#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YOU AND ME AND MY THREE BROTHERS



CHAPTER EIGHT

YongHwa memacu mobilnya dengan kecepatan yang tinggi membelah jalanan yang ramai. Menatap tidak sabaran saat harus berhenti karena tertahan traffic light. Membunyikan klaksonnya bagaikan orang keserupan sehingga sesekali di dengarnya teriakan pengendara lain memakinya.
YongHwa menekan tombol panggilan cepat. Dia butuh menghubungi DongHue sekarang juga. Beberapa saat kemudian suara dongHue terdengar dari seberang.
“ Hyung, aku butuh jadwalpenerbangan ke London sekarang juga. Bisakah kau membantuku secepatnya. Tidak, tidak jangan sekarang. Aku akan menjelaskannya nanti. Aku sedang dalam perjalanan ke bandara saat ini. Aku tunggu ya hyung, secepatnya ! “, dan YongHwa langsung mematikan panggilannya dan kembali berfokus pada jalan di depannya.
Dengan tidak sabaran Yonghwa memukul stir mobilnya ketika kembali harus berhenti karena traffic light. Di liriknya jam tangan di pergelangan tangannya, berdoa, teramat sangat berdoa semoga dia tidak terlambat. Semoga dia masih bisa mencegah keberangkatan Seohyun ke London.
Kata JungShin, Seohyun akan pulang bersama JongHyun dan MinHyuk dan dia akan segera menyusul setelah membereskan semua barang-barang Seohyun. JungShin juga mengatakan rasa kecewanya karena YongHwa telah menyakiti adiknya dengan teramat sangat dan YongHwa harus meyakinkan JungShin bahwa itu hanyalah kesalahpahaman dan yang sebenarnya dia sangat mencintai Seohyun. Sayangnya YongHwa tak dapat membujuk JungShin untuk menelpon kakaknya untuk membatalkan penerbangan mereka ke Inggris.
Yonghwa berbelok dan masuk ke area bandara Incheon. Setelah memarkir mobilnya dengan berlari YongHwa memasuki bandara Incheon yang seperti biasanya sangat ramai. Melihat ke papan besar dengan nomor-nomor penerbangan yang akan dan telah mendarat serta yang sebentar lagi akan take off.
Ada dua penerbangan ke London dan sialnya berangkat dengan waktu yang hampir bersamaan tapi berbeda gate. Bagaimana mungkin YongHwa harus memilih yang mana yang harus di datanginya lebih dahulu. Apalagi jika waktu take off tinggal sepuluh menit lagi.
YongHwa rasanya mau meledak.
Ponselnya berdering dan secepatnya di angkatnya. DongHue berkata dia sudah mengecek dan tak ada nama Seohyun di manifest data penerbangan ke London malam ini. Yonghwa lalu menyuruhnya mencari atas nama JongHyun atau MinHyuk. Sialan, siapa sih nama orang tua Seohyun ? maki YongHwa dalam hati, satu lagi kesalahan fatal yang di buatnya. Seharusnya sejak awal dia harus menanyakan siapa nama Seohyun sebenarnya.
YongHwa berlari ke gate tempat pemberangkatan pesawat British Airlines, tak sabaran menunggu antrian di bagian informasi airline tersebut sambil terus menatap jam tangannya.
“ Maaf aku butuh mengetahu apakah ada penumpang bernama Tuan JongHyun yang akan berangkat dengan penerbangan malam ini ? “, tanya YongHwa kepada petugas. Dan setelah beberapa menit mengecek tak di temukan nama JongHyun, bahkan MinHyuk dan Seojuhyun pun tak ada. Setelah mengucapkan terima kasih YongHwa berlari-lari menuju gate selanjutnya tepat saat boarding penerbangan menunjukkan bahwa pesawat menuju ke London sudah bersiap untuk take off. YongHwa semakin mempercepat langkah kakinya.
Dia terlambat !
Seohyun telah pergi !
YongHwa hanya bisa terpaku di depan pintu gate. Tertunduk lesu dengan napas tersengal-sengal karena berlarian kesana kemari.  Dengan berat di langkahkannya kakinya ke ruang tunggu dan menjatuhkan tubuhnya ke salah satu kursi yang kosong.
Tidak, dia tidak boleh menyerah. Dia harus menyusul Seohyun, bahkan ke ujung dunia sekalipun. Semangat YongHwa kembali membara. Betul dia akan menyusul Seohyun dan melihat sejauh apa wanita tersebut bisa menghindarinya. Setelah merasa santai. YongHwa berjalan keluar menuju ke tempat parkir.
Yang dia perlukan hanyalah meminta alamat rumah Seohyun kepada JungShin. Tidak peduli apakah JungShin akan memberikannya dia tetap akan memohon jika perlu bersujud di hadapan JungShin , menyembahnya. Tidak peduli harga dirinya akan hancur. YongHwa sudah bertekad.
Calon kakak iparnya itu harus memberikannya alamat rumah mereka di London. Yonghwa akan menyusul Seohyun, menemuinya dan mengungkapkan bagaimana dia menyesal dan menyatakan perasaannya, betapa dia mencintai Seohyun dan memintanya menikah dengannya.
Dengan tekad penuh Yonghwa melajukan mobilnya kembali ke apartemen.

♥ ♥ ♥

JungShin membuka pintu saat YongHwa mengetuk pintu dan membunyikan bel pintu apartemen Seohyun. Bersyukur bahwa JungShin masih berada di apartemen tersebut.
“ Apa yang terjadi denganmu, kau terlihat sangat kacau, Bung ! “, ucap JungShin saat melihat YongHwa.
YongHwa melangkah masuk dan melihat beberapa koper yang di letakkan di dekat pintu. Dan dada Yonghwa terasa sesak.
“ Aku terlambat menghentikan mereka “, desah YongHwa sambil mendudukkan dirinya ke sofa di ruang tamu. JungShin mengikutinya dan duduk di sampingnya menatapnya dengan sorot mata penuh rasa prihatin.
“ Jadi apa yang akan kau lakukan ? “, tanya JungShin.
“ Aku akan menyusulnya ke London “, jawab YongHwa.
“ Umm, apa kau yakin ? “, tanya JungShin lagi.
“ Tentu saja, bahkan jika Seohyun ke ujung dunia sekalipun aku akan menyusulnya “, jawab yongHwa tegas. “ Dan aku datang untuk memintamu menolongku “.
“ Menolongmu ? “. JungShin tidak mengerti pertolongan semacam apa yang di butuhkan Yonghwa darinya.
“ Maukah kau memberikan alamat rumah kalian di London ? “, pinta Yonghwa. JungShin terdiam sesaat.
“ Entahlah, aku harus meminta izin pada JongHyung, kakak tertua kami. Tapi kau tahu kan aku tentu saja tak bisa menelponnya sekarang. Dia sedang berada di awan saat ini “, ucap JungShin sedikit bercanda. Tapi tidak lucu sama sekali bagi YongHwa.
“ Tolonglah JungShin sekali ini saja “, pinta YongHwa lagi sedikit memelas.
“ Maaf tapi aku tak bisa kau harus menunggu minimal dua belas jam lagi “.
Dua belas jam itu rasanya bagai dua belas abad bagi YongHwa.
“ Ayolah JungShin, aku akan melakukan apapun asal kau mau memberikannya “. Bujuk YongHwa.
JungShin menatap YongHwa dengan tidak percaya.
“ Apakah kau yakin kau adalah seorang pebisnis di bidang perhotelan ? Seharusnya kau bisa mencari sendiri alamat rumah kami di London. Sedikit petunjuk bagimu. Kakakku JongHyun adalah salah satu pemilik hotel besar di London “.
Yonghwa memaki kebodohannya. Kalau memang JongHyun juga adalah pengusaha perhotelan, mustahil DongHue tidak mengenalnya. Bukankah mereka juga punya hotel di London ? Yonghwa menepuk jidatnya dan memaki dirinya sendiri sekali lagi hingga membuat JungShin tersenyum melihatnya.
“ Seohyun benar-benar membuatmu jatuh cinta huh ? “, ucap JungShin sambil menyandarkan dirnya dengan santai ke sandaran sofa. “ Adik kecilku itu benar-benar membuatmu sebingung ini “.
“ Mengapa kau tak bilang kalau kau kakak Seohyun ? “. Yonghwa menatap JungShin menuntut jawaban.
Jungshin hanya mengangkat bahunya. “ Mengapa kau tidak bertanya ? “.
Benar, seharusnya dia bertanya pada Seohyun. Semua ini tidak akan menjadi kesalahan fahaman yang fatal seandainya dia bisa mencoba lebih mengenal Seohyun dan bukannya malah menyakitinya dengan kata-katanya yang kasar.
“ Bodohnya diriku “, sahut YongHwa.
“ Bodohnya adikku karena ternyata dia mencintai orang yang bodoh “, umpat JungShin tapi kemudian tertawa. “ Kalian pasangan yang serasi, sama-sama bodoh “.
Seohyun mencintainya ?  benarkah ?
“ Katamu Seohyun mencintaiku ? “.
“ Apakah aku mengatakan hal tersebut ? “.
“ Baru semenit yang lalu “, Yonghwa mengingatkan. JungShin menepuk kepalanya.
“ Seharusnya aku belajar untuk menggigit lidahku dan menahan diriku untuk berkata-kata “.
“ Maaf tapi kau sudah mengatakannya “.
“ Well, let it be lah, kan sudah terlambat. Seohyun sudah pergi “.
“ Tentu saja tidak. Aku akan mengejarnya. Ingat ? “.
“ Kalau begitu semoga beruntung ! “.
“ Apakah aku tadi baru saja melihat bibirmu berkedut. Apakah kau sedang menyembunyikan sesuatu padaku ? “, ucap YongHwa saat di tangkapnya ekspresi JungShin yang berusaha menahan senyum di bibirnya. Tatapan mata YongHwa mengandung kecurigaan.
“ Itu karena aku sedang  menertawai kebodohanmu “, elak JungShin. Tapi Yonghwa tetap menatap JungShin dengan pandangan curiga.
Merasa jengah oleh tatapan yonghwa, JungShin bangkit dan berjalan ke arah dapur dan membuka kulkas mengeluarkan kotak jus orange dan menuangkannya di gelas. Menawarkan kepada Yonghwa tapi Yonghwa menolak.
“ Tawarkan aku bir maka aku akan menerimanya “, ucap YongHwa.
“ Sayangnya adik kecil tercintaku tidak mengizinkan kami menyimpan bir di apartemennya apalagi di kulkasnya. Bir menurutnya adalah sesuatu yang tidak sehat, sebaiknya mereka meminum jus atau air putih “.
“ Kalian benar-benar menyayanginya kan ? “.
“ Tentu saja. Sebelum ibu kami meninggal, beliau menitipkan Seohyun pada kami untuk menjaganya. Kami walaupun tanpa di minta pasti akan menyayangi dan menjaga sekuat kami. Dia adalah adik kecil kami dan selamanya akan menjadi adik kecil kami “.
“ Mengapa dia memutuskan ke Seoul dan meninggalkan kalian ? “.
“ Bung, sebaiknya kau simpan pertanyaanmu itu dan tanyakan langsung padanya saat kau berhasil menemukannya. Aku tak akan menjawabnya “, ucap Jungshin sambil meneguk jus orange yang di pegangnya.
“ Baiklah kalau begitu, sebaiknya aku pulang saja dan bersiap-siap. Dan aku harus menghubungi seseorang untuk mendapatkan setidaknya nama hotel milik kalian “, kata Yonghwa sambil berdiri .    “ Oh iya, kapan kau kembali ke London ? “.
“ Tergantung “, jawab JungShin acuh.
“ Tergantung ? “.
“ Yup, seperti pakaian yang tergantung “.
Yonghwa menatap JungShin bingung tapi kemudian tak menghiraukannya. Lalu Yonghwa berjalan kepintu dan setelah mengucapkan terima kasih pada JungShin, YongHwa menutup pintu apartemen Seohyun.

♥ ♥ ♥

Saat Yonghwa melangkah masuk ke apartemennya, Yonghwa merasakan ada yang aneh. Tak ada perasaan kosong sama sekali. YongHwa mengerutkan keningnya. Dan rasanya dia bisa mencium bau parfum Seohyun.
YongHwa mengerang, baiklah dia mungkin sudah benar-benar gila karena Seohyun. Dan berlari kesana kemari membuatnya berhalusinasi to the max.  Yonghwa mengacak-acak rambutnya dan meregangkan tubuhnya.
Tapi sekali lagi YongHwa merasa ada yang aneh. Sialnya dia tidak bisa mengetahui di mana letak keanehan yang di rasakannya. YongHwa melangkah ke dapur dan mendapati lantai dapurnya sudah bersih, kaleng-kaleng bir bahkan sudah berada di tempat sampah dan lukisan abstrak bir di dinding dapur juga sudah hilang.
Siapa yang telah membersihkannya ?
Tiba-tiba sebuah harapan membuncah di dalam hati YongHwa. Perlahan Yonghwa berjalan pelan-pelan menyalakan semua lampu di ruangan tersebut hingga tampak terang benderang. Berjalan ke koridor dan membuka kamar tamu tapi tak ada orang di sana. Berjalan ke ujung menuju ke kamar mandi membukanya perlahan dan tak ada siapa-siapa. Satu-satunya tempat yang belum di periksanya adalah kamar tidurnya.
Yonghwa berdoa semoga apa yang di pikirkannya benar-benar nyata. Belum pernah YongHwa berdoa dengan begitu kerasnya.
Perlahan YongHwa membuka pintu kamarnya. Gelap hanya lampu tidur yang menyala dan di sana di atas tempat tidur YongHwa seseorang sedang terlelap begitu damai. Pelan-pelan YongHwa menutup pintu dan berjalan mengendap-endap mendekati ranjangnya.
Seohyun ada di ranjangnya tertidur dan ada garis air mata yang mengering dipipinya.
Untuk sesaat YongHwa tidak tahu harus berbuat apa. Membayangkan betapa gilanya dirinya mengejar Seohyun ke bandara, berlari-lari seperti orang gila dan merasa terpukul karena tidak bisa menahannya bahkan bertekad bulat mengejarnya ke London. Sementara Seohyun sedang menunggunya di apartemennya hingga tertidur.
Ya Tuhan, gadis ini benar-benar telah membuatnya gila.
YongHwa berjongkok di samping tempat tidurnya dan menatap wajah Seohyun yang sedang tertidur dengan lelapnya. Begitu ingin YongHwa menciumnya tapi dia tak ingin membangunkannya. YongHwa memilih berlama-lama menatap wajah Seohyun dan menatapnya dengan pandangan penuh cinta.
YongHwa jadi teringat senyuman tertahan di bibir JungShin. Jadi JungShin pasti tahu kalau Seohyun ada di apartemen YongHwa. JungShin mungkin malah sudah membohonginya. Bukan, bukan hanya JungShin, tapi juga JongHyun dan MinHyuk. YongHwa merasa telah di bodohi mentah-mentah. Tapi YongHwa malah tersenyum.
Ketiga kakak Seohyun benar-benar mencintai adik kecil mereka. YongHwa harus mengakui hal tersebut. bahkan mungkin melebihi besarnya cinta YongHwa kepada Seohyun. Cinta tanpa tuntutan apapun, cinta yang hanya memberi  tanpa meminta. YongHwa jelas harus banyak belajar dari mereka bagaimana mencintai Seohyun setulus mereka bertiga.
Seohyun bergerak membuat YongHwa menahan napas dan akhirnya bernapas lega saat dilihatnya Seohyun masih terlelap. YongHwa berdiri lalu mengitari ranjangnya dan perlahan naik ke atas ranjang. Membaringkan tubuhnya di belakang Seohyun dan melingkarkan tangannya memeluk Seohyun lalu mencium aroma harum rambutnya dan memejamkan matanya. Menikmati moment terindahnya saat ini. Hanya berdua dengan Seohyun.

♥ ♥ ♥

Seohyun bisa merasakan seseorang sedang memeluknya dan napas hangat yang menghembus rambutnya. Di bukanya matanya dan mendapati sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Seohyun menahan napasnya untuk sesaat.
Dia pasti terlalu lama menungu YongHwa hingga ketiduran. Sudah berapa lama dia tertidur ? Di gerakkannya tangannya dan menyentuh tangan yang melingkar di pinggangnya dan setelah itu Seohyun merasakan pelukan tersebut semakin mengerat dan menariknya lebih dalam ke dalam pelukan laki-laki yang sedang terbaring di belakangnya.
“ Apakah aku membangunkanmu ? “, guman YongHwa tepat di telinganya. Seohyun menggelengkan kepalanya pelan. “ Aku minta maaf atas kekasaranku “, bisik YongHwa dengan nada penyesalan yang dalam.
“ JongHyun bilang itu karena kau cemburu “, ucap Seohyun pelan.
“ Dia benar, aku memang cemburu dan mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya tak ingin aku keluarkan. Apakah aku menyakiti hatimu ? “.
Kali ini Seohyun menganggukkan kepalanya dan YongHwa bisa mengerti akan hal itu.
“ Maukah kau memaafkanku ? “.
Hening. Seohyun tak menjawab hanya diam sambil menatap dinding kamar YongHwa yang baru saja tadi pagi selesai di kerjakannya. Seohyun kemudian melepaskan pelukan YongHwa dan bangun dan duduk di pinggir ranjang.
“ Aku tadi menunggumu. Dan sambil menunggu aku menyelesaikan hal-hal kecil yang belum aku bereskan di kamarmu. Maaf bila aku jatuh tertidur “.
YongHwa menatap punggung Seohyun yang tadi rapat di dadanya. YongHwa bergerak duduk dan menarik Seohyun memeluknya dari belakang. Dagunya di sandarkannya ke bahu Seohyun.
“ Kau bisa tidur di manapun kau mau di apartemen ini Seohyun.  Tapi aku akan sangat senang bila kau tidur di sini di pelukanku “, ucap YongHwa dengan suara yang sedikit bergetar.
“ Terima kasih “, ucap Seohyun pelan. YongHwa tak mengerti mengapa harus Seohyun yang berterima kasih.
“ Untuk apa, “, tanyanya.
“ Karena mengizinkan aku menata apartemenmu “.
“ Bukankah seharusnya aku yang berterima kasih “.
Seohyun terdiam.
“ Maukah kau berjanji padaku ?”, ucap Seohyun.
“ Berjanji apa ? “.
“ Berjanjilah bahwa walaupun kau sedang marah, kau takkan pernah mengotori dindingnya dengan tumpahan bir dari kaleng yang kau lemparkan ke dinding “.
Mungkin seperti inilah perasaan seorang penata ruangan saat melihat pekerjaannya tak di hargai. YongHwa tersenyum merasa bersalah.
“ Maafkan aku Seohyun, saat itu sedang sangat marah. Tapi aku berjanji tidak ada lagi lukisan abstrak di dinding manapun bahkan pada saat aku sangat amat marah “.
“ Terima kasih “.
“ Berhentilah berterima kasih, kau membuatku merasa sangat bersalah “.
“ Maaf “.
“ Dan juga berhentilah mengucapkan kata maaf ! “.
Seohyun kembali diam.
“ Kau tahu Seohyun “, ucap YongHwa. “ Aku sangat senang mendapatimu tertidur di apartemenku “.
“ Memang kenapa ? “.
“ Karena kau tidak tahu betapa putus asanya diriku menyadari kepergianmu “.
“ Tapi aku tidak kemana-mana “.
“ Tapi aku ke apartemenmu dan JungShin bilang kau sudah pergi “.
“ Aku hanya mengantar JongHyun dan MinHyuk sebentar ke bawah “.
Jadi dia telah di permainkan dengan teramat telak.
Seohyun mengatupkan kedua tangannya ke wajahnya dan berusaha menahan tawanya tapi bahunya bergerak naik turun menandakan dia sedang  tertawa.
“ Kau pasti merasa senang kan mereka mempermainkanku ? “, rajuk YongHwa.
“ Aku tidak tahu siapa yang mempunya ide sekonyol itu. Maafkan ketiga kakakku itu “.
Sejujurnya YongHwa tidak marah. Bahkan bersyukur bahwa mereka akhirnya bisa melihat kesungguhan dirinya yang benar-benar mencintai Seohyun, adik tercinta mereka.
“ Sesungguhnya aku senang dengan ide konyol mereka. Menunjukkan betapa mereka mencintaimu. Mengapa kau tidak mengatakan kepadaku bahwa mereka adalah kakakmu ? “.
“ Kau tak pernah bertanya “.
Yonghwa mengerang dan mengingatkan dirinya bahwa apapun itu dia harus selalu menanyakan apapun kepada Seohyun, karena ternyata Seohyun bukan tipe orang yang akan dengan senang hati menceritakan apapun tanpa di minta.
“ Kalau begitu maafkan aku karena tidak pernah bertanya “.
“ Ngomong-ngomong kau dari mana ? “, tanya Seohyun.
“ JungShin, kakakmu itu bilang kau sudah pergi, sementara JongHyun kakak tertuamu bilang kau sedang berkemas dan akan ikut mereka kembali ke London. Aku panik bahwa aku akan kehilangan dirimu lalu aku buru-buru mengejarmu ke bandara dan hanya mendapati bahwa kau telah pergi dan aku terlambat menghentikanmu “.
“ Kau ke bandara ? mengejarku ? “, Seohyun bertanya dengan perasaan tak percaya. “ Tapi tak ada satupun dari ketiga kakakku yang ke bandara. JongHyun dan MinHyuk ke hotel tempat mereka akan menginap dan JungShin bilang dia masih mau tinggal bersamaku makanya kau hanya menemukan JungShin di apartemenku “.
“ Oh ya Tuhan, mereka benar-benar .... “.
“ Huss, tidak apa-apa kok. Justru aku merasa senang mereka mengerjaiku. Sebenarnya mereka sedang menguji kesungguhanku pada dirimu “, potong Yonghwa sambil mengeratkan pelukannya ke pinggang Seohyun. Demi segalanya dia ingin bisa seperti ini selamanya, seumur hidupnya. Memeluk Seohyun.
“ Kesungguhan ? “, Seohyun tak mengerti.
“ Kesungguhan cintaku padamu “.
“ Kau mencintaiku ? “. Seohyun memalingkan wajahnya menatap YongHwa.
“ Kau pikir buat apa aku seperti orang gila mengejarmu ke bandara kalau aku tidak mencintaimu dan takut kehilanganmu ? “, kata YongHwa sambil bergerak turun dan berdiri di hadapan Seohyun kemudian perlahan berlutut di hadapan Seohyun.
“ Aku mencintaimu, Seohyun. Mungkin tidak sebesar ketiga kakakmu tapi aku bisa belajar dari mereka. Aku akan mencintaimu sepenuh jiwa dan ragaku, seumur hidupku bahkan bila memang ada kehidupan setelah mati aku hanya akan mencintaimu. Tidak ada satu bagianpun dari dirimu yang tak pantas untuk tidak aku cintai. Maukah kau menikah denganku ? “.
Seohyun tidak tahu harus menjawab apa atau berkata apa. Matanya berkaca-kaca. Hanya menatap YongHwa dengan pandangan penuh cinta. Lalu Seohyun hanya bisa menganggukkan kepalanya sementara air mata kebahagian membasahi pipinya.
Yonghwa lalu mencium Seohyun dengan penuh perasaan cinta dan bersyukur. Sesaat yang lalu dia merasa putus asa akan kehilangan Seohyun dan sekarang dia kembali merasa putus asa karena harus menahan hasratnya untuk membaringkan Seohyun dan bercinta dengannya sekarang juga. Tapi YongHwa tahu, Seohyun harus menjadi istrinya dulu sebelum mereka memutuskan untuk bercinta. Sesuatu yang indah sebagai hadian pernikahan mereka.
Di lepaskannya kecupannya dan menatap Seohyun, dadanya membuncah oleh perasaan cintanya untuk wanita tersebut. kemudian di peluknya Seohyun dan seakan tak ingin melepaskannya walaupun sesaat.
Dan tiba-tiba YongHwa bisa mendengar suara biola yang sedang mengalunkan nada-nada kebesaran cinta di suatu tempat dan denting-denting piano yang memainkan lagu wedding march.
Welcome to the club, dan Yonghwa bisa mendengarkan suara DongHue menggodanya. Yonghwa tertawa sambil mengeratkan pelukannya.
Mereka boleh mengejeknya. Tapi YongHwa mengikuti jejak mereka jadi merekalah yang seharusnya menanggung kesalahan indah yang di lakukannya.

♥ ♥ ♥

Dan Wedding March benar-benar mengalun mengiringi langkah Seohyun yang di dampingi oleh JongHyun berjalan menyusuri lorong panjang menuju altar di mana YongHwa berdiri menunggunya dengan tatapan penuh cinta di matanya.
Jungshin dan MinHyuk di beri kehormatan sebagai pendamping mempelai pria, terlihat begitu bahagia berdiri di samping YongHwa. Kedua malah sempah mengusap air mata yang menggantung di ujung mata mereka. Tentu saja itu adalah airmata bahagia.
Seohyun menatap jendela yang berbetuk lingkaran yang terleyak di atas altar pernikahan, cahaya matahari di bulan Juni seakan menggambarkan senyum kedua orang tuanya seakan mengisyaratkan bahwa mereka juga ada di sini bersamanya, menyaksikan hari paling membahagiakan dalam hidupnya.
Seohyun berpaling menatap JongHyun yang berjalan dengan bangga di sampingnya. Seohyun tidak pernah menyangka kepergiannya ke Seoul mempertemukannya dengan pendamping hidupnya hingga akhir hayatnya. Sebuah kisah yang akan di ceritakannya kepada anak-anaknya kelak.
Saat akhirnya Seohyun tiba di depan YongHwa dan JongHyun menyerahkannya kepadanya. Yonghwa tersenyum penuh cinta dan membisikkan betapa cantiknya dirinya hari ini.
Pernikahan berjalan hikmad, penuh suka cinta, dan saat akhirnya mereka sah menjadi suami dan istri, YongHwa mencium Seohyun dengan perasaan bahagia yang membludak dan Seohyun membalas ciuman tersebut dengan perasaan yang sama, sehingga untuk sesaat mereka melupakan bahwa mereka  sedang di pandangi oleh puluhan mata yang sedang menghadiri pernikahan mereka.
Pesta resepsi berjalan meriah dan saat Seohyun melemparkan buket bunganya tepat ke dalam pelukan JongHyun napas tertahan para wanita muda yang menghadiri resepsi pernikahan mereka berharap JongHyun memberikan buket bunga itu kepada salah satu dari mereka. Tapi JongHyun hanya tertawa sambil melambaikan buket tersebut ke arah Seohyun.
Setulus hati Seohyun berharap kebahagian yang sama juga akan menghampiri ketiga kakak-kakaknya. Mungkin sekarang waktunya Seohyun yang mengurus mereka, mencarikan jodoh untuk ketiganya.
Dan entah mengapa Seohyun menemukan tatapan yang sama di mata YongHwa. Mereka memang sudah berjodoh......



♥ ♥ ♥ E N D ♥ ♥ ♥


Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Unknown
AUTHOR
12 Desember 2016 pukul 00.28 delete

Kak zee cpt bgt selesaix,,beneran deh ff kak zee ini bagus bgt dan sesuatu yg baru,,, soalx kebanyakan,, jonghyun,hyuk dan shin kan disisix yong dan skrng sebalikx,, msh pengen baca kebersamaan mereka,, tp ya sudahlah ini happy anding walau kecepatan,,,tp aku sangan menikmatix kak zee,, ditunggu karya selanjutnya,,,😘

Reply
avatar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥