#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

WE GOT TIED CHAPTER 16

Seohyun terbangun dari mimpi buruk yang menderanya. Napasnya memburu. Sudah hampir seminggu dia kembali ke LA, kerumah orang tuanya dan setiap malam mimpi itu mengganggunya. Seohyun beranjak bangun dari tempat tidurnya dan berjalan mendekati jendela kamarnya dan memandang keluar. Salju sedang turun di luar. Salju di bulan Desember. 
Pikiran Seohyun kembali ke malam dimana dia begitu larut dalam hasratnya bersama Yonghwa. Yonghwa, nama itu perlahan kembali merasuki setiap pembuluh darah yang mengalir di dalam tubuhnya, membawa kehangatan tapi juga menghadirkan perasaan sedih dan terluka. Malam yang selalu hadir dalam mimpinya membuatnya tidak bisa tertidur. Seohyun mengusap-usapkan kedua tangannya ke lengannya mengusir rasa dingin.
Seohyun menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Malam ini dia tidak ingin menangis. Sudah banyak malam yang dia habiskan untuk menangis dan malam ini Seohyun harus menetapkan hatinya untuk mengubur semua kenangan. Tapi apakah dia bisa. Semakin keras dia berusaha semakin sering kenangan itu menderanya. Semakin ingin dia untuk tidak menangis tapi semakin deras airmatanya mengalir.
Jung Yonghwa, mengapa kau harus hadir dalam kehidupanku ? Mengapa aku harus jatuh cinta padamu ? Sejauh ini aku berlari tapi kau banhkan masih terus membayangiku. Tidak bisakah kau pergi dan menghilang dari pikiranku ??
Kembali Seohyun menarik napas panjang, pandangannya kosong menatap salju yang turun. Sementara malam semakin kian larut. Apa yang sedang kau lakukan disana Yonghwa ? Apakah kau juga memikirkan diriku ?. Seohyun menggelengkan kepalanya. Siapa dia hingga seorang Yonghwa mau memikirkan dirinya, bentak Seohyun pada hatinya sendiri. Dia bukan siapa siapa ..............

* * * * *
Yonghwa berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya. Sudah seminggu ini dia terus berusaha menghubungi Seohyun tapi wanita itu bagaikan hilang ditelan bumi. Yonghwa mengutuk dirinya karena tidak banyak menghabiskan waktu berdua untuk mengetahui banyak hal tentang Seohyun. Yonghwa yakin saat ini Seohyun pasti sedang di rumah orang tuanya di LA. Dan sayangnya dia tidak mengetahui alamat apalagi no telepon rumah orang tua Seohyun di sana.
Beberapa kali Yonghwa mampir ke klinik mencoba meminta alamat atau nomor yang bisa dia hubungi untuk berbicara dengan Seohyun tapi usahanya sia-sia belaka. Bahkan asisten Seohyun pun memilih menutup mulut saat dia benar-benar mohon padanya.
Seohyun, aku sangat merindukanmu, bisik Yonghwa dalam hati. Seohyun betul-betul membuatnya kehilangan konsentrasi. Akhir-akhir ini dongsaengnya sering menegur ketidak fokusannya saat berlatih. menegur kenanpa dia belakangan ini jadi lebih sering diam dan termenung. yeah, Seohyun sudah membuatnya gila. Padahal seminggu lagi konser tour Japan akan segera di mulai.
Dimana aku bisa mendapat alamat dan no telepon orang tua Seohyun, Yonghwa berusaha keras memikirkan hal tersebut. Tiba-tiba dia teringat satu nama : Gary. Bukankah gary adalah mantan kekasih Seohyun yang dulu sama-sama kulaih di LA ? Dia pasti tahu alamat dan no telepon orangtua Seohyun. Tapi dimana dia bisa menemui Gary ? Sedangkan wajahnya saja dia tidak tahu, apa pekerjaaannya dan dimana alamatnya ? 
Ah tapi Yonghwa tahu siapa yang akan bisa mendapatkan informasi tentang Gary. Yonghwa buru-buru beranjak dan meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidurnya. Buru-buru dia segera menghubungi seseorang yang dia tahu pasti akan bisa mendapatkan informasi tentang apapun juga. 
" Ny. Hwang saya butuh bantuan anda ....... "

* * * * *
Incheon Aiport 
12 jam perjalanan panjang membuat Seohyun merasa lega akhirnya sampai juga di Seoul. Seohyun memutuskan kembali ke Seoul. Dia tidak bisa menelantarkan pekerjaan dan pasien-pasiennya. Bagaimanapun dia harus bersikap profesionalisme. Cinta boleh menghancurkan segalanya tapi dedikasinya pada bidangnya harus tetap dia prioritaskan. Dan sekarang Seohyun kembali berada di Seoul. 
Seohyun menarik napas panjang dan menghirup udara Seoul yang entah mengapa sangat dia rindukan. Apartemennya sekarang pasti sudah sangat berdebu, begitupun isi kulkasnya pasti sudah tak bisa di tolong lagi. Seohyun sudah bisa membayangkan dirinya akan sibuk bersih-bersih dan belanja. Membayangkan hal tersebut Seohyun hanya bisa tersenyum simpul.
Di tariknya koper kecilnya perlahan sambil keluar dari ruang kedatangan. Masih terlalu pagi. Seohyun merapatkan jaketnya. Dia lalu berjalan diantara penumpang lainnya yang juga baru tiba. Seohyun menatap wajah-wajah di sekelilingnya, dia tersenyum melihat beberapa wajah bahagia karena bertemu dengan keluarganya setelah sekian lama, mungkin. Ada juga beberapa yang memegang kertas bertulis nama seseorang dan memegangnya diatas kepala. Suasana seperti ini selalu membuat Seohyun merasa sangat senang. Entah mengapa.
Asyik dengan kesibukannya mengamati situasi sekelilingnya, Seohyun tidak melihat seseorang dengan jaket berwarna gelap topi dikepalanya dan kacamata hitam datang mendekatinya lalu memegang tangannya dan mulai menariknya. Seohyun terkejut dan hampir saja terjatuh karenanya. Seohyun menjerit dan berusaha melepaskan tangannya dari orang tersebut tapi cengkraman tangan tersebut sangat kuat. beberapa pasang mata sempat menatap keduanya dengan pandangan penuh tanda tanya.
Orang itu terus menarik Seohyun dan membawanya ke sebuah mobil yang terparkir didepan bandara. membuka pintu mobil dan mendorongnya masuk ke dalam lalu dia pun ikut masuk ke dalam mobil dan tanpa komando mobil tersebut langsung berjalan meninggalkan bandara Incheon.
Seohyun merasa panik dan mulai merasa takut. Dia tidak pernah bermimpi akan terjadi seperti ini saat dia kembali ke Seoul. Seharusnya tadi dia menjerit saja biar sekuriti datang menolongnya, tapi mungkin pengaruh jet lag Seohyun merasa pikirannya blank.
Seohyun baru saja mau berbicara ketika orang yang duduk disampingnya membuka hoddienya dan melepaskan kacamatanya. Yonghwa !! Seohyun terbelalak dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Apa yang dilakukan Yonghwa sepagi ini datang ke bandara ? menjemputnya ? darimana dia tahu aku hari ini balik ke Seoul ? dan mengapa dia harus menjemputku ? pertanyaan demi pertanyaan hadir dibenak Seohyun.
" Lebih baik simpan semua pertanyaan yang ada di kepalamu dan duduklah diam ", kata Yonghwa sambil terus menatap lurus kedepan tak menoleh bahkan sekejap pun ke arah Seohyun. Mukanya kelihatan datar dan tidak bersahabat sama sekali. 
Seohyun masih saja menatap wajah Yonghwa dengan pandangan tak percaya. lalu dia memalingkan wajahnya melihat keluar jendela. Seoul pagi ini bersalju dinginnya bahkan bisa menembus hingga ketulang-tulang Seohyun, tapi bukan salju yang membuatnya merasa dingin tapi wajah Yonghwalah yang membuatnya merinding. Laki-laki itu terlihat sangat marah. 
Hancur sudah, usahanya untuk melupakan Yonghwa hancur sudah. Orang yang berusaha dia lupakan sekarang bahkan duduk disampingnya. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan. Bukankah mustahil memilikinya 
Selama perjalanan keduanya hanya duduk dalam diam, Seohyun lebih memilih memandang keluar jendela sementara Yonghwa hanya memandang ke depan masih dengan posisi yang sama. Sekitar 20 menit kemudian mobil berhenti tepat di depan apartemen Yonghwa.
" Tidak bisakah kau mengantarku langsung ke apartemenku ? ", tanya Seohyun.
" Turunlah ", kata Yonghwa sambil membuka pintu dan menarik turun koper Seohyun yang tadi dia letakkan diantara mereka.
" Tapi aku sangat letih aku hanya ingin segera kembali ke apartemenku ", kata Seohyun.
" Please Seohyun turunlah. Tidakkah kau tahu udara sangat dingin disini ? ", kata Yonghwa terdengar tidak sabar. Seohyun lalu membuka pintu dan turun dari mobil. dengan enggan dia melangkah mengikuti Yonghwa masuk kedalam gedung apartemennya.
Yonghwa membuka pintu apartemennya dan menyuruh Seohyun untuk masuk lebih dahulu. Dengan perlahan Seohyun memasuki apartemen yang ditinggalkannya dengan diam-diam seminggu yang lalu itu. Seohyun seperti kembali ke masa lalu, kenangan seputar malam itu bermain-main di benaknya membuatnya merasa gemetar hingga ke ubun-ubunnya.
Yonghwa menutup pintu apartemen dan menyandarkan punggungnya ke pintu sambil melipat kedua tangannya di dadanya. Pandangannya tajam mengarah ke Seohyun. Beberapa saat keduanya hanya terdiam dan tidak bergeming.
" Aku haus ", kata Seohyun memecah kesunyian diantara mereka.
" Aku pikir kau pasti tidak lupa jalan menuju ke dapur ", kata Yonghwa dingin. Seohyun kembali terdiam.
" Apakah Lily baik-baik saja ? ", tanya Seohyun kemudian.
" Oh ternyata kau masih mengingat Lily ", kata Yonghwa sambil tersenyum sedikit sinis. " Bagaimana dengan aku, apakah kau juga ingat padaku ? ".
" Sebenarnya ada apa denganmu ? ", kata Seohyun dengan nada yang tinggi, kesabarannya sudah habis. belum juga hilang rasa shock karena kejadian di bandara tadi, kini dia harus kembali ke apartemen ini dengan terpaksa dan sekarang bagaikan seorang pesakitan yang sedang diadili. Memangnya dia pikir dia siapa ?
" Ada apa denganku ? ", Yonghwa mengulang pertanyaan Seohyun.
" Ya , ada apa  denganmu ? Kau memintaku menolongmu dan aku melakukannya. Apa lagi yang kau inginkan dariku ? Aku capek , aku lelah, tadinya aku berharap tiba di Seoul aku akan bisa kembali ke apartemenku dan berisitrahat, tapi kau malah membawaku ke sini dan mulai sinis seperti ini padaku, kau pikir kau siapa ?? ", Seohyun tak dapat lagi membendung kekesalannya. di hentakkannya kakinya hingga kakinya terasa sakit.
Yonghwa hanya terdiam, lalu dia bergerak melangkah mendekati Seohyun. Tatapannya mengunci Seohyun. Ditariknya tangan Seohyun hingga terjatuh dalam pelukannya. Yonghwa lalu memeluk Seohyun dengan erat, seakan ingin meluapkan segenap kekesalan dan rasa rindunya.
Seohyun terkesiap, dia tidak siap dan Yonghwa menariknya dan memeluknya dengan erat. Seohyun mencoba berontak dan melepaskan diri dari pelukan Yonghwa, tapi semakin dia beronta semakin erat pelukan Yonghwa memeluknya. Seohyun merasa sesak napas, putus asa Seohyun mulai memukul dada Yonghwa dan tanpa terasa airmatanya mengalir ke pipinya. Seohyun menangis, dadanya terasa penuh dengan segala rasa yang bercampur baur, kesal, marah, jengkel.
Yonghwa tahu seohyun menangis, dia lalu melonggarkan pelukannya mendekatkan wajahnya ke wajah Seohyun dan menciumnya. Sesaat Yonghwa merasakan penolakan Seohyun, tapi dia sudah terlalu gila dengan perasaannya. Malam-malam panjang dan perasan tak berdaya membuatnya menumpahkan semua perasaannya dengan ciumannya.
Seohyun menutup kedua matanya. Dia pasrah. Seberapa pun kuatnya dia menolak ciuman Yonghwa dia tahu dia tidak akan bisa. Seohyun merasa benci pada dirinya sendiri yang mengkhianatinya. Satu sisi dia merasa terluka dan kesal tapi disisi lain dia merasa bahagia. Seohyun merasa dia sudah diambang kegilaan.
" Seohyun... ", erang Yonghwa diantara bibirnya yang terus mencium bibir Seohyun dengan intens. " kau membuatku gila ", erangnya lagi " Aku sangat menginginkanmu ".
Yonghwa hanya menginginkannya, Seohyun tersentak. Yonghwa hanya menginginkannya, dia tidak mencintainya. Dengan segenap kekuatannya Seohyun mendorong Yonghwa dan menatap Yonghwa dengan tatapan yang sangat marah dan terluka.
" Seohyun ? ".
" I hate you Jung Yonghwa, dont touch me anymore, I hate You !!! ", teriak Seohyun sambil berlari ke arah pintu tapi Yonghwa menangkapnya.
" Lepaskan aku !! ", jerit Seohyun putus asa.
" Tidak, aku tidak akan pernah melepaskanmu ", kata Yonghwa.
" Apalagi yang kau inginkan dariku ? ", Seohyun mulai terisak. Yonghwa kembali mendekapnya kali ini dengan penuh rasa sayang.
" Aku menginginkan dirimu Seohyun ", kata Yonghwa pelan " Kau tidak tahu betapa seminggu ini aku seperti orang gila, kehilangan fokus dan kehilangan konsentrasi. Aku putus asa tidak tahu harus mencarimu kemana. Aku hanya bisa berteriak pada mesin penjawab otomatismu. Kau membuatku benar-benar gila, Seohyun ".
" Maafkan aku, maafkan atas kekasaranku. Aku tak tahu harus bagaimana lagi. Aku marah, kesal dan rasanya ingin meneriaki dan memakimu, tapi aku tak bisa, karena saat melihatmu yang ingin aku lakukan hanyalah memeluk dan menciummu dengan segenap perasaanku ".
Seohyun mencoba mencerna kata-kata Yonghwa. Bagaimana mungkin dia bisa membuat seorang Jung Yong Hwa kehilangan konsentrasi, bagaimana mungkin dia bisa membuat seorang Jung Yonghwa putus asa ? Dia bukan siapa-siapa. Tapi benarkah itu ? Seohyun tak berani berharap.
Lama keduanya hanya terdiam. Seohyun terdiam dalam pelukan Yonghwa sementara Yonghwa hanya memeluk Seohyun dalam diam. Yonghwa kemudian melepaskan pelukannya dan menatap wajah Seohyun dan mengusap airmatanya. Perlahan Yonghwa mengecup kening Seohyun dengan penuh perasaan. Lalu perlahan mengecup bibir Seohyun kali ini dengan pelan dan jauh dari napsu. Seohyun memejamkan matanya dan menikmati ciuman Yonghwa dibibirnya. Seohyun pasrah pada tubuhnya, pada keinginan terdalamnya. Seohyun membiarkan akan sehatnya sekali lagi terbang menjauh. Dia hanya untuk saat ini membiarkan dirinya menikmati rasa yang ada.
Yonghwa merasakan penerimaan Seohyun, dan itu membuat hasratnya kembali bangkit. Yonghwa mulai meminta lebih dengan ciumannya. Mengerang sambil membisikkan nama Seohyun berulang-ulang. Seohyun betul-betul membuatnya kehilangan kendali. Yonghwa menghentikan ciumannya.
Seohyun mengerang protes saat Yonghwa berhenti menciumnya. Dia membuka matanya dan mendapati Yonghwa sedang memandangnya dengan tatapan mata yang penuh makna. Seohyun menunduk dan pipinya terasa hangat.
Yonghwa selalu suka melihat Seohyun tersipu seperti itu. Yonghwa lalu menarik tangan Seohyun dan berjalan menuju ke kamarnya. menariknya masuk dan mengunci kamarnya. Seohyun terpaku memandang tempat tidur Yonghwa, sebuah flashback bermain di benaknya.
" Seohyun tahukah kamu, aku tidak mengganti sepreinya untuk seminggu ini. Karena aku ingin tetap bisa merasakan bau tubuhmu di sana, merasakan kehangatanmu saat aku begitu merindukanmu ", bisik Yonghwa di telinga Seohyun. Yonghwa memeluk Seohyun dari belakang dan mendorongnya mendekati ranjangnya.
" Aku bahkan memakai selimut yang kau pakai untuk tidur malam itu ", bisik Yonghwa lagi. Seohyun melayangkan pandangannya ke arah selimut yang terlipat rapi di sana. Beribu perasaan berkecamuk di dadanya. Seohyun tidak tahu apakah dia harus bahagia atau bagaimana. Seohyun tahu Yonghwa menginginkannya, tapi apakah sebegitu besarkah rasa ingin memiliki Yonghwa padanya ? Seohyun tak berani berharap.
Yonghwa melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Seohyun menghadap kepadanya. Yonghwa menatap wajah wanita yang sangat di cintainya itu. Tidak ada satu inchipun dari tubuh Seohyun yang tidak dia inginkan, tidak dia cintai. Seohyun adalah takdirnya dan dia tidak akan melepaskannya lagi selamanya.
" I love You Seohyun, with all my heart ", bisik Yonghwa
Yonghwa mencintainya ! Seohyun seakan tidak berani mempercayai pendengarannya sendiri. Yonghwa mencintainya ? Seohyun menatap mata Yonghwa, dan dia terhanyut didalamnya. Mata Yonghwa penuh dengan cinta. Ya Tuhan, dia tidak salah mendengar, Yonghwa benar-benar mencintainya.
" Seberapa inginpun aku membohongi diriku tapi aku tak bisa membohongi hatiku sendiri. kau terlalu sempurna untukku, kadang aku berpikir apakah kau malaikat yang dikirim Tuhan padaku. Aku sangat mencintaimu Seohyun dan aku rela memberikan apa saja untuk memilikimu ", kata Yonghwa pelan sambil memegang wajah Seohyun dengan penuh sayang. Lalu kembali mencium Seohyun dengan penuh kelembutan. Sekali lagi Seohyun berderai airmata, tapi kali ini Seohyun tahu ini adalah airmata bahagia. Impiannya jadi nyata. Yonghwa mencintainya seperti dia mencintainya.
" Please dont cry, Seohyun ", Yonghwa menghentikan kecupannya dan menghapus airmata Seohyun yang mengalir di pipinya yang mulus.
" Biarkan aku menangis ", kata Seohyun sambil menggelengkan kepalanya.
" Apakah aku menyakitimu ? ", tanya Yonghwa, sekali lagi Seohyun menggelengkan kepalanya.
" Aku bahagia, aku selalu menangis bila sedang bahagia ", kata Seohyun sambil tersenyum. Yonghwa tertawa dan memeluk Seohyun.
" Ahh Seohyun, jangan pernah lagi meninggalkanku, kau membuatku gila ", kata Yonghwa sambil mengelus-elus punggung Seohyun.
" Kalau kau tetap mencintaiku aku tidak akan pernah meninggalkanmu ", kata Seohyun.
" Kalau begitu aku akan terus mencintaimu hingga aku mati hingga kau tidak akan meninggalkanku selamanya ".
" Aigoo, jongmal ".
" Weiiii ? ".
" Aniya " dan keduanya pun tertawa dalam kebahagiaan.
" Tahukah kau Seohyun, saat ini aku sangat menginginkanmu ", bisik Yonghwa menggoda.
" Tahukah kau Yonghwa, aku juga sangat menginginkanmu menciumku saat ini ", bisik Seohyun sambil mengecup bibir Yonghwa membuat Yonghwa mengedip nakal.
" Ahh sekarang kau berani menggodaku ", kata Yonghwa sambil menarik Seohyun ke dalam pelukannya dan mulai mencium bibir Seohyun dengan penuh hasrat. Seohyun membalas ciuman Yonghwa dan meminta lebih dengan membiarkan bibirnya terbuka. Yonghwa mengerang dan mengangkat Seohyun ke atas ranjang dan menidurkannya sambil terus menciumnya dengan lebih intens dan panas.
Tangan Yonghwa mulai meraba tubuh Seohyun, mengusap rambutnya. Seohyun mengerang manja dan menarik Yonghwa lebih merapat ke tubuhnya. Perlahan memasukkan kedua tangannya ke dalam baju Yonghwa dan meraba dada Yonghwa dengan penuh hasrat.
" Ahh Seohyun, kau menggodaku ", bisik Yonghwa.
" Benarkah ? ", bisik Seohyun manja membuat Yonghwa tertawa.
" Berhentilah ketawa dan cium aku ", pinta Seohyun dengan hasrat yang mulai memburu.
" Kau mengingkannya Seohyun ", bisik Yonghwa
" Sangat ", erang Seohyun.
Yonghwa mencium Seohyun dalam. dari bibirnya yang merekah pindah ke jenjang lehernya. berlama-lama disana lalu menarik bibirnya dari leher menuju ke belahan dada Seohyun membuat Seohyun menjerit tak dapat menahan sensasi kenikmatan yang di hadirkan kecupan Yonghwa.
Yonghwa menarik selimut dan menutupi mereka dengan selimut. Seohyun menarik baju Yonghwa mengisyaratkan kepada Yonghwa. Dan Yonghwa pun melepaskan bajunya dan juga mulai melepaskan satu demi satu kancing baju Seohyun.
" Seohyun ", bisik Yonghwa " kau begitu indah ".
" Kau juga ", bisik Seohyun.
" Aku sudah tidak bisa menahannya tapi kita harus berhenti ", bisik Yonghwa. Sebuah erangan keluar dari bibir Seohyun sebagai protes.
" Aku sangat menginginkanmu Seohyun, tapi ini bukan saatnya ", bisik Yonghwa sambil mengecup kening Seohyun. Seohyun memandangnya dengan pandangan tak mengerti.
" Aku ingin melakukannya saat kau resmi menjadi istriku ", bisik Yonghwa sambil memandang kedalam mata Seohyun.
" Ohh ", Seohyun menutup bibirnya dengan tangannya.
" Yah, Seo Ju Hyun, maukah kau menghabiskan seluruh hidupmu bersamaku, menjadi pendamping hidupku, menjadi ibu dari anak-anakku, menjadi orang yang akan bertambah tua bersamaku dan akan selalu berada disampingku. Maukah kau menikah denganku ? ", tanya Yonghwa sambil meraih sesuatu dari balik kantong celananya. Yonghwa mengeluarkan sebuah cincin perak bertahta mutiara indah dan menunjukkannya kepada Seohyun
" Will you marry me, Seohyun ? ".
Seohyun terpaku dia tidak bisa berkata-kata. Dia tidak pernah bermimpi Yonghwa akan melamarnya, dia hanya berani bermimpi Yonghwa mencintainya. Dan sekarang Yonghwa sedang melamarnya. Seohyun berharap ini bukan mimpi dan hanya bisa menatap wajah Yonghwa.
" Seohyun... "
Seohyun menganggukkan kepalanya. Dia kehilangan kata-kata. Seohyun terlalu bahagia dia takut saat dia bersuara dia akan kembali menangis. Yonghwa tersenyum bahagia lalu meraih tangan Seohyun dan menyematkan cincin indah tersebut ke jari Seohyun lalu menciumnya.
" I love you Seohyun "
" I love you too, Yonghwa ".
" Terima kasih untuk mencintaiku dan mau menjadi istriku ", bisik Yonghwa lembut di telinga Seohyun. Seohyun mengangguk-anggukkan kepalanya.
" Sekarang sebaiknya kau istrahat, apakah kau tidak capek ? ", goda Yonghwa membuat Seohyun tersipu.
" Oppa... ", rajuk manja Seohyun lalu memukul lengan Yonghwa dengan sayang. Yonghwa tertawa bahagia, lalu membaringkan tubuhnya ke sebelah Seohyun dan menarik Seohyun kedalam pelukannya.
" Memelukmu seperti ini adalah satu hal yang sangat benar ", kata Yonghwa, Seohyun tersenyum dan mendorong tubuhnya masuk lebih dalam kepelukan Yonghwa. Ya, memeluk Yonghwa adalah hal yang paling terindah dan sangat benar, aku Seohyun. Dan dia berdoa dalam hati, semoga akan berlangsung hingga maut memisahkan mereka.
" Oppa, bagaimana kau bisa tahu aku pulang hari ini ? ", tanya Seohyun.
" Ohh kau tidak akan mau tahu ", jawab Yonghwa.
" Tapi aku penasaran ", kata Seohyun sambil memainkan jari-jarinya di dada bidang Yonghwa.
" Bagaimana kalau kita tidur saja, aku sangat mengantuk menunggumu di sana selama 3 jam ".
" 3 jam !! jinjhayo ?! ", tanya Seohyun menatap Yonghwa tidak percaya.
" Nee, jinjha ", jawab Yonghwa
" Nei, sebaiknya kita tidur ", kata Seohyun sambil bergerak mengecup bibir Yonghwa lalu memeluknya dan mencoba memejamkan matanya. Yonghwa tersenyum sambil megecup kepala Seohyun. Dia bahagia, sangat sangat bahagia. Sebuah mimpi akan masa depan merasuki benaknya membuatnya kembali tersenyum.
Sebuah rumah bercat putih bertingkat dua, dengan halaman yang luas penuh dengan bunga-bunga yang indah, suara anak-anak yang berlarian kesana kemari, sementara dirinya sedang memeluk Seohyun....
Yonghwa tahu ini adalah mimpi yang akan segera mereka wijudkan bersama...........


Dont Miss It
WE GOT TIED CHAPTER 15 



Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥