#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YOU AND ME AND MY THREE BROTHERS



CHAPTER SEVEN

“ Bagaimana penataan apartemenmu, sudah selesai ? “.
YongHwa mendongak menatap DongHue yang duduk tepat di depannya. Mereka bertiga – dirinya, DongHue dan KwangHee – sedang dalam pembahasan resort baru yang akan mereka dirikan di Jeju Island.
“ Penataan apartemen ? “, KwangHee bertanya sambil menatap DongHue meminta penjelasan.
“ Apartemen YongHwa sedang di tata ulang dan rasanya sudah seminggu, jadi aku bertanya apakah sudah selesai “, jelas DongHue dan kini keduanya menatap YongHwa.
“ Sedikit lagi juga selesai “, sahut YongHwa sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sambil tetap menatap proposal perencanaan di tangannya.
“ Bagaimana hasilnya ? “, tanya DongHue lagi.
“ Memuaskan “, jawab YongHwa singkat.
“ Berarti sekarang Yuri bisa meminta bantuan Seohyun kan untuk menata ulang kamar Luna ? “.
“ Seohyun ? Siapa Seohyun ? “, tanya Kwanghee lagi merasa keduanya sedang membicarakan sesuatu yang tidak di mengertinya.
“ Si penata ruangan “.
“ Namanya Seohyun ? Apakah kita mengenalnya ? Salah seorang penarta ruangan yang bisa kita pakai ? “.
“ Ingat wanita yang di ajak YongHwa ke pesta pernikahanmu ? “.
“ Jadi itu Seohyun ? Cantik “, komentar KwangHee mencoba mengingat sosok wanita yang menemani YongHwa malam itu di pesta pernikahannya.
“ Tetangga apartemen YongHwa “.
“ Wow, kau punya tetangga apartemen yang cantik tapi kau tidak menyadarinya. Rasanya alarm wanita cantikmu sekarang tidak berfungsi maksimal “, ejek KwangHee saat DongHue selesai menceritakan semua yang di ketahuinya tentang Seohyun.
“ Tapi dia mengeluarkan biaya yang besar untuk meminta maaf atas apa yang di lakukannya di pesta pernikahanmu “, ucap DongHue.
“ Menata ulang apartemen YongHwa. Terakhir au ke sana apartemennya baik-baik saja tak ada yang perlu di tata ulang “.
“ Apakah kalian sadar aku ada di ruangan ini ? “, sahut YongHwa setelah cukup lama diam mendengar kedua hyungnya berkomentar tentang dirinya dan Seohyun.
“ KwangHee tahukah kau dia sering uring-uringan sendiri gara-gara si penata apartemennya yang cantik “, ejek DongHue. “ Aku sepertinya sedang mendengar alunan biola yang sedang mengalunkan nada romantis di suatu tempat “.
“ Wedding March ! “, timpal KwangHee dan keduanya langsung tertawa.
“ Lucu sekali kalian berdua “, kesal YongHwa.
“ Mengapa terlalu sensitif adik kecil “.
“ Aku akan memberitahu Seohyun kalau kau berniat memakai jasanya untuk menata ulang kamar Luna. Puas ? “.
“ Ya ampun, jadi selama ini kau belum mengatakan hal itu pada Seohyun. Eishh kau benar-benar ingin memonopolinya sendiri ya ? “, ucap DongHue sambil menatap YongHwa tak percaya.
“ Aku kan sudah bilang, aku lihat dulu hasil kerjanya “, YongHwa membela dirinya.
DongHue menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi senyum tahu sama tahu muncul di wajahnya saat menatap KwangHee yang juga tersenyum.
“ Berhentilah kalian bertingkah seakan aku tidak tahu apa yang ada di pikiran kalian “, kesal YongHwa sambil meletakkan proposal yang di pegangnya ke meja DongHue.
“ Jadi apa masalahnya adik kecil ? “, tanya DongHue sambil menatap YongHwa.
Masalahku adalah kalian selalu memanggilku adik kecil.
“ Masalahnya Seohyun tinggal bersama dengan dua pria asing yang lumayan tampan dan aku bahan tidak tahu siapa keduanya “.
DongHue dan KwangHee saling berpandangan.
“ Mengapa kau tidak bertanya ? “, tanya KwangHee. “ Kau kan bisa menanyakan hal tersebut langsung kepada Seohyun “.
“ Dia terlalu sungkan “, ejek DongHue.
“ Aku lebih menunggu Seohyun yang mengatakannya sendiri tanpa aku tanya “, tukas YongHwa.
“ Ahh pantas saja kau uring-uringan, pasti kau berpikir apa saja yang mereka lakukan di sebelah apartemenmu “, kata DongHue sambil tertawa keras. “ Ayolah adik kecil, masa kau bersikap pasif begini. Mana YongHwa yang biasanya beraksi cepat untuk mengorek latar belakang seorang     wanita ? “.
“ Mungkin YongHwa yang itu sedang piknik “, goda KwangHee.
YongHwa hanya diam menyaksikan betapa bahagianya kedua laki-laki di depannya bisa mengolok-olok dirinya. Sepertinya dia mendapat karma atas apa yang dulu di lakukannya saat menngoda keduanya waktu mereka memutuskan menikahi wanita yang mereka cintai.
“ Apakah kau sudah menciumnya ? “, tanya KwangHee sambil menyipitkan matanya menatap YongHwa.
“ Bagaimana rasanya ? “, DongHue ikut-ikutan menatap YongHwa penuh minat.
“ Rasanya sangat menyenangkan “, jujur YongHwa. “ Dan itu membuatmu ingin menciumnya lagi dan lagi dan tak pernah puas “.
“ Benarkan aku bilang juga apa, kalau suara biola sedang memainkan lagu romantis bergema di suatu tempat “, ucap DongHue sambil menepuk tepi meja dengan tangannya. Merasa bangga dengan apa yang di katakannya beberapa menit yang lalu.
YongHwa melotot sewot ke arahnya.
“ Dan apa yang menjadi masalah ? “.
“ Masalahnya saat kami sedang berciuman dengan penuh hasrat di sofa tiba-tiba pintu apartemenku di gedor-gedor dari luar oleh kedua pria besar yang tinggal dengan Seohyun. Mengancam akan merusak pintu apartemenku bila aku tidak membuka pintu dan membebaskan Seohyun “.
Tawa DongHue dan KwangHee membahana di dalam ruangan milik DongHue. Keduanya tertawa sambil memegang perut mereka hingga wajah kedua memerah.
“ Ya ampun YongHwa, aku bisa membayangkan situasi tersebut secara jelas “, ucap KwangHee setelah berhasil mengontrol dirinya.
“ Aku bisa membayangkan bagaimana muka kedua pria tersebut “, DongHue ikut berkomentar.
“ Yang lebih sial lagi, aku berusaha berbohong dengan alibi yang ku anggap masuk akal dengan bantuan Seohyun tentu saja “, desah YongHwa. “ Tapi seorang dari keduanya menunjukkan bukti nyata betapa pembohongnya diriku “.
“ Bukti ? “.
“ Ya, ada lipstik seohyun yang menempel di bibirku “.
Dan kembali suara tawa bergema di ruangan tersebut sementara YongHwa hanya menatap keduanya dengan tatapan yang sama sekali tidak terlihat senang.
“ Dan ? “.
“ Dan sekarang aku merasa Seohyun menghindariku “, desah YongHwa dengan suara yang dalam.
“ Menghindarimu ? “.
“ Semalam aku pulang lebih cepat dari biasanya dan sedang menikmati hasil penataan apartemenku yang mempesona saat Seohyun dengan kaki telanjang dan penampilan yang sangat memikat masuk ke apartemenku dengan membawa kardus besar di kedua tangannya dan saat dia melihatku ada di sana, dia segera berbalik dan secepat kilat kembali ke apartemennya sebelum aku sempat menghentikannya “.
“ Kau jatuh cinta padanya, adik kecil ? “, tanya DongHue hati-hati saat melihat raut wajah sedih di muka YongHwa.
“ Sialannya aku baru menyadarinya semalam, ya aku jatuh cinta pada si penata apartemenku “, Yonghwa akhirnya mengakuinya.
KwangHee dan DongHue menatap YongHwa dengan mata yang bersinar bahagia.
“ Jadi mengapa kau tidak mengatakannya kepada Seohyun ? “.
“ Dengan resiko babak belur ? “.
“ Well, jika itu memang perlu, mengapa tidak. Kau bahkan bisa mengetahui apakah Seohyun juga mencintaimu dengan melihat reaksinya saat kedua pria tersebut memukulmu “.
“ Kau kan bisa mengajaknya makan malam sebagai ucapan terima kasih “, usul DongHue.
Yonghwa merenung. Mengapa tidak terpikir olehnya. Jatuh cinta benar-benar membuat orang menjadi bodoh. Anehnya masih juga banyak yang jadi korban, termasuk dirinya. Menjadi bodoh !
“ Aku percaya kau bisa mengatasi semuanya YongHwa dan jangan lupa telepon kami dan kabarkan berita bahagia ! “.  DongHue berdiri dan berjalan memutar ke samping Yonghwa sambil menepuk pundak YongHwa. “ Sekarang bisakah kau memberiku nomor telepon Seohyun, Yuri sudah membuatku gila karena terus menerus mendesakku untuk menelpon Seohyun menanyakan apakah dia mau menata kamar tidur untuk Luna “.

♥ ♥ ♥

Seohyun tidak percaya melihat siapa yang sedang duduk di sofanya saat dia baru saja kembali ke apartemennya setelah menyelesaikan penataan semua ruangan di apartemen YongHwa. Akhirnya setelah seminggu, rampung sudah apa yang di kerjakannya dan rasanya hatinya menjadi hampa. Kini tak ada alasan lagi untuknya mendatangi apartemen YongHwa.
Dan rasa hampa di hatinya berubah menjadi kekesalan.
JongHyun berpaling saat di dengarnya pintu apartemen terbuka dan menatap Seohyun dengan tatapan mata yang sama dengan JungShin dan MinHyuk saat pertama bertemu dengan Seohyun. Bedanya JongHyun hanya duduk dan tidak berdiri dan memeluknya atau menggendongnya dan memutar-mutar dirinya di udara seperti yang dilakukan JungShin.
“ Apa yang kau lakukan di sini ! “, tanya Seohyun sambil berdiri berkacak pinggang. Sebenarnya ini bukanlah satu kejutan. Kedatangan JungShin cepat atau lambat akan diikuti oleh yang lainnya. Cuma rasanya aneh bahwa JongHyun baru muncul seminggu setelah kedua kakaknya yang lain muncul di apartemennya.
“ Begitukah cara kami mengajarkanmu menyambut tamu ? “, tegur JongHyun sambil berdiri dan memasukkan kedua tanganya ke dalam saku celananya. Pandangannya lurus menatap Seohyun. Dan matanya memicing melihat bagaimana penampilan Seohyun saat ini.
“ Apakah ini pakaian yang kau pakai untuk pergi ke apartemen sebelah ? “.
“ Rasanya tadi aku yang pertama kali bertanya, apa yang kau lakukan disini “, elak Seohyun masih dengan perasaan kesal. Di apartemen hanya ada berdua, dan rasanya sekarang Seohyun tahu mengapa tiba-tiba MinHyuk dan JungShin, kedua kakaknya yang seminggu ini mengusik hidupnya tiba-tiba keluar pagi-pagi dengan alasan mereka ingin menikmati keindahan Seoul. Ternyata mereka sudah mengatur semuanya.
“ Apakah seorang kakak tidak bisa mengunjungi adiknya ? Apalagi jika adik yang di kunjunginya adalah adik yang paling di sayanginya ? “, JongHyun bermain kata dengannya.
“ Mengapa kalian bertiga tiba-tiba menjadi begitu sentimentil “, desah Seohyun sambil melangkah menuju ke dapur. Dia butuh air minum yang dingin untuk mendinginkan perasaannya walaupun Seohyun ragu sebotol air mineral dingin akan bisa melakukannya.
JongHyun mengikuti Seohyun berjalan ke dapur. “ Aku senang melihatmu bisa mengendalikan hidupmu kecuali dalam beberapa hal “, sahut JongHyun di belakang Seohyun.
“ Selalu akan ada kecuali. Aku memang tidak bisa sempurna di mata kalian “, guman Seohyun sebelum meneguk air mineral yang diambilnya dari kulkas.
“ Kau selalu sempurna di mataku, adik kecil “.
“ Langsung saja ke maksud sebenarnya, kakakku sayang. Aku tahu kau pasti tidak hanya sekedar ingin mengunjungiku “, ucap Seohyun sambil meletakkan botol mineral ke meja konter dapur.
“ Hei, aku merindukanmu ! “.
Aku juga, ucap Seohyun dalam hati. Tapi mata Seohyun tetap menatap JongHyun dengan tatapan tak peduli apapun yang di katakan JongHyun padanya.
“ Tak bisakah aku mendapatkan satu pelukan hangat ? “.
Seohyun melangkah ke arah JongHyun lalu memeluk kakak tertuanya tersebut sebentar lalu melepaskan pelukannya.
“ Yang begitu bukan pelukan hangat namanya. Tapi seperti ini “, kata JongHyun sambil menarik Seohyun ke dalam pelukannya dan memeluknya erat sambil menggoyang-goyangkan tubuh Seohyun.

♥ ♥ ♥

Bertemu dengan JungShin dan siapapun nama pria yang satu lagi tepat di pintu masuk lobby apatemen bukanlah sesuatu yang di harapkan YongHwa. Terus terang dia sengaja pulang lebih sore karena ingin mengajak Seohyun makan malam di restoran yang sudah di pesannya sejak siang tadi.
Dan berada di dalam lift yang tidak berukuran terlalu besar menjadi begitu sempit dengan kehadiran keduanya. Sialnya lagi mereka bahkan tak tersenyum pada YongHwa walaupun YongHwa sudah memberikan senyum yang paling ramah yang di milikinya.
Saat lift akhirnya terbuka dan keduanya keluar dari lift, YongHwa merasa lega yang teramat sangat. Dan karena bermaksud menemui Seohyun, YongHwa mengikuti keduanya dan berhenti tepat di depan pintu apartemen Seohyun.
“ Maaf, tapi aku mau menemui Seohyun. Kami harus membahas masalah pembayaran “, ucap Yonghwa saat keduanya menatap YongHwa dengan pandangan aneh.
Keduanya saling berpandangan lalu JungShin menekan pin dan membuka pintu apartemen dan mempersilahkan Yonghwa masuk. Dan Saat Yonghwa melangkah masuk, sama seperti beberapa hari yang lalu, kembali YongHwa menemukan Seohyun sedang dalam pelukan seorang laki-laki yang tampan.
Dan sekarang ada pria lain ? Tiga pria tampan sekaligus ? Demi Tuhan Seohyun apakah satu saja tidak cukup !, rutuk YongHwa dalam hati sambil menatap lurus penuh rasa tak percaya.
“ Rasanya aku harus terbiasa mendapati pemandangan romantis seperti ini setiap kali aku memasuki apartemen ini “, sindir YongHwa dengan nada meremehkan dan langsung mendapat pandangan tajam dari JungShin dan MinHyuk yang berdiri tak jauh dari YongHwa.
“ Apa maksudmu ? “, ucap JungShin tak suka. Lalu berjalan ke hadapan YongHwa dan menatapnya dengan pandangan tajam.
Seohyun melepaskan diri dari pelukan JongHyun menatap YongHwa dengan pandangan terluka. Jadi apa selama ini YongHwa menganggapnya wanita murahan ?
YongHwa tak peduli. Egonya terusik. Apa yang di lihatlah sudah cukup untuk menjelaskan apa yang terjadi. Tiga orang pria, entah akan ada pria lain lagi nantinya, entah berapa banyak lagi. Yang YongHwa tahu bahwa dia merasa jijik dengan apa yang dilihatnya.
YongHwa memang mencintai Seohyun tapi dia tidak terima di tigakan seperti ini.
“ Maaf, aku hanya mampir karena akan membahas masalah pembayaran jasamu tapi kelihatannya kau sangat sibuk. Aku tak akan mengganggumu. Tulis saja berapa yang harus ku bayarkan untuk semua, lalu selipkan ke bawah pintu apartemenku. Masalah kunci apartemenku kau bisa titipkan ke sekuriti dan jangan lupa tuliskan juga nomor rekeningmu agar aku bisa mentransfer secepatnya agar tidak ada lagi urusan antara kau dan aku “, setelah berkata YongHwa membalikkan badannya dan melangkah ke arah pintu. Lalu berhenti dan berpaling dengan tatapan yang tak bisa di mengerti. Kecewa, terluka, marah dan jijik menyatu menjadi satu.
“ Tak heran kalau persediaan sepatu kacamu sudah habis, entah berapa banyak sudah kau tinggalkan untuk menangkap para mangsamu. Cinderella ternyata tidak lebih dari wanita murahan “, dan setelah itu YongHwa keluar dan membanting pintu.

♥ ♥ ♥

JungShin baru saja bergerak hendak mengejar YongHwa saat Seohyun menghentikannya. Di tatapnya Seohyun dengan pandangan marah karena menghentikannya dari mengejar YongHwa dan memberikan pelajaran yang pantas di dapatkannya karena menghina adik yang di sayanginya dengan segenap jiwanya.
“ Tak perlu di kejar, tak ada gunanya “, sahut Seohyun dengan perasaan terluka. Lalu berjalan menuju ke kamarnya meninggalkan ketiga kakaknya yang menatapnya dengan pandangan sedih. Di tutupnya pintu kamarnya lalu Seohyun bersandar di pintu.
YongHwa telah menganggapnya wanita murahan dan penggoda pria kaya. Apakah selama ini dia menganggap dirku bagai seorang penghibur kelas atas ? Atau hanya wanita bejat ?
Seohyun terluka. Seohyun menangis hingga jatuh terduduk di lantai kamarnya meratapi kehidupannya cintanya. Seharusnya dia tidak datang ke Seoul. Seharusnya dia tidak menerima ajakan YongHwa untuk menemaninya, seharusnya dia tidak pernah membiarkan YongHwa memasuki dunianya, seharusnya...........
Mungkin memang benar tempatnya bukan di sini, mungkin sebaiknya dia menyerah saja dan kembali ke London bersama ketiga orang kakaknya. Ketiganya mencintai Seohyun dan Seohyun tidak akan kekurangan cinta dengan cinta ketiganya. Cintanya pada Yonghwa tak sebanding dengan cinta mereka kepadanya.
Seohyun menghapus airmatanya dengan kasar lalu perlahan berdiri dan berjalan ke ranjangnya. Menarik buku catatan kecil yang selalu di pakainya, menuliskan apa yang di minta YongHwa lalu menarik selembar amplop putih tebal dari dalam laci meja nakasnya dan memasukkan kertas tersebut dan juga kunci apartemen YongHwa yang di ambilnya dari kantong celananya lalu menarik seal penutup lalu menutup amplopnya dan meletakkannya di meja nakas.
Seohyun akan menitipkan amplop itu di lobby apartemen saat dia akan kembali ke London. Setelah itu  Seohyun merebahkan tubuhnya ke ranjangnya. Seluruh badannya rasanya luluh lantak phisik dan mental.
Dia terlalu letih.....

♥ ♥ ♥

Dengan perasaan jengkel dan marah YongHwa membanting tas kerjanya ke sofa lalu berjalan ke arah dapur membuka kulkas dan mengambil sekaleng bir, membukanya dengan kasar, meneguk setengah lalu meremukkan kaleng tersebut sehingga bir yang masih tersisa di dalam kaleng menyembur keluar. Tapi YongHwa tidak peduli. Sama sekali tidak peduli.
Seohyun sialan !
Wanita murahan !
Mengapa dia harus masuk ke dalam perangkapnya. Mengapa dia harus menjadi salah seorang dari pengeran tampan yang berhasil terpancing oleh sepatu kacanya ! YongHwa seharusnya sadar bahwa seorang Cinderella tak lain adalah wanita pengejar suami kaya !
Semuanya kurang aja !
YongHwa kemudian mulai mengutuk apa yang telah di lakukannya, mengundang Seohyun ke pesta, lebih parah lagi mengundang Seohyun memasuki hidupnya dan membuat hidupnya menjadi kacau balau berantakan berkeping-keping. Tak bisa lagi di perbaiki.
YongHwa mengerang keras sambil melempar kaleng bir yang tadi diremukkannya ke dinding dan membasahi dinding dapurnya yang telah di cat ulang oleh Seohyun.
Sialan, dan kini dia harus menerima hukuman seumur hidup dengan tinggal di apartemen yang telah di tata ulang oleh Seohyun.
Adakah yang lebih hebat dari hal tersebut ?
YongHwa kembali membuka kulkas dan mengambil sekaleng bir, melakukan hal yang sama seperti kaleng yang pertama, meminumnya seteguk, meremukkannya hingga tersembur dan melemparnya ke dinding. Dinding dapurnya kini bagaikan gambar abstrak tak berbentuk dengan tumpahan bir di mana-mana. Tapi YongHwa tak peduli. Dan terus memaki dirinya sendiri karena dengan bodoh telah jatuh cinta pada seorang wanita brengsek.
“ Sialan siapa lagi yang membunyikan bel pintunya “, gerutu YongHwa saat di dengarnya bel pintu apartemennya berbunyi di susul ketukan di pintunya. “ Aku sedang tidak ingin menerima tamu ! “, teriaknya.
Tapi ketukan di pintunya kembali terdengar. Dengan kesal Yonghwa melangkah ke pintu dan membukanya mendapati orang yang tadi dilihatnya sedang memeluk Seohyun. Si pria ketiga, sedang berdiri di depannya. Di tanganya ada amplop putih entah berisi apa.
“ Boleh aku masuk ? “, katanya sopan. Kalau boleh memilih menjadi tidak sopan, YongHwa akan lebih memilih membanting pintu tepat di wajah tampannya.
YongHwa bergeser dan memberikan jalan masuk dan membiarkan si pria ketiga melangkah masuk ke apartemennya.
JongHyun melangkah masuk. YongHwa dapat merasakan aura wibawa persis seperti milik DongHue terpancar dari gesture tubuhnya. Sejenak berhenti dan memandangi sekeliling apartemen YongHwa dan tersenyum.
“ Seohyun memang benar-benar seorang penata ruang yang handal “, pujinya lalu berjalan ke arah kursi dan duduk di sana tanpa YongHwa mempersilahkannya.
YongHwa menawarkan minum tapi di tolak dengan halus. Jadi dia menjatuhkan tubuhnya ke sofa menyandarkan tubuhnya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
“ Seohyun sejak dulu memang selalu suka mengatur apapun. Keahliannya sudah banyak memukai siapapun yang melangkahkan kakinya ke hotel dimana aku mengizinkannya untuk mempraktekkan keahliannya tersebut “.
YongHwa hanya terdiam, tidak mencoba menanggapi apa yang di katakan pria yang duduk di ruang tamunya.
“ Lagi pula bagaimanapun Seohyun lulus dengan nilai terbaik diantara teman-teman seangkatannya jadi tidak heran dia memiliki kemampuan untuk bakatnya tersebut “. Suaranya terdengar bangga, seakan dia adalah bapak Seohyun, cibir YongHwa dalam hati.
“ Aku berharap kau membayar usahanya dengan pantas. Dia layak mendapatkannya “.
Ok sudah cukup basa-basinya, geram YongHwa.
“ Sebenarnya apa maksud anda datang ke sini ? “, tanya YongHwa langsung ke poin.
“ Kau boleh memanggilku JongHyun “, ucapnya.  “ Sebutan anda sepertinya terlalu formal “.
Terserah !.
“ Aku datang untuk mengantarkan amplop ini padamu “, kata JongHyun sambil mengulurkan amplop putih yang di pegangnya dan meletakkannya ke atas meja. “ Seohyun ingin mengantarnya sendiri, tapi aku pikir sebaiknya dia berkemas dan aku meminta JungShin dan MinHyuk membantunya “.
Jadi si pria kedua bernama MinHyuk.
JongHyun, MinHyuk dan JungShin. Wah !
YongHwa menatap amplop putih yang di letakkan JongHyun ke meja. YongHwa tahu di dalamnya pasti ada kunci apartemennya dan mungkin juga catatan sisa pembayaran jasa Seohyun yang telah di pakainya.
YongHwa meraih amplop tersebut lalu membukanya dan mendapati kunci apartemennya serta selembar kertas yang di robek kasar dengan tulisan beberapa angka yang harus di bayarnya. YongHwa memicingkan matanya melihat angka yang harus di bayarnya. Teramat amat sangat murah.
“ Seohyun pasti bercanda, dia pikir aku tidak bisa membayar apa yang telah di kerjakannya “, kata Yonghwa sambil membanting kertas tersebut ke meja. JongHyun hanya terdiam. “ Apa maksudnya menyuruhku hanya membayar harga untuk tukang cat ! “.
“ Entahlah, tapi kalau itu yang tertulis di situ maka itulah yang harus kau bayarkan “. JongHyun berkata sambil mengangkat bahunya. “ Lagi pula Seohyun tidak terlalu memerlukan pembayaran untuk jasa yang di berikannya karena ini adalah passionnya, hasratnya, sesuatu yang di sukainya. Seohyun tidak pernah kekurangan apapun “.
Itu menjelaskan mengapa Seohyun bisa menyewa apartemen dengan sewa yang cukup mahal ini. Jadi selama ini Seohyun adalah seorang wanita kaya raya. Well dengan profesi penggoda kelas tinggi, uang tentu saja tidak pernah menjadi masalah baginya.
JongHyun lalu berdiri dan berjalan menuju pintu tapi kemudian berhenti dan berbalik menghadap ke YongHwa.
“ Aku tidak percaya saat Minhyuk menelponku dan mengatakan kalau sebaiknya aku segera ke Seoul karena ada masalah yang penting. Padahal aku sudah mempercayakan semuanya kepada keduanya tapi tetap saja aku juga yang harus turun tangan “.
Jeda sesaat. Lalu JongHyun kembali berkata, “ Seohyun pasti mengira aku tak tahu kemana dia pergi selama tiga bulan ini. Aku bahkan tahu jadwal penerbangan dan pesawat apa yang di tumpanginya ke Seoul. Tapi aku memutuskan memberinya waktu untuk menikmati apapun yang di carinya yang di rasakannya tak mampu di berikan oleh kami “.
Karena Seohyun seorang wanita serakah ! guman YongHwa dalam hati.
“ Sayangnya begitu jauh dia berlari tetapi dia kembali terjatuh di lubang yang sama. Buruknya adalah lubang kali ini cukup dalam sehingga membuatnya terluka cukup dalam pula. Tadinya aku mengira mungkin kaulah orang yang tepat untuknya. Tapi setelah apa yang kau lakukan padanya dengan kata-katamu yang sangat kasar dan melukainya. Aku jadi merubah apapun pendapatku tentang dirimu. Kau sama sekali tidak pantas untuk adik kecil kami “.
Setelah itu JongHyun berbalik dan berjalan keluar meninggalkan YongHwa yang berusaha menangkap apa maksud dari perkataan JongHyun.
Adik kecil kami ?
Seohyun , adik kecil kami ?
YongHwa merasa seluruh apartemen runtuh di atas kepalanya ketika kesadaran perlahan merasuki otaknya. Apakah JongHyun, MinHyuk dan JungShin adalah kakak Seohyun ?
Kembali YongHwa teringat bagaimana tatapan tajam JungShin saat mendapati dirinya berada di apartemen Seohyun saat pertama kali dia datang. Dan Seohyun bilang, dia sudah cukup lama mengenal JungShin, tentu saja kalau memang benar JungShin adalah kakaknya. Dan pelukan MinHyuk dan JongHyun bila mau jujur adalah pelukan kerinduan seorang kakak. Mengapa YongHwa begitu buta ?
Itu karena kau terlalu cemburu, bodoh !
Tiba-tiba Yonghwa merasa panik dan mengingat perkataan JongHyun. Seohyun sedang berkemas. Apakah Seohyun akhirnya memutuskan kembali ke London bersama ketiga kakaknya ? Tidak, tidak boleh, Yonghwa mengeleng-gelengkan kepalanya.
Buru-buru dia berdiri dan berlari keluar, berlari ke apartemen Seohyun, mengetuknya dengan keras berharap Seohyun segera membuka pintunya.
Pintu apartemen terbuka tapi bukan Seohyun yang berdiri di sana melainkan JungShin yang menatapnya masih dengan pandangan yang bisa membunuhnya.
“ Aku harus bicara dengan Seohyun “, kata YongHwa sambil memaksa masuk melewati tubuh jangkung JungShin sehingga membuat JungShin mundur beberapa langkah.
Tapi entah mengapa YongHwa merasa Seohyun sudah tak ada. Apartemen ini menjadi terasa begitu kosong, sama seperti apa yang di rasakannya setiap kali pulang ke apartemennya.
“ Aku butuh bertemu Seohyun, bisakah kau memanggilnya ? “, pinta YongHwa sambil berbalik menatap JungShin.
“ Seohyun sudah pergi “.
Dan YongHwa kembali memaki dirinya.
Kali ini dia memaki kebodohannya.


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥


Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥