#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

THE SEASONS CHAPT.7 - THE WINTER THE MYSTERY SOLVED











Salju pertama !! 
Jonghyun menengadahkan telapak tangannya menangkap butiran-butiran kecil putih yang jatuh dari langit malam yang hitam pekat, saat dia keluar dari mobilnya. Bandara Incheon semalam inipun masih penuh dengan manusia yang lalu lalang. Sejenak mengecek jam di arlojinya, Jonghyun melangkah masuk ke dalam bandara.
Jungshin memintanya menjemputnya, dengan catatan " Jangan sampai Yonghwa Hyung tahu ! ". Sepertinya dia sedikit terlalu cepat, saat dia mengecek jadwal kedatangan di layar besar di dinding bandara. mengambil tempat yang nyaman di pojokan, Jonghyun meregangkan kedua kakinya yang jenjang sambil sesekali menatap sekeliling. Mengeluarkan ponsel dan memasang headset ke telinganya, Jonghyun bermaksud membunuh waktu dengan mendengarkan mp3 dari ponselnya. memutar lagu yang dia anggap tepat dengan suasana malam ini, Jonghyun lalu menarik lipatan kertas putih dari balik kantong jaketnya. 
Kembali di pandanginya kertas-kertas tersebut seperti takut melewatkan sesuatu. Jika bukan karena Jungshin yang mengatakan bahwa gadis itu - Seohyun - kemungkinan besar ada hubungannya dengan Yonghwa, Jonghyun memilih tidur di ranjang empuknya saat ini daripada menjemput maknaenya itu.
Seandainya saja Yonghwa sedikit terbuka pada mereka, Jonghyun mendesah. kembali Jonghyun menatap layar besar di dinding. penerbangan Jungshin sudah di konfirmasi kedatangannya 15 menit lagi. Menahan ngantuk Jonghyun berdiri dan berjalan ke counter Starbucks dan memesan secangkir kopi hangat. 
Sekitar 20 menit kemudian, Jungshin berjalan keluar dari pintu kedatangan. Jonghyun melambaikan tangannya ke arah Jungshin yang tampaknya hanya membawa tas rangsel kecil yang di gantungnya di pundaknya. sedikit aneh melihat penampilannya dengan jaket panjang sebetis di serta topi model baret motif kotak-kotak di kepalanya. Tersenyum kecil Jonghyun berkata dalam hatinya, Here come our Detective Jungshin Hitchcock - bersiaplah siapapun dirimu, sebuah misteri akan terpecahkan.

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ 

" So, atas dasar apa kau mengatakan Seohyun adalah masa lalu Yonghwa hyung ", tanpa basa basi Jonghyun lalu melontarkan pertanyaan ke arah Jungshin yang sedang duduk manis di sebelahnya sambil membaca lembaran kertas yang Jonghyun berikan padanya di bandara. Jalanan lengang sementara salju masih juga turun walaupun tidak begitu deras. 
Jungshin tidak menjawab pertanyaan Jonghyun , dia sibuk sendiri dengan pikirannya. Jonghyun memalingkan wajahnya ke arah Jungshin. Wajah Jungshin terlihat sangat serius. Jonghyun terkekeh kecil lalu kembali mengarahkan pandangannya ke arah jalanan. 
" Hyung, dari mana kau dapatkan informasi ini ? ", tanya Jungshin, pertanyaannya memecah kesunyian diantara mereka.
" Le Cordon Bleu ", jawab Jonghyun singkat.
" Segampang itu ? ", tanya Jungshin kali ini sambil mengernyitkan keningnya. Jika staf adminsitrasi dengan mudah memberi data kepada orang yang tak di kenal, Jungshin akan berpikir dua kali untuk melanjutkan pendidikannya di sana. 
" Siapa bilang gampang ? ", Jonghyun balik bertanya.
" Lalu ? ", penasaran Jungshin menatap Jonghyun dan menggeser posisi duduknya.
" Dengan sedikit usaha licik ", jawab Jonghyun sambil tertawa.
" Essshh hyung, seharusnya aku tidak bertanya ", Jungshin mengembalikan posisi duduknya seperti semua sementara Jonghyun masih tertawa. 
Percayalah bila Jonghyun berkata seperti itu, sebaiknya tidak usah membahasnya. Karena apapun itu pasti akan tetap akhirnya berhubungan dengan beberapa lembaran uang yang di selip di dalam amplop, dengus Jungshin.
" Baiklah, kemana aku harus mengantarmu ? ", tanya Jonghyun setelah tawanya berhenti.
" Ke apartemen hyung sajalah, kalau aku kembali ke rumah maka hanya sebentar saja Yonghwa hyung pasti akan tahu dia kembali ke Seoul ", jawab Jungshin sedikit mendesah - Bila kau mempunyai ibu sosialita begitulah jadinya.
Jonghyun membelokkan mobilnya melaju menuju arah apartemennya. Malam semakin larut. Sepertinya malam ini dia akan lebih memilih tidur dan membiarkan Jungshin dengan penyelidikannya. Dua kepala mungkin akan membantu bila kepala yang satunya dalam keadaan tidak mengantuk, pikir Jonghyun. 
Sayangnya sesampai di apartemen, Jonghyun malah tak bisa memejamkan matanya karena Jungshin terus saja lalu lalang sambil terus menatap lembaran kertas di tangannya, dan itu membuat Jonghyun terganggu.
" Jungshin a. tidak bisakah kau melanjutkannya besok saja, seharian ini aku sangat kelelahan, aku butuh tidur ", protes Jonghyun dari balik selimutnya " Matikanlah lampunya ", pintanya.
" Hyung, apakah menurutmu teman Seohyun - Yuri - tidak akan curiga dengan kita ? ", tidak menghiraukan protes Jonghyun, Jungshin malah bertanya.
" Aku tak tahu ", jawab Jonghyun dengan malas " Besok sajalah kita susun rencana ".
" Tapi hyung, semakin cepat bukankah semakin bagus, kita bisa................. ". 
Belum selesai Jungshin berucap, Jonghyun bangkit dari tempat tidurnya dan mendorong tubuh jangkung Jungshin keluar dari kamarnya lalu menutup pintu.
" Hyung !! ", teriak Jungshin dari balik pintu sambil di sertai ketukan.
" Besok sajalah !! ", Jonghyun balas berteriak lalu mematikan lampu dan memejamkan matanya. Jungshin boleh berbuat apapun selama tidak di dalam kamar tidurnya. 

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Sepagi ini apartemennya sudah sangat riuh. Jonghyun memicingkan matanya dan meraih jam digital mini dari meja kecil di samping tempat tidurnya. 7:45 AM. Jonghyun merutuk sendiri. Dengan malas di sibaknya selimutnya dan beranjak menuju jendela kamarnya, menyibak tirai gorden dan mendapati butiran-butiran putih salju masih juga turun di pagi ini.
Jonghyun berjalan keluar, tidak ada sesiapa di ruang tamunya, suara gaduh itu berasal dari arah dapur. Apa yang sedang Jungshin lakukan di dapurnya sepagi ini ?, tanya Jonghyun dalam hati sambil berjalan memasuki dapur mendapati Jungshin yang sedang meletakkan sesuatu ke piring saji dan terkejut melihat Minhyuk yang sedang duduk sambil memegang segelas kopi di tangannya.
" Selamat pagi hyung ", ucap Jungshin saat melihat Jonghyun memasuki dapur
" Sejak kapan kau datang ? ", tanya Jonghyun berjalan ke arah meja dapur tanpa menghiraukan sapaan Jungshin, menarik salah satu kursi dan mengisyaratkan dia butuh segelas kopi ke arah Jungshin.
" Semalam ", jawab Minhyuk singkat.
" Semalam ? ", pertanyaan Jonghyun lebih terdengar seperti tidak percaya. Semalam dia tidur menjelang pukul 2 dini hari, jadi jam berapa tepatnya Minhyuk datang ? 
" Jam 3 dini hari, tepatnya ", Minhyuk menjelaskan setelah melihat raut wajah penuh tanda tanya Jonghyun. 
Jungshin mendekati mereka dengan membawa 2 gelas berisi kopi hangat, berbalik kembali ke counter, meraih piring saji dan botol saos membawanya dan meletakkannya di meja sementara dirinya menarik salah satu kursi dan duduk. Minhyuk meraih sepotong sandwich tersebut dan mulai memakannya. Jonghyun menyicip kopinya.
" Apa yang kalian lakukan di dapurku ? ", tanya Jonghyun sambil mengedarkan pandangannya menatap dapurnya yang berantakan. Peralatan memasak yang acak-acakan, sampah sisa potongan roti dan sayuran, kulit telur semua terletak pasrah di atas counter dapurnya. Noda mayonaise dan bubuk kopi juga menhiasi meja counternya. Dan tidak lupa beberapa bahan makanan yang sepe5rtinya sudah berpindah dari kulkasd dan memenuhi sisi counter. Great, desis Jonghyun.
" Jangan khawatir hyung, kami akan membersihkannya ", kata Jungshin melihat Jonghyun merana dengan suasana dapurnya. 
" Kami ? ", Minhyuk mendelik kearah Jungshin. " Bukankah kau yang ingin melakukannya, aku sudah menyarankan kita delivery saja ".
" Tapi hyung......... ".
" Tidak ada tapi-tapian ", potong Minhyuk. 
" Tapi kan ... ".
" Pokoknya aku mau dapur ini kembali seperti semula, tidak peduli siapa yang membersihkannya ", kali ini Jonghyun yang memotong protes Junghsin sambil berdiri dan berjalan keluar dapur.
" Hyung, kau mau kemana, bukankah kita harus segera membuat rencana ? ", tanya Jungshin.
" Mandi ", jawab Jonghyun lalu menghilang dari dapur. 
Minhyuk meraih selembar kertas yang terletak diatas meja dapur, mendapati isinya berupa biodata seseorang. Seohyun. 
Jungshin dengan perasaan malas, berdiri dan mulai membersihkan semua kekacauan yang sudah dia lakukan. Mengembalikan beberapa peralatan memasak kembali ke tempatnya, mencuci yang kotor. mengumpulkan sampah dan membuangnya ke tempat sampah di sudut dapur. Meraih tissue dan mulai membersihkan noda yang dibuatnya di meja counter, menyemprotkan cairan pembersih dapur. mengembalikan bahan-bahan makanan kembali ke dalam kulkas, dan membersihkan lantai dari remah-remah roti yang tercecer. 
Jonghyun kembali memasuki dapur dan merasa senang karena dapurnya sudah kembali bersih dan rapi. Di acungkannya jempolnya dan di kedipkannya matanya ke arah Jungshin lalu kembali duduk di kursi dan meminum kopinya yang sudah dingin. 
" Hufft, aku butuh mandi ", keluh Jungshin dan berlalu keluar dapur. Jonghyun mengambil sepotong sandwich dan mulai mengunyahnya sampai habis lalu kembali meraih sepotong lagi. Minhyuk masih juga sibuk dengan kertas-kertas di depannya. 
" Sebenarnya ada apa ? ", tanya Minhyuk setelah meletakkan kertas-kertas tersebut ke atas meja. Semalam Jungshin membangunkannya dari tidur lelapnya, memaksanya meninggalkan selimut hangatnya dan memaksa matanya yang mengantuk untuk mengendarai mobilnya ke apartemen Jonghyun dan malah mendapati Jungshin yang sedang terlelap di atas sofa. Semua itu hanya karena Jungshin berkata, ini ada hubungannya dengan Yonghwa. 
Jonghyun mengangkat kedua bahunya. " Sebenarnya aku juga tidak terlalu mengerti ada apa sebenarnya. Beberapa hari yang lalu dia mengirimkan pesan, agar aku mencari info seorang gadis yang katanya berhubungan dengan kenangan Yonghwa hyung yang hilang ".
" Kenangan Yonghwa hyung yang hilang ? ". Minhyuk mengerutkan keningnya, alis tebalnya bertaut.  Jonghyun menganggukkan kepalanya.
Bila memang gadis tersebut adalah sepotong kenangan yang hilang bagi Yonghwa hyung, tentulah akan sangat menggembirakan. Setelah kecelakaan itu, yang sempat membuat Yonghwa amnesia, melupakan semua kenangan dan ingatan akan siapa dirinya dan semua tentangnya. Bukanlah hal mudah melihatnya kesakitan setiap kali menjalankan terapy untuk mengembalikan semua ingatannya. keluarganya bahkan mendatangkan ahli khusus dari USA untuk itu.
Kecelakaan Yonghwa adalah seperti petir yang menyambar mereka bertiga. Yonghwa adalah sosok seorang kakak yang sangat mereka hormati dan sayangi bagaikan kakak kandung sendiri. Dia selalu menjadi pelindung mereka saat mereka kecil, menjadi contoh yang baik saat mereka mulai beranjak remaja. Menjadi pendengar yang baik bagi masalah-masalah mereka. Sayangnya dalam hal tertentu hyung mereka itu cukup tertutup terkhusus masalah pribadi dan percintaan. 
Yonghwa entah mengapa tidak pernah percaya akan cinta sejati, baginya setiap gadis yang mendekatinya pasti karena melihat kedudukannya sebagai pewaris bukan sebagai dirinya apa adanya. Tidak sedikit yang mendekatinya tapi hanya bisa menggigit jari karena tak mendapat tanggapan seperti yang mereka harapkan. Dan jika , Seohyun - gadis tersebut bisa membuat Yonghwa merubah pemikirannya, pastilah gadis ini sangat spesial. Minhyuk jadi penasaran ingin mengenalnya.
Saat kedua hyungnya sedang duduk terdiam, Jungshin memasuki dapur dengan penampilan yang lebih segar. Duduk diantara keduanya, menyisip kopinya dan memakan sepotong sandwich yang masih tersisa.
Jonghyun dan Minhyuk mengarahkan pandangan ke arahnya, meminta dia untuk mulai menceritakan mengapa dia beranggapan gadis tersebut ada hubungannya dengan Yonghwa. Jungshin yang melihat pandangan tersebut lalu meraih kertas-kertas tersebut, menyatukannya dan meletakkannya di depannya.
" Seohyun, aku mengenalnya saat ada gathering untuk semua pelajar Korea Selatan di kedutaan di Praha ", Jungshin memulai dengan menceritakan pertemuannya dengan Seohyun. " Seohyun mendapat beasiswa setahun untuk memperdalam ilmu kulinernya di Praha. Dia gadis yang cantik, penampilannya tidak kalah dengan idol girls grup. Tinggi semampai dengan senyum dan mata yang jernih ". Jungshin berhenti sejenak, mengingat bagaimana sosok Seohyun membuatnya tertarik. 
" Sejak awal, Seohyun selalu menekankan bahwa dirinya hanya berkonsentrasi dengan kuliahnya ", kata Jungshin yang lalu di sambut dengan tawa keras dari kedua hyungnya. Jungshin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
" Jangan katakan bahwa kau sudah menembaknya ? ", ucap Minhyuk masih tertawa. 
" Dan kau di tolak seketika itu juga ? ", Jonghyun menggodanya.
" Sebaiknya kita fokus pada permasalahannya ", elak Jungshin. Dia lalu melanjutkan, " Aku tidak pernah menembaknya, bila kalian mempertanyakan hal itu dan menjadikan bahan untuk mengejekku. Seohyun begitu sederhana, entah mengapa aku melihat ada dinding pembatas yang dia bangun antara dirinya dengan orang-orang sekelilingnya waktu itu. Tidak banyak mahasiswa Seoul yang mendapat beasiswa, bisa di hitung jari, dan Seohyun sepertinya tahu akan hal itu, dan saat dia menceritakan tentang dirinya, aku mengetahui bahwa Seohyun hidup dilingkungan keluarga menengah kebawah ".
Jonghyun dan Minhyuk menyimak cerita Jungshin sambil menyandarkan punggung mereka ke sandaran kursi. 
" Dan informasi yang Jonghyun hyung dapatkan ini ", Jungshin menunjuk kertas diatas meja. " Meyakinkan diriku bahwa Seohyun memang tidak berbohong. Seohyun bekerja di sebuah coffee shop kecil dan kehidupannya hanya berkutat dengan coffee shop dan cooking classnya di waktu malam. Walaupun tidak terlalu bisa di katakan akrab, kami cukup sering berbagi kabar. Sesekali aku menyempatkan diri singgah ke tempat kerjanya. Seohyun teman yang enak diajak berbincang-bincang ".
" Bagaimana kalau kau langsung saja menceritakan mengapa kau berpikiran bahwa dia ada hubungannya dengan Yonghwa hyung ? ", Jonghyun meminta Jungshin untuk tidak berbelit-belit. Jungshin meringis.
" Hari itu, saat aku mengantarkan Yonghwa hyung untuk melihat-lihat Charles Bridge, tanpa sengaja aku menyebut nama Seohyun saat perjalanan pulang. Reaksi Yonghwa hyung saat mendengar nama Seohyun membuatku takut, karena dia tiba-tiba merasakan sakit yang teramat sangat di kepalanya dan keringat mengucur di dahinya, seperti saat dia menjalani terapy yang selalu membuatnya harus mendapat suntikan anti sakit dan penenang ". 
" Sampai seperti itu reaksinya ? ", Minhyuk bertanya dan Jungshin mengangguk sebagai jawaban. ketiganya terdiam sesaat.
" Dan ? ", Jonghyun meminta Jungshin melanjutan ceritanya.
" Beberapa hari sebelum Yonghwa hyung kembali ke Seoul, aku bermaksud mengadakan jamuan untuknya dan beberapa orang teman yang mempunya hobi yang sama dengan kami berdua - photography - Aku meminta Seohyun untuk mau memasakkan masakan saat itu, dan Seohyun menyetujuinya. By the way, masakan buatannya sangat lezat, kapan-kapan kalian harus mencobanya... " .
" Jungshin !! ". hampir bersamaan Jonghyun dan Minhyuk memprotes ceritanya. Jungshin tersenyum.
" Yonghwa sama sekali tidak mengenal Seohyun, tapi reaksi Seohyunlah yang membuatku merasa aneh. Saat aku mengenalkannya pada Yonghwa, Seohyun menjadi pucat dan terkejut, dia sempat meminta diri dan berlari ke kamar mandi, tapi yang membuatku heran adalah, malam itu dua kali Yonghwa menanyakan hal yang sama kepadanya, apakah mereka pernah ketemu ? ".
" Entah mengapa Seohyun tidak menyukai pertanyaan itu, dan malam itu dia merasa kesal dan tanpa basa basi langsung pamit pulang dan semalaman dia tidak mau menjawab telepon dariku. Sikap terkejutnya, kekesalannya dan reaksinya atas pertanyaan Yonghwa menggangguku. Malam itu aku teringat reaksi Yonghwa saat aku megucapkan nama Seohyun dan juga reaksi Seohyun saat bertemu dengan Yonghwa ". 
" Kau benar, rasanya aneh kalau tiba-tiba reaksi Yonghwa hyung seperti itu hanya karena sebuah nama. Dan untuk orang yang baru pertama kali bertemu, aneh kalau sikap Seohyun seperti itu ", kata Minhyuk sambil mengetukkan jarinya ke meja, Jonghyun mengangguk menyetujui. 
" Karena itu aku bermaksud menanyakan hal tersebut kepada Seohyun ", ucap Jungshin mengagetkan keduanya. 
" Apa ? " , sahut Jonghyun tak percaya. " jangan katakan kau mendatangi Seohyun dan menanyakan hal tersebut kepadanya ".
" Well, itulah yang aku lakukan ", jawab Jungshin membuat keduanya terbelalak. " Sayangnya saat aku mendatangi apartemennya, dia sedang tidak di tempat. Tapi dari teman seapartemennya, aku mendapat info bahwa Seohyun sedang mengunjungi Prague Castle. Dan aku menyusulnya ke sana dan berhasil bertemu dengannya - ajaib mengingat begitu luasnya area kastil tersebut - basa basi sedikit, aku langsung menanyakan apakah dia pernah mengenal Yonghwa ".
" Bagaimana reaksinya ? ".
" Diam dan berkata bahwa dia tidak pernah mengenal Yonghwa hingga aku memperkenalkannya padanya. Lalu aku menceritakan kecelakaan yang di alami Yonghwa hyung, hingga bagaimana dia menjalani terapy untuk mengembalikan ingatannya yang sangat menyakitkan dan tentu saja menceritakan bahwa ada sebagian ingatannya yang tetap tidak bisa dia ingat. Seohyun waktu itu hanya terdiam, tapi dia tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang tergambar di raut wajahnya ". 
" Kesedihan ? Bukan rasa simpati ? ", tanya Minhyuk memastikan.
Jungshin beranjak dari kursinya berjalan ke arah ruang tamu, Jonghyun dan Minhyuk mengikutinya dengan rasa penasaran. Jungshin lalu meraih rangselnya dan mengeluarkan usb kecil dan mencolokkannya ke TV LCD Jonghyun yang besar. menyuruh mereka duduk dan mengamati layar TV tersebut. 
" Kesedihan tersebut bukanlah perasaan simpati, iya kan ? ", saat mereka menyaksikan bagaimana kesedihan yang di perlihatkan Seohyun yang Jungshin rekam dengan cameranya. Nampak jelas Seohyun saat itu tidak menikmati apa yang di sajikan di depannya, dia hanya diam dan air matanya yang mengalir di pipinya sudah cukup membuktikan bahwa, dia telah berbohong saat mengatakan bahwa dia tidak pernah mengenal Yonghwa.
Jungshin mematikan layar TV. lalu berdiri dan berbalik menghadap kedua hyungnya. 
" Pertanyaannya sekarang adalah, ada apa dengan mereka sebelum malam kecelakaan itu terjadi ? ". 
" Menurutku kau benar kalau menyimpulkan bahwa Seohyun adalah seseorang yang Yonghwa tak pernah ceritakan kepada kita ". 
" Apakah kalian ingat perubahan Yonghwa hyung beberapa bulan sebelum kejadian malam itu ? ", Jonghyun tiba-tiba tersadar akan sesuatu. Ketiganya lalu berusaha mengingat-ingat.
" Benar, ingat saat Yonghwa hyung berkata dia menemukan objek yang sangat cantik dan indah untuk cameranya ? ", Minhyuk bersuara. 
" Yep, malam itu terlihat Yonghwa hyung penuh misteri, tapi di wajahnya terlihat sangat bahagia. Aku bahkan sempat bertanya padanya ada apa, tapi  dia hanya tersenyum dan mengatakan bukan apa-apa ", Jungshin mengingat jelas malam itu, mereka bertemu di cafe tempat mereka sering bertemu, bercerita dan sempat terheran dengan raut wajah Yonghwa yang terlihat berseri-seri.
" Bisa kita simpulkan, objek cantik dan indah itu adalah Seohyun ", kata Jonghyun dan kedua dongsaengnya mengangguk menyetujui.
Ketiganya lalu terdiam. Sibuk dengan pikiran mereka dan mulai mereka-reka hal yang terjadi. Ada apa antara Seohyun dan Yonghwa ? 
" Saatnya Detektif Jungshin beraksi ", kata Jungshin memecah kesunyian diantara mereka. Menarik rangselnya dan berjalan kearah pintu, tidak peduli tatapan heran kedua hyungnya.
" Apakah kalian akan tinggal dan duduk di situ, atau mengiktui ke toko kue milik Seohyun, sepertinya toko itu sudah terbuka jam segini " kata Jungshin lalu membuka pintu apartemen Jonghyun. 
" Dan hyung, jangan lupa kunci mobilnya !! ". 

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Yuri merasa sangat berang, sejak kemarin pemanas di ruangan tidak berfungsi dan dia sudah bolak balik menelpon tukang yang akan memperbaikinya tapi di jawab dengan tunggu, pelanggan lain juga sudah menunggu. Dan hasilnya pagi ini, dingin menggigit merambat dari semua ruangan dalam toko, pelanggan merasa tidak aman dan sebagian malah tak betah untuk duduk menikmati kopi untuk lima menit saja. Belum lagi komplain para pelanggan tentang suhu ruangan yang dingin, dan Yuri harus berulang kali menjelaskan bahwa penghangat ruangan mereka sedang rusak.
Saat sedang uring-uringan pintu toko terbuka, tiga orang pemuda yang berperawakan tinggi dengan wajah tampan memasuki toko, ketiganya tersenyum ke arah Yuri.
" Selamat pagi, selamat datang ke toko kami ", sapa Yuri ramah dan menyunggingkan senyumnya, sapaan ke setiap pelanggan yang memasuki toko mereka. Ketiga pemuda tersebut mendekat ke counter membalas senyuman Yuri.
" Wow, apakah toko ini bertema musim dingin, dinginnya benar-benar terasa di sini ", ucap Minhyuk mencoba bercanda.
" Maafkan kami, sejak kemarin penghangat ruangan kami rusak, dan kelihatannya tukang yang kami hubungi juga sedang melayani banyak pelanggan. Maaf membuat anda tidak nyaman ", jelas Yuri dengan wajah minta maaf.
" Mungkin kami bisa membantu, dan saya yakin sekali telepon, tukang yang memperbaiki penghangat ruangan akan segera datang ", tawar Minhyuk lagi. Sementara Jonghyun dan Jungshin mengedarkan pandangan ke seantero toko.
" Benarkah ? Saya akan merasa sangat berterima kasih. Tapi apakah kalian menginginkan sesuatu ? ", tanya Yuri merasa tidak enak lupa menawarkan sesuatu.
" Kopi rasanya cukup membantu menghangatkan badan dan kuenya juga terlihat memikat. Goguma Cake, benarkah ? ". Yuri mengangguk.
" Sudah lama aku tidak menikmati cake yang terbuat dari Goguma. Kopi dan cake ini ", tunjuk Minhyuk ke salah satu cake yang menjadi cake spesial mereka. Yuri lalu mengimput semua pesanan mereka, menyebut sejumlah angka-angka dan Minhyuk mengeluarkan dompetnya, menyodorkan beberapa lembar uang kepada Yuri.
Jungshin dan Jonghyun berjalan ke salah satu sudut ruangan, duduk di sana menunggu Minhyuk yang sedang memesan sesuatu untuk mereka. Toko kue ini sangat sederhana, tidak ada yang istimewa dengan interiornya, mejapun hanya ada 3 dengan 4 kursi di tiap mejanya. Kaca jendela yang besar yang memperlihatkan kesibukan di jalan, serta lalu lalang pejalan kaki, membuat toko yang berada di sudut ini sangat cocok untuk menunggu seseorang. Seandainya saja pemanas ruangannya berfungsi, mereka yakin toko kue kecil ini akan terasa nyaman.
Jonghyun memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya, sementara Jungshin menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya mencoba mengusir dingin dan menghadirkan hangat di tangannya. Minhyuk kemudian datang dan duduk di salah satu kursi diantara mereka.
" Penghangat ruangan toko ini benar-benar harus di perbaiki, suhu di dalam bahkan tak jauh beda dengan suhu di luar bagaimana pelanggan bisa betah, tolonglah segera datang, dari kemarin kami menelpon anda ", terdengar suara Yuri dari counter tempatnya berdiri, sementara seorang pelayan nampak sedang mempersiapkan pesanan mereka.
Kembali Yuri merasa berang dengan jawaban dari si tukang dan membanting telepon dengan sedikit kasar, lalu melihat kearah pelanggan sambil meminta maaf. Kesal Yuri meninggalkan counter dan masuk ke dapur mengeluarkan unek-uneknya.
Tiga cangkir kopi yang mengeluarkan bau yang enak dan  3 piring Goguma Cake di hidangkan oleh seorang pelayan ke meja mereka. Baunya sangat menggoda sehingga Jungshin langsung menyicipnya dan rasa hangat menjalari tenggorokannya.
" Terima kasih ", ucap Minhyuk kepada pelayan yang membawakan pesanan mereka.
" Sepertinya mereka benar-benar butuh seseorang yang bisa memperbaiki penghangat ruangan mereka. pelanggan bisa mati kedinginan bila terus begini ", kata Jonghyun sambil memasukkan sepotong kue ke mulutnya.
" Sebaiknya kita panggil saja tukang yang biasa memperbaiki segala sesuatu di rumah ", usul Jungshin.
" Aku tadi sudah menawarkan hal tersebut. Tapi aku akan menawarkannya kembali ", kata Minhyuk sambil berdiri dari kursinya dan mendekati Counter saat Yuri sudah kembali ke sana dan siap melayani pelanggan yang datang.
" Anda mau memesan lagi ? ", tanya Yuri saat melihat Minhyuk mendekatinya. Sebagai jawaban Minhyuk hanya menggelengkan kepalanya.
" Apakah tukang yang kau telepon tak bisa datang juga ? ", tanya Minhyuk, Yuri mengangguk. " Bagaimana kalau aku panggilkan tukang untuk memperbaikinya, dia pasti akan segera datang setelah aku menelponnya ", Minhyuk menawarkan untuk menelpon tukang langganan keluarga mereka. Yuri nampak terlihat ragu-ragu.
" Apakah bayarannya mahal ? ", tanya Yuri.
" Tenang saja, bayarannya tidak akan membuat toko ini menjadi bangkrut ", canda Minhyuk.
" Thanks God ", ucap Yuri lega. " Saya akan sangat berterima kasih, kami betul-betul harus segera memperbaiki pemanas ruangan sialan tersebut ", lanjut Yuri.
Minhyuk lalu mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseorang, menyebutkan nama dan alamat toko lalu menutup teleponnya.
" Sebentar lagi dia akan datang ", kata Minhyuk
" Terima kasih atas bantuannya, kalian mau tambah kopi, kali ini gratis dari kami ", tawar Yuri sebagai rasa terima kasih.
" Tidak usah, pesanan kami baru saja diantarkan ", tolak Minhyuk lalu memberikan isyarat bahwa dia akan kembali ke mejanya. Yuri mengannggukkan kepalanya.
Minhyuk duduk langsung meminum kopinya, Jonghyun dan Jungshin sepertinya sudah menghabiskan cake di depan mereka, bahkan sepertinya salah satu dari mereka telah memakan cake untuk dirinya melihat cake di piringnya sudah habis setengah.
" Maaf hyung, cake ini begitu lezat rasanya ", kata Jungshin sambil menunjuk ke piring Minhyuk.
" Jungshin.ah pesanlah lagi bila kau menyukainya ", kata Minhyuk sambil memasukkan sepotong kecil kue tersebut kemulutnya. Dan Jungshin benar, Goguma Cake ini rasanya luar biasa.
Tak berapa lama seorang pria dengan membawa kotak peralatan memasuki toko. Minhyuk yang melihatnya langsung berdiri menghampirinya. berbicara sebentar lalu mereka berjalan ke arah Yuri. Yuri lalu mengajak pria tersebut menuju ke central pemanas, untuk memperbaikinya.  Minhyuk mengikuti mereka dari belakang.
Dapur toko kue ini sangat bersih dan rapi, ruangan kecil dengan tulisan staf di depannya berseberangan dengan toilet pelanggan. Catatan resep yang tertempel di papan yang tergantung di dinding menghiasi ruangan dapur tersebut. Semuanya tak luput dari pengamatan Minhyuk.
Meninggalkan si tukang, Minhyuk mengajak Yuri bergabung bersama mereka, melihat tidak terlalu banyak pelanggan yang datang, hanya beberapa pelanggan yang melakukan pemesanan take out dan itupun ada yang menghandlenya. Sedikit enggan awalnya, tapi Yuri kemudian mengikuti Minhyuk berjalan ke arah kedua temannya.
" Maaf kita belum berkenalan, Saya Minhyuk, itu hyung saya Jonghyun ", Jonghyun tersenyum. " dan dongsaeng saya yang menyebalkan Jungshin ", Jungshin meringis mendengarnya. Yuri tersenyum kepada ketiganya lalu menarik satu-satunya kursi yang tersisa dan duduk.
" Yuri, dan saya sangat berterima kasih atas bantuannya ".
" Ahh jangan terlalu sungkan ", kata Jungshin.
" Apakah toko kue ini milikmu ? ", tanya Jonghyun mulai mencari informasi. Yuri menggeleng.
" Toko ini milik sahabat saya, tapi sekarang dia sedang menyelesaikan studynya di Praha ", jawab Yuri.
" Oh ya ? ".
" Yah, dia mendapat beasiswa untuk memperdalam ilmu kulinernya. Kami kebetulan kuliah di kampus yang sama, tapi Seohyun - sahabat saya itu - sangat pintar dan mahir dalam meramu resep, kue yang kalian makan itu adalah salah satu resep andalan hasil racikannya ", lanjut Yuri.
" Apakah toko ini sudah lama di buka ? ", tanya Minhyuk
" Musim panas tahun lalu ", jawab Yuri. " Ini adalah impian Seohyun, membuka sebuah toko kue dengan hasil racikannya sendiri dan menggunakan nama ibunya sebagai nama toko. Kami baru saja memperbarui kontrak sewanya untuk setahun ke depan ".
Jadi toko kue ini di buka musim panas tahun lalu. ketiganya saling berpandangan, saling mengetahui apa yang ada di pikiran mereka masing-masing. sedikit demi sedikit informasi yang mereka dapatkan menunjukkan titik terang.
" Akan sangat menyenangkan bila bisa bertemu dengan pemilik tokonya ", kata Jonghyun. " Apakah masih lama dia di Praha ? ", tanyanya.
" Kabar terakhir yang dia kirim, beasiswanya akan berakhir sekitar bulan Januari tahun depan jadi dia akan kembali sekitar 3-4 bulan lagi, mungkin ", jawab Yuri tepat saat pria yang memperbaiki penghangat ruangan datang mendekati mereka.
" Penghangat ruangannya sudah saya perbaiki, tapi karena mesin tersebut sudah usang, sebaiknya di ganti saja dengan yang baru ", katanya saat berhadapan dengan Minhyuk dan Yuri yang berdiri saat melihatnya mendekat.
Mereka mulai merasa hawa hangat mulai merambati ruangan tersebut. Minhyuk tersenyum sementara Yuri terlihat takjub dengan kecepatan kerjanya.
" Akan kami ganti secepatnya ", kata Yuri mendengar saran pria tersebut. " Berapa yang harus kami bayar untuk biaya perbaikanya ? ", tanya Yuri. minhyuk menyela.
" Tidak usah, tagihannya biar masuk ke rekening kami saja ", kata Minhyuk, Yuri menatapnya dengan pandangan tidak enak, karena mereka sudah membantu dengan memanggil pria tersebut dan sekarang malah akan membayar biaya perbaikannya, tapi Minhyuk hanya menggeleng sambil tersenyum.
" Apakah pemanas di ruangan atas juga perlu saya periksa ? ", tanya pria tersebut mengangetkan keduanya.
" Pemanas di ruang atas ? ", tanya Minhyuk
" Kalau tidak salah tahun lalu Tuan Yonghwa juga meminta saya memperbaiki pendingin ruangan di lantai atas ", jawab pria tersebut.
" Yonghwa ? ", Minhyuk memperjelas.
" Tuan Yonghwa ? ", kali ini Yuri yang memperjelas sambil menandang pria tersebut lalu berganti menatap wajah Minhyuk.
" Iya, tahun lalu sebelum toko ini di buka, saya pernah datang memperbaiki pendingin ruangan di lantai atas, makanya saya menanyakan apakah saya perlu mengecek sekalian yang di lantai atas ", jelasnya.
Fix sudah, Seohyun memang benar adalah bagian dari kenangan yang hilang dari memory Yonghwa, masalahnya sekarang adalah bagaimana hingga kecelakaan itu terjadi, apakah mereka saat itu bertengkar ?
Yuri menatap ketiga laki-laki di depannya. Jadi mereka adalah sahabat-sahabat Yonghwa. Apakah mereka hanya kebetulan datang kemari atau ada maksud lain dari kedatangan mereka. Pandangan mata penuh curiga jelas terlihat di wajah Yuri. Sebenarnya ada apa ini ? tanyanya dalam hati.
Mendapat tatapan penuh curiga dari Yuri ketiganya merasa tak enak hati, tapi bukankah akan lebih baik, mereka akan langsung pada apa yang mereka ingin ketahui tanpa harus berbasa basi.
" Bagaimana, apakah aku juga harus memeriksa ruangan atas ? ", tanya pria itu lagi sambil menatap mereka satu persatu.
" Menurutku sebaiknya diperiksa saja ", kata Jonghyun sambil berdiri dari kursinya di susul oleh Jungshin. " Bukankah lebih baik mengecek semuanya daripada nanti harus kerepotan lagi memanggil tukang untuk memperbaikinya ".

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

" Seohyun sangat mencintai Yonghwa ", kata Yuri membuka cerita saat toko baru saja di tutup dan mereka berempat naik ke lantai atas dan duduk di satu-satunya sofa yang ada di sana. Tapi Jungshin memilih melantai dan menyandarkan tubuhnya ke dinding.
Siang tadi akhirnya mereka berterus terang akan maksud kedatangan mereka ke toko, syukurlah Yuri cukup bisa menerima alasan mereka dan menyuruh mereka menunggu hingga toko tutup untuk dia bisa bercerita tentang Seohyun dan Yonghwa.
Rasanya begitu lama bagi mereka hingga toko tutup, jadi mereka bertiga memutuskan kembali saat closing time. Dan disinilah mereka akhirnya, berada di lantai atas toko, tempat tinggal Seohyun, dimana sebagian kenangan mereka tercipta di sini.
" Mereka bertemu saat musim semi, dimana bunga-bunga bermekaran. Perkenalan yang singkat itu ternyata menghadirkan cinta di hati mereka. Saya sendiri mengenal Yonghwa saat persiapan pembukaan toko. Saat itu jelas terlihat betapa mereka saling mencintai dari pandangan mereka ke satu dan lainnya ".
" Mereka adalah pasangan yang sangat serasi, saat kita melihat mereka berdua maka itulah yang terpikirkan di kepala kita. Seohyun tahu bahwa Yonghwa adalah pewaris sebuah perusahaan yang besar, keluarga yang kaya raya, tapi Seohyun tidak peduli akan hal itu baginya Yonghwa adalah Yonghwa yang apa adanya, bukan ada apanya. Mereka bahkan tidak pernah mempersoalkan hal tersebut ".
Minhyuk, Jonghyun dan Jungshin terdiam mendengar cerita Yuri. Tepat dugaan mereka Seohyun adalah sosok yang Yonghwa inginkan selama ini. Seorang gadis yang akan melihat dirinya bukan harta keluarganya, yang mencintai dirinya bukan harta keluarganya. Jadi inilah alasan di balik sikap Seohyun yang memasang dinding abstrak yang melindungi dirinya ? pikir Jungshin mengingat sikap Seohyun saat pertama bertemu dengannya.
" Bila mereka saling mencintai, apa yang membuat mereka terpisah ? ", tanya Jonghyun. Setahu Jonghyun , Yonghwa tidak akan pernah melepas apa yang di milikinya, apalagi Seohyun adalah apa yang dia impikan selama ini.
Yuri terdiam, pandangannya tertuju keluar jendela. kejadian hari itu kembali terbayang di benaknya dan kembali Yuri merasa marah kepada wanita sombong yang mendatangi toko mereka hari itu.
" Apakah Yonghwa memiliki tunangan ? atau sudah di tunangkan dengan wanita lain ? ", tanya Yuri.
" Setahu kami, Yonghwa tidak pernah terikat pertunangan dengan siapapun. Kami memang beraal dari keluarga kaya, namun pikiran orang tua kami tidaklah sekolot pikiran orang-orang di luar sana yang selalu menganggap bahwa pertunangan anak mereka akan memajukan dan makin menambah kekayaan mereka. Yang kami tahu, ada banyak yang mencoba mendekati Yonghwa tapi dia tidak pernah menanggapi mereka. bahkan kedua orang tuanya tidak pernah sedikitpun menyinggung soal perjodohan, hanya soal pengambil alihan pemimpin perusahaan, karena Yonghwa tidak pernah tertarik sama sekali, kecuali........ ", Minhyuk terdiam tiba- tiba dia teringat bahwa sebulan sebelum kecelakaan Minhyuk bertemu dengan Yonghwa di kantor wakil direksi, dia akhirnya mau membantu di perusahaan orang tuanya.
" Apakah Seohyun mengubah Yonghwa ? ", tanya Minhyuk pada dirinya sendiri.
" Apa ? ", Yuri balik bertanya tidak tahu maksud perkatan Minhyuk.
" Tidak apa-apa, aku rasa perubahan Yonghwa adalah karena Seohyun ", jawab Minhyuk. " Mengapa kau menanyakan soal pertunangan ? ". Yuri menghela napas, dia benci harus menceritakan kejadian hari itu, karena dia sendiri juga masih sangat marah dengan wanita tua tersebut.
" Pagi itu seorang wanita setengah baya dengan dandanan yang wah datang ke toko dan mencari Seohyun ", Yuri lalu menceritakan apa yang terjadi saat itu, bagaimana wanita tersebut menghina Seohyun dengan menawarkan cek berapapun yang Seohyun inginkan agar meninggalkan Yonghwa, bagaimana wanita itu menghina Seohyun yang katanya hanyalah pemuas napsu Yonghwa dan banyak lagi kata-kata yang tidak patut di ucapkan oleh seorang wanita sepertinya.
Yuri menceritakan bagaimana rapuhnya Seohyun mendengar penghinaan tersebut namun berusaha keras terlihat kuat, hingga akhirnya dia melarikan diri pulang ke rumah ayahnya untuk beberapa hari dan meminta dirinya untuk menutup toko selama dia pergi. Mendengar cerita Yuri, makian kata-kata kasar keluar dari mulut Jungshin, tak percaya dengan perlakuan wanita tersebut kepada Seohyun.
" Apakah tadi kau bilang Ny. Hwang ? ", tanya Jonghyun. Yuri mengangguk.
" Bukankah Ny. Hwang itu istri dari pemilik perusahaan yang mencoba bekerja sama dengan perusahaan orang tua Yonghwa ? ", tanya Jonghyun kepada Minhyuk. Sejenak Minhyuk terdiam lalu dia menganggukkan kepalanya.
" Aku ingat saat perayaan ulang tahun perusahaan, wanita itu sangat menjengkelkan karena terus menerus mengikuti Ibu Yonghwa dan terus menerus memuji anak gadisnya, aku ingat dengan jelas wanita tersebut sekarang ", ucap Minhyuk
" Wanita sialan ! ", desis Junghsin marah
" Jadi Yonghwa tidak pernah bertunangan dengan siapapun ? ", tanya Yuri wajahnya nampak penyesalan yang terlihat jelas.
" Apakah Seohyun menganggap wanita tersebut benar ? ", tanya Jungshin, Yuri menganggukkan kepalanya pelan.
" Karena itulah Seohyun memutuskan melepaskan Yonghwa karena dia tak ingin Yonghwa tak mendapat apapun dari kedua orang tuanya bila dia membangkang. Seohyun selalu menyemangati Yonghwa untuk membantu orang tuanya, menemaninya mencari objek yang ingin di photonya, Seohyun bahkan pernah berkata, bahwa walaupun dia tidak menekuni hobinya secara profesional tapi dia tetap bisa membuka sebuah galery seperti impiannya dan Yonghwa terlihat semangat bekerja, sehingga jadwal pertemuan mereka sedikit berkurang ".
" Sebenarnya apa yang terjadi sebelum kecelakaan itu terjadi ? ", tanya Jonghyun. Yuri terkejut mendengarnya. Kecelakaan ?
" Kecelakaan ? Apakah malam itu Yonghwa mengalami kecelakaan ? ", tanyanya.
" Sebenarnya itulah alasan kami datang ke toko ini ", kata Minhyuk tak menjawab pertanyaan Yuri." Malam itu Yonghwa mengalami kecelakaan yang sangat parah yang membuatnya koma selama kurang lebih sebulan ", akhirnya Minhyuk menjawab pertanyaan Yuri.
" Ya Tuhan !! ", Yuri terkesiap sambil mengatup mulutnya dengan kedua tangannya. Perasaan bersalah semakin merambati pikirannya.
" Apa yang terjadi pada Yonghwa, apakah dia baik-baik saja ? ", tanya Yuri lagi.
" Kesembuhannya adalah sebuah keajaiban dari Tuhan. Yonghwa mengalami koma dan benturan keras di kepalanya membuat ingatannya hilang. Keluarganya mendatangkan dokter ahli untuk merawat dan mengembalikan ingatannya melalui terapy yang sangat menyakitkan ", Jonghyun menjawab pertanyaan Yuri.
Ya Tuhan, separah itukah ? bisik Yuri. Seohyun akan sangat merasa bersalah bila dia mengetahui hal ini.
" Terapy tersebut berhasil, Yonghwa berhasil mengembalikan ingatannya, kecuali ingatan sebelum kecelakaan terjadi. Yonghwa selalu merasa dia tidaklah bisa kembali normal tanpa kenangan yang hilang tersebut. pernah sekali Yonghwa meminta kami membawakan buku sketsa padanya, sat kami bertanya, dia bilang dia sering memimpikan seseorang tapi dia tidak bisa melihat wajahnya dan hanya nampak belakangnya saja, dan saat dia berusaha mengingatnya, maka kepalanya akan terasa sangat sakit ".
" Maukah kau menceritakan kejadian malam itu, apakah mereka bertengkar ? ", tanya Minhyuk dengan hati-hati.
" Tidak mereka tidak bertengkar ", jawab Yuri. " Tapi..................... ", Yuri terdiam tak melanjutkan ceritanya.
" Tapi apa ? ", tanya Jungshin penasaran.
Yuri lalu menceritakan semua detail kejadian malam itu, di mulai saat dia menelpon Yonghwa berpura-pura cemas karena Seohyun belum pulang juga padahal hari sudah larut dan tidak biasanya dia seperti itu. Lalu bagaimana Yonghwa berusaha mencari Seohyun  hingga akhirnya kejadian di cafe kecil di belakang kampus Seohyun terjadi, bagaimana Yonghwa terlihat begitu membenci Seohyun lalu pergi sementara Seohyun hanya bisa terisak pedih harus melepaskan Yonghwa dengan cara seperti itu.
Yuri lalu menceritakan hari-hari selanjutnya yang di alami Seohyun, kesedihannya, ketidak fokusannya serta rasa bersalahnya. Hingga akhirnya dia menerima beasiswa, dan bertekad memulai semuanya kembali dari awal dan berharap Praha bisa membantunya mengusir semua kenangan dan cintanya pada Yonghwa.
" Sayangnya itu tidak terjadi ", kata Jungshin pelan. Yuri menatapnya heran.
" Sebenarnya aku mengenal Seohyun ", aku Jungshin akhirnya. Yuri terkejut mendengarnya. " Aku kebetulan kuliah di Praha, dan kami bertemu dalam acara yang dia dakan pihak kedutaan. Seohyun selalu tampil sederhana namun tetap terlihat modis, terlalu fokus pada apa yang membawanya ke Praha dan tidak terlalu tertarik dengan yang lainnya. Kadang-kadang kami bertemu, bertukar kabar. Hingga saat aku mengenalkan Yonghwa padanya ".  Yuri tak dapat menyembunyikan nada terkejut dari bibirnya, dia bisa membayangkan perasaan Seohyun bertemu dengan Yonghwa.
" Apakah Yonghwa mengenalnya ? ".
" Tidak sama sekali, tapi Yonghwa menanyakan apakah mereka pernah bertemu sebelumnya dan Seohyun kesal dengan pertanyaan itu dan meninggalkan apartemen dengan tergesa-gesa ".
" Tapi itu bukan awal kecurigaanku, reaksi Yonghwa saat aku menyebut nama Seohyunlah yang membuatku curiga, nama Seohyun membuatnya mendapat serangan sakit kepala yang sangat menyakitkannya. Padahal itu hanyalah sebuah nama ".
" Aku menemui Seohyun bertanya apakah dia mengenal Yonghwa tapi Seohyun bersikeras tidak mengenalnya hingga akhirnya aku mendapat bukti bahwa dia berbohong. Aku lalu meminta Jonghyun Hyung untuk mencari informasi tentang Seohyun, itulah mengapa kami bertiga datang ke toko ini ".
Mereka lalu terdiam, masing-masing sibuk dengan pikiran mereka. Sementara malam mulai semakin larut. Yuri tiba-tiba teringat sesuatu lalu berdiri dan berjalan menuju kamar kecil Seohyun membuka laci dan mengeluarkan kotak kecil dari dalamnya.
Kembali ke sofa, Yuri membuka kotak kecil tersebut dan menyerahkannya kepada Minhyuk yang menatapnya tidak mengerti.
" Cincin ? ", tanyanya.
" Cincin itu Seohyun temukan tergeletak di bawa sofa, saat dia memutuskan membersihkan ruangan ini sbelum dia pergi ke Praha. benda yang membuatnya semakin patah hati, aku ingat hari itu dia berangkat ke Praha dengan mata yang sembab ", jawab Yuri.
Minhyuk mengamati cincin di tangannya lalu sudut matanya menangkap tulisan kecil di dalam cincin tersebut " Seohyun, be Mine Forever - YH ", terukir melingkar dengan ukiran yang halus. Apakah malam itu Yonghwa bermaksud melamar Seohyun ? Ternyata Yonghwa benar-benar sangat mencintai Seohyun.
" Sepertinya Yonghwa hyung akan melamar Seohyun di malam kejadian itu ", kata Jungshin saat cincin itu berada di tangannya. Mungkin karena cemas dan terburu-buru untuk mencari Seohyun cincin tersebut terjatuh.
Kembali keempatnya terdiam mencoba membayangkan bagaimana perasaan mereka berdua yang harus terpisah padahal mereka berdua saling mencintai.
" Sebaiknya kita mencari cara menyatukan mereka kembali , tapi sebelumnya kita harus berusaha membuat Yonghwa mengingat kejadian malam tersebut ", kata Jonghyun setelah berpikir lama. " Kita akan membuat Yonghwa mengingat satu demi satu kenangan, hingga malam kecelakaan itu ".
" Tapi bagaimana seandainya ingatannya kembali dan Yonghwa malah membenci Seohyun ? ", tanya Yuri.
" Nah saat itulah kita akan memperbaiki semua itu. Kita hanya perlu bekerja sama untuk menyatukan mereka. Apakah kita sepakat ? ", tanya Jonghyun kepada ketiganya. Minhyuk dan Jungshin mengangguk setuju, tapi Yuri nampak masih menimbang sesuatu.
" Yuri noona ? ", panggil Jungshin pelan
" Saya sama sekali tidak keberatan membantu kalian, cuma apakah kita akan berhasil, bagaimana kalau kita hanya akan menambah luka di hati mereka ? Sudah begitu banyak kesedihan yang aku lihat di wajah Seohyun, rasanya aku tidak akan sanggup melihatnya lagi ", bisik Yuri pelan.
" Kita akan memperbaiki semuanya, sedikit kesedihan akan setimpal dengan kebahagiaan yang mereka akan dapatkan ", Minhyuk berucap meyakinkan Yuri. Yuri akhirnya menganggukkan kepalanya.
Apapun itu yang akan terjadi biarlah terjadi. Tapi mereka yakin cinta antara Yonghwa dan Seohyun tidak pernah mati, walaupun ingatan akan cinta itu terenggut dari kepala Yonghwa. Mereka akan bekerjasama mengembalikan semuanya. Kedua orang tersebut berhak mendapatkan kebahagian mereka yang tertunda.

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ 

Previous Chapter - Next Chapter




Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥