#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YOU AND ME AND MY THREE BROTHERS



CHAPTER TWO

Yonghwa menatap kepergian Seohyun yang perlahan menghilang. Benar-benar menatapnya setelah apa yang telah di lakukannya malam ini, mengacuhkannya. Seohyun terlihat sangat seksi dengan gaun biru beludru yang di kenakannya dan terkutuklah dirinya karena baru menyadari hal tersebut setelah wanita itu pergi meninggalkannya.
Tidak di ragukan lagi Seohyun sangatlah cantik, matanya yang berbinar, bibirnya yang begitu mengundang untuk di kecup yang selalu tersenyum. Gadis itu berjalan dengan penuh keanggunan, kakinya yang panjang dan indah. Tanpa satu cela.
Mungkin itulah sebabnya Yonghwa mengajak Seohyun malam ini untuk menemaninya di pesta pernikahan sahabatnya yang sudah dianggapnya sebagai saudara kandungnya sendiri. Tapi bukan karena kecantikannya, Yonghwa mendapati dirinya ingin lebih banyak mengetahui dan mengenal sosok Seohyun.
“ Jangan bilang kalau kau tertarik pada gadis itu, Yonghwa “, kata Jessica yang berdiri di samping YongHwa dengan nada yang meremehkan. “ Sepertinya sahabat sehati seperti kalian bertiga satu demi satu akan jatuh dan tergelepar bagaikan lalat yang terkena pukulan telak “, ucapnya lagi.
Yonghwa memalingkan wajahnya dan menatap Jessica dengan pandangan jijik. “ Dan apa urusannya denganmu ? “, balas YongHwa datar. “ Kau bahkan tidak termasuk dalam daftar tamu yang di undang ke acara ini, kau seharusnya tidak ada di sini “.
“ Ini adalah pernikahan KhwangHee, kau pikir di mana lagi aku seharusnya berada “.
“ Yang pasti bukan di sini “.
YongHwa berpaling dan mendapati DongHue sudah berdiri di belakangnya. Menatap Jessica dengan pandangan tajam dan ekspresi wajah yang sangar. Dan YongHwa tahu dengan pasti mengapa DongHue bersikap seperti itu terhadap Jessica.
DongHue. kwangHee dan YongHwa adalah produk rumah tangga yang berantakan. Ketiganya bertemu di sebuah panti asuhan karena di buang oleh ibu mereka. DongHue saat itu berusia sepuluh tahun sementara KwangHee delapan tahun dan YongHwa tujuh tahun. Bukan hal yang mudah untuk bisa bertahan dengan kehidupan di panti asuhan. Mereka bersekolah di sekolah umum di mana terkadang mereka di permalukan. Makan dengan apapun yang di sediakan oleh pengurus panti yang kadang hanya sekali sehari. Kehidupan keras yang menempa mereka menjadi pribadi yang mandiri dan menghargai kerja keras.
Saat berusia dua belas tahun DongHue memutuskan untuk berlayar menjadi pelaut sementara KwangHee dan YongHwa masih bertahan di panti asuhan. Selama kurang lebih lima belas tahun KwangHee dan YongHwa menjadi tanggungan DongHue dan saat akhirnya DongHue berhenti berlayar, mereka akhirnya mempunyai modal untuk berusaha.
Saat itu DongHue sudah berusia dua puluh lima tahun, mereka memakai semua uang yang di hasilkannya untuk membeli sebuah bangunan tiga lantai di salah satu distrik kecil di selatan kota dan itulah cikal bakal hotel bintang lima yang mereka miliki saat ini yang sudah memiliki beberapa anak cabang di beberapa negara di Asia dan Eropa.
Tidak mudah membangun kerajaan bisnis mereka. Tahun-tahun penuh perjuangan terbayar sudah. Mereka bertiga menjadi pebisnis yang cukup di segani di bidang perhotelan dan resort. Kehidupan sudah menjadi lebih baik, sangat amat baik malah.
Ketiganya sama-sama berprinsip wanita bukanlah bagian dari kehidupan mereka, wanita hanyalah penghias bukan keharusan. Walaupun prinsip tersebut akhirnya runtuh saat DongHue jatuh cinta pada Yuri, anak salah satu pemilik hotel besar saingan bisnis mereka yang sedang mengalami masalah besar. KwangHee dan YongHwa merasa di khianati, tapi Yuri sangatlah baik dan berhasil mengambil hati mereka berdua.
Dan saat itu Jessica masuk ke dalam kehidupan KwangHee, wanita licik tapi berbulu domba. Dengan kecantikannya dia berhasil menjerat KwangHee dengan segala tipu dayanya. Dan setelah apa yang sudah KwangHee berikan kepadanya, Jessica malah menikah dengan seorang pria berusia renta pemilik salah satu resort besar yang tadinya menjadi proyek besar KwangHee. Double pengkhianatan membuat KwangHee menjadi apatis dan melarikan dirinya ke minuman keras. DongHue dan YongHwa akhirnya bisa mengembalikan semangat hidup KwangHee di bantu oleh Ailee, wanita cantik berhati malaikat anak seorang artis besar yang sudah lama vakum dari dunia keartisan.
Dan sekarang saat KwangHee sedang berbahagia dengan pernikahannya, Jessica muncul dan bagi YongHwa dan DongHue, wanita itu tidak pantas untuk merusak hari bahagia KwangHee.
“ Ada apa Jessica ? “, tanya DongHue dingin. “ Apakah Mr. Park sudah tak bisa lagi menahanmu di kerajaan bisnisnya yang sedang goncang ? “.
Jessica – wanita tersebut mendelik tajam ke arah DongHue. Dia terlihat tidak senang dengan sindirin yang di tujukan DongHue kepadanya.
“ Apakah salah kalau aku datang untuk mengucapkan selamat kepadanya ? “, sahut Jessica kesal.      “ Bagaimanapun KwangHee pernah begitu spesial untukku “.
“ Begitu spesialnya hingga kau mengkhianatinya ? “, sindir YongHwa dengan nada meremehkan.        “ Tidak Jessica, aku tidak akan mengizinkan kau melangkah ke ruangan tersebut satu langkahpun “.
“ Dia bisa mencobanya, YongHwa “, ucap DongHue datar. “ Aku akan dengan senang hati melemparkannya keluar dan hanya Tuhan yang tahu betapa inginnya aku melakukannya saat ini “.
Wajah Jessica memucat tapi dia terlihat masih bisa menguasai dirinya. Di tatapnya kedua pria besar di hadapannya dengan pandangan tajam. Bukanlah keputusan yang bagus bila harus membiarkan dirinya di seret dan di permalukan oleh DongHue.
“ Aku tidak akan pergi kemana-mana “, kata Jessica menolak. “ Aku ingin bertemu KwangHee dan tentu saja mempelainya “.
“ Apakah kau pikir salah satu dari kami ingin bertemu denganmu ? “, sembur DongHue. “ kau tidak di undang dan kusarakan kau pergi dari sini, sekarang ! “.
YongHwa menatap DongHue dengan tatapan kagum. YongHwa tahu DongHue pasti sedang berusaha keras menahan dirinya.
Wanita di depannya nampak bersemu merah padam. Matanya berkilat-kilat berbahaya mendengar kata-kata DongHue dan menatap dengan menantang tatapan maa DongHue yang tajam. Tapi YongHwa tahu dengan pasti, siapa yang akhirnya akan menang.
“ Bersikap sopanlah DongHue, dan jangan pernah berani melakukan hal trsebut kepadaku “, kali ini suara Jessica sedikit bergetar dan kepercayaan dirinya sedikit memudar.
“ Coba saja ! “.
YongHwa menatap Jessica. “ DongHue benar, sebaiknya kau pergi dari sini “, katanya dingin.
Dalam hati YongHwa mengakui dia sendiri sebenarnya tidak terlalu menikmati pesta pernikahan ini, baik pikiran maupun tubuhnya serasa berada di tempat lain dan karena itu YongHwa merasa di berhutang maaf pada Seohyun. Tidak heran Seohyun meninggalkannya.
“ Akan kuantar kau kemanapun kau mau pergi “, tawar YongHwa. “ Tapi kau tidak boleh di sini “.
“ Sayangnya aku tetap mau di sini “, dengan yakin Jessica tetap bersikeras.
“ Sebenarnya apa yang kau inginkan Jessica ! “, bentak DongHue tidak sabar.
“ kenapa kau pikir aku menginginkan sesuatu “, Jessica membela diri.
“ Karena orang sepertimu selalu menginginkan sesuatu “, guman DongHue.
“ Beraninya kau !! “, histeris Jessica.
“ Percayalah, dia berani “, kata YongHwa datar. “ Dan aku juga berani melakukan hal tersebut. jadi sebaiknya kau pergi dari sini “.
Melihat Jessica yang hanya terdiam dan mematung, YongHwa memegang lengannya dan menariknya menjauh dari ruang resepsi hingga ke ujung koridor. Sejenak YongHwa bisa merasakan Jessica berusaha berontak dan melepaskan tangannya tapi cengkraman tangan YongHwa semakin mengerat membuatnya meringis kesakitan.
“ Sebaiknya menjauhlah sejauh kau bisa Jessica, atau kami tidak akan segan-segan melakukan hal apapun terhadapmu “, ancam YongHwa sambil melepaskan cengkraman tangannya. Di lihatnya Jessica menggosok-gosok lengannya bekas cengkraman YongHwa. “ Kau tak akan mendapatkan apapun dari kami jadi sebaiknya kau kembali saja ke suamimu dan mulailah menjadi istri yang baik “.
YongHwa benar-benar berusaha menahan dirinya untuk tidak menyeret Jessica ke arah lobby. Berharap dengan sangat wanita tersebut segera berlalu. YongHwa masih ada urusan yang harus di selesaikannya saat ini. Dan urusan tersebut bernama Seohyun.
Sepanjang malam ini YongHwa benar-benar bertingkah seperti orang idiot, cemberut ke semua orang, nyaris tak menyapa siapapun di pesta dan terlebih lagi tidak memperdulikan wanita cantik yang menjadi pasangannya datang ke pesta malam ini.
YongHwa memang merasa di khianati oleh DongHue dan KwangHee. YongHwa akan tetap pada komitmennya – pernikahan tak ada di kamusnya. Tapi bukan berarti dia tidak suka wanita. YongHwa tentu saja menyukai wanita selama wanita tersebut hanya menjadi teman kencan semalam dan tidak banyak tuntutan. Dan sangatlah gampang menemukan wanita seperti itu di manapun. Tapi mengapa dia justru tidak memperhatian bahwa dia mempunyai tetangga yang sangat cantik dan itupun sudah tiga bulan menjadi tetangganya ?
YongHwa benar-benar tidak percaya. Kemana perginya alarmnya yang akan selalu berbunyi saat ada wanita cantik di dekatnya ?
“ Ada yang lucu YongHwa ? “, tanya Jessica saat melihat YongHwa tersenyum.
“ Aku benar-benar tidak punya waktu untuk bercakap-cakap denganmu Jessica. Kau tahu jalan masuknya jadi kau juga tahu jalan keluarnya. Aku tak akan menghabiskan waktuku berdiri di sini dan meladenimu “, kata YongHwa sambil berbalik dan berjalan menjauhi Jessica.
“ Mau mengejar Cinderella, YongHwa “, ejek Jessica dengan suara keras di belakangnya.
YongHwa perlahan membalikkan badannya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya untuk menenangkan dirinya.
“ Aku tidak pernah mengejar seorang wanita pun selama hidupku “. Dan Yonghwa kembali membalikkan badannya berjalan ke arah ruang resepsi.
YongHwa tidak sedang mengejar Seohyun. Lagipula mereka tinggal di gedung apartemen yang sama. Yang sekarang YongHwa harus lakukan adalah masuk ke dalam ruangan resepsi. Menemui KwangHee dan Ailee mengucapkan selamat dan mencoba mencari alasan yang paling masuk akal untuk segera meninggalkan pesta tersebut.
Sayangnya tidak semudah yang di rencanakannya........

♥ ♥ ♥

Cukup lama Seohyun menjawab bel pintu yang di bunyikan YongHwa. Tapi gadis tersebut cukup berharga untuk di tunggu karena ketika akhirnya Seohyun membuka pintu, Seohyun telah berganti baju dari gaun biru beludru menjadi celana denim ketat dan atasan pendek berwarna pink, rambutnya di ikat asal dengan gaya – asal tidak menutupi wajahnya – justru membuat Seohyun terlihat sangat muda. Berapa kira-kira umur gadis di depannya ini, pikir YongHwa sambil tersenyum.
“ YongHwa ? “. Seohyun sedikit terkejut melihat YongHwa berdiri di depan pintunya.
“ Aku membawakan sampanye “ , kata YongHwa sambil mengangkat botol sampanye di tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang dua gelas. “ Sebuah kekeliruan yang harus di perbaiki “, tambah YongHwa dengan suara sedikit parau.
Mata Seohyun membesar tak percaya. “ Bukankah sebaiknya kau menikmatinya bersama Jessica ? “.
Dan Seohyun sama sekali tidak membuka lebar pintu apartemennya apalagi menggeser badannya dan menyilahkan YongHwa untuk masuk ke dalam. Dan siapa YongHwa yang akan menyalahkan hal tersebut. Seohyun sangat pantas melakukan hal tersebut. Semua salahnya dari awal, iya kan ?
“ Jessica ? “, ucap YongHwa datar. “ Well, itu satu kekeliruan lain dan aku yakin bisa di atasi lain waktu “.
“ Kau tidak berhutang penjelasan apapun padaku “.
“ Aku tahu “, ucap YongHwa tajam. Tentu saja dia tidak berutang penjelasan kepada Seohyun apapun itu. “ Tapi maukah kau mengizinkan aku setidaknya membayar kekeliruan yang telah aku lakukan padamu ? “.
Seohyun diam sesaat lalu perlahan menggeserkan tubuhnya dan membuka pintu apartemennya lebih lebar dan membiarkan YongHwa melangkah masuk ke dalam apartemennya.
Melangkah memasuki apartemen Seohyun, YongHwa di buat terpesona. Apartemen Seohyun sangat menawan, begitu... hangat. Apartemen Seohyun tidaklah jauh berbeda dengan apartemen YongHwa, bahkan saat YongHwa memilih apartemen, YongHwa sempat memasuki apartemen ini hingga akhirnya di memilih apartemen yang sekrang di tinggalinya karena memiliki pemandangan yang lebih bagus dari apartemen yang di tempati Seohyun saat ini.
Apartemen Seohyun di dekorasi dengan ornamen berwarna krem dan keemasan yang di hasilkan dari gorden yang menjuntai panjang di jendela apartemen. Sentuhan bantal-bantal berwarna pastel dan karpet yang menghiasi ruang tamu dengan sofa besar dan beberapa kursi bantalan besar yang terlihat empuk semakin mempercantik apartemennya. Sangat jauh berbeda di bandingkan apartemennya yang nampak monoton dan kosong walaupun ada bebrapa perabotan yang hampir sebagian besar adalah interior dari apartemen itu sendiri. Lagipula itu hanya apartemen yang lebih banyak menjadi tempat persinggahan – atau bahkan hanya sebagai tempat berganti pakaian.
“ Apartemennya nampak sangat nyaman, mungkin kau bisa memperkenalkan siapa yang mendesign semua ini untukmu “, kata YongHwa sambil meletakkan botol sampanye dan gelas yang di pegangnya ke meja tepat di depan sofa. “ Setidaknya kau bisa menyebutkan namanya “.
“ Seohyun “, jawab Seohyun pelan.
“ Kau yang menatanya ? “, tanya YongHwa sambil menaikkan alisnya.
Seohyun mengangguk dan tersenyum kecil melihat keterkejutan di wajah YongHwa. “ Aku kebetulan memang seorang perancang interior “.
YongHwa kembali mengamati apartemen Seohyun. Mendapati dirinya kembali terkagum-kagum akan keahlian Seohyun menata apartemen miliknya. “ Rasanya kau tidak akan tertarik jika ada tawaran kerja untukmu “.
Seohyun mendudukkan dirinya di salah satu kursi berlengan sementara YongHwa duduk di sofa dan mulai membuka botol sampanye lalu menuangkannya ke dalam gelas. Lalu menyerahkan satu gelas kepada Seohyun. Sementara tatapan mata Seohyun terlihat waspada.
“ Pekerjaan apa ? “.
“ Menata apartemenku “, jawab YongHwa sambil meminum sampanye di gelas yang di pegangnya.    “ Memangnya kau pikir maksudku apa ? “.
Seohyun mengedipkan bahunya dan perlahan meraih gelas berisi sampanye dan meneguknya sedikit.
“ Dan mengapa kau begitu yakin aku akan menerimanya ? “, tanya Seohyun terlihat tak terlalu berminat.
“ Mungkin karena aku bisa membayar mahal untuk itu “, sahut YongHwa ringan.
“ Dan apa yang kau ingin aku lakukan untuk apartemenmu ? “, tanya Seohyun hati-hati. “ Ruangan yang mana ? “.
“ Semuanya “, putus YongHwa sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. “ Apakah kau mampu mengerjalannya ? “.
Sepertinya Seohyun akan mengucapkan sesuatu tapi kemudian di lihatnya gadis tersebut menahan mulutnya sambil menarik napas dalam-dalam.
Kalau menurut YongHwa, Seohyun mungkin belum banyak mendapat tawaran sejak kepindahannya ke Seoul tiga bulan ini. Dan apa yang dia tawarkan tentu akan membantu Seohyun di bidang finansial, melihat bahwa apartemen yang mereka tempati termasuk salah satu apartemen elit di Seoul dan harga sewanya cukup mahal jadi bisa jadi........
Sialan memangnya dia pikir dirinya adalah badan amal ?
Yonghwa menghentikan pemikiranya yang mulai ngawur dengan kembali meneguk sampanye di tangannya. Mencoba bersikap santai dengan menumpukankaki kirinya di atas paha kanannya.
“ Jadi apakah kau sanggup ? “, YongHwa mengulang pertanyaannya. “ Atau apakah kau perlu melihat apartemenku terlebih dahulu ? “.
“ Aku rasa apartemenmu tak jauh beda dari apartemenku “, jawab Seohyun kembali menyesap sampanyenya dan menatap YongHwa dari balik gelasnya.
“ Memang persis seperti ini “, jawab YongHwa pendek. “ Kapan kau bisa memulainya ? “.
Seohyun menatap YongHwa dengan pandangan tak percaya yang jelas-jelas tergambar di wajahnya. Seohyun pasti berpikir kalau dirinya terlalu percaya diri bahwa Seohyun akan menerima tawarannya.
“ Aku perlu tahu apa yang kau inginkan untuk apartemenmu tersebut, mungkin sedikit ide darimu sebelum aku memulainya “.
YongHwa menatap Seohyun takjub. Gadis di depannya benar-benar membuatnya tak percaya, untuk sesaat tadi YongHwa bisa melihat kalau Seohyun akan menolak tawarannya.
“ Bukankah seharusnya perancangnya yang memberikan ide ? “.
Seohyun menyipitkan matanya menatap YongHwa.
“ Maksudku, biasanya kan perancangnya yang mengajukan ide-ide yang lalu akan di diskusikan dengan pemilik apartemen sampai terjadi kesepakatan antara si perancang dengan pemilik apartemen lalu kemudian perancang mulai melanjutkan pekerjaannya “.
“ Mengapa aku merasa kau sedang mempermainkan aku ? “, tanya Seohyun terus terang sambil menatap Yonghwa dengan pandangan curiga.
“ Tentu saja tidak “, sahut YongHwa cepat.
“ Maafkan aku, tapi sebagai orang yang berkecimpung di bidang perhotelan apalagi memiliki hotel berbintang lima, rasanya akan dengan mudah kau mendapatkan seorang perancang design untuk apartemenmu. Tentu saja yang lebih profesional dan pekerjaannya di akui banyak orang “.
Pemikiran yang masuk akal, guman YongHwa dalam hati. Di tatapnya Seohyun dengan pandangan penuh minat. Seohyun bukan wanita biasa, dia cukup pintar dan sangat berterus terang. Dan walaupun hasil designnya cukup bagus dia tetap merasa bahwa dia bukan orang yang tepat.
“ Well, tapi......... “.
Perkataan YongHwa terpotong saat bel interkom luar berbunyi. Pasti ada orang di bawah yang ingin masuk ke apartemen. Sekali lagi bel interkom luar berbunyi.
“ Tidakkah sebaiknya kau jawab dulu ? “, saran YongHwa ketika di lihatnya Seohyun tidak beranjak sedikitpun dari kursinya.
“ Mungkin itu satu kekeliruan, aku tidak mengenal seorangpun di Seoul “, jawab Seohyun acuh.
“ Tapi menurutku sebaiknya kau menjawabnya “, kata Yonghwa saat bel tersebut kembali berbunyi dan kali ini nadanya terus menerus. “ Bunyinya sangat memaksa untuk seseorang yang sedang keliru memencet bel “, guman YongHwa.
Seohyun meletakkan gelasnya ke meja lalu beranjak mendekati interkomnya tapi berbalik dan menatap YongHwa dengan tatapan seakan tidak ingin pembicaraannya di interkom di dengar oleh YongHwa. Mengetahui hal itu YongHwa berdiri dan berjalan ke arah jendela dan menatap keluar memandang langit malam di luar sana.
“ Ya “. Terdengar Seohyun menjawab Interkomnya. YongHwa memasang telinganya lebih terbuka.    “ Apa yang kau lakukan di sini ? “, jawab Seohyun lagi kelihatannya dia mengenal siapapun itu yang sedang berbicara dengannya di interkom tersebut. “ Tidak JungShin ! aku bilang tidak maka tidak ! “.
JungShin ? seorang pria. Dan mengapa Seohyun melarangnya masuk ? Siapa gerangan JungShin ini ? Bukankah Seohyun tidak mengenal siapapun di Seoul seperti katanya tadi.
“ JungShin, pokoknya aku tidak peduli dan kau tidak boleh tinggal di apartemenku aku bahkan tidak peduli kalau kau tidak mempunyai tempat tinggal sekalipun. Tidak, tidak boleh dan tinggalkan aku sendiri ! “. Dan YongHwa mendengar Seohyun membanting gagang interkomnya.
YongHwa memfokuskan pandangannya keluar jendela tapi pikirannya tertuju ke Seohyun. JungShin pastilah seorang laki-laki. Apa hubungan Seohyun dengan JungShin ? Apakah Seohyun berbohong mengatakan dia tidak mengenal siapapun di Seoul ? Berdasarkan kesimpulan yang YongHwa ambil , JungShin dan Seohyun saling kenal dan kelihatannya mereka berdua cukup akrab untuk waktu yang lama. Cukup akrab bila pria tersebut merasa bisa tinggal di apartemen Seohyun bersama dengan Seohyun..
Tapi siapakah JungShin ?


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Previous
Next Post »

3 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
9 Desember 2016 pukul 07.57 delete

Awalx z kira 3 brother itu saudarax yong,, dan ternyata spertix hyun,,,emm,,jarang2 aq nemu ff mereka jadi saudarax hyun,,,pasti nantix akan menarik,, dan banyak tokoh2 disini yg baru juga,, biasax cuma skitaran snsd dan cn blue,,, wah sangat penasaran,,,ditunggu chapter selanjutx kk zee,,

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
9 Desember 2016 pukul 07.57 delete

Awalx z kira 3 brother itu saudarax yong,, dan ternyata spertix hyun,,,emm,,jarang2 aq nemu ff mereka jadi saudarax hyun,,,pasti nantix akan menarik,, dan banyak tokoh2 disini yg baru juga,, biasax cuma skitaran snsd dan cn blue,,, wah sangat penasaran,,,ditunggu chapter selanjutx kk zee,,

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
9 Desember 2016 pukul 08.31 delete

sebenarnya ini adalah cerita intermezo karena sedang menyiapkan fanfic yang lain hehehe tapi semoga yang ini ceritanya bisa di terima ya

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥