CHAPTER SIX
Seohyun terbangun oleh cahaya matahari yang menimpa wajahnya. memicingkan natanya Seohyun menengok jam digital di meja samping tempat tidur, sudah jam pagi. Seohyun meregangkan kedua tangannya, mengusap wajahnya lalu turun dari tempat tidur. Sisa-sisa pergulatan dirinya semalam dan jejak keperawannya membuat Seohyun mengerang. Di tariknya seprei tersebut, dia harus mencucinya.
Tak ada suara dari luar kamar, apakah Yonghwa masih tidur ? ataukah dia belum pulang dari olahraga paginya ? Buru-buru Seohyun menggulung seprei tersebut lalu menyeretnya menuju pintu, perlahan membuka pintu kamar dan mendapati tak ada orang selain dirinya di apartemen ini. Seohyun berjalan ke arah beranda kecil dimana mesin cuci terletak di sana. memasukkan seprei tersebut, memasukkan sabun dan pewangi, lalu mulai menyalakannya. Seohyun kembali berjalan ke arah ruang tamu. Sepertinya Yonghwa sudah berangkat kerja, Seohyun tidak melihat tas kerjanya yang biasa dia letakkan di samping meja. Syukurlah, bisik Seohyun, setidaknya pagi ini dia tidak harus berhadapan dengan Yonghwa, perasaan malu dan perasan bersalah sudah cukup membuatnya pusing sepagi ini. Lebih baik aku mandi, kata Seohyun dalam hati dan menghilang ke dalam kamar mandi.
Setelah berpakaian, Seohyun mengecek cuciannya. Dia lalu mencari dimana Yonghwa menyimpan persediaan sepreinya yang lain. Seohyun tak pernah berani membuka lemari pakaian Yonghwa tapi dia harus memasang seprei baru di tempat tidur mereka, ehh tempat tidurnya, ralat Seohyun. Lemari pakaian Yonghwa cukup rapi dan terorganisir, kemeja dan jas di gantung rapi, sementara celana dan kaos dilipat rapi di rak. Seohyun menyentuh salah satu kemeja tersebut dan menariknya untuk mencium keharumannya, siapa tahu ada harum tubuh Yonghwa tertinggal di sana. Oh apakah dirinya sudah gila ? Seohyun menghentakkan kemeja tersebut lalu mulai mencari seprei, dan Seohyun menemukannya di rak paling bawah. Menariknya perlahan lalu menutup lemari tersebut.
Sebentar saja semuanya sudah rapi, seprei sudah terpasang, cucianya pun sudah selesai dan sudah dia keringkan. Seohyun bermaksud akan memasak makan siang, saat bel apartemen Yonghwa berbunyi. Siapakah yang datang ? Yonghwa biasanya tak pernah membunyikan bel karena dia tahu mempunyai kunci sendiri. ragu-ragu antara ingin membuka pintu atau tidak, Seohyun akhirnya memutuskan membuka pintu.
Seorang wanita berperawakan tinggi semampai, dengan dandanan yang semakin mempercantik wajahnya berdiri di depannya. Seohyun bertanya-tanya, siapakah dia? jangan-jangan dia pacarnya Yonghwa.
" Hai, permisi boleh aku masuk ", katanya menyadarkan Seohyun hingga dia buru-buru bergeser memberi jalan pada wanita tersebut untuk masuk, lalu Seohyun menutup pintunya. Seohyun melihat wanita tersebut duduk di sofa tanpa Seohyun persilahkan, mungkin dia sudah akrab dengan apartemen ini sehingga dia sudah menganggapnya sebagai rumah sendiri. Anehnya Seohyun merasa kesal.
" Kau pasti Seohyun, Yonghwa sudah bercerita tentangmu ", kata wanita itu. Jadi Yonghwa sudah menceritakan tentang dirinya kepada kekasihnya ini, apakah dia juga menceritakan bagaimana mereka berdua semalam bercumbu, Seohyun berani bertaruh Yonghwa tak akan seterus terang itu.
" Perkenalkan, namaku Angel, tapi Yonghwa memanggilku Angie. Kami sudah lama kenal satu dengan yang lain, dan tak ada rahasia diantara kami. Saat dia bercerita tentang dirimu, aku jadi penasaran ingin mengenalmu ", katanya lagi. Seohyun hanya duduk diam dan tersenyum.
Wanita di hadapannya tak sebanding dengan dirinya. Dandanannya, pakaiannya sangat berkelas. Dia mungkin dari keluarga yang kaya. pakaiannya menunjukkan bahwa dia seorang wanita karier sedangkan dirinya hanyalah seseorang yang datang dari Seoul dengan dandanan seadanya dan hanyalah seorang guru tk biasa. Dan jatuh cinta padanya.
" Apakah kau kekasihnya ? ", tanya Seohyun mencoba mencari tahu.
" Menurutmu ? ", Angie balik bertanya dengan tersenyum. Seohyun benci melihatnya.
" Entahlah, karena itu aku bertanya, karena rasanya tidak enak, Yonghwa sudah mempunyai kekasih sementara aku malah tinggal di apartemennya ", Seohyun memberi alasan yang masuk akal di kepalanya.
Angie menatap Seohyun , mulai dari wajahnya yang sederhana namun cantik, tubuhnya yang semampai dan tinggi. Siapapun pasti akan menyimpulkan kalau Seohyun wanita yang seksi dan menggoda. Pantas saja, pagi tadi Yonghwa menelponnya dan terdengar uring-uringan. Angie tersenyum. Dan wanita di depannya menatapnya bagaikan ingin menendangnya keluar. angie merasa geli. Keinginan untuk menggoda Seohyun tiba-tiba muncul di benaknya.
" Bukankah aku tadi mengatakan bahwa aku dan Yonghwa sudah lama saling mengenal dan mengetahui semua rahasia masing-masing ? ", dalam hati Angie berdoa semoga Yonghwa memaafkan keusilannya.
Seohyun mengangguk dan tertunduk. Jadi bagi Yonghwa dirinya hanyalah pemuas hasratnya. Seohyun merasa sangat terpukul. Tapi dia berusaha untuk terlihat biasa saja. Sayangnya dimata Angie, Seohyun terlihat nyata merasa sedih. Ahh, Seohyun mencintai Yonghwa, kalau tidak mengapa dia harus sesedih itu ?
" Aku minta maaf, karena aku terpaksa harus menumpang di apartemen Yonghwa untuk sementara waktu. Tapi bila kau keberatan, aku bisa keluar dan mencari tempat tinggal sementara. Tapi masalahnya aku belum mempunyai paspor dan visa. Aku harap Yonghwa membawakannya hari ini. Tapi aku janji setelah paspor dan visa aku terima aku akan keluar dari apartemen ini ", dan keluar dari kehidupan Yonghwa
Angie merasa bersalah, tapi dia ingin mengetahui lebih jauh perasaan Seohyun karena pagi tadi Seohyun mengatakan bahwa dia sudah jatuh cinta pada Seohyun. Angie berdiri lalu berjalan menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil minuman dingin. Seohyun mengikutinya, melihat bagaimana Angie mengenal dengan baik seluk beluk apartemen Yonghwa.
" Apakah kau mencuci seprei ? ", tanya Angie saat sekilas dia melihat jemuran di beranda apartemen Yonghwa. " Seharusnya kau menelpon laundry, Yonghwa mempunyai langganan laundy, apakah kau tidak tahu ? ", Seohyun menggeleng. kalaupun dia tahu dia tidak akan meminta tukang laundry mencucinya.
Balik ke ruang tamu, Angie berhenti di depan kamar tidur. lalu berbalik ke arah Seohyun da berkata , " Apakah kau berbagi tempat tidur dengan Yonghwa ? ". Pertanyaan penuh selidik di telinga Seohyun. Seohyun berusaha bersikap biasa.
" Tidak, kami tidak berbagi tempat tidur ", hanya berbagi hasrat yang menggebu , tambah Seohyun dalam hati.
" Ah sayang sekali, padahal Yonghwa type cowok yang seksi dan hangat lho ", kata Angie sambil tersenyum nakal. Demi Tuha, Seohyun ingin menampar wajahnya.
Seohyun merasa benar-benar ingin menjambak rambut Angie, membantingnya ke lantai dan menamparnya berulang-ulang, merobek-robek bajunya dan meninju wajahnya. Seohyun cemburu ! wanita di depannya mungkin juga pernah merasakan belaian dan cumbuan Yonghwa di tubuhnya. Dan Seohyun merasa sangat tidak nyaman. rasanya dia ingin mengusirnya.
" Apakah kau ingin menunggu Yonghwa, sepertinya dia masih lama akan kembali ", kali ini Seohyun bertanya dengan nada sedikit dingin. Angie menaikkan alisnya dan memandang wajah Seohyun yang terlihat kesal. Dalam hati dia tertawa. DemiTuhan Yonghwa, gadis ini mencintaimu.
" Aku masih ada pertemuan dengan seseorang, aku hanya ingin bertemu denganmu saja, sedikit penasaran dengan cerita Yonghwa. Well, its pleasure to know you Miss Seohyun, aku harap kita bisa bertemu lagi ", kata Angie sambil meraih tasnya lalu berjalan ke arah pintu dan sebelum hilang dari balik pintu Angie berkata " Jangan bermain api dengannya ". Lalu Angie menutup pintu sambil tertawa geli. ya ampun, sangat mudah menggoda gadis tersebut, semoga Yonghwa tidak memarahinya karena telah menggodanya.
Kemarahan Seohyun tak terbendung diambilnya majalah dari atas meja dan melemparkannya ke arah pintu. Perempuan sialan, jangan pernah datang lagi kemari. Yonghwa milikku, milikku !!!
♥ ♥ ♥
Yonghwa membuka pintu apartemen mendapati Seohyun yang sedang duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya di dadanya. Yonghwa tersenyum. Apakah Seohyun menunggunya ? Perasaan bahagia merasuk ke dalam benak Yonghwa. Seandainya saja setiap hari Seohyun akan menunggunya pulang kerja, menciumnya dengan hangat sambil mengatakan dia merindukan dirinya, tentunya dia akan lebih bahagia lagi.
Sayangnya raut wajah Seohyun tidaklah ramah. wajahnya terlihat datar dan tak ad a senyum untuknya. Ada apa dengannya. Yonghwa lalu duduk di salah satu kursi, melonggarkan dasinya serta melepaskan jasnya. Tapi Seohyun tidak bergeming sedikitpun.
" Ada sesuatu yang mengganggumu ? ", tanya Yonghwa.
" Apakah kau sudah mengambil paspor dan visa untukku ", Seohyun balik bertanya tapi tatapannya tetap tak berpaling ke arah Yonghwa.
Yonghwa membuka tas kerjanya dan mengeluarkan paspor dan visa yang tadi diambilnya di kedubes Korsel sebelum pulang ke apartemen. meletakkannya diatas meja dan Seohyun langsung mengambilnya lalu berdiri membuat Yonghwa heran.
" Terima kasih ", kata Seohyun lalu berlalu masuk ke dalam kamar. Menutup pintunya sebentar lalu kembali membukanya dan keluar dengan menarik kopor pinknya yang selalu menyilaukan mata Yonghwa. Yonghwa mengerutkan keningnya dan berdiri dari kursinya.
" Kau mau kemana ? " tanya Yonghwa sambil menarik pegangan koper Seohyun menahananya.
" Tolong lepaskan ", kata Seohyun dengan nada dingin.
Sebenarnya ada apa dengan Seohyun ? Apakah Yonghwa melakukan kesalahan, atau apakah kejadian semalam kini membuatnya sadar hingga ingin melarikan diri darinya ?
" Sebenarnya ada apa Seohyun ? ", tanya Yonghwa mencoba mencari tahu. Tapi Seohyun hanya berdiri tak bergeming. Yonghwa lalu memegang lengan Seohyun tapi dengan kasar Seohyun menghentakkan tangannya.
" Sebaiknya kau jangan pernah menyentuhku lagi !! ", ucap Seohyun dengan nada marah.
" Baiklah, aku tidak akan menyentuhmu lagi, tapi setidaknya katakan padaku apa yang terjadi. Aku ini bukan cenayang yang bisa membaca hati orang. Apakah aku berbuat salah ? kalau iya, setidaknya katakan apa kesalahanku ".
Seohyun menatap Yonghwa dengan tatapan marah. Seohyun marah, mengapa harus Yonghwa yang menjadi yang pertama kali untuknya padahal sudah ada wanita lain dalam hidupnya. Seohyun marah karena merasa telah di khianati, marah karena Yonghwa tidak jujur, dan marah karena Yonghwa hanyalah menganggapnya pemuas hasratnya.
Seohyun berusaha keras untuk tidak meneriaki Yonghwa untuk semua kekesalannya. Seohyun menarik napas panjang lalu menghembuskannya pelan-pelan. Setelah merasa sedikit tenang, Seohyun berkata , " Aku merasa sudah terlalu banyak menyusahkanmu. Aku merasa tidak enak bila harus terus tinggal di sini ".
" Tapi aku tidak keberatan sama sekali. Aku senang kau tinggal di sini Seohyun, sungguh ", kata Yonghwa. Tapi Seohyun menggelengkan kepalanya.
" Kehadiranku akan membuat privacymu terganggu, kau tidak lagi bisa hang out dengan teman-temanmu dan mungkin kekasihmu ", kata Seohyun pelan.
Kekasih ?
" Katakan padaku Seohyun, apakah tadi waktuaku di kantor ada yang datang ke sini ? ", otak investigasi Yonghwa mulai bekerja. Pagi tadi dia pergi kerja dengan perasaan bahagia, dan sangat menunggu waktu untuk pulang. Seharian di kantor dia hanya memikirkan Seohyun. Tapi setiba di apartemen sikap Seohyun malah 10 derajat berbeda. Jika bukan karena seseorang yang meracuni otaknya, Seohyun tidak akan seperti ini.
Tapi Seohyun menggeleng. Dan Yonghwa tak percaya. Di tariknya Seohyun dan mendudukkannya di sofa. Lalu Yonghwa berlutut di hadapan Seohyun.
" Jangan berbohong Seohyun, aku tahu itu. Siapa yang datang ke mari hari ini ? ", kembali Yonghwa bertanya. Bibir Seohyun bergetar. Wajah Yonghwa begitu dekat ke wajahnya. Bagaimana harus berbohong ?
" Angie ", kata Seohyun pelan hampir berbisik, lalu dia menundukkan kepalanya.
Angie ? Sialan, kakak iparnya yang cantik itu benar-benar mampir ke apartemennya padahal Yonghwa sudah mewanti-wanti agar dia tidak mengusik dan menggoda Seohyun. Sepertinya Yonghwa harus membuat perhitungan dengannya.
" Angie tadi mampir ke sini ? Apa yang dia katakan ? ", tanya Yonghwa memburu.
" Dia hanya menunjukkan betapa bodohnya diriku ", kata Seohyun nada suaranya kembali terdengar kesal. Yonghwa mencoba mengira-ngira apa saja yang Angie katakan pada Seohyun. " Dan........... ".
" Dan ? ".
" Dan meminta aku untuk tidak bermain api denganmu ".
Kakak iparnya itu benar-benar terlalu. Apakah dia berusaha menciptakan image bahwa dia kekasih dirinya, yang biasa menghabiskan malam penuh gairah dengan dirinya. For God sake, Angie sudah keterlaluan.
Yonghwa mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Angie, kakak iparnya itu harus bertanggung jawab. Beberapa saat kemudian teleponnya diangkat dari seberang.
" Angie ? ".
Seohyun berdeguk. Yonghwa menelpon Angie, mengapa ? apakah mereka akan bertengkar gara-gara dirinya. Seohyun berusaha berdiri tapi Yonghwa tidak membiarkannya.
" Angie, aku ingin tahu apa yang sudah kau katakan pada Seohyun ? ", tanya Yonghwa tanpa basa-basi. Terdengar Angie tertawa dari seberang.
" Angie, ini tidak lucu ", desis Yonghwa. Yonghwa kemudian menekan tombol loudspeaker, sehingga Seohyun dapat mendengarkan percakapanya dengan kakak iparnya itu.
" Apakah Seohyun marah dan kesal ? ", tanya Angie
" Apa yang kau harapkan ? ".
" Aku hanya ingin mengenalnya. apakah aku salah ? ".
" Tidak, aku senang bila kalian saling mengenal ".
Saling mengenal ? Yonghwa merasa senang bila dia dan angie saling mengenal. Oh, ini sudah sangat keterlaluan, kata Seohyun dalam hati. Di tatapnya Yonghwa dengan tatapan ingin membunuhnya.
" Aku hanya penasaran seperti apa wanita yang membuat adik ipar tersayangku uring-urngan di pagi hari hingga harus membangunkan aku dan kakaknya yang masih menikmati tidur ".
Tunggu dulu, Angie bilang adik ipar ? Apakah Angie istri dari kakak Yonghwa ? Ohhh, Seohyun mengatupkan kedua tangannya ke wajahnya mencoba menutupi rasa malunya. Semua yang dia lakukan tak luput dari perhatian Yonghwa dan itu membuat Yonghwa tersenyum.
" Tapi kan kau bisa menelponku dan aku akan dengan senang hati membawa Seohyun ke rumah kalian, mengapa harus datang ke apartemen dan berlagak seperti kekasihku ? ".
" Aku minta maaf, aku tak bermaksud membuatnya marah, tapi dia terlihat begitu menyenangkan untuk di goda ".
" Sialan Angie ". Suara tawa Angie terdengar.
" Tapi kalau melihat sikapnya padaku, aku rasa Seohyun mencintaimu ".
" Benarkah ? ", tanya Yonghwa sambil menarik kedua tangan Seohyun dari wajah Seohyun dan menatapnya. Sebenarnya dia bertanya pada siapa, Angie atau dirinya ? Seohyun tertunduk dan pipinya merona. Apakah tadi rasa cemburu terlihat jelas ?
" Well kau tanyakan saja langsung padanya. Sudah dulu aku sedang ada klien, kau menggangguku saja ". Lalu telepon di putus dari seberang. Yonghwa meletakkan ponselnya ke meja dan menatap Seohyun dalam.
" Apakah yang di katakan Angie benar, Seohyun ? ".
" Perkataan yang mana ? ", Seohyun mencoba mengelak.
" Bahwa kau mencintaiku ? ".
" Aku tidak tahu ! ".
" Apakah kau masih mengharapkan Mike kembali padamu ? ".
Seohyun menatap Yonghwa, menangkap sedikit gurat kecewa di wajahnya. Apakah Yonghwa mencintainya ? Sejumput harapan tiba-tiba mekar di hati Seohyun.
" Kau tahu aku datang kemari untuknya ", kata Seohyun.
" Yah aku tahu ". desah Yonghwa. " Apakah kau sangat ingin menemuinya ? ".
" Yah, aku berharap aku bisa bertemu dengannya ", dan mengatakan pada Mike bahwa dia sudah mencintai pria lain , lanjut Seohyun dalam hati. Seohyun sadar kalau kecemburuannya pada Angie karena dia mulai mencintai Yonghwa. Tapi bertemu dengan Mike adalah sesuatu yang harus dia lakukan. Seandainya saja dia bisa bertemu dengannya.
Yonghwa terdiam, berdiri dan meraih tasnya dan mengeluarkan kertas kecil kepada Seohyun. Seohyun menerimanya dengan penuh tanda tanya.
" Itu adalah alamat apartemen Mike, aku akan mengantarmu ke sana ", kata Yonghwa lalu berjalan menuju ke arah pintu " Sekarang !! ".
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon