Seumur hidup mungkin baru kali ini Yonghwa merasa beratnya membantu seseorang untuk pindah rumah, mengangkat begitu banyak barang-barang berat, belum lagi harus turun naik tangga dengan membawa barang-barang berat tersebut. Tapi Yonghwa senang melakukannya, ini membuat dirinya jadi berarti, apalagi yang dia bantu adalah Seohyun, wanita pertama yang bisa membuat hatinya berdebar, bukan hanya karena kecantikan alami yang di milikinya tapi juga kepribadiannya yang selalu memandang sesuatu dengan pikiran positif dan optimis.
Yonghwa mengusap keringat yang membasahi wajahnya, cuaca panas summer mulai terasa. Dan pakaian yang dipakainya pun tidak membantu apa-apa malah membuatnya semakin gerah. Yonghwa lalu berjalan mendekati jendela kecil satu-satunya di lantai atas toko kue yang di sewa Seohyun yang sekarang merupakan tempat dia tinggal. Sedikit kesejukan berhasil dia dapatkan dari tiupan angin yang masuk melalui jendela tersebut. Samar-samar Yonghwa mendengar suara-suara barang yang di pindahkan dan sesekali mendengar suara Seohyun yang memerintahkan beberapa temannya yang mau bekerja selama musim panas ini dengannya.
Hampir seminggu ini mereka bolak balik ke toko tersebut, mengecat, beres-beres, menyiapkan display dan perlengkapan lainnya. Memindahkan perlengkapan membuat kue yang di miliki Seohyun ke dapur kecil toko tersebut. Mengecek lampu, memasang gorden dan papan nama dan segala tetek bengek persiapan lainnya. Dan hari ini Seohyun mengangkat semua barang-barang dari apartemen kecil miliknya ke lantai atas toko dan Yonghwa selalu siap membantunya kapan saja, walaupun untuk itu dia harus merasakan capek setiap malam menjelang tidurnya.
Suara derik tangga terdengar disusul suara langkah yang menaikinya. Seohyun muncul dengan membawa dua botol minuman dingin, kaos tipis yang di kenakannya basah oleh keringat dan membuat lekuk-lekuk tubuhnya sedikit terpampang samar. Rambutnya yang di ikat ekor kuda serta syal berwarna pink yang dia ikatkan di kepalanya semakin membuatnya terlihat cantik. Yoonghwa merasakan debaran di dadanya.
Seohyun berjalan mendekati Yonghwa dan mengulurkan sebotol coke dingin yang di bawanya kepada Yonghwa lalu bergeser ke samping Yonghwa mencoba mendapatkan angin dari jendela kecil dimana Yonghwa juga sedang melakukan hal yang sama.
" Hari ini begitu panas. Maaf sudah membuatmu harus bekerja keras hari ini ", Seohyun berkata sambil meneguk minuman dinginnya, kesejukan menjalar di tubuhnya yang gerah membuatnya mendesah puas. Yonghwa tersenyum mendengar desah puasnya tersebut. Dia lalu melakukan hal yang sama meneguk minuman tersebut dan merasakan kesejukan yang sama di rasakan oleh Seohyun dan Yonghwa ikut-ikutan mendesah puas.
" Berhentilah untuk selalu melakukan seperti apa yang aku lakukan, copy paste Yong ", tegur Seohyun sambil meninju pelan dada Yonghwa.
" Ehhh siapa yang copy paste, itu adalah reaksi alami saat tubuh yang gerah mendapat kesejukan dari minuman ini ", bantah Yonghwa sambil menggoyang-goyangkan botol tersebut di depan wajah Seohyun. Seohyun hanya tersenyum.
" Mana teman-temanmu, apakah mereka sudah pulang ? ", tanya Yonghwa dan Seohyun menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.
" Aku menyuruh mereka pulang, karena pekerjaan di bawa sudah selesai, semua sudah beres tinggal besok saat openingnya. Aku ingin mereka terlihat segar dan tidak terlihat letih ".
" Dan bagaimana dengan dirimu ? ", tanya Yonghwa sambil menunjuk Seohyun. " Bukankah kau sendiri juga harus terlihat segar dan tidak letih besok ? ".
" Aku sudah terbiasa melakukan semuanya dan letih tidak ada dalam kamus seorang Seohyun ", jawab Seohyun sedikit sombong membuat Yonghwa tertawa sambil mengacak poni Seohyun yang basah oleh keringat.
" Aigooo ", katanya lalu berjalan menuju ke satu-satunya sofa yang ada di ruangan tersebut lalu menjatuhkan tubuhnya di sana meletakkan botol minumannya di meja lalu meregangkan kedua tangannya.
" Baru kali ini aku merasa sangat letih dan itupun gara-gara kamu ", Yonghwa bercanda menyalahkan Seohyun membuat Seohyun mendelik. Yonghwa tertawa, dia selalu suka saat mata Seohyun mendelik seperti itu.
" Jebbalyo ", kata Seohyun sambil menyandarkan tubuhnya ke jendela dan melayangkan pandangannya ke arah jalanan.
" Akhirnya, besok impianku dan impian ibuku akan terwujud ", kata Seohyun sambil masih memandang keluar jendela kali ini pandangannya mengarah kelangit biru yang cerah. Yonghwa menatap Seohyun dari tempatnya duduk, dia senang Seohyun berhasil mewujudkan impiannya. Yonghwa yakin Seohyun akan menjadi pengusaha toko kue yang hebat, karena dia memiliki kegigihan dan disiplin dalam dirinya serta impian yang dia kejar dan wujudkan. kembali Yonghwa merasa iri padanya.
" Aku senang kau berhasil mencapai apa yang kau inginkan, Seohyun ", ucap Yonghwa dan Seohyun berbalik memandangnya sambil tersenyum. Dia terlihat begitu penuh semangat.
" Dan aku akan merasa senang bila impianmu akan sejalan dengan tanggungjawabmu ", kata Seohyun. " Ok, sudah cukup istarahatnya, waktunya mengatur ruangan ini ", ucap Seohyun sambil berjalan ke arah tumpukan kardus kecil dan beberapa barang lainnya yang di letakkan Yonghwa secara acak di mana-mana.
Seohyun lalu membuka pintu geser yang memisahkan ruang tersebut dengan kamar kecil yang akan dia tempati sebagai kamar tidurnya. Seohyun lalu mulai merapikan barang-barang yang akan di simpan di kamar tersebut. Kasur dan selimut di letakkannya di pojok ruangan, sementara meja kecil miliknya dia letakkan di pojok kamar tersebut lalu Seohyun meletakkan buku-buku kuliah dan juga buku-buku resepnya. Dan Seohyun lalu mengeluarkan sebuah figura kecil dengan photo dirinya dan kedua orang tuanya ketika pertama kali dia masuk SMA. Seohyun tersenyum menatap photo tersebut.
" Apa yang bisa aku bantu ", Yonghwa muncul di belakang Seohyun dan matanya jadi tertuju pada photo di figura kecil tersebut. Yonghwa lalu duduk dilantai di samping Seohyun lalu mengambil figura tersebut dari tangan Seohyun dan mulai mengamati photo tersebut.
" Ibumu cantik, tak heran anaknya juga cantik ", puji jujur Yonghwa membuat Seohyun meringis lucu.
" Ibuku memang cantik dan juga sangat sabar. Tapi ayahku juga tak kalah ganteng kok ", kata Seohyun lalu kembali mengambil photo tersebut dari Yonghwa lalu meletakkannya di meja kecil tersebut.
" Oh iya tadi aku sudah menghubungi tukang untuk memperbaiki pendingin ruangan ini, sepertinya ada yang salah karena sedari tadi aku tak merasa adem di ruangan ini, dia akan datang sore nanti ", ucap Yonghwa sambil berdiri. Seohyun mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
" Apa yang bisa aku bantu ? ", tanya Yonghwa
Seohyun berdiri lalu mulai memeriksa setiap kardus untuk mengetahui apa isinya, karena terlalu repot dengan persiapan openig, Seohyun lupa menuliskan isi setiap kardus yang sudah dia bereskan. Seohyun meminta bantuan Yonghwa untuk mengangkat sebuah kardus berisi peralatan makan dan memintanya meletakkannya di dapur kecil dekat tangga, lalu kembali Seohyun sibuk memeriksa beberapa kardus lainnya.
Tak terasa sejam lebih mereka sibuk mengatur ini itu dan akhirnya semuanya selesai. lantai atas toko ini sekarang sudah terlihat hidup dengan semua benda milik Seohyun yang sudah tertata rapi. Keduanya berdiri di tengah ruangan sambil memandang sekeliling mereka dengan puas dan tanpa sadar Seohyun merengkuh lengan Yonghwa dan menyandarkan tubuh lelahnya ke tubuh Yonghwa, bila ada orang yang melihat mereka saat ini mungkin mereka akan berpikir bahwa dia dan Yonghwa adalah sepasang pengantin baru, pikir Seohyun tapi dia tak bisa mengedalikan dirinya untuk bersandar ke Yonghwa, tubuh letihnya sudah teramat lelah.
" Sebaiknya kau istrahat, kau pasti sudah sangat lelah. Take a nap for a while ", kata Yonghwa dan Seohyun mengangguk. Dia memang butuh tidur sebentar untuk memulihkan tenaganya, karena malam ini dia akan memanggang beberapa cake untuk display toko besok.
Seohyun melepaskan rengkuhannya di lengan Yonghwa lalu meregangkan kedua tangannya sambil menguap perlahan. Yonghwa mendorong tubuh Seohyun menuju ke kamar lalu Yonghwa bergerak mendekati kasur yang di simpan Seohyun di kamarnya dan mulai merapikannya untuk Seohyun. Seohyun menatap semua yang dilakukan Yonghwa dengan perasaan senang dan bahagia. Apakah seperti ini rasanya bila mempunyai kekasih yang selalu memperhatikan kita ? Seohyun tercengang dengan pemikirannya. Kekasih ? mereka berdua bukanlah sepasang kekasih, mereka hanya teman yang saling berbagi dan saling membantu. Seohyun tidak ingin terlalu banyak berharap untuk bisa merasakan yang lebih dari itu.
" Silakan tuan putri peraduan anda sudah hamba siapkan ", kata Yonghwa sambil membungkukkan badannya bak seorang pengawal kerajaan dan Seohyun membalasnya dengan bertingkah bak seorang putri yang manja lalu keduanya tertawa.
" Istarahatlah biar aku yang membereskan yang tersisa dan membuang kardus-kardus tersebut ", kata Yonghwa sambil melangkah keluar tapi Seohyun menahannya.
" Kaupun harus istrahat, aku tahu kamu pasti juga sudah sangat lelah dan kecapaian, biarkan saja kardus-kardus itu nanti baru di bereskan saat kita bangun ", Seohyun lalu mengambil salah satu bantal miliknya dan menyerahkannya kepada Yonghwa, " Tidurlah di sofa, aku tak ingin di salahkan oleh Mr. Jung karena membuat anak semata wayangnya keletihan ".
" Baiklah tuan putri, perkataan anda adalah perintah untukku, tidurlah, aku ada di sofa bila kau membutuhkan diriku ", dan Seohyun tersenyum.
" Kau membuatku merasa nyaman dan aman, gomawoyong ".
Yonghwa menganggukkan kepalanya dan memberi isyarat dengan tangannya supaya Seohyun segera istrahat, Seohyun perlahan menutup pintu geser yang memisahkan mereka berdua, tapi Yonghwa terdengar menahannya dan Seohyun kembali membuka pintu tersebut, " ada apa ? ", tanya Seohyun.
" Apakah kau yakin akan menutup pintu kamar itu. Ingat pendingin ruangan sedang bermasalah kau akan dehidrasi di dalam sana karena kepanasan, bukalah pintunya biar angin bisa masuk dan tentu saja aku juga bisa mengawasimu dari sofa itu ", kata Yonghwa sedikit terdengar nakal.
" Hah lucu sekali ", kata Seohyun merasa di goda " Selamat beristrahat Tuan Muda Yonghwa, aku akan menutup setengah saja pintunya, maaf tuan putri ini tidak nyaman di awasi saat tidur ", Seohyun lalu kembali menggeser pintu tersebut hingga tertutup sebagian, lalu dia merebahkan tubuh letihnya ke kasur dan sebentar saja dia sudah terlelap.
Yonghwa membaringkan tubuhnya ke sofa, bantal yang tadi diberikan Seohyun padanya justru malah membuat Yonghwa tak bisa tertidur, ada aroma wangi rambut Seohyun tertinggal di bantal itu dan itu sangat mengganggu konsentrasinya. Tapi tubuh penatnya tak bisa diajak kompromi dan Yonghwa akhirnya jatuh tertidur dan bermimpi Seohyun sedang mendekapnya dalam pelukannya.
Yonghwa mengusap keringat yang membasahi wajahnya, cuaca panas summer mulai terasa. Dan pakaian yang dipakainya pun tidak membantu apa-apa malah membuatnya semakin gerah. Yonghwa lalu berjalan mendekati jendela kecil satu-satunya di lantai atas toko kue yang di sewa Seohyun yang sekarang merupakan tempat dia tinggal. Sedikit kesejukan berhasil dia dapatkan dari tiupan angin yang masuk melalui jendela tersebut. Samar-samar Yonghwa mendengar suara-suara barang yang di pindahkan dan sesekali mendengar suara Seohyun yang memerintahkan beberapa temannya yang mau bekerja selama musim panas ini dengannya.
Hampir seminggu ini mereka bolak balik ke toko tersebut, mengecat, beres-beres, menyiapkan display dan perlengkapan lainnya. Memindahkan perlengkapan membuat kue yang di miliki Seohyun ke dapur kecil toko tersebut. Mengecek lampu, memasang gorden dan papan nama dan segala tetek bengek persiapan lainnya. Dan hari ini Seohyun mengangkat semua barang-barang dari apartemen kecil miliknya ke lantai atas toko dan Yonghwa selalu siap membantunya kapan saja, walaupun untuk itu dia harus merasakan capek setiap malam menjelang tidurnya.
Suara derik tangga terdengar disusul suara langkah yang menaikinya. Seohyun muncul dengan membawa dua botol minuman dingin, kaos tipis yang di kenakannya basah oleh keringat dan membuat lekuk-lekuk tubuhnya sedikit terpampang samar. Rambutnya yang di ikat ekor kuda serta syal berwarna pink yang dia ikatkan di kepalanya semakin membuatnya terlihat cantik. Yoonghwa merasakan debaran di dadanya.
Seohyun berjalan mendekati Yonghwa dan mengulurkan sebotol coke dingin yang di bawanya kepada Yonghwa lalu bergeser ke samping Yonghwa mencoba mendapatkan angin dari jendela kecil dimana Yonghwa juga sedang melakukan hal yang sama.
" Hari ini begitu panas. Maaf sudah membuatmu harus bekerja keras hari ini ", Seohyun berkata sambil meneguk minuman dinginnya, kesejukan menjalar di tubuhnya yang gerah membuatnya mendesah puas. Yonghwa tersenyum mendengar desah puasnya tersebut. Dia lalu melakukan hal yang sama meneguk minuman tersebut dan merasakan kesejukan yang sama di rasakan oleh Seohyun dan Yonghwa ikut-ikutan mendesah puas.
" Berhentilah untuk selalu melakukan seperti apa yang aku lakukan, copy paste Yong ", tegur Seohyun sambil meninju pelan dada Yonghwa.
" Ehhh siapa yang copy paste, itu adalah reaksi alami saat tubuh yang gerah mendapat kesejukan dari minuman ini ", bantah Yonghwa sambil menggoyang-goyangkan botol tersebut di depan wajah Seohyun. Seohyun hanya tersenyum.
" Mana teman-temanmu, apakah mereka sudah pulang ? ", tanya Yonghwa dan Seohyun menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.
" Aku menyuruh mereka pulang, karena pekerjaan di bawa sudah selesai, semua sudah beres tinggal besok saat openingnya. Aku ingin mereka terlihat segar dan tidak terlihat letih ".
" Dan bagaimana dengan dirimu ? ", tanya Yonghwa sambil menunjuk Seohyun. " Bukankah kau sendiri juga harus terlihat segar dan tidak letih besok ? ".
" Aku sudah terbiasa melakukan semuanya dan letih tidak ada dalam kamus seorang Seohyun ", jawab Seohyun sedikit sombong membuat Yonghwa tertawa sambil mengacak poni Seohyun yang basah oleh keringat.
" Aigooo ", katanya lalu berjalan menuju ke satu-satunya sofa yang ada di ruangan tersebut lalu menjatuhkan tubuhnya di sana meletakkan botol minumannya di meja lalu meregangkan kedua tangannya.
" Baru kali ini aku merasa sangat letih dan itupun gara-gara kamu ", Yonghwa bercanda menyalahkan Seohyun membuat Seohyun mendelik. Yonghwa tertawa, dia selalu suka saat mata Seohyun mendelik seperti itu.
" Jebbalyo ", kata Seohyun sambil menyandarkan tubuhnya ke jendela dan melayangkan pandangannya ke arah jalanan.
" Akhirnya, besok impianku dan impian ibuku akan terwujud ", kata Seohyun sambil masih memandang keluar jendela kali ini pandangannya mengarah kelangit biru yang cerah. Yonghwa menatap Seohyun dari tempatnya duduk, dia senang Seohyun berhasil mewujudkan impiannya. Yonghwa yakin Seohyun akan menjadi pengusaha toko kue yang hebat, karena dia memiliki kegigihan dan disiplin dalam dirinya serta impian yang dia kejar dan wujudkan. kembali Yonghwa merasa iri padanya.
" Aku senang kau berhasil mencapai apa yang kau inginkan, Seohyun ", ucap Yonghwa dan Seohyun berbalik memandangnya sambil tersenyum. Dia terlihat begitu penuh semangat.
" Dan aku akan merasa senang bila impianmu akan sejalan dengan tanggungjawabmu ", kata Seohyun. " Ok, sudah cukup istarahatnya, waktunya mengatur ruangan ini ", ucap Seohyun sambil berjalan ke arah tumpukan kardus kecil dan beberapa barang lainnya yang di letakkan Yonghwa secara acak di mana-mana.
Seohyun lalu membuka pintu geser yang memisahkan ruang tersebut dengan kamar kecil yang akan dia tempati sebagai kamar tidurnya. Seohyun lalu mulai merapikan barang-barang yang akan di simpan di kamar tersebut. Kasur dan selimut di letakkannya di pojok ruangan, sementara meja kecil miliknya dia letakkan di pojok kamar tersebut lalu Seohyun meletakkan buku-buku kuliah dan juga buku-buku resepnya. Dan Seohyun lalu mengeluarkan sebuah figura kecil dengan photo dirinya dan kedua orang tuanya ketika pertama kali dia masuk SMA. Seohyun tersenyum menatap photo tersebut.
" Apa yang bisa aku bantu ", Yonghwa muncul di belakang Seohyun dan matanya jadi tertuju pada photo di figura kecil tersebut. Yonghwa lalu duduk dilantai di samping Seohyun lalu mengambil figura tersebut dari tangan Seohyun dan mulai mengamati photo tersebut.
" Ibumu cantik, tak heran anaknya juga cantik ", puji jujur Yonghwa membuat Seohyun meringis lucu.
" Ibuku memang cantik dan juga sangat sabar. Tapi ayahku juga tak kalah ganteng kok ", kata Seohyun lalu kembali mengambil photo tersebut dari Yonghwa lalu meletakkannya di meja kecil tersebut.
" Oh iya tadi aku sudah menghubungi tukang untuk memperbaiki pendingin ruangan ini, sepertinya ada yang salah karena sedari tadi aku tak merasa adem di ruangan ini, dia akan datang sore nanti ", ucap Yonghwa sambil berdiri. Seohyun mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
" Apa yang bisa aku bantu ? ", tanya Yonghwa
Seohyun berdiri lalu mulai memeriksa setiap kardus untuk mengetahui apa isinya, karena terlalu repot dengan persiapan openig, Seohyun lupa menuliskan isi setiap kardus yang sudah dia bereskan. Seohyun meminta bantuan Yonghwa untuk mengangkat sebuah kardus berisi peralatan makan dan memintanya meletakkannya di dapur kecil dekat tangga, lalu kembali Seohyun sibuk memeriksa beberapa kardus lainnya.
Tak terasa sejam lebih mereka sibuk mengatur ini itu dan akhirnya semuanya selesai. lantai atas toko ini sekarang sudah terlihat hidup dengan semua benda milik Seohyun yang sudah tertata rapi. Keduanya berdiri di tengah ruangan sambil memandang sekeliling mereka dengan puas dan tanpa sadar Seohyun merengkuh lengan Yonghwa dan menyandarkan tubuh lelahnya ke tubuh Yonghwa, bila ada orang yang melihat mereka saat ini mungkin mereka akan berpikir bahwa dia dan Yonghwa adalah sepasang pengantin baru, pikir Seohyun tapi dia tak bisa mengedalikan dirinya untuk bersandar ke Yonghwa, tubuh letihnya sudah teramat lelah.
" Sebaiknya kau istrahat, kau pasti sudah sangat lelah. Take a nap for a while ", kata Yonghwa dan Seohyun mengangguk. Dia memang butuh tidur sebentar untuk memulihkan tenaganya, karena malam ini dia akan memanggang beberapa cake untuk display toko besok.
Seohyun melepaskan rengkuhannya di lengan Yonghwa lalu meregangkan kedua tangannya sambil menguap perlahan. Yonghwa mendorong tubuh Seohyun menuju ke kamar lalu Yonghwa bergerak mendekati kasur yang di simpan Seohyun di kamarnya dan mulai merapikannya untuk Seohyun. Seohyun menatap semua yang dilakukan Yonghwa dengan perasaan senang dan bahagia. Apakah seperti ini rasanya bila mempunyai kekasih yang selalu memperhatikan kita ? Seohyun tercengang dengan pemikirannya. Kekasih ? mereka berdua bukanlah sepasang kekasih, mereka hanya teman yang saling berbagi dan saling membantu. Seohyun tidak ingin terlalu banyak berharap untuk bisa merasakan yang lebih dari itu.
" Silakan tuan putri peraduan anda sudah hamba siapkan ", kata Yonghwa sambil membungkukkan badannya bak seorang pengawal kerajaan dan Seohyun membalasnya dengan bertingkah bak seorang putri yang manja lalu keduanya tertawa.
" Istarahatlah biar aku yang membereskan yang tersisa dan membuang kardus-kardus tersebut ", kata Yonghwa sambil melangkah keluar tapi Seohyun menahannya.
" Kaupun harus istrahat, aku tahu kamu pasti juga sudah sangat lelah dan kecapaian, biarkan saja kardus-kardus itu nanti baru di bereskan saat kita bangun ", Seohyun lalu mengambil salah satu bantal miliknya dan menyerahkannya kepada Yonghwa, " Tidurlah di sofa, aku tak ingin di salahkan oleh Mr. Jung karena membuat anak semata wayangnya keletihan ".
" Baiklah tuan putri, perkataan anda adalah perintah untukku, tidurlah, aku ada di sofa bila kau membutuhkan diriku ", dan Seohyun tersenyum.
" Kau membuatku merasa nyaman dan aman, gomawoyong ".
Yonghwa menganggukkan kepalanya dan memberi isyarat dengan tangannya supaya Seohyun segera istrahat, Seohyun perlahan menutup pintu geser yang memisahkan mereka berdua, tapi Yonghwa terdengar menahannya dan Seohyun kembali membuka pintu tersebut, " ada apa ? ", tanya Seohyun.
" Apakah kau yakin akan menutup pintu kamar itu. Ingat pendingin ruangan sedang bermasalah kau akan dehidrasi di dalam sana karena kepanasan, bukalah pintunya biar angin bisa masuk dan tentu saja aku juga bisa mengawasimu dari sofa itu ", kata Yonghwa sedikit terdengar nakal.
" Hah lucu sekali ", kata Seohyun merasa di goda " Selamat beristrahat Tuan Muda Yonghwa, aku akan menutup setengah saja pintunya, maaf tuan putri ini tidak nyaman di awasi saat tidur ", Seohyun lalu kembali menggeser pintu tersebut hingga tertutup sebagian, lalu dia merebahkan tubuh letihnya ke kasur dan sebentar saja dia sudah terlelap.
Yonghwa membaringkan tubuhnya ke sofa, bantal yang tadi diberikan Seohyun padanya justru malah membuat Yonghwa tak bisa tertidur, ada aroma wangi rambut Seohyun tertinggal di bantal itu dan itu sangat mengganggu konsentrasinya. Tapi tubuh penatnya tak bisa diajak kompromi dan Yonghwa akhirnya jatuh tertidur dan bermimpi Seohyun sedang mendekapnya dalam pelukannya.
* * * * * * *
Dan tibalah hari pembukaan toko KIM'S Cake Corner, Seohyun merasa begitu bersemangat. Ayahnya akan datang hari ini untuk peresmian pembukaan tokok kuenya. Semua sudah siapa, teman-teman Seohyun yang sudah siap dan rapi , display cake yang sudah penuh dengan beberapa kue yang terlihat sangat lezat, coffee maker sudah dinyalakan, meja-meja sudah mengkilap, siap menunggu pembeli pertama mereka hari ini.
Bunyi bel di pintu masuk menarik perhatian mereka ke arah pintu, seorang kurir masuk sambil membawa rangkaian bunga dengan kartu yang bertulis selamat atas pembukaan toko kuenya tapi tak ada nama pengirimnya.
" Maaf, bunga ini dari siapa ? ", tanya Seohyun saat menerima buket bunga indah tersebut dan membaca kartunya.
" Masih ada 2 lagi di mobil, saya harus mengambilnya dulu ", bukannya menjawab pertanyan Seohyun kurir tersebut malah keluar dari toko Seohyun dan terlihat berjalan menuju sebuah mobil van berwarna hitam yang terparkir tak jauh dar tokonya
" Wah buket bunganya sangat cantik dan besar ", kata Yuri salah satu temannya yang akan membantunya selama liburan musim panas. Seohyun lalu menyerahkan buket bunga yang di pegangnya kepada Yuri dan Yuri lalu membawanya ke meja kasir meletakkannya di sana membuat suasana tokok menjadi lebih ceria.
Seohyun berjalan keluar menyusul kurir tersebut, dilihatnya sebuah karangan bunga besar dengan ucapan selamat untuk pembukan tokonya sedang di turunkan dari van tersebut. Seohyun semakin penasaran siapa gerangan yang mengirim bunga-bunga ini ? apakah ayahnya ? ahh rasanya tidak mungkin, kalau buket bunganya kecil dan sederhana Seohyun tak akan ragu kalau itu dari ayahnya.
Saat sedang mengawasi kurir tersebut menurunkan karangan bunga besar tersebut sebuah suara dari belakang mengejutkan Seohyun. Yonghwa berbisik di telinganya sambil menanyakan apakah dia senang dengan bunga-bunga tersebut. Jadi semua ini dari Yonghwa, mengapa Seohyun tidak bisa menebaknya.
" Jadi semua ini dari kamu ? Wah sekarang aku baru percaya bahwa seorang Yonghwa adalah pewaris tahta salah satu konglomerat di Seoul ", kata Seohyun sedikit bergurau. " Terima kasih, bunga-bunganya sangat indah ". Yonghwa tersenyum senang mendengar Seohyun menyukainya.
" Buket bunga special di hari yang special untuk orang yang special pula ", kata Yonghwa sambil mengeluarkan setangkai mawar putih dari saku belakangnya dan menyerahkannya ke Seohyun, " tapi seribu bunga takkan mampu menandingi dirimu ", gombal Yonghwa membalas gurauan Seohyun.
Keduanya lalu tersenyum dan berjalan masuk ke dalam toko. Yonghwa menyapa satu persatu teman-teman kampus Seohyun lalu duduk di salah satu kursi yang terletak di pojok dekat jendela. " Kursi ini akan menjadi kursi favoritku ", kata Yonghwa.
" Oh ya, rasanya tak ada yang istimewa dengan kursi itu ", Seohyun menatap Yonghwa dan Yonghwa menatapnya sambil tersenyum
" Karena dari kursi ini aku akan bisa mengawasimu setiap hari ", menjawab tanya yang tak terucap dari bibir Seohyun membuat mulut Seohyun membentuk hurup 'O" sambil mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
" Kalau begitu duduklah terus di sana dan jangan pernah meninggalkannya siapa tahu akan ada seseorang yang duduk disitu menggantikanmu mengawasiku ". Baru saja Seohyun menyelesaikan kalimatnya, sebuah suara terdengar memanggil namanya dan Seohyun berbali dan mendapati ayahnya berdiri di pintu sambil tersenyum bangga menatapnya. Seohyun lalu berlari mendekatinya lalu memberikan pelukan hangat penuh kerinduan kepada ayahnya. Sementara Yonghwa mengawasinya dari jauh.
Ayah Seohyun cukup tinggi dan berbadan tegap, tidak heran Seohyun juga betubuh tinggi dan langsing. Aura bijaksana terpancar dari wajahnya dan Yonghwa bisa melihat ada rasa bangga di pandangan matanya. Yonghwa tersenyum lalu berganti menjadi sebuah desah, ah seandainya ayahnya juga seperti ayah Seohyun bangga dengan hasil-hasil photonya.
Seohyun menarik ayahnya ke arah Yonghwa, dan melihat Seohyun yang berjalan ke arahnya sontak membuat Yonghwa berdiri, Seohyun lalu memperkenalkan mereka berdua satu sama lain.
" Ayah, ini Yonghwa, dia yang selama ini membantuku hingga semua ini bisa seperti ini dan Yonghwa ini adalah ayahku, orang yang paling aku cintai dan sayangi ".
Yonghwa lalu menjabat tangan ayah Seohyun dan di balas dengan jabatan tangan yang hangat dari beliau. Sebentar saja keduanya sudah asyik bercengkrama sementara Seohyun melakukan persiapan terakhir sambil menunggu beberapa tamu undangan yang dia undang, termasuk tentu saja dosen-dosennya yang selalu mensupportnya.
Lima belas menit sebelum acar di mulai, semua tamu undangan sudah berdatangan, mereka mulai memenuhi toko kue kecil tersebut dan Yonghwa dan ayah Seohyun dengan serta merta berdiri dan memberikan kursi yang mereka duduki untuk tamu yang lain.
Tepat jam 9 pagi, acara pembukaan toko kue milik Seohyun di mulai. Seohyun berdiri di tengah-tengah ruangan, menarik napas panjang dan mulai berbicara,
" Terima kasih atas kedatangannya ke pembukaan toko kue milik saya. Sejak remaja, saya bercita-cita ingin menjadi seorang chef di bidang cake dan mempunyai sebuah toko kue. Sebenarnya ini adalah cita-cita Ibu saya karena beliau sangat suka membuat kue, mungkin itulah yang membuat saya juga menjadi suka membuat kue. Ibuku selalu bisa menghadirkan kasih sayangnya melalui kue hasil buatannya dan saya berharap orang-orang yang akan menikmati kue yang mereka beli dari toko ini akan merasakan hal yang sama. menghadirkan kegembiraan walaupun kecil, menghadirkan perasaan cinta. Sekali lagi terima kasih atas kedatangan bapak-bapak dosen dan juga teman-teman serta sahabat-sahabat. Khususnya kepada ayah saya tercinta, terima kasih untuk selalu mendukung semua impian dan cita-cita saya, I love you daddy, dan seseorang yang banyak membantu walaupun sebenranya dia bisa saja tidak ingin melakukannya, terima kasih Yong Hwa oppa atas bantuannya dan juga untuk semua teman-teman yang akan membantu saya selama musim panas ini. Semoga kita semua bisa bekerjasama dengan baik. Kamsahamnida ".
Tepuk tangan memenuhi toko kecil tersebut lalu kemudian sambutan dan ucapan selamat dari salah satu dosen kesayangan Seohyun lalu kemudian oleh ayahnya. Sementara di luar toko nampak beberapa pelanggan sudah tidak sabar untuk masuk dan mencicipi kue-kue yang tanpak begitu menggiurkan apalagi hari ini mereka akan mendapat potongan harga 50% sebagai promo hari ini. Yonghwa menyaksikan semuanya dari sudut ruangan, berdiri di sana dan dengan bangga menatap Seohyun. Perempuan luar biasa itu terlihat sangat bahagia menyajikan kue-kue yang semalaman dia buat dan sepertinya subuh tadi baru dia beri hiasan pemanis. Yonghwa tersenyum melihat betapa Seohyun sangat menikmati apa yang dia kerjakan.
Beberapa tamu sudah mulai pergi, pelanggan pun mulai masuk dan mereka kemudian sibuk melayani mereka. Yonghwa berusaha membantu, tapi Seohyun memintanya untuk membawa ayah Seohyun ke atas untuk berisitirahat. Yonghwa lalu mengajak ayah Seo naik ke lantai atas, lalu turun lagi mengambilkan kopi dan Seohyun memberikan dua piring cheese keju untuk mereka berdua.
Ayah Seohyun nampak berjalan mengitari ruangan atas tempat Seohyun tinggal, memeriksa kamar mandi, penerangan, pemanas ruangan dan juga pendingin ruangan, menyalakan kompor untuk mengecek gasnya dan merasa puas karena semuanya baik dan bekerja baik. Ayah Seohyun lalu duduk di sofa sat melihat Yonghwa kembali dengan membawa kopi dan cheese cake kesukaannya. Cheese cake buatan istrinya adalah yang terlezat, tapi sepertinya Seohyun membuat cheese cake tersebut menjadi lebih lezat lagi. Yonghwa meletakkan baki yang di bawanya ke meja lalu meletakkan kopi dan cheese cake tersebut di hadapan ayah Seohyun.
Sesaat keduanya merasa sedikit kaku, khususnya Yonghwa.Dia tiak tahu harus berkata apa atau memulai percakapan dari mana.
" Apakah kau sudah lama mengenal Seohyun ? ", akhirnya ayah Seohyun memecahkan kebisuan diantara mereka.
" Kurang lebih sekitar hampir 4 bulan yang lalu kami berkenalan ", jawab Yonghwa dan ayah Seohyun menganggukkan kepalanya.
" Seohyun sudah bercerita tentang dirimu padaku, dan dari ceritanya membuatku merasa ingin bertemu langsung denganmu dan ternyata apa yang dia ceritakan tidak jauh berbeda dengan yang kenyatannya. Bapak sangat berterima kasih kau telah membantu Seohyun mewujudkan impiannya ".
Yonghwa menggelengkan kepalanya , " Seohyunlah yang meweujudkan impiannya sendiri saya hanya sekedar membantu dan itupun tidak seberapa ", kata Yonghwa. Keduanya kembali terdiam.
" Bapak dengar katanya kamu suka dengan photography ? ", Yonghwa menganggukkan kepalanya. " kata Seohyun kau bercita-cita menjadi seorang photografer profesional :, Yonghwa kembali menganggukkan kepalanya. " Tapi kata Seohyun kau punya tanggung jawab yang besar sehingga kau harus melepaskan impianmu tersebut. Anakku, dalam hidup tidak semua impian harus jadi kenyataan, ada yang harus kita utamakan, akan ada waktu untuk menikmati impian kita tapi tugas utama harus tetap di jalankan ".
" Seohyun juga berkata seperti itu pada saya ", kata Yonghwa. Sekarang Yonghwa tahu dari mana Seohyun mendapatkan sifat bijak, tidak lain dari ayahnya sendiri. Kedua orang tua Seohyun betul-betul menjadi contoh panutan untuk Seohyun.
Perbincangan mereka semakin menarik, terkadang mereka tertawa, dan terlihat antusias saat mereka menemukan kesamaan antara mereka dan lalu mereka akan mulai membahas hal tersebut dengan sangat senangnya. Bercakap-cakap dengan ayah Seohyun seperti berbincang dengan seorang kakak laki-laki. Beliau mempunyai pikiran yang terbuka dan membuat Yonghwa kagum padanya. Cukup lama juga mereka berbincang-bincang, hingga tiba-tiba secara tak di duga ayah Seohyun menanyakan satu pertanyaan yang membuat Yonghwa terkejut, " Apakah kau mencintai Seohyun ? ".
Yonghwa terdiam mendengar pertanyaan tersebut, apakah dia mencintai Seohyun ? Yonghwa merasa nyaman berada di dekat Seohyun, menikmati hari-hari yang mereka lalui dengan percakapan-percakapan kecil serta candaan lucu. Yonghwa selalu merindukan hari dimana mereka bisa bertemu dan berbagi cerita. Yonghwa merasa berdebar setiap kali Seohyun menatapnya dan tersenyum padanya. Apakah dia mencintai Seohyun, jika perasan ini adalah cinta, maka dia telah jatuh cinta pada Seohyun tanpa dia sadari.
" Apakah kau mencintai Seohyun, Yonghwa ? ", sekali lagi ayah Seohyun bertanya hal yang sama dan kali ini Yonghwa menjawab dengan yakin,
" Ya, saya mencintainya, dan pertanyaan andalah yang telah menyadarkan saya bahwa saya mencintai Seohyun ". Mendengar jawaban Yonghwa, ayah Seohyun tersenyum lebar.
" Saya senang Seohyun di cintai oleh orang seperti dirimu. Anak itu sejauh yang saya ketahui tidak pernah memiliki teman dekat pria. dia terlalu sibuk belajar dan mencoba resep baru setiap kali dia pulang ke rumah. Saat dia bercerita tentang dirimu, saya terus terang merasa takut, tapi setelah bertemu denganmu saya senang, Seohyun menemukan orang seperti dirimu. Tolong jaga Seohyun untuk saya, juseyo ? ", pinta ayah Seohyun dan Yonghwa mengangguk mengiyakan.
" Saya akan selalu menjaga Seohyun dan berusaha untuk tidak menyakitinya atau meninggalkan dirinya sekemampuan saya, hanya itu yang bisa saya janjikan ".
" Bagi bapak itu sudah cukup, terima kasih ". sambil berkata demikian ayah Seohyun berdiri dan membungkukkan badannya membuat Yonghwa buru-buru berdiri dan balas membungkukkan badannya lebih dalam dan teapt saat itu Seohyun naik keatas untuk menemui mereka.
* * * * * * *
Akhirnya hari yang melelahkan selesai juga, para pelanggan baru datang silih berganti dan tak ada satupun kue yang tersisa baik di display maupun di pantry dapur. Pembukaan toko Seohyun berjalan di luar dugaannya. Para dosennya memberinya selamat atas toko kuenya juga memuji cake resep terbarunya. Pelangganpun terlihat sangat puas dan menyukainya. Seohyun merasa hari ini adalah hari terindah dalam hidupnya.
Ayahnya pun sudah pulang sore tadi karena dia masih punya orderan untuk diantarkan, tak lupa Seohyun mengingatkan ayahnya untuk mengirimkan juga ke tokonya. Para staf pembantunya juga sudah pulang setelah sebelumnya mereka bersama-sama membersihkan toko dan semua peralatan di dapur. Seohyun akhirnya bisa bernapas lega. Setelah menghitung dan mencatat pemasukan mereka hari ini, Seohyun lalu memasukan uang tersebut ke dalam brangkkas kecilnya lalu membuka celemeknya dan menggantungkannya di loker staff. Mengunci toko dan mematikan lampu lalu mulai menapaki tangga berjalan menuju lantai atas.
Sedikit heran Seohyun mendapati suasana lantai atas yang hening, tak menemukan Yonghwa di ruang tersebut, Seohyun lalu menggeser perlahan pintu kamarnya dan mendapati Yonghwa terlelap di kasurnya terlihat begitu sangat lelah. Seohyun memandang wajah Yonghwa sambil tersenyum. Dia bukan siap-siapaku tapi dia ada disini bersamaku dan mensupportku. Dia membuatku terikat padanya, membuatku jatuh cinta padanya, desah pelan Seohyun, tapi apakah dia juga mencintaiku ? Seohyun menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan berusaha menepis semua harapan yang di milikinya. Lalu Seohyun perlahan masuk mendekati lemari kecil, mengambil baju ganti dan pakaian dalamnya lalu perlahan keluar dan menutup pintu dengan perlahan. Badannya sudah sangat teramat berpeluh dan lengket. Seohyun lalu masuk ke kamar mandi dan mulai menyiramkan air hangat ke tubuhnya. Seohyun merasa sudah sangat mengantuk karena kelelahan seharian sibuk didapur dan melayani semua pelanggan.
15 menit kemudian Seohyun keluar dari kamar mandi dengan sudah berpakain bersih bersiap untuk beristrahat. Suasana masih sangat sepi, berarti Yonghwa masih terlelap. Seohyun tak tega membangunkannya dan memutuskan malam ini dia akan tidur di sofa dan membiarkan Yonghwa tidur di kasurnya.
Seohyun perlahan kembali membuka pintu geser kamarnya, bermaksud mengambil selimut dan bantal yang terletak tepat di samping Yonghwa. Dengan berjinjit Seohyun mendekati Yonghwa dan berusaha meraih selimut tanpa membangunkan dengan berlutut di samping Yonghwa. Sebuah bantal berhasil di raihnya dan Seohyun bermaksud meraih selimut ketika tiba-tiba lututnya goyah dan dia tidak bisa menahan badannya dan hampir saja tubuhnya menimpa Yonghwa yang sedang tertidur, sebuah jeritan kecil keluar dari mulutnya dan saat itu Yonghwa membuka matanya dan tepat di depan mata Seohyun yang berusaha untuk tetap menahan tubuhnya.
Yonghwa menatap mata yang bening yang tepat berada diatasnya, mata yang indah seakan ada gemerlap bintang kejora di sana. Yonghwa terpaku sesaat kemudian tangannya mulai meraba pipi Seohyun lalu kedua tangan Yonghwa memegang lengan Seohyun menariknya ke dalam pelukannya. Seohyun yang tidak siap hanya bisa terkesima, pikirannya kosong dan dia tidak tahu harus berbuat apa.
Yonghwa mendekap Seohyun dengan erat, menarik Seohyun ke dadanya. Seohyun bisa merasakan detak jantung Yonghwa yang memburu. Apakah Yonghwa marah karena dia mengganggu tidurnya ? dengan pikiran itu Seohyun berusaha menarik tubuh tapi Yonghwa semakin erat memeluknya.
" Maukah kau diam dan membiarkanku memelukmu ? ", tanya Yonghwa pelan di telinganya, Seohyun mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Yonghwa.
" Maaf, aku telah membangunkanmu, aku hanya ingin mengambil bantal dan selimut tapi..... ", belum selesai Seohyun berkata Yonghwa menutup mulut Seohyun dengan menempelkan telunjuknya di bibir Seohyun.
" Aku hanya ingin memelukmu, bolehkah ? ", tanya Yonghwa lagi dan Seohyun menganggukkan kepalanya lalu berusaha merilekskan badannya tapi dia tidak bisa. Ini kali pertama dia dalam situasi seperti ini, Seohyun bahkan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Seohyun memilih diam dan membiarkan Yonghwa mendekapnya sementara Seohyun sendiri menikmati detakan jantung Yonghwa yang berdetak kencang di telinganya.
Cukup lama mereka dalam posisi seperti itu. Seohyun bahkan sudah mulai merasa nyaman berada dalam dekapan Yonghwa. Tubuhnya perlahan rileks dan menikmati momen ini.
" Taukah kau aku sangat bangga padamu ", Yonghwa akhirnya bersuara, Seohyun hanya terdiam. " Hari ini aku melihatmu meraih impianmu, aku cemburu tapi rasa banggaku lebih besar. Kau bagaikan matahari musim semi dan melihatmu membuatku hangat ".
Seohyun hanya terdiam, dia memilih membiarkan Yonghwa berbicara, mungkin dengan begitu dia akan melepaskan pelukannya dan Seohyun bisa bernapas lega, tapi mengapa Seohyun tidak rela jika Yonghwa melepaskan pelukannya ?
" Sejak pertama bertemu denganmu, aku tahu kamu adalah wanita tangguh, wanita yang mengejar impiannya dengan sepenuh hati. Semakin lama mengenalmu aku banyak belajar darimu, pandangan-pandanganmu tentang kehidupan membuatku tersadar bahwa aku sudah terlalu lama terlena dan melupakan hal penting dalam hidupku, yaitu percaya bahwa mengejar impian bukan hal utama tapi menjadi pemacu kita untuk berusaha. ". Tanpa sadar sambil berkata-kata Yonghwa mulai mengelus-eluskan tangannya di punggung Seohyun membuat Seohyun merasa aliran panas menjalari tubuhnya.
" Sejak dulu aku selalu takut untuk dekat dengan wanita apalagi jatuh cinta, karena sebagai pewaris perusahaan besar, kami punya aturan tidak tertulis tentang bagaimana harus memilih wanita untuk di jadikan pendamping hidup, pernikahan yang diatur demi hubungan bisnis sudah menjadi hal biasa. Tapi denganmu semuanya menjadi tidak jelas, kabur bahkan tak terpikirkan ".
Yonghwa terdiam sesaat tapi tangannya tak juga berhenti mengelus-elus punggung Seohyun dengan perasaan memiliki. Seohyun berusaha mencerna perkataan Yonghwa, apakah Yonghwa sedang berusaha mengatakan bahwa dia sudah jatuh cinta padanya ?? Seohyun tak ingin berpikir.
" Kau membuatku ingin memilikimu utuh, kau membuatku selalu ingin melindungimu, menjagamu bahkan dari gigitan nyamuk. Kau membuat hidupku jadi berwarna, kau membuatku bermimpi indah dan tidak ingin terbangun. kau membuatku terpenjara dengan tatapan matamu dan mengunciku dengan senyumanmu. Seohyun, bolehkah aku mencintaimu ? ", sambil mempertanyakan hal tersebut Yonghwa membalikkan posisinya menjadi berada di atas Seohyun, menatap jauh ke dalam mata Seohyun mencoba tersesat disana dan tak ingin keluar.
" Aku jatuh cinta padamu, aku tak tahu sejak kapan tapi aku sangat mencintaimu. Bolehkah aku mencintaimu ? ", tanya Yonghwa lagi. Seohyun terdiam berusaha memusatkan fokusnya pada pertanyaan Yonghwa, maukah aku dicintai olehnya ? Seohyun masih terdiam, sementara mata mereka masih saling berpandangan.
" Seohyun............. ".
" Maukah kau menciumku sekarang ? ", tanya Seohyun dan terlambat baginya untuk menarik pertanyaannya tersebut. Yonghwa tersenyum lalu mulai merendahkan kepalanya dan mempertemukan bibirnya dengan bibir Seohyun yang lembut dan terasa hangat. Sebuah kecupan tipis dan Seohyun kembali menatap Seohyun.
" Apakah aku boleh mencintaimu ? ", kembali Yonghwa bertanya.
" Apakah kau akan menciumku kembali kalau aku bilang kau boleh mencintaiku ? ".
Dan Yonghwa kembali mencium Seohyun. Kali ini dengan perasaan yang sangat dalam dan penuh cinta dan Seohyun menerima ciumannya dengan kebahagiaan yang terpancar dari pipinya yang bersemu merah.
Ciuman yang dalam berubah menjadi panas dan memburu. Kali ini tangan Yonghwa mulai meraba paha Seohyun di balik gaun tidurnya membuat Seohyun merasakan kenikmatan yang sangat menuntut. Semakin panas ciuman semakin dalam napsu yang merasuki keduanya. Tangan Yonghwa perlahan meraba dada Seohyun dan Seohyun mengeliak nikmat dan membuat Yonghwa semakin bergairah, celananya terasa sempit sementara Seohyun merasa selangkangannya bergetar. Apakah seindah ini making love ?
" Seohyun, kau membuatku gila........... aku sudah tidak tahan lagi ", desah Yonghwa sambil melepaskan bibirnya dan mulai mengecup jenjang leher Seohyun menemukan sela yang membuat Seohyun merintih senang.
" Seohyun , kita harus hentikan ini sekarang juga atau aku tak akan bisa menahannya lagi ", bisik Yonghwa berusaha menahan napsunya yang semakin tinggi.
" Seohyun........ ".
" Please Yonghwa, jangan berhenti atau aku akan menangis ", bisik Seohyun dengan hasrat yang sama. Di usianya yang ke 23 tahun membuat jam biologisnya berputar kencang dan hasratnya minta di penuhi. Dan Seohyun tidak akan menyesal menyerahkan hal paling berharganya untuk Yonghwa. Biarlah malam ini menjadi malam yang tidak akan mereka lupakan, jangan pernah berakhir, dia ingin seperti ini selamanya.
" Tidak, jangan menangis, aku tidak akan tahan melihatmu menangis, aku akan lakukan apapun asal kau tidak menangis ", dan sambil berkata seperti itu Yonghwa kemudian mencium payudara Seohyun yang putingnya sudah mengeras. Seohyun mengerang dan menarik Yonghwa lebih dalam mencumbu payudaranya.
Yonghwa lalu melepaskan kaitan bra Seohyun, melepaskan gaun tdurnya dan kini Seohyun hanya memakai satu-satunya kain di tubuhnya yaitu celana dalam hitam seksinya membuat Yonghwa tak dapat menahan decakan kagumnya dan mulai mencumbu Seohyun sambil mulai melepaskan baju dan celananya lalu mulai menarik selimut dan menutupi tubuh mereka berdua.
Dan mereka berdua menikmati malam yang panjang dan nikmat. Yonghwa berusaha sabar dengan Seohyun , dia tahu ini pertama kalinya untuknya, berusaha membuat Seohyun menikmati kali pertamanya tanpa merasa takut. Dan sat tiba klimaknya mereka berdua meneriakkan nama mereka masing-masing dan berpelukan erat.
Perlahan mereka merasakan kelelahan dan rasa kantuk, sambil mendekap Seohyun dengan penuh cnta, Yonghwa kembali mengecup bibir Seohyun dan Seohyun tersenyum dan matanya bersinar cerah.
" Seohyun, terima kasih kau telah menyrahkan hal yang paling berharga di hidupmu untukku. Aku janji akan selamanya mencintai dirimu karena sekarang kau sudah menjadi bagian dari diriku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi besok dan esoknya lagi. Tapi selama aku masih bisa menghirup udara pagi yang sejuk, aku akan selalu menjagamu dan mencintaimu sepenuh hatiku. Berjanjilah padaku kau akan selalu ada di sampingku apapun itu yang terjadi. I love you, Seohyun. I love you with all my heart ".
Seohyun meraba wajah Yonghwa dan menatapnya dengan penuh cinta, bibirnya memberikan senyum termanis yang dia miliki. " Yonghwa aku tidak meminta apapun atas malam ini. Ini adalah cintaku padamu. Aku melakukannya dengan dasar. Kau mencintaiku itu sudah cukup bagiku. Aku tidak memintamu menetang apapun demi diriku. Cukup cintai diriku semampu dirimu dan saat kau sudah tak mampu lagi jujurlah padaku dan jangan biarkan aku menjadi orang terakhir yang mengetahuinya. I love you Oppa, dan terima kasih untuk cintamu padaku. Mari kita berjanji apapun yang akan datang di masa depan itu tidak akan melukai kita tapi mendewasakan kita. Janji ? ". Seohyun lalu mengacungkan jari kelingkingnya.
" Janji ", dan Yonghwa melakukan hal yang sama. Tuhan bantu kami menjaga janji ini, bisik Seohyun dalam hati lalu memejamkan matanya dan menikmati apa yang mereka miliki saat ini.
Dan malam itu menjadi malam yang tak akan mereka lupakan selamanya..........
* * * * * * *
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon