Yonghwa mencoba menahan hasratnya tapi tatapan mata Seohyun yang seakan protes karena dia berhenti menciumnya membuatnya gila. Kembali diciumnya bibir merah merekah itu, sambil mendesahkan nama Seohyun demikian juga sebaliknya dengan Seohyun.
" Seohyun sayang, please aku mohon ", bisik Yonghwa dengan napas memburu.
" Apa ? ", desah Seohyun
" Aku sudah tidak tahan, kita harus berhenti ", desah Yonghwa
" Haruskah ? ", desah Seohyun dengan nada protes, akal sehatnya sudah terbang entah kemana, dia sangat menginginkan Yonghwa lebih dari apapun.
" Seohyun aahh, kalau kita tidak berhenti.... "
" Jangan berhenti........ aku mohon ", desah Seohyun. " Aku menginginkanmu Yonghwa ", bisiknya. " Aku sangat menginginkanmu mencumbu diriku, sekarang ".
" Seohyun.................... " erang Yonghwa tak dapat lagi menahan dirinya. Dia mulai merabah sekujur tubuh Seohyun dengan penuh gairah sementara Seohyun mengelus-elus punggung Yonghwa dengan tidak sabar. Bibir Yonghwa kini bergeser ke leher Seohyun lalu perlahan turun ke bawa membuat Seohyun menjerit dan meremas rambut Yonghwa.
Sebuah ketukan di pintu membuat keduanya tersentak. Please jangan sekarang, kata Yonghwa dalam hati. Siapapun yang diluar sana biarkan saja.
" Ada seseorang yang mengetuk pintu ", bisik Seohyun.
" Biarkan saja ", kata Yonghwa sambil kembali mengecup bibir Seohyun.
" Tapi..... emmmmm...... tapi.......... ".
" Biarkan saja ", erang Yonghwa
" Tapi............. apakah tadi kau mengunci pintunya ? ", tanya Seohyun perlahan disela-sela bibir Yonghwa yang terus menciumnya. Yonghwa menghentikan ciumannya dan sontak berpaling kearah pintu, dia sadar tadi dia tidak mengunci pintunya. Yonghwa lalu menatap Seohyun dan sesungging senyuman terukir di bibirnya.
" Kita tunggu beberapa saat, mau kan ? ", tanya Yonghwa sambil mengecup ujung hidung Seohyun. Seohyun tersenyum malu-malu menganggukkan kepalanya. Pipinya bersemu merah, bibirnya terlihat merekah membuat Yonghwa semakin bergairah.
Suara ketukan kembali terdengar kali ini disertai suara Lily yang memanggil nama Yonghwa. Ada apa Lily mengetuk kamarnya malam-malam begini, tidak biasanya di seperti itu. Apakah dia sakit ? ataukah bermimpi buruk ? Yonghwa menatap Seohyun dan dia melihat kekhawatiran di wajahnya.
Yonghwa beranjak turun dari ranjang dan berjalan kearah pintu. Perlahan dia membuka pintu dan nampak Lily berdiri di sana sambil memegang boneka teddy kesayangannya nampak begitu takut dan sepertinya dia menangis.
" Lily kenapa belum tidur sayang ?", tanya Yonghwa sambil berlutut di depan Lily. Lily hanya terdiam lalu memeluk Yonghwa dengan erat. Yonghwa lalu menggendongnya masuk ke dalam kamar membawanya ke ranjang dan mendudukkannya di samping Seohyun yang nampak cemas.
" Lily, kenapa sayang? Lily sakit ? ", tanya Seohyun sambil memeluk Lily.
" Mungkin dia mimpi buruk ", kata Yonghwa sambil membelai rambut Lily.
" Bisa ambilkan dia segelas air minum ? ", pinta Seohyun dan Yonghwa langsung beranjak dan berjalan keluar dan beberapa menit kemudian dia sudah kembali dengan segelas air di tangannya. Seohyun lalu mengambil gelas tersebut dan menyuruh Lily untuk meminumnya. Tapi Lily menggeleng. Dia terus memeluk Seohyun dengan erat seakan takut akan sesuatu dan dia berlindung dalam pelukan Seohyun.
" Aku mendengar suara Lily ", sebuah suara di pintu membuat Yonghwa berpaling. Ny. Hwang berdiri didepan pintu dan terlihat cemas.
" Sepertinya dia bermimpi buruk Ny. Hwang ", kata Yonghwa.
" Ahh sayang ", kata Ny. Hwang sambil melangkah masuk dan mendekati Seohyun yang sedang memeluk Lily. " Kasihan dia, bagaimana kalau malam ini dia tidur bersama saya ? ", kata Ny. Hwang sambil membelai rambut Lily.
" Nanti dia merepotkan anda ".
" Tidak sama sekali tidak akan merepotkan, saya akan sangat senang bila dia tidur bersamaku ".
Seohyun mengusap kepala Lily, memegang dagunya dan mengangkat wajah Lily hingga menatapnya. " Lily sayang, kata nenek Lily boleh tidur dengannya malam ini, apakah Lily mau tidur bersama nenek ? ", tanya Seohyun dengan lembut. Sesaat Lily hanya terdiam lalu dia menganggukkan kepalanya lalu dia melepaskan pelukanya dari Seohyun.
" Aunty Lily takut ", kata Lily pelan
" Takut ? takut sama siapa ? ", tanya Seohyun.
" Takut sama nenek sihir yang mengejar-ngejar Lily, mukanya jelek dia membawa sapu katanya Lily mau dibawa terbang pake sapunya itu, Lily takut nanti Lily jatuh ", jawab Lily polos. Ketiga orang dewasa yang berada di kamar tersebut tak bisa menahan senyuman mereka. Aigoo......
" Kalau begitu malam ini Lily tidur sama nenek saja ya, biar nanti nenek yang mengusir si nenek sihir jahat itu biar tidak membawa Lily terbang ", kata Ny. Hwang sambil membelai rambut Lily.
" Nenek bisa melawannya ? ", tanya Lily polos.
" Tentu saja nenek bisa, karena nenek adalah ibu peri yang sangat di takuti oleh si nenek sihir ", kata Ny. Hwang sambil menggoyang-goyangkan tangannya seakan-akan sedang menggoyang-goyangkan tongkat perinya. " Bagaimana, Lily mau tidur dengan nenek peri yang baik hati ini ? ", bujuk Ny. Hwang. Lily tersenyum dan menganggukkan kepalanya dan lalu memeluk Ny. Hwang dengan perasaan senang.
" Baiklah kalau begitu mari kita ke kamar nenek ", kata Ny. Hwang sambil berdiri dan memegang tangan Lily mengajaknya turun dari ranjang, Lily dengan senang hati mengikutinya. Lalu mereka berdua berjalan keluar kamar diikuti oleh Yonghwa yang segera menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Yonghwa lalu mulai tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya.
" Something funny ? ", tanya Seohyun melihat Yonghwa tiba-tiba tertawa seperti itu. Yonghwa hanya mengoyang-goyangkan kedua tangannya sambil masih tetap tertawa. Yonghwa lalu berjalan menuju ke ranjang dan duduk duduk tepat di sisi Seohyun.
" Kau tak tahu bagaimana aku berusaha untuk menahan tawa mendengar cerita Lily ", kata Yonghwa sambil masih tetap tertawa " Dia bilang nenek sihir mau membawanya terbang dan dia ketakutan bukan karena takut sama nenek sihirnya tapi karena takut jatuh dari sapu terbangnya ".
Seohyun mau tak mau ikut tertawa. Lily benar-benar sangat polos dan sangat menggemaskan. Keduanya pun lalu tertawa bersama. Beberapa saat keduanya terlupa akan apa yang mereka lakukan sebelum Lily mengetuk pintu kamar mereka. Namun tidak bertahan lama suasana berubah menjadi hening. Seohyun berusaha untuk tidak menatap Yonghwa dan memfokuskan pandangannya ke arah yang lain. Pipinya kembali memerah dan teringat betapa tadi dia tidak dapat membendung hasratnya membuat Seohyun merasa malu.
" Sebaiknya kita tidur, sudah terlalu larut, bukankah besok kau ada jadwal wawancara di radio. Selamat malam ", kata Seohyun pelan lalu membaringkan tubuhnya menarik salah satu selimut dan membelakangi Yonghwa lalu mematikan lampu tidur yang terletak di samping sisi tempatnya tidur.
Yonghwa tersenyum melihat reaksi Seohyun. Wanita ini benar-benar membuatnya merasa gemes dan membuatnya ingin kembali mencumbunya, tapi sekarang bukan saat yang tepat. Yonghwa tidak menginginkan one night stand dengan Seohyun. Tidak saat dia menginginkan wanita itu untuk selamanya bersamanya menjadi bagian hidupnya di masa depan. I love you Seohyun, bisik Yonghwa dalam hati, cintaku lebih besar dari pada hasratku memilikimu malam ini. Tidak malam ini, tapi Yonghwa tetap ingin merasakan memeluk Seohyun, menciumnya dan merasakan harum tubuhnya. Memikirkan hal tersebut hasrat Yonghwa kembali menggebu.
Tidak Yonghwa, kalau kau mencintainya kau akan melakukan hal tersebut saat dia resmi menjadi milikmu, kau harus bisa menahan hasratmu, dan walaupun Seohyun juga memiliki hasrat yang sama itu bukan alasan. Jadi sekarang tidurlah dan jauhkan pikiran kotor itu dari kepalamu, kata Yonghwa dalam hati.
" Selamat malam Seohyun, mimpi indah ", bisik Yonghwa di telinga Seohyun lalu berbaring di samping Seohyun dan menarik Seohyun ke dalam pelukannya. "Izinkan aku malam ini memelukmu saat aku tertidur, bolehkan ? ", bisik Yonghwa sambil menyandarkan kepalanya ke punggung Seohyun. " Memeluknmu terasa begitu benar, sangat sangat benar ".
Seohyun terdiam dalam pelukan Yonghwa, dia bisa merasakan hangatnya napas Yonghwa di punggungnya. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Bahkan saat ini diapun merasa berada dalam pelukan seorang Jung Yonghwa adalah sangat sangat benar, apapun itu artinya.
Tapi kemudian Seohyun teringat ucapan Yonghwa saat di apartemen Jonghyun. Kembali Seohyun merasa sedih. Dia bukan siapa-siapa, dia tidak berhak masuk ke dalam kehidupan seorang Jung Yong hwa, leader dari sebuah grup band ternama di Seoul bahkan di beberapa negara dan benua. Dia hanyalah seorang gadis biasa, tanpa keistimewaan apapun dan tidak pantas bersanding dengannya. Seohyun menarik napas panjang.
Egoiskah dirinya bila dia berharap Yonghwa mencintainya. Egoiskah dia bila berharap bisa bersanding dengannya ? Seohyun mencintai Yonghwa dan kenyataan itu membuatnya sangat terluka. Sebaiknya dia segera menyingkirkan perasaan cintanya ini. Atau mungkin sebaiknya dia menjauh dari Yonghwa. Disini bukan tempatnya, she's not belong here ! Dia tidak akan pernah menjadi bagian dari hidup seorang Jung Yong Hwa.
So, malam ini Seohyun akan membiarkan dirinya merasakan kehangatan dalam pelukan seorang Yonghwa, dia akan membiarkan dirinya merasa menjadi bagian dari kehidupan Yonghwa. Seohyun akan membiarkan dirinya menikmati saat-saat bersamanya dan akan menyimpannya erat-erat sebagai sebuah kenangan indah yang tidak akan dia lupakan. Jadi biarlah malam ini menjadi malam terakhirnya bersama Yonghwa karena besok dia harus memulai hidupnya sendiri, kembali ke kehidupannya yang dulu walaupun akan terasa tidak lagi sama.
Sarangheyo, Jung Yong Hwa ssi , bisik Seohyun pelan dan memejamkan matanya. Dia tahu dia tidak akan bisa tidur malam ini. Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang.
Yonghwa merasa Seohyun baru saja mengatakan bahwa dia mencintainya, tapi mungkin itu hanyalah ilusinya belaka, dia pasti sudah teramat sangat mengantuk hingga bahkan desahan napas seohyunpun dia dengar bagaikan bisikan cinta dari Seohyun untuknya. Tapi alangkah senang dan bahagianya dirinya bila memang itu nyata. Yonghwa mengeratkan pelukannya dan perlahan memejamkan matanya dan tertidur.
Yonghwa terbangun mendengar suara jam weker di samping tempat tidurnya. 5 :30 AM. Sepetinya dia baru saja tertidur. Yonghwa meraba sisi tempat tidur Seohyun berharap dia disana dan akan sangat menyenangkan memeluknya dan menciumnya saat bangun seperti ini. Tapi tidak ada Seohyun di sana. Yonghwa terduduk dan menyalakan lampu tidurnya. Tidak ada Seohyun. Bahkan selimutnya pun sudah terlipat dengan rapi. Apakah Seohyun sudah bangun dan sekarang sedang ada di dapur mempersiapkan sarapan untuk mereka ? memikirkan hal tersebut Yonghwa tersenyum bahagia.
Sedikit malas Yonghwa beranjak menuju kamar mandi dan membasuh mukanya dengan air. Dia akan menemui Seohyun di dapur dan memeluknya dari belakang serta memberikan kecupan selamat pagi. Yonghwa pun buru-buru keluar dari kamar mandi dan berjalan keluar kamar menuju ke dapur. Tapi lampu dapur belum menyala. Dan tidak ada Seohyun disana.
Yonghwa lalu melangkah ke ruang tengah, mengecek kamar mandi, kamar Lily, dan ruang depan tapi Seohyun tidak ada. Sejujurnya Seohyun tidak ada dimanapun dadalam apartemennya. Apakah Seohyun kembali ke apartemennya untuk mengambil baju ganti biar Ny. Hwang tidak mencurigai mereka ? Yonghwa mencoba berpikiran positif. Dia lalu kembali masuk ke kamarnya dan kakinya merasa menginjak sesuatu. Secarik kertas yang di lipat dua nampak tergeletak dibawah kakinya. Yonghwa menunduk lalu mengambil kertas tersebut lalu menutup pintu kamar dan menyalakan lampu kamarnya. Sebuah surat.
Dont Miss it
WE GOT TIED CHAPTER 14
" Something funny ? ", tanya Seohyun melihat Yonghwa tiba-tiba tertawa seperti itu. Yonghwa hanya mengoyang-goyangkan kedua tangannya sambil masih tetap tertawa. Yonghwa lalu berjalan menuju ke ranjang dan duduk duduk tepat di sisi Seohyun.
" Kau tak tahu bagaimana aku berusaha untuk menahan tawa mendengar cerita Lily ", kata Yonghwa sambil masih tetap tertawa " Dia bilang nenek sihir mau membawanya terbang dan dia ketakutan bukan karena takut sama nenek sihirnya tapi karena takut jatuh dari sapu terbangnya ".
Seohyun mau tak mau ikut tertawa. Lily benar-benar sangat polos dan sangat menggemaskan. Keduanya pun lalu tertawa bersama. Beberapa saat keduanya terlupa akan apa yang mereka lakukan sebelum Lily mengetuk pintu kamar mereka. Namun tidak bertahan lama suasana berubah menjadi hening. Seohyun berusaha untuk tidak menatap Yonghwa dan memfokuskan pandangannya ke arah yang lain. Pipinya kembali memerah dan teringat betapa tadi dia tidak dapat membendung hasratnya membuat Seohyun merasa malu.
" Sebaiknya kita tidur, sudah terlalu larut, bukankah besok kau ada jadwal wawancara di radio. Selamat malam ", kata Seohyun pelan lalu membaringkan tubuhnya menarik salah satu selimut dan membelakangi Yonghwa lalu mematikan lampu tidur yang terletak di samping sisi tempatnya tidur.
Yonghwa tersenyum melihat reaksi Seohyun. Wanita ini benar-benar membuatnya merasa gemes dan membuatnya ingin kembali mencumbunya, tapi sekarang bukan saat yang tepat. Yonghwa tidak menginginkan one night stand dengan Seohyun. Tidak saat dia menginginkan wanita itu untuk selamanya bersamanya menjadi bagian hidupnya di masa depan. I love you Seohyun, bisik Yonghwa dalam hati, cintaku lebih besar dari pada hasratku memilikimu malam ini. Tidak malam ini, tapi Yonghwa tetap ingin merasakan memeluk Seohyun, menciumnya dan merasakan harum tubuhnya. Memikirkan hal tersebut hasrat Yonghwa kembali menggebu.
Tidak Yonghwa, kalau kau mencintainya kau akan melakukan hal tersebut saat dia resmi menjadi milikmu, kau harus bisa menahan hasratmu, dan walaupun Seohyun juga memiliki hasrat yang sama itu bukan alasan. Jadi sekarang tidurlah dan jauhkan pikiran kotor itu dari kepalamu, kata Yonghwa dalam hati.
" Selamat malam Seohyun, mimpi indah ", bisik Yonghwa di telinga Seohyun lalu berbaring di samping Seohyun dan menarik Seohyun ke dalam pelukannya. "Izinkan aku malam ini memelukmu saat aku tertidur, bolehkan ? ", bisik Yonghwa sambil menyandarkan kepalanya ke punggung Seohyun. " Memeluknmu terasa begitu benar, sangat sangat benar ".
Seohyun terdiam dalam pelukan Yonghwa, dia bisa merasakan hangatnya napas Yonghwa di punggungnya. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Bahkan saat ini diapun merasa berada dalam pelukan seorang Jung Yonghwa adalah sangat sangat benar, apapun itu artinya.
Tapi kemudian Seohyun teringat ucapan Yonghwa saat di apartemen Jonghyun. Kembali Seohyun merasa sedih. Dia bukan siapa-siapa, dia tidak berhak masuk ke dalam kehidupan seorang Jung Yong hwa, leader dari sebuah grup band ternama di Seoul bahkan di beberapa negara dan benua. Dia hanyalah seorang gadis biasa, tanpa keistimewaan apapun dan tidak pantas bersanding dengannya. Seohyun menarik napas panjang.
Egoiskah dirinya bila dia berharap Yonghwa mencintainya. Egoiskah dia bila berharap bisa bersanding dengannya ? Seohyun mencintai Yonghwa dan kenyataan itu membuatnya sangat terluka. Sebaiknya dia segera menyingkirkan perasaan cintanya ini. Atau mungkin sebaiknya dia menjauh dari Yonghwa. Disini bukan tempatnya, she's not belong here ! Dia tidak akan pernah menjadi bagian dari hidup seorang Jung Yong Hwa.
So, malam ini Seohyun akan membiarkan dirinya merasakan kehangatan dalam pelukan seorang Yonghwa, dia akan membiarkan dirinya merasa menjadi bagian dari kehidupan Yonghwa. Seohyun akan membiarkan dirinya menikmati saat-saat bersamanya dan akan menyimpannya erat-erat sebagai sebuah kenangan indah yang tidak akan dia lupakan. Jadi biarlah malam ini menjadi malam terakhirnya bersama Yonghwa karena besok dia harus memulai hidupnya sendiri, kembali ke kehidupannya yang dulu walaupun akan terasa tidak lagi sama.
Sarangheyo, Jung Yong Hwa ssi , bisik Seohyun pelan dan memejamkan matanya. Dia tahu dia tidak akan bisa tidur malam ini. Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang.
Yonghwa merasa Seohyun baru saja mengatakan bahwa dia mencintainya, tapi mungkin itu hanyalah ilusinya belaka, dia pasti sudah teramat sangat mengantuk hingga bahkan desahan napas seohyunpun dia dengar bagaikan bisikan cinta dari Seohyun untuknya. Tapi alangkah senang dan bahagianya dirinya bila memang itu nyata. Yonghwa mengeratkan pelukannya dan perlahan memejamkan matanya dan tertidur.
* * * * *
Jam digital di meja samping tempat tidur Yonghwa menunjukkan pukul 04:45 AM, dan Seohyun masih juga belum bisa tidur. Seohyun masih tetap berada dalam pelukan Yonghwa, walaupun beberapa kali dia memcoba untuk melepaskan dirinya tapi Yonghwa selalu menariknya kembali ke dalam pelukannya.
Sekali lagi Seohyun mencoba melepaskan pelukan Yonghwa dan sepertinya kali ini Yonghwa sudah sangat terlelap sehingga dia bisa lepas dari pelukannya. Seohyun merasakan Yonghwa bergerak dan Seohyun menahan napas dan berusaha tidak bergerak. Hening. Sepertinya Yonghwa kini membelakangi dirinya, karena Seohyun tidak lagi merasakan hembusan napasnya.
Perlahan Seohyun beranjak turun dari tempat tidur, memandang Yonghwa yang tertidur nyenyak. Perlahan dia mengitari tempat tidur dan berdiri memandang wajah Yonghwa yang terlelap. Tanpa terasa air mata mengalir dipipinya,. mengapa mencintai laki-laki tersebut membuatnya merasa terluka ? Seohyun mengusap airmatanya dan sekali lagi ditatapnya wajah laki-laki yang di cintainya tapi sekaligus laki-laki yang harus dia jauhi.
Seohyun tidak bisa lagi menahan isaknya dan berjalan menuju pintu kamar, perlahan membuka pintu dan menutupnya dengan pelan. Seohyun melangkah ke dapur, perlahan membuka kulkas dan mengeluarkan belanjaanya lalu meletakkannya diatas meja dapur. Seohyun lalu mengambil selembar kertas dan pena dari dalam tas kerjanya yang masih tergeletak di atas meja dapur.
Perlahan Seohyun duduk dan mulai menuliskan surat untuk Yonghwa. Seohyun memutuskan untuk mengakhiri semua ini. Dia memutuskan untuk kembali ke apartemennya, kembali ke kehidupannya, kembali ke dunianya, dunia tanpa Jung Yong Hwa, kehidupan tanpa Jung Yong Hwa. Hanya dirinya dan dirinya.
Setelah menuliskan surat pendek tersebut Seohyun lalu berdiri dan meraih tas kerja serta tas belanjaannya, meraih jaketnya yang tadi dia simpan di sandaran kursi dapur. Lalu perlahan melangkah ke ruang tengah, singgah di depan pintu kamar Yonghwa dan menyelipkan surat yang dia tulis ke bawah pintu kamar Yonghwa. Berdiri disana beberapa saat dan melanjutkan langkahnya menuju pintu depan.
Selamat tinggal Yonghwa.......
Dan Seohyun menutup pintu apartemen Yonghwa dan melangkah menuju lift. Saatnya kembali menata hati dan kehidupannya. Tiba-tiba Seohyun merasa dia sangat merindukan pelukan ibunya.
* * * * *
Sedikit malas Yonghwa beranjak menuju kamar mandi dan membasuh mukanya dengan air. Dia akan menemui Seohyun di dapur dan memeluknya dari belakang serta memberikan kecupan selamat pagi. Yonghwa pun buru-buru keluar dari kamar mandi dan berjalan keluar kamar menuju ke dapur. Tapi lampu dapur belum menyala. Dan tidak ada Seohyun disana.
Yonghwa lalu melangkah ke ruang tengah, mengecek kamar mandi, kamar Lily, dan ruang depan tapi Seohyun tidak ada. Sejujurnya Seohyun tidak ada dimanapun dadalam apartemennya. Apakah Seohyun kembali ke apartemennya untuk mengambil baju ganti biar Ny. Hwang tidak mencurigai mereka ? Yonghwa mencoba berpikiran positif. Dia lalu kembali masuk ke kamarnya dan kakinya merasa menginjak sesuatu. Secarik kertas yang di lipat dua nampak tergeletak dibawah kakinya. Yonghwa menunduk lalu mengambil kertas tersebut lalu menutup pintu kamar dan menyalakan lampu kamarnya. Sebuah surat.
Dear Yonghwa,
Maaf aku pergi tanpa pamit. Aku hanya merasa ini sudah sangat terlalu jauh. Apa yang terjadi semalam membuatku sadar bahwa aku tidak seharusnya tmenerima tawaran ini sejak awal. Tapi aku tak sanggup menolak karena aku sangat menyayangi Lily dan aku ingin melihat kalian bersama dan kau bisa melaksanakan janjimu pada ayah Lily.
Tapi aku sama sekali tidak pernah menduga bahwa akan seperti ini. Seharusnya apa yang terjadi semalam tidak harus terjadi. Kita seharusnya bisa saling mengontrol diri kita dan tidak bertindah berdasarkan napsu tapi dengan akal sehat.
Tapi aku tidak akan pernah menyesali apa yang telah terjadi, aku akan menjadikannya satu babak dalam kehidupan seorang Seohyun yang harus dijalani dan akan menjadi kenangan yang tidak akan aku lupakan. Terima kasih karena untuk sesaat kamu membuatku merasa menjadi wanita yang sangat beruntung bisa menghabiskan satu malam dalam pelukan seorang Jung Yong Hwa.
Aku minta maaf, tapi aku harus mengakhiri ini semua, sebelum terlanjur menyakitkan bagi diriku. Aku tidak ingin membuatmu merasa terganggu, aku tidak ingin menjadi penghalang bagi kehidupanmu. Maafkan aku karena telah mencuri dengar percakapan kalian, kau dan Jonghyun malam itu, dan aku mengerti semua itu. Aku bukan siapa-siapa bagimu, jadi aku tidak berhak mengambil kebebasanmu dan menjadi penghalang untuk karirmu ke dapan...........
Terima kasih untuk semuanya, terima kasih karena telah membuatku mengenal orang-orang yang baik, telah mengenal JongHyun, MinHyuk dan Jungshin, terima kasih karena walaupun untuk sesaat telah menjadikanku salah satu bagian dari kalian. Maafkan karena aku tidak bisa menjadi istri yang baik walaupun hanya sebatas sandiwara.
Hari ini adalah terakhir kalinya aku membantumu. aku berharap masalah ini akan segera selesai dan apapun hasilnya aku berharap yang terbaik buatmu dan Lily. Lily pantas mendapat semua yang terbaik dalam hidupnya. Mungkin kau dan Ny. Hwang bisa membuat satu perjanjian untuk berbagi kasih sayang untuk Lily karena sepertinya dia sangat menyayangi Lily dan nampaknya Lily juga mulai menyayanginya. Izinkan dia sesekali datang menjenguk Lily atau kau bisa mengizinkan Lily untuk bermalam di rumah neneknya. Aku akan selalu berdoa yang terbaik untuk kalian.....
Selamat tinggal dan sampaikan salam sayang dan pelukku untuk Lily, sampaikan juga maafku untuk Ny. Hwang karena tidak bisa berpamitan padanya. Dan aku percaya kau akan bisa mencari alasan untukku. Hiduplah dengan baik Oppa...........
Maafkan karena aku telah jatuh cinta padamu.......
Seohyun.Jadi semalam yang Yonghwa dengar adalah benar, Seohyun berkata dia mencintai dirinya dan bodohnya dia menganggapnya sebagai desahan napas Seohyun yang tertidur. Tanpa sadar Yonghwa memaki dirinya sendiri, lalu dia buru-buru meraih ponselnya dan menghubungi Seohyun tapi yang dia dapati hanyalah pesan bahwa telepon yang dia tuju sedang tidak aktif. Yonghwa lalu mencoba menelepon apartemen Seohyun tapi tidak diangkat, berulang-ulang kali dia menelpon tapi tetap tidak ada jawaban dari sebelah hanya suara pesan yang menyuruhnya untuk meninggalkan pesan.
Seohyun, I love you, please angkat teleponnya dan biarkan aku mengatakan aku mencintaimu, aku sangat-sangat mencintaimu dan aku ingin kau menjadi bagian dari hidupku dan Lily. Seohyun please, kalau kau disana, angkatlah teleponnya.
Beep.......
Seohyun ahh angkat teleponnya, aku benar-benar harus bicara denganmu........
Beep......
Sialan Seohyun, angkat teleponnya atau aku akan ke sana dan mendobrak pintu apartemenmu........
Beep.......Apakah dia benar-benar telah kehilangan wanita yang sangat dia cintai ? Dan untuk kesekian kalinyas Yonghwa mengutuk kebodohannya................ Damn Jung Yonghwa You a such a stupid man !!!
Dont Miss it
WE GOT TIED CHAPTER 14
2 komentar
Write komentarJinjjaaaaaa..... Aaaaah kenapa galau lagi sih. Seohyun please.......
ReplyAigooooo..
ReplyBaper Again i am.. T-T
Jeongmal, jeongmal.. -_-"
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon