#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

ACCIDENTALLY WE MARRIED !!



CHAPTER EIGHT

“ Kita sudah berhasil memasangkan cincin di jari mereka berdua. Saatnya kita membuat mereka tinggal bersama. Ada ide ? “.
“ Gampang ! “.
“ Caranya ? “.
“ Kita akan membuat Seohyun di usir dari apartemennya “.
“ Wow, apakah kita bisa melakukan hal tersebut ? “.
“ Tentu saja ! “.
“ Caranya ? “.
“ Sebenarnya tanpa kita rencanakan Seohyun pasti akan terusir dari apartemennya  dan rasanya kita lebih baik mulai mencari rumah untuk mereka “.
“ Lho ? “.
“  Tenang saja, seseorang akan melakukannya  untuk kita “.
“ Aigoo, semoga kita tidak terlalu menyusahkan Seohyun “.
“ Aku akan mengabarimu secepatnya “.
“ Baiklah, aku akan mulai menelpon agen properti untuk mencarikan rumah untuk Seohyun “.
“ Selamat malam “.
Klik !

♥ ♥ ♥

Seohyun menatap cincin di jari manisnya dengan putus asa. Segala cara telah di gunakannya untuk mengeluarkan cincin tersebut dari jarinya mulai dari sabun, minyak zaitun, bahkan mentega tapi cincin tersebut tak juga bisa dia gerakkan. Seohyun tidak butuh cincin itu untuk mengacaukan hidupnya lebih jauh. Setelah berita pernikahan yang tersebar melalaui koran, dia tidak ingin orang-orang mulai berpikir bahwa cincin di jari manisnya adalah cincin pernikahan.
Seohyun mengerang kesal sambil membanting handuk kecil yang di pakainya untuk menyeka air sabun yang sekali lagi dia coba gunakan untuk melepaskan cincin tersebut. Jari manisnya sudah mulai memerah dan terasa perih karena usahanya menarik-menarik cincin tersebut keluar menyebabkan jarinya terluka.
Kembali Seohyun menatap cincin tersebut, matanya menyipit sesaat oleh kilau cahaya yang di pantulkan berlian kecil di cincinnya karena terkena sinar dari lampu kamar mandinya. Cincin tersebut sebenarnya sangat indah, tapi akan lebih indah bila cincin tersebut bisa dia keluarkan bukannya malah menyatu dengan kulitnya bagaikan di lem dengan lem yang berkekuatan 100 kali untuk melekat di kulitnya.
Suara bel terdengar memenuhi apartemennya. Siapa yang datang sepagi ini, kesal Seohyun sambil menarik jam tangan yang di letakkan di salah satu kabinet di kamar mandinya. Pukul 7.23 AM. Dengan malas Seohyun melangkah keluar kamar mandi dan membenarkan ikatan piyamanya. Siapapun orang yang membunyikan belnya sepagi ini, harus mempunyai alasan yang benar-benar bisa dia terima.
Seraut wajah dingin dengan kacamata yang bertengger di matanya sementara beberapa gulungan rambut nampak memenuhi kepalanya lengkap dengan gaun tidur bahan flanel berlengan panjang sedang menatapnya dengan tatapan yang sama sekali tidak ramah.
“ Selama pagi madam. Park. Ada apa sepagi ini ? “, tanya Seohyun sambil membuka lebar pintu apartemennya.
“ Miss Seohyun, saya perlu berbicara dengan anda sekarang juga ! “, suaranya terdengar dingin sehingga membuat bulu kuduk Seohyun merinding. Madam Park adalah induk semang dari apartemen tempatnya tinggal. Dan Seohyun tidak merasa telah melanggar peraturan sehingga wanita tersebut harus bertamu ke apartemennya sepagi ini.
“ Silakan masuk “, kata Seohyun sambil bergeser ke samping mempersilahkan wanita itu untuk masuk ke apartemennya. Sedikit anggukan di kepala saat dia melangkah masuk ke apartemen Seohyun. Setelah menutup pintu Seohyun mempersilahkan Madam Park duduk.
“ Mau minum apa Madam Park ? “, tawar Seohyun berusaha menjadi tuan rumah yang baik  tapi wajah dingin di depannya hanya menggelengkan kepalanya sambil mengucapkan terima kasih atas tawarannya.  
“ Saya tidak akan berlama-lama Miss Seohyun “.
Hal yang melegakan pikir Seohyun sambil memperbaiki posisi duduknya. Di lihatnya wanita tersebut sedang memegang surat kabar dengan photo pernikahan Seohyun di depannya. Seohyun tergidik. Oh tidak, jeritnya dalam hati.
Seohyun sudah tahu apa yang akan di bicarakan oleh Madam Park. Apartemennya adalah tempat tinggal yang damai dan tenang. Tidak ada musik yang keras, binatang peliharaan, dan yang pasti tidak ada suara tangis anak kecil. Apartemen hanya mengizinkan jam berkunjung di waktu siang hari dan tak ada tamu yang boleh berkunjung di atas jam 7 malam kecuali keluarga yang tentu saja harus di konfirmasi terlebih dulu.
Tapi Madam Park, induk semang apartemen seakan mempunyai indera ke enam untuk mengetahui hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan apartemen. Apartemen ini adalah apartemen yang terhormat dimana tidak sembarang pria di izinkan untuk berkunjung. Apartemen ini terkhusus untuk wanita dewasa seperti dirinya. Wanita dewasa yang menganut faham feminisme yang kuat.
Tidaklah mudah untuk Seohyun bisa tinggal di apartemen ini. Selain karena pemilik apartemen menerapkan aturan khusus untuk wanita yang akan menyewa apartemen. Seohyun bahkan harus menjalani 6 bulan masa percobaan sebelum akhirnya benar-benar di terima sebagai penghuni. Dan bila dia atau siapapun yang melanggar peraturan maka dalam waktu 24 jam harus segera meninggalkan apartemennya. Syarat tersebut ada dalam surat perjanjian yang sudah dia tanda tangani tanpa keberatan. Seohyun menarik napas pelan sambil merutuki dirinya.
“ Anda tahu kan peraturan di apartemen ini ? “. Seohyun mengangguk pelan. “ Sekarang bisakah saya meminta penjelasan atas berita di koran ini ? “, tanyanya dengan nada dingin yang bisa membuat bulu kuduk Seohyun merinding.
“ Ehh... “, sahut Seohyun ragu-ragu.
“ Jadi anda sudah menikah Miss Seohyun ataukah saya harus menyebut Ny. Seohyun ? “, nada suaranya  benar-benar terdengar tanpa keramahan sama sekali.
“ Well, saya bisa menjelaskan semuanya pada anda “, nada suara Seohyun terdengar tidak yakin. Menjelaskan apa ? Bahwa pernikahan tersebut terjadi karena kesalahpahaman dan bahwa dia tidak benar-benar menikah seperti yang di tuliskan dalam koran tersebut ?
“ Sayangnya pemilik apartemen dan saya sudah mengambil keputusan “, katanya sambil berdiri. Seohyun buru-buru berdiri dengan pandangan tak percaya.
“ Keputusan ? Maksud anda ? “, tanya Seohyun.
Sambil sedikit mendengus Madam Park menyentuh kacamatanya dan membetulkan posisinya sambil membusungkan dadanya terlihat tak terbantahkan “ Miss Seohyun anda kami persilahkan untuk meninggalkan apartemen ini dalam waktu 24 jam “.
“ Tapi, tapi.. “.
“ Peraturannya sudah jelas dan anda sudah menandatanganinya, kalau anda masih ingat, tapi kami bisa memperlihatkan surat perjanjian tersebut kalau anda pura-pura lupa “.
“ Maaf Madam Park, tapi saya punya alasan, seharusnya anda dan pemilik apartemen ini setidaknya mengkonfirmasikannya kepada saya sebelum memutuskan hal tersebut. Lagi pula bagaimana saya harus mencari apartemen dalam waktu sehari ? “, kata Seohyun terdengar putus asa. Mencari apartemen baru tidak semudah menepuk nyamuk, dan pindah dari apartemen ini juga bukan hal mudah.
“ Tidak perlu alasan lagi Miss Seohyun, anda sudah mengenakan cincin perkawinan di jemari anda, itu sudah cukup bagi saya. Masalah mencari apartemen itu masalah anda. Saya tidak ada urusan sama sekali dengan hal tersebut. Selamat pagi “. Lalu wanita tersebut sambil melangkah keluar dari apartemen Seohyun dan untuk sesaat rasanya Seohyun ingin mengacak-ngacak gulungan rol rambut dan menjambak rambut wanita tersebut toh itu tidak akan jadi masalah karena dia akan segera pindah dari apartemen ini.
Seohyun menutup pintu apartemennya. Rasanya dia ingin berteriak meluahkan semua kekesalan dan rasa sial yang di alaminya.
Laki-laki memang selalu membawa ketidak beruntungan !
Pernikahan terkutuk !
Cincin sialan !
Apartemen brengsek.
Semuanya brengsek !!
Brengsek !!!

♥ ♥ ♥

Tok-tok
“ Boleh aku masuk ? “.
Tanpa mengangkat kepalanya Yonghwa tahu siapa yang mengetuk pintu kantornya yang kebetulan di biarkannya terbuka. Minhyuk. Salah seorang sahabatnya yang sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri. Dan dia tak perlu mempunyai IQ sehebat Einstein untuk mengetahui maksud kedatangan sahabatnya tersebut ke kantornya.
“ Apakah berpengaruh kalau aku mengatakan kau tidak boleh masuk ? “, jawab Yonghwa sambil mengangkat wajahnya dari lembaran kertas yang sedang di pelajarinya. Terdengar tawa kecil dari arah pintu. Minhyuk melangkah masuk ke dalam kantor Yonghwa dengan membawa sebotol anggur yang di beri pita di tangannya.
“ Apakah kita akan merayakan sesuatu ? “, tanya Yonghwa pura-pura acuh.
“ Kau pasti sudah tahu apa yang akan kita rayakan “, kata Minhyuk sambil menarik kursi di depan Yonghwa dan duduk sambil menyilangkan betisnya ke pahanya. Sementara tangannya memeluk botol anggur yang di bawanya di dadanya.
Yonghwa meletakkan pulpennya di antara kertas-kertas yang berserakan di mejanya, menatap ke arah Minhyuk yang masih juga menyinpulkan senyum di wajahnya.  Sesaat rasanya Yonghwa ingin meninju wajah tersebut.
“ So, bagaimana rasanya menjadi pengantin baru ? “, goda Minhyuk
“ Well, apakah kau ingin aku beritahu bagaimana rasanya ? “, kata Yonghwa sambil meraih pulpen yang tadi di simpannya dan mengarahkan pulpen tersebut ke arah Minhyuk sambil mengedipkan satu matanya dengan gaya membidik.
“ Woah “, sahut Minhyuk tertawa. “ Apakah sebegitu parah ? “.
Yonghwa terdiam, lalu berdiri dan berjalan ke arah sudut kantornya di mana terdapat bar mini, diambilnya dua buah gelas lalu membawa kedua gelas tersebut ke arah sofa dan meletakkan gelas tersebut ke meja dan menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Minhyuk berdiri dan bergabung dengan dirinya di sofa sambil membuka botol anggur yang di bawanya lalu menuangkan ke gelas-gelas tersebut. Kemudian menyodorkan satu gelas ke arah Yonghwa dan satu untuk dirinya.
“ Waktu Jonghyun menelponku, rasanya aku tak percaya. Tapi setelah membaca koran kemarin mau tak mau aku terpaksa percaya. Sayang sekali waktu itu aku tidak bisa hadir di acara amal tersebut. Tentunya akan sangat beruntung bisa menyaksikan pernikahanmu “.
Yonghwa terdiam sambil menyisip anggur di gelasnya. Cepat atau lambat sahabat-sahabatnya akan mengkonfirmasi pernikahan tersebut kepadanya. Kemarin dia berhasil menghentikan kicauan Jungshin dan hari ini rasanya mustahil bisa menghentikan Minhyuk untuk tidak membahas masalah pernikahan sialan tersebut.
Rasanya pernikahan tersebut baru berumur 2 hari, tetapi dia sudah mendapat banyak kesulitan untuk menghindari pembicaraan tentang peristiwa tersebut.
“ Pernikahan ? Sebenarnya tak ada pernikahan “, sahut Yonghwa asal.
“ Hyung jangan bercanda, ada banyak orang di sana yang menjadi saksi “.
“ Mungkin bagi mereka tapi tidak bagiku. Pernikahan itu tidak pernah ada “.
“ Tapi kata Jonghyun, dia sangat cantik ? “.
“ Siapa ? “, tanya Yonghwa pura-pura tidak tahu.
“ Memangnya siapa ? “, Minhyuk balas bertanya sambil kembali tersenyum. Minhyuk tahu pasti bagaimana pandangan Yonghwa tentang pernikahan. Hyungnya satu ini adalah anti komitmen. Walaupun begitu banyak wanita yang mengejarnya dia hanya tertarik untuk berkencan tapi tidak berkomitmen. Minhyuk bisa membayangkan bagaimana perasaannya.
“ Seohyun ? “.
“ Oh jadi nama kakak iparku itu Seohyun ? “, kata Minhyuk sambil mengangguk-angguk. “ Nama yang cantik, secantik orangnya kalau aku melihat photonya di koran tersebut “.
“ Andai saja namanya secantik sikapnya “, umpat Yonghwa.
“ Memangnya kenapa ? “.
“ Wanita itu sangat angkuh dan merasa paling benar sendiri. Dia – Seohyun – membuatku harus mengeluarkan uang untuk memperbaiki bemper belakang mobilku yang di tabraknya di parkiran karena dia merasa sudah benar mearkirkan mobilnya dan akulah yang salah. Wanita itu tak lebih dari seorang nenek sihir yang jahat “.
“ Nenek sihir ? “, Minhyuk hampir saja tersedak anggur yang di minumnya. “ Wow sepertinya aku belum pernah melihat nenek sihir secantik itu “.
Yonghwa memberengut memonyongkan bibirnya. Seohyun, okelah dia cantik. Tapi itu hanya bungkus luarnya di dalamnya dia sebenarnya adalah nenek sihir yang jahat. Sangat jahat.
“ Sombong, angkuh, menyebalkan “, kata Yonghwa sambil menekankankan kata-kata tersebut dengan nada suaranya.
“ Rasanya aku harus segera bertemu dengan kakak iparku itu “, putus Minhyuk sambil meringis. “ Jarang-jarang aku bertemu dengan seorang wanita yang bisa membuat hyung uring-uringan. Sepertinya kali ini hyung mendapat lawan yang seimbang “, lanjut Minhyuk sambil tertawa.
“ Lebih baik kau tidak bertemu dengannya “, cehag Yonghwa buru-buru.
“ Mengapa tidak boleh ? “.
“ Karena dia akan menyihirmu menjadi orang tersial sedunia “.
“ Hyung, kau terlalu mengada-ada “. Minghyuk mengelengkan kepalanya. “ Tapi hyung, kalau memang pernikahan kalian sebuah kesalahan, bukankah sebagai pengacara perceraian yang setiap hari berurusan dengan hal seperti itu, kau bisa membatalkan pernikahan tersebut ? “.
“ Yah, aturannya butuh 30 hari untuk membatalkan pernikahan tersebut “.
“ 30 hari ? “.
“ Ya “.
“ Aku pikir dengan relasimu yang begitu banyak, kau bisa membuatnya menjadi lebih cepat dari 30 hari ? “, tanya Minhyuk sedikit heran. Yonghwa pastilah bisa melakukan sesuatu untuk membatalkan pernikahan itu dengan mudah. Mengapa harus menunggu 30 hari.
“ Aku bahkan bisa membatalkannya dalam waktu 3 hari, sayangnya........... “.
“ Sayangnya kenapa ? “.
“ Surat pernikahan yang kami berdua tandatangani malam itu berada di tangan Ibuku “.
Kali ini Minhyuk tak dapat lagi menahan tawanya. Minhyuk terbahak-bahak hingga harus memegang perutnya yang sakit karena tertawa.
“ Tertawalah sepuasmu “. Yonghwa merasa jengkel Minhyuk menertawakan ketidakberdayaannya.
“ Hyung, saranku cuma satu, sebaiknya kau berdamai dengan si nenek sihir cantikmu itu, karena 30 hari pembatalan bisa menjadi 30 tahun untuk kalian berdua “.
Yonghwa tidak perlu Minhyuk untuk menegaskan kesialannya. Dia tidak perlu tawa Minhyuk untuk menyadarkan dirinya akan ketidakberuntungannya tersebut. Dia tahu dirinya sudah kena kutukan seumur hidup.
“ Dan hyung, sepertinya kau bahkan sudah memakai cincin pernikahan “, goda Minhyuk sesaat dia melihat kilau cahaya di jari Yonghwa.
“ Dan cincin inipun adalah kutukan. Semua yang berhubungan dengan Seohyun adalah kutukan. Kutukan untukku dan kebebasanku “, erang Yonghwa sambil mengacak-acak rambutnya yang tidak gatal. “ Brengsek !! “.
“ Hyung, berhentilah membencinya, kau bisa jatuh cinta karena kebencian yang berlebih “, nasehat Minhyuk sambil menepuk lengan Yonghwa.
“ Jatuh cinta pada si nenek sihir ? “, dengus Yonghwa kesal. “ Bila itu terjadi kau bisa menyuruhku melakukan apapun “.
“ Apapun ? “.
“ Apapun ! Akan aku turuti. Tapi percayalah itu takkan terjadi. Aku tidak akan jatuh cinta apada nenek sihir itu ! “.
“ Well Hyung, aku akan dengan senang hati menanti hari tersebut “, kata Minhyuk sambil membayangkan Hyungnya akan melakukan apapun yang dia minta. Jarang-jarang kan ?
Yonghwa meneguk anggurnya hingga tandas. Dia tidak akan pernah jatuh cinta pada Seohyun. Tidak akan pernah.


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Chapter Seven Chapter Nine
Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥