Ny.Hwang memutuskan untuk menginap malam ini di apartemen Yonghwa atas permintaan Lily. Yonghwa sebenarnya sedikit keberatan tapi demi mewujudkan keinginannya untuk mengasuh Lily sesuai janjinya pada Henry sahabatnya mau tak mau Yonghwa harus mengizinkannya. Lagipula itu membuat Seohyun tetap tinggal dan membayangkan Seohyun sekamar dengannya saja sudah membuatnya begitu exciting. Memikirkan hal tersebut membuat Yonghwa tersenyum sendiri.
Seohyun merasa saat ini dia lebih baik di telan bumi hingga kedasarnya. Yonghwa mengizinkan Ny.Hwang untuk menginap dan itu artinya dia tidak bisa kembali ke apartemennya dan yang lebih parah adalah malam ini dia harus berbagi kamar dengan Yonghwa. Membayangkan hal tersebut membuat Seohyun merinding. Ini lebih daripada film horor yang membuatnya merinding.
Seohyun mengantar Ny.Hwang ke kamar tamu dan mempersilahkan untuk beristrahat. Bibi Ling juga sudah pamit kembali ke rumahnya karena memang tugasnya hanya hingga Lily tidur. Sekarang apartemen terasa lengang, Yonghwa tadi mengatakan bahwa dia akan latihan sebentar di ruang musik. Seohyun mulai mematikan satu persatu lampu di tiap ruangan kecuali dapur. Seohyun harus memastikan belanjaanya tersimpan di dalam kulkas dan dia juga perlu memeriksa beberapa data pasiennya yg besok akan ada sesi dengannya.
Seonyun meraih tas kerjanya yg masih tergeletak di meja dapur. Dia mengeluarkan beberapa map file dari dalam tasnya plus notebook yang selalu setia menemaninya. Segelas kopi sudah dia siapkan sebagai teman kerjanya. Sebentar saja Seohyun sudah larut dalam dengan kesibukannya..
Yonghwa menutup pintu ruang musiknya. Suasana sepi menyambutnya. Pasti semua sudah tertidur, pikirnya sambil berjalan menuju kamarnya. Seohyun juga mungkin sudah tidur dan pemikiran itu membuatnya membuka pintu kamarnya dengan perlahan berusaha untuk tidak membangunkan Seohyun. Tapi tak ada seorangpun yang berbaring di ranjangnya. Kamarnya masih sama seperti saat dia meninggalkannya. Yonghwa melangkah masuk mencoba melihat lebih ke dalam. Tak ada Seohyun, lalu kemana dia ?
Yonghwa lalu melangkah keluar dan di lihatnya lampu dapur masih menyala, Seohyun pasti sedang didapur. Dengan langkah perlahan Yonghwa melangkah menuju ke dapur dan disana dia melihat Seohyun nampak begitu serius mengerjakan sesuatu di notebooknya. Yonghwa menyandarkan tubuhnya ke dinding dan diam-diam mengamati Seohyun. Wanita istimewa berhati putih, dia sangat tulus membantunya tanpa mengharap imbalan, imbalan yang dia harapkan mungkin hanyalah kebahagiaan Lily. Yonghwa sadar dia sudah jatuh cinta pada Seohyun dan mungkin begitupun dengan Seohyun. Yonghwa ingin menilikinya tapi dia tidak sanggup melihat Seohyun menjadi bulan-bulanan para haters. Dia tidak bisa seegois itu...
Seohyun merasa dia sedang diawasi. Di angkatnya wajahnya dari layar notebooknya dan mendapati Yonghwa sedang memandangnya sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding.
" Masih sibuk ? ", tanya Yonghwa.
" Sejak kapan kau disitu ? ", Seohyun balik bertanya.
" Belum lama. Aku pikir kau sudah tidur ", kata Yonghwa sambil berjalan mendekati Seohyun lalu menarik salah satu kursi dan duduk di sana.
" Aku sedang memeriksa beberapa data pasien untuk sesi besok ", kata Seohyun sambil membereskan beberapa kertas yg berserakan diatas meja.
" Masih lama ? ", tanya Yonghwa. Seohyun menggeleng.
" Sudah selesai tadi aku baru saja mensave data-datanya. Kalau kau sudah mengantuk tidurlah, aku tak apa-apa ", kata Seohyun.
" Besok aku ada jadwal prono di salah satu radio ", kata Yonghwa.
" Pagi ? " tanya Seohyun, Yonghwa mengangguk. " Kalau begitu pergilah tidur ", kata Seohyun lagi.
" Bagaimana dengan kamu ? , bukankah kau juga butuh tidur ? Sebaiknya kita berdua tidur, kita butuh energi untuk besok ", kata Yonghwa.
" Aku tidur di sofa saja ", kata Seohyun pelan. Berdua dengan Yonghwa saja seperti ini di dapur membuatnya gelisah apalagi berdua didalam kamar, apalagi kamar Yonghwa. Sebaiknya memang dia tidur di sofa saja.
" Sofa ? Bagaimana kalau Ny. Hwang tiba-tiba terbangun dan melihatmu tidur disofa ? Apa yang akan dia pikirkan ? " tanya Yonghwa
Seohyun terdiam. Betul kata Yonghwa, apa yang akan Ny. Hwang pikirkan saat dia melihatnya tidur di sofa. Tentu dia akan curiga dan bisa saja dia langsung merasa kalau dia dan Yonghwa telah berbohong. Mau tidak mau tak ada pilihan lain.
" Mungkin memang sebaiknya kita tidur ", kata Seohyun akhirnya. Dia lalu mematikan notebook dan memasukkan map-map file ke dalam tasnya kemudian notebooknya. Yonghwa sudah berdiri menunggunya.
" Duluanlah, nanti aku menyusul ", kata Seohyun. Dia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya, menguatkan hatinya.
Yonghwa menatap Seohyun, dia bisa merasakan kegelisahan Seohyun, dia tahu Seohyun pasti merasa canggung berbagi kamar dengannya. Mungkin ini pertama kali baginya. Dan Yonghwa mengerti situasi ini tentu tidak pernah dia harapkan saat dia memutuskan membantunya.
" Baiklah ", kata Yonghwa lalu berjalan keluar dapur meninggalkan Seohyun. Biarlah Seohyun mengumpulkan segenap keberaniannya dan memikirkan hal tersebut membuat Yonghwa tertawa pelan saat melangkah menuju kamarnya.
Seohyun menarik napas panjang dan menghembuskannya kuat-kuat lalu mengulangi hal tersebut beberapa kali. Seohyun tidak pernah sedikitpun membayangkan akan berada dalam situasi seperti ini. Kalau boleh memilih dia akan memilih melakukan bungee jumping atau arung jeram atau bahkan menaiki roller coater berulang-ulang daripada harus masuk ke dalam kamar Yonghwa dan tidur di ranjang yang sama. Oh Tuhan, ottoke ?? Just give me Your strength, OK ?, kata Seohyun sambil mendongakkan kepalanya menatap langit-langit dapur, seolah sedang berbicara pada Tuhan.
Gwenchana, hanya semalam, dia pasti bisa melaluinya . You are strong woman Seohyun, you can handle this. Its only for tonight. Nothing really matter for you kata Seohyun pada dirinya sendiri. Setelah itu Seohyun lalu mematikan lampu dapur dan berjalan menuju kamar Yonghwa
* * * * *
Yonghwa sedang duduk di pinggir tempat tidur saat Seohyun melangkah masuk ke dalam kamar Yonghwa. Ini adalah pertama kalinya dia berada di kamar Yonghwa walaupun dia sudah pernah berada di apartemen ini hampir dua minggu. Kamar Yonghwa bernuansa putih, bahkan tempat tidurnya pun berbalut seprei berwarna putih, ada lemari pakaian berderet dan juga berwarna putih. Sepertinya Yonghwa sangat menyukai warna putih.
Agak canggung Seohyun melangkah lebih ke dalam setelah menutup pintu kamar Yonghwa. Langkahnya yang terlihat tersendat benar-benar menampakkan kekikukannya. Yonghwa yang sedari tadi memandangnya jadi tersenyum, dia merasa lucu melihat Seohyun seperti itu.
" Tentu ini bukan pertama kalinya kau masuk ke dalam kamar seorang pria kan, Seohyun ? ", tanya Yonghwa bernada menggoda. seohyun tahu pertanyaan itu bernada jebakan. kalau Seohyun menjawab kalau ini pertama kalinya dia berada di kamar seorang pria, maka Yonghwa akan berpikiran kalau dia begitu lugu, jadi sebaiknya Seohyun bertingkah bahwa dia sudah terbiasa dengan situasi tersebut.
" Oh tentu saja ", jawab Seohyun akhirnya.
" Tapi mengapa kau terlihat begitu canggung ?".
" Mungkin karena baru kali ini aku memasuki kamar seorang idol ".
" Apakah ada bedanya kamar seorang idol dengan kamar orang biasa ? ".
" Mungkin ", jawab Seohyun sambil mengedipkan bahunya.
" Sudah malam lebih baik kita tidur, aku butuh tenaga yang lebih untuk besok ", kata Yonghwa
" Apakah kau punya selimut atau bad cover atau tikar ? ", tanya Seohyun
" Buat apa ? ", tanya Yonghwa
" Aku tidur di lantai saja ", jawab Seohyun
" Weeeiiii ?? ", tanya Yonghwa " Tempat tidur ini begitu besar dan luas, bahkan cukup untuk 3 orang dewasa, mengapa harus tidur di lantai Seohyunie ", kata Yonghwa lagi
" Apakah kau takut padaku ? ", tanya Yonghwa, Seohyun menggeleng.
" Apakah kau tidalk percaya padaku ? ", tanya Yonghwa lagi, kembali Seohyun menggelengkan kepalanya.
" So, what's the problem ? ", tanya Yonghwa.
My problem is YOU !!, jerit Seohyun dalam hati. I cant stand up sleep beside you !!
" Tapi aku akan merasa lebih nyaman bila tidur di lantai ", kata Seohyun.
" Baiklah, bagaimana kalau aku yang tidur di lantai dan kau tidur di ranjang ini ? ", tanya Yonghwa sambil menepuk-nepuk ranjangnya. Seohyun menggeleng.
" Tidak, besok kau harus fit untuk tampil di radio, kalau kau tidur di lantai bagaimana bila kau masuk angin, tidak tidak tidak, biar aku saja yang tidur di bawah ", kata Seohyun.
" Well Seohyun, kalau kau begitu memperhatikan kesehatanku, apakah aku tidak boleh memperhatikan kesehatanmu juga ? C'mon Seohyun, kita bisa berbagi tempat tidur ini, kau bahkan bisa menaruh bantal di tengah-tengahnya bila kau takut aku akan melakukan sesuatu padamu ", kata Yonghwa sedikit tidak sabar.
" Bagaimana kalau kau ganti baju ? Aku punya piyama baru di lemari kau bisa pake itu " kata Yonghwa lalu beranjak menuju ke lemari dan mengeluarkan piyama yang dia maksud, lalu menyerahkannya ke Seohyun.
" Apakah kau punya sikat gigi baru sekalian ? ", tanya Seohyun setelah menerima piyama dari Yonghwa.
" Tentu saja, semua ada di dalam laci lemari di toilet, pergilah ganti baju dan bersih-bersih, kau sudah sangat terlihat letih, aku akan memakai kamar mandi depan untuk membersihkan diri ", kata Yonghwa sambil mengambil piyama untuk dirinya sendiri lalu berjalan menuju keluar dan meninggalkan Seohyun sendiri.
Seohyun melangkah menuju ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Dia butuh mandi untuk mendinginkan kepalanya. Seohyun membuka laci lemari toilet untuk mengambil sikat gigi dan handuk untuk mandi.
Yonghwa melangkah masuk kembali ke dalam kamar. Seohyun sepertinya masih berada di dalam kamar mandi. Yonghwa mendengar samar-samar suara percikan air. Seohyun mungkin sedang mandi. Dan entah mengapa tiba-tiba Yonghwa membayangkan dirinya berada di bawah shower itu bersama Seohyun, menggosok badannya yang lembut dengan sabun, menggosok punggungnya, memeluknya dan mencumbunya. Yonghwa menghentikan pikirannya yang mulai nakal, dipukulnya kepalanya untuk menghilangkan pemikiran erotisnya. Dia harus bersikap tenang dan berpikiran waras.
Yonghwa, please hold your mind. Dont ever think to do such an erotic thing with Seohyun, jungshin chaeriyo, jungshin chaeriyo. Yonghwa terus menerus mengucapkan kata-kata tersebut dalam hati laksana sebuah mantra sakti mandraguna yang bisa membuatnya tetap waras.
Yonghwa naik ke atas ranjang dan menjejerkan dua buah bantal di tengah-tengah ranjangnya sebagai pembatas untuk dirinya dan Seohyun walaupun sebenarnya dia tidak menginginkan ada pembatas antara dirinya dan Seohyun. Ahh pikirannya terus mengkhianatinya. Apakah sebaiknya dia tidur di sofa saja ?
Saat Yonghwa sedang berkecamuk dengan pikirannya, Seohyun melangkah keluar dari kamar mandi. Piyama Yonghwa sedikit agak kebesaran untuknya, sehingga Seohyun harus melipat ujung celana dan juga lengan bajunya. Rambutnya yang basah serta harus bau sabun mengusik pikiran Yonghwa. Seohyun terlihat begitu seksi dan menggairahkan. Aigoo !!!
Seohyun melihat Yonghwa sudah berada di atas ranjang dan dia juga melihat ada bantal tepat di tengah-tengah ranjang, nampaknya Yonghwa sudah mengatur pembatas untuk mereka berdua plus Seohyun juga melihat ada dua selimut di sana. Jadi mereka masing-masing akan menggunakan selimut yang berbeda. Thanks God, ucapnya dalam hati.
Perlahan Seohyun naik ke sisi ranjang yang lain, berusaha untuk tidak bertemu pandang dengan Yonghwa yang sedari tadi terus menatapnya. Seohyun lalu meraih selimut dan menyelimuti dirinya, lalu berbaring membelakangi Yonghwa, lalu mematikan lampu tidur di samping ranjangnya. Seohyun percaya malam ini dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.
Yonghwa tertawa kecil melihat tingkah Seohyun, dia hanya mengamatinya dan itu membuatnya yakin ini pasti pertama kalinya Seohyun berada di situasi seperti ini. apakah dia begitu lugunya ? Entah mengapa Yonghwa melihat Seohyun begitu cute bertingkah seperti itu. Tanpa berucap sepatah kata, naik ke ranjang, meraih selimut dan sekarang berbaring membelakangi dirinya. Seohyun betul-betul terlihat begitu menggemaskan. Sebaiknya dia juga tidur, sudah jam sebelas malam. Yonghwa lalu meraih selimut dan mulai berbaring tapi dia tidak membelakangi Seohyun, Yonghwa tidur terlentang menatap langint-langit kamarnya, dia membiarkan lampu tidur di samping ranjangnya tetap menyala, itu akan membantunya untuk tetap berpikiran waras.
" Jaljhayo Seohyunie ", kata Yonghwa
" Goodnite ", sahut Seohyun pelan.
Baru saja Yonghwa memejamkan matanya, tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk seseorang. Siapa gerangan, apakah Lily ? Seohyun berpaling dan menatap Yonghwa sambil berbisik, siapa yang mengetuk pintu kamar malam-malam begini dan Yonghwa hanya menggeleng.
" Siapa ? ", sahut Yonghwa
" Maaf ini saya Ny. Hwang, boleh saya masuk ? ", terdengar sahutan dari balik pintu.
Seohyun terduduk sambil membelalakkan matanya. Ada apa Ny. Hwang ke kamar mereka malam-malam begini ?
" Buka saja pintunya Ny. Hwang ", sahut Yonghwa sambil memperbaiki posisi duduknya.
Pintu kamar Yonghwa perlahan terbuka dan Ny. Hwang nampak berdiri disana. Dia hanya berdiri didepan pintu dan tidak melangkah masuk ke dalam kamar. Nampaknya dia sedang membutuhkan sesuatu.
" Maaf mengganggu kalian, tapi apakah ... eehh apakah kalian sedang bertengkar ? ", tanya Ny. Hwang sepertinya melupakan maksudnya mengetuk pintu kamar mereka. Perlahan dia melangkah masuk dan berdiri tepat di depan ranjang Yonghwa.
Seohyun dan Yonghwa terkejut melihat reaksi Ny.Hwang yang tiba-tiba bertanya seperti itu.
" Tidak, kami sedang tidak bertengkar Ny.Hwang " , jawab Yonghwa sambil berpaling ke arah Seohyun, seakan mengerti Seohyun mengangguk membenarkan jawaban Yonghwa.
" Mengapa ada bantal pemisah di tengah-tengah kalian ? ", tanya Ny.Hwang lagi sambil menunjuk jejeran bantal bantal tepat ditengah-tengah Seohyun dan Yonghwa. " Dan kalian juga memakai selimut yang berbeda ? ".
" Oh, kami sedang berlatih Ny. Hwang ", jawab Yonghwa repleks. Mwndengar jawaban Yonghwa tersebut Seohyun nampak kebingungan. Latihan ??
" Saya ada tawaran drama Ny.Hwang, dan ada salah satu adegan dimana saya dan pasangan saya di drama tersebut bertengkar dan seperti inilah kira-kira nanti adegannya ", kata Yonghwa menjelaskan.
" Drama ? Setahu saya anda hanya seorang penyanyi ? ", tanya Ny. Hwang terlihat curiga. Dia merasa kedua orang di depannya ini sedang berbohong padanya.
" Iya, sebenarnya kami memang sedang mencoba membayangkan seperti apa nanti adegan di drama tersebut ", kata Seohyun sambil menyingkirkan bantal-bantal yang menjadi pembatas dirinya dan Yonghwa. " Saya memang sering membantunya berimprovisasi. Iya kan sayang ? ", tanya Seohyun sambil bergeser ke tengah mendekat kearah Yonghwa. Melihat Seohyun yang bergeser kearahnya Yonghwa lalu menarik Seohyun mendekat dan memeluknya dari belakang dan melayangkan kecupan tipis ke pipi Seohyun dan Seohyun berusaha sekuatnya untuk tidak menampakkan ekspresi terkejutnya.
Tapi Ny.Hwang tetap memandang mereka dengan pandangan curiga. Dia bukanlah anak kecil yang gampang di bohongi, dua bisa mengetahui ada sesuatu yang tidak beres disini. Kamar ini terlalu manly, kamar khas seorang laki-laki, tidak ada unsur sentuhan wanita di kamar ini, tidak ada photo mereka berdua di meja samping tempat tidur hanya photo Yonghwa, demikian juga photo di dinding hanya photo Yonghwa, semuanya Yonghwa tak ada satupun photo Seohyun. Dan piyama yang dipakai Seohyun terlihat kebesaran untuknya lebih cocok untuk Yonghwa.
Yonghwa tahu Ny.Hwang sedang mengamati seisi kamarnya. Yonghwa tahu kalau dia menyangsikan hubungannya dengan Seohyun benar-benar sebagai sepasang suami istri. Yonghwa merasa dia harus melakukan sesuatu yang akan membuat Ny. Hwang percaya.
Yonghwa lalu memeluk Seohyun lebih erat, menariknya hingga punggungnya bersandar ke dada Yonghwa. Yonghwa lalu mengendus-enduskan hidungnya ke leher Seohyun dan kemudian mengecup leher jenjang Seohyun membuat Seohyun merinding dan merasakan hawa panas menjalari sekujur tubuhnya.
Seohyun tidak protes, dia tahu Yonghwa melakukan hal tersebut agar Ny.Hwang beehenti mencurigai mereka. Seohyun bisa merasakan kalau saat ini Ny.Hwang mencurigai mereka. Tapi mau tak mau Seohyun tetap merasa risih. Sentuhan bibir Yonghwa di lehernya menghadirkan hasrat yang baru baginya. Seohyun tidak tahu dengan hasrat tersebut tapi dia menikmatinya. Seohyun hanya tahu dia menyukainya.
Yonghwa tidak merasakan penolakan Seohyun, dia hanya diam dan Seohyun lebih rileks. Entahlah tapi Yonghwa sangat menginginkan lebih. Dan dia berharap Ny. Hwang segera keluar dari kamarnya dan dia bisa memiliki Seohyun sendiri.
Ny. Hwang sedikit merasa risih melihat keduanya bertingkah seperti itu didepannya. Kecurigaannya sedikit berkurang. Sekarang dia merasa tidak enak hati kepada keduanya.
" Maafkan saya mengganggu kalian berdua. Tapi tadi saya bermaksud menanyakan apakah kalian mempunyai aspirin arau obat sakit kepala ? ". tanya Ny.Hwang akhirnya teringat maksudnya sejak awal.
" Apakah anda sakit, Ny.Hwang ? ", tanya Seohyun.
" Hanya sedikit pusing ", jawab Ny. Hwang.
Yonghwa melepaskan pelukannya dan beranjak turun dan melangkah ke dalam kamar mandi lalu balik sambil membawa kotak obat lalu mulai mencari aspirin dan setelah menemukannya, Yonghwa lalu menyerahkan obat tersebut pada Ny.Hwang.
" Terima kasih ", kata Ny.Hwang sambil menerima obat yang disodorkan Yonghwa padanya. " Sekali lagi saya mohon maaf mengganggu kalian malam-malam begini. Baiklah, saya akan kembali ke kamar saya. Selamat malam ", kata Ny.Hwang sambil melangkah keluar di ikuti oleh Yonghwa.
" Selamat malan Ny.Hwang " , kata Yonghwa sambil tersenyum dan lalu menutup pintu kamarnya..
Kembali mereka berdua di dalam kamar.Seohyun menarik napas panjang. Sedikit lega karena Ny.Hwang akhirnya kembali ke kamarnya dan berhenti mencurigai mereka.
Tapi rasa lega Seohyun hanya bertahan sebentar saat dia melihat tatapan mata Yonghwa yang terasa berbeda. Tiba-tiba Seohyun merasa dirinya seperti pribahasa kuno keluar dari mulut harimau masuk kedalan mulut buaya, atau seperti itulah apapun itu maksudnya. Seohyun menggeser tubuhnya tapi Yonghwa menahannya. Apakah ini saatnya untuk panik ?
" Bukankah sebaiknya kita tidur ? ", tanya Seohyun pelan.
" Tentu saja kita harus tidur sekarang ", jawab Yonghwa.
" Kalau begitu lepaskan tanganku ", pinta Seohyun tapi Yonghwa menggeleng.
" Akan aku lepaskan asal kau berjanji untuk tidak bergeser ke tepi tapi tetap disini ", kata Yonghwa sedikit menggoda membuat Seohyun tersipu.
" Tapi, tapi.. ", kata Seohyun terbata-bata. Tapi Yonghwa tetap menggeleng.
" Ny. Hwang bisa kembali kapan saja dan dia akan kembali menatap kita berdua dengan tatapan bagaikan seorang detektif, kita tak pernah tahu mungkin saja dia sedang menguping di depan pintu ", kata Yonghwa sambil berbisik.
Mendengar kata-kata Yonghwa otomatis Seohyun berpaling ke arah pintu, masa sih Ny. Hwang menguping ?, tanyanya dalam hati. Ottoke, bila Seohyun tetap diposisi ini itu artinya dia akan tepat bersebelahan dengan Yonghwa dan berada disampingnya bagaikan berada dalam bara api yang siap memghanguskan dirinya.
Melihat Seohyun yang terdiam dan terlihat bimbang, Yonghwa kembali tersenyum. Seohyun benar-benar sangat menggemaskan, dan Yonghwa rasanya ingin memeluknya dan menciumnya hingga sesak napas. Tapi dia harus tetap berusaha untuk menahan diri. Seohyun bukan istrinya, bukan kekasihnya, tidaklah pantas mengambil kesempatan di saat seperti ini walaupun dia sangat menginginkannya.
" Seohyun aa, aku tidak akan memperkosamu, apakah mukaku seperti seorang pemerkosa ? ", tanya Yonghwa sambil memajukan wajahnya beberapa centi ke arah Seohyun.
" Yah, Jung Yong Hwa !! ", jerit Seohyun kaget.
" Yah Seo Ju Hyun !! ", balas Yonghwa menggoda membuat Seohyun merasa kesal dan mengambil bantal disampingnya dan memukulkannya ke tubuh Yonghwa membuat Yonghwa tertawa dan berusaha menghindar. Tapi Seohyun tidak puas, dia merasa sangat gemes dan kesal dengan Yonghwa yang terus menggodanya, saat Yonghwa menangkap bantal dan merebutnya dari Seohyun, dia kemudian memukulkan tangannya ke lengan Yonghwa berulang-ulang dan membuat Yonghwa menjerit genit setiap kali terkena pukulan Seohyun.
Seohyun melupakan segalanya, segala keresahan, rasa canggung dan rasa malu, yang ada di benaknya hanyalah bagaimana caranya dia membuat Yonghwa menjerit minta ampuh, dia tidak menyadari kalau posisinya bahkan sudah berada di atas tubuh Yonghwa yang sedang terlentang gara-gara menghindari pukulan dan cubitan Seohyun. Hingga Seohyun kehilangan keseimbanganya dan jatuh tepat dalam pelukan Yonghwa.
Wajah Seohyun hanya terpaut beberapa senti dari wajah Yonghwa, sementara Yonghwa memeluknya dengan erat. Napasnya memburu demikian juga Yonghwa. Jarak antara bibir mereka hanyalah tinggal sekali tarikan napas. Seohyun terpaku dan hanya bisa menatap mata Yonghwa. Beberapa saat mereka berdua larut dalam tatapan mata hingga kemudian Seohyun memejamkan matanya dan Yonghwa merasa dia harus segera menciumnya atau dia akan menjadi gila.
Perlahan Yonghwa menyentuhkan bibirnya ke bibir Seohyun, kecupan tipis. Bibir Seohyun bergetar dan dia membuka matanya, hasrat yang sama nampak di matanya membuat Yonghwa tak dapat lagi menahan dirinya. Yonghwa menggulingkan tubuhnya dan membuat Seohyun sekarang berada tepat di bawahnya.
" Seohyun ", bisik Yonghwa
" Yonghwa please ", bisik Seohyun sambil memejamkan matanya meminta Yonghwa menciumnya.
Yonghwa mendesahkan nama Seohyun dan mulai mencium bibirnya, lebih dalam dan lebih intens. Semua hasrat yang selama ini dia pendam sejak Seohyun berada diapartemennya membuncah. Yonghwa ingin merasakan bibir itu lebih dalam namun lembut. Di gigitnya bibir Seohyun dengan lembut lalu Yonghwa melepaskan ciumannya dan menatap wajah Seohyun yang bersemu merah.
Seohyun membuka matanya saat Yonghwa berhenti menciumnya, sebuah erangan kecil tanpa dia sadari keluar dari bibirnya. Seohyun masih ingin merasakan ciuman Yonghwa, dia masih menginginkannya, sangat menginginkannya.
Yonghwa mencoba menahan hasratnya tapi tatapan mata Seohyun yang seakan protes karena dia berhenti menciumnya membuatnya gila. Kembali diciumnya bibir merah merekah itu, sambil mendesahkan nama Seohyun demikian juga sebaliknya dengan Seohyun.
" Seohyun sayang, please aku mohon ", bisik Yonghwa dengan napas memburu.
" Apa ? ", desah Seohyun
" Aku sudah tidak tahan, kita harus berhenti ", desah Yonghwa
" Haruskah ? ", desah Seohyun dengan nada protes, akal sehatnya sudah terbang entah kemana, dia sangat menginginkan Yonghwa lebih dari apapun.
" Seohyun aahh, kalau kita tidak berhenti.... "
" Jangan berhenti........ aku mohon ", desah Seohyun. " Aku menginginkanmu Yonghwa ", bisiknya. " Aku sangat menginginkanmu mencumbu diriku, sekarang ".
" Seohyun.................... " erang Yonghwa tak dapat lagi menahan dirinya. Dia mulai merabah sekujur tubuh Seohyun dengan penuh gairah sementara Seohyun mengelus-elus punggung Yonghwa dengan tidak sabar. Bibir Yonghwa kini bergeser ke leher Seohyun lalu perlahan turun ke bawa membuat Seohyun menjerit dan meremas rambut Yonghwa.
Dan sebuah ketukan di pintu membuyarkan segalanya.............
Dont Miss it
WE GOT TIED CHAPTER 13
" Bukankah sebaiknya kita tidur ? ", tanya Seohyun pelan.
" Tentu saja kita harus tidur sekarang ", jawab Yonghwa.
" Kalau begitu lepaskan tanganku ", pinta Seohyun tapi Yonghwa menggeleng.
" Akan aku lepaskan asal kau berjanji untuk tidak bergeser ke tepi tapi tetap disini ", kata Yonghwa sedikit menggoda membuat Seohyun tersipu.
" Tapi, tapi.. ", kata Seohyun terbata-bata. Tapi Yonghwa tetap menggeleng.
" Ny. Hwang bisa kembali kapan saja dan dia akan kembali menatap kita berdua dengan tatapan bagaikan seorang detektif, kita tak pernah tahu mungkin saja dia sedang menguping di depan pintu ", kata Yonghwa sambil berbisik.
Mendengar kata-kata Yonghwa otomatis Seohyun berpaling ke arah pintu, masa sih Ny. Hwang menguping ?, tanyanya dalam hati. Ottoke, bila Seohyun tetap diposisi ini itu artinya dia akan tepat bersebelahan dengan Yonghwa dan berada disampingnya bagaikan berada dalam bara api yang siap memghanguskan dirinya.
Melihat Seohyun yang terdiam dan terlihat bimbang, Yonghwa kembali tersenyum. Seohyun benar-benar sangat menggemaskan, dan Yonghwa rasanya ingin memeluknya dan menciumnya hingga sesak napas. Tapi dia harus tetap berusaha untuk menahan diri. Seohyun bukan istrinya, bukan kekasihnya, tidaklah pantas mengambil kesempatan di saat seperti ini walaupun dia sangat menginginkannya.
" Seohyun aa, aku tidak akan memperkosamu, apakah mukaku seperti seorang pemerkosa ? ", tanya Yonghwa sambil memajukan wajahnya beberapa centi ke arah Seohyun.
" Yah, Jung Yong Hwa !! ", jerit Seohyun kaget.
" Yah Seo Ju Hyun !! ", balas Yonghwa menggoda membuat Seohyun merasa kesal dan mengambil bantal disampingnya dan memukulkannya ke tubuh Yonghwa membuat Yonghwa tertawa dan berusaha menghindar. Tapi Seohyun tidak puas, dia merasa sangat gemes dan kesal dengan Yonghwa yang terus menggodanya, saat Yonghwa menangkap bantal dan merebutnya dari Seohyun, dia kemudian memukulkan tangannya ke lengan Yonghwa berulang-ulang dan membuat Yonghwa menjerit genit setiap kali terkena pukulan Seohyun.
Seohyun melupakan segalanya, segala keresahan, rasa canggung dan rasa malu, yang ada di benaknya hanyalah bagaimana caranya dia membuat Yonghwa menjerit minta ampuh, dia tidak menyadari kalau posisinya bahkan sudah berada di atas tubuh Yonghwa yang sedang terlentang gara-gara menghindari pukulan dan cubitan Seohyun. Hingga Seohyun kehilangan keseimbanganya dan jatuh tepat dalam pelukan Yonghwa.
Wajah Seohyun hanya terpaut beberapa senti dari wajah Yonghwa, sementara Yonghwa memeluknya dengan erat. Napasnya memburu demikian juga Yonghwa. Jarak antara bibir mereka hanyalah tinggal sekali tarikan napas. Seohyun terpaku dan hanya bisa menatap mata Yonghwa. Beberapa saat mereka berdua larut dalam tatapan mata hingga kemudian Seohyun memejamkan matanya dan Yonghwa merasa dia harus segera menciumnya atau dia akan menjadi gila.
Perlahan Yonghwa menyentuhkan bibirnya ke bibir Seohyun, kecupan tipis. Bibir Seohyun bergetar dan dia membuka matanya, hasrat yang sama nampak di matanya membuat Yonghwa tak dapat lagi menahan dirinya. Yonghwa menggulingkan tubuhnya dan membuat Seohyun sekarang berada tepat di bawahnya.
" Seohyun ", bisik Yonghwa
" Yonghwa please ", bisik Seohyun sambil memejamkan matanya meminta Yonghwa menciumnya.
Yonghwa mendesahkan nama Seohyun dan mulai mencium bibirnya, lebih dalam dan lebih intens. Semua hasrat yang selama ini dia pendam sejak Seohyun berada diapartemennya membuncah. Yonghwa ingin merasakan bibir itu lebih dalam namun lembut. Di gigitnya bibir Seohyun dengan lembut lalu Yonghwa melepaskan ciumannya dan menatap wajah Seohyun yang bersemu merah.
Seohyun membuka matanya saat Yonghwa berhenti menciumnya, sebuah erangan kecil tanpa dia sadari keluar dari bibirnya. Seohyun masih ingin merasakan ciuman Yonghwa, dia masih menginginkannya, sangat menginginkannya.
Yonghwa mencoba menahan hasratnya tapi tatapan mata Seohyun yang seakan protes karena dia berhenti menciumnya membuatnya gila. Kembali diciumnya bibir merah merekah itu, sambil mendesahkan nama Seohyun demikian juga sebaliknya dengan Seohyun.
" Seohyun sayang, please aku mohon ", bisik Yonghwa dengan napas memburu.
" Apa ? ", desah Seohyun
" Aku sudah tidak tahan, kita harus berhenti ", desah Yonghwa
" Haruskah ? ", desah Seohyun dengan nada protes, akal sehatnya sudah terbang entah kemana, dia sangat menginginkan Yonghwa lebih dari apapun.
" Seohyun aahh, kalau kita tidak berhenti.... "
" Jangan berhenti........ aku mohon ", desah Seohyun. " Aku menginginkanmu Yonghwa ", bisiknya. " Aku sangat menginginkanmu mencumbu diriku, sekarang ".
" Seohyun.................... " erang Yonghwa tak dapat lagi menahan dirinya. Dia mulai merabah sekujur tubuh Seohyun dengan penuh gairah sementara Seohyun mengelus-elus punggung Yonghwa dengan tidak sabar. Bibir Yonghwa kini bergeser ke leher Seohyun lalu perlahan turun ke bawa membuat Seohyun menjerit dan meremas rambut Yonghwa.
Dan sebuah ketukan di pintu membuyarkan segalanya.............
Dont Miss it
WE GOT TIED CHAPTER 13
2 komentar
Write komentarAigoo.. kak zee,, #baper_akut .. hahaha,, pas malam jum'at lagi.. =3
Replyapa hubungannya mah malam jumat eishh hahahahha
ReplyPlis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon