#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

ACCIDENTAlLLY WE MARRIED !!





CHAPTER TWENTY SIX

Hari-hari selanjutnya bergerak sangat lambat untuk mereka berdua. Seohyun di sibukkan dengan kuliah marathon menjelang liburan akhir tahun. Sementara Yonghwa sibuk dengan sidang-sidang yang harus di hadirinya, terkadang dia harus terbang ke Busan dipagi hari dan kembali ke Seoul setelah sidang selesai. Dan hari ini dia kembali harus terbang ke Jepang.
Kliennya walaupun adalah orang Korea Selatan tapi karena melakukan pernikahan antar negara yang telah di jalaninya selama sepuluh tahun dan mengajukan perceraian di Jepang dan Yonghwa yang menjadi pengacaranya.
Sejak kembali ke apartemennya. Yonghwa merasa ada yang hilang. Yonghwa merasa berat meninggalkan Seohyun dan kembali ke apartemennya. Walaupun mereka berdua kadang menyempatkan makan siang bersama, dan sekali mereka sempat menonton film di bioskop dan Seohyun menghabiskan malam di apartemennya. Yonghwa tetap merasa tak puas.
Dia ingin setiap malam memeluk Seohyun dan terbangun dengan memandang wajahnya. Sayangnya Seohyun tidak memperlihatkan tanda-tanda untuk mengajak Yonghwa pindah ke rumahnya dan mereka akhirnya bisa hidup selayaknya suami istri. Tapi Yonghwa tahu sedikit gerakan yang terlalu cepat bisa membuat Seohyun merasa takut. Sejauh ini Yonghwa menikmatinya walaupun sangat menyiksa.
Setiap malam sebelum tidur mereka selalu bercakap-cakap di telepon, bercerita apa saja yang mereka lakukan seharian dan apa jadwal mereka besok untuk mencari kesempatan untuk bertemu.  Desember betul-betul menjadi ujian kesabaran bagi mereka berdua.
Yonghwa meregangkan punggungnya yang sedari tadi bersandar di kursi ruang tunggu di lobby bandara. Pesawatnya mengalami penundaan karena badai salju yang cukup besar melanda Jepang. Yonghwa merasa lega bahwa kasus yang di tanganinya sudah selesai, kedua belah pihak menyanggupi tuntutan masing-masing dan menerima putusan Hakim tanpa melakukan upaya hukum lainnya sehingga dia tidak perlu harus bolak balik jepang Seoul setiap minggunya.
Yonghwa berdiri dan berjalan ke counter sturbuck untuk membeli kopi. Tadinya dia ingin memesan ice coffee tapi teringat perkataan Seohyun yang mengatakan dia tidak seharusnya minum ice coffee di saat cuaca begitu dingin, maka Yonghwa memesan cappucino yang lebih ringan lalu. Setelah kopi yang di pesannya datang, Yonghwa meraih ponselnya dan mengambil gambar kopi tersebjt lalu membuka messenger dan mengirimkan gambar tersebut kepada Seohyun dengan tulisan ‘ lihat walaupun aku sangat menginginkan ice coffee tapi aku memilih cappucino ‘.
Tak sabar menanti jawaban Seohyun. Yonghwa memutuskan untuk menelpon Seohyun.
“ Yoboseyo “, ucap Seohyun dari seberang.
“ Yah, kau tidak membalas messengerku ! ” ucapnya dengan nada merajuk. Suara tawa Seohyun terdengar dari seberang.
“ Aku baru tiba di rumah, aku akan mengeceknya setelah ini “, kata Seohyun. “ Apakah kau masih di Jepang ? “.
“ Pesawatku di tunda, Jepang sedang ada badai salju saat ini “.
“ Oh, jadi jam berapa kau akan kembali ke Seoul ? “.
“ Entahlah, tapi aku berharap secepatnya “.
“ Bagaimana sidangnya ? “.
“ Sukses dan aku tak perlu lagi bolak balik ke Jepang ‘.
“ Baguslah kalau begitu. Kau sudah makan ? “.
“ Belum, aku sedang menikmati secangkir kopi hangat “, jawab Yonghwa sambil menyisip kopinya perlahan. “ Bagaimana kabarmu hari ini ? “.
“ Merindukanmu “, jawab Seohyun dengan nada menggoda membuat Yonghwa tertawa.
“ Aku juga merindukanmu “.
“ Aku harus menyiapkan materi kuliah untuk besok, aku betul-betul kerepotan dengan kuliah marathon setiap menjelang liburan akhir tahun. Dan minggu depan adalah jadwal UTS. Apakah aku terdengar sedang mengeluh ? “ , tanya Seohyun sambil menarik napas.
“ Tidak juga. Tapi kau terdengar sangat kelelahan. Istarahatlah aku akan menelponmu lagi nanti sebelum naik ke pesawat. Jangan lupa makan. Miss You “.
“ Baiklah. Safe flight and miss you too “.
Yonghwa menekan tombol end. Dia sebenarnya sangat ingin mengucapkan aku mencintaimu tapi Yonghwa merasa Seohyun tidak suka akan hal itu. Biarlah semuanya berjalan mengikuti arus sampai tiba saatnya. Dia akan mengatakan betapa dia sangat mencintai nenek sihir cantik itu. Mengingat sebutan yang di berikannya kepada Seohyun saat pertama kali mereka bertemu membuat Yonghwa tersenyum.
Si nenek sihir benar-benar sudah menyihirnya dengan cintanya.

♥ ♥ ♥

Entah mengapa akhir-akhir ini Seohyun merasa cepat sekali merasa lelah, moodnya sedang naik turun.  Di rebahkannya tubuhnya yang letih ke atas ranjang dan menarik selimut. Dia merasa sangat mengantuk. Seharian ini ada tiga kelas yang di ajarnya dan juga menghadiri rapat dosen fakultas politik membahas kurikulum untuk tahun depan. Seohyun merasa seluruh tulang di tubuhnya rontok.
Tiba-tiba Seohyun tersentak. Di ingatnya kembali kapan terakhir kalinya dia mendapat menstruasi. Seohyun bangkit dan meraih kalender meja yang ada di meja hiasnya. Menghitung-hitung dan Seohyun mengatup mulutnya dengan tangannya. Dia sudah terlambat selama enam hari dari jadwalnya.
Apakah dia hamil ?
Seohyun merasa sekujur tubuhnya merinding. Seohyun terduduk di kursi meja hiasnya dan menatap wajahnya di cermin. Tidak ! Mungkin dia sedang stress karena jadwal perkuliahan yang padat sehingga haidnya terlambat. Bukankah kadang-kadang dia juga terlambat satu dua hari dari jadwalnya.
Tapi ini sudah hampir seminggu.
Sebaiknya dia memeriksakan diri ke klinik besok pagi. Seohyun memutuskan hal tersebut sambil berdiri dan kembali naik ke ranjangnya. Mencoba berpikiran positif bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Berharap bisa memejamkan matanya Seohyun malah menatap langit-langit kamarnya dengan mata yang menerawang. Tubuhnya lelah tapi matanya tak mau terpejam.
Apa yang akan dia lakukan bila ternyata dia benar-benar hamil ?
Seohyun mengingat kembali bagaimana mereka berdua sangat menggebu-gebu saat bercinta hingga Seohyun tak pernah memikirkan apakah mereka ‘aman’ dalam artian Yonghwa menggunakan pengaman.
Hamil..... memiliki anak dari Yonghwa...... menjadi seorang Ibu ?
Seohyun mengusap perutnya yang rata. Apakah buah percintaan mereka berdua sedang tumbuh di dalam rahimnya ? Entah dari mana rasa hangat tiba-tiba merasuki hati Seohyun. Mereka berdua akan memiliki anak.
Tapi Yonghwa tidak mencintainya.
Apakah dia mencintai Yonghwa ?
Seohyun tertegun. Dia tidak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya. Apakah rasanya seperti perasaan hangat saat Yonghwa memeluknya, merasa enggan berpisah dengannya. Merindukannya ? Apakah itu yang namanya cinta ?
Apakah cinta membuat kita berdebar-debar setiap kali mengingat seseorang. Memimpikannya setiap malam. Mencuri tidurnya. Mencuri ketenangannya. Mencuri kemandiriannya. Dan menghapuskan pikiran bahwa dia bisa hidup tanpa seorang pria ?
Bila itulah yang di sebut dengan cinta. Maka itu artinya Seohyun mencintai Yonghwa. Dia sudah jatuh cinta pada Yonghwa, jika tidak dia tentu tidak akan membiarkan Yonghwa menyentuhnya dan bercinta dengannya.
Tapi apakah Yonghwa juga mencintainya ?
Seohyun tak tahu, Yonghwa tak pernah sekalipun mengucapkan kata cinta bahkan saat mereka bercinta. Haruskah dia menyatakannya terlebih dahulu ?
Bagaimana kalau dia benar-benar hamil dan Yonghwa tidak bisa menerimanya ? apakah Yonghwa akan meninggalkannya ?
Seohyu tidak ragu kalau Yonghwa adalah pengacara terkenal dan sangat tampan. Beberapa kali mereka keluar bersama, Seohyun selalu mendapati beberapa wanita mencuri pandang ke arahnya. Tidak akan sulit bagi Yonghwa untuk mendapatkan wanita kapanpun. Apakah itu termasuk dirinya ?
Seohyun tak tahan memikirkan bahwa dia akan menjadi wanita yang menjadi koleksi penaklukan seorang Yonghwa. Seohyun kemudian menghabiskan waktu dengan mengutuk kebodohannya.
Tapi bukankah mereka sudah menikah ?
Berarti Seohyun selangkah lebih maju dari wanita lainnya. Dia adalah istri Yonghwa dan Yonghwa bahkan selalu memperkenalkannya ke setiap orang sebagai istrinya. Tapi itu bukan berarti Yonghwa mencintainya kan ?
Seohyun mengerang dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya berharap dia bisa bersembunyi  selamanya di sana.
Cobalah untuk berpikiran positif Seohyun. Cobalah untuk memikirkan hal-hal yang baik bisa terjadi padamu. Tak bisakah kau merasakan bahwa Yonghwa menyayangimu ?
Tapi sayang dan cinta bukankah berbeda ?
Terlalu lelah memikirkan segalanya Seohyun terlelap dan begitu terlelapnya hingga saat ponselnya berdering saat jam digitalnya menunjukkan pukul empat subuh. Dia tidak mengangkatnya.
Pagi ini Seohyun terbangun dengan pikiran yang kusut. Tidurnya tak nyenyak, dia merasa mendapat mimpi yang aneh yang terus berulang-ulang. Tak bersemangat untuk sarapan, Seohyun hanya meminum secangkir teh. Dia mematikan ponselnya.
Seohyun merasa jantungnya berdegup kencang saat memarkirkan mobilnya di basement parkiran rumah sakit. Seohyun menarik napas berusaha menenangkan pikirannya. Berpikirlah positif Seohyun, ucapnya pada dirinya sendiri.
Seohyun meraih tasnya dan membuka pintu mobil. Berjalan pelan menuju lift dan menekan tombol satu dan pintu lift tertutup dan Seohyun kembali merasa jantungnya berhenti berdetak saat lift membawanya ke atas.
Setelah melakukan registrasi, Seohyun diantar oleh seorang suster menuju ruang pemeriksaan. Setelah bertemu dokter, seorang perawat kemudian mengambel sampel darahnya dan membawanya ke laboratorium untuk pengetesan kehamilan.
Seohyun kemudian di minta datang sekitar jam satu siang untuk mengambil hasil tesnya. Dan jam satu siang terasa bagaikan seabad lamanya. Seohyun tak tahu harus berbuat apa, dan dia mengendarai mobilnya menuju ke rumah orang tuanya. Seohyun tiba-tiba merasa merindukan kedua orang tuanya.

♥ ♥ ♥

 Sejak tiba dari Jepang, Yonghwa terus menerus menelpon Seohyun tapi ponselnya tak aktif. Apakah Seohyun lupa mencharger ponselnya semalam ? Rasanya tidak mungkin. Seohyun  adalah type yang teratur, dia tidak akan pernah lupa akan hal-hal seperti itu.
Jadi mengapa ponselnya tidak aktif ?
Semalaman menunggu di bandara membuat Yonghwa terlalu letih. Jadi setibanya di apartemennya, Yonghwa mengambil waktu untuk meluruskan badannya. Menyalakan alarm untuk jam 10 pagi. Dia masih ada sidang hari ini sekitar jam tiga siang nanti.
Tepat jam sepuluh alarmnya berbunyi. Dengan malas Yonghwa mematikannya dan duduk di pinggir ranjangnya. Di raihnya ponselnya mencoba menghubungi Seohyun sekali lagi tapi ponselnya belum juga aktif. Mencoba menelpon ke telepon rumah tapi tak juga di angkat. Apakah Seohyun sudah berangkat ke kampus ?
Yonghwa berjalan ke dapur, menyalakan mesin pembuat kopi lalu mandi. Tubuhnya terasa lebih segar setelah mandi. Setelah berpakaian Yonghwa kembali ke dapur dan menuangkan secangkir kopi untuk dirinya dan menikmatinya sambil bersandar ke konter dapur sambil tetap memikirkan mengapa ponsel Seohyun tidak aktif.
Setelah menelpon Seohyun semalam, Yonghwa menghabiskan waktu menunggunya dengan memikirkan semua yang telah terjadi antara dirinya dan Seohyun. Dan Yonghwa memutuskan malam ini dia akan menyatakan perasaannya kepada Seohyun. Terlalu lama menyimpannya seorang diri membuat dadanya sesak. Dan bila ternyata Seohyun tidak mencintainya maka Yonghwa bertekad akan bercinta dengan Seohyun sampai wanita tersebut mengucapkan bahwa dia mencintai nya juga.
Kadang-kadang cara primitif tak ada salahnya di coba.
Malam ini dia akan mengajak Seohyun makan malam. Dan sambil memilih-milih restoran mana yang akan di pilihnya Yonghwa berjalan keluar apartemennya.
Tapi sesampainya di kantor, Sunny menyambutnya dengan beberapa berkas yang harus di periksannya. Yonghwa heran mengapa kasus perceraian akhir-akhir ini sangat meningkat, walaupun hal tersebut menguntungkan baginya dan firma hukumnya tapi Yonghwa tetap merasa sebuah pernikahan sangat berharga dan layak untuk di pertahankan.
Sesekali dia masih berusaha menghubungi ponsel Seohyun tapi tetap tidak aktif. Sialan Seohyun, rutuknya. Aktifkan ponselnya, aku perlu mendengar suaramu.
Yonghwa sedang mengoreksi beberapa kesalahan ketik pada berkas yang sedang di bacanya saat tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan Yonghwa menegakkan kepalanya berpaling ke pintu. Tidak biasanya Sunny masuk tanpa mengetuk pintu. Tapi bukan Sunny yang  berjalan memasuki ruangannya.
Yoo Ra dengan penampilannya yang anggun berjalan mendekat ke arah meja kerja Yonghwa sementara Sunny tergopoh-gopoh mengikutinya masuk ke dalam ruangan Yonghwa berusaha menahannya. Sunni kemudianl mengucapkan permohonan maafnya karena tak bisa mencegah wanita tersebut masuk ke dalam ruangan Yonghwa.
Yonghwa melambaikan tangannya menyuruh Sunny menutup pintu dan meninggalkannya. Buru-buru dengan wajah kesal Sunny menutup pintu ruangan Yonghwa.
Tanpa di persilahkan YooRa langsung duduk di depan Yonghwa. Tak ada yang berubah pada YooRa , pikir Yonghwa sambil menatap lurus ke wajah YooRa, kecuali bahwa sekarang dia tidak secantik dulu saat masih kuliah. YooRa yang ada di depannya berdandan terlalu berlebihan.
Tak mau menebak-nebak. Yonghwa langsung menanyakan maksud kedatangannya ke kantornya.
“ Aku hendak mengajukan perceraian “, jawab YooRa singkat. Di angkatnya satu kakinya kemudian di silangkannya ke pahanya dan menatap Yonghwa dengan pandangan seakan ingin melahapnya.
Demi Tuhan, rutuknya. Apakah hari ini tidak cukup masalah dengan ponsel Seohyun yang tak aktif, dia juga masih harus berhadapan dengan masa lalunya yang terlihat begitu terlalu menggoda dengan penampilannya.  Tepatnya terkesan sangat murahan.
“ Bercerai ? “, tanya Yonghwa datar.
“ Aku akan mengajukan cerai terhadap Jong Yoo “.
“ Mengapa ? “.
“ Karena aku merasa pernikahan kami sudah terlalu sangat membuatku lelah “, desah Yoora yang terdengar sangat di buat-buat. “ Jong Yoo terlalu sibuk mengejar impiannya menjadi pengacara di Kanada beberapa tahun ini. Dia melupakan diriku “.
Alasan yang terlalu di buat-buat, Yonghwa menyimpulkan. Dan terus terang dia tidak terlalu tertarik mengetahui bagaimana pernikahan mereka berdua. Dia tidak peduli setelah apa yang di lakukan mereka berdua kepadanya beberapa tahun lalu yang membuatnya benar-benar terluka karena merasa dikhianati.
“ Dan mengapa kau memilih aku ? “, tanya Yonghwa sambil kembali memeriksa berkas yang tadi sedang di bacanya. Dia tidak terlalu tertarik untuk menatap wajah YooRa.
“ Karena hanya kaulah satu-satunya pengacara yang aku kenal “.
“ Aku bisa merekomendasikan beberapa pengacara yang bisa menangani kasus perceraianmu “.
“ Tapi aku mau kau yang mendampingiku di ruang sidang, Yonghwa “.
“ Aku minta maaf “, Yonghwa mengangkat wajahnya dari berkas yang di bacanya dan menatap YooRa. “ Aku sudah terlalu banyak menangani perkara. Aku bahkan sudah memberitahu sekretarisku untuk mengalihkan kasus-kasus baru ke pengacara yang lain. Maaf aku benar-benar tak bisa menangani kasusmu “.
“ Kau sudah sangat berubah Yonghwa “, ucap YooRa dengan tatapan mata penuh penyesalan.
“ Setiap manusia akan berubah pada akhirnya. Memangnya apa yang kau harapkan ? “, kata Yonghwa dingin.
“ Sekarang sikapmu sangat dingin, jauh berbeda dari apa yang dulu aku kenal “.
Setelah apa yang kau lakukan, apakah kau pikir aku akan terus mengharapkan kau kembali. Bagiku kau sudah mati, gerutu Yonghwa dalam hati.
“ Dulu akupun merasa mengenalmu, ternyata aku salah. Sejujurnya kita memang tidak pernah saling mengenal satu dengan yang lain “.
“ Tapi aku senang sekarang kau berhasil mendapatkan apa yang kau cita-citakan. Aku dengar sekarang kau menjadi salah satu pengacara yang terkenal dengan bayaran yang tinggi. Kau sekarang pasti sudah sangat mapan, apalagi memiliki beberapa pengacara yang bekerja padamu. Aku benar-benar menyesal meninggalkanmu untuk Jong Yoo “.
Bila tadi Yonghwa mengatakan bahwa mereka sebenarnya tidak pernah saling mengenal satu sama lain maka terbukti sudah. Jadi YooRa meninggalkannya karena melihat Jong Yoo bisa memenuhi semua kebutuhan akan materi yang di inginkannya sehingga dengan mudah menyerahkan dirinya ke dalam pelukan laki-laki tersebut.
Tiba-tiba Yonghwa merasa kasihan terhadap Lee Jong Yoo.
“ Maaf YooRa , tapi saat ini aku sedang sangat sibuk dan sebentar lagi akan ada sidang yang harus aku hadiri. Aku akan meminta Sunny menuliskan beberapa nama pengacara yang bisa membantu menangani kasus perceraianmu “, Yonghwa berdiri memberi tanda bahwa pembicaraan mereka sudah berakhir.
Yonghwa melangkah menuju pintu tapi YooRa tiba-tiba memeluknya dari belakang.
“ Aku selalu merindukanmu, Yonghwa ‘, bisiknya di pungung Yonghwa. “ Aku selalu merasa bersalah telah meninggalkanmu. Aku tahu aku telah menyakitimu, mengkhianati kepercayaanmu, tidakkah kau tahu aku masih sangat mencintaimu ‘.
Yonghwa berusaha melepaskan pelukan YooRa tapi Yoora memeluknya semakin erat.
“ Maafkan aku YooRa, aku sudah memiliki orang lain sekarang. Seseorang yang aku cintai “, ucap Yonghwa dingin.
YooRa menggelengkan kepalanya lalu sekuat tenaga di tariknya Yonghwa hingga menghadap ke arahnya. “ Tidak, aku tahu kau selama ini hanya mencintaiku. Sekarang aku akan bercerai dan aku akan kembali kepadamu “, ucapnya lalu memeluk Yonghwa.
Yonghwa mengepalkan tangannya. Sialan, dia pikir dirinya terlalu berharga untuk aku nantikan ?
“ Sudah aku bilang, aku mencintai orang lain , jadi lebih baik kau lepaskan aku sekarang dan silakan kau keluar atau aku harus terpaksa menarikmu keluar dari ruanganku “, kali ini nada suara Yonghwa terdengar sangat dalam, dia berusaha meredam kemarahannya.
“ Tidak, kau hanya akan menjadi milikku selamanya, selamanya “, YooRa seperti sudah kehilangan kendali dirinya dan menarik jas Yonghwa dan memaksa untuk mencium Yonghwa.
Tepat saat itu pintu ruangan Yonghwa terbuka dan Seohyun berdiri di sana menatap Yonghwa dengan pandangan yang sangat terluka.
Yonghwa berusaha melepaskan YooRa dan berteriak mengejar Seohyun. Tapi Seohyun sudah menghilang masuk ke dalam lift. Dengan jengkel Yonghwa berjalan kembali ke ruangannya setelah sebelumnya menatap Sunny dengan pandangan tajam.
“ Kau lihat apa yang sudah kau lakukan padaku ? “, tukas Yonghwa sambil menandang YooRa dengan pandangan jijik. Rasanya dia ingin melemparnya keluar. “ Sudah aku katakan aku tak pernah lagi mengharapkan dirimu kembali. Aku belajar bahwa wanita sepertimu adalah sampah yang hanya mengejar harta dan kesenangan dirimu sendiri. Aku bersyukur bahwa pengkhianatanmu sudah membuka mataku akan siapa sebenarnya dirimu. Dan bila dengan segala apa yang sudah kau lakukan dan berharap aku masih akan bertekuk lutut dan menantikanmu kau bisa bermimpi seumur hidupmu karena hal tersebut tidak akan pernah terjadi. Jadi sekarang tolong tinggalkan aku dan jangan pernah lagi menampakkan batang hidungmu di depanku atau aku akan menuntutmu dengan alasan apapun yang bisa aku pakai dan percayalah, aku bisa melakukan hal tersebut dan saat aku melakukannnya aku jamin tak satupun pengacara yang akan bisa meloloskanmu dari tuntutanku “, ancam Yonghwa dengan nada suara yang tinggi.
“ Jadi wanita itu yang sekarang kau cintai, sayang dia melihat kita sedang apa tadi, oh berciuman “, kata YooRa dengan nada mengejek tidak merasa gentar sedikitpun dengan ancaman Yonghwa membuat Yonghwa semakin jijik padanya..
“ Wanita itu untuk kau ketahui adalah istriku ! “. Yonghwa menangkap keterkejutan di wajah YooRa. “ Benar, aku sudah menikah ! “. Dan setelah mengatakan hal tersebut Yonghwa memanggil Sunny yang buru-buru datang ke ruangannya.
“ Sunny bawa wanita ini keluar dan pastikan dia tidak pernah lagi menginjak kantor ini. Dan alihkan sidangku hari ini kepada KwangHee. Ada hal yang lebih penting yang harus aku lakukan. Dan kau masih berhutang penjelasan padaku ! “, ucap Yonghwa berjalan ke mejanya dan menarik tas kerjanya dan berjalan keluar.  Dia harus segera menemui Seohyun dan dia tahu tidak akan mudah membuat Seohyun memaafkannya.
Sialan !
Sialan !
Sialan !


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥