Yonghwa merasa tidak percaya saat dia membuka pintu apartemennya. Nyonya Hwang nampak berdiri di depannya dengan tatapan tajam seperti saat pertama dia bertemu dengannya. Ada angin apa ya dia datang kemari ? tanya Yonghwa dalam hati.
" Selamat sore Mr. Jung, boleh saya masuk ? ", tanya Nyony Hwang setelah beberapa saat Yonghwa belum juga mempersilahkannya masuk.
" Ohh tentu saja, silakan masuk Ny. Hwang ", jawab Yonghwa sambil bergeser ke samping dan membukakan pintu dengan lebar untuk Ny. Hwang.
Wanita tua itu perlahan melangkah masuk ke dalam apartemen Yonghwa sesaat dia berhenti dan mengamati kesekelilingnya.
Yonghwa melangkah mendahuluinya ke arah sofa, dan mempersilahkan Ny. Hwang untuk duduk. Ny. Hwang kemudian duduk di salah satu kursi dan meletakkan tas kecil yang dibawahnya didekat kakinya.
" Maaf atas kelancangan saya datang ke apartemen anda Mr. Jung ", kata Ny. Hwang setelah mereka berdua terdiam sesaat.
" Panggil saja saya Yonghwa, Ny. Hwang dan saya dengan senang hati menerima anda di sini ", kata Yonghwa sedikit basa-basi.
" Saya ditelepon Dinas Sosial pagi ini, dan terus terang saya tidak suka dengan apa yang mereka sampaikan. Jadi saya memutuskan untuk datang kesini dan melihat sendiri apa yang mereka sampaikan kepada saya. Bolehkah saya bertemu dengan istri anda ? ", tamya Ny. Hwang sambil melihat ke arah lorong apartemen Yonghwa. " Apakah dia ada ? ", tanyanya lagi.
Aigo, Ny. Hwang ingin bertemu Seohyun. Tapi Seohyun kan sudah tidak disini. Apa yang harus dia katakan, Yonghwa sedikit panik dengan pertanyaan Ny. Hwang. Dia harus menelpon Seohyun sekarang juga.
" Istri saya belum pulang Ny. Hwang ", jawab Yonghwa sambil tersenyum kecil.
" Oh kemanakah dia pergi ? ".
" Dia belum pulang kerja, tapi sebentar lagi dia pasti akan pulang ".
" Bagaimana dengan Lily ? ".
" Lily sedang bermain di taman bersama pengasuhnya Ny. Hwang dia juga akan kembali sebentar lagi. Biasanya sih dia menunggu istri saya ".
" Bisakah saya menunggunya ? ", tanya Ny. Hwang.
" Tentu saja Ny. Hwang. Anda ingin minum apa ? ", tanya Yonghwa.
" Segelas teh hangat kalau tidak merepotkan ", jawabnya dengan nada datar.
" Baiklah, maaf saya tinggal ke belakang sebentar". Yonghwa lalu berdiri dan berjalan menuju ke dapur. Dia harus segera menelpon Seohyun dan memintanya ke apartemen sekarang juga. Mudah-mudahan Seohyun tidak sedang sibuk dan bisa segera datang.
Yonghwa langsung menghubungi Seohyun saat dia tiba di dapur, nada sambung terdengar sekali, dua kali, tiga kali tapi sepertinya Seohyun belum mengangkat teleponnya. Mengapa Seohyun tidak mengangkat teleponnya. Yonghwa kembali menghubungi Seohyun dan wanita itu tidak juga mengangkat teleponnya. Seohyun, please jawab teleponnya, suara Yonghwa pelan sambil memandang ponsel di tangannya. Rasanya dia ingin meneriaki ponselnya seolah-olah dengan begitu Seohyun segera mengangkat teleponnya. Mungkin dia sedang menyetir atau mungkin sedang ada pasien. Yonghwa lalu meletakkan ponselnya dan mulai membuat segelas teh buat Ny. Hwang. Sebelum kembali ke ruang depan, Yonghwa kembali mencoba menghubungi Seohyun namun tetap tidak diangkat. Lalu dia memutuskan mengirim pesan kepada Seohyun.
" Selamat sore Mr. Jung, boleh saya masuk ? ", tanya Nyony Hwang setelah beberapa saat Yonghwa belum juga mempersilahkannya masuk.
" Ohh tentu saja, silakan masuk Ny. Hwang ", jawab Yonghwa sambil bergeser ke samping dan membukakan pintu dengan lebar untuk Ny. Hwang.
Wanita tua itu perlahan melangkah masuk ke dalam apartemen Yonghwa sesaat dia berhenti dan mengamati kesekelilingnya.
Yonghwa melangkah mendahuluinya ke arah sofa, dan mempersilahkan Ny. Hwang untuk duduk. Ny. Hwang kemudian duduk di salah satu kursi dan meletakkan tas kecil yang dibawahnya didekat kakinya.
" Maaf atas kelancangan saya datang ke apartemen anda Mr. Jung ", kata Ny. Hwang setelah mereka berdua terdiam sesaat.
" Panggil saja saya Yonghwa, Ny. Hwang dan saya dengan senang hati menerima anda di sini ", kata Yonghwa sedikit basa-basi.
" Saya ditelepon Dinas Sosial pagi ini, dan terus terang saya tidak suka dengan apa yang mereka sampaikan. Jadi saya memutuskan untuk datang kesini dan melihat sendiri apa yang mereka sampaikan kepada saya. Bolehkah saya bertemu dengan istri anda ? ", tamya Ny. Hwang sambil melihat ke arah lorong apartemen Yonghwa. " Apakah dia ada ? ", tanyanya lagi.
Aigo, Ny. Hwang ingin bertemu Seohyun. Tapi Seohyun kan sudah tidak disini. Apa yang harus dia katakan, Yonghwa sedikit panik dengan pertanyaan Ny. Hwang. Dia harus menelpon Seohyun sekarang juga.
" Istri saya belum pulang Ny. Hwang ", jawab Yonghwa sambil tersenyum kecil.
" Oh kemanakah dia pergi ? ".
" Dia belum pulang kerja, tapi sebentar lagi dia pasti akan pulang ".
" Bagaimana dengan Lily ? ".
" Lily sedang bermain di taman bersama pengasuhnya Ny. Hwang dia juga akan kembali sebentar lagi. Biasanya sih dia menunggu istri saya ".
" Bisakah saya menunggunya ? ", tanya Ny. Hwang.
" Tentu saja Ny. Hwang. Anda ingin minum apa ? ", tanya Yonghwa.
" Segelas teh hangat kalau tidak merepotkan ", jawabnya dengan nada datar.
" Baiklah, maaf saya tinggal ke belakang sebentar". Yonghwa lalu berdiri dan berjalan menuju ke dapur. Dia harus segera menelpon Seohyun dan memintanya ke apartemen sekarang juga. Mudah-mudahan Seohyun tidak sedang sibuk dan bisa segera datang.
Yonghwa langsung menghubungi Seohyun saat dia tiba di dapur, nada sambung terdengar sekali, dua kali, tiga kali tapi sepertinya Seohyun belum mengangkat teleponnya. Mengapa Seohyun tidak mengangkat teleponnya. Yonghwa kembali menghubungi Seohyun dan wanita itu tidak juga mengangkat teleponnya. Seohyun, please jawab teleponnya, suara Yonghwa pelan sambil memandang ponsel di tangannya. Rasanya dia ingin meneriaki ponselnya seolah-olah dengan begitu Seohyun segera mengangkat teleponnya. Mungkin dia sedang menyetir atau mungkin sedang ada pasien. Yonghwa lalu meletakkan ponselnya dan mulai membuat segelas teh buat Ny. Hwang. Sebelum kembali ke ruang depan, Yonghwa kembali mencoba menghubungi Seohyun namun tetap tidak diangkat. Lalu dia memutuskan mengirim pesan kepada Seohyun.
Seohyun, kamu harus segera ke apartemen. Nyonya Hwang datang kemari dan dia ingin bertemu denganmu sebagai istriku. Please come faster as you can. I'll be waiting.
* * * * *
Seohyun selalu merasa seperti di surga saat dia berada di toko buku. Seohyun sangat mencintai buku, dia bisa menghabiskan waktu dengan membaca buku dan terkadang lupa makan karena begitu asyiknya. Hari ini Seohyun memutuskan untuk membeli beberapa buku sesuai bidangnya dan beberapa buku novel terbaru dari beberapa author favoritnya.
Selesai membeli buku Seohyun memutuskan untuk singgah ke supermarket berbelanja kebutuhan harian. Dia membutuhkan spagetty, keju, krim, buah2an, beberapa kimchi dan juga ayam serta daging cincang dan juga sayuran untuk salad serta peralatan mandi. Tidak lupa membeli beberapa jus dan susu.
Setelah meletakkan semua belanjaan di jok belakang. Seohyun menyempatkan diri untuk mengecek ponselnya yang tadi dia silentkan. Ada beberapa panggilan dari Yonghwa ??? Seohyun menfokuskan pandangannya ke layar ponselnya 5 kali panggilan tak terjawab dan semuanya dari Yonghwa. Ada apakah gerangan sepertinya sangat penting.
Seohyun lalu membaca pesan yang dikirimkan Yonghwa dan sekali lagi dia menfokuskan matanya ke layar ponselnya. What ?? OMG !! Seohyun seakan tidak percaya membaca pesan dari Yonghwa dan itu di kirim sekitar 30 menit yang lalu. No wonder he keep calling me. Seohyun bisa membayangkan bagaimana reaksi Yonghwa menghadapi Mrs Hwang sendirian dan Seohyun tak dapat menahan tawanya.
Seohyun lalu memutuskan menelpon Yonghwa untuk mengetahui keadaan di sana saat ini. Setelah menenangkan dirinya yang tadi tertawa membayangkan bagaimana paniknya Yonghwa, Seohyun lalu menelpon Yonghwa. Dan tidak cukup semenit Yonghwa sudah mengangkat ponselnya.
" Sayang, kok belum pulang ? ", sahut Yonghwa dari seberang dengan nada mesra. Seohyun yakin dia saat ini sedang berada di depan Mrs. Hwang. Seohyun jadi tersenyum sendiri.
" Maaf, tadi ponselku sedang silent dan aku baru membaca pesanmu. Apakah Nyonya Hwang masih di sana ? ", tanya Seohyun
" Yes Honey, kita ada tamu, cepatlah pulang juseyo ", sahut Yonghwa dari seberang.
" Aku akan kesana segera ", kata Seohyun lalu memutuskan panggilan dan mulai menyalakan kendaraaannya.
Nyonya Hwang tiba-tiba muncul di apartemen Yonghwa dan ingin bertemu dengannya. Pasti ini ada hubungannya dengan hasil inspeksi dinas sosial beberapa hari yang lalu. Yonghwa memang belum menelponnya dan mengabarkan tentang hal tersebut, tapi Seohyun yakin apapun itu pasti hasilnya tidak memuaskan Nyonya Hwang. Dan sekarang dia ingin membuktikannya sendiri. Well, untunglah tadi dia singgah berbelanja, jadi dia ada alasan mengapa pulang terlambat.
Selesai membeli buku Seohyun memutuskan untuk singgah ke supermarket berbelanja kebutuhan harian. Dia membutuhkan spagetty, keju, krim, buah2an, beberapa kimchi dan juga ayam serta daging cincang dan juga sayuran untuk salad serta peralatan mandi. Tidak lupa membeli beberapa jus dan susu.
Setelah meletakkan semua belanjaan di jok belakang. Seohyun menyempatkan diri untuk mengecek ponselnya yang tadi dia silentkan. Ada beberapa panggilan dari Yonghwa ??? Seohyun menfokuskan pandangannya ke layar ponselnya 5 kali panggilan tak terjawab dan semuanya dari Yonghwa. Ada apakah gerangan sepertinya sangat penting.
Seohyun lalu membaca pesan yang dikirimkan Yonghwa dan sekali lagi dia menfokuskan matanya ke layar ponselnya. What ?? OMG !! Seohyun seakan tidak percaya membaca pesan dari Yonghwa dan itu di kirim sekitar 30 menit yang lalu. No wonder he keep calling me. Seohyun bisa membayangkan bagaimana reaksi Yonghwa menghadapi Mrs Hwang sendirian dan Seohyun tak dapat menahan tawanya.
Seohyun lalu memutuskan menelpon Yonghwa untuk mengetahui keadaan di sana saat ini. Setelah menenangkan dirinya yang tadi tertawa membayangkan bagaimana paniknya Yonghwa, Seohyun lalu menelpon Yonghwa. Dan tidak cukup semenit Yonghwa sudah mengangkat ponselnya.
" Sayang, kok belum pulang ? ", sahut Yonghwa dari seberang dengan nada mesra. Seohyun yakin dia saat ini sedang berada di depan Mrs. Hwang. Seohyun jadi tersenyum sendiri.
" Maaf, tadi ponselku sedang silent dan aku baru membaca pesanmu. Apakah Nyonya Hwang masih di sana ? ", tanya Seohyun
" Yes Honey, kita ada tamu, cepatlah pulang juseyo ", sahut Yonghwa dari seberang.
" Aku akan kesana segera ", kata Seohyun lalu memutuskan panggilan dan mulai menyalakan kendaraaannya.
Nyonya Hwang tiba-tiba muncul di apartemen Yonghwa dan ingin bertemu dengannya. Pasti ini ada hubungannya dengan hasil inspeksi dinas sosial beberapa hari yang lalu. Yonghwa memang belum menelponnya dan mengabarkan tentang hal tersebut, tapi Seohyun yakin apapun itu pasti hasilnya tidak memuaskan Nyonya Hwang. Dan sekarang dia ingin membuktikannya sendiri. Well, untunglah tadi dia singgah berbelanja, jadi dia ada alasan mengapa pulang terlambat.
* * * * *
Yonghwa akhirnya bisa bernapas lega setelah Seohyun menelponnya, dan dia harus terlihat sangat merindukannya saat menerima telepon Seohyun di depan Nyonya Hwang. Dan sejujurnya dia memang merindukan Seohyun. Ahh sekarang dia betul-betul merindukan Seohyun.
" Maafkan istri saya Ny. hwang, dia akan sedikit terlambat tadi katanya ada urusan sebentar. Mungkin sekitar 15 menit lagi dia akan sampai. Saya harap anda cukup bersabar menunggunya ", kata Yonghwa setelah menutup telepon dari Seohyun. Nyonya Hwang hanya menganggukkan kepalanya.
" Apakah hari ini anda tidak ada schedule ? ", tanya Ny. Hwang memecah keheningan antara mereka.
" Tidak untuk hari ini Ny. Hwang, hari ini saya hanya menghabiskan waktu untuk menyelesaikan beberapa lagu yang baru saja saya ciptakan ", jawab Yonghwa.
" Kelihatannya band yang anda pimpin semakin hari semakin terkenal. Saya mengamati anda dan band anda belakangan ini. Lagu-lagunya juga enak ditelinga. Saya bahkan menyukai beberapa lagu band anda. Saya banyak mendapat data masukan dari anak buah saya, dan rasanya saya cukup kaget ketika petugas dinas sosial mengatakan kalau anda sudah menikah. Mungkin saya yang tidak berhasil mendapatkan informasi tentang hal tersebut ", kata Ny Hwang sambil mengambil sesuatu dari dalam tasnya, sebuah map dan sepertinya berisi semua informasi tentang Yonghwa dan CNBLUE, dan mulai membuka-buka lembarannya satu persatu.
Yonghwa hanya tersenyum melihat Ny. Hwang yang begitu serius dengan catatan informasi yang dia dapatkan, dalam hati Yonghwa berucap, bahkan sampai ujung duniapun anda mencarinya anda tidak akan mendapatkan informasi tersebut Nyonya Hwang, tidak akan pernah karena memang tidak pernah terjadi.
" Apakah hari ini anda tidak ada schedule ? ", tanya Ny. Hwang memecah keheningan antara mereka.
" Tidak untuk hari ini Ny. Hwang, hari ini saya hanya menghabiskan waktu untuk menyelesaikan beberapa lagu yang baru saja saya ciptakan ", jawab Yonghwa.
" Kelihatannya band yang anda pimpin semakin hari semakin terkenal. Saya mengamati anda dan band anda belakangan ini. Lagu-lagunya juga enak ditelinga. Saya bahkan menyukai beberapa lagu band anda. Saya banyak mendapat data masukan dari anak buah saya, dan rasanya saya cukup kaget ketika petugas dinas sosial mengatakan kalau anda sudah menikah. Mungkin saya yang tidak berhasil mendapatkan informasi tentang hal tersebut ", kata Ny Hwang sambil mengambil sesuatu dari dalam tasnya, sebuah map dan sepertinya berisi semua informasi tentang Yonghwa dan CNBLUE, dan mulai membuka-buka lembarannya satu persatu.
Yonghwa hanya tersenyum melihat Ny. Hwang yang begitu serius dengan catatan informasi yang dia dapatkan, dalam hati Yonghwa berucap, bahkan sampai ujung duniapun anda mencarinya anda tidak akan mendapatkan informasi tersebut Nyonya Hwang, tidak akan pernah karena memang tidak pernah terjadi.
Sekitar lima belas menit kemudian pintu apartemen di buka dari luar dan Lily menyerbu masuk ditemani oleh Bibi Ling pengasuhnya dan Seohyun yang masuk sambil membawa keranjang belanjaan tepat di belakangnya. Sebuah senyuman manis tersungging di bibirnya, dan Yonghwa berucap , Thanks God dalam hati.
Lily terlihat sangat bahagia melihat Seohyun datang, tapi Yonghwa memberi isyarat untuk membawa Lily masuk ke kamar pada Bibi Ling, dan tanpa kata dia lalu membawa Lily masuk ke dalam kamarnya.
Yonghwa lalu berjalan ke arah Seohyun dan memeluknya sambil memberikan kecupan ringan di keningnya, dan hal tersebut membuat Seohyun kaget dan hampir menjatuhkan keranjang belanja yang dia bawa. Apa-apaan ini, apakah sandiwara mereka harus di warnai dengan kecupan di kening ?.
" Please, jangan protes, lakukan saja dengan normal, Nyonya Hwang punya mata yang tajam, jangan sampai dia melihat kebohongan kita ", bisik Yonghwa di telinga Seohyun saat dia memeluknya. Seohyun menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia mengerti. Dan akhirnya balas memeluk Yonghwa.
" Maaf sayang, aku tadi singgah dulu di supermarket belanja. Wah kita ada tamu ya ? :, kata Seohyun sambil pura-pura memukul bahu Yonghwa " Apakah kau sudah menyajikan minum dan buah untuknya ? ", tanyanya manja.
" Cuma teh hangat, maaf Nyonya Hwang ", kata Yonghwa sambil menggandeng Seohyun berjalan ke arah Nyonya Hwang yang ternyata sudah berdiri dari duduknya. " Ini istri saya, Seohyun, dia seorang psikiater di salah satu klinik di Seoul ", kata Yonghwa sambil memperkenalkan Seohyun kepada Nyonya Hwang.
Seohyun membungkuk memberikan salam kepada Nyonya Hwang dan tersenyum saat mendengar Yonghwa memperkenalkannya. Seohyun lalu menjulurkan tangannya dan disambut dengan jabatan tangan dari Ny. Hwang.
" Maafkan saya telah membuat anda menunggu, Ny. Hwang ", kata Seohyun
" Tidak mengapa Ny. Jung, saya yang seharusnya minta maaf karena datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu ", kata Ny. Hwang.
" Tidak apa-apa Ny. Hwang kami senang menerima anda di sini. Silakan duduk ", kata Seohyun sambil mempersilah Ny Hwang kembali duduk. " Maaf saya kebelakang dulu membereskan belanjaan saya ", kata Seohyun lagi dan Ny. Hwang hanya mengangguk. Seohyun lalu berjalan masuk ke dalam menuju ke dapur dan meletakkan belanjaannya di meja dapur. Seohyun menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya. Dia masih agak sedikit shock dengan kecupan tiba-tiba Yonghwa di keningnya.
Yonghwa menyusul Seohyun ke dapur, dilihatnya Seohyun sedang menyandarkan tubuhnya di meja dapur, kelihatannya dia sedang berusaha menenangkan dirinya. Yonghwa tersenyum melihatnya. Ahh betapa dia merindukan wanita ini, dia benar-benar sangat merindukannya, dan walaupun terdengar egois, Yonghwa senang dengan kedatangan Ny. Hwang ke apartemennya hari ini.
" Hey, kamu baik-baik saja ? ", tanya Yonghwa sambil menyentuh pundak Seohyun.
" Aku baik-baik saja, cuma sedang meneangkan diri itu saja ", jawab Seohyun. " Ini pertama kalinya aku bertemu dengan dia, dan apakah kau lihat tatapan tajamnya, wow itu bisa menusuk kita sampai mati ", kata Seohyun lagi sedikit bercanda membuat Yonghwa tertawa.
" Ayolah kita kembali ke depan, jangan buat dia menunggu lama-lama, kita cukup hanya bekerjasama dengan baik sebagai suami istri dan selanjutnya biarkan yang lain mengalir ", kata Yonghwa sambil mengajak Seohyun kembali keruang depan.
" Bagaimana penampilanku ? Apakah aku perlu menambahkan sedikit bedak ? Mungkin aku harus merapikan bajuku ? ", kata Seohyun sambil mengamati pakaiannya sendiri. Yonghwa tersenyum.
" You look perfect ", kata Yonghwa sambil memegang wajah Seohyun dengan kedua telapak tangannya " So damn perfect ". Dan Seohyun terhipnotis. Dia menatap mata Yonghwa dan dia melihat ada kerinduan disana. Aigo, apakah Yonghwa merindukan dirinya ?
Yonghwa mendekatkan wajahnya ke wajah Seohyun dan dia dapat merasakan desahan napas Seohyun. kali ini dia tidak dapat mengontrol dirinya, dipikirannya hanya ada satu. Dia ingin merasakan bibir merah didepannya, dia ingin menyentuh bibir merah itu, bibir yang selama beberapa malam ini mengganggu tidurnya. Dia hanya ingin memeluk dan mencium Seohyun sekarang dan saat ini. Hasrat itu benar-benar mengalahkan akal sehatnya.
Seohyun terdiam, dadanya berdetak kencang. Matanya tak bisa berpaling dari mata Yonghwa. Dia bahkan tak bisa mengeluarkan satu katapun dari bibirnya. Seohyun tahu Yonghwa akan menciumnya dan anehnya dia tidak bisa mengelak atau bahkan menolak hasrat dirinya sendiri untuk di cium oleh Yonghwa. Dia sangat merindukan laki-laki tersebut, beberapa malam di apartemennya dia merasa seperti orang gila. Seohyun hanya bisa memejamkan matanya dan menunggu.............
" Ohh maaf, apakah saya mengganggu ?? ".
Sebuah suara membuyarkan semuanya. Seohyun membuka matanya sementara Yonghwa segera melepaskan tangannya dari wajah Seohyun. Keduanya terlihat malu dan hanya saling memandang. Yonghwa lalu memalingkan wajahnya dan bergerak menjauhkan wajahnya dari wajah Seohyun. Sementara Seohyun merasa saat ini dia ingin tiba-tiba hilang di telan bumi.
" Maaf mengganggu anda berdua, tapi saya merasa haus dan anda berdua tidak juga kembali dari dapur ", kata Ny. Hwang merasa tak enak hati mengusik mereka berdua.
" Oh, maafkan kami Ny. Hwang, saya selalu tidak bisa menahan untuk menciumnya saat dia pulang dari kantor, anda tahu kan maksud saya ", kata Yonghwa menutupi kekikukannya. Ny. Hwang hanya mengangguk penuh arti. Sementara Seohyun hanya bisa mencubit pinggang Yonghwa sambil melototkan matanya.
" Maafkan kami Ny. Hwang, saya akan membawakan air minum sebentar lagi. Sayang temani Ny. Hwang di depan, sebentar lagi saya akan menyusul ", kata Seohyun sambil mendorong punggung Yonghwa dengan lembut.
" Mari Ny. Hwang kita kembali ke ruang depan ", kata Yonghwa sambil tersenyum kepada Ny. Hwang dan lalu mengedipkan matanya kearah Seohyun. " Your wish is my command, madam. I'm genie for you ", katanya sambil menggoda Seohyun yang masih nampak tersipu.
Keduanya lalu meninggalkan Seohyun di dapur, dan Seohyun langsung menjatuhkan tubuhnya ke kursi dan memukul-mukulkan tangannya ke kepalanya. Aigoo, Seohyun jungshin chaeriyo, jaga hati jaga sikap. Dia tidak seharusnya seperti tadi. Aigooo.....
Setelah menenangkan diri beberapa saat akhirnya Seohyun keluar dari dapur dengan membawa segelas air putih untuk Ny. Hwang. Dia berusaha menghindari bertemu pandang dengan Yonghwa saat duduk disamping Yonghwa.
" Sudah berapa lama kalian menikah ? ", tanya Ny. Hwang setelah meminum air yang dibawakan Seohyun.
" Sudah hampir setahun kami menikah ", jawab Yonghwa.
" Mengapa kalian tidak mempublikasikan pernikahan kalian ? ", tanya Ny. Hwang lagi persis seorang reporter yang sedang mencari berita.
" Karena sesuatu dan lain hal Ny. Hwang, anda tahu sendiri bagaimana aturan di dunia entertainment ", jawab Yonghwa " Kami masih terikat kontrak dan sebagian fans tidak suka bila idol mereka menikah. Dan saya sangat mencintai Seohyun , kasihan bila dia jadi bulan-bulanan netizen ", kata Yonghwa sambil merangkul Seohyun dari belakang. " Tapi saya juga terlalu egois dan ingin segera memilikinya. Anggap saja saya takut kehilangan dia ".
Mendengar jawaban Yonghwa, Seohyun merasa bahagia tapi juga merasa sedih disaat yang bersamaan. Seandainya saja ini bukan sandiwara dan apa yang dikatakan Yonghwa itu betul dia tentu akan sangat senang dan merasa paling beruntung karena dicintai seorang Jung Yong Hwa, sayang ini adalah sebagian dari drama yang harus mereka lakoni.
Cukup lama mereka berbincang-bincang, saat Lily selesai mandipun Seohyun mengajaknya bergabung bersama mereka, akan sangat baik bagi Lily untuk dapat mengenal neneknya, apalagi selama ini Lily selalu menganggap sosok neneknya tersebut adalah jahat dan menakutkan. Bagaimanapun keduanya mempunyai pertalian darah. Mungkin saja pertemuan ini bisa mengakrabkan Lily dan neneknya, apalagi saat Seohyun mengetahui betapa Ny. Hwang sangat menyesali segala yang telah dia lakukan terhadap Ibu Kandung Lily.
Lily sempat merasa takut saat mengetahui kalau Ny. Hwang adalah neneknya. Dia bahkan sempat bersembunyi di pelukan Yonghwa dan tidak mau menatap sang nenek. Tapi dengan penuh kesabaran Seohyun menjelaskan pada Lily bahwa neneknya itu orang yang baik, dia datang hanya ingin menengok Lily karena dia merindukan Lily. Dan Seohyun pun merasa Ny. Hwang sangat sedih dengan reaksi yang ditunjukkan Lily, dia sadar semua ini salahnya dan sekarang dia berusaha memperbaikinya.
Yonghwa pun berusaha untuk menenangkan Lily dan mengatakan kalau neneknya itu sayang sama Lily dan bla bla bla. pada intinya baik Yonghwa Seohyun dan juga Ny. Hwang berusaha membuat Lily nyaman dengan kehadiran neneknya. Walaupun butuh kesabaran, akhirnya Lily mau melihat neneknya dan bahkan mau menjabat tangannya, sebuah permulaan yang bagus.
Tiba saat makan malam, karena tidak sempat menyiapkan makanan, akhirnya mereka memilih delivery, dan setelah makanan yang mereka pesan datang, Seohyun lalu mulai menyiapkan meja makan dibantu oleh Bibi Ling, mengatur piring dan peralatan makan yang lain, memindahkan makanan ke mangkok dan piring saji, tidak lupa dia menyiapkan potongan buah sebagai pencuci mulut.
Makan malam yang tidak biasa, mereka berempat terlihat akrab bagaikan sebuah keluarga. Lily sudah mulai akrab dengan Ny. Hwang sementara Seohyun mencoba melupakan kejadian tadi saat didapur dengan ikut larut dalam percakapan nenek dan cucu, sementara Yonghwa terkadang hanya menjadi penonton dan pendengar yang baik, walau kadang goyonannya membuat mereka semua terbahak-bahak.
Sepanjang makan malam , Yonghwa lebih banyak mencuri pandang ke arah Seohyun, menatapnya yang sedang tertawa dan memandang senyumannya. Yonghwa memilih untuk menikmati kebersamaan mereka saat ini.
Lily terlihat sangat bahagia melihat Seohyun datang, tapi Yonghwa memberi isyarat untuk membawa Lily masuk ke kamar pada Bibi Ling, dan tanpa kata dia lalu membawa Lily masuk ke dalam kamarnya.
Yonghwa lalu berjalan ke arah Seohyun dan memeluknya sambil memberikan kecupan ringan di keningnya, dan hal tersebut membuat Seohyun kaget dan hampir menjatuhkan keranjang belanja yang dia bawa. Apa-apaan ini, apakah sandiwara mereka harus di warnai dengan kecupan di kening ?.
" Please, jangan protes, lakukan saja dengan normal, Nyonya Hwang punya mata yang tajam, jangan sampai dia melihat kebohongan kita ", bisik Yonghwa di telinga Seohyun saat dia memeluknya. Seohyun menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia mengerti. Dan akhirnya balas memeluk Yonghwa.
" Maaf sayang, aku tadi singgah dulu di supermarket belanja. Wah kita ada tamu ya ? :, kata Seohyun sambil pura-pura memukul bahu Yonghwa " Apakah kau sudah menyajikan minum dan buah untuknya ? ", tanyanya manja.
" Cuma teh hangat, maaf Nyonya Hwang ", kata Yonghwa sambil menggandeng Seohyun berjalan ke arah Nyonya Hwang yang ternyata sudah berdiri dari duduknya. " Ini istri saya, Seohyun, dia seorang psikiater di salah satu klinik di Seoul ", kata Yonghwa sambil memperkenalkan Seohyun kepada Nyonya Hwang.
Seohyun membungkuk memberikan salam kepada Nyonya Hwang dan tersenyum saat mendengar Yonghwa memperkenalkannya. Seohyun lalu menjulurkan tangannya dan disambut dengan jabatan tangan dari Ny. Hwang.
" Maafkan saya telah membuat anda menunggu, Ny. Hwang ", kata Seohyun
" Tidak mengapa Ny. Jung, saya yang seharusnya minta maaf karena datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu ", kata Ny. Hwang.
" Tidak apa-apa Ny. Hwang kami senang menerima anda di sini. Silakan duduk ", kata Seohyun sambil mempersilah Ny Hwang kembali duduk. " Maaf saya kebelakang dulu membereskan belanjaan saya ", kata Seohyun lagi dan Ny. Hwang hanya mengangguk. Seohyun lalu berjalan masuk ke dalam menuju ke dapur dan meletakkan belanjaannya di meja dapur. Seohyun menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya. Dia masih agak sedikit shock dengan kecupan tiba-tiba Yonghwa di keningnya.
Yonghwa menyusul Seohyun ke dapur, dilihatnya Seohyun sedang menyandarkan tubuhnya di meja dapur, kelihatannya dia sedang berusaha menenangkan dirinya. Yonghwa tersenyum melihatnya. Ahh betapa dia merindukan wanita ini, dia benar-benar sangat merindukannya, dan walaupun terdengar egois, Yonghwa senang dengan kedatangan Ny. Hwang ke apartemennya hari ini.
" Hey, kamu baik-baik saja ? ", tanya Yonghwa sambil menyentuh pundak Seohyun.
" Aku baik-baik saja, cuma sedang meneangkan diri itu saja ", jawab Seohyun. " Ini pertama kalinya aku bertemu dengan dia, dan apakah kau lihat tatapan tajamnya, wow itu bisa menusuk kita sampai mati ", kata Seohyun lagi sedikit bercanda membuat Yonghwa tertawa.
" Ayolah kita kembali ke depan, jangan buat dia menunggu lama-lama, kita cukup hanya bekerjasama dengan baik sebagai suami istri dan selanjutnya biarkan yang lain mengalir ", kata Yonghwa sambil mengajak Seohyun kembali keruang depan.
" Bagaimana penampilanku ? Apakah aku perlu menambahkan sedikit bedak ? Mungkin aku harus merapikan bajuku ? ", kata Seohyun sambil mengamati pakaiannya sendiri. Yonghwa tersenyum.
" You look perfect ", kata Yonghwa sambil memegang wajah Seohyun dengan kedua telapak tangannya " So damn perfect ". Dan Seohyun terhipnotis. Dia menatap mata Yonghwa dan dia melihat ada kerinduan disana. Aigo, apakah Yonghwa merindukan dirinya ?
Yonghwa mendekatkan wajahnya ke wajah Seohyun dan dia dapat merasakan desahan napas Seohyun. kali ini dia tidak dapat mengontrol dirinya, dipikirannya hanya ada satu. Dia ingin merasakan bibir merah didepannya, dia ingin menyentuh bibir merah itu, bibir yang selama beberapa malam ini mengganggu tidurnya. Dia hanya ingin memeluk dan mencium Seohyun sekarang dan saat ini. Hasrat itu benar-benar mengalahkan akal sehatnya.
Seohyun terdiam, dadanya berdetak kencang. Matanya tak bisa berpaling dari mata Yonghwa. Dia bahkan tak bisa mengeluarkan satu katapun dari bibirnya. Seohyun tahu Yonghwa akan menciumnya dan anehnya dia tidak bisa mengelak atau bahkan menolak hasrat dirinya sendiri untuk di cium oleh Yonghwa. Dia sangat merindukan laki-laki tersebut, beberapa malam di apartemennya dia merasa seperti orang gila. Seohyun hanya bisa memejamkan matanya dan menunggu.............
" Ohh maaf, apakah saya mengganggu ?? ".
Sebuah suara membuyarkan semuanya. Seohyun membuka matanya sementara Yonghwa segera melepaskan tangannya dari wajah Seohyun. Keduanya terlihat malu dan hanya saling memandang. Yonghwa lalu memalingkan wajahnya dan bergerak menjauhkan wajahnya dari wajah Seohyun. Sementara Seohyun merasa saat ini dia ingin tiba-tiba hilang di telan bumi.
" Maaf mengganggu anda berdua, tapi saya merasa haus dan anda berdua tidak juga kembali dari dapur ", kata Ny. Hwang merasa tak enak hati mengusik mereka berdua.
" Oh, maafkan kami Ny. Hwang, saya selalu tidak bisa menahan untuk menciumnya saat dia pulang dari kantor, anda tahu kan maksud saya ", kata Yonghwa menutupi kekikukannya. Ny. Hwang hanya mengangguk penuh arti. Sementara Seohyun hanya bisa mencubit pinggang Yonghwa sambil melototkan matanya.
" Maafkan kami Ny. Hwang, saya akan membawakan air minum sebentar lagi. Sayang temani Ny. Hwang di depan, sebentar lagi saya akan menyusul ", kata Seohyun sambil mendorong punggung Yonghwa dengan lembut.
" Mari Ny. Hwang kita kembali ke ruang depan ", kata Yonghwa sambil tersenyum kepada Ny. Hwang dan lalu mengedipkan matanya kearah Seohyun. " Your wish is my command, madam. I'm genie for you ", katanya sambil menggoda Seohyun yang masih nampak tersipu.
Keduanya lalu meninggalkan Seohyun di dapur, dan Seohyun langsung menjatuhkan tubuhnya ke kursi dan memukul-mukulkan tangannya ke kepalanya. Aigoo, Seohyun jungshin chaeriyo, jaga hati jaga sikap. Dia tidak seharusnya seperti tadi. Aigooo.....
Setelah menenangkan diri beberapa saat akhirnya Seohyun keluar dari dapur dengan membawa segelas air putih untuk Ny. Hwang. Dia berusaha menghindari bertemu pandang dengan Yonghwa saat duduk disamping Yonghwa.
" Sudah berapa lama kalian menikah ? ", tanya Ny. Hwang setelah meminum air yang dibawakan Seohyun.
" Sudah hampir setahun kami menikah ", jawab Yonghwa.
" Mengapa kalian tidak mempublikasikan pernikahan kalian ? ", tanya Ny. Hwang lagi persis seorang reporter yang sedang mencari berita.
" Karena sesuatu dan lain hal Ny. Hwang, anda tahu sendiri bagaimana aturan di dunia entertainment ", jawab Yonghwa " Kami masih terikat kontrak dan sebagian fans tidak suka bila idol mereka menikah. Dan saya sangat mencintai Seohyun , kasihan bila dia jadi bulan-bulanan netizen ", kata Yonghwa sambil merangkul Seohyun dari belakang. " Tapi saya juga terlalu egois dan ingin segera memilikinya. Anggap saja saya takut kehilangan dia ".
Mendengar jawaban Yonghwa, Seohyun merasa bahagia tapi juga merasa sedih disaat yang bersamaan. Seandainya saja ini bukan sandiwara dan apa yang dikatakan Yonghwa itu betul dia tentu akan sangat senang dan merasa paling beruntung karena dicintai seorang Jung Yong Hwa, sayang ini adalah sebagian dari drama yang harus mereka lakoni.
Cukup lama mereka berbincang-bincang, saat Lily selesai mandipun Seohyun mengajaknya bergabung bersama mereka, akan sangat baik bagi Lily untuk dapat mengenal neneknya, apalagi selama ini Lily selalu menganggap sosok neneknya tersebut adalah jahat dan menakutkan. Bagaimanapun keduanya mempunyai pertalian darah. Mungkin saja pertemuan ini bisa mengakrabkan Lily dan neneknya, apalagi saat Seohyun mengetahui betapa Ny. Hwang sangat menyesali segala yang telah dia lakukan terhadap Ibu Kandung Lily.
Lily sempat merasa takut saat mengetahui kalau Ny. Hwang adalah neneknya. Dia bahkan sempat bersembunyi di pelukan Yonghwa dan tidak mau menatap sang nenek. Tapi dengan penuh kesabaran Seohyun menjelaskan pada Lily bahwa neneknya itu orang yang baik, dia datang hanya ingin menengok Lily karena dia merindukan Lily. Dan Seohyun pun merasa Ny. Hwang sangat sedih dengan reaksi yang ditunjukkan Lily, dia sadar semua ini salahnya dan sekarang dia berusaha memperbaikinya.
Yonghwa pun berusaha untuk menenangkan Lily dan mengatakan kalau neneknya itu sayang sama Lily dan bla bla bla. pada intinya baik Yonghwa Seohyun dan juga Ny. Hwang berusaha membuat Lily nyaman dengan kehadiran neneknya. Walaupun butuh kesabaran, akhirnya Lily mau melihat neneknya dan bahkan mau menjabat tangannya, sebuah permulaan yang bagus.
Tiba saat makan malam, karena tidak sempat menyiapkan makanan, akhirnya mereka memilih delivery, dan setelah makanan yang mereka pesan datang, Seohyun lalu mulai menyiapkan meja makan dibantu oleh Bibi Ling, mengatur piring dan peralatan makan yang lain, memindahkan makanan ke mangkok dan piring saji, tidak lupa dia menyiapkan potongan buah sebagai pencuci mulut.
Makan malam yang tidak biasa, mereka berempat terlihat akrab bagaikan sebuah keluarga. Lily sudah mulai akrab dengan Ny. Hwang sementara Seohyun mencoba melupakan kejadian tadi saat didapur dengan ikut larut dalam percakapan nenek dan cucu, sementara Yonghwa terkadang hanya menjadi penonton dan pendengar yang baik, walau kadang goyonannya membuat mereka semua terbahak-bahak.
Sepanjang makan malam , Yonghwa lebih banyak mencuri pandang ke arah Seohyun, menatapnya yang sedang tertawa dan memandang senyumannya. Yonghwa memilih untuk menikmati kebersamaan mereka saat ini.
Setelah makan percakapan berpindah ke ruang tengah, Seohyun membersihkan mwja di bantu Bibi Ling lalu lanjut ke dapur dan setelahnya dia ikut bergabung di ruang tengah. Seohyun senang pertemuan hari ini sepertinya beejalan sukses. Semakin lama Seohyun merasa Ny.Hwang adalah sosok yang menyenangkan dibalik sikap tegasnya. Seohyun bisa melihat betapa Ny.Hwang sangat senang bersama Lily dan Lily pun kini mulai akrab dengan neneknya tersebut. Sebagai seorang psikolog Seohyun bisa memastikan suasana seperti inilah yang sangat dibutuhkan Lily untuk bertumbuh kembang, akan sangat baik bagi kejiwaannya.
Seohyun menatap jam yang tergantung di dinding, sudah hampir jam 9 malam dan nampaknya Ny.Hwang tak terlihat akan segera untuk pamit pulang, padahal Seohyun juga harus kembali ke apartemennya.
Yonghwa bisa melihat kegelisahan Seohyun. Ny.Hwang sepertinya masih betah berlama-lama diapartemennya. Kasihan Seohyun bila harus pulang ke apartemen terlalu malam apalagi seharian di klinik mungkin sangat membuatnya lelah. Tidak sadar Yonghwa mengusap punggung Seohyun perlahan membuat Seohyun terkejut dan berpaling menatap Yonghwa. Yonghwa tersenyum dan memberi isyarat agar Seohyun mendekat padanya. Seohyun pun bergeser lebih dekat ke arah Yonghwa dengan tatapan penuh tanya.
" Sebaiknya ajak Lily membersihkan badan dan tidur, sudah waktunya dia tidur ", bisik Yonghwa pelan. " Mungkin dengan begitu Ny. Hwang akan pamit pulang ".
Seohyun menganggukkan kepalanya dan menatap Yonghwa dengan tatapan terima kasih. Seohyun yakin Yonghwa bisa melihat kegelisahannya.
" Maaf Ny. Hwang, tapi sudah waktunya Lily untuk tidur. Saya akan membawanya untuk bersih-bersih dan mengganti bajunya dengan baju tidur ", kata Seohyun.
" Mengapa saat kita merasa senang waktu berlalu dengan cepat ", kata Ny.Hwang sedikit mendesah. Seohyun tersenyum mendengarnya.
" Auntie bolehkan Lily tidur terlambat. Lily masih mau bersama nenek ", kata Lily sambil naik ke pangkuan Ny.Hwang.
" Lily sayang, sekarang harus tidur. Tidak baik kalau tidur terlambat, Lily bisa cepat lelah dan mengantuk besok. Bagaimana kalau nanti Nenek dongengkan sebelum tidur ? ", kata Ny.Hwang sambil mengusap rambut Lily.
" Lily mau Lily mau...... " , kata Lily dengan senangnya.
" Ya sudah sekarang Lily bersih-bersih dulu yah sana auntie ", kata Seohyun sambil beranjak dan meraih tangan Lily yang langsung lompat turun dari pangkuan neneknya dan mengikuti Seohyun masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap tidur.
Seohyun tak dapat menahan senyumnya mendengar ocehan Lily saat dia membersihkan badan dan mengganti pakaiannya. Seohyun rindu ocehannya tersebut, Seohyun rindu pelukannya dan merindukan keceriaannya. Dan Seohyun akan menikmati saat-saat ini. Kebersamaannya bersama Lily.
Sepuluh menit kemudian Liky sudah berbaring manis di balik selimutnya dan menunggu neneknya untuk membacakan dongeng sebelum tidur untuknya. Seohyun lalu melangkah ke ruang tengah untuk memberitahul Ny. Hwang kalau Lily sudah siap dan menunggunya dikamarnya.
Tak ada Yonghwa disana hanya ada Ny. Hwang sedang membuka-buka majalah yang terletak di meja. Kemana dia ? Seharusnya dia tidak meninggalkan Ny.Hwang sendirian.
" Lily sudah menunggu anda Ny.Hwang dan sepertinya dia sudah tidak sabar untuk mendengar anda mendongeng untuknya ", kata Seohyun
Ny.Hwang tersenyum dan berdir lalu berjalan ke arah kamar Lily.Sepeninggal Ny.Hwang, Seohyun duduk dan menyalakan TV sambil menunggu.Jujur dia sangat ingin tahu Yonghwa sedang apa. Tapi lebih baik dia tidak peduli. Kejadian didapur sudah cukup membuatnya harus menjaga jarak dari Yonghwa dan menghindari kontak phisik dengannya. No more skinship.
Seohyun terlalu asyik dengan pikirannya hingga dia tidak menyadari kehadiran Yonghwa, hingga saat Yonghwa menjatuhkan dirinya di samping Seohyun. Sedikit kaget Seohyun bergeser sedikit menjauh.
" Yaaakk..... weeeiii ? ", tanya Yonghwa sedikit menggoda melihat reaksi Seohyun. Sebaris senyum tersungging di bibirnya.
" Nothing, kamu mengagetkan aku ", jawab Seohyun
" Apakah Lily sudah tidur ? ", tanya Yonghwa
" Entahlah, Ny. Hwang sedang mengdongeng untuknya sekarang ", jawab Seohyun.
" Bogoshippo ", kata Yonghwa pelan
" Ehh ? ", kata Seohyun
" Ahh, lupakan saja. By the way, terima kasih mau datang kemari dengan mendadak seperti ini ", kata Yonghwa, Seohyun menggelengkan kepalanya.
" Tidak usah berterima kasih, aku akan selalu senang hati membantumu dan Lily ".
" Maaf ".
" Maaf ? Untuk apa ? ".
" Untuk yang tadi di dapur ".
" Bisakah kita tidak membahasnya ? ".
" Tapi aku kesal ? ".
" Kesal ? ".
" Kesal sekali, karena Ny, Hwang tiba-tiba datang dan menghancurkan segalanya ".
" Aigoo, please ". kata Seohyun berusaha menyembunyikan perasaan malunya. Dia berusaha untuk tidak mengingat kejadian tadi sementara Yonghwa malah membahasnya. Seohyun rasanya ingin menimpukkan bantal kursi yang ada di sampingnya ke muka Yonghwa saat ini.
" Ohh jangan pernah lakukan apa yang sedang kau pikirkan ", kata Yonghwa seperti bisa membaca pikiran Seohyun. Seohyun membelalakkan matanya.
" Weiii ?? ", tanyanya.
" Jangan pernah berpikir untuk memukul mukaku dengan bantal itu ", kata Yonghwa sambil menunjuk bantal kursi di samping Seohyun " Karena aku juga punya satu disebelahku saat ini, dan kita bisa perang bantal bila kau melakukannya ".
Seohyun terlihat amasing, Aigo, bagaimana Yonghwa bisa membaca pikirannya. Apakah terlihat jelas di wajahnya atau ekspresinya. Gawat, mulai saat ini sebaiknya Seohyun mulai hati-hati bila berada di dekat Yonghwa.
" How come you know ? :.
" Hey, I know everything ".
" Ahhhh.............. ".
Saat mereka sedang asyik saling membantah, Ny. Hwang di temeni Lily datang mendekati mereka. Seohyun dan Yonghwa langsung berhenti dan menatap keduanya.
" Lily belum tidur sayang? ". tanya Seohyun " Apakah Lily sakit ? ", tanya Seohyun lagi sambil menyentuh kening Lily, tapi Lily menapik tangannya.
" Uncle Yong, bolehkah grandma bermalam disini ? ", tanya Lily yang membuat Yonghwa dan Seohyun terbelalak dan saling berpandangan.
" Maaf Tuan dan Nyonya Jung, Lily meminta saya untuk bermalam disini hanya untuk malam ini, dan saya tidak bisa menolaknya. Jadi apakah anda tidak keberatan mengiziinkan saya bermalam di sini malam ini ? ", tanya Hy. Hwang sambil memandang keduanya.
Ny. Hwang hendak bermalam disini, artinya dia tidak bisa pulang malam ini ke apartemennya. Dan di apartemen Yonghwa hanya ada 3 kamar tidur, kamar Yonghwa, kamar Lily dan kamar tamu. Bila Ny.Hwang bermalam disini maka dia akan tidur di kamar tamu. Lalu ??? Aigooooooooooooo.............
Dont Miss It
WE GOT TIED CHAPTER 12
" Yaaakk..... weeeiii ? ", tanya Yonghwa sedikit menggoda melihat reaksi Seohyun. Sebaris senyum tersungging di bibirnya.
" Nothing, kamu mengagetkan aku ", jawab Seohyun
" Apakah Lily sudah tidur ? ", tanya Yonghwa
" Entahlah, Ny. Hwang sedang mengdongeng untuknya sekarang ", jawab Seohyun.
" Bogoshippo ", kata Yonghwa pelan
" Ehh ? ", kata Seohyun
" Ahh, lupakan saja. By the way, terima kasih mau datang kemari dengan mendadak seperti ini ", kata Yonghwa, Seohyun menggelengkan kepalanya.
" Tidak usah berterima kasih, aku akan selalu senang hati membantumu dan Lily ".
" Maaf ".
" Maaf ? Untuk apa ? ".
" Untuk yang tadi di dapur ".
" Bisakah kita tidak membahasnya ? ".
" Tapi aku kesal ? ".
" Kesal ? ".
" Kesal sekali, karena Ny, Hwang tiba-tiba datang dan menghancurkan segalanya ".
" Aigoo, please ". kata Seohyun berusaha menyembunyikan perasaan malunya. Dia berusaha untuk tidak mengingat kejadian tadi sementara Yonghwa malah membahasnya. Seohyun rasanya ingin menimpukkan bantal kursi yang ada di sampingnya ke muka Yonghwa saat ini.
" Ohh jangan pernah lakukan apa yang sedang kau pikirkan ", kata Yonghwa seperti bisa membaca pikiran Seohyun. Seohyun membelalakkan matanya.
" Weiii ?? ", tanyanya.
" Jangan pernah berpikir untuk memukul mukaku dengan bantal itu ", kata Yonghwa sambil menunjuk bantal kursi di samping Seohyun " Karena aku juga punya satu disebelahku saat ini, dan kita bisa perang bantal bila kau melakukannya ".
Seohyun terlihat amasing, Aigo, bagaimana Yonghwa bisa membaca pikirannya. Apakah terlihat jelas di wajahnya atau ekspresinya. Gawat, mulai saat ini sebaiknya Seohyun mulai hati-hati bila berada di dekat Yonghwa.
" How come you know ? :.
" Hey, I know everything ".
" Ahhhh.............. ".
Saat mereka sedang asyik saling membantah, Ny. Hwang di temeni Lily datang mendekati mereka. Seohyun dan Yonghwa langsung berhenti dan menatap keduanya.
" Lily belum tidur sayang? ". tanya Seohyun " Apakah Lily sakit ? ", tanya Seohyun lagi sambil menyentuh kening Lily, tapi Lily menapik tangannya.
" Uncle Yong, bolehkah grandma bermalam disini ? ", tanya Lily yang membuat Yonghwa dan Seohyun terbelalak dan saling berpandangan.
" Maaf Tuan dan Nyonya Jung, Lily meminta saya untuk bermalam disini hanya untuk malam ini, dan saya tidak bisa menolaknya. Jadi apakah anda tidak keberatan mengiziinkan saya bermalam di sini malam ini ? ", tanya Hy. Hwang sambil memandang keduanya.
Ny. Hwang hendak bermalam disini, artinya dia tidak bisa pulang malam ini ke apartemennya. Dan di apartemen Yonghwa hanya ada 3 kamar tidur, kamar Yonghwa, kamar Lily dan kamar tamu. Bila Ny.Hwang bermalam disini maka dia akan tidur di kamar tamu. Lalu ??? Aigooooooooooooo.............
Dont Miss It
WE GOT TIED CHAPTER 12
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon