#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YOU AND ME AND MY THREE BROTHERS



CHAPTER THREE

Seohyun tahu dengan pasti, YongHwa menguping pembicaraannya walaupun YongHwa hanya berdiri diam di depan jendela dan memandang keluar. Seohyun bisa menebak YongHwa mungkin sedang memikirkan siapa gerangan Jungshin dan apa hubungannya dengan Seohyun.
Seohyun menarik napas dan baru saja akan bergerak kembali ke sofa saat bel apartemennya berbunyi. Seohyun tersentak, tidak mungkin !!!
YongHwa membalikkan badannya dan Seohyun tahu wajahnya pasti aneh karena YongHwa menatapnya dengan memicingkan matanya.
“ Apakah kau tidak mau membuka pintunya ? “, tanya YongHwa melihat Seohyun yang tak juga beranjak dari tempatnya terpaku.
Seohyun mengedipkan bahunya, acuh. “ Mungkin hanya orang iseng yang salah apartemen “, ucap Seohyun sambil melambaikan tangannya.
Bunyi bel kembali menggema dan kali ini sepertinya siapapun di depan pintu rupanya sudah tidak sabar.
“ Kalau mendengar dari ketidaksabarannya memencet bel, rasanya bukan orang iseng yang salah apartemen “, ucap YongHwa mulai merasa tertarik. Seohyun tidak menyukainya. “ Atau kau mau aku yang membuka pintunya ? “, tawar YongHwa.
Seohyun merasa tiba-tiba seluruh bulu di tubuhnya merinding. Seohyun cepat-cepat menggelengkan kepalanya lalu melangkah menuju kearah pintu. Seohyun berani bertaruh bahkan dengan semua uang yang di milikinya. Seohyun tahu siapa yang sedang memencet bel pintunya.
JungShin pasti sudah memakai pesonanya untuk masuk ke dalam bangunan apartemennya. Terkutuklah dia , umpat Seohyun sambil membuka pintu tapi tidak membukanya lebar-lebar.
Seohyun tahu bila dia benar-benar bertaruh pasti sekarang uangnya berlipat ganda. JungShin dengan wajah cengirnya sedang berdiri di depan pintu menatap Seohyun dengan pandangan penuh kegembiraan.
Setelah tiga bulan terpisah, Seohyun pasti juga akan memperlihatkan tatapan yang sama, sayangnya situasinya tidaklah tepat untuk itu.
“ Apa yang kau lakukan di sini “, desis Seohyun tajam.
Jungshin bukannya menjawab malah mendorong pintu sehingga Seohyun terdesak mundur dan pintu apartemennya terbuka lebar-lebar dan JungShin dengan santainya melangkah masuk dengan membawa koper besar.
Koper Besar !!??
JungShin pasti bercanda, apakah seluruh isi lemarinya sudah berpindah ke dalam koper besar itu ?
“ Aku merindukanmu, Hyunie “, ucap JungShin sambil memeluk Seohyun dengan erat lalu mengangkat tubuh Seohyun dan mengayun-ayunkannya.
Tinggi, itulah hal pertama yang YongHwa pikirkan saat melihat sosok JungShin. Tubuh laki-laki itu cukup tinggi menjulang bahkan lebih tinggi dari dirinya. Wajahnya tampang dan terlihat ekspresi keusilan di matanya. Tapi satu hal, YongHwa tidak suka melihatnya mengendong dan memeluk Seohyun seperti itu.
Seohyun memukul pundak JungShin dan menyuruhnya menurunkannya. Rasanya tiga bulan kehidupannya yang damai akan segera berakhir. Bila JungShin sudah berada di Seoul, tinggal menunggu dua lagi untuk bergabung.
Selamat tinggal kehidupan tenangku, desah Seohyun dalam hati dengan gundah.
“ Bagaimana kau bisa masuk ? “, tanya Seohyun sesaat setelah akhirnya JungShin menurunkan dan melepaskan pelukannya.
“ Kau pasti tidak akan percaya “, jawab JungShin sambil tersenyum cerah. “ Aku menekan salah satu nomor apartemen dan mengaku sebagai Jung YongHwa penghuni salah satu apartemen tersebut dan mengatakan kalau dia melupakan kuncinya di apartemen dan sekarang dia tidak bisa masuk dan di sinilah aku sekarang. Hebat kan ? “.
Hebat, jika saja kau tahu bahwa orang yang kau maksud sedang berdiri di dalam ruangan tersebut, guman Seohyun sambil melirik YongHwa.
Terdengar deheman YongHwa dan JungShin akhirnya sadar ada orang lain di dalam apartemen tersebut selain Seohyun. Wajahnya yang tadi terlihat jenaka dan sedikit usil tiba-tiba berubah menjadi dingin dan menatap YongHwa dengan tatapan yang bisa membuat seekor kucing melompat turun dari lantai delapan dengan sukarela.
“ Diakah alasannya mengapa kau tidak ingin membuka pintu untukku, Seojuhyun ? “, JungShin bertanya dengan nada dingin pada Seohyun tapi tatapannya tertuju pada YongHwa.
Oh tidak, jangan memulainya lagi. Tidak cukupkah seumur hidupnya harus di hadapkan pada situasi seperti ini setiap kali ada laki-laki yang bersamanya atau mendekatinya ?.
“ Kenalkan, dia tetanggaku dan kebetulan namanya Jung YongHwa “, kata Seohyun memperkenalkan YongHwa dan YongHwa maju mendekati keduanya.
“ Sepertinya aku harus mengajukan komplain pada manajemen apartemen betapa mudahnya orang asing menyusut masuk padahal katanya apartemen ini sangat aman “, ucap YongHwa sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya sambil menatap JungShin tapi yang di tatapnya bahkan tidak bergeming ataupun merasa bersalah.
“ Apa yang kau lakukan di apartemen Seohyun semalam ini ? “, tanya JungShin tajam. “ Sangat tidak pantas seorang pria dewasa berada di apartemen seorang gadis muda di jam- jam seperti ini “, sindirinya.
“ Dan rasanya hal itu juga harus di pertanyakan pada dirimu. Pria apa yang malam-malam datang mengunjungi seorang gadis dengan membawa koper besar. Piknik ? “, balas YongHwa.
“ Cukup kalian berdua ! “, jerit Seohyun. “ YongHwa sebaiknya kau pergi sekarang “, usir Seohyun membuat YongHwa merasa tak percaya.
Mengapa dia yang di usir ?
“ Well, kau mendengarnya kan, dia menyuruhmu pergi “, kata JungShin dengan senyum yang meremehkan.
“ Kalau begitu maaf sudah mengganggu kalian berdua “, ucap YongHwa sambil melangkah ke pintu dan sebelum membuka pintu YongHwa berpaling ke arah Seohyun. “ Berapa banyak katak yang di perlukan Cinderella untuk di ciumnya hingga menjadi pangeran ? “.
Dan sebelum sempat Seohyun menjawabnya Yonghwa membuka pintu dan melangkah keluar kembali ke apartemennya.

♥ ♥ ♥

YongHwa menjatuhkan tubuhnya ke sofa di dalam apartemennya. Tubuhnya di sini tapi pikirannya tepat berada di apartemen sebelah.
Seohyun. Seojuhyun ?
JungShin , laki-laki tadi memanggilnya Seojuhyun. Itukah nama sebenarnya ? YongHwa merasa Seohyun tiba-tiba bagaikan setumpuk puzzle yang berantakan di depannya yang harus di susunnya satu demi satu agar mengetahui apa yang tersembunyi di balik teka-teki seorang Seohyun.
Dan YongHwa tidak menyukainya.
Mengapa dia harus bersusah payah memikirkan hal tersebut. Memangnya siapa Seohyun hingga harus membuat ketenangan hidupnya menjadi porak-poranda ?
Tapi JungShin bukanlah laki-laki dengan penampilan asal-asalan. Laki-laki tersebut terlihat modis dengan rambut yang pendek namun terlihat terawat rapi hasil polesan tangan hairstylist terkenal. JungShin jelas bukan laki-laki yang hanya ingin menjadi parasut dan menumpang di apartemen Seohyun. Tinggi, terlihat dewasa walaupun wajahnya sedikit kekanakan. Tapi keakrabannya dengan Seohyun membuat YongHwa tidak nyaman sama sekali.
Apakah kau cemburu ?
Eisshh, YongHwa menepis apapun itu pemikiran yang tiba-tiba membuat otaknya beku. Cemburu ? Ada-ada saja, dari mana datangnya perasaan cemburu, Seohyun hanyalah sekian dari wanita-wanita yang akan datang dan pergi dalam kehidupannya.
Sayangnya dia tinggal tepat di sebelah apartemenmu !
YongHwa mengerang.
Ketukan pelan di pintu apartemennya membuat YongHwa tersentak. Itu pasti Seohyun pikirnya sambil melompat berdiri dari sofa dan bergegas berjalan ke arah pintu.
Sayangnya itu bukan Seohyun.
JungShin berdiri di depan pintunya memegang dua buah gelas dan sebotol sampanye dan menatapnya dengan pandangan menuduh. Memangnya apa yang telah dia lakukan ? Memperkosa tetangganya ? pikir YongHwa kesal dalam hati.
“ Kau meninggalkan ini di apartemen Seohyun “, kata JungShin sambil mengulurkan gelas dan botol sampanye tersebut ke arah YongHwa. “ Maaf Seohyun sudah tidur jadi aku yang memulangkannya “.
Dan untuk apa pula laki-laki sialan ini menjelaskan hal tersebut kepadanya, sungut YongHwa. YongHwa mengulurkan tangannya meraih gelas dan botol tersebut.
“ Seharusnya kau tak perlu repot-repot, aku bisa mengambilnya besok “, ucap YongHwa dengan nada ramah yang terlalu nampak di buat-buat. “ Mau masuk dan minum ini ? “, tanya YongHwa sambil mengangkat botol sampanye yang masih tersisa banyak di dalam botol.
“ Mungkin lain kali “, tolak JungShin. “ Aku tak bisa meninggalkan Seohyun tidur sendirian “, lanjutnya sambil berbalik dan berjalan kembali ke apartemen Seohyun.
Demi Tuhan, YongHwa tak dapat menahan keinginannya untuk melemparkan botol sampanye yang di pegangnya ke arah JungShin. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana dia berusaha menahan dirinya.
Brengsek !
YongHwa menutup pintu apartemennya dan berjalan ke arah bar kecil di sudut ruangan dan meletakkan botol sampanye di sana dan membawa kedua gelas yang di pegangnya ke dapur. Dengan kasar di letakkannya kedua gelas tersebut ke menja konter dapur hingga kedua gelas tersebut bergemerincing dan sedikit bergoyang sebelum benar-benar berdiri tegak.
YongHwa tidak peduli, sama sekali tidak peduli andai kata kedua gelas tersebut menggelinding dan jatuh pecah di lantai dapurnya. Yang di pedulikannya adalah di sebelah apartemennya, seorang gadis yang sangat menarik perhatiannya sedang tidur dan dia di temani seorang monster yang kurang ajar sangat tampan.
Baiklah, mungkin tidak pada tempatnya dia bersikap seperti ini. YongHwa menarik napas panjang dan berusaha menenangkan dirinya. Di bukanya kulkas dan di keluarkannya sekaleng bir dan setelah membukanya langsung di teguknya hingga habis lalu dengan kesal di remuknya kaleng tersebut dan melemparnya ke tempat sampai di sudut dapur.
Dia butuh mandi air dingin !!

♥ ♥ ♥

“ Kau dari mana ? “, tanya Seohyun saat melihat JungShin membuka pintu apartemen.
“ Dari mengembalikan gelas dan botol sampanye ke tetangga sebelah “, jawab JungShin ringan sambil melangkah ke arah sofa lalu menghempaskan tubuh tingginya ke sofa.
“ Apa ? “, Seohyun tak percaya mendengar perkataan Jungshin. “ Mengapa kau harus memulangkannya, aku kan bisa memulangkannya besok ! “, tuntut Seohyun meminta penjelasan.
“ Dan apa ? Menikmatinya kembali berdua dengannya dengan alunan musik yang romantis dan ujung-ujungnya kau akan tertidur di ranjangnya ? “.
“ JungShin !!! “, Seohyun membelalakkan matanya tak percaya dengan perkataan yang barusan di dengarnya. Seohyun mengerang sambil melemparkan bantal kursi yang ada di dekatnya kepada JungShin yang tampak acuh tak acuh dengan teriakannya.
“ Memangnya apa yang salah ? “.
“ Aku ini bukan anak kecil lagi yang bisa kau lindungi terus menerus. Aku sudah dewasa, bisa menjaga diri sendiri. Berhentilah mengacaukan hidupku ! “.
“ Kau akan terus menjadi adik kecilku, Hyunie “, ucap JungShin dengan nada sayang. “ Bahkan saat pipimu mulai kempot dan lehermu berkeriput kau akan tetap menjadi adik kecilku “, ucap JungShin sambil menatap Seohyun dengan pandangan sayang.
“ Arrgghh ! “.
Seohyun menarik napasnya berulang kali mencoba menenangkan dirinya. Sejak kecil ketiga kakaknya selalu memperlakukannya bagai boneka porselin yang harus selalu di lindungi biar tidak pecah. Seohyun bersyukur untuk itu semua tapi terkadang mereka bertiga sangat membuatnya merasa tak bisa bergerak. Kemana pun dia pergi salah satu kakaknya pasti akan menjadi bodyguardnya. Mengikutinya kemanapun kecuali ke kamar kecil dan tentu saja ke dalam kelas, tempat ketiganya tidak bisa mengganggunya.
Seohyun menyayangi mereka bertiga. Bagaimanapun ketiga kakaknya adalah segalanya baginya, hingga akhirnya dia merasa apa yang sudah di lakukan ketiga kakaknya sudah sangat di luar apa yang dia bisa terima. Bayangkan, tiga bulan yang lalu mereka bahkan membuat seseorang yang Seohyun sayangi menjadi babak belur hanya karena berusaha mencium pipinya.  Padahal usianya sudah dua puluh enam tahun !
“ Terserah ! Tapi kau tak bisa tinggal di sini “, ucap Seohyun setelah bisa menenangkan dirinya.
“ Tapi aku harus di sini, atau Minhyuk dan JongHyun akan membunuhku karena meninggalkanmu “, tegas JungShin sambil membenamkan dirinya lebih dalam ke sofa seperti memaku dirinya agar tak bisa kemana-mana.
“ Tapi ini apartemenku dan aku berhak menentukan siapa yang bisa tinggal di sini, dan saat ini aku hanya ingin sendiri “.
“ Agar kau bisa menerima tetanggamu walaupun sudah tidak tepat waktunya bertamu ? “.
“ Whatever ! “.
“ Hyunie, kau itu bagaikan buku yang terbuka. Aku tahu apa yang akan kau lakukan “.
“ Pokoknya aku tak mau kau tinggal di sini. Ini hidupku, aku tak mau kau atau MinHyuk atau bahkan JongHyun mengacaukannya. Aku sudah merasa bahagia tanpa kalian bertiga ! ‘.
“ Apakah kau tak menyayangi kami lagi, Seojuhyun ? “, tanya JungShin dengan nada sedih sambil memandang Seohyun dengan pandangan terluka.
Seohyun tak tahu harus berkata apa. Di balikkannya badannya dan berjalan masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintunya keras-keras tidak peduli tetangganya akan mengeluhkan hal tersebut.
Tentu saja Seohyun menyayangi ketiganya. Mereka adalah kakaknya. Merekalah yang menjaga Seohyun dan Ibu mereka setelah kematian ayah mereka dalam suatu kecelakaan tragis. JongHyun mengambil alih tanggung jawab meninggalkan semua yang di sukainya demikian juga MinHyuk dan juga JungShin. Ketiga kakaknya mendedikasikan hidup mereka untuk memastikan kehidupan Ibu mereka dan Seohyun tetap seperti sebelum ayah mereka pergi.
Tapi setelah kematian ibu mereka setahun yang lalu, ketiganya semakin membuat Seohyun tak bisa berbuat apapun untuk kehidupannya. Sesuai janji ketiga kakaknya saat Ibu mereka meninggal, ketiganya menjaga Seohyun dengan sekuat yang mereka mampu. Dan dari semuanya JongHyunlah yang begitu ketat mengatur ini dan itu, apa yang harus dan apa yang tidak. Hidup Seohyun betul-betul bukan miliknya sendiri.
Dan puncaknya tiga bulan yang lalu Seohyun melarikan diri dari ketiganya dengan pelarian yang sudah benar-benar di rencanakannya dengan sangat hati-hati. Seohyun melarikan diri ke Seoul. Tanah air kedua orang tua mereka yang baru sekali di datanginya seumur hidupnya. Negara asing yang tidak benar-benar asing.
Dan setelah tiga bulan hidup dengan kendali penuh pada kehidupannya, JungShin kembali masuk. Dan hanya menunggu waktu saja hingga MinHyuk dan JongHyun akan bergabung dengannya, merusak segalanya yang telah di aturnya untuk dirinya sendiri.
Dan tawaran YongHwa malam ini tentu akan membuat finansialnya akan lebih terjamin, tapi sepertinya setelah malam ini YongHwa mungkin akan mempertimbangkan lagi tawarannya untuk merenovasi apartemennya.
Dan Seohyun tiba-tiba merasa kecewa.
Dan apa yang membuatnya kecewa ? YongHwa hanya tetangga ! Tetangga !

♥ ♥ ♥

Seohyun terbangun dari tidurnya ketika hidungnya mencium sesuatu yang hangus. Ada seseorang yang sedang membakar apartemennya ? panik Seohyun bangun dan terhuyung-huyung lari keluar dari kamarnya hanya untuk mendapati dapurnya sudah berantakan dan seorang lagi yang sudah menjadi tamunya selain JungShin.
MinHyuk duduk sambil tersenyum mengunyah apapun sarapan yang sudah di siapkan JungShin. Betul-betul hal yang hebat untuk mengawali hari pagi ini.
“ Bangun telat lagi Seojuhyun ? “, sapa Minhyuk saat melihat Seohyun tertegun sambil menatapnya tak percaya.
“ Kapan kau datang ? “. Tanya Seohyun tanpa basa basi. “ Dan apa yang kau lakukan di dapurku ? “, kali ini Seohyun bertanya sambil menatap JungShin.
“ Tak adakah pelukan selama datang untukku ? “, sindir MinHyuk.
“ Jangan mengharap pelukan selamat datang darinya “, tukas JungShin sambil menghirup kopinya.    “ Semalam pun aku di sambutnya seperti itu “.
“ itu karena kalian berdua tidak di terima dengan tangan terbuka di sini ! “, ucap Seohyun sambil cemberut kesal. Kini tinggal menunggu kedatangan JongHyun maka semua keluarga akan lengkap dan mereka akan hidup bahagia selamanya, sarkasme Seohyun sambil berjalan membuka kulkas dan mengeluarkan air mineral. Memutar sealnya dengan kasar hingga menimbulkan suara patahan yang keras. Seandainya saja dia bisa mematahkan kedua kakaknya semudah itu, umpat Seohyun dalam hati sambil meneguk air tersebut. Walaupun rasanya menyegarkan tapi suasana hatinya tetap sama saja. Jengkel , marah karena apartemennya terinvasi oleh sekutu-sekutu tak berperikeadikan padanya.
“ Pastikan kau membersihkan semua ini saat kau selesai menikmati sarapanmu dan setelah itu jangan pernah mengacak-acak dapurku lagi atau kau akan ku jadikan bahan menu hari ini !! “, ucap Seohyun dengan nada mengancam.
JungShin dan MinHyuk hanya tertawa melihat Seohyun uring-uringan. Dan itu semakin membuat Seohyun kesal. Di hentakkannya kakinya ke lantai dengan kasar hingga kakinya terasa sakit hingga membuatnya meringis.
“ Hati-hati Seojuhyun, kebiasaanmu itu bisa membuat urat kakimu terkilir “, tegur MinHyuk sambil berdiri dan mendekatinya. Lalu di peluknya Seohyun dengan perasaan sayang dan kerinduan.
Seohyun tahu dia sangat marah, tapi pelukan MinHyuk selalu bisa membuatnya meleleh. MinHyuk adalah kakaknya yang sangat pengertian dan selalu menghiburnya saat JungShin dan JongHyun melakukan hal yang membuat Seohyun marah. Dibalasnya pelukan Minhyuk dengan perasaan yang sama. Bagaimanapun Seohyun mencintai ketiganya.
Mungkin karena terhanyut oleh perasaannya, Seohyun tidak mendengar suara bel apartemennya berbunyi. Dan saat dia sadar dia melihat YongHwa berdiri di samping Jungshin sambil menatapnya dengan tatapan mata yang sulit di artikan.
Buru-buru Seohyun melepaskan pelukannya pada MinHyuk dan mengutuk penampilannya yang pasti sangatlah berantakan karena terburu-buru meninggalkan tempat tidur gara-gara JungShin yang menghanguskan sesuatu di dapurnya. Tapi MinHyuk masih juga memeluk pundaknya saat dia berbalik menghadap ke arah YongHwa.
“ Apakah aku mengganggu ? “, tanya YongHwa dengan suara yang terdengar seperti diucapkan dari planet yang bermil-mil jaraknya dari bumi.
“ Kami sedang sarapan, mau bergabung ? “, JungShin yang menjawab walaupun dia tahu pertanyaan YongHwa tidak ditujukan padanya.
YongHwa sepertinya habis jogging. Handuk yang melingkar di pundaknya nampak lembab oleh keringat dan wajahnya bersemu kemerahan tanda dia baru saja melakukan kegiatan yang mengeluarkan banyak keringat. Celana training berbahan parasut dan kaos oblong berwarna abu-abu yang basah oleh keringat di beberapa tempat.
Sialan, YongHwa terlihat begitu seksi dengan penampilannya tersebut.
“ Ada keperluan apa sepagi ini sudah bertamu ke rumah seorang wanita ? “, tanya MinHyuk tanpa basa basi dan langsung mendapat sikutan keras Seohyun di rusuknya membuatnya meringis. Walau begitu tatapannya tajam menatap Yonghwa.
“ Aku hanya menanyakan apakah tawaran pekerjaan yang aku tawarkan semalam akan kau terima atau tidak ? “, kali ini YongHwa bertanya sambil menatap lurus ke arah Seohyun.
Seohyun menatap YongHwa tak percaya. “ Kau serius dengan tawaran itu ? “, tanyan Seohyun.
“ Tentu saja, aku tak pernah tidak serius dengan tawaran bisnis yang aku lakukan “, jawab YongHwa sambil menarik handuk di lehernya dan memutar-mutarkannya di pergelangan tangannya.
Jadi ini hanyalah urusan bisnis, desah Seohyun kecewa.
Memangnya kau mengharapkan apa Seojuhyun ?
“ Tentu saja aku akan menerima tawaranmu “, ucap Seohyun sambil berusaha melepaskan pelukan MinHyuk di pundaknya. Sayang sekali kakaknya itu mempunyai tubuh yang kekar mustahil Seohyun bisa melepaskan diri kecuali tentu saja YongHwa akan lebih terkejut bila melihatnya bergumul dengan MinHyuk di lantai hanya untuk melepaskan diri dari MinHyuk. “ Tapi aku tetap akan meminta masukan ide darimu sebelum mulai mengerjakannya “, ucap Seohyun.
“ Tentu saja, kita bisa membahasnya nanti malam sepulang aku dari kantor. Diapartemenku atau di apartemenmu ? “.
“ Apartemenmu saja “, jawab Seohyun cepat. Dia tidak akan menghancurkan peluang bisnisnya hanya gara-gara kedua kakaknya akan memandang YongHwa dengan tatapan membunuh selama Seohyun mempresentasikan ide-idenya.
“ Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa malam nanti “, kata YongHwa lalu berbalik dan berjalan keluar apartemen Seohyun dan JungShin dengan cepat menutup pintu.
“ Siapa dia ? ‘, tanya MinHyuk datar.
“ Tetangga sebelah apartemen Seohyun “, jawab JungShin. “ Aku bertemu dengannya kemarin di apartemen ini sedang menikmati sebotol sampanye dengan adik tercinta kita “, lanjutnya.
MinHyuk berpaling menatap Seohyun dengan tatapan tak suka. “ Benarkah ? ‘, tanyannya pada Seohyun.
Kali ini Seohyun benar-benar berontak dari pelukan MinHyuk dan untungnya kakaknya tersebut dengan rela melepaskannya. “ Memangnya apa yang salah menikmati sampanye dengan tetangga sebelahmu ? banyak kan yang melakukan hal tersebut ? “, jawab Seohyun mencoba bersikap biasa.
“ Tidak biasa jika itu menyangkut dirimu, adik kecil “, ucap MinHyuk tak setuju.
“ Aku bukan adik kecilmu “, protes Seohyun. “ Dan berhentilah menganggap aku anak kecil, aku sekarang sudah dewasa !”.
“ Kan sudah aku bilang sampai pipimu kempot dan lehermu berkeriput kau tetap adik kecil kami “, ucap JungShin mengingatkan perkataannya semalam.
“ Aku tidak suka jika ada pria yang mencoba mengganggumu “, suara MinHyuk datar.
“ Kau dengar sendiri kan, dia menawarkan pekerjaan untukku. Setidaknya ada orang yang akan menghargai hasil designku setelah tahun-tahun kuhabiskan untuk menjadi seorang sarjana di bidang tersebut ! ‘.
“ kau bahkan tidak perlu bekerja untuk menghasilkan uang sendiri, Seojuhyun. Ada kami kakak-kakakmu yang akan memastikan kau tak kekurangan apapun “.
“ Itulah masalahnya. Aku juga butuh di akui ! “.
“ Tapi kami mengakui kehandalanmu. Lihat saja bagaimana orang selalu berdecak kagum melihat hasil design interiormu setiap kali mereka memasuki lobby hotel kita ? “.
“ Tapi itu tak sama jika orang akan benar-benar menghargai hasil karyaku sebagai diriku sendiri, bukan hasil karya adik seorang JongHyun salah satu bisnisman terkenal di London. Aku ingin seseorang menghargai karyanku sebagai Seojuhyun ! “.
MinHyuk dan JungShin hanya saling memandang. Ini bukan protesan pertama Seohyun. Sejak ibu mereka meninggal, Seohyun tiba-tiba menjadi seorang gadis yang penuh dengan protes, jiwa pemberontaknya keluar. Dan biasanya hanya JongHyunlah yang bisa mengatasi protesannya. Tapi sayangnya JongHyun belum ada bersama mereka di sini.
“ Sekali saja tidak bisakah kalian membiarkan aku menghirup udara tanpa di bebani sebagai adik dari kalian ? “ , desah Seohyun lirih. Nada suaranya terdengar prustasi.
“ Well adik kecil, bila itu yang kau inginkan silakan saja, tapi kami akan tetap mengawasimu, mengawasi tetanggamu itu. Memastikan apa yang terjadi diantara kalian adalah murni bisnis bukannya bisikan manis ! “.
Dan Seohyun tahu itu adalah hal terbaik yang bisa dia dapatkan. Dan seperti nasehat ayah mereka, bertahanlah untuk sesuatu yang bisa kau pertahankan, tapi menyerahlah dengan anggun untuk sesuatu yang tak bisa kau pertahankan.
Seohyun tahu sekarang adalah waktunya menyerah dengan anggun.....



♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥


Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Unknown
AUTHOR
10 Desember 2016 pukul 17.45 delete

Senang bgt dgn persaudaraan mereka,, walau hyun sering merasa jengkel,,tp kasih sayang mereka sangat nampak,,dan juga mereka sangat lucu,, ah,,,yong pasti udah kebakaran jenggot jika di dunia nyata minhyuk bena2 meluk hyun sperti itu,,, hehehe,,💙

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥