CHAPTER SEVEN
Mike berdiri di hadapannya. Sedikit kaget saat melihat Seohyun. Tapi kemudian dia tersenyum dan mempersilahkan Seohyun masuk ke dalam apartemennya. Seohyun melangkah perlahan. Lalu Mike menutup pintu.
Apartemen Mike sangat besar dan nyaman. Seohyun tidak menyangka Mike akan sesukses ini bisa memiliki apartemen semewah ini. Mike membimbing Seohyun duduk di sofa, lalu dia melangkah ke dalam lalu keluar membawa sekaleng minuman dingin dan menyerahkannya kepada Seohyun.
" Apa kabar Seohyun ? ", tanya Mike. Seohyun meneguk setetes minuman dingin itu untuk melegakan tenggorokannya yang rasanya serak seketika.
" Aku baik, dan aku lihat kau pun demikian ", jawab Seohyun.
" Aku tak pernah menyangka kau akan ke Amerika seorang diri. Seohyun yang aku kenal biasanya tidak senekat ini ".
" Mike, mengapa kau tak pernah lagi menghubungiku ? ", Seohyun tak mau berlama-lama langsung menanyakan hal yang sangat mengganggunya selama ini.
" Aku minta maaf Seohyun ".
" Untuk apa ? ".
" Untuk tak bisa berkata jujur padamu ".
Seohyun mendesah. Firasatnya mengatakan Mike sudah menemukan orang lain yang di cintainya. Dan mengapa Seohyun merasa lega ?
" Jujur ? " tanya Seohyun sambil menatap wajah Mike.
" Aku menemukan seseorang Seohyun ", jawab Mike. " Dia wanita yang sederhana, walaupun anak dari seorang pengusaha yang kaya. Dia bekerja di tempat yang sama denganku. Dia banyak membantuku bahkan pada saat aku susah dialah yang selalu ada untukku. Aku merasa sangat berterima kasih padanya ".
" Apakah rasa terima kasihmu mengharuskanmu mencintainya ? ".
Mike menggelengkan kepalanya. " Seohyun , aku selalu berkata kepadamu, cinta adalah proses. Saat kita menemukan seseorang yang membuat kita nyaman maka itulah proses cinta lahir. Berada di dekatnya membuat aku merasa nyaman dan akhirnya aku harus mengakui bahwa aku mencintainya ".
Seohyun terdiam. Rasa nyaman adalah awal dari cinta. Tertegun Seohyun merasa betapa dia merasa sangat nyaman berada di dekat Yonghwa, merasa begitu damai, merasa bahwa bersamanyalah hal yang paling dia inginkan. Dia mencintai Yonghwa.
" Mengapa kau tidak mengatakannya padaku ? Mengapa ? ".
" Karena aku tak mau kau terluka ".
Anehnya saat ini Seohyun merasa jauh dari terluka, tak ada sakit hati yang dia rasakan. Dia justru merasa bahagia bahwa Mike menemukan wanita idamannya. Seohyun tahu Mike dan dirinya tidak benar-benar saling jatuh cinta. Pertemanan mereka yang menjadikan mereka merasa nyaman. Mike selalu tampil sebagai pelindungnya dan selalu menjaganya dari keusilan teman-teman di sekolah. Selalu memompa semangatnya saat Seohyun merasa tak bisa melakukan apapun. Bagi Seohyun Mike adalah seperti seorang kakak baginya.
Saat Mike mengatakan bagaimana kalau mereka kencan, Seohyun hanya mengikuti saja, lalu mereka pacaran tapi anehnya Seohyun tak merasakan apa-apa. Tidak ada rasa rindu untuk bertemu ataupun rasa cemburu saat Mike bersama teman-teman wanitanya. Kedua orang tua merekalah yang begitu antusias. Bahkan kepergian Seohyun ke Amerika pun atas dukungan dan izin orang tuanya. Mike adalah calon menantu idaman mereka.
Seohyun baru menyadarinya sekarang. Aneh, mengapa proses itu harus melibatkan orang di luar dirinya dan Mike. Seohyun tersenyum.
" Aku tidak akan sakit hati Mike, kalau kau jujur maka aku akan mengucapkan selamat kepadamu ", kata Seohyun setelah diam beberapa saat. " Kita mungkin telah membohongi hati kita masing-masing, berusaha menjadi orang yang setia pada janji, walaupun sebenarnya kita tak mampu. Aku senang kau bahagia Mike. Sungguh ".
" Maafkan aku Seohyun, kau harus meninggalkan murid-muridmu dan datang kemari hanya untuk mengetahui bahwa aku sudah berbohong kepadamu ". Seohyun menggelengkan kepalanya.
" Justru aku yang harus mengucapkan terima kasih padamu ". kata Seohyun. Mike memandangnya dengan penuh tanda tanya. " Kau tentu tidak tahu apa yang telah terjadi padaku seminggu ini. Mendatangi apartemenmu tapi ternyata kau tak lagi tinggal di sana, seseorang merampok tasku membawa lari semua yang aku miliki termasuk paspor dan visa. Tapi seseorang telah menolongkan, malaikat penyelamatku ".
" Kau mencintainya ? ", tanya Mike dan Seohyun mengangguk pasti.
" Yah aku mencintainya. Dia begitu baik padaku, dia berbagi apartemennya denganku, rela tidur di sofa, menguruskan paspor baru dan visa untukku, bahkan mencarikan alamatmu ini ", kata Seohyun.
" Apakah dia juga mencintaimu ? ". Seohyun terdiam.
" Entahlah. Dia sering bertanya apakah aku masih mencintaimu, dan saat aku berkata aku harus bertemu denganmu, dialah yang mengantarkanku kemari dan sekarang dia ada di parkiran menungguku ".
" Bukankah kita berdua beruntung Seohyun, menemukan cinta sejati kita bermil-mil jauhnya dari Seoul ?. Seohyun mengangguk sambil tersenyum.
" Karena itulah mengapa aku harus menemuimu, meminta maaf karena aku telah mencintai lelaki lain, tapi ternyata kaupun telah menemukan orang lain yang kau cintai. Aku merasa lega, aku bahagia untukmu ".
" Akupun bahagia untukmu Seohyun. Siapa namanya ? ", tanya Mike kini terlihat begitu rileks duduk di kursinya.
" Yonghwa. Jung Yonghwa, dia seorang jaksa penuntut ", jawab Seohyun. Mike mengangguk-anggukkan kepalanya. Pantas saja dia bisa dengan mudah menemukan alamat apartemen Mike.
Seohyun kemudian mengeluarkan sesuatu dari paper bag kecil yang di bawanya. menyerahkan sebuah kotak kepada Mike. Mike membukanya dan tertegun melihat jam tangan yang dulu di idam-idamkannya ternyata Seohyun membelikannya. Mike menatap Seohyun dengan pandangan penuh terima kasih.
" Seharusnya itu adalah hadiah kejutan untuk ulang tahunmu minggu lalu, sayang kau telah pindah ke apartemen yang mewah ini - Sejak dulu aku selalu berniat membelikannya untukmu - Semoga kau menyukainya ", ucap Seohyun.
" Tentu saja aku menyukainya, terima kasih Seohyun, gomawo ", kata Mike sambil memasang arloji tersebut ke pergelangan tangannya.
" Baiklah, sebaiknya aku pamit. Apa yang aku ingin katakan dan berikan sudah aku lakukan. Mungkin aku tidak akan lama lagi di LA, Paspor dan Visaku sudah selesai, aku akan kembali ke Seoul ".
" Izinkan aku membelikanmu tiket pulang Seohyun, dan aku bersikeras untuk itu. Kapan kau akan pulang aku akan memesan tiket untukmu. Hubungi aku kapan saja, aku juga akan bersedia mengantarmu ke bandara dan semuanya gratis ". Seohyun tertawa. Senang semunya berjalan dengan baik.
" Baiklah aku akan menghubungimu ".
" Kau punya nomor ponselku kan ? ".
" Yah. Baiklah aku pergi dulu. Sampaikan salamku pada......... ".
" Amanda ", ucap Mike
" Yah, sampaikan salamku untuk Amanda, aku akan sangat senang bila bisa bertemu dengannya ", kata Seohyun sambil berdiri. Mike lalu mengantarnya hingga ke pintu dan bermaksud mengantar Seohyun hingga ke bawah, tapi Seohyun menolak.
Yonghwa melihat Seohyun berjalan keluar apartemen, tak ada raut sedih di wajahnya justru terlihat sangat bahagia. Detik itu juga Yonghwa tahu dia sudah patah hati.
♥ ♥ ♥
Sepanjang perjalanan pulang hingga tiba di apartemen, Yonghwa tak banyak bicara. Masuk ke dalam kamar mandi lalu berpakaian lengkap dan keluar meninggalakn Seohyun di apartemen. Seohyun merasa kecewa. Tadinya dia berniat mengatakan kepada Yonghwa bagaimana pertemuannya dengan Mike dan bahwa dia tidak lagi mencintai Mike.
Sepanjang malam Seohyun menunggu tapi hingga dia jatuh tertidur Yonghwa tak pulang juga. Dan pag hari saat dia bangunpun Yonghwa sudah tak ada di apartemen. Seohyun merasa bingung dengan sikap Yonghwa yang tiba-tiba nerubah semenjak mereka pulang dari apartemen Mike. Yonghwa menghindarinya. Apakah dia sudah berbuat salah ?
Malam hari saat Yonghwa pulang, Seohyun berusaha mengajaknya bicara. Tapi Yonghwa mengatakan kalau dia sedang sibuk dan hanya pulang untuk berganti pakaian dan memang benar setelah mandi dia kembali pergi meninggalkan Seohyun sendiri dalam kebingungan.
Beberapa hari berlalu dan Yonghwa masih terus menghindarinya, hingga suatu hari Yonghwa tiba-tiba bertanya padanya " Kapan kau akan pindah ke apartemen Mike ? ".
Seohyun terkejut. Apakah Yonghwa mengusirnya ? Apakah kehadirannya membuat Yonghwa tidak merasa nyaman. Seohyun merasa sedih, dia seakan tidak mengenal Yonghwa lagi. Kemana perginya Yonghwa yang sangat perhatian padanya ? Yang selalu tersenyum padanya, yang selalu menolongnya dan penuh perhatian. Kemana hilangnya sosok Yonghwa yang dia cintai ? Apakah Yonghwa membencinya ?
Seohyun terisak di dalam kamar. Hatinya sangat terluka. Mungkin memang Yonghwa hanya menganggapnya sebagai pelampiasan hasrat dan napsunya. Seohyun hanyalah selingan baginya. Mungkin inilah saatnya dia kembali ke Seoul, tak ada lagi yang menahannya di sini. Seohyun menghapus airmatanya lalu berjalan keluar kamar menuju ke telepon dan mulai menekan nomor telepon Mike.
" Mike ? ", ucap Seohyun saat mendengar seseorang berkata Halo dari seberang.
" Seohyun ? Ada apa ? ", tanya Mike.
" Maukah kau membelikan aku tiket untuk penerbangan ke Seoul, untuk besok pagi ", tanya Seohyun dengan suara bergetar.
" Seohyun, apakah kau habis menangis ? Ada apa sebenarnya ? ", tanya Mike penuh rasa ingin tahu dari seberang.
" Semuanya tidak berjalan sesuai yang aku inginkan, Mike. Yonghwa tidak mencintaiku. Jadi aku rasa tak ada lagi yang harus aku lakukan disini. Aku ingin pulang, aku sangat merindukan kedua orang tuaku dan juga murid-muridku. Jadi kalau tidak memberatkanmu, aku akan berterima kasih bila kau membelikanku tiket untuk besok pagi ".
" Tentu saja, aku akan mengantarmu ke bandara besok. Dan Seohyun cheer up, bukan kamu yang rugi tapi Yonghwa lah yang rugi ", Mike menghiburnya dan Seohyun tersenyum.
" Terima kasih Mike, sampai besok ", lalu Seohyun menutup telepon. Menarik napas panjang lalu mengedarkan pandangannya ke setiap sudut apartemen Yonghwa. Dia pasti akan merindukan apartemen ini dan juga pemiliknya. Seandainya saja pemiliknya juga mencintainya.
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon