CHAPTER EIGHT
“ Kita sudah berhasil memasangkan cincin di jari mereka berdua. Saatnya
kita membuat mereka tinggal bersama. Ada ide ? “.
“ Gampang ! “.
“ Caranya ? “.
“ Kita akan membuat Seohyun di usir dari apartemennya “.
“ Wow, apakah kita bisa melakukan hal tersebut ? “.
“ Tentu saja ! “.
“ Caranya ? “.
“ Sebenarnya tanpa kita rencanakan Seohyun pasti akan terusir dari
apartemennya dan rasanya kita lebih baik
mulai mencari rumah untuk mereka “.
“ Lho ? “.
“ Tenang saja, seseorang akan
melakukannya untuk kita “.
“ Aigoo, semoga kita tidak terlalu menyusahkan Seohyun “.
“ Aku akan mengabarimu secepatnya “.
“ Baiklah, aku akan mulai menelpon agen properti untuk mencarikan rumah
untuk Seohyun “.
“ Selamat malam “.
Klik !
♥ ♥ ♥
Seohyun menatap cincin di jari manisnya dengan putus asa. Segala cara telah
di gunakannya untuk mengeluarkan cincin tersebut dari jarinya mulai dari sabun,
minyak zaitun, bahkan mentega tapi cincin tersebut tak juga bisa dia gerakkan.
Seohyun tidak butuh cincin itu untuk mengacaukan hidupnya lebih jauh. Setelah
berita pernikahan yang tersebar melalaui koran, dia tidak ingin orang-orang
mulai berpikir bahwa cincin di jari manisnya adalah cincin pernikahan.
Seohyun mengerang kesal sambil membanting handuk kecil yang di pakainya
untuk menyeka air sabun yang sekali lagi dia coba gunakan untuk melepaskan
cincin tersebut. Jari manisnya sudah mulai memerah dan terasa perih karena
usahanya menarik-menarik cincin tersebut keluar menyebabkan jarinya terluka.
Kembali Seohyun menatap cincin tersebut, matanya menyipit sesaat oleh kilau
cahaya yang di pantulkan berlian kecil di cincinnya karena terkena sinar dari
lampu kamar mandinya. Cincin tersebut sebenarnya sangat indah, tapi akan lebih
indah bila cincin tersebut bisa dia keluarkan bukannya malah menyatu dengan
kulitnya bagaikan di lem dengan lem yang berkekuatan 100 kali untuk melekat di
kulitnya.
Suara bel terdengar memenuhi apartemennya. Siapa yang datang sepagi ini,
kesal Seohyun sambil menarik jam tangan yang di letakkan di salah satu kabinet
di kamar mandinya. Pukul 7.23 AM. Dengan malas Seohyun melangkah keluar kamar
mandi dan membenarkan ikatan piyamanya. Siapapun orang yang membunyikan belnya
sepagi ini, harus mempunyai alasan yang benar-benar bisa dia terima.
Seraut wajah dingin dengan kacamata yang bertengger di matanya sementara
beberapa gulungan rambut nampak memenuhi kepalanya lengkap dengan gaun tidur
bahan flanel berlengan panjang sedang menatapnya dengan tatapan yang sama
sekali tidak ramah.
“ Selama pagi madam. Park. Ada apa sepagi ini ? “, tanya Seohyun sambil
membuka lebar pintu apartemennya.
“ Miss Seohyun, saya perlu berbicara dengan anda sekarang juga ! “,
suaranya terdengar dingin sehingga membuat bulu kuduk Seohyun merinding. Madam Park adalah induk semang dari apartemen tempatnya tinggal. Dan Seohyun tidak
merasa telah melanggar peraturan sehingga wanita tersebut harus bertamu ke apartemennya
sepagi ini.
“ Silakan masuk “, kata Seohyun sambil bergeser ke samping mempersilahkan
wanita itu untuk masuk ke apartemennya. Sedikit anggukan di kepala saat dia melangkah masuk ke apartemen Seohyun. Setelah menutup pintu Seohyun
mempersilahkan Madam Park duduk.
“ Mau minum apa Madam Park ? “, tawar Seohyun berusaha menjadi tuan rumah
yang baik tapi wajah dingin di depannya
hanya menggelengkan kepalanya sambil mengucapkan terima kasih atas tawarannya.
“ Saya tidak akan berlama-lama Miss Seohyun “.
Hal yang melegakan pikir Seohyun sambil memperbaiki posisi duduknya. Di
lihatnya wanita tersebut sedang memegang surat kabar dengan photo pernikahan Seohyun
di depannya. Seohyun tergidik. Oh tidak, jeritnya dalam hati.
Seohyun sudah tahu apa yang akan di bicarakan oleh Madam Park. Apartemennya
adalah tempat tinggal yang damai dan tenang. Tidak ada musik yang keras,
binatang peliharaan, dan yang pasti tidak ada suara tangis anak kecil.
Apartemen hanya mengizinkan jam berkunjung di waktu siang hari dan tak ada tamu
yang boleh berkunjung di atas jam 7 malam kecuali keluarga yang tentu saja
harus di konfirmasi terlebih dulu.
Tapi Madam Park, induk semang apartemen seakan mempunyai indera ke enam
untuk mengetahui hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan apartemen. Apartemen
ini adalah apartemen yang terhormat dimana tidak sembarang pria di izinkan
untuk berkunjung. Apartemen ini terkhusus untuk wanita dewasa seperti dirinya.
Wanita dewasa yang menganut faham feminisme yang kuat.
Tidaklah mudah untuk Seohyun bisa tinggal di apartemen ini. Selain karena
pemilik apartemen menerapkan aturan khusus untuk wanita yang akan menyewa
apartemen. Seohyun bahkan harus menjalani 6 bulan masa percobaan sebelum
akhirnya benar-benar di terima sebagai penghuni. Dan bila dia atau siapapun
yang melanggar peraturan maka dalam waktu 24 jam harus segera meninggalkan
apartemennya. Syarat tersebut ada dalam surat perjanjian yang sudah dia tanda
tangani tanpa keberatan. Seohyun menarik napas pelan sambil merutuki dirinya.
“ Anda tahu kan peraturan di apartemen ini ? “. Seohyun mengangguk pelan. “
Sekarang bisakah saya meminta penjelasan atas berita di koran ini ? “, tanyanya dengan nada dingin yang bisa membuat bulu kuduk Seohyun merinding.
“ Ehh... “, sahut Seohyun ragu-ragu.
“ Jadi anda sudah menikah Miss Seohyun ataukah saya harus menyebut Ny.
Seohyun ? “, nada suaranya benar-benar terdengar tanpa keramahan sama
sekali.
“ Well, saya bisa menjelaskan semuanya pada anda “, nada suara Seohyun
terdengar tidak yakin. Menjelaskan apa ? Bahwa pernikahan tersebut terjadi
karena kesalahpahaman dan bahwa dia tidak benar-benar menikah seperti yang di
tuliskan dalam koran tersebut ?
“ Sayangnya pemilik apartemen dan saya sudah mengambil keputusan “, katanya sambil berdiri. Seohyun buru-buru berdiri dengan pandangan tak
percaya.
“ Keputusan ? Maksud anda ? “, tanya Seohyun.
Sambil sedikit mendengus Madam Park menyentuh kacamatanya dan membetulkan
posisinya sambil membusungkan dadanya terlihat tak terbantahkan “ Miss Seohyun
anda kami persilahkan untuk meninggalkan apartemen ini dalam waktu 24 jam “.
“ Tapi, tapi.. “.
“ Peraturannya sudah jelas dan anda sudah menandatanganinya, kalau anda
masih ingat, tapi kami bisa memperlihatkan surat perjanjian tersebut kalau anda
pura-pura lupa “.
“ Maaf Madam Park, tapi saya punya alasan, seharusnya anda dan pemilik
apartemen ini setidaknya mengkonfirmasikannya kepada saya sebelum memutuskan
hal tersebut. Lagi pula bagaimana saya harus mencari apartemen dalam waktu
sehari ? “, kata Seohyun terdengar putus asa. Mencari apartemen baru tidak
semudah menepuk nyamuk, dan pindah dari apartemen ini juga bukan hal mudah.
“ Tidak perlu alasan lagi Miss Seohyun, anda sudah mengenakan cincin
perkawinan di jemari anda, itu sudah cukup bagi saya. Masalah mencari apartemen
itu masalah anda. Saya tidak ada urusan sama sekali dengan hal tersebut.
Selamat pagi “. Lalu wanita tersebut sambil melangkah keluar dari apartemen Seohyun
dan untuk sesaat rasanya Seohyun ingin mengacak-ngacak gulungan rol rambut dan
menjambak rambut wanita tersebut toh itu tidak akan jadi masalah karena dia
akan segera pindah dari apartemen ini.
Seohyun menutup pintu apartemennya. Rasanya dia ingin berteriak meluahkan
semua kekesalan dan rasa sial yang di alaminya.
Laki-laki memang selalu membawa ketidak beruntungan !
Pernikahan terkutuk !
Cincin sialan !
Apartemen brengsek.
Semuanya brengsek !!
Brengsek !!!
♥ ♥ ♥
Tok-tok
“ Boleh aku masuk ? “.
Tanpa mengangkat kepalanya Yonghwa tahu siapa yang mengetuk pintu kantornya
yang kebetulan di biarkannya terbuka. Minhyuk. Salah seorang sahabatnya yang
sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri. Dan dia tak perlu mempunyai IQ
sehebat Einstein untuk mengetahui maksud kedatangan sahabatnya tersebut ke
kantornya.
“ Apakah berpengaruh kalau aku mengatakan kau tidak boleh masuk ? “, jawab
Yonghwa sambil mengangkat wajahnya dari lembaran kertas yang sedang di
pelajarinya. Terdengar tawa kecil dari arah pintu. Minhyuk melangkah masuk ke
dalam kantor Yonghwa dengan membawa sebotol anggur yang di beri pita di
tangannya.
“ Apakah kita akan merayakan sesuatu ? “, tanya Yonghwa pura-pura acuh.
“ Kau pasti sudah tahu apa yang akan kita rayakan “, kata Minhyuk sambil menarik
kursi di depan Yonghwa dan duduk sambil menyilangkan betisnya ke pahanya.
Sementara tangannya memeluk botol anggur yang di bawanya di dadanya.
Yonghwa meletakkan pulpennya di antara kertas-kertas yang berserakan di
mejanya, menatap ke arah Minhyuk yang masih juga menyinpulkan senyum di
wajahnya. Sesaat rasanya Yonghwa ingin
meninju wajah tersebut.
“ So, bagaimana rasanya menjadi pengantin baru ? “, goda Minhyuk
“ Well, apakah kau ingin aku beritahu bagaimana rasanya ? “, kata Yonghwa
sambil meraih pulpen yang tadi di simpannya dan mengarahkan pulpen tersebut ke
arah Minhyuk sambil mengedipkan satu matanya dengan gaya membidik.
“ Woah “, sahut Minhyuk tertawa. “ Apakah sebegitu parah ? “.
Yonghwa terdiam, lalu berdiri dan berjalan ke arah sudut kantornya di mana
terdapat bar mini, diambilnya dua buah gelas lalu membawa kedua gelas tersebut
ke arah sofa dan meletakkan gelas tersebut ke meja dan menjatuhkan tubuhnya ke
sofa. Minhyuk berdiri dan bergabung dengan dirinya di sofa sambil membuka botol
anggur yang di bawanya lalu menuangkan ke gelas-gelas tersebut. Kemudian
menyodorkan satu gelas ke arah Yonghwa dan satu untuk dirinya.
“ Waktu Jonghyun menelponku, rasanya aku tak percaya. Tapi setelah membaca
koran kemarin mau tak mau aku terpaksa percaya. Sayang sekali waktu itu aku
tidak bisa hadir di acara amal tersebut. Tentunya akan sangat beruntung bisa
menyaksikan pernikahanmu “.
Yonghwa terdiam sambil menyisip anggur di gelasnya. Cepat atau lambat
sahabat-sahabatnya akan mengkonfirmasi pernikahan tersebut kepadanya. Kemarin
dia berhasil menghentikan kicauan Jungshin dan hari ini rasanya mustahil bisa
menghentikan Minhyuk untuk tidak membahas masalah pernikahan sialan tersebut.
Rasanya pernikahan tersebut baru berumur 2 hari, tetapi dia sudah mendapat
banyak kesulitan untuk menghindari pembicaraan tentang peristiwa tersebut.
“ Pernikahan ? Sebenarnya tak ada pernikahan “, sahut Yonghwa asal.
“ Hyung jangan bercanda, ada banyak orang di sana yang menjadi saksi “.
“ Mungkin bagi mereka tapi tidak bagiku. Pernikahan itu tidak pernah ada “.
“ Tapi kata Jonghyun, dia sangat cantik ? “.
“ Siapa ? “, tanya Yonghwa pura-pura tidak tahu.
“ Memangnya siapa ? “, Minhyuk balas bertanya sambil kembali tersenyum.
Minhyuk tahu pasti bagaimana pandangan Yonghwa tentang pernikahan. Hyungnya
satu ini adalah anti komitmen. Walaupun begitu banyak wanita yang mengejarnya
dia hanya tertarik untuk berkencan tapi tidak berkomitmen. Minhyuk bisa
membayangkan bagaimana perasaannya.
“ Seohyun ? “.
“ Oh jadi nama kakak iparku itu Seohyun ? “, kata Minhyuk sambil
mengangguk-angguk. “ Nama yang cantik, secantik orangnya kalau aku melihat
photonya di koran tersebut “.
“ Andai saja namanya secantik sikapnya “, umpat Yonghwa.
“ Memangnya kenapa ? “.
“ Wanita itu sangat angkuh dan merasa paling benar sendiri. Dia – Seohyun –
membuatku harus mengeluarkan uang untuk memperbaiki bemper belakang mobilku
yang di tabraknya di parkiran karena dia merasa sudah benar mearkirkan mobilnya
dan akulah yang salah. Wanita itu tak lebih dari seorang nenek sihir yang jahat
“.
“ Nenek sihir ? “, Minhyuk hampir saja tersedak anggur yang di minumnya. “
Wow sepertinya aku belum pernah melihat nenek sihir secantik itu “.
Yonghwa memberengut memonyongkan bibirnya. Seohyun, okelah dia cantik. Tapi
itu hanya bungkus luarnya di dalamnya dia sebenarnya adalah nenek sihir yang
jahat. Sangat jahat.
“ Sombong, angkuh, menyebalkan “, kata Yonghwa sambil menekankankan
kata-kata tersebut dengan nada suaranya.
“ Rasanya aku harus segera bertemu dengan kakak iparku itu “, putus Minhyuk
sambil meringis. “ Jarang-jarang aku bertemu dengan seorang wanita yang bisa
membuat hyung uring-uringan. Sepertinya kali ini hyung mendapat lawan yang
seimbang “, lanjut Minhyuk sambil tertawa.
“ Lebih baik kau tidak bertemu dengannya “, cehag Yonghwa buru-buru.
“ Mengapa tidak boleh ? “.
“ Karena dia akan menyihirmu menjadi orang tersial sedunia “.
“ Hyung, kau terlalu mengada-ada “. Minghyuk mengelengkan kepalanya. “ Tapi
hyung, kalau memang pernikahan kalian sebuah kesalahan, bukankah sebagai
pengacara perceraian yang setiap hari berurusan dengan hal seperti itu, kau
bisa membatalkan pernikahan tersebut ? “.
“ Yah, aturannya butuh 30 hari untuk membatalkan pernikahan tersebut “.
“ 30 hari ? “.
“ Ya “.
“ Aku pikir dengan relasimu yang begitu banyak, kau bisa membuatnya menjadi
lebih cepat dari 30 hari ? “, tanya Minhyuk sedikit heran. Yonghwa pastilah
bisa melakukan sesuatu untuk membatalkan pernikahan itu dengan mudah. Mengapa
harus menunggu 30 hari.
“ Aku bahkan bisa membatalkannya dalam waktu 3 hari, sayangnya...........
“.
“ Sayangnya kenapa ? “.
“ Surat pernikahan yang kami berdua tandatangani malam itu berada di tangan
Ibuku “.
Kali ini Minhyuk tak dapat lagi menahan tawanya. Minhyuk terbahak-bahak
hingga harus memegang perutnya yang sakit karena tertawa.
“ Tertawalah sepuasmu “. Yonghwa merasa jengkel Minhyuk menertawakan
ketidakberdayaannya.
“ Hyung, saranku cuma satu, sebaiknya kau berdamai dengan si nenek sihir
cantikmu itu, karena 30 hari pembatalan bisa menjadi 30 tahun untuk kalian
berdua “.
Yonghwa tidak perlu Minhyuk untuk menegaskan kesialannya. Dia tidak perlu
tawa Minhyuk untuk menyadarkan dirinya akan ketidakberuntungannya tersebut. Dia
tahu dirinya sudah kena kutukan seumur hidup.
“ Dan hyung, sepertinya kau bahkan sudah memakai cincin pernikahan “, goda
Minhyuk sesaat dia melihat kilau cahaya di jari Yonghwa.
“ Dan cincin inipun adalah kutukan. Semua yang berhubungan dengan Seohyun
adalah kutukan. Kutukan untukku dan kebebasanku “, erang Yonghwa sambil
mengacak-acak rambutnya yang tidak gatal. “ Brengsek !! “.
“ Hyung, berhentilah membencinya, kau bisa jatuh cinta karena kebencian
yang berlebih “, nasehat Minhyuk sambil menepuk lengan Yonghwa.
“ Jatuh cinta pada si nenek sihir ? “, dengus Yonghwa kesal. “ Bila itu terjadi
kau bisa menyuruhku melakukan apapun “.
“ Apapun ? “.
“ Apapun ! Akan aku turuti. Tapi percayalah itu takkan terjadi. Aku tidak
akan jatuh cinta apada nenek sihir itu ! “.
“ Well Hyung, aku akan dengan senang hati menanti hari tersebut “, kata
Minhyuk sambil membayangkan Hyungnya akan melakukan apapun yang dia minta.
Jarang-jarang kan ?
Yonghwa meneguk anggurnya hingga tandas. Dia tidak akan pernah jatuh cinta
pada Seohyun. Tidak akan pernah.
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon