#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

WE GOT TIED CHAPTER 9

Yonghwa membuka pintu apartemennya. Sepi. Apakah Seohyun belum pulang ? tanya Yonghwa dalam hati. Perlahan ditutupnya pintu dan melangkah.masuk. Tapi lampu apartemen sudah menyala berarti ada orang di rumah. Yonghwa meletakkan backpacknya ke sofa dan berjalan perlahan menuju dapur. 
Di depan kamar Lily, Yonghwa mendengar suara tawa. Oh ternyata mereka berdua ada di kamar Lily. Yonghwa membuka pintu kamar Lily perlahan dan mengintip ke dalam dan apa yang disaksikannya sungguh membuatnya terkesima.
Di sana di lantai Seohyun sedang tengkurap dengan kaki yang di kaitkan keatas dengan pakaian yang santai sedang  mewarnai sebuah buku besar berdua dengan Lily. Sekeliling mereka berserakan crayon dan juga buku-buku mewarnai untuk anak kecil. Sepertinya tadi ada yang menyempatkan diri untuk berbelanja ke toko buku. Mereka begitu asyik dan tidak menyadari kepulangannya.
Yonghwa meraih ponselnya dan menangkap moment tersebut dengan kamera ponselnya. Lalu dia menutup pintu kamar Lily perlahan.dan berjalan menuju dapur. Yonghwa tiba-tiba merasa haus melihat penampilan Seohyun tadi. 
Sebaiknya dia mandi, kata Yonghwa dalam hati setelah menghabiskan segelas air putih. Mungkin setelah.mandi dia bisa bergabung dengan mereka. Mungkin dengan begitu dia bisa lebih mengenal dan akrab dengan Seohyun. Karena rasanya mereka berdua masih merasa kaku dan kikuk satu sama lain.
Selepas mandi Yonghwa mengenakan sweater hangta dan berjalan ke kamar Lily. Diketuknya pintu sebentar lalu membukanya perlahan. Yonghwa melihat Seohyun buru-buru duduk dan merapikan pakaiannya. Yonghwa lalu melangkah masuk dan duduk melantai  di samping Lily.
" Kelihatannya asyik sekali, boleh uncle Yong bergabung ? " tanya Yonghwa kepada Lily tapi matanya justru mengarah ke Seohyun membuat Seohyun menjadi kikuk dan tersipu malu. Dan demi Tuhan Yonghwa merasa senang melihatnya seperti itu.
Seohyun tertunduk malu, tatapan mata itu bisa membunuhnya, bisik Seohyun dalam hati. Berada bersama Yonghwa di dalam satu ruangan membuatnya sesak napas. kamar Lily terasa begitu sempit dan Seohyun mengutuk dirinya mengapa tadi dia memakai pakaian seperti ini, hanya kaos oblong dan celana selutut. Dia harus mengingatkan dirinya untuk berpakaian yang layak karena ini bukan apartemennya.
" Maaf, kami terlalu asyik hingga tidak menyadari kepulanganmu ", kata Seohyun berusaha terlihat wajar dan biasa. Yonghwa hanya menggeleng dan mulai memainkan crayon yang dioegangnya pada buku menggambar Lily.
" Bagaimana pertunjukannya ? ", tanya Seohyun lagi.
" Seperti biasa ada banyak fans kami disana yang selalu mensupport kami, thas was great ", jawab Yonghwa.
" Bagaimana harimu bersama Lily ? Apakah dia tidak rewel ? ", tanya Yonghwa sambil mewarnai.
" Hari ini tidak banyak pasien yang datang jadi aku mengajak Lily ke toko buku berbelanja buku-buku dan alat tulis. Aku pikir di umurnya ini dia sudah seharusnya mulai belajar ", jawab Seohyun.
" Ahh, ya seharusnya aku memikirkan hal tersebut. Khamsamida Seohyun ssi ", kata Yonghwa sambil menatap Seohyun dengan penuh rasa terima kasih. Sekali lagi Seohyun tertunduk malu. Dia hanya mengangguk.
Setelah itu ketiganya sibuk mewarnai buku besar tersebut, sesekali Yonghwa dan Lily berebut crayon dengan warna yang sama dan Lily selalu akan merajuk dan Seohyun harus membujuknya sambil pura-pura memerahi Yonghwa dan Yonghwa akan berakting pura-pura menyesal sambil memegang kedua telinganya membuat Seohyun dan Lily tertawa.
" Kalian sudah makan ? " tanya Yonghwa tiba-tiba.
" Lily sudah makan uncle Yong ", jawab Lily.
" Tadi sebelum pulang kami sempatkan untuk makan dulu. Lily pengen ke MCD jadi kita singgah dan makan disana. Apakah kau lapar ? ", tanya Seohyun sambil menutup mulutnya. Astaga, seharusnya dia menyiapkan makan malam untuk Yonghwa, kata Seohyun dalam hati. Ahh bodohnya dia.
" Tadi aku buru-buru pulang bermaksud mengajak kalian makan di luar, tapi karena kalian sudah makan ya... ", kata Yonghwa terdengar sedikit kecewa. Seohyun makin tak enak hati. " Gwenchanayo, seharusnya aku menelpon kalian tadi ", kata Yonghwa lagi.
" Mau aku buatkan makan malam ? " tanya Seohyun
" Apakah tidak merepotkan ? " Yonghwa balas bertanya.
" Tergantung ", jawab Seohyun
" Tergantung ? ".
" Tergantung kau makan apa "
" Kau bisa masak apa ? "
" Hmm aku bisa masak Ramen, Spagetty, Fried Rice ".
" Apakah kita punya Spagetti di rumah ? ".
" Hmm entahlah, mungkin lebih baik aku cek ke dapur ", kata Seohyun sambil berdiri " Dan sambil aku mengecek di dapur ada apa saja, maukah kalian berdua membersihkan semua ini ?", tanya Seohyun sambil menunjuk buku-buku dan crayon yang berhamburan.
" Dengan senang hati Madam ", jawab Yonghwa sambil bercanda. Seohyun tertawa dan melangkah keluar menuju ke dapur. Semoga saja mereka mempunyai persediaan spagetti atau pasta di lemari dapur.
Yonghwa mulai memungut crayon satu demi satu dan menyusunnya kembali ke tempatnya sementara Lily masih asyik mewarnai. Buku-buku gambar yang berserakan pun Yonghwa pungut satu demi satu dan menyatukannya di atas meja hias Lily.
" Lily sayang, uncle Yong lapar, kita sudahi dulu ya mewarnainya ? ", kata Yonghwa sambil berlutut di samping Lily yang masih saja asyik mencorat coret buku tersebut.
" Tapi kan belum selesai uncle ", kata Lily
" Bagaimana kalau kita selesaikan besok saja, nanti uncle dan auntie temani Lily lagi ", bujuk Yonghwa. Dengan enggan Lily mengangguk, dia lalu berdiri dan segera berlari keluar menyusul Seohyun meninggalkan Yonghwa sendirian. Yonghwa kemudian mulai membersihkan buku dan crayon yang tersisa lalu setelah itu menyusul mereka ke dapur.
" Maaf tidak ada spagetty di lemari ", kata Seohyun saat melihat Yonghwa memasuki dapur
" Adanya apa ? ", tanya Yonghwa
Seohyun mengeluarkan sebungkus ramen dari tempat penyimpanan dan melambai-lambaikannya ke arah Yonghwa.
" Itu juga tidak apa-apa ", kata Yonghwa sambil duduk dengan manis tepat di samping Lily.
" Baiklah, tunggu sebentar, Ramen pesanan Tuan akan segera datang ", kata Seohyun sambil bercanda menutupi debaran dalam hatinya setiap kali Yonghwa menatapnya. Seohyun mulai membuka kulkas dan mengeluarkan daun bawang dan bebrapa bumbu lainnya. Sesaat kemudian dia mulai sibuk memasak ramen untuk Yonghwa.
Yonghwa memandang Seohyun yang sedang membelakanginya. Dia menikmatinya. Selain ibunya baru kali ini ada seorang wanita yang memasakkannya ramen dan itupun di dapur apartemennya. Pemandangan yang langka namun sangat menyenangkan. Yonghwa rasanya ingin berdiri dan memeluk Seohyun dari belakang. Ohh tunggu sebentar, memeluk Seohyun ? dari belakang ? Ohh Jung Yonghwa apa yang sedang kau pikirkan, tegur Yonghwa pada dirinya sendiri. Dipalingkannya pandangannya ke arah Lily dan mulai menggodanya. Ya, lebih baik sambil menunggu dia bermain bersama Lily.
Seohyun bisa merasakan Yonghwa sedang menatapnya karena punggungnya terasa bagaikan terbakar. Seohyun tenangkan dirimu dan fokuslah pada yang kau kerjakan saat ini, kata Seohyun dalam hati. Mengapa Yonghwa tidak menunggu saja di ruang tamu, mengapa dia harus menunggu di sini. Perlahan Seohyun menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan.Dia harus segera menyelesaikan ini dan membawa Lily ke kamar untuk tidur.
Kurang dari 10 menit kemudian Seohyun meletakkan semangkok ramen di hadapan Yonghwa. Seohyun berharap rasanya enak karena begitu susah berkonsentrasi saat Yonghwa berada di dekatnya.
" Silakan di makan, aku akan membawa Lily ke kamar, sudah waktunya tidur ", kata Seohyun sambil memegang tangan Lily.
" Auntie, aku juga mau makan ramen ", kata Lily
" Besok auntie Hyun akan buatkan untuk Lily. Ok ? Sekarang Lily harus tidur. kan tadi kita beli buku dongeng Cinderella, Lily maukan auntie dongengkan ? ", bujuk Seohyun.
" Cinderella....... cinderella......... ", Lily seperti tersadar dan segera turun dari kursinya. Dengan gembira dia menarik tangan Seohyun.
Yonghwa sekali lagi menikmati pemandangan tersebut. Mungkin seperti ini rasanya seorang suami yang baru pulang kantor dan sang istri menyediakan makanan untuknya sementara sang anak berada bersama mereka. sebuah gambaran keluarga yang bahagia. Dan Yonghwa menyukai rasa ini. Yonghwa tersenyum melihat Seohyun yang membujuk Lily, lalu tertawa saat melihat ekspresi wajah Lily yang baru menyadari sesuatu yang mungkin dia lupa. Sungguh, Yonghwa menyukai suasana ini.
" Makanlah nanti mienya dingin ", kata Seohyun sebelum meninggalkan Yonghwa dan mengikuti Lily yang menarik tangannya sambil terus berkata Cinderella, Cinderella.
" Hey, thanks for the food ", panggil Yonghwa sebelum Seohyun menghilang dari dapur, dan Seohyun hanya tersenyum. Yonghwa lalu mulai menyantap ramen yang Seohyun buatkan untuknya. Dan entah mengapa dia merasa rasa ramen itu begitu hangat dan nikmat, belum pernah dia memakan ramen dengan perasaan seperti ini sebelumnya. Sebentar saja mangkok di hadapannya sudah kosong tak tersisa. Yonghwa lalu berdiri dan membawa mangkok tersebut lalu mencucinya beserta beberapa peralatan masak yang belum sempat Seohyun bereskan. Setelah itu dia menyempatkan diri untuk membersihkan yang lainnya.
Saat Seohyun melangkah masuk ke dapur, semua sudah dalam keadaan bersih, sementara Yonghwa duduk sambil menikmati secangkir kopi yang mungkin dia buat setelah makan. Ditangan Seohyun ada beberapa lembar kertas. Dia lalu mendekati Yonghwa dan mneyerahkan kertas-kertas tersebut kepada Yonghwa.
" Apa ini ? " tanya Yonghwa sambil menerima kertas tersebut.
" Aku menuliskan beberapa hal tentang diriku di situ, mungkin berguna bila kita mengetahui lebih banyak tentang satu sama lain saat petugas dari dinas sosial datang berkunjung ", jawab Seohyun sambil menjelaskan isi dari kertas-kertas tersebut.
" Ohh, thanks ", kata Yonghwa dan mulai membacanya.
" Baiklah, sudah malam. Aku akan ke kamar dan beristrahat. Selamat malam ", kata Seohyun
" Jhaljayo, sweet dream ", kata Yonghwa.
Seohyun membalikkan badannya dan melangkah meninggalkan Yonghwa tapi belum jauh melangkah tiba-tiba Yonghwa memanggilnya.
" Seohyun !! ", panggil Yonghwa. Seohyun menghentikan langkahnya dan berbalik.
" Nei ?? ", ucap Seohyun.
" Besok Jonghyun mengundang kita untuk makan malam di rumahnya yang baru. Apakah kau bersedia ? ", tanya Yonghwa
" Jam berapa ? ", Seohyun balas bertanya.
" Jam 5 sore, kita akan singgah dulu mencarikan hadiah untuk dia. Bisa ? ".
" Baiklah ", kata Seohyun menyetujui. " Ada lagi ? " tanya Seohyun dan Yonghwa menggeleng sebagai jawaban.
" Selamat malam Seohyun "
" Selamat malam "
Sepeninggal Seohyun Yonghwa mulai membaca kertas yang tadi diberikan Seohyun kepadanya. Nama Lengkap Seo Ju Hyun, lahir 28 Juni 1991 hmm ulang tahun kami hanya terpaut 6 hari, golongan darah A, pekerjaan Psikiater lulusan salah satu universitas terkenal di USA. Anak tunggal .......... bla..bla..bla...
Sebenarnya bila mau jujur Yonghwa lebih senang menanyakan semuanya langsung kepada Seohyun mungkin itu akan membuat mereka lebih akrab, tapi sepertinya Seohyun berusaha menjaga jarak antara mereka. Sedikit perasaan kecewa merasuk di benak Yonghwa. Tapi ini mungkin lebih baik, karena berada di dekat Seohyun selalu membuat Yonghwa berpikiran aneh. Dan pastinya akan butuh lama untuk menanyakan semua yang tercatat dalam kertas-kertas tersebut dan hanya Tuhan yang tahu apa saja pikiran aneh yang akan menyerangnya dalam waktu itu.
Tapi Yonghwa menyukai Seohyun yang sedang tersipu. Yonghwa juga merasa walaupun sedikit kikuk dan kaku Seohyun sudah mulai bisa terbiasa dengan dirinya. Yang harus Yonghwa lakukan hanyalah menjaga hatinya untuk tidak terikat dan jatuh cinta.
Yonghwa menarik napas panjang dan menghembuskannya kuat-kuat. Tiba-tiba Yonghwa berharap petugas dinas sosial baru datang dua minggu lagi dan dia akan lebih lama menikmati ini semua. Aisshh kembali pikirannya mengkhianatinya. Seharusnya dia beharap petugas dinas sosial datang secepatnya bukan sebaliknya. Yonghwa memukulkan kertas yang dipegangnya ke kepalanya. Lalu dia berdiri mencuci gelas kopinya dan melangkah menuju kamarnya.
Lebih baik dia tidur sekarang. Dia juga membutuhkan istirahat. Setelah memeriksa segala sesuatu dan mematikan lampu Yonghwa masuk ke dalam kamarnya. Saat dia membaringkan tubuhnya ke atas ranjang, tiba-tiba Yonghwa berpikir, apakah Seohyun tidak ingin mengetahui apapun tentang dirinya ? Bukankah dia juga harus tahu segala seuatu tentang diriku ? Ataukah diam-diam dia mengetahuinya dari internet. Aigoo kan tidak semua yang di internet itu benar. Lebih baik besok dia bertanya pada Seohyun apakah ada hal yang ingin dia ketahui tentangnya. Setidaknya Yonghwa akan tahu seberapa ingin Seohyun mengetahui hal-hal seputar dirinya. Dan sambil memikirkan hal tersebut, Yonghwa terlelap dengan senyum di bibirnya........................


Dont Miss It
WE GOT TIED CHAPTER 8

Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥