#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

ACCIDENTALLY WE MARRIED !!



CHAPTER ELEVEN

Seohyun menghabiskan waktu seminggu di sela-sela waktu mengajarnya  untuk berburu perabotan yang akan di gunakannya di rumah barunya. Memilih wallpaper untuk kamar tidur, ruang membaca dan juga ruang-ruang lainnya, menelpon agen properti memberitahukan tentang beberapa perabotan dan wallpaper yang harus di ganti dengan pilihannya.
Hari ini adalah hari di mana Seohyun akan memasuki rumah barunya. Ada beberapa perabotan yang masih harus di tata ulang sehingga Seohyun memilih memakai pakaian yang akan membuatnya nyaman untuk mengerjakan semua hal tersebut. Seohyun memilih memakai celana jeans selutut dengan tshirt pink yang sedikit ketat di tubuhnya, mengikat rambutnya dan sebuah syal berwarna senada dengan tshirtnya di ikatkan ke kepalanya serta sepatu kets warna putih. Seohyun nampak puas melihat penampilan dirinya di cermin.
Yoona berjanji akan membantunya. Walaupun tak yakin akan datang tepat waktu tapi Seohyun tetap merasa senang. Sementara kedua orang tuanya akan menyusul karena akan membeli beberapa hadiah kecil untuknya setelah tentu saja memasak untuk di bawa ke rumah Seohyun.
Di ceknya kembali barang-barang yang akan di bawanya, sekoper pakaiannya, peralatan mandi dan tentu saja peralatan make up seadanya yang di milikinya. Buku-buku sudah di ikat dengan rapi demikian pula beberapa barang lainnya. Setelah merasa semuanya siap Seohyun tersenyum sambil berdendang kecil dia meraih tas rangselnya ketika ponselnya berdering.
“ Yoboseyo ? “, ucap Seohyun saat melihat hanya nomor yang tampak di layar ponselnya.
“ Selamat pagi nenek sihir, aku dengar hari ini kau akan pindah ke rumah kita “, suara dari seberang menekankan kata ‘kita’ dalam nada suaranya.
“ Tahu dari mana ? “, tanya Seohyun acuh, dia tak ingin harinya di rusak oleh pria menyebalkan yang sedang berusaha membuatnya kesal di seberang sana.
“ Well, Ibumu menelpon Ibuku mengabarkan kalau hari ini kau akan pindah, Ibuku lalu menelponku pagi-pagi sekali padahal aku sedang butuh tidur hingga siang, menyuruhku membantumu dan bila aku menolak kau tahu sendiri apa yang akan di lakukannya lalu dia memberikan nomor teleponmu, begitulah kira-kira aku mendapatkan nomor teleponmu “, jawab Yonghwa sambil menguap.
Seohyun mau tak mau tersenyum. Setelah pertengkaran hebat mereka seminggu yang lalu, Seohyun berharap Yonghwa menghilang dari hidupnya. Pria itu begitu menyebalkan dan selalu mengajaknya bertengkar. Dan Seohyun tak ingin kebahagiannya hari ini di rusak olehnya.
“ Tenang saja, kau adalah mahluk terakhir di dunia ini yang aku harap membantu kepindahanku, jadi lanjutkan saja tidurmu dan biarku aku menikmati hariku yang indah tanpa pria menyebalkan yang selalu mengajakku bertengkar “, ucap Seohyun lalu mematikan ponselnya. Laki-laki itu bisa melanjutkan tidurnya dia tidak akan peduli sama sekali.

♥ ♥ ♥

Yonghwa tertawa kecil sambil meletakkan ponselnya kembali ke meja nakas di samping tempat tidurnya. Yonghwa sudah bisa menebak kalau Seohyun pasti tidak ingin dia datang membantunya dan Yonghwa sangat senang dengan hal tersebut.
Pagi-pagi sekali Ibunya sudah menelponnya berulang-ulang kali, membangunkannya dan menyuruhnya untuk membantu Seohyun padahal hari ini Yonghwa berharap dia bisa bangun siang dan hanya bermalas-malasan setelah seminggu penuh sibuk mengurus kasus perceraian yang di tanganinya. Hari minggu seharusnya menjadi hari di mana dia bisa melepaskan segala urusan kantor dan bersantai.
Yonghwa kembali menarik selimutnya dan berencana melanjutkan tidurnya yang terganggu ketika ponselnya berdering. Yonghwa mencoba mengacuhkannya tapi ponselnya terus berdering hingga membuatnya kesal. Itu pasti Ibu, pikirnya malas sambil meraih ponselnya.
“ Eomma, berhentilah menggangguku, aku sangat mengantuk “.
“ Dasar pemalas, mengapa kau masih tidur ? Kau itu seharusnya sudah bangun dan pergi menolong Seohyun “, sahut Ibunya.
Yonghwa mengerang malas dan menguap.“ Dia bilang tidak mau di bantu “.
“ Kau ini bagaimana sih ? Walaupun begitu kau tetap harus membantunya, malahan seharusnya kau juga membereskan barang-barangmu dan pindah bersamanya. Kalian kan suami istri. Mana ada suami istri yang tinggal terpisah seperti kalian ? “.
Yonghwa menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal. Pagi-pagi Ibunya tersayang sudah mulai menceramahinya dengan segala urusan pernikahan yang di kutuknya. Dan Yonghwa tahu Ibunya tidak akan pernah bosan. Dia betul-betul berada dalam kesulitan besar.
“ Tapi kan kami tidak menikah benar-benar, Ibu “.
“ Ibu punya surat yang menjelaskan bahwa pernikahan kalian sah dan berhentilah mencari-cari alasan untuk menghindarinya “.
Yonghwa bangun dari tidurnya menyibak selimut dengan malas dan turun dari tempat tidurnya sambil terus mendengarkan Ibunya yang seakan tidak bisa berhenti. Berjalan keluar kamar dan langsung menuju ke dapur. Dia butuh secangkir kopi.
“ Ngomong-ngomong, kapan Ibu akan mendaftarkan pernikahan kami ? Bukankah kami butuh akte nikah yang sah ? “, tanya Yonghwa sambil menyalakan mesin pembuat kopinya.
“ Memangnya kenapa ? “, tanya Ibunya dengan nada selidik.
“ Well, karena setahu anakmu ini, surat nikah itu harus di daftarkan biar akte nikahnya bisa di terbitkan “, jawab Yonghwa sambil meraih gelas  dari dalam lemari konter dan menuangkan kopi lalu berjalan ke arah meja dapur dan duduk di salah satu kursi.
“ Ibu yang akan mengurus semua itu, kau tidak usah bersusah payah, lagi pula Ibu tahu kalau Ibu memberitahukan soal itu kepadamu maka kau akan memakai relasimu untuk mengambil akte nikah tersebut sebelum Ibu lalu mulai berniat untuk mengajukan perceraian “.
Yonghwa yang sedang mengecap kopinya langsung terbatuk-batuk mendengar perkataan Ibunya. Daebak, Ibunya ternyata sangat pintar.
“ Bukan begitu Ibu “, kata Yonghwa sambil menepuk-nepuk dadanya mengusir batuk.
“ Sudahlah, Ibu ini Ibumu, Ibu tahu apa yang ada di pikiranmu jadi sebaiknya kau buang saja pikiran itu jauh-jauh dari kepalamu. Ibu menyukai Seohyun dan bagi Ibu hanya dia yang akan menjadi menantu Ibu. Titik “.
“ Ahh itu kan karena Seohyun anak sahabat Ibu “, ucap Yonghwa skeptis sambil kembali menghirup kopinya.
“ Itu adalah bonus ! Sudahlah, lebih baik kau bersiap untuk pergi membantu Seohyun atau Ibu terpaksa harus terbang ke Seoul dan menjewer kupingmu sambil menyeretmu ke hadapan Seohyun sambil menjerit-jerit ! “.
Telepon terputus.
Yonghwa meletakkan gelas kopinya lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Sejak malam kejadian tersebut Yonghwa merasa hidupnya tidak lagi seperti biasanya. Yonghwa merasa tidak ada lagi kebebasan yang selalu di banggakannya. Sekarang yang ada hanyalah dia merasa kedua kakinya telah di borgol dan lebih parahnya borgol itu milik Ibunya. Kalau harus memilih lebih baik borgol Polisi daripada Ibunya.

♥ ♥ ♥

Seohyun sedang berusaha keras menyeret meja kerjanya yang walaupun tidak terlalu berat tapi rasanya tidak ringan untuk di tarik naik ke lantai atas. Seohyun sedikit kesal, karena dia sudah mengatakan kepada agen properti agar meja kerjanya langsung di naikkan ke lantai atas tapi ternyata malah di letakkan di bawah. Bagaimana mungkin dia bisa menaikkan meja tersebut ke lantai atas sendirian ?
Seohyun mengumpat kesal ketika tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.
“ Ada yang bisa aku bantu ? “.
Tanpa berpaling Seohyun tahu itu Yonghwa dan walaupun dia tidak berharap Yonghwa datang, tapi satu sisi hatinya senang karena dia bisa meminta Yonghwa membantunya menaikkan meja tersebut ke atas.
“ Aku kan sudah bilang aku tidak butuh bantuanmu “, kata Seohyun sambil berbalik dan berkacak pinggang memandang Yonghwa yang berdiri di depan pintu.
“ Tapi aku datang bersama bala bantuan lho “.
Dan tepat setelah Yonghwa mengucapkan kalimat tersebut tiga kepala menyembul di belakangnya. Seohyun bisa mengenali Jonghyun dengan tentu saja lesung pipinya yang selalu menghias pipinya saat dia tersenyum. Tapi dua yang lain masih terasa asing baginya. Ketiganya tersenyum sambil melambaikan tangannya. Ketiganya nampak lebih tinggi dari Yonghwa.
“ Apakah kau yakin tidak butuh bantuan kami ? “, kata Yonghwa sambil melangkah masuk di ikuti oleh ketika temannya. “ By the way, kenalkan mereka adalah sahabat-sahabat yang sudah seperti saudara bagiku “.
Yonghwa lalu menyuruh ketiganya berbaris rapi lalu mulai memperkenalkan ketiganya. Satu persatu mereka membungkuk sopan saat Yonghwa menyebut nama mereka. “ Jonghyun, Minhyuk dan Jungshin “.
Seohyun tersenyum sambil membungkukkan tubuhnya membalas salam hormat mereka dengan sedikit kikuk. “ Seohyun “, ucapnya memperkenalkan dirinya.
“ Aku sudah tahu “, kata Jonghyun tersenyum. “ Kita sudah berkenalan sebelumnya, ingat ? “.
Seohyun tidak perlu harus memeras otak untuk mengingatkan dirinya kalau Jonghyun termasuk orang yang menyaksikan pernikahannya dengan Yonghwa malam itu.
“ Yah, tentu saja saya ingat “, jawab Seohyun sopan.
“ Hey, jangan terlalu formal, kita bisa kan bercakap-cakap dengan santai “, tegur Jonghyun sambil tetap tersenyum “ Lagi pula kami ini tidak tua-tua amat kok “.
Seohyun tertawa pelan. Seohyun sama sekali tidak menyiapkan diri untuk ini. Dia mungkin akan bisa mengatasi Yonghwa sendiri tapi dengan ketiga orang tersebut rasanya seperti perawan di sarang penyamun. Tapi bukankah itu lebih aman. Lagipula melihat postur tubuh mereka yang tinggi-tinggi dan tegap rasanya akan mudah menyelesaikan semuanya dengan bantuan mereka.
“ Hyungsunim ternyata lebih cantik dari photo yang di surat kabar itu “, Junghsin yang kata Yonghwa adalah maknae mereka berempat bersuara.
“ Kan sudah aku bilang kalau dia sangat cantik “, kata Jonghyun
“ Tapi menurut hyung, dia seperti nenek sihir “, kali ini Minhyuk yang bersuara membuat Seohyun melototkan matanya ke arah Yonghwa.
“ Dia memang nenek sihir kok, jangan dekat-dekat dengannya atau kau bisa di sihirnya menjadi katak bisulan “, kata Yonghwa. “ Tapi sepertinya dia lupa membawa tongkat sihirnya – lagi “.
“ Percayalah, itu yang paling aku sesali saat ini “, ucap Seohyun sambil menatap Yonghwa dengan tatapan yang siap menerkam.
“ Seharusnya kau membawanya, setidaknya kau cukup menggoyangkannya untuk memindahkan semua barang-barang ini ke tempatnya “.
“ Tapi aku akan lebih memilih menggoyang-goyangkannya dan memindahkanmu jauh-jauh hingga ke gurun Sahara “.
“ Apakah itu ancaman ? “, suara Yonghwa terdengar bernada takut yang di buat-buat. Seohyun mendelik sementara ketiga pria tampan yang lainnya saling menyikut sambil berusaha menahan tawanya.
“ Hyung, sudahlah. Kapan kita akan membantu hyungsunim bila kalian berdua bertengkar seperti ini “, lerai Jungshin. “ Hyungsunim, apa yang bisa kami bantu ? “, tanya Jungshin sambil memandang ke sekeliling mereka.
“ Sepertinya meja itu yang harus kita angkat terlebih dahulu “, kata Minhyuk sebelum Seohyun sempat menjawab pertanyaan Jungshin. Dia lalu menarik Jungshin dan mendekati meja yang sedari tadi membuat Seohyun kesal karena harus menyeretnya mendekati tangga. “ Apakah meja ini akan di bawah ke atas ? “.
Seohyun menganggukkan kepalanya sambil berjalan ke arah meja tersebut lalu bersiap-siap kembali mendorong saat Jungshin menghalanginya.
“ Ini adalah pekerjaan untuk pria “, kata Jungshin sambil tersenyum dan memperlihatkan ototnya. Seohyun sama sekali tidak tersenyum.
Seohyun selalu benci saat seorang pria menyombongkan gendernya seakan-akan kaum wanita adalah mahluk paling lemah. Tapi Seohyun tak ingin bertengkar saat ini dia hanya mundur membiarkan kedua pria tersebut mengangkat meja tersebut dan membawanya keatas sementara dia berjalan ke arah dapur mencoba mengendalikan dirinya sambil menyandarkan tubuhnya ke meja konter.
Seohyun melihat Jonghyun menyusul keduanya naik keatas sementara Yonghwa hanya menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil melipat kedua tangannya di dadanya, pandangannya mengarah tepat ke arah Seohyun.  Jengah di tatap seperti itu, Seohyun membalikkan tubuhnya mencoba berkonsentrasi memasukkan beberapa gelas, piring dan perlengkapan dapur yang lain ke lemari konter dapur. Lebih baik dia terlihat sibuk.
Terlalu sibuk dengan pikirannya Seohyun tidak menyadari Yonghwa sudah berdiri di sampingnya membuat Seohyun terkejut dan hampir saja menjatuhkan piring yang di pegangnya tapi Yonghwa segera menangkapnya sebelum menyentuh lantai.
“ Kau mengagetkanku “, ucap Seohyun mencoba menenangkan dirinya sambil melotot kepada Yonghwa.
“ Tidak perlu berterima kasih “, kata Yonghwa sambil meletakkan piring tersebut ke dalam lemari bersama piring yang lainnya. Lalu mengambil beberapa piring lain yang tersisa dan memasukkannya ke dalam lemari. Seohyun memandangnya dengan tidak senang.
“ Bagaimana kalau hari ini kita gencatan senjata – piss “, kata Yonghwa sambil mengacungkan dua jarinya ke wajah  Seohyun. “ Kalau kita terus menerus bertengkar maka kita akan membuang-bunag energi dan tenaga untuk hal yang bodoh “.
“ Seingatku kaulah yang selalu memulai pertengkaran kita “, Seohyun mengingatkan.
“ Well, itu karena aku suka melihatmu marah “, kata Yonghwa sambil menatap Seohyun, matanya terlihat menggoda. “ Mengingatkan aku pada Amber, ponakanku yang berumur 3 tahun “.
“ Apakah kau ingin aku lempar dengan panci ini ? “, tanya Seohyun sambil memegang sebuah panci kecil yang biasa di pakai untuk memasak ramen siap-siap melemparkannya ke wajah Yonghwa.
Yonghwa tertawa sambil menjauh dan menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengangkat kedua tangannya.
“ Damai, damai, Ok ? “, ucapnya.
Seohyun meletakkan panci tersebut ke dalam lemari konter bawah. “ Tenang saja, panci ini lebih berharga dari dirimu “, kata Seohyun.
“ Kalau begitu aku harus menculik panci itu “.
“ Silakan saja “, dan Seohyun menutup lemari konter tersebut dengan kakinya lalu berbalik menghadap kearah Yonghwa.
“ Hai kalian berdua, apa lagi yang harus kami kerjakan ! “.


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥





Sebuah Catatan Kaki.
Hai semuanya, maaf ya kalau update next chapternya agak terlambat hehe, kali ini update hingga chapter 11 karena harus bersibuk-sibuk ngurus nikahan adik sepupu, so semoga puas dulu hingga chapter 11. Insya Allah akan secepatnya di update lanjutannya.
Thanks ya masih mau baca ♥♥♥
Previous
Next Post »

4 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
18 Oktober 2016 pukul 22.15 delete

Huwaaaa.. terbayar sudah penantianku.. wkwkwkwk.. thanks kak zee (^▼^)) ..

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
19 Oktober 2016 pukul 02.27 delete

tiap hari ngecek akhirx muncul jg langsung 4 chapter..bahagianya,makasih kak

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
24 Oktober 2016 pukul 19.24 delete

Tiap hari ngecek akhirx rilis juga,,terbayar sudah rinduku,,hehehe,,oia eonni orang sulawesi ya?

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
25 Oktober 2016 pukul 12.16 delete

iya, aku di Makassar ^_^

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥