#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

THE CRUSH. CHAPTER 6 : PLEASE DONT GO !!!

Desa kecil itu berada di lereng bukit yang terjal tersebut. Satu pasukan tentara angkatan darat sudah terlebih dahulu tiba disana dan merekalah yang membuka lokasi pendaratan heli tim SAR.
Yonghwa menatap langit yang kelam. Desa tersebut sepertinya hanya berpendudukan beberapa orang kepala keluarga saja. Nampak seseorang yang sepertinya Komandan pasukan tersebut sedang bercakap-cakap dengan salah seorang penduduk desa tersebut. 
Yonghwa memandang hutan lebat dengan pohon-pohon yang tinggi menjulang didepannya. Begitu gelap dan terlihat menyeramkan. Terdengar aba-aba untuk berkumpul dan Yonghwa dengan secepat kilat bergerak kearah tenda kecil yang berdiri tidak jauh dari tempat pendaratan heli mereka. 
Komandan Tim SAR dan Komandan Pasukan kemudian  memberikan beberapa arahan tentang lokasi yang akan mereka tuju, seberapa berat beban dan apa yang harus mereka lakukan. Yonghwa mencoba fokus mendengarkan arahan tersebut dikarenakan perbedaan bahasa yang sedikit menyulitkan dirinya.
Apa yang dia dengar adalah perjalanan menuju ke lokasi sangatlah berat dikarenakan salju yang setinggi betis, mendaki dan mungkin mereka harus menebang beberapa pohon untuk membuma jalan bagi evakuasi korban. Beberapa pendudukan akan ikut menjadi penunjuk jalan bagi mereka. Karena berdasarkan keterangan beberapa dari penduduk mendengar ada suara ledakan itu, tapi mereka menyangka hanyalah suara longsoran salju seperti yang sering mereka dengarkan.
" Tuan Jung ? ", tegur seseorang. Yonghwa berbalik dan mendapati komandan pasukan tentara sedang menegurnya. Yonghwa lalu memberikan salam dan menjabat tangannya. 
" Saya dengar tunangan anda adalah Dr. Seo ? ", tanyanya.
" Bagaimana anda tahu ? ", tanya Yonghwa.
" Saya mengetahuinya dari Komandan Tim SAR. Saya berharap kita masih bisa menyelamatkannya dan juga penumpang yang lainnya. ", jawabnya. Yonghwa menganggukan kepalanya.
" Dr. Seohyun sangat baik dan sangat bersemangat ", katanya membuat Yonghwa terkejut.
" Komandan mengenalnya ? ", tanya Yonghwa.
" Saya dan pasukan saya sebelumnya ditugaskan ditempat bencana longsor tersebut bahkan pilot pesawat yang naas adalah anak buah saya. Saya sangat terkejut mendengar pesawat yang mereka tumpangi hilang ".
Yonghwa hanya diam dan mendengar cerita komandan tersebut tentang bagaimana Seohyun yang begitu penuh semangat memberikan pertolongan pada para korban, tanpa kenal lelah selama 2 hari berada di lokasi tersebut, hingga saat Seohyun bersedia ikut dengan pesawat naas itu untuk mendampingi dan merawat korban terakhir yang mereka temukan yang dalam keadaan kritis dan harus segera dievakuasi ke distrik terdekat guna menjalani perawatan lanjutan.
" Dr. Seo malam itu bersikeras agar pasien segera di bawa ke rumah sakit beserta 5 orang korban lainnya karena persediaan obat-obatan dan peralatan medis mereka sangat minim. Saat itu disana hanya ada 5 tenaga dokter dan selebihnya adalah perawat , dan Dr.Seo mengajukan diri untuk ikut bersama korban beserta seorang perawat. Malam itu saya sempat bersitegang dengannya karena saya lebih setuju kalau dokter prialah yang berangkat tapi Dr. Seo tetap bersikeras dengan alasan mereka lebih butuh dokter pria disana ". Yonghwa menyimak dengan diam. Seohyun memang selalu berkeras dengan apa yang dia yakini benar. Seperti itulah Seohyun. Yonghwa tersenyum kecil membayangkan betapa keras kepalanya Seohyun kecil yang tidak.pernah mau menerima perintahnya untuk berhenti mengikutinya.
" Saya berharap Dr.Seo dan yang lainnnya bisa selamat dan bertahan. Semoga ada keajaiban untuk kita ", katanya sambil menepuk pundak Yonghwa.
" Semoga saja Komandan, saya juga berharap ada keajaiban untuk mereka ", kata Yonghwa.
Jam di pergelangan tangannya menunjuk angka 4, sudah jam 4 dini hari. Tapi belum ada tanda-tanda untuk bergerak. Menurut Komandan ada beberapa anak buahnya yang telah berangkat ke lokasi sebagai pembuka jalan. Tiba-tiba Yonghwa melihat cahaya putih meluncur ke atas dan dia melihat Komandan memberi aba-aba dan mereka diperintahkan untuk bersiap dan segera bergerak. 
" Mereka sudah menemukan lokasi pesawat, kini kita akan bergerak menuju ke lokasi. Siapkan senter dan perlengkapan lainnya, kita berangkat sekarang !".
Tim komando dan SAR termasuk Yonghwa mulai bergerak memasuki hutan gelap tersebut. Salju masih juga turun walaupun tidak terlalu lebat. Yonghwa bergerak mengikuti langkah tim yang berada didepannya. Salju dengan ketinggian hampir sebetis cukup menyulitkan mereka. Begitupun dengan medan yang menanjak dan udara dingin yang menyengat. 
Yonghwa merapatkan jaketnya. Memandang gelapnya hutan yang sedang merekah rambah. Beberapa dahan bekas potongan terlihat di sisi jalan mereka. Udara yang dingin membuat Yonghwa membayangkan betapa dinginnya Seohyun disana. Ya Tuhan berilah keajaiban bagi Seohyunku, bukankah semua kebaikannya patut di ganjar dengan sebuah keajaiban bagi hidupnya. Tolong Tuhan, berilah keajaibanmu, untuk sekali ini saja. Sekali ini saja..

* * * * *

Tuhan.....
Aku tak kuat lagi. Apakah aku harus menyerah disini. Apakah ini akhir dari perjalanan hidup seorang Seohyun.
Tuhan....
Andai ini adalah akhir hidupku, izinkan tubuhku dapat kembali ke pelukan kedua orang tuaku. Jangan biarkan tubuh itu membusuk disana dan tak ditemuka .
Tuhan ...
Masihkah bisa aku meminta keajaiban dari- Mu ? 
Sebuah cahaya yang sangat terang tiba-tiba menyinari dirinya. Seohyun menatap tubuhnya yang terbaring kaku. Mungkin sudah cukup dia bertahan. Tubuhnya sudah tak kuat lagi. Seohyun menatap cahaya tersebut lalu kembali menatap tubuh kakunya, kembali menatap cahaya dan mulai melangkah ke arah cahaya lalu berhenti dan kembali menatap tubuhnya yang terbaring kaku. Seohyun bimbang. Satu sisi dia meminta keajaiban untuk hidupnya tapi satu sisi lainnya dia tak lagi sanggup. 
Mungkin saatnya mengucapkan selamat tinggal untuk kehidupannya. Seohyun perlahan melanjutkan langkahnya menuju kearah cahaya didepannya, tubuhnya seakan melayang dan Seohyun menatap cahaya tersebut sambil mencoba membayangkan wajah-wajah orang yang disayanginya, lalu perlahan menutup matanya membiarkan cahaya tersebut menariknya.
" Seohyun please dont go, stay with me, stay with me, please dont go... ".
Seohyun membuka matanya dan berpaling . Seohyun melihat Yonghwa berdiri disana sedang berusaha meraihnya. 
" Seohyun, jangan pergi, bertahanlah. Bertahanlah... Seohyun..... bertahanlah .. "

* * * * *

Yonghwa terkesiap menatap.pemandangan di depannya. Puing-puing reruntuhan pesawat nampak berserakan diantara salju yang hampir menutupinya. Potongan badan pesawat nampak sebagian masih utuh. Untuk sesaat Yonghwa tak tahu harus berbuat apa sementara bau menyengat mulai tercium oleh hidungnya. 
Seohyun ! Dia harus mencari Seohyun, Yonghwa tersadar dan menurunkan rangselnya dan.mulai melihat sekeliling. Beberapa Tim Sar sudah mulai mempersiapkan kantong mayat sementara yang lain mulai menyisir lokasi mencari korban. 
Yonghwa mulai mencari diantara reruntuhan puing-puing. Yonghwa mendengar  suara seseorang yang mengabarkan dia menemukan salah satu korban lalu satu teriakan lainnya. Yonghwa berlari kearah ditemukannya korban sambil berharap itu bukan Seohyun. Bukan, itu bukan Seohyun, bisik Yonghwa setelah melihat korban tersebut. Udara dingin membuat korban masih dapat dikenali dengan baik. 
Langit perlahan.mulai memerah, matahari perlahan mulai bersinar dan pemandangan semakin nampak nyata. 
" Tuan Yonghwa, cepat kemari !! ", sebuah suara yang memanggilnya berasal dari puing badan pesawat yang masih terlihat utuh. Mendengar namanya dipanggil Yonghwa berlari kearah panggilan tersebut. Dan disana Yonghwa melihat tubuh Seohyun yang terbujur kaku. Seperti terbang Yonghwa lalu berlutut dan meraih tubuh wanita yang dicintainya tersebut. Yonghwa lalu mencoba meraba detakan nadi di leher Seohyun  tapi dia tidak bisa merasakan denyutannya. Tubuh Seohyun sangat dingin. Yonghwa memeluknya sambil memanggil nama Seohyun 
" Seohyun, please dont go stay with me, stay with me, please dont go.. ", bisik Yonghwa sambil memeluk tubuh Seohun yang dingin.
" Seohyun, jangan pergi, bertahanlah. Bertahanlah Seohyun, bertahanlah ", bisik Yonghwa sambil terus memeluk tubuh Seohyun. Tidak Seohyun tidak boleh mati, Seohyun harus pulang dengan selamat, Seohyun harus hidup Ya Tuhan. Tolong berilah keajaiban, tolong Tuhan , pinta Yonghwa dalam hati.
" Biarkan aku memeriksanya " sebuah suara dari belakang membuat Yonghwa tersadar. Buru-buru dia letakkan tubub Seohyun dan memberi ruang pada pria yang kini berlutut di sampingnya  dan mulai mengeluarkan stetoskop dari tas yang dibawanya.
Yonghwa memperhatikan dengan seksama pria tersebut memeriksa keadaan Seohyun.
" Ya Tuhan ", serunya. " Tolong ambilkan selimut, ada yang masih selamat disini. Kita harus menghangatkannya ".
Yonghwa menatap tubuh dingin Seohyun dengan takjub. Ada luka di kepalanya tapi sepertinya pendarahan terhenti karena dingin. Seseorang datang memberikan selimut dan pria tersebut segera menyelimuti tubuh Seohyun setelah sebelumnya menyuntikkan sesuatu ke tubuh Seohyun.
" Tolong bawa tandu ke mari saya harus memasang infus dan sepertinya ada luka patah pada lengan dan luka pada betisnya. Kita harus segera mengevakuasinya ke desa secepatnya, sebelum radang paru-paru memperburuk kondisinya. Pasien dalam keadaan kritis dan koma ".
Ya Tuhan. Walaupun selamat tapi Seohyun masih dalam kondisi koma dan kritis,. Dua orang tim SAR datang membawa tandu dan.dengan  bantuan Yonghwa mereka  memindahkan tubuh Seohyun keatas tandu dengan hati-hati lalu mereka mengikat tubuhnya dengan safety belt pada tandu.  Yonghwa berlari ke tempat dia meletakkan rangselnya dan kembali secepat mungkin ke tempat Seohyun. Yonghwa lalu membuka rangselnya dan mengeluarkan selimut pemberian Ibu Seihyun lalu menyelimuti Seohyun dengan selimut tersebut. 
Bertahanlah sayang bertahanlah. Jangan menyerah, aku akan segera membawamu pergi dari sini, bisik Yonghwa sambil merapikan  selimut.
Yonghwa mendengar seseorang berteriak dan mengabarkan satu lagi korban yang selamat. Pria tersebut lalu beranjak dan berlari kearah suara yang memanggilnya. 
Yonghwa menatap kesekelilingnya. Matahari mulai bersinar, cuaca cerah pagi ini dan hujan salju sudah berhenti. Cahaya itu perlahan menyinari reruntuhan tempat Seohyun dan kini Yonghwa dapat dengan jelas memandang wajah Seohyun.
Wajahnya yang pucat, ada lebam biru di pipinya, mungkin karena benturan. Jaket hangat yang membungkus tubuhnya. Yonghwa bersyukur Seohyun hari itu memakai jaket yang tebal itu. Jaket itu berhasil menghalau dingin darinya. Yonghwa menyentuh pipi Seohyun, dingin dan masih terasa kaku. Diusapnya perlahan pipi tersebut mencoba menghadirkan kehangatan. Yonghwa benci melihat Seohyun seperti ini. Dia akan lebih memilih melihat Seohyun yang pipinya memerah karena sengatan matahari atau karena kelelahan setelah mengejarnya kesana kemari.
Mengapa kita belum juga berangkat ? Seohyun harus segera di bawa ke desa dan mendapat pertolongan lebih intensif. Setiap detik sangat berharga baginya. Baru saja pertanyaan itu hadir dikepalanya, dua orang pria berpakaian seragam mendatanginya dan mengatakan bahwa mereka harus segera berangkat secepatnya dan mulai mengangkat tandu tempat Seohyun di baringkan. Tapi kemudian Yonghwa mengambil alih tandu tersebut tepat di kepala Seohyun. Tentara tersebut hanya tersenyum dengan maklum dan segera meraih rangsel Yonghwa dan membawanya beserta beberapa temuan penting yang harus segera di selamatkan.
Bukan hal mudah membawa tandu dengan ketinggian salju yang mengahalangi jalan serta jalan yang menurun, tapi semua itu bukan halangan bagi mereka untuk segera sampai ke desa. Matahari yang pagi ini bersahabat sedikit membuat salju mencair namun jalan menjadi sedikit licin. Rombongan tersebut berjumlah 7 orang, satu diantaranya adalah tenaga medis yang sesekali mengecek keadaaan Seohyun dan seorang lagi korban yang berhasil bertahan dan selamat.
Mengapa mereka seakan begitu lambat, mengapa desa tersebut terasa begitu jauh. Sesekali Yonghwa menatap Wajah Seohyun yang masih terlihat sangat pucat. Selimut yang menutupi badannya sesekali berkibar-kibar di tiup angin yang bertiup diantara pepohonan. Yonghwa terus memanggil nama Seohyun dalam hatinya, berulang-ulang berharap Seohyun tahu bahwa dia ada disini bersamanya. Terus berkata-dalam hati bahwa Seohyun pasti bertahan, dia pasti akan bertahan dan dia akan bertahan, terus menerus bagaikan mantera yang bisa membuat Seohyun sadar.
Yonghwa tak tahu berapa lama sudah mereka berjalan, tapi sayup-sayup terdengar suara deru helicopter terbang diatas mereka. kemungkinan mereka sudah akan sampai ke desa dan heli itu mungkin akan mengangkut Seohyun dan satu korban lainnya. Rasanya Yonghwa tidak sabar untuk segera tiba di desa tersebut.
Setelah terasa seabad berjalan, tiba juga mereka di desa, tenda darurat yang besar telah di pasang ditengah lapangan setelah semalam hanya ada tenda kecil. Beberapa orang segera menyambut mereka dan mengambil alih tandu dan segera membawa keduanya ke dalam tenda untuk pemeriksaan intensif. Rupanya tenaga medis yang lengkap sudah berada di lokasi tersebut.
" Tolong segera siapkan heli, kita harus segera membawa korban ke rumah sakit yang lebih lengkap. Kondisi keduanya sangat kritis, kita tidak boleh membuang waktu ", seorang tenaga medis tergesa keluar dari tenda sambil menyerukan untuk segera membawa korban. Yonghwa langsung berlari masuk ke dalam tenda. Dilihatnya Seohyun sedang dikelilingin beberapa tenaga medis satu diantaranya sedang berusaha melakukan pertolongan dengan menekan dada Seohyun. Sementara yang lain sedang berusaha menghangatkan tubuhnya. Yonghwa menatap monitor yang mengukur detakan jantung Seohyun, angkanya semakin menurun. Yonghwa dilanda kepanikan. Tidak tolong bertahanlah Seohyun, bertahanlah, jeritnya dalam hati.
Seseorang yang masuk dengan tergesa tanpa sengaja mendorong tubuh Yonghwa ke pinggir, pria itu mengabaran kalau heli sudah siap menunggu. Tapi sepertinya mereka masih sibuk melakukan picu jantung pada jantung Seohyun. Sementara angka pada monitor semakin menurun dan terus menurun, garis monitor pun semakin terlihat melambat detakannya.........
Dan tiba tiba terdengar bunyi alarm dan garis lurus pada monitor........... Seohyun !! Ohh Tidak jangan pergi, bertahanlah !!!!!!!



Chapter Sebelumnya

Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥