil tersenyum.
" Aku memang menyanjungmu ", kata Jungshin dan mereka tertawa kecil. " Baiklah enjoy the concert my witch. Sampai ketemu lagi. Lain waktu jangan bosan bila aku meminta bantuanmu lagi ", ucap Jungshin. Seohyun menganggukkan kepalanya - Selama teman-temanmu tidak termasuk Yonghwa , bisik Seohyun dalam hati.
Jungshin lalu berjalan membelakangi Seohyun, sesekali dia masih berbalik dan melambaikan tangannya. Seohyun membalas lambaian tangannya sambil tersenyum dan berjalan menuju ke arah St Vitus Cathedral dengan sedikit tergesa.
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Seohyun tidak benar-benar menikmati konser klasik yang sedang berlangsung di hadapannya. mengambil tempat yang tersembunyi di sudut. Seohyun lebih banyak merenung.
Cerita Jungshin membuat Seohyun terhentak. Kenangan akan kejadian malam itu kembali mendera pikirannya. Seohyun masih jelas mengingat tatapan jijik dan marah Yonghwa padanya, dan seumur hidup tatapan itu tak akan pernah bisa dia lupakan. Tak ada tatapan cinta yang biasa dia dapatkan di mata Yonghwa, hanya tatapan penuh kebencian.
Ya Tuhan, apakah yang telah aku lakukan, bisik Seohyun sedih. Tanpa dia sadari air matanya menetes di pipinya, terasa hangat. Seohyun mencoba membayangkan kecelakaan yang di alami Yonghwa dan dia tidak sanggup. Di katupkannya kedua telapak tangannya ke wajahnya. Maafkan aku Yonghwa, aku tidak pernah bermaksud menyakiti dirimu. Aku terlalu menyintaimu untuk bisa membuatmu terluka seperti itu.
Seohyun meraih rangselnya dan mengeluarkan tissue, menghapus air matanya yang mulai terasa deras mengalir. Dentingan nada-nada dengan irama klasik justru semakin membuat perasaannya membiru. Satu sisi Seohyun bersyukur, bahwa ingatan akan dirinya dan kejadian malam itu hilang dari kenangan Yonghwa, tapi satu sisi lainnya dia merasa hancur karena dengan begitu Yonghwa benar-benar akan melupakan dirinya, seumur hidupnya.
Seohyun mengusap hidungnya dengan tissue, mencoba kembali menikmati sajian klasik yang di pertontonkan. Seohyun menarik napas panjang, mencoba berdamai dengan dirinya, dengan penyesalannya, dengan hatinya.
Mungkin inilah saat dimana dia harus benar-benar mengucapkan selamat tinggal pada sosok yang begitu dia cintai, sosok yang memperkenalkan arti mencintai, merindukan, dan merasa di dambakan. Sudah saatnya menutup kenangan masa lalu. Sesaat Seohyun berharap sesuatu menjatuhi kepalanya dan juga merenggut kenangan akan Yonghwa dari kepalanya, benar-benar berharap.
" Selamat tinggal Yonghwa ", bisik Seohyun lirih " Selamanya......... ".
Jauh disudut lain, tanpa Seohyun sadari, Jungshin sedang mengamatinya melalui lensa kameranya. mengamati kegelisahan dan kesedihannya. walaupun merasa tidak enak hati karena berbohong, Jungshin tidak bisa menutupi rasa penasarannya.
" Aku tahu kau berbohong Seohyun, kau bukan aktris yang berbakat untuk berbohong ", bisik Jungshin pelan sambil masih mengamati Seohyun dari kameranya. " Aku yakin, kau adalah bagian yang hilang dari masa lalu Yonghwa, pertanyaannya sekarang adalah, apa yang telah terjadi antara kalian...... ".
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
" Jonghyun hyung, bantu aku mencari informasi tentang seseorang di Seoul. Namanya Seohyun, dia lulusan Le Cordon Bleu. Aku rasa dia punya hubungan khusus dengan Yonghwa hyung sebelum kecelakaan itu. Kita mungkin bisa membantunya mengembalikan ingatannya. Aku akan mengirimkan photonya padamu saat aku tiba di apartemen ".
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Yonghwa sekali lagi menatap keindahan Praha di pagi hari dari balik jendela kamar hotelnya. Koper dan rangsel kecilnya sudah terletak di dekat pintu keluar. Tas cameranya masih terletak di atas tempat tidurnya. Hari ini adalah hari terakhirnya di Praha. Kota yang indah dengan bangunan dengan arsitektur kuno nan menawan. Seminggu dia menghabiskan waktu menikmati keindahan tersebut,
Tapi entah mengapa dia terasa enggan meninggalkan Praha, Yonghwa tidak tahu mengapa. Sudut kecil hatinya berusaha membuatnya berubah pikiran dan memperlama masa tinggalnya di Praha. Yonghwa berusaha melawannya tapi desakan kuat itu terus menerus menguat.
Apakah dia memang harus tinggal ?, tanya Yonghwa dalam hati. Tapi demi apa, untuk siapa ? Seohyun ? Sebuah nama sebuah sosok yang beberapa hari terakhir menguasai seluruh pikirannya.
Yonghwa kembali mengingat sosok itu, tinggi semampai dengan rambut hitam yang sepunggung, senyuman manis yang menghiasi wajah cantiknya, suaranya yang bergetar dan tatapan tajamnya. Siapakah gadis itu ? mengapa Yonghwa merasa dia pernah bertemu dengannya ? Ataukah memang dia pernah mengenal gadis tersebut ?
Yonghwa berusaha mengingat, tapi setiap kali dia mendapat bayangan kabur kepalanya langsung terasa sangat sakit dan keringat membanjiri keningnya. Demi Tuhan, dia benar-benar ingin mengingat semua kenangannya, mengapa hal itu begitu sulit ? protes Yonghwa dalam hati. kenangan sialan !, rutuknya kesal.
Bel kamarnya berbunyi dan Yonghwa lalu meraih selembar tissue dan mengelap kenignya lalu berjalan menuju ke arah pintu. Jungshin tersenyum di hadapannya saat dia membuka pintu kamarnya.
" Siap ke bandara ? ", tanya Jungshin sambil melangkah masuk ke dalam kamar. Yonghwa menutup pintu.
" Sejauh yang terlihat, sepertinya aku sudah siap ", jawab Yonghwa.
" Kalau begitu ayo kita berangkat ", kata Jungshin sambil memegang koper Yonghwa. " Hyung, periksa lagi apakah ada yang tertinggal ".
Yonghwa menggelengkan kepalanya, semua barang-barangnya sudah dia berekan sejak semalam, tidak akan ada lagi yang tertinggall. Kecuali sosok bernama Seohyun, bisik hati Yonghwa sedikit sedih, dan mengapa dia merasa sedih ?
Yonghwa meraih rangselnya dan mengangkat tas kameranya dan mengandengkannya ke pundaknya. Sebaiknya dia segera berangkat atau hasrat mengikuti bisikan hati kecilnya akan menahannya pulang ke Seoul. Tapi bukankah tak ada hal penting yang harus kau lakukan di Seoul, bisik nakal hatinya dan Yonghwa mengatupkan giginya kesal. Berhentilah, rutuk Yonghwa merasa kesal sendiri.
" Ada apa hyung ? ", melihat Yonghwa seperti sedang kesal Jungshin bertanya. Yonghwa diam tak menjawab, tapi berjalan melewati Jungshin mengarah ke pintu keluar. lebih baik secepatnya mereka berangkat.
Melihat Yonghwa yang berjalan keluar Jungshin mengikutinya sambil mendorong koper kecil Yonghwa sesaat menunggu Yonghwa melepaskan card lalu menutup pintu kamar hotelnya. Lalu mereka berjalan menuju ke arah lift.
" Hyung, masih ingat Seohyun ? ", tanya Jungshin " Kemarin aku bertemu dengannya di Kastil Praha. Sayang sekali kau tidak ikut denganku ke sana ". Yonghwa hanya terdiam berusaha untuk tidak menanyakan bagaimana kabarnya gadis itu, walaupun lidahnya sudah menggelitik bibirnya untuk bertanya.
Pintu lift terbuka dan mereka berdua masuk ke dalamnya, menekan nomor lobby lalu Yonghwa menyandarkan tubuhnya ke dinding. beberapa saat kedua diam tak berkata. Yonghwa hanya menatap langit-langit lift sementara Jungshin mengecek pesan yang masuk ke handphonenya.
" Ada apa ?", tanya Yonghwa yang melihat Jungshin tersenyum sendiri. Jungshin mengangkat wajahnya dari layar ponselnya lalu berpaling ke arah Yonghwa.
" Tidak ada apa-apa kok hyung, hanya teman ", jawab Jungshin lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya tepat saat pintu lift terbuka.
Sambil menunggu Yonghwa check out dari hotel, Jungshin kembali mengeluarkan ponselnya, lalu berjalan ke arah sofa tunggu. memutuskan untuk menelpon Jonghyun. Beberapa saat nada sambung terdengar lalu sebuah sapaan terdengar dari seberang.
" Hyung, jangan dulu mencari tahu, tunggu aku, minggu ini aku akan pulang ke Seoul tanpa sepengetahuan Yonghwa hyung. Kita akan mencari tahu bersama-sama. Aku tutup dulu. Yonghwa hyung sudah selesai check out ". Tanpa basa-basi Jungshin langsung menutup telepon karena Yonghwa sedang berjalan ke arahnya.
" Sudah selesai ? ", tanya Jungshin dan Yonghwa menganggukkan kepalanya.
" Kaja ! ".
Jungshin berdiri dan kembali menarik koper Yonghwa dan berjalan menuju mobil yang dia parkirkan di depan hotel. Cuaca pagi terasa hangat. setelah memasukkan koper Yonghwa ke bagasi, mereka berangkat menuju ke bandara Ruznyě, bandara internasional Republik Ceko.
mencoba menikmati udara pagi, Yonghwa menurunkan kaca jendela membiarkan angin menghembus wajahnya, terasa sejuk. Suatu saat dia akan kembali ke sini, janji Yonghwa dalam hati. Kota ini membuatnya jatuh cinta dan objek yang sangat sesuai untuk cameranya. One day.....
" Aku sudah mendapat informasi seputar Seohyun. Sejauh ini informasi yang aku dapatkan adalah Seohyun memiliki sebuah toko kue kecil di Seoul. Dia ke Praha karena mendapat beasiswa. Tokonya sekarang di kelola oleh seorang teman sekaligus sahabat akrabnya. Apakah kau mau aku mencari tahu dengan mendatangi tokonya ? ".Jungshin diam-diam tersenyum. Jonghyun hyung bergerak cepat juga dalam mencari informasi yang dia minta. Sedikit info tapi sudah membuat satu titik terang untuk di telusuri lebih lanjut.
" Ada apa ?", tanya Yonghwa yang melihat Jungshin tersenyum sendiri. Jungshin mengangkat wajahnya dari layar ponselnya lalu berpaling ke arah Yonghwa.
" Tidak ada apa-apa kok hyung, hanya teman ", jawab Jungshin lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya tepat saat pintu lift terbuka.
Sambil menunggu Yonghwa check out dari hotel, Jungshin kembali mengeluarkan ponselnya, lalu berjalan ke arah sofa tunggu. memutuskan untuk menelpon Jonghyun. Beberapa saat nada sambung terdengar lalu sebuah sapaan terdengar dari seberang.
" Hyung, jangan dulu mencari tahu, tunggu aku, minggu ini aku akan pulang ke Seoul tanpa sepengetahuan Yonghwa hyung. Kita akan mencari tahu bersama-sama. Aku tutup dulu. Yonghwa hyung sudah selesai check out ". Tanpa basa-basi Jungshin langsung menutup telepon karena Yonghwa sedang berjalan ke arahnya.
" Sudah selesai ? ", tanya Jungshin dan Yonghwa menganggukkan kepalanya.
" Kaja ! ".
Jungshin berdiri dan kembali menarik koper Yonghwa dan berjalan menuju mobil yang dia parkirkan di depan hotel. Cuaca pagi terasa hangat. setelah memasukkan koper Yonghwa ke bagasi, mereka berangkat menuju ke bandara Ruznyě, bandara internasional Republik Ceko.
mencoba menikmati udara pagi, Yonghwa menurunkan kaca jendela membiarkan angin menghembus wajahnya, terasa sejuk. Suatu saat dia akan kembali ke sini, janji Yonghwa dalam hati. Kota ini membuatnya jatuh cinta dan objek yang sangat sesuai untuk cameranya. One day.....
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Jonghyun menatap layar ponselnya dengan pandangan tak percaya. Dasar Jungshin, rutuknya dalam hati. Jonghyun lalu meletakkan ponselnya dan menarik beberapa lembaran kertas yang terletak di atas mejanya. Beberapa hal yang berhasil dia kumpulkan dari Le Cordon Bleu. Siapakah gerangan Seohyun ? Mengapa Jungshin bersikeras mengatakan bahwa mungkin gadis tersebut adalah bagian yang hilang dari kenangan Yonghwa.
Jonghyun menatap selembar photo berukuran kecil yang berhasil dia dapatkan. Seohyun memiliki wajah yang cantik, menurut beberapa temannya yang berhasil Jonghyun temui, tingginya sekitar 160-170, rambutnya lurus dan hitam, anaknya ramah dan smart dan sederhana. Putri tunggal dari seorang pengusaha kecil di distrik Daejon, Ibunya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Seohyun memiliki sebuah toko kecil, toko kue kecil dan dia tinggal di toko tersebut.
kembali Jonghyun meneliti lembar demi lembar informasi yang dia dapatkan. Tidak ada hal istimewa dengan Seohyun, sayangnya Jonghyun tidak mendapat informasi apapun tentang siapa kekasih Seohyun. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya hanyalah mengunjungi tokonya dan berusaha menggali informasi dari Yuri, sahabat Seohyun yang menghandle toko kuenya selama dia belajar ke Praha.
Mungkin dia bisa berkunjung ke Daejon ?
Jonghyun menggaruk-garuk kepalanya. Pekerjaan investigasi sepetti ini sebenarnya bukan keahliannya. Jungshin mungkin lebih cocok, secara anak itu sejak dulu suka membaca buku-buku seputar investigasi, bahkan pernah berdandan ala Alfred Hitchcock yang membuat mereka bertiga, dirinya, Yonghwa dan Minhyuk tidak dapat menahan tawa.
Mungkin memang sebaiknya dia menunggu Jungshin datang. Anak itu seenaknya saja menutup telepon tanpa membiarkan dia bertanya kapan tepatnya dia kembali ke Seoul. Jongmal, rutuk Jonghyun.
Mengembalikan ingatan Yonghwa hyung, pastilah akan sangat membuatnya bahagia. Kenangan yang hilang membuatnya berpikir hidupnya tidak bisa seperti dulu lagi. Jonghyun merasakan bagaimana kerasnya usahanya untuk bisa mengingat kejadian yang menimpanya malam itu, tapi yang ada hanyalah dia harus mendapatkan suntikan anti sakit dan juga obat penenang.
Sebenarnya apa yang terjadi malam itu ? Dan bila benar Seohyun merupakan the missing memory, ada hubungan apa Yonghwa dan Seohyun ? dalam hal tertentu Yonghwa cukup terbuka dengan mereka, tapi ada hal-hal tertentu juga yang Yonghwa terlihat tertutup. Termasuk dalam urusan cinta. Selama mereka berempat bersahabat, Jonghyun hampir tidak pernah mendengar ada cerita khusus antara Yonghwa dengan seorang gadis. Walaupun mereka acap kali berdiskusi tentang teman-teman wanita seputar mereka tapi Yonghwa tak pernah spesifik menyebut satu nama.
Bahkan pernah sekali dia berucap kalau dia tidak percaya ada wanita yang bisa mencintainya tanpa melihat posisinya sebagai pewaris perusahaan besar. Sedikit apatis terdengar, tapi bila kau terlahir dengan harta melimpah apa yang akan kau harapkan ? Cinta Sejati ? Mungkin. Tapi bagi Yonghwa itu hal yang mustahil. Baginya wanita selalu melihat siapa dirinya bukan apa adanya dirinya.
Kalau memang Seohyun berhasil merubah pandangan itu, berarti Seohyun sangatlah spesial. Satu diantara seribu. Dan itu semakin membuat Jonghyun penasaran.
Bunyi pesan masuk dari ponselnya membuyarkan lamunan Jonghyun. Di raihnya ponselnya dan membaca notif Jungshin mengirimkannya photo. Secepat kilat Jonghyun membuka pesan tersebut dan mendapati sosok Seohyun yang tidak jauh dari apa yang dia bayangkan terpampang di layar ponselnya. Cantik namun terlihat sederhana, mungkin itu yang cocok menggambarkan sosok Seohyun. Dan senyumnya menyempurnakan kecantikannya. Dengan tubuh yang terlihat tinggi semampai, she is a goddess, simpul Jonghyun.
Di bawah photo ada pesan kecil dari Jungshin " Hyung aku akan ke Seoul tiga hari lagi, jemput aku di bandara. Dan jangan sampai Yonghwa hyung tahu, Ok " .
Jonghyun menganggukkan kepalanya, lalu meletakkan ponselnya kembali ke meja. Jiwa detektif Jungshin sepertinya kembali berkobar-kobar, ucap Jonghyun dalam hati sambil tersenyum. Tidak mau menunggu lama dan ingin segera bergerak. Daebak !!
kembali Jonghyun meneliti lembar demi lembar informasi yang dia dapatkan. Tidak ada hal istimewa dengan Seohyun, sayangnya Jonghyun tidak mendapat informasi apapun tentang siapa kekasih Seohyun. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya hanyalah mengunjungi tokonya dan berusaha menggali informasi dari Yuri, sahabat Seohyun yang menghandle toko kuenya selama dia belajar ke Praha.
Mungkin dia bisa berkunjung ke Daejon ?
Jonghyun menggaruk-garuk kepalanya. Pekerjaan investigasi sepetti ini sebenarnya bukan keahliannya. Jungshin mungkin lebih cocok, secara anak itu sejak dulu suka membaca buku-buku seputar investigasi, bahkan pernah berdandan ala Alfred Hitchcock yang membuat mereka bertiga, dirinya, Yonghwa dan Minhyuk tidak dapat menahan tawa.
Mungkin memang sebaiknya dia menunggu Jungshin datang. Anak itu seenaknya saja menutup telepon tanpa membiarkan dia bertanya kapan tepatnya dia kembali ke Seoul. Jongmal, rutuk Jonghyun.
Mengembalikan ingatan Yonghwa hyung, pastilah akan sangat membuatnya bahagia. Kenangan yang hilang membuatnya berpikir hidupnya tidak bisa seperti dulu lagi. Jonghyun merasakan bagaimana kerasnya usahanya untuk bisa mengingat kejadian yang menimpanya malam itu, tapi yang ada hanyalah dia harus mendapatkan suntikan anti sakit dan juga obat penenang.
Sebenarnya apa yang terjadi malam itu ? Dan bila benar Seohyun merupakan the missing memory, ada hubungan apa Yonghwa dan Seohyun ? dalam hal tertentu Yonghwa cukup terbuka dengan mereka, tapi ada hal-hal tertentu juga yang Yonghwa terlihat tertutup. Termasuk dalam urusan cinta. Selama mereka berempat bersahabat, Jonghyun hampir tidak pernah mendengar ada cerita khusus antara Yonghwa dengan seorang gadis. Walaupun mereka acap kali berdiskusi tentang teman-teman wanita seputar mereka tapi Yonghwa tak pernah spesifik menyebut satu nama.
Bahkan pernah sekali dia berucap kalau dia tidak percaya ada wanita yang bisa mencintainya tanpa melihat posisinya sebagai pewaris perusahaan besar. Sedikit apatis terdengar, tapi bila kau terlahir dengan harta melimpah apa yang akan kau harapkan ? Cinta Sejati ? Mungkin. Tapi bagi Yonghwa itu hal yang mustahil. Baginya wanita selalu melihat siapa dirinya bukan apa adanya dirinya.
Kalau memang Seohyun berhasil merubah pandangan itu, berarti Seohyun sangatlah spesial. Satu diantara seribu. Dan itu semakin membuat Jonghyun penasaran.
Bunyi pesan masuk dari ponselnya membuyarkan lamunan Jonghyun. Di raihnya ponselnya dan membaca notif Jungshin mengirimkannya photo. Secepat kilat Jonghyun membuka pesan tersebut dan mendapati sosok Seohyun yang tidak jauh dari apa yang dia bayangkan terpampang di layar ponselnya. Cantik namun terlihat sederhana, mungkin itu yang cocok menggambarkan sosok Seohyun. Dan senyumnya menyempurnakan kecantikannya. Dengan tubuh yang terlihat tinggi semampai, she is a goddess, simpul Jonghyun.
Di bawah photo ada pesan kecil dari Jungshin " Hyung aku akan ke Seoul tiga hari lagi, jemput aku di bandara. Dan jangan sampai Yonghwa hyung tahu, Ok " .
Jonghyun menganggukkan kepalanya, lalu meletakkan ponselnya kembali ke meja. Jiwa detektif Jungshin sepertinya kembali berkobar-kobar, ucap Jonghyun dalam hati sambil tersenyum. Tidak mau menunggu lama dan ingin segera bergerak. Daebak !!
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Hujan kembali membasahi kota Praha pagi ini. Udara terasa sangat dingin. Sambil meraih jaketnya Seohyun membereskan barang-barang yang akan di bawahnya hingga malam nanti. Hari ini dia shift siang. Kelas masaknya akan di mulai sedikit terlambat karena salah satu chef mereka sedang mengadakan konvensi di salah satu hotel besar di Praha.
Natal tinggal sebulan. Seohyun menatap kalender kecil di atas mejanya. bea Siswanya akan berakhir di bulan Februari, artinya masih ada 3 bulan untuk kembali ke Seoul. Rasa rindunya pada ayah dan Yuri serta tentu saja suasana toko kuenya membuat Seohyun berharap punya sayap untuk terbang kembali ke sana.
Kembali Seohyun mengecek kembali semua yang dia butuhkan, setelah yakin bahwa semuanya sudah lengkap, Seohyun menarik rangselnya dan secara tidak sengaja menjatuhkan beberapa buku yang di letakkannya di meja. Seohyun merutuki kecerobohannya.
Sedikit menunduk Seohyun memungut buku-buku yang terjatuh kemaja, saat selembar photo terjatuh dari salah satu lembaran buku tersebut. Photo dirinya dan Yonghwa, satu-satunya photo selfie yang mereka ambil. Yonghwa mencetaknya menjadi dua lembar, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Seohyun.
Dengan tangan bergetar Seohyun memungut photo tersebut, menatapnya sambil pelan-pelan terduduk di kursi depan meja. Pandangan matanya nanar menatap photo tersebut. Photo itu menagkap kenangan terindah mereka. Kebahagiaan nampak jelas terpancar dari wajah mereka.
Jung Yonghwa, bisik perlahan Seohyun dalam hati. Satu masa dimana aku begitu merasa menjadi gadis yang sangat beruntung memiliki dirimu. Satu masa dimana hanya ada tawa, canda serta bahagia. Satu masa yang tidak akan bisa Seohyun lupakan.
Kembali cerita Jungshin tentang kecelakaan dan semua yang Yonghwa alami setelah perpisahan mereka yang cukup tragis tergiang di kepalanya. Seohyun tergugu, terisak dalam diam. perasaan berdosa dan bersalah kembali menyerang dirinya. dadanya terasa sakit bagaikan tertikam pisau tajam.
" Apakah kau akan memaafkan diriku, Yonghwa oppa ? ", tanya Seohyun lirih sambil menatap wajah Yonghwa. Airmatanya deras mengalir dipipinya membuat suaranya terbata-bata. " Apakah kau akan memaafkan aku atas semua peristiwa yang menimpa dirimu karena keegoisanku mencintaimu ? ".
" Aku begitu sangat mencintaimu Yonghwa oppa , sangat mencintaimu untuk membuatmu menderita karena diriku. Aku tidak ingin menjadi orang yang akan membuatmu harus melawan seisi dunia. Aku ingin kau bahagia. Maafkan jika apa yang aku lakukan membuat menderita seperti ini ".
" Maafkan jika ada sisi diriku yang bahagia mendengar bahwa kenangan akan diriku hilang dari ingatanmu, walau jujur rasanya sangat menyakitkan. Untuk seterusnya tak akan pernah ada lagi kenangan akan seorang Seohyun bagi dirimu. Kau tidak akan merasakan kecewa, marah dan sakit hati pada diriku. Aku akan menjadi kenangan yang tak pernah ada bagimu ".
" Kejujuranku akan membuatmu membenciku, maka maafkan bila aku berbohong pada Jungshin bahwa aku tak pernah mengenalmu. Aku terlalu egois untuk kembali berhadapan dengan wajah penuh kebencian yang terpancar dari tatapan matamu. Semoga saja, jika andai kata kenangan itu kembali kau sudah tidak peduli padaku dan melupakan kebencianmu dan juga diriku. Semoga saja ", bisik lirih Seohyun.
Kilat menyambar di susul suara guntur yang menggelegar di luar apartemennya semakin membuat Seohyun merasa tak berdaya. Diraihnya kotak kecil yang dia letakkan di atas mejanya, membukanya dan memasukkan photo tersebut ke dalamnya lalu menutupnya dan mengangkat kotak tersebut lalu Seohyun berdiri dan berjalan ke arah lemari kecil di sudut kamarnya, membukanya dan menarik laci paling bawa dan meletakkan kotak tersebut jauh ke dalam laci, lalu mendorong laci tersebut dan menutup lemarinya.
Kenangan sebaiknya menjadi kenangan........... Mungkin sekarang saatnya dia benar-benar harus mengucapkan salam perpisahan untuk cinta yang tak akan mungkin dia lupakan seumur hidupnya. Cesky Krumlov! Selamat tinggal Yonghwa, selamat tinggal cintaku.
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
PS : Cuma mau bilang, kalau ada kritikan atau mungkin saran, atau apapun itu, please di komentari ya. Sebagai masukan untuk cerita selanjutnya. Terima kasih untuk setia membaca fanfic karya aku ♥
4 komentar
Write komentarSemoga happy ending ya ..
Reply:):):):)
ReplySemoga...
Mom zee, semangat,
ReplyKalau bisa tiap minggu update.. hahah XD
Rifcha......
Tergantung mood hahahaha
ReplyPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon