Schedule Seohyun dan Yonghwa cukup padat. Yonghwa harus berangkat ke LA untuk syuting iklan sementara Seohyun mulai disibukkan dengan jadwal comeback SNSD yang mulai padat. Show musik, Lve maupun recording, rehearsal, show radio dan juga Fan Sign.
Hari ini jadwal mereka cukup padat setelah tampil di acara The Show, sekarang mereka harus mengikuti jadwal Fan Sign di salah satu mal besar di Seoul.
Seohyun meluruskan punggungnya, perasaan letih menderanya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke tempat diadakannya event tersebut. Sebagian Unnienya nampak mencoba mencuri tidur karena kelelahan. Sementara yang lainnya asyik mendengarkan musik dari ponsel mereka dan sekalian berlatih. Seohyun memegang lehernya yang tegang, perutnya juga belakangan ini sering terasa tegang. Mungkin karena jadwal yang membuatnya menjadi cepat lelah apalagi dengan kehamilannya yang memasuki usia empat bulan.
Seohyun lalu memasang headset ke telinganya dan mendengarkan musik dan mencoba merilekskan badannya sambil sesekali mengusap perutnya berharap junior akan memberi tendangan kecil padanya. Dua hari ini kelihatannya junior sedang tidak bernapsu untuk berkomunikasi dengan Seohyun, goyangannya hanya sesekali saja dan selebihnya hanya diam. Dan itu membuat Seohyun merasa khawatir.
" Seohyunie, apakah kau baik-baik saja ?", tanya Taeyeon ang duduk disebelahnya. Taeyeon agak khawatir juga dengan kondisi maknaenya tersebut. Untuk mereka saja yang tidak hamil, jadwal ini sudah sangat melelahkan apalagi bagi Seohyun yang sedang hamil muda tentu akan sangat melelahkan baginya.
" Aku baik-baik saja unnie ", jawab Seohyun sambil berpaling dan memberikan senyuman kepada Taeyeon.
" Entahlah kau terlihat sangat capek. Seohyun aahh kalau kau capek kau boleh tidak mengikuti fansign ini, semua juga akan mengerti ", kata Taeyeon sambil memegang tangan Seohyun tapi Seohyun menggeleng.
" Tidak Unnie, aku baik-baik saja ".
" Ingat kata dokter kau tak boleh kecapean apalagi usia kandunganmu masih sangat muda ".
" Unnie, kalau akau lelah, aku akan beristirahat ".
" Gwenchana ? ".
Seohyun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Walau sedikit merasa tidak enak karena berbohong Seohyun mencba untuk tersenyum meyakinkan unnienya kalau dia baik-baik saja. Taeyeon pun tersenyum, dia tahu Seohyun berbohong, tapi maknaenya ini adalah type yang keras kepala jadi sekali dia berkata seperti itu sebaiknya terima saja. Seohyun hanya berharap tidak akan terjadi hal-hal yang membahayakan si baby.
" Bagaimana kabar Yong Seobang ", Taeyeon mengubah topik pembicaraan, dia tahu kalau berhubungan dengan Yonghwa Seohyun akan sangat antusias.
" Hari ini dia masih syuting di beberapa spot, tadi dia menelpon dan seperti biasa penuh dengan peringatan ", jawab Seohyun sambil sedikit nyengir. Suaminya itu benar-benar seperti seorang ahjumma, saat dia akan berangkat tak henti-hentinya dia berpesan, jangan capek, jangan lupa minum vitamin, jangan lupa tidur tepat waktu, jangan lupa ini, jangan lupa itu dan itu membuat Seohyun tersenyum.
" Kalian berdua ini betul-betul pasangan workoholic ", kata Taeyeon sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.,benar-benar pasangan yang cocok pikirnya. Seohyun hanya mengedipkan matanya sambil tersenyum.
Tak terasa kendaraan mereka telah tiba di lokasi. Sudah banyak fans mereka yang menunggu di sana. Berteriak memanggil nama mereka, tidak lupa photo ataupun merekamnya di ponsel mereka. Seohyun selalu suka dengan suasana tersebut, bertemu pada fans adalah hal yang selalu membuatnya bergairah. Fansign adalah event yang membuatnya bisa berkomunikasi dengan mereka, walaupun tidak semuanya. Dan untuk sesaat Seohyun melupakan kelelahannya.
Seohyun duduk di sofa sambil meluruskan kakinya yang lelah. Yonghwa melangkah ke dapur meletakkan belanjaan mereka di meja dan mengambil segelas air untuk Seohyun.
" Sayang, sebaiknya kau istrahat dan tidur. Aku ada sedikit kejutan untukmu malam ini, kita akan pergi dinner diluar ", kata Yonghwa sambil menyodorkan segelas air putih kepada Seohyun. Seohyun meraihnya dan lalu meminumnya hingga habis, lalu menyerahkan gelas itu kembali ke Yonghwa.
" Dinner ? Ahh jadi aku berkesempatan memakai gaun baruku malam ini ", kata Seohyun sambil tersenyum. " Oppa, tarik aku untuk berdiri ", kata Seohyun manja sambil menjulurkan kedua tangannya seperti anak kecil yang meminta di gendong. Yonghwa tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakukan istrinya yang sangat manja. Di taruhnya gelas yang dipegangnya ke meja, lalu bukannya meraih kedua tangan Seohyun Yonghwa memilih menggendong Seohyun ke kamar.
" Oppa, apa yang kau lakukan !! Turunkan aku ", jerit Seohyun kaget saat tiba-tiba Yonghwa mengendongnya.
" Aigoo, buin mengapa kau berat sekali ? ", goda Yonghwa dan langsung mendapat tepukan keras di pundaknya. " Jangan banyak bergerak, juseyo, atau aku akan menjatuhkanmu ". Seohyun tertawa dan memberikan ciuman di pipi suaminya sambil mengeratkan pelukannya ke leher Yonghwa. lebih baik dia tidak banyak bergerak atau mereka berdua akan berakhir di lantai.
Yonghwa meletakkan Seohyun di atas ranjang, memberinya kecupan di keningnya lalu menarik selimut dan menyelimuti tubuh Seohyun.
" Oppa, tidurlah di sampingku, aku ingin memelukmu sampai tertidur ".
Yonghwa lalu merebahkan dirinya di samping Seohyun dan memeluknya. Seohyun merapatkan tubuhnya hingga dia dapat mencium keharuman tubuh suaminya. Perasaannya terasa damai dan membuatnya mengantuk perlahan dia menutup kedua matanya dan tertidur
Hari ini jadwal mereka cukup padat setelah tampil di acara The Show, sekarang mereka harus mengikuti jadwal Fan Sign di salah satu mal besar di Seoul.
Seohyun meluruskan punggungnya, perasaan letih menderanya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke tempat diadakannya event tersebut. Sebagian Unnienya nampak mencoba mencuri tidur karena kelelahan. Sementara yang lainnya asyik mendengarkan musik dari ponsel mereka dan sekalian berlatih. Seohyun memegang lehernya yang tegang, perutnya juga belakangan ini sering terasa tegang. Mungkin karena jadwal yang membuatnya menjadi cepat lelah apalagi dengan kehamilannya yang memasuki usia empat bulan.
Seohyun lalu memasang headset ke telinganya dan mendengarkan musik dan mencoba merilekskan badannya sambil sesekali mengusap perutnya berharap junior akan memberi tendangan kecil padanya. Dua hari ini kelihatannya junior sedang tidak bernapsu untuk berkomunikasi dengan Seohyun, goyangannya hanya sesekali saja dan selebihnya hanya diam. Dan itu membuat Seohyun merasa khawatir.
" Seohyunie, apakah kau baik-baik saja ?", tanya Taeyeon ang duduk disebelahnya. Taeyeon agak khawatir juga dengan kondisi maknaenya tersebut. Untuk mereka saja yang tidak hamil, jadwal ini sudah sangat melelahkan apalagi bagi Seohyun yang sedang hamil muda tentu akan sangat melelahkan baginya.
" Aku baik-baik saja unnie ", jawab Seohyun sambil berpaling dan memberikan senyuman kepada Taeyeon.
" Entahlah kau terlihat sangat capek. Seohyun aahh kalau kau capek kau boleh tidak mengikuti fansign ini, semua juga akan mengerti ", kata Taeyeon sambil memegang tangan Seohyun tapi Seohyun menggeleng.
" Tidak Unnie, aku baik-baik saja ".
" Ingat kata dokter kau tak boleh kecapean apalagi usia kandunganmu masih sangat muda ".
" Unnie, kalau akau lelah, aku akan beristirahat ".
" Gwenchana ? ".
Seohyun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Walau sedikit merasa tidak enak karena berbohong Seohyun mencba untuk tersenyum meyakinkan unnienya kalau dia baik-baik saja. Taeyeon pun tersenyum, dia tahu Seohyun berbohong, tapi maknaenya ini adalah type yang keras kepala jadi sekali dia berkata seperti itu sebaiknya terima saja. Seohyun hanya berharap tidak akan terjadi hal-hal yang membahayakan si baby.
" Bagaimana kabar Yong Seobang ", Taeyeon mengubah topik pembicaraan, dia tahu kalau berhubungan dengan Yonghwa Seohyun akan sangat antusias.
" Hari ini dia masih syuting di beberapa spot, tadi dia menelpon dan seperti biasa penuh dengan peringatan ", jawab Seohyun sambil sedikit nyengir. Suaminya itu benar-benar seperti seorang ahjumma, saat dia akan berangkat tak henti-hentinya dia berpesan, jangan capek, jangan lupa minum vitamin, jangan lupa tidur tepat waktu, jangan lupa ini, jangan lupa itu dan itu membuat Seohyun tersenyum.
" Kalian berdua ini betul-betul pasangan workoholic ", kata Taeyeon sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.,benar-benar pasangan yang cocok pikirnya. Seohyun hanya mengedipkan matanya sambil tersenyum.
Tak terasa kendaraan mereka telah tiba di lokasi. Sudah banyak fans mereka yang menunggu di sana. Berteriak memanggil nama mereka, tidak lupa photo ataupun merekamnya di ponsel mereka. Seohyun selalu suka dengan suasana tersebut, bertemu pada fans adalah hal yang selalu membuatnya bergairah. Fansign adalah event yang membuatnya bisa berkomunikasi dengan mereka, walaupun tidak semuanya. Dan untuk sesaat Seohyun melupakan kelelahannya.
* * * * *
Day off. Akhirnya mereka berdua punya hari libur. Setelah balik dari LA dan Seohyun mendapat libur beberapa hari. Yonghwa ingin menghabiskan waktu berdua dengan istrinya tercinta. Yonghwa telah memesan makan malam khusus buat mereka di salah satu restoran termewah di Seoul dan juga ada sebuah surprise buat Seohyun. Yonghwa sudah mempersiapkannya bahkan sejak mereka belum menikah.
Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandungan. Tapi Seohyun masih tertidur lelap. Sepertinya sisa aktifitas kemarin masih meninggalkan kelelahan pada tubuhnya. Yonghwa berjalan menuju kearah dapur. Hari ini dia akan membuat sarapan pagi untuk Seohyun dan dirinya. Dibukanya kulkas untuk melihat apa saja yang bisa dia pergunakan. Yonghwa lalu mengeluarkan wortel, timun, telor ayam dan juga kimchi. Yonghwa akan membuat kimbab untuk sarapan dan sekalian buat bekal saat pemeriksaan anti. Akhir-akhir ini Seohyun sering merasa lapar dan Yonghwa tidak mau Seohyun memakan makanan yang tidak sehat.
Sebentar saja Yonghwa sudah sibuk mencuci beras, memotong-motong sayuran, menggoreng telor serta menyiapkan kimchi sebagai hidangan pelengkap. Bamboo mat sudah dia siapkan beserta nori dan siap untuk membuat gulungan kimbab. Karena asyiknya dengan hidangan yang dia siapkan Yonghwa tidak melihat kedatangan Seohyun. Seohyun menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil mengatupkan kedua tangannya di dadanya dan memandang Yonghwa sambil tersenyum. Merasa diamati Yonghwa mengangkat wajahnya dari kimbab yang sedang dibuatnya dan menemukan Seohyun sedang berdiri memandangnya sambil tersenyum.
" Selamat pagi sayang, sarapan akan siap sebentar lagi ", sapa Yonghwa penuh cinta. Seohyun melangkah maju mendekati Yonghwa dan memberikan ciuman hangat di pipi suaminya.
" Oppa, kau terlihat seksi saat sedang sibuk di dapur ", bisik Seohyun menggoda Yonghwa.
" Dan kau terlihat sangat seksi dengan gaun tidurmu ini ", kata Yonghwa sambil menarik gaun tidur Seohyun balas menggoda. Keduanya lalu tertawa.
" Oppa, aku lapar, kami sangat lapar ", kata Seohyun manja sambil mengusap-usap perutnya.
" Ohh aku lupa mengucapkan selamat pagi pada junior ", seru Yonghwa sambil menundukkan badannya dan mencium perut bulat Seohyun " Selamat pagi junior, bagaimana kabar di dalam ? ".
" Appa, aku lapar ", jawab Seohyun menirukan suara anak kecil
" Baiklah sebentar lagi Appa akan buatkan makanan yang lezat, jangan nakal juseyo ", kata Yonghwa sambil kembali mencium perut Seohyun membuat Seohyun tertawa. " Duduklah, aku potong-potong dulu kimbabnya dan juga kimchinya ".
Seohyun mengangguk lalu berjalan menuju meja makan yang berada di dapur. Duduk sambil memandang Yonghwa yang sibuk memotong-motong kimbab dan kimchi lalu meletakkannya di piring saji, membawanya ke meja, mengambil just dari dalam kulkas, gelas dan perlatan malan yang lainnya. Selesai itu Yonghwa lalu mencuci tangannya dan duduk didepan Seohyun.
" Ayo kita makan, jal mokget seumnida ", Yonghwa lalu meletakkan kimbab di piring Seohyun dan menuangkan segelas jus apple. Tapi Seohyun malah menggeleng membuat Yonghwa mengernyit bingung.
" Wae ? ", tanyanya.
" Oppa, aku mau sarapan bersama Jungshin chingu", kata Seohyun tiba-tiba membuat Yonghwa kaget.
" Jungshin ? kau mau sarapan dengan Jungshin ? Tapi kenapa ? ", tanya Yonghwa sambil memandang istrinya tak percaya. Mengapa tiba-tiba Seohyun minta sarapan bersama Jungshin. Lagipula Jungshin belum tetu sudah bangun sepagi ini.
" Pokoknya aku mau sarapan bila ada Jungshin ", kata Seohyun keras kepala sambil mengusap-usap perutnya " Oppa, ini permintaan junior, apakah kau tidak mau mengabulkan permintaannya ? how rude ", Seohyun merajuk.
" Nee, aku telepon Jungshin dulu ", kata Yonghwa sambil berdiri dan meraih ponselnya yang di taruh di meja dapur. Lalu menelpon Jungshin sambil memandang Seohyun yang tersenyum dengan manisnya. Teleponnya tidak juga diangkat.
" Sepertinya Jungshin masih tidur, sayang. Bagaimana kalau kita makan dulu siapa tahu setelah sarapan Jungshin sudah bangun ", ujar Yonghwa sedikit membujuk tapi Seohyun menggeleng dan mengisyaratkan Yonghwa untuk terus menelpon Jungshin. Yonghwa menggeleng tak percaya sambil menarik napas panjang, lalu mulai menghubungi Jungshin kembali.
" Hyung ?? ", terdengan jawaban dari seberang, sepertinya Jungshin baru saja terbangun gara-gara teleponnya. " Ada apa hyung ? ", tanyanya.
" Jungshin, sebaiknya kau bangun dan cuci muka serta gosok gigi dan segera kemari, ke apartemenku ", jawab Yonghwa.
" Weiyo ? buat apa aku ke apartemenmu sepagi ini ? Apakah kau sedang bertengkar dengan kakak ipar dan butuh bantuan untuk mengangkat koper ", sahut Jungshin dari seberang sedikit menggodanya.
" Kakak iparmu tidak mau sarapan kalau kau tidak sarapan bersamanya ", jelas Yonghwa sedikit mulai kesal.
" Woah jinjayo ?? ", seru Jungshin
" Cepatlah, kasihan dia sudah lapar tapi tetap menunggumu !! palli !! ".
" Ok Hyung, shippun, aku akan sampai dalam 10 menit, tunggu aku ya ". Dan Jungshin memutuskan panggilan.
" Jungshin akan segera ke sini ", kata Yonghwa sambil meletakkan ponselnya lalu duduk kembali. " Apakah kita benar-benar harus menunggu Jungshin ? ", tanyanya dan Seohyun menganggukkan kepalanya lalu berdiri.
" Mau kemana sayang ? ", tanya Yonghwa ikut berdiri lalu berjalan kearah Seohyun dan menggandeng tangannya.
" Sedikit berjalan-jalan pagi, boleh ? ". Yonghwa mengangguk.
" Berjalan-jalan keliling apartemen atau..... ? ".
" Ke taman ", potong Seohyun.
" Ke taman ? yakin ? ", dan Seohyun mengangguk. " Ok, gantilah bajumu, aku tunggu di ruang depan " kata Yonghwa sambil mendorong istrinya masuk kekamar sambil tidak lupa mencuri ciuman di bibirnya dan mendapat tepukan halus dari Seohyun.
Beberapa menit kemudian Yonghwa dan Seohyun sudah berjalan-jalan di taman seputar apartemen mereka, memberi salam saat berpapasan dengan orang tua yang juga banyak berolah raga di taman. Beberapa kali Seohyun berhenti untuk bercakap-cakap dengan para ibu yang membawa bayi mereka lalu mencubit bayi-bayi mungil tersebut dengan gemas.
Ponsel Yonghwa berbunyi dan nama Jungshin tertera di sana. Yonghwa menerima panggilan tersebut sambil berkata bahwa mereka akan segera kembali ke apartemen. Lalu menarik tangan Seohyun dan menggandengnya sambil berjalan kembali ke apartemen sambil berbisik kalau Jungshin sudah ada di depan pintu apartemen mereka menunggu.
Setelah berbelanja pakaian hamil buat Seohyun dan seru-seruan berburu perlengkapan bayi akhirnya Yonghwa dan Seohyun kembali ke apartemen mereka. Jungshin ada jadwal siang ini jadi dia hanya bisa menemani mereka sebentar berbelanja dan harus pulang terlebih dahulu.Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandungan. Tapi Seohyun masih tertidur lelap. Sepertinya sisa aktifitas kemarin masih meninggalkan kelelahan pada tubuhnya. Yonghwa berjalan menuju kearah dapur. Hari ini dia akan membuat sarapan pagi untuk Seohyun dan dirinya. Dibukanya kulkas untuk melihat apa saja yang bisa dia pergunakan. Yonghwa lalu mengeluarkan wortel, timun, telor ayam dan juga kimchi. Yonghwa akan membuat kimbab untuk sarapan dan sekalian buat bekal saat pemeriksaan anti. Akhir-akhir ini Seohyun sering merasa lapar dan Yonghwa tidak mau Seohyun memakan makanan yang tidak sehat.
Sebentar saja Yonghwa sudah sibuk mencuci beras, memotong-motong sayuran, menggoreng telor serta menyiapkan kimchi sebagai hidangan pelengkap. Bamboo mat sudah dia siapkan beserta nori dan siap untuk membuat gulungan kimbab. Karena asyiknya dengan hidangan yang dia siapkan Yonghwa tidak melihat kedatangan Seohyun. Seohyun menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil mengatupkan kedua tangannya di dadanya dan memandang Yonghwa sambil tersenyum. Merasa diamati Yonghwa mengangkat wajahnya dari kimbab yang sedang dibuatnya dan menemukan Seohyun sedang berdiri memandangnya sambil tersenyum.
" Selamat pagi sayang, sarapan akan siap sebentar lagi ", sapa Yonghwa penuh cinta. Seohyun melangkah maju mendekati Yonghwa dan memberikan ciuman hangat di pipi suaminya.
" Oppa, kau terlihat seksi saat sedang sibuk di dapur ", bisik Seohyun menggoda Yonghwa.
" Dan kau terlihat sangat seksi dengan gaun tidurmu ini ", kata Yonghwa sambil menarik gaun tidur Seohyun balas menggoda. Keduanya lalu tertawa.
" Oppa, aku lapar, kami sangat lapar ", kata Seohyun manja sambil mengusap-usap perutnya.
" Ohh aku lupa mengucapkan selamat pagi pada junior ", seru Yonghwa sambil menundukkan badannya dan mencium perut bulat Seohyun " Selamat pagi junior, bagaimana kabar di dalam ? ".
" Appa, aku lapar ", jawab Seohyun menirukan suara anak kecil
" Baiklah sebentar lagi Appa akan buatkan makanan yang lezat, jangan nakal juseyo ", kata Yonghwa sambil kembali mencium perut Seohyun membuat Seohyun tertawa. " Duduklah, aku potong-potong dulu kimbabnya dan juga kimchinya ".
Seohyun mengangguk lalu berjalan menuju meja makan yang berada di dapur. Duduk sambil memandang Yonghwa yang sibuk memotong-motong kimbab dan kimchi lalu meletakkannya di piring saji, membawanya ke meja, mengambil just dari dalam kulkas, gelas dan perlatan malan yang lainnya. Selesai itu Yonghwa lalu mencuci tangannya dan duduk didepan Seohyun.
" Ayo kita makan, jal mokget seumnida ", Yonghwa lalu meletakkan kimbab di piring Seohyun dan menuangkan segelas jus apple. Tapi Seohyun malah menggeleng membuat Yonghwa mengernyit bingung.
" Wae ? ", tanyanya.
" Oppa, aku mau sarapan bersama Jungshin chingu", kata Seohyun tiba-tiba membuat Yonghwa kaget.
" Jungshin ? kau mau sarapan dengan Jungshin ? Tapi kenapa ? ", tanya Yonghwa sambil memandang istrinya tak percaya. Mengapa tiba-tiba Seohyun minta sarapan bersama Jungshin. Lagipula Jungshin belum tetu sudah bangun sepagi ini.
" Pokoknya aku mau sarapan bila ada Jungshin ", kata Seohyun keras kepala sambil mengusap-usap perutnya " Oppa, ini permintaan junior, apakah kau tidak mau mengabulkan permintaannya ? how rude ", Seohyun merajuk.
" Nee, aku telepon Jungshin dulu ", kata Yonghwa sambil berdiri dan meraih ponselnya yang di taruh di meja dapur. Lalu menelpon Jungshin sambil memandang Seohyun yang tersenyum dengan manisnya. Teleponnya tidak juga diangkat.
" Sepertinya Jungshin masih tidur, sayang. Bagaimana kalau kita makan dulu siapa tahu setelah sarapan Jungshin sudah bangun ", ujar Yonghwa sedikit membujuk tapi Seohyun menggeleng dan mengisyaratkan Yonghwa untuk terus menelpon Jungshin. Yonghwa menggeleng tak percaya sambil menarik napas panjang, lalu mulai menghubungi Jungshin kembali.
" Hyung ?? ", terdengan jawaban dari seberang, sepertinya Jungshin baru saja terbangun gara-gara teleponnya. " Ada apa hyung ? ", tanyanya.
" Jungshin, sebaiknya kau bangun dan cuci muka serta gosok gigi dan segera kemari, ke apartemenku ", jawab Yonghwa.
" Weiyo ? buat apa aku ke apartemenmu sepagi ini ? Apakah kau sedang bertengkar dengan kakak ipar dan butuh bantuan untuk mengangkat koper ", sahut Jungshin dari seberang sedikit menggodanya.
" Kakak iparmu tidak mau sarapan kalau kau tidak sarapan bersamanya ", jelas Yonghwa sedikit mulai kesal.
" Woah jinjayo ?? ", seru Jungshin
" Cepatlah, kasihan dia sudah lapar tapi tetap menunggumu !! palli !! ".
" Ok Hyung, shippun, aku akan sampai dalam 10 menit, tunggu aku ya ". Dan Jungshin memutuskan panggilan.
" Jungshin akan segera ke sini ", kata Yonghwa sambil meletakkan ponselnya lalu duduk kembali. " Apakah kita benar-benar harus menunggu Jungshin ? ", tanyanya dan Seohyun menganggukkan kepalanya lalu berdiri.
" Mau kemana sayang ? ", tanya Yonghwa ikut berdiri lalu berjalan kearah Seohyun dan menggandeng tangannya.
" Sedikit berjalan-jalan pagi, boleh ? ". Yonghwa mengangguk.
" Berjalan-jalan keliling apartemen atau..... ? ".
" Ke taman ", potong Seohyun.
" Ke taman ? yakin ? ", dan Seohyun mengangguk. " Ok, gantilah bajumu, aku tunggu di ruang depan " kata Yonghwa sambil mendorong istrinya masuk kekamar sambil tidak lupa mencuri ciuman di bibirnya dan mendapat tepukan halus dari Seohyun.
Beberapa menit kemudian Yonghwa dan Seohyun sudah berjalan-jalan di taman seputar apartemen mereka, memberi salam saat berpapasan dengan orang tua yang juga banyak berolah raga di taman. Beberapa kali Seohyun berhenti untuk bercakap-cakap dengan para ibu yang membawa bayi mereka lalu mencubit bayi-bayi mungil tersebut dengan gemas.
Ponsel Yonghwa berbunyi dan nama Jungshin tertera di sana. Yonghwa menerima panggilan tersebut sambil berkata bahwa mereka akan segera kembali ke apartemen. Lalu menarik tangan Seohyun dan menggandengnya sambil berjalan kembali ke apartemen sambil berbisik kalau Jungshin sudah ada di depan pintu apartemen mereka menunggu.
* * * * *
Seohyun memakan sarapan buatan Yonghwa dengan sangat lahap, perutnya sudah terlalu lapar. Yonghwa dan Jungshin hanya menatapnya sambil meringis. Tak ada lagi kimbab yang tersisa untuk Jungshin dan Yonghwa yang sedari tadi hanya menyaksikan Seohyun makan.
" Woah Buin, kau ternyata sangat lapar bahkan tidak menyisakan apapun untuk kami berdua ", kata Yonghwa
" Hyungsunim, kau tidak menyisakan satupun untukku, ottoke ? aku juga lapar ", rajuk Jungshin pura-pura. Seohyun menatap keduanya dengan tatapan minta maaf.
" Miane, aku sangat lapar sekali lagipula kimbabnya enak ", Seohyun meminta maaf sambil memberikan senyum termanisnya.
" Gwenchana, kita bisa masak ramen untuk sarapan ", kata Yonghwa sambil berdiri " Honey, bersiaplah kita akan ke dokter hari ini sambil kami berdua sarapan ".
Seohyun bangkit dari kursinya dengan malas, saaat perutnya kenyang seperti ini dia menjadi mengantuk. Seohyun lalu mengelus-elus perutnya dan menjerit saat junior menendang tangannya.
" Yong seobang ! Junior mengucapkan terima kasih appa atas kimbabnya ", ucap Seohyun sambil tersenyum. Kembali junior menendang tangan Seohyun dan Jungshin buru-buru berdiri dan mendekati Seohyun.
' Hyungsunim, aku juga mau merasakan tendangan junior ".
' Jungshin ahhhhh ", sahut Yonghwa yang sedang berdiri didepan kompor.
" Hyung, bolehlah sekali saja ", pinta Jungshin dengan memelas.
" Andwei !! ".
" Hyung ahhh ".
" Aigoo kalian berdua, biar sajalah Jungshin merasakan tendangan si junior ", Seohyun lalu menarik tangan Jungshin dan meletakkannya di perutnya sementara Yonghwa berteriak protes lalu meletakkan mie yang tadi dia pegang dan berjaan mendekati mereka berdua.
" Yak !!! ".
" Woahhhh, dia menendang !!! ", teriak Jungshin sambil tertawa lalu memeluk Yonghwa yang ada di dekatnya. " Hyung, dia menendang tanganku, ahh lucu sekali ". Jungshin masih tidak percaya.
" Jungshin ahh kau memelukku sangat erat aku tak bisa bernapas, lepaskan ", sahut Yonghwa dan Jungshin lekas-lekas melepaskan pelukannya dan hendak memeluk Seohyun tapi langsung di tarik oleh Yonghwa.
" Yak !! Jungshin chaeriyo !! ". Dan Seohyun tak dapat menahan tawanya. Dia tertawa terbahak-bahak melihat tingkah dua orang dewasa di depannya. Seohyun sampai harus memegang perutnya karena tak dapat menahan tawanya.
" Aigoo, sudahlah kalian berdua aku bisa melahirkan tiba-tiba kalau tertawa terus seperti ini. Sudahlah aku mau siap-siap dulu, dan kalian berdua makan yang banyak. Jungshin nanti ikut ya ke rumah sakit, aku mau seharian bersama Jungshin chingu. Ok ? ", dan tak butuh jawaban Seohyun lalu melangkah menuju ke kamar meninggalkan Yonghwa dan Jungshin yang melongo.
" Aku tidak salah dengan kan, hyung ? ", tanya Jungshin masih menatap kearah Seohyun yang menghilang.
" Aku rasa kita berdua harus memeriksakan telinga kita ke dokter ", jawab Yonghwa tidak percaya dengan yang di dengarnya barusan. Seohyun meminta Jungshin untuk seharian menemaninya ? Aigoo kenapa wanita hamil permintaannya aneh-aneh begitu ?
" Sudahlah lebih baik kau temani aku memasak ramen, aku sudah lapar ", kata Yonghwa sambil menarik Jungshin. Jungshin hanya terdiam sambil megikuti Yonghwa , dipikirannya hanya ada satu kalimat, Orang hamil itu ternyata sangat berbahaya tingkahnya.
* * * * *
Rasanya aneh, Seohyun memilih duduk di belakang dekat Jungshin dan membiarkan Yonghwa menyetir sendiri didepan seperti seorang sopir. Sepertinya ada yang aneh dengan hormon istrinya hari ini, semua serba Jungshin, mau sarapan harus bersama Jungshin, tadi juga hanya mau di gandeng sama Jungshin, sekarang malah duduk di kursi belakang berdua Jungshin, mengapa ngidam Seohyun begitu aneh.
Jungshin merasa salah tingkah sendiri, tidak enak juga sama Hyungnya tapi dia suka melihat wajah Yonghwa yang seperti itu, mau marah tapi berusaha menahannya. Jungshin selalu menaikkan alisnya sambil tersenyum setiap kali dia mendapati Yonghwa sedang memandang mereka lewat cermin.
" Oppa ", panggil Seohyun " Kita singgah sebentar ya di supermarket ", pinta Seohyun.
" Untuk apa sayang ? ", tanya Yonghwa
" Kita harus membeli beberapa snack dan minuman, kasihan Jungshin chingu nanti kehausan ", jawab Seohyun sambil tersenyum ke arah Jungshin.
" Ahh hyungsunim begitu pengertian sekali, aku memang sedang haus ", kata Jungshin sambil memasang muka paling cute yang dia punya membuat Yonghwa serasa ingin membuangnya keluar mobil.
" Jungshin bisa beli sendiri nanti sayang, kalau kita tiba di rumah sakit ", sahut Yonghwa tapi Seohyun menggelengkan kepalanya dan itu tandanya tidak ada lagi alasan apapun yang bisa mengubahnya dan Jungshin malah cengengesan sendiri.
" Hyungsunim aku belum minum kopi sebaiknya kita singgah di cafe untuk membeli segelas kopi untukku ", Jungshin mulai menggoda Yonghwa. Jungshin suka melihat hyungnya uring-uringan seperti itu. Ini bakal menjadi bahan tertawaan bagi para hyungnya saat dia menceritakan hal ini. Sementara Yonghwa sedang memelototinya dari depan.
" Kopi ? Ahhh Oppa kita singgah di cafe ya kasihan Jungshin chingu mau kopi ". mendengatr perkataan Seohyun Yonghwa mengerem kendaraannya mendadak, lalu turun dan membuka pintu tepat di samping Jungshin dan menarik Jungshin turun lalu membawanya ke kursi depan, memasangkan seat belt, lalu kembali masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil kembali. Jungshin hanya bisa protes sedangkan Seohyun hanya tertawa dari belakang.
" Jungshin chingu, kau tahu Yong Oppa sangat seksi kalau lagi cemburu seperti itu ", canda Seohyun dari jok belakang.
" Seksi ?? Aigoo dia seperti beruang yang sedang marah lihat saja sebentar lagi taringnya akan keluar ", kata Jungshin sambil membalikkan kepalanya ke arah Seohyun. " Hyungsunim, sepertinya anda salah pilih suami ". Dan perkataan Jungshin membuat Seohyun tak dapat lagi menahan tawanya. Dia tertawa terbahak-bahak sampai terbatuk-batuk dan matanya berair.
Yonghwa mencoba tidak mengacuhkan keduanya dan terus berkonsentrasi dengan kemudi walaupun sebenarnya saat ini dia sudah akan menerkam Jungshin dan mencabik-cabik dagingnya saking kesal. Tapi melihat Seohyun tertawa seperti itu membuat Yonghwa bahagia, tidak apalah dia dijadikan bahan candaan asal Istri tercintanya bisa tertawa dengan bahagia seperti itu. Sebuah senyum tersungging di bibir Yonghwa. Bukankah ini hebat, dongsaeng dan istrinya terlihat akrab, bukankah keluarga harus seperti itu ?
Sepertinya mereka tiba tepat waktu seperti yang mereka jadwalkan, Seohyun dan Yonghwa langsung menemui dokter kandungan yang menangani Seohyun, beberapa pemeriksaan dilakukan, berat badan dan juga keadaan kandungan. Hingga saat dokter menawarkan pemeriksan USG untuk melihat jenis kelamin sang bayi Seohyun menolaknya.
" Sayang, kita kan bisa melihat junior untuk pertama kalinya ", kata Yonghwa tapi Seohyun sekali lagi menggeleng.
" Sayang, aku mau dia menjadi kejutan untukku, entah dia akan menjadi Yonghwa kecil ataupun Seo kecil. Untuk saat ini saya akan lebih suka memanggilnya junior dan membayangkan bagaimana nanti wajahnya saat dia terlahir kedunia ", kata Seohyun sambil tersenyum membayangkan saat itu tiba. Yonghwa mengusap-usap punggung Seohyun dengan sayang, dia mengerti betul dengan apa yang dikatakan Seohyun. Biarlah junior menjadi kejutaan terindah bagi mereka lima bulan ke depan.
" Tapi kami tetap akan mekukan USG minimal sekali selama kehamilan hanya untuk mendeteksi apakah ada kelainan atau bagaimana kondisi dan berat bayi, kita tunggu hingga 7 bulan ", kata dokter sambil tersenyum menatap pasangan muda didepannya.
" Baik dokter, bagaimana kondisi kehamilan istri saya ? ", tanya Yonghwa.
" Kondisi sangat baik, selama Ny. Seo menjaga pola makan, istrahat teratur dan tidak terlalu kecapean serta tetap mengkonsumsi vitamin maka sang bayi akan aman-aman saja. Kami tidak menemukan ada hal yang perlu di khawatirkan ".
" Dokter apakah wajar kalau bayinya tidak terlalu bergerak ? terkadang saat sedang menjalankan aktifitas si junior tidak banyak bergerak dan itu membuat saya khawatir ", tanya Seohyun sambil mengusap perutnya. Dokter didepannya tersenyum dengan lebar.
" Kadang bayi yang ada di dalam perut juga tertidur Ny. Seo. Terkadang mereka terlihat begitu aktif tapi suatu saat mereka akan tenang dan tidak terlalu bergerak. Itu hal yang wajar, selama dalam sehari sang bayi masih memberikan reaksi gerak, banyak-banyaklah berkomunikasi dengannya, mendengarkan musik klasik juga baik buat perkembangan otak si bayi, lakukan hal-hal yang menyenangkan karena aliran positif akan mengalir ke bayi anda ".
Seohyun menarik napas lega. Saat dia sedang sibuk dengan jadwal SNSD sang bayi tidak terlalu bergerak mungkin karena junior mengerti kalau Ibunya sedang kerja dan dia sebaiknya tenang didalam perut. Kembali Seohyun mengusap-usap perutnya dan sebuah tendangan kecil membuatnya tertawa. Yonghwa memegang perut Seohyun dan merasakan gerakan junior. Hal itu selalu membuat Yonghwa merasa sangat terharu dan bahagia dan tidak sabar untuk melihat junior tersenyum padanya.
Setelah semuanya selesai, mereka berpamitan sambil mengucapkan terima kasih. Yonghwa membimbing Seohyun melangkah keluar ruangan dimana Jungshin menunggu dengan segelas kopi di tangannya, rupanya dia menyempatkan diri ke kantin rumah sakit.
" Bagaimana hyung, apakah ponakanku baik-baik saja ? ", tanya Jungshin sambil mengecap kopinya. Yonghwa lalu mengambil kopi tersebut dan meminumnya lalu menyerahkan kembali ke Jungshin.
" Everything is OK ", kata Yonghwa sambil mengusap perut Seohyun " Ibunya maupun junior semuanya OK ", lanjutnya.
" Apakah aku bertambah gendut sekarang ? ", tanya Seohyun tiba-tiba. " Pagi ini aku mencoba beberapa baju tapi semuanya kesempitan, padahal semua baju itu adalah baju kesayanganku. Lihatlah aku malah memakai gaun ini padahal gaun ini dulu terlalu besar untukku. Bagaimana ini, aku tak terlihat cantik lagi ", desah Seohyun sambil melangkah dan duduk di bangku ruang tunggu membuat Yongwha dan Jungshin yang mendengarnya menatap Seohyun dengan pandangan heran.
" Lihat tidak pipiku sekarang semakin chubby, leherku pun sudah membesar belum lagi bagian betis dan lenganku. Ohh apa yang akan di katakan para fansku nanti. Aku tidak pernah merasa seburuk ini. Yong seobang, lihatlah istrimu sudah tidak cantik lagi, gendut dengan perut yang buncit seperti ini, ottokeyo ?? ".
Yonghwa berlutut di hadapan Seohyun memandangnya dengan penuh cinta, membelai pipinya lalu memegang dagu istrinya. " Tahukah kau, saat ini aku justru melihatmu sangat cantik dan seksi. Aku tidak akan peduli bagiku istriku adalah tetap yang paling cantik dan aku tak dapat menahan diriku utnuk tidak jatuh cinta padanya hari demi hari ".
Seohyun tersenyum walaupun masih terlihat gurat kesedihan di wajahnya. Yonghwa tahu Seohyun sedang mengalami fase depresi, kata dokter hal seperti itu biasa terjadi dan di butuhkan dorongan moril dan semangat dari suami agar istri menjadi kembali percaya diri.
" Sayang bukankah junior sedang ada di dalam sini ", kata Yonghwa sambil mengelus perut istrinya. " Kalau kau bersedih dia juga akan bersedih. Ingat kata dokter ibu harus selalu berpikiran positif dan bahagia biar junior juga merasa bahagia dan akan berkembang dengan sehat. You're always be my angel, my love and my only one.", kata Yonghwa lagi sambil memeluk Seohyun dengan perasaan penuh sayang. Jungshin yang ada diantara mereka menjadi terharu sendiri. Dia tidak menyangka hyungnya begitu sangat pengertian dengan kondisi Seohyun.
" Hyungsunim, sekarang kau menjadi yang paling tercantik dan terseksi diantara semua noona di SNSD. Jinja !! kalau aku selalu bilang Yoona noona yang tercantik aku ralat, hyungsunimlah yang paling cantik dan seksi ", perkataan Jungshin membuat Yonghwa dan Seohyun tersenyum. Sejak dulu Jungshin selalu merasa Yoona adalah yang tercantik, jongmal.
" Jungshin ahhh soo sweet ", kata Seohyun.
" Aigo Jungshinie ", Yonghwa berdiri dan mencubit pipi Jungshin hingga Jungshin menjerit dan mereka tertawa.
" Bagaimana kalau hari ini kita shopping ? Sudah saatnya kita membeli baju hamil dan sekalian melihat-lihat perlengkapan kamar bayi. Bagaimana ? ", tanya Yonghwa dan Seohyun mengangguk senang, dia memang sudah membutuhkan baju hamil saat ini, perutnya semakin besar dan baju-bajunya sudah tak cukup lagi dan membayangkan membeli perlengkapan kamar bayi sangatlah membuatnya exciting.
" Okay, kaja !!! ", kata Yonghwa sambil menggandeng tangan Seohyun sementara Jungshin dengan sukarela memegang tas Seohyun dan mengikuti dari belakang. Memandang mereka berdua Jungshin jadi cemburu, dia juga ingin bisa seperti hyungnya yang menikah dengan wanita yang dia cintai, dan sekarang mereka sedang menantikan sang bayi yang akan menghiasi rumah mereka dengan jeritan dan tangisan. Sementara dirinya hanya ditemani Simba. Jungshin menarik napas panjang. Apapun itu dia senang akhirnya hyungnya menikahi Seohyun, perjalanan cinta mereka yang sering tarik ulur, kadang saling marah dan sempat putus dan kembali lagi dan Jungshin selalu menjadi tempat Yonghwa berbagi. Yonghwa sudah seperti kakak kandungnya sendiri. Jungshin sangat menyayangi keduanya.
" Kopi ? Ahhh Oppa kita singgah di cafe ya kasihan Jungshin chingu mau kopi ". mendengatr perkataan Seohyun Yonghwa mengerem kendaraannya mendadak, lalu turun dan membuka pintu tepat di samping Jungshin dan menarik Jungshin turun lalu membawanya ke kursi depan, memasangkan seat belt, lalu kembali masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil kembali. Jungshin hanya bisa protes sedangkan Seohyun hanya tertawa dari belakang.
" Jungshin chingu, kau tahu Yong Oppa sangat seksi kalau lagi cemburu seperti itu ", canda Seohyun dari jok belakang.
" Seksi ?? Aigoo dia seperti beruang yang sedang marah lihat saja sebentar lagi taringnya akan keluar ", kata Jungshin sambil membalikkan kepalanya ke arah Seohyun. " Hyungsunim, sepertinya anda salah pilih suami ". Dan perkataan Jungshin membuat Seohyun tak dapat lagi menahan tawanya. Dia tertawa terbahak-bahak sampai terbatuk-batuk dan matanya berair.
Yonghwa mencoba tidak mengacuhkan keduanya dan terus berkonsentrasi dengan kemudi walaupun sebenarnya saat ini dia sudah akan menerkam Jungshin dan mencabik-cabik dagingnya saking kesal. Tapi melihat Seohyun tertawa seperti itu membuat Yonghwa bahagia, tidak apalah dia dijadikan bahan candaan asal Istri tercintanya bisa tertawa dengan bahagia seperti itu. Sebuah senyum tersungging di bibir Yonghwa. Bukankah ini hebat, dongsaeng dan istrinya terlihat akrab, bukankah keluarga harus seperti itu ?
Sepertinya mereka tiba tepat waktu seperti yang mereka jadwalkan, Seohyun dan Yonghwa langsung menemui dokter kandungan yang menangani Seohyun, beberapa pemeriksaan dilakukan, berat badan dan juga keadaan kandungan. Hingga saat dokter menawarkan pemeriksan USG untuk melihat jenis kelamin sang bayi Seohyun menolaknya.
" Sayang, kita kan bisa melihat junior untuk pertama kalinya ", kata Yonghwa tapi Seohyun sekali lagi menggeleng.
" Sayang, aku mau dia menjadi kejutan untukku, entah dia akan menjadi Yonghwa kecil ataupun Seo kecil. Untuk saat ini saya akan lebih suka memanggilnya junior dan membayangkan bagaimana nanti wajahnya saat dia terlahir kedunia ", kata Seohyun sambil tersenyum membayangkan saat itu tiba. Yonghwa mengusap-usap punggung Seohyun dengan sayang, dia mengerti betul dengan apa yang dikatakan Seohyun. Biarlah junior menjadi kejutaan terindah bagi mereka lima bulan ke depan.
" Tapi kami tetap akan mekukan USG minimal sekali selama kehamilan hanya untuk mendeteksi apakah ada kelainan atau bagaimana kondisi dan berat bayi, kita tunggu hingga 7 bulan ", kata dokter sambil tersenyum menatap pasangan muda didepannya.
" Baik dokter, bagaimana kondisi kehamilan istri saya ? ", tanya Yonghwa.
" Kondisi sangat baik, selama Ny. Seo menjaga pola makan, istrahat teratur dan tidak terlalu kecapean serta tetap mengkonsumsi vitamin maka sang bayi akan aman-aman saja. Kami tidak menemukan ada hal yang perlu di khawatirkan ".
" Dokter apakah wajar kalau bayinya tidak terlalu bergerak ? terkadang saat sedang menjalankan aktifitas si junior tidak banyak bergerak dan itu membuat saya khawatir ", tanya Seohyun sambil mengusap perutnya. Dokter didepannya tersenyum dengan lebar.
" Kadang bayi yang ada di dalam perut juga tertidur Ny. Seo. Terkadang mereka terlihat begitu aktif tapi suatu saat mereka akan tenang dan tidak terlalu bergerak. Itu hal yang wajar, selama dalam sehari sang bayi masih memberikan reaksi gerak, banyak-banyaklah berkomunikasi dengannya, mendengarkan musik klasik juga baik buat perkembangan otak si bayi, lakukan hal-hal yang menyenangkan karena aliran positif akan mengalir ke bayi anda ".
Seohyun menarik napas lega. Saat dia sedang sibuk dengan jadwal SNSD sang bayi tidak terlalu bergerak mungkin karena junior mengerti kalau Ibunya sedang kerja dan dia sebaiknya tenang didalam perut. Kembali Seohyun mengusap-usap perutnya dan sebuah tendangan kecil membuatnya tertawa. Yonghwa memegang perut Seohyun dan merasakan gerakan junior. Hal itu selalu membuat Yonghwa merasa sangat terharu dan bahagia dan tidak sabar untuk melihat junior tersenyum padanya.
Setelah semuanya selesai, mereka berpamitan sambil mengucapkan terima kasih. Yonghwa membimbing Seohyun melangkah keluar ruangan dimana Jungshin menunggu dengan segelas kopi di tangannya, rupanya dia menyempatkan diri ke kantin rumah sakit.
" Bagaimana hyung, apakah ponakanku baik-baik saja ? ", tanya Jungshin sambil mengecap kopinya. Yonghwa lalu mengambil kopi tersebut dan meminumnya lalu menyerahkan kembali ke Jungshin.
" Everything is OK ", kata Yonghwa sambil mengusap perut Seohyun " Ibunya maupun junior semuanya OK ", lanjutnya.
" Apakah aku bertambah gendut sekarang ? ", tanya Seohyun tiba-tiba. " Pagi ini aku mencoba beberapa baju tapi semuanya kesempitan, padahal semua baju itu adalah baju kesayanganku. Lihatlah aku malah memakai gaun ini padahal gaun ini dulu terlalu besar untukku. Bagaimana ini, aku tak terlihat cantik lagi ", desah Seohyun sambil melangkah dan duduk di bangku ruang tunggu membuat Yongwha dan Jungshin yang mendengarnya menatap Seohyun dengan pandangan heran.
" Lihat tidak pipiku sekarang semakin chubby, leherku pun sudah membesar belum lagi bagian betis dan lenganku. Ohh apa yang akan di katakan para fansku nanti. Aku tidak pernah merasa seburuk ini. Yong seobang, lihatlah istrimu sudah tidak cantik lagi, gendut dengan perut yang buncit seperti ini, ottokeyo ?? ".
Yonghwa berlutut di hadapan Seohyun memandangnya dengan penuh cinta, membelai pipinya lalu memegang dagu istrinya. " Tahukah kau, saat ini aku justru melihatmu sangat cantik dan seksi. Aku tidak akan peduli bagiku istriku adalah tetap yang paling cantik dan aku tak dapat menahan diriku utnuk tidak jatuh cinta padanya hari demi hari ".
Seohyun tersenyum walaupun masih terlihat gurat kesedihan di wajahnya. Yonghwa tahu Seohyun sedang mengalami fase depresi, kata dokter hal seperti itu biasa terjadi dan di butuhkan dorongan moril dan semangat dari suami agar istri menjadi kembali percaya diri.
" Sayang bukankah junior sedang ada di dalam sini ", kata Yonghwa sambil mengelus perut istrinya. " Kalau kau bersedih dia juga akan bersedih. Ingat kata dokter ibu harus selalu berpikiran positif dan bahagia biar junior juga merasa bahagia dan akan berkembang dengan sehat. You're always be my angel, my love and my only one.", kata Yonghwa lagi sambil memeluk Seohyun dengan perasaan penuh sayang. Jungshin yang ada diantara mereka menjadi terharu sendiri. Dia tidak menyangka hyungnya begitu sangat pengertian dengan kondisi Seohyun.
" Hyungsunim, sekarang kau menjadi yang paling tercantik dan terseksi diantara semua noona di SNSD. Jinja !! kalau aku selalu bilang Yoona noona yang tercantik aku ralat, hyungsunimlah yang paling cantik dan seksi ", perkataan Jungshin membuat Yonghwa dan Seohyun tersenyum. Sejak dulu Jungshin selalu merasa Yoona adalah yang tercantik, jongmal.
" Jungshin ahhh soo sweet ", kata Seohyun.
" Aigo Jungshinie ", Yonghwa berdiri dan mencubit pipi Jungshin hingga Jungshin menjerit dan mereka tertawa.
" Bagaimana kalau hari ini kita shopping ? Sudah saatnya kita membeli baju hamil dan sekalian melihat-lihat perlengkapan kamar bayi. Bagaimana ? ", tanya Yonghwa dan Seohyun mengangguk senang, dia memang sudah membutuhkan baju hamil saat ini, perutnya semakin besar dan baju-bajunya sudah tak cukup lagi dan membayangkan membeli perlengkapan kamar bayi sangatlah membuatnya exciting.
" Okay, kaja !!! ", kata Yonghwa sambil menggandeng tangan Seohyun sementara Jungshin dengan sukarela memegang tas Seohyun dan mengikuti dari belakang. Memandang mereka berdua Jungshin jadi cemburu, dia juga ingin bisa seperti hyungnya yang menikah dengan wanita yang dia cintai, dan sekarang mereka sedang menantikan sang bayi yang akan menghiasi rumah mereka dengan jeritan dan tangisan. Sementara dirinya hanya ditemani Simba. Jungshin menarik napas panjang. Apapun itu dia senang akhirnya hyungnya menikahi Seohyun, perjalanan cinta mereka yang sering tarik ulur, kadang saling marah dan sempat putus dan kembali lagi dan Jungshin selalu menjadi tempat Yonghwa berbagi. Yonghwa sudah seperti kakak kandungnya sendiri. Jungshin sangat menyayangi keduanya.
* * * * *
Seohyun duduk di sofa sambil meluruskan kakinya yang lelah. Yonghwa melangkah ke dapur meletakkan belanjaan mereka di meja dan mengambil segelas air untuk Seohyun.
" Sayang, sebaiknya kau istrahat dan tidur. Aku ada sedikit kejutan untukmu malam ini, kita akan pergi dinner diluar ", kata Yonghwa sambil menyodorkan segelas air putih kepada Seohyun. Seohyun meraihnya dan lalu meminumnya hingga habis, lalu menyerahkan gelas itu kembali ke Yonghwa.
" Dinner ? Ahh jadi aku berkesempatan memakai gaun baruku malam ini ", kata Seohyun sambil tersenyum. " Oppa, tarik aku untuk berdiri ", kata Seohyun manja sambil menjulurkan kedua tangannya seperti anak kecil yang meminta di gendong. Yonghwa tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakukan istrinya yang sangat manja. Di taruhnya gelas yang dipegangnya ke meja, lalu bukannya meraih kedua tangan Seohyun Yonghwa memilih menggendong Seohyun ke kamar.
" Oppa, apa yang kau lakukan !! Turunkan aku ", jerit Seohyun kaget saat tiba-tiba Yonghwa mengendongnya.
" Aigoo, buin mengapa kau berat sekali ? ", goda Yonghwa dan langsung mendapat tepukan keras di pundaknya. " Jangan banyak bergerak, juseyo, atau aku akan menjatuhkanmu ". Seohyun tertawa dan memberikan ciuman di pipi suaminya sambil mengeratkan pelukannya ke leher Yonghwa. lebih baik dia tidak banyak bergerak atau mereka berdua akan berakhir di lantai.
Yonghwa meletakkan Seohyun di atas ranjang, memberinya kecupan di keningnya lalu menarik selimut dan menyelimuti tubuh Seohyun.
" Oppa, tidurlah di sampingku, aku ingin memelukmu sampai tertidur ".
Yonghwa lalu merebahkan dirinya di samping Seohyun dan memeluknya. Seohyun merapatkan tubuhnya hingga dia dapat mencium keharuman tubuh suaminya. Perasaannya terasa damai dan membuatnya mengantuk perlahan dia menutup kedua matanya dan tertidur
* * * * *
Seohyun merasa sangat di manjakan hari ini. Mulai dari sarapan, berbelanja dan sekarang mereka sedang menikmati makan malam romantis di sebuah restoran mewah di Seoul dan Seohyun masih saja tidak percaya dengan kejutan yang diberikan Yonghwa kepadanya. matanya terus menerus memandang sebuah rumah besar bercat putih dengan halaman luas dengan pemandangan kota pegunungan di belakangnya yang berdiri megah di depannya, sebuah surat bukti kepemilikan sebuah rumah di salah satu kawasan elit perbukitan Seoul yang bertuliskan atas namanya masih tergenggam di tangannya. Yonghwa membelikan rumah untuk mereka dan itupun di lokasi yang selalu Seohyun inginkan menjadi rumah masa depan mereka.
Air mata Seohyun perlahan mengalir membasahi pipinya. Dia tidak tahu harus berkata apa, Seohyun hanya bisa memandang suaminya yang berdiri di depannya dengan penuh rasa cinta dan terima kasih. melihat Seohyun seperti itu, Yonghwa lalu menarik Seohyun ke dalam pelukannya. Lalu memberinya ciuman hangat di keningnya.
" Apakah kau senang ? ", bisiknya di telinga Seohyun dan Seohyun hanya bisa menganggukkan kepalanya. " Aku membelinya karena aku tahu rumah itu adalah rumah idamanmu dan akan sangat cocok bagi kita untuk membesarkan anak-anak kita di sana sampai kita tua nanti ".
Seohyun memeluk Yonghwa dengan perasaan penuh rasa syukur. Dia tahu sejak awal Yonghwa adalah laki-laki yang tepat untuknya. Cinta pertamanya yang akan menjadi cinta sejatinya seumur hidup. Akan menjadi bagian dari perjalanan hidupnya, ayah dari anak-anaknya dan akan bersamanya saat dia bahkan sudah tak dapat berdiri lagi. Hingga mau memisahkan. dan Seohyun tahu Yonghwa juga merasakan hal yang sama dengan dirinya. They are fated to be together.
" Oppa, khamsamida. I love You ", bisik Seohyun dan Yonghwa melepaskan pelukannya dan memandang Seohyun dengan perasaan cinta yang mendalam. Lalu memberikan sebuah ciuman hangat di bibirnya lama hingga akhirnya Yonghwa melepaskan ciumannya dan cahaya redup lampu taman memancarkan semburat merah di pipi Seohyun.
" Aku juga sangat mencintaimu. Inilah bukti cintaku padamu. Aku selalu mengingat detail dari rumah impianmu dan menyuruh agen real estate mencarikan rumah tersebut tidak peduli berapapun harga yang harus aku keluarkan dan kemarin mereka memperlihatkan rumah ini kepadaku dan aku berkata, inilah rumah idamanmu dan aku harus membelinya dan semuanya kemudian di selesaikan hari itu juga. Sekarang ini akan menjadi rumah impian kita selamanya ", kata Yonghwa sambil merentangkan tangannya sambil memandang rumah di depan mereka. Yonghwa lalu mengeluarkan kunci dari balik kantongnya dan menyerahkannya kepada Seohyun " Bagaimana kalau kita masuk dan melihat ke dalam ? ", ajaknya dan Seohyun dengan wajah bahagia menganggukkan kepalanya, mereka lalu melangkah menuju pintu rumah tersebut. Membuka pintunya seperti membuka sebuah lembaran baru yang akan di catatkan dalam buku perjalanan hidup mereka. Sebuah awal baru. Seohyun sudah bisa membayangkan anak-anak mereka akan berlarian di dalam rumah, berteriak satu sama lain sementara dirinya dan Yonghwa akan memandang mereka dengan penuh cinta. Hidup seharusnya seperti itu bukan ??