CHAPTER THREE
Seohyun tahu dengan pasti,
YongHwa menguping pembicaraannya walaupun YongHwa hanya berdiri diam di depan
jendela dan memandang keluar. Seohyun bisa menebak YongHwa mungkin sedang
memikirkan siapa gerangan Jungshin dan apa hubungannya dengan Seohyun.
Seohyun menarik napas dan
baru saja akan bergerak kembali ke sofa saat bel apartemennya berbunyi. Seohyun
tersentak, tidak mungkin !!!
YongHwa membalikkan
badannya dan Seohyun tahu wajahnya pasti aneh karena YongHwa menatapnya dengan
memicingkan matanya.
“ Apakah kau tidak mau
membuka pintunya ? “, tanya YongHwa melihat Seohyun yang tak juga beranjak dari
tempatnya terpaku.
Seohyun mengedipkan
bahunya, acuh. “ Mungkin hanya orang iseng yang salah apartemen “, ucap Seohyun
sambil melambaikan tangannya.
Bunyi bel kembali menggema
dan kali ini sepertinya siapapun di depan pintu rupanya sudah tidak sabar.
“ Kalau mendengar dari
ketidaksabarannya memencet bel, rasanya bukan orang iseng yang salah apartemen
“, ucap YongHwa mulai merasa tertarik. Seohyun tidak menyukainya. “ Atau kau
mau aku yang membuka pintunya ? “, tawar YongHwa.
Seohyun merasa tiba-tiba
seluruh bulu di tubuhnya merinding. Seohyun cepat-cepat menggelengkan kepalanya
lalu melangkah menuju kearah pintu. Seohyun berani bertaruh bahkan dengan semua
uang yang di milikinya. Seohyun tahu siapa yang sedang memencet bel pintunya.
JungShin pasti sudah
memakai pesonanya untuk masuk ke dalam bangunan apartemennya. Terkutuklah dia ,
umpat Seohyun sambil membuka pintu tapi tidak membukanya lebar-lebar.
Seohyun tahu bila dia
benar-benar bertaruh pasti sekarang uangnya berlipat ganda. JungShin dengan
wajah cengirnya sedang berdiri di depan pintu menatap Seohyun dengan pandangan
penuh kegembiraan.
Setelah tiga bulan
terpisah, Seohyun pasti juga akan memperlihatkan tatapan yang sama, sayangnya
situasinya tidaklah tepat untuk itu.
“ Apa yang kau lakukan di
sini “, desis Seohyun tajam.
Jungshin bukannya menjawab
malah mendorong pintu sehingga Seohyun terdesak mundur dan pintu apartemennya
terbuka lebar-lebar dan JungShin dengan santainya melangkah masuk dengan
membawa koper besar.
Koper Besar !!??
JungShin pasti bercanda,
apakah seluruh isi lemarinya sudah berpindah ke dalam koper besar itu ?
“ Aku merindukanmu, Hyunie
“, ucap JungShin sambil memeluk Seohyun dengan erat lalu mengangkat tubuh
Seohyun dan mengayun-ayunkannya.
Tinggi, itulah hal pertama
yang YongHwa pikirkan saat melihat sosok JungShin. Tubuh laki-laki itu cukup
tinggi menjulang bahkan lebih tinggi dari dirinya. Wajahnya tampang dan
terlihat ekspresi keusilan di matanya. Tapi satu hal, YongHwa tidak suka
melihatnya mengendong dan memeluk Seohyun seperti itu.
Seohyun memukul pundak
JungShin dan menyuruhnya menurunkannya. Rasanya tiga bulan kehidupannya yang
damai akan segera berakhir. Bila JungShin sudah berada di Seoul, tinggal
menunggu dua lagi untuk bergabung.
Selamat tinggal kehidupan
tenangku, desah Seohyun dalam hati dengan gundah.
“ Bagaimana kau bisa masuk
? “, tanya Seohyun sesaat setelah akhirnya JungShin menurunkan dan melepaskan
pelukannya.
“ Kau pasti tidak akan
percaya “, jawab JungShin sambil tersenyum cerah. “ Aku menekan salah satu
nomor apartemen dan mengaku sebagai Jung YongHwa penghuni salah satu apartemen
tersebut dan mengatakan kalau dia melupakan kuncinya di apartemen dan sekarang
dia tidak bisa masuk dan di sinilah aku sekarang. Hebat kan ? “.
Hebat, jika saja kau tahu
bahwa orang yang kau maksud sedang berdiri di dalam ruangan tersebut, guman
Seohyun sambil melirik YongHwa.
Terdengar deheman YongHwa
dan JungShin akhirnya sadar ada orang lain di dalam apartemen tersebut selain
Seohyun. Wajahnya yang tadi terlihat jenaka dan sedikit usil tiba-tiba berubah
menjadi dingin dan menatap YongHwa dengan tatapan yang bisa membuat seekor
kucing melompat turun dari lantai delapan dengan sukarela.
“ Diakah alasannya mengapa
kau tidak ingin membuka pintu untukku, Seojuhyun ? “, JungShin bertanya dengan
nada dingin pada Seohyun tapi tatapannya tertuju pada YongHwa.
Oh tidak, jangan memulainya
lagi. Tidak cukupkah seumur hidupnya harus di hadapkan pada situasi seperti ini
setiap kali ada laki-laki yang bersamanya atau mendekatinya ?.
“ Kenalkan, dia tetanggaku
dan kebetulan namanya Jung YongHwa “, kata Seohyun memperkenalkan YongHwa dan
YongHwa maju mendekati keduanya.
“ Sepertinya aku harus mengajukan
komplain pada manajemen apartemen betapa mudahnya orang asing menyusut masuk
padahal katanya apartemen ini sangat aman “, ucap YongHwa sambil memasukkan
kedua tangannya ke dalam saku celananya sambil menatap JungShin tapi yang di
tatapnya bahkan tidak bergeming ataupun merasa bersalah.
“ Apa yang kau lakukan di
apartemen Seohyun semalam ini ? “, tanya JungShin tajam. “ Sangat tidak pantas
seorang pria dewasa berada di apartemen seorang gadis muda di jam- jam seperti
ini “, sindirinya.
“ Dan rasanya hal itu juga
harus di pertanyakan pada dirimu. Pria apa yang malam-malam datang mengunjungi
seorang gadis dengan membawa koper besar. Piknik ? “, balas YongHwa.
“ Cukup kalian berdua ! “,
jerit Seohyun. “ YongHwa sebaiknya kau pergi sekarang “, usir Seohyun membuat
YongHwa merasa tak percaya.
Mengapa dia yang di usir ?
“ Well, kau mendengarnya
kan, dia menyuruhmu pergi “, kata JungShin dengan senyum yang meremehkan.
“ Kalau begitu maaf sudah
mengganggu kalian berdua “, ucap YongHwa sambil melangkah ke pintu dan sebelum
membuka pintu YongHwa berpaling ke arah Seohyun. “ Berapa banyak katak yang di
perlukan Cinderella untuk di ciumnya hingga menjadi pangeran ? “.
Dan sebelum sempat Seohyun
menjawabnya Yonghwa membuka pintu dan melangkah keluar kembali ke apartemennya.
♥ ♥ ♥
YongHwa menjatuhkan
tubuhnya ke sofa di dalam apartemennya. Tubuhnya di sini tapi pikirannya tepat
berada di apartemen sebelah.
Seohyun. Seojuhyun ?
JungShin , laki-laki tadi
memanggilnya Seojuhyun. Itukah nama sebenarnya ? YongHwa merasa Seohyun
tiba-tiba bagaikan setumpuk puzzle yang berantakan di depannya yang harus di
susunnya satu demi satu agar mengetahui apa yang tersembunyi di balik teka-teki
seorang Seohyun.
Dan YongHwa tidak
menyukainya.
Mengapa dia harus bersusah
payah memikirkan hal tersebut. Memangnya siapa Seohyun hingga harus membuat
ketenangan hidupnya menjadi porak-poranda ?
Tapi JungShin bukanlah
laki-laki dengan penampilan asal-asalan. Laki-laki tersebut terlihat modis
dengan rambut yang pendek namun terlihat terawat rapi hasil polesan tangan
hairstylist terkenal. JungShin jelas bukan laki-laki yang hanya ingin menjadi
parasut dan menumpang di apartemen Seohyun. Tinggi, terlihat dewasa walaupun
wajahnya sedikit kekanakan. Tapi keakrabannya dengan Seohyun membuat YongHwa
tidak nyaman sama sekali.
Apakah kau cemburu ?
Eisshh, YongHwa menepis
apapun itu pemikiran yang tiba-tiba membuat otaknya beku. Cemburu ? Ada-ada
saja, dari mana datangnya perasaan cemburu, Seohyun hanyalah sekian dari
wanita-wanita yang akan datang dan pergi dalam kehidupannya.
Sayangnya dia tinggal tepat
di sebelah apartemenmu !
YongHwa mengerang.
Ketukan pelan di pintu
apartemennya membuat YongHwa tersentak. Itu pasti Seohyun pikirnya sambil
melompat berdiri dari sofa dan bergegas berjalan ke arah pintu.
Sayangnya itu bukan
Seohyun.
JungShin berdiri di depan
pintunya memegang dua buah gelas dan sebotol sampanye dan menatapnya dengan
pandangan menuduh. Memangnya apa yang telah dia lakukan ? Memperkosa
tetangganya ? pikir YongHwa kesal dalam hati.
“ Kau meninggalkan ini di
apartemen Seohyun “, kata JungShin sambil mengulurkan gelas dan botol sampanye
tersebut ke arah YongHwa. “ Maaf Seohyun sudah tidur jadi aku yang
memulangkannya “.
Dan untuk apa pula
laki-laki sialan ini menjelaskan hal tersebut kepadanya, sungut YongHwa.
YongHwa mengulurkan tangannya meraih gelas dan botol tersebut.
“ Seharusnya kau tak perlu
repot-repot, aku bisa mengambilnya besok “, ucap YongHwa dengan nada ramah yang
terlalu nampak di buat-buat. “ Mau masuk dan minum ini ? “, tanya YongHwa
sambil mengangkat botol sampanye yang masih tersisa banyak di dalam botol.
“ Mungkin lain kali “,
tolak JungShin. “ Aku tak bisa meninggalkan Seohyun tidur sendirian “,
lanjutnya sambil berbalik dan berjalan kembali ke apartemen Seohyun.
Demi Tuhan, YongHwa tak
dapat menahan keinginannya untuk melemparkan botol sampanye yang di pegangnya
ke arah JungShin. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana dia berusaha menahan dirinya.
Brengsek !
YongHwa menutup pintu
apartemennya dan berjalan ke arah bar kecil di sudut ruangan dan meletakkan
botol sampanye di sana dan membawa kedua gelas yang di pegangnya ke dapur.
Dengan kasar di letakkannya kedua gelas tersebut ke menja konter dapur hingga
kedua gelas tersebut bergemerincing dan sedikit bergoyang sebelum benar-benar
berdiri tegak.
YongHwa tidak peduli, sama
sekali tidak peduli andai kata kedua gelas tersebut menggelinding dan jatuh
pecah di lantai dapurnya. Yang di pedulikannya adalah di sebelah apartemennya,
seorang gadis yang sangat menarik perhatiannya sedang tidur dan dia di temani
seorang monster yang kurang ajar sangat tampan.
Baiklah, mungkin tidak pada
tempatnya dia bersikap seperti ini. YongHwa menarik napas panjang dan berusaha
menenangkan dirinya. Di bukanya kulkas dan di keluarkannya sekaleng bir dan
setelah membukanya langsung di teguknya hingga habis lalu dengan kesal di
remuknya kaleng tersebut dan melemparnya ke tempat sampai di sudut dapur.
Dia butuh mandi air dingin
!!
♥ ♥ ♥
“ Kau dari mana ? “, tanya Seohyun saat melihat JungShin membuka pintu
apartemen.
“ Dari mengembalikan gelas dan botol sampanye ke tetangga sebelah “, jawab
JungShin ringan sambil melangkah ke arah sofa lalu menghempaskan tubuh
tingginya ke sofa.
“ Apa ? “, Seohyun tak percaya mendengar perkataan Jungshin. “ Mengapa kau
harus memulangkannya, aku kan bisa memulangkannya besok ! “, tuntut Seohyun
meminta penjelasan.
“ Dan apa ? Menikmatinya kembali berdua dengannya dengan alunan musik yang
romantis dan ujung-ujungnya kau akan tertidur di ranjangnya ? “.
“ JungShin !!! “, Seohyun membelalakkan matanya tak percaya dengan
perkataan yang barusan di dengarnya. Seohyun mengerang sambil melemparkan
bantal kursi yang ada di dekatnya kepada JungShin yang tampak acuh tak acuh
dengan teriakannya.
“ Memangnya apa yang salah ? “.
“ Aku ini bukan anak kecil lagi yang bisa kau lindungi terus menerus. Aku
sudah dewasa, bisa menjaga diri sendiri. Berhentilah mengacaukan hidupku ! “.
“ Kau akan terus menjadi adik kecilku, Hyunie “, ucap JungShin dengan nada
sayang. “ Bahkan saat pipimu mulai kempot dan lehermu berkeriput kau akan tetap
menjadi adik kecilku “, ucap JungShin sambil menatap Seohyun dengan pandangan
sayang.
“ Arrgghh ! “.
Seohyun menarik napasnya berulang kali mencoba menenangkan dirinya. Sejak
kecil ketiga kakaknya selalu memperlakukannya bagai boneka porselin yang harus
selalu di lindungi biar tidak pecah. Seohyun bersyukur untuk itu semua tapi
terkadang mereka bertiga sangat membuatnya merasa tak bisa bergerak. Kemana pun
dia pergi salah satu kakaknya pasti akan menjadi bodyguardnya. Mengikutinya
kemanapun kecuali ke kamar kecil dan tentu saja ke dalam kelas, tempat
ketiganya tidak bisa mengganggunya.
Seohyun menyayangi mereka bertiga. Bagaimanapun ketiga kakaknya adalah
segalanya baginya, hingga akhirnya dia merasa apa yang sudah di lakukan ketiga
kakaknya sudah sangat di luar apa yang dia bisa terima. Bayangkan, tiga bulan
yang lalu mereka bahkan membuat seseorang yang Seohyun sayangi menjadi babak
belur hanya karena berusaha mencium pipinya.
Padahal usianya sudah dua puluh enam tahun !
“ Terserah ! Tapi kau tak bisa tinggal di sini “, ucap Seohyun setelah bisa
menenangkan dirinya.
“ Tapi aku harus di sini, atau Minhyuk dan JongHyun akan membunuhku karena
meninggalkanmu “, tegas JungShin sambil membenamkan dirinya lebih dalam ke sofa
seperti memaku dirinya agar tak bisa kemana-mana.
“ Tapi ini apartemenku dan aku berhak menentukan siapa yang bisa tinggal di
sini, dan saat ini aku hanya ingin sendiri “.
“ Agar kau bisa menerima tetanggamu walaupun sudah tidak tepat waktunya
bertamu ? “.
“ Whatever ! “.
“ Hyunie, kau itu bagaikan buku yang terbuka. Aku tahu apa yang akan kau
lakukan “.
“ Pokoknya aku tak mau kau tinggal di sini. Ini hidupku, aku tak mau kau
atau MinHyuk atau bahkan JongHyun mengacaukannya. Aku sudah merasa bahagia
tanpa kalian bertiga ! ‘.
“ Apakah kau tak menyayangi kami lagi, Seojuhyun ? “, tanya JungShin dengan
nada sedih sambil memandang Seohyun dengan pandangan terluka.
Seohyun tak tahu harus berkata apa. Di balikkannya badannya dan berjalan
masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintunya keras-keras tidak peduli
tetangganya akan mengeluhkan hal tersebut.
Tentu saja Seohyun menyayangi ketiganya. Mereka adalah kakaknya. Merekalah
yang menjaga Seohyun dan Ibu mereka setelah kematian ayah mereka dalam suatu
kecelakaan tragis. JongHyun mengambil alih tanggung jawab meninggalkan semua
yang di sukainya demikian juga MinHyuk dan juga JungShin. Ketiga kakaknya
mendedikasikan hidup mereka untuk memastikan kehidupan Ibu mereka dan Seohyun
tetap seperti sebelum ayah mereka pergi.
Tapi setelah kematian ibu mereka setahun yang lalu, ketiganya semakin
membuat Seohyun tak bisa berbuat apapun untuk kehidupannya. Sesuai janji ketiga
kakaknya saat Ibu mereka meninggal, ketiganya menjaga Seohyun dengan sekuat
yang mereka mampu. Dan dari semuanya JongHyunlah yang begitu ketat mengatur ini
dan itu, apa yang harus dan apa yang tidak. Hidup Seohyun betul-betul bukan
miliknya sendiri.
Dan puncaknya tiga bulan yang lalu Seohyun melarikan diri dari ketiganya
dengan pelarian yang sudah benar-benar di rencanakannya dengan sangat
hati-hati. Seohyun melarikan diri ke Seoul. Tanah air kedua orang tua mereka
yang baru sekali di datanginya seumur hidupnya. Negara asing yang tidak
benar-benar asing.
Dan setelah tiga bulan hidup dengan kendali penuh pada kehidupannya,
JungShin kembali masuk. Dan hanya menunggu waktu saja hingga MinHyuk dan
JongHyun akan bergabung dengannya, merusak segalanya yang telah di aturnya
untuk dirinya sendiri.
Dan tawaran YongHwa malam ini tentu akan membuat finansialnya akan lebih
terjamin, tapi sepertinya setelah malam ini YongHwa mungkin akan
mempertimbangkan lagi tawarannya untuk merenovasi apartemennya.
Dan Seohyun tiba-tiba merasa kecewa.
Dan apa yang membuatnya kecewa ? YongHwa hanya tetangga ! Tetangga !
♥ ♥ ♥
Seohyun terbangun dari tidurnya ketika hidungnya mencium sesuatu yang
hangus. Ada seseorang yang sedang membakar apartemennya ? panik Seohyun bangun
dan terhuyung-huyung lari keluar dari kamarnya hanya untuk mendapati dapurnya
sudah berantakan dan seorang lagi yang sudah menjadi tamunya selain JungShin.
MinHyuk duduk sambil tersenyum mengunyah apapun sarapan yang sudah di
siapkan JungShin. Betul-betul hal yang hebat untuk mengawali hari pagi ini.
“ Bangun telat lagi Seojuhyun ? “, sapa Minhyuk saat melihat Seohyun
tertegun sambil menatapnya tak percaya.
“ Kapan kau datang ? “. Tanya Seohyun tanpa basa basi. “ Dan apa yang kau
lakukan di dapurku ? “, kali ini Seohyun bertanya sambil menatap JungShin.
“ Tak adakah pelukan selama datang untukku ? “, sindir MinHyuk.
“ Jangan mengharap pelukan selamat datang darinya “, tukas JungShin sambil
menghirup kopinya. “ Semalam pun aku di sambutnya seperti itu “.
“ itu karena kalian berdua tidak di terima dengan tangan terbuka di sini ! “,
ucap Seohyun sambil cemberut kesal. Kini tinggal menunggu kedatangan JongHyun
maka semua keluarga akan lengkap dan mereka akan hidup bahagia selamanya,
sarkasme Seohyun sambil berjalan membuka kulkas dan mengeluarkan air mineral.
Memutar sealnya dengan kasar hingga menimbulkan suara patahan yang keras.
Seandainya saja dia bisa mematahkan kedua kakaknya semudah itu, umpat Seohyun
dalam hati sambil meneguk air tersebut. Walaupun rasanya menyegarkan tapi
suasana hatinya tetap sama saja. Jengkel , marah karena apartemennya terinvasi
oleh sekutu-sekutu tak berperikeadikan
padanya.
“ Pastikan kau membersihkan semua ini saat kau selesai menikmati sarapanmu
dan setelah itu jangan pernah mengacak-acak dapurku lagi atau kau akan ku
jadikan bahan menu hari ini !! “, ucap Seohyun dengan nada mengancam.
JungShin dan MinHyuk hanya tertawa melihat Seohyun uring-uringan. Dan itu
semakin membuat Seohyun kesal. Di hentakkannya kakinya ke lantai dengan kasar
hingga kakinya terasa sakit hingga membuatnya meringis.
“ Hati-hati Seojuhyun, kebiasaanmu itu bisa membuat urat kakimu terkilir “,
tegur MinHyuk sambil berdiri dan mendekatinya. Lalu di peluknya Seohyun dengan
perasaan sayang dan kerinduan.
Seohyun tahu dia sangat marah, tapi pelukan MinHyuk selalu bisa membuatnya
meleleh. MinHyuk adalah kakaknya yang sangat pengertian dan selalu menghiburnya
saat JungShin dan JongHyun melakukan hal yang membuat Seohyun marah. Dibalasnya
pelukan Minhyuk dengan perasaan yang sama. Bagaimanapun Seohyun mencintai
ketiganya.
Mungkin karena terhanyut oleh perasaannya, Seohyun tidak mendengar suara
bel apartemennya berbunyi. Dan saat dia sadar dia melihat YongHwa berdiri di
samping Jungshin sambil menatapnya dengan tatapan mata yang sulit di artikan.
Buru-buru Seohyun melepaskan pelukannya pada MinHyuk dan mengutuk
penampilannya yang pasti sangatlah berantakan karena terburu-buru meninggalkan
tempat tidur gara-gara JungShin yang menghanguskan sesuatu di dapurnya. Tapi
MinHyuk masih juga memeluk pundaknya saat dia berbalik menghadap ke arah
YongHwa.
“ Apakah aku mengganggu ? “, tanya YongHwa dengan suara yang terdengar
seperti diucapkan dari planet yang bermil-mil jaraknya dari bumi.
“ Kami sedang sarapan, mau bergabung ? “, JungShin yang menjawab walaupun
dia tahu pertanyaan YongHwa tidak ditujukan padanya.
YongHwa sepertinya habis jogging. Handuk yang melingkar di pundaknya nampak
lembab oleh keringat dan wajahnya bersemu kemerahan tanda dia baru saja
melakukan kegiatan yang mengeluarkan banyak keringat. Celana training berbahan
parasut dan kaos oblong berwarna abu-abu yang basah oleh keringat di beberapa
tempat.
Sialan, YongHwa terlihat begitu seksi dengan penampilannya tersebut.
“ Ada keperluan apa sepagi ini sudah bertamu ke rumah seorang wanita ? “,
tanya MinHyuk tanpa basa basi dan langsung mendapat sikutan keras Seohyun di
rusuknya membuatnya meringis. Walau begitu tatapannya tajam menatap Yonghwa.
“ Aku hanya menanyakan apakah tawaran pekerjaan yang aku tawarkan semalam
akan kau terima atau tidak ? “, kali ini YongHwa bertanya sambil menatap lurus
ke arah Seohyun.
Seohyun menatap YongHwa tak percaya. “ Kau serius dengan tawaran itu ? “,
tanyan Seohyun.
“ Tentu saja, aku tak pernah tidak serius dengan tawaran bisnis yang aku
lakukan “, jawab YongHwa sambil menarik handuk di lehernya dan
memutar-mutarkannya di pergelangan tangannya.
Jadi ini hanyalah urusan bisnis, desah Seohyun kecewa.
Memangnya kau mengharapkan apa Seojuhyun ?
“ Tentu saja aku akan menerima tawaranmu “, ucap Seohyun sambil berusaha
melepaskan pelukan MinHyuk di pundaknya. Sayang sekali kakaknya itu mempunyai
tubuh yang kekar mustahil Seohyun bisa melepaskan diri kecuali tentu saja
YongHwa akan lebih terkejut bila melihatnya bergumul dengan MinHyuk di lantai
hanya untuk melepaskan diri dari MinHyuk. “ Tapi aku tetap akan meminta masukan
ide darimu sebelum mulai mengerjakannya “, ucap Seohyun.
“ Tentu saja, kita bisa membahasnya nanti malam sepulang aku dari kantor.
Diapartemenku atau di apartemenmu ? “.
“ Apartemenmu saja “, jawab Seohyun cepat. Dia tidak akan menghancurkan
peluang bisnisnya hanya gara-gara kedua kakaknya akan memandang YongHwa dengan
tatapan membunuh selama Seohyun mempresentasikan ide-idenya.
“ Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa malam nanti “, kata YongHwa lalu
berbalik dan berjalan keluar apartemen Seohyun dan JungShin dengan cepat
menutup pintu.
“ Siapa dia ? ‘, tanya MinHyuk datar.
“ Tetangga sebelah apartemen Seohyun “, jawab JungShin. “ Aku bertemu
dengannya kemarin di apartemen ini sedang menikmati sebotol sampanye dengan
adik tercinta kita “, lanjutnya.
MinHyuk berpaling menatap Seohyun dengan tatapan tak suka. “ Benarkah ? ‘,
tanyannya pada Seohyun.
Kali ini Seohyun benar-benar berontak dari pelukan MinHyuk dan untungnya
kakaknya tersebut dengan rela melepaskannya. “ Memangnya apa yang salah menikmati
sampanye dengan tetangga sebelahmu ? banyak kan yang melakukan hal tersebut ? “,
jawab Seohyun mencoba bersikap biasa.
“ Tidak biasa jika itu menyangkut dirimu, adik kecil “, ucap MinHyuk tak
setuju.
“ Aku bukan adik kecilmu “, protes Seohyun. “ Dan berhentilah menganggap
aku anak kecil, aku sekarang sudah dewasa !”.
“ Kan sudah aku bilang sampai pipimu kempot dan lehermu berkeriput kau
tetap adik kecil kami “, ucap JungShin mengingatkan perkataannya semalam.
“ Aku tidak suka jika ada pria yang mencoba mengganggumu “, suara MinHyuk
datar.
“ Kau dengar sendiri kan, dia menawarkan pekerjaan untukku. Setidaknya ada
orang yang akan menghargai hasil designku setelah tahun-tahun kuhabiskan untuk
menjadi seorang sarjana di bidang tersebut ! ‘.
“ kau bahkan tidak perlu bekerja untuk menghasilkan uang sendiri,
Seojuhyun. Ada kami kakak-kakakmu yang akan memastikan kau tak kekurangan
apapun “.
“ Itulah masalahnya. Aku juga butuh di akui ! “.
“ Tapi kami mengakui kehandalanmu. Lihat saja bagaimana orang selalu
berdecak kagum melihat hasil design interiormu setiap kali mereka memasuki
lobby hotel kita ? “.
“ Tapi itu tak sama jika orang akan benar-benar menghargai hasil karyaku
sebagai diriku sendiri, bukan hasil karya adik seorang JongHyun salah satu
bisnisman terkenal di London. Aku ingin seseorang menghargai karyanku sebagai
Seojuhyun ! “.
MinHyuk dan JungShin hanya saling memandang. Ini bukan protesan pertama
Seohyun. Sejak ibu mereka meninggal, Seohyun tiba-tiba menjadi seorang gadis
yang penuh dengan protes, jiwa pemberontaknya keluar. Dan biasanya hanya JongHyunlah
yang bisa mengatasi protesannya. Tapi sayangnya JongHyun belum ada bersama
mereka di sini.
“ Sekali saja tidak bisakah kalian membiarkan aku menghirup udara tanpa di
bebani sebagai adik dari kalian ? “ , desah Seohyun lirih. Nada suaranya terdengar
prustasi.
“ Well adik kecil, bila itu yang kau inginkan silakan saja, tapi kami akan
tetap mengawasimu, mengawasi tetanggamu itu. Memastikan apa yang terjadi
diantara kalian adalah murni bisnis bukannya bisikan manis ! “.
Dan Seohyun tahu itu adalah hal terbaik yang bisa dia dapatkan. Dan seperti
nasehat ayah mereka, bertahanlah untuk sesuatu yang bisa kau pertahankan, tapi
menyerahlah dengan anggun untuk sesuatu yang tak bisa kau pertahankan.
Seohyun tahu sekarang adalah waktunya menyerah dengan anggun.....
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
1 komentar:
Write komentarSenang bgt dgn persaudaraan mereka,, walau hyun sering merasa jengkel,,tp kasih sayang mereka sangat nampak,,dan juga mereka sangat lucu,, ah,,,yong pasti udah kebakaran jenggot jika di dunia nyata minhyuk bena2 meluk hyun sperti itu,,, hehehe,,💙
ReplyPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon