#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

ACCIDENTALLY WE MARRIED !!!


CHAPTER FIVE

“ Bapak-bapak dan Ibu-ibu, sebentar lagi sesi pernikahan akan segera kita mulai. Sementara menunggu untuk yang masih ingin memberi sumbangan untuk para anak-anak pengidap cancer, beberapa orang teman panitia masih akan menolong. Sekarang mari kita beri tepukan hangat untuk pengantin pria kita malam ini, Mr. Jung Yong Hwa !! “.
Tepukan terdengar dari depan panggung, Yonghwa yang sedari tadi duduk di belakang panggung sambil membiarkan make up stylist memberi sedikit sentuhan di wajahnya berdiri dengan enggan. Bunga mawar merah yang tadi di berikan salah seorang panitia, dengan malas di selipkannya di dalam saku atas jasnya. Yonghwa bersyukur setidaknya dia tidak harus berganti setelan resmi seorang pengantin pria.
“ Fighting hyung “, bisik Jonghyun membuat Yonghwa mengernyit. Fighting ? Yeah seakan malam ini dia benar-benar akan menikah, sungut Yonghwa kesal dalam hati.  Yonghwa hanya ingin malam ini segera berlalu. Apakah itu hal yang begitu sulit ?
Sambil menghembuskan napasnya Yonghwa melangkah menaiki beberapa undakan kecil tangga menuju panggung. Dekorasi panggung terlihat begitu indah, sebuah gasebo mungil yang di hiasi dengan bunga-bunga kecil warna warni di letakkan sedikit ke ujung panggung di tengah-tengah karpet berwarna hijau segar laksana hamparan rumput sementara di layar backround nampak pemandangan padang bunga yang memikat mata dengan kupu-kupu yang beterbangan di antara bunga-bunga tersebut sementara sebuah karpet berwarna merah tergelar dari mulai undukan tangga hingga ke depan gasebo tersebut. Yonghwa setidaknya harus mengacungkan jempol untuk set dekorasi tersebut. Sayangnya pengantin wanitanya adalah seorang nenek sihir yang angkuh dan menyebalkan. Sangat berbanding terbalik dengan semua keindahan tersebut.
Berdiri tepat di tengah panggung Yonghwa melayangkan pandangannya ke para undangan yang terlihat begitu antusias. Pandangannya terhenti tepat ke arah ibunya yang tersenyum melihatnya sambil mengedipkan matanya. Yonghwa menggelengkan kepalanya mengisyarakan bahwa apa yang ibunya pikirkan tidak akan pernah terjadi. Tidak ada pernikahan yang ada adalah sebuah pertunjukan amal. Titik.
“ Hadirin mari kita sambut pengantin wanita kita malam ini, Ms. Seohyun !! “.
Yonghwa mengaitkan kedua telapak tangannya di belakang punggungnya mencoba terlihat santai dan tanpa minat dan berusaha untuk tidak menatap kearah datangnya sang mempelainya. Dentingan piano yang memainkan nada-nada wedding march bergema memenuhi hall dan seruan kagum dari para undangan memaksa Yonghwa untuk memalingkan tatapannya ke arah ujung panggung.
Dan apa yang Yonghwa lihat membuatnya tak dapat mengalihkan pandangannya. Keterkejutan jelas terpancar di wajahnya Untuk sesaat Yonghwa berpikir, seseorang pasti telah berganti peran. Tidak mungkin dan mustahil.
Kemana perginya si nenek sihir ?

♥ ♥ ♥

Seohyun sejenak menarik napas panjang sesaat setelah mendengar MC’s menyebut namanya. Seorang kru datang dan menginstruksikan hal-hal kecil untuknya Tak di pungkirinya bahwa hatinya berdebar, bukan karena dia akan bertemu pria yang akan menjadi suaminya, tapi karena tak sabar ingin melihat pria menyebalkan sejagat itu melongo melihat dirinya dan menyesali apapun yang telah dia katakan tentang dirinya.
Wedding March mengalun menandakan dia harus segera naik kepanggung. Seohyun menegakkan bahunya serta menggerakkan dagunya penuh tekad. Bersiaplah, nenek sihir ini akan segera memantrai dirimu, janji Seohyun dalam hati. Perlahan dia mulai menaiki satu undakan tangga dan tepat saat dia berada di undakan terakhir nada kekaguman terdengar dari para undangan. Seohyun tersenyum. Mantranya sudah mulai beraksi.
Dengan langkah pasti dan dagu yang sedikit di naikkan Seohyun melemparkan senyum termanisnya kepada para undangan yang langsung mendapat tepukan dan sebuah lampu sorot dengan cahaya yang lembut menyorot kearahnya. Gaun pengantin berwarna kuning gading berkilau oleh lampu sorot tersebut. Sesaat Seohyun selintas melihat raut wajah bahagia terpancar di wajah ibunya.
Seohyun memalingkan wajahnya ke arah Yonghwa yang sedang berdiri di tengah-tengah gasebo kecil yang ada di atas panggung.  Terperangah !. Seohyun merasa menjadi penyihir terhebat di dunia.
Dengan tatapan mata yang penuh dengan kemenangan Seohyun melangkah mendekati gasebo, sebuah senyuman – rasakan kau wahai pria yang angkuh sombong dan menyebalkan – tersungging di bibir tipisnya dengan kedua alis yang di kedipkannya. Seohyun melihat Yonghwa memutar bola matanya dengan kesal dan rasanya Seohyun ingin meneriakkan kemenangannya lalu jatuh berguling-guling di lantai sambil tertawa hingga perutnya terasa sakit, tapi hal itu tentu tidak akan dia lakukan karena pertunjukan masih panjang – save the best for last Seohyun, save the best for last !

♥ ♥ ♥

Kemana perginya si nenek sihir ?
Yonghwa menatap Seohyun tak berkedip hingga tak terasa bibirnya terbuka. Rasanya dia tidak percaya bahwa yang sedang melangkah ke arahnya adalah wanita yang di temuinya di parkir basement, yang membuatnya harus memanggil montir yang akhirnya terpaksa menderek mobil kesayangannya ke bengkel, yang sangat sombong dan angkuh yang bahkan ingin dia cekik karena kata-katanya.
Wanita yang berjalan kearahnya sangatlah anggun dan cantik. Dengan gaun pengantin yang berwarna kuning gading yang jelas membentuk setiap lekuk indah tubuhnya laksana kulit kedua di tubuhnya. Tak ada rambut yang di gelung ataupun kacamata yang bertengger di hidungnya. Terlalu sempurna untuk terlihat nyata. Untuk sesaat Yonghwa lupa bahwa semua ini adalah sandiwara dan berharap wanita tersebut adalah benar-benar mempelainya, hingga tatapan mata dengan sejuta kemenangan itu menatap matanya.
Yonghwa memutar kedua bola matanya mencoba mengembalikan kesadaran dirinya. Tak ada yang berubah sedikitpun, sekali nenek sihir tetap nenek sihir. Senyuman culas dan angkuh itu tidak akan pernah berubah.  You vcan change the case but not the person !
Sialan !!
Terdengar MC’s memintanya untuk keluar dari Gasebo dan menyambut pengantin wanitanya. Pengantin wanitanya ? Never !. Yonghwa kembali menatap Seohyun, setelah sejenak memalingkan wajahnya dari tatapan kemenangannya yang kian berbinar. Memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya dan berusaha terlihat biasa-biasa saja Yonghwa melangkah enggan menuruni gasebo tersebut.
Sayangnya tatapan matanya terkunci pada sosok si penyihir cantik dan membuatnya hampir terjatuh karena tidak melihat ujung lantai gasebo. Kikuk, Yonghwa buru-buru menegakkan kembali tubuhnya dan berpura-pura memperbaiki dasikupu-kupunya. Dan sejuta makian dia tujukan untuk dirinya sendiri karena terlihat begitu konyol saat ini.
“ Seperti mempelai pria terlalu terpesona dengan kecantikan sang mempelai wanita kita “, MC’s mencoba mengalihkan perhatian terhadap insiden kecil tersebut dan menghadirkan tawa di dalam hall tersebut. “ Saya rasa kita semua terpesona oleh kecantikannya, benarkan ? “, lanjutnya lagi sambil tersenyum ke arah Yonghwa memastikan Yonghwa baik-baik saja.
Sialan !
Sialan !
Sialan !

♥ ♥ ♥

Seohyun berharap, benar-benar berharap dia di izinkan untuk tertawa terbahak-bahak sambil berguling-guling di lantai. Insiden kecil tersebut membuah Seohyun merasa berada di atas angin. Gaung kemenangan berdentang-dentang di dalam nadinya mengalir ke seluruh tubuhnya.
Sekuat tenaga Seohyun berusaha untuk tidak tertawa walaupun siapapun bisa melihat gerakan halus di bibirnya menandakan betapa keras usahanya untuk tidak tertawa dan tetap fokus. Tapi melihat Yonghwa yang terpaku dan hampir terjatuh karena takjub melihat dirinya benar-benar membawa kepuasan yang tak terhingga bagi Seohyun.
Pelan tapi pasti mengikuti alunan wedding march yang sedang mengalun Seohyun akhirnya tiba di depan Yonghwa yang berdiri kaku menunggu dirinya. Kembali Seohyun menyunggingkan senyum kemenangannya dan Seohyun dapat melihat dengan jelas bagaimana Yonghwa berusaha untuk menahan diri tidak mencekiknya. Yes !!
“ Mana hakim pernikahannya ? Apakah ada hakim pernikahan di sini ? “, canda MC’s kepada para hadirin yang berada di hall tersebut. Serentak kemudian beberapa diantara undangan yang hadir mulai memanggil-manggil “ Hakim...., Hakim...., Hakim.... “.
Seohyun walaupun merasa menang, tak urung pula merasa perutnya terasa mulas. Semua ini hanya lelucon, semua ini hanya sandiwara, semua ini hanya untuk amal. Seohyun berulang kali mengingatkan dirinya ketika dia mendengar tawa lepas yang menggema dalam ruangan tersebut.
Ini adalah pernikahan sandiwara untuk amal.
Dengan sedikit gugup Seohyun membenahi gaunnya yang tiba-tiba terlihat kusut, ataukah hanya imajinasinya saja karena terlalu gugup. Sejenak melirik kearah Yonghwa yang juga sedang sibuk memperbaiki dasinya. Well, setidaknya mereka berdua tidak menyukai situasi ini.
Keributan kecil dari arah pintu masuk hal mengalihkan semua tatapan dari panggung. Seorang pria tua tergopoh-gopoh memasuki ruangan tersebut dan berulang kali membungkukkan badannya sambil meminta maaf. Pria tersebut lalu naik ke panggung sambil menepuk-nepuk saku jasnya seolah-olah kehilangan sesuatu. Akhirnya dia mengeluarkan sebuah kacamata berbentuk bulat dan memakainya ke hidungnya yang sedikit bulat.
“ Maaf saya terlambat “, katanya dengan napas yang sedikit terengah-engah lalu berhenti di hadapan Seohyun dan Yonghwa.
Seohyun tak dapat mempercayai pandangan matanya. Wow, para panitia amal ini benar-benar telah mempersiapkan semuanya sehingga nampak nyata. Bahkan hakim bohongan di depannya inipun terlihat begitu sempurna memainkan perannya.
“ Kalian sudah siap ? “, tanya pria tersebut.  “ Namaku adalah Hakim Kim. Ini adalah pernikahan kelima yang aku pimpin hari ini dan aku ingin langsung memulainya “, gumannya saat MC’s memasangkan mikrofon kecil di kerah jasnya.
“ Baiklah anak muda, siapa namamu ? “

♥ ♥ ♥

Yonghwa tak sanggup menahan senyum melihat penampilan pria tua di depannya. Ya ampun di mana mereka menemukan pria uzur ini ? Dia sangat cocok memerankan hakim pernikahan dengan uban di kepalanya yang acak-acak dan kumis putih yang tumbuh lebat di atas bibirnya. Pria tersebut benar-benar memainkan perannya dengan sempurna. Rasanya Yonghwa ingin bertepuk tangan.
“ Ehh, Yonghwa. Jung YongHwa “. Yonghwa kembali nerusaha menahan tawa ketika pria tersebut menjilati ujung pensil yang di pegangnya sebelum menuliskan sesuatu pada kertas yang di tariknya dari dalam sakunya.
Terlalu sempurna, aktingnya sangat sempurna, batin Yonghwa dan sepertinya para undangan juga tertawa kecil melihat si hakim tersebut.
“ Miss, siapa namamu ? “.
Tak ada jawaban. Sesaat Yonghwa mengira Seohyun tidak akan bekerjasama. Yonghwa memalingkan wajahnya dan di wajah Seohyun terlihat jelas ketidaknyamanan yang membuat wajahnya menjadi sedikit pucat. Apa sih yang di takutkannya. Pernikahan ini hanyalah sandiwara !.
“ Seohyun “, Yonghwa berbisik sambil menyentuh lengan Seohyun dengan lengannya, mengingatkan. Tapi mengapa Yonghwa merasakan getaran listrik mengaliri lengannya ?
Wajah Seohyun merona saat berpaling ke arah Yonghwa. Keterkejutan nampak jelas di matanya yang tetap terlihat tak bersahabat, memancarkan sejuta anak panah yang bisa menembus tepat ke tubuh Yonghwa.
“ S-Seohyun. Seojuhyun “, sedikit terbata Yonghwa akhirnya mendengar Seohyun mengucapkan namanya.
Please, mengapa dia merasa Seohyun sedang di paksa menikah dengannya ! Padahal ini semua hanya sandiwara belaka. Ingin rasanya Yonghwa mencekiknya. Siapa dia merasa terpaksa. Puluhan wanita cantik di luar sana berbaris untuk menjadi mempelainya !
Kemudian MC’s yang tiba-tiba berubah fungsi menjadi MC’s pernikahan meminta Yonghwa menggenggam tangan mempelainya. Lalu dia menambil buket bunga yang di pegang Seohyun. Sesaat Yonghwa berharap Seohyun mempertahankan buketnya sehingga dia tidak harus menggenggam tangan si nenek sihir di sampingnya.

♥ ♥ ♥

Ketidakrelaan, itulah yang Seohyun rasakan saat MC’s meraih buket bunga yang sedari tadi di pegangnya. Buket bunga itu adalah pelampungnya. Setidaknya bila dia memegang buket bunga tersebut pria sialan di sampingnya ini tidak akan memegang tangannya.
Yonghwa lalu menggenggam kedua tangannya dan untuk sesaat Seohyun tidak bernapas. Perasaan dingin menjalari tubuhnya membuatnya gemetar, membayangkan dirinya sedang berpura-pura melakukan sesuatu yang begitu ingin di lakukannya sewaktu dia masih berumur 9 tahun. Impian Seohyun kecil yang tidak pernah lagi dia pikirkan dan pendam di dalam hatinya.
Tentu saja dia tidak ingin menikah dengan Yonghwa. Hidupnya terlalu sempurna untuk dimasuki seorang pria yang akan membuat segalanya menjadi hancur lebur. Seohyun tidak butuh Yonghwa ataupun pria mana saja. Dia cukup bahagia sendiri.
Seohyun mengernyit, bingung dengan pemikirannya sendiri. Apa yang mereka lakukan saat ini hanyalah sandiwara, demi anak-anak yang butuh biaya untuk pengaobatan. Mengapa dia harus tegang bagaikan Siti Nurbaya yang harus menikah dengan Datuk Maringgih. Sandiwara, sekali lagi ini adalah sandiwara !
“ Apakah kau, Jung Yonghwa, menerima Seojuhyun sebagai istrimu, mencintainya dan mengasihinya hingga maut menjemput ? “.
Suara Yonghwa yang dalam saat mengucapkan “ Aku bersedia “, menggetarkan Seohyun. Tatapannya terpaku pada layar di belakang pria tua tersebut. Mencoba menghalau perasaan haru biru yang datang di saat yang tidak tepat. Semua ini sandiwara, Seohyun. Kata-kata itu sudah laksana mantera yang terus menerus di ulangnya dalam hati.
“ Apakah kau Seojuhyun, menerima Jung YongHwa sebagai suamimu, mencintainya dan mengasihinya hingga maut menjemput ? “.
“ Aku...... “, Seohyun berdehem “ Aku bersedia “, ucap Seohyun pelan.
“ Dengan ini saya menyatakan kalian sebagai suami dan istri. Hei anak muda, kau boleh mencium mempelaimu “. Pernyataan hakim itu membuat Seohyun tak nyaman. Yonghwa menciumnya ? Sekedar menggenggam, bolehlah. Mencium ? itu adalah hal yang lain. Seohyun tidak akan pernah mau di cium oleh laki-laki sombong dan menjengkelkan yang kini menghadap ke arahnya.
Seohyun menatap mata Yonghwa dengan tatapan – jangan pernah berani untuk menciumku atau aku akan mencekik lehermu walaupun ini untuk amal. Tidak bisakah mereka mengskip bagian tersebut ?

♥ ♥ ♥

“ Dengan ini saya menyatakan kalian sebagai suami dan istri. Hei anak muda, kau boleh mencium mempelaimu “.
Mencium mempelainya ? Si nenek sihir ? Apakah setelah dia menciumnya si nenek sihir akan menampakkan wajah aslinya dan membuatnya pingsan. No way, Yonghwa tak ingin menciumnya. Walaupun dia terlihat cantik tapi Yonghwa enggan menciumnya.
Saat tatapan matanya bertemu dengan tatapan membunuh Seohyun yang penuh ancaman, membuat Yonghwa jengkel setengah mati. Tapi kemudian sebuah gagasan konyol melintas di kepalanya. OK, dia mungkin harus mengaku kalah saat dia hampir terjatuh saat melihat kecantikan si nenek sihir di depannya. Mungkin saatnya untuk menyamakan kedudukan, sehingga dia tidak harus menjadi pecundang.
Mengabaikan tatapan mata Seohyun Yonghwa lalu mencondongkan wajahnya mendekati wajah Seohyun dan Seohyun terlihat terkejut dan memalingkan wajahnya di detik-detik terakhir sehingga bibir Yonghwa mendarat di sudut bibir Seohyun. Tapi Yonghwa sudah bertekad menang. Walaupun hanya mendapatkan ujung bibir Seohyun tapi Yonghwa berlama-lama menciumnya........ menempel.... menguji........ sedikit menggigit, menggodanya lalu perlahan menjauhkan wajahnya dari wajah Seohyun dengan senyum kemenangan jelas di bibirnya.
Mata Seohyun masih terbelalak tak percaya. Kilatan matanya setajam belati yang siap mengoyak perut dan tubuh Yonghwa. Tapi Yonghwa tak peduli. Kedudukan mereka seimbang, itu yang penting.
Tepuk tangan riuh menggelegar di seantero hal saat melihat adegan tersebut. Beberapa diantara mereka bersiul dan bersorak. Yonghwa tahu dia sudah memberikan pertunjukan yang hebat malam ini, semua penonton puas dengan perannya.
“ Ini, setelah kalian menandatangani ini, upacara selesai “.
Di tengah sorak sorai para undangan, Yonghwa menatap kertas yang di sodorkan pria tua tersebut kepadanya. Surat Pernikahan. Hebat, bahkan mereka di minta untuk menandatangani surat pernikahan palsu. Wah satu lagi jempol harus Yonghwa acungkan untuk semua panitia yang telah bersusah payah. Yonghwa lalu membubuhkan tanda tangannya di tempat yang di tunjukkan pria tersebut lalu Seohyun pun melakukan hal yang sama dengannya tepat di kolom yang di tunjuk pria tua tersebut.
“ Mari kita bertepuk tangan untuk pasangan pengantin kita malam ini “, terdengar suara MC’s . “ Dan terima kasih atas kesediaan para undangan untuk datang dan berkenan menyumbang untuk acara amal ini. Acara kita berakhir dan mari kita beri sambutan yang meriah untuk saudara Jung Yonghwa dan Seohyun yang telah bersedia mengikuti semua sesi permainan kita malam ini. Pernikahan ini hanyalah sandiwara dan semoga kalian terhibur “.
“ Siapa bilang pernikahan ini sandiwara ! “. Pria tua tersebut berkata dengan tegas membuat semua orang yang berada di ruangan tersebut terdiam terpaku. “ Pernikahan ini sah, Kqalian berdua sudah sah menjadi suami istri, aku baru saja mensahkan kalian di hadapan Tuhan dan negara ! “.
“ APA !!!!! “, Yonghwa dan Seohyun terpekik secara bersamaan dan memandang satu sama lain. Tak percaya !!!
“ TIDAK !!!!


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥



Previous
Next Post »

6 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
25 September 2016 pukul 19.15 delete

Sumpahhhh ini fanfict paling greget yang gua baca... huaaaaaaaaaa.. ng: ng:

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
26 September 2016 pukul 07.22 delete

Omg,,bukan sandiwara melainkan beneran,,pasti hakimx salah tempat deh,,,hahahaha,,selamat tinggal kedamaian untuk uri yongseo,,,tapi tenang aja eonni oppa,,kalian akan menjadi pengantin paling bahagia karena insiden ini,,ia kan eonni zee?berharap.com

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
26 September 2016 pukul 08.12 delete

Ngkak banged pas baca endingx klo mereka menikah beneran dan bukan sandiwara.. Pst shock bged.. Seru unnie.. Ditunggu next chapterx ya.. ^^

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
26 September 2016 pukul 18.12 delete

geregetan jadinya geregetan hahaha

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
26 September 2016 pukul 18.13 delete

Makasih, chapter lanjutan masih otw hehehe

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥