#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

ACCIDENTALLY WE MARRIED !!


CHAPTER FOUR


Heol ! , rutuk Seohyun dalam hatinya saat melihat siapa gerangan si fanelis yang memilih dirinya. Jadi sang fanelis adalah pria menyebalkan yang tadi di temuinya di parkiran. Bukankah ini sangat hebat ! Dari sekian ribu manusia berjenis kelamin laki-laki yang ada di kota ini , mengapa harus dia ?.
Dengan enggan Seohyun berjalan menuju ke arah tengah panggung atas permintaan sang MC’s dan di pertemukan dengan Jung Yong Hwa – si pria yang menyebalkan – tepat di tengah panggung, sementara para hadirin riuh bertepuk tangan. Untuk satu hal Seohyun bersyukur semua ini hanya berlangsung malam ini.

Setelah kedua kontestan akhirnya turun dari panggung meninggalkan mereka berdua yang berdiri dibersisian di samping MC’s membuat Seohyun merasa tidak nyaman. Menjadi pusat perhatian saja sudah merupakan ketidaknyamanan apalagi di berdirikan bersisian dengan Yonghwa. Seohyun merasa dia berada di tempat yang salah pada waktu yang salah. Neraka !!
“ Baiklah para hadirin, pasangan kita untuk sejenak akan mempersiapkan diri mereka di belakang panggung, sementara kami akan mengatur set terakhir kita malam ini, yaitu sesi pernikahan.  Sekali lagi kita beri tepukan untuk pasangan yang sangat serasi ini !! “.
Serasi ? Over my dead body !
Seohyun berjalan mendahului Yonghwa menuju tangga menuruni panggung. Kekesalan di hatinya terpancar nyata di wajahnya. Saat ini Seohyun merasa ingin mencekik siapa saja yang ada di hadapannya khususnya YongHwa, tapi tentu saja itu akan sangat berdampak buruk pada acara amal tersebut. Bayangkan bila di headline surat kabar besok ada berita berjudul “ Pengantin wanita mencekik pengantin pria pada malam amal di sebuah hotel terkenal ! “. Maka Seohyun bisa melihat mimpi terburuk sepanjang masa.

Mengunci kedua tangannya di dadanya, Seohyun berbalik tepat sesaat dia tiba di belakang panggung dan menatap Yonghwa dengan tatapan yang bisa mencabik-cabik. “ Seharusnya anda memilih kontestan lain yang rasanya lebih tertarik menjadi pengantin wanita anda malam ini “, ucap Seohyun dengan emosi yang sedari tadi di tahannya. Dadanya yang turun naik serta kedua tangannya yang dia lipat di dadanya membuat sisi femininnya terlihat jelas dari balik kemeja yang tadi dilepas kancingnya karena gerah tanpa Seohyun sadari.
“ Excuse me, mana saya tahu kalau itu anda “, ucap Yonghwa tidak kalah jengkel.
“ Hah ! “, cemooh Seohyun.
“ Agassi , anda pikir saya tidak menyesal memilih anda ? “, berang Yonghwa. “ Hanya Tuhan saja yang tahu bagaimana saya sangat ingin meralat dan menggantikan anda dengan kontestan yang tampaknya lebih segalanya dari anda. Anda merusak reputasi saya ! “.
“ Reputasi ? Sebagai player ? Oh please. Anda seharusnya sudah bisa melihat keengganan saya dengan jawaban-jawaban yang saya berikan, apakah anda sebegitu idiotnya ?!  “, kali ini nada suara Seohyun hampir menyerupai teriakan
“ Yay ! siapa anda bisa menilai saya !! “, Yonghwa balas berteriak.
“ Seorang idiot memang tidak pernah mengaku ! “.
“ Yay !! “.
“ Yay !! “.
“ Hey !!! “. Jonghyun yang datang bersama Yoona buru-buru memisahkan keduanya. Terlambat sepersekian detik saja maka keduanya bisa saling membunuh. Pertengkaran mereka bahkan sudah membuat beberapa kru yang sedari tadi mondar-mandir menatap mereka berdua dengan senyum tertahan.
“ Ya ampun Seohyun ! “, kata Yoona sambil memegang tangan Seohyun menariknya sedikit menjauh sementara Jonghyun juga berusaha menahan Yonghwa.
“ Demi Tuhan , kalian ini kenapa sih ? seperti kucing dan tikus saja sudah saling ingin membunuh satu sama lain “, sahut Jonghyun.
Seohyun mendengus dan memperbaiki letak gagang kacamatanya yang melorot lalu menatap Yoona “ Aku meminta di ganti. Aku tak sudi menikah dengannya “, kata Seohyun sambil menujuk ke arah Yonghwa.
“ Oohh, saya pun tak sudi !! “, Yonghwa melepaskan lengannya yang di pegang Jonghyun. “ Tak bisakah saya membatalkan pilihan dan memilih kontestan yang lain saja ? Wanita angkuh itu seperti nenek sihir ! “.
“ Cukup !! “, nada suara Jonghyun kali ini sedikit bernada peringatan. “ Tidak ada yang perlu di ralat ataupun di ganti. Ini adalah hasil keputusan yang kau ambil. Suka atau tidak suka kalian harus menyelesaikan apa yang telah kalian mulai. Aku tidak peduli setelah ini kalian boleh saling membunuh. Silakan saja ! “.
Seohyun merasa wajahnya panas, sementara bibirnya membentuk garis tipis dengan tatapan mata yang ekspresif sarat dengan emosi. Seohyun berusaha menahan emosinya dengan menarik napas panjang dan mengembalikan kendali dirinya. Seohyun rasanya masih belum percaya. Kesialannya bukan berakhir tapi baru saja di mulai. Merasa tak berdaya Seohyun menghentakkan kakinya kelantai dengan kesal.
Seohyun kesal , jengkel bahwa dia tidak berdaya. Seohyun benci ketidakberdayaan. Seohyun bahkan lebih benci lagi wajah menyeringai yang ada di depannya. Bisakah dia mengetuk kepala laki-laki sialan itu dengan sepatunya ?

♥ ♥ ♥

“ Aku tak mau menikah dengan pria itu !! “.
Seohyun menjatuhkan dirinya di sebuah kursi masih dengan emosi yang meledak-ledak. Sementara Yoona hanya tersenyum.
“ Pernikahannya hanya sandiwara kok, bukan beneran “, kata Yoona santai sambil memberi isyarat kepada seorang yang sudah berdiri menunggu mereka sedari tadi. “ Sekarang waktunya mempersiapkan dirimu untuk sesi pernikahan “.
Seohyun nampak tidak setuju. “ kau tidak pernah mengatakan bahwa aku harus berias bak pengantin untuk game ini ? “.
“ Ya Tuhan Seohyun, apakah kau pikir kami akan menikahkan pasangan pilihan para hadirin hanya dengan pakaian berkabung seperti yang kau pakai saat ini ? “, sahut Yoona bernada pura-pura kaget. “ Kau akan memakai pakaian pengantin dan akan di hias sebagai pengantin tercantik malam ini “.
Seohyun tersentak dan berdiri dari kursinya tapi Yoona segera menariknya untuk kembali duduk dengan paksa. Lalu Yoona menyuruh make up stylist yang mereka panggil untuk segera memulai merias Seohyun.
Sementara Seohyun dengan bersungut-sungut di ruang make up, di sisi belakang panggung Yonghwa sedang duduk di salah satu kursi di temani Jonghyun. Dengan kekesalan yang masih tertinggal Yonghwa meneguk air mineral yang di berikan salah satu kru. Perasaan semalam Yonghwa tidak bermimpi buruk, mengapa malam ini dia mendapat mimpi buruk bahkan sebelum dia tidur ?
Samar-samar Yonghwa mendengar MC’s sedang menyampaikan kepada para undangan tentang misi dan tujuan acara amal malam ini yang mereka adakan. Walaupun kesal , Yonghwa berusaha mencerna setiap kata darinya. Malam ini memang bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk anak-anak yang menderita atau di diagnosis menderita cancer baik fase awal maupun yang sudah stadium akut. Menurut WHO dan UNICEF setiap harinya jumlah anak-anak yang terkena cancer bukannya semakin berkurang malah semakin bertambah setiap menitnya.
Sebagian besar dari anak – anak tersebut justru berasal dari kalangan tidak mampu, dikarenakan buruknya gizi yang mereka asup karena kemiskinan orang tua mereka. Anak-anak yang merupakan masa depan dunia, di paksa terhenti oleh penyakit ganas yang mengerogoti masa kecil mereka yang seharusnya penuh dengan keceriaan. Sayangnya banyak diantara mereka tidak sanggup untuk berobat karena biaya yang di butuhkan untuk itu sangatlah besar.
Walaupun kesal Yonghwa senang dirinya ikut andil di malam amal ini. Yonghwa tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya bila dua keponakan tercintanya – Henry dan Jimin – terkena penyakit ganas tersebut. Dia pasti akan mengerahkan semua yang dia miliki untuk mengobati mereka. Yonghwa lalu mengingatkan dirinya untuk ikut menyumbangkan sebagian uangnya untuk anak-anak tersebut.
“ Gomawoyo Hyung “, kata Jonghyun yang duduk di sebelahnya.
Yonghwa berpaling dan menatapnya “ Wei ? “.
“ Karena kau mau membantu acara amal ini walaupun mungkin kau tidak suka dengan permainan yang kita adakan “.
Yonghwa terdiam hanya bibirnya yang bergerak gerak menghasilkan mimik lucu di wajahnya. Tangannya memainkan botol air mineral yang di pegangnya.
“ Kami betul-betul berharap malam ini kami bisa mencapai target yang kami inginkan. Karena anak-anak tersebut berhak untuk sembuh dan hidup panjang. Dan apa yang kami dapatkan malam ini sepenuhnya untuk membiayai mereka “.
Yonghwa mengangguk-anggukkan kepalanya, “ Tidak usah berterima kasih padaku, apa yang kalian lakukan sangat mulia. Ingatkan aku untuk tidak lupa menuliskan cek untuk mereka “.
“ Hyung , bantuanmu sudah cukup, tak perlu.. “.
Yonghwa memotong kalimat Seohyun dengan isyarat tangannya. “ Aku akan tetap menyumbang untuk mereka “.
Jonghyun hanya bisa tersenyum dan menepuk Yonghwa dengan tepukan terima kasih lewat tatapan matanya. Tiba-tiba Yonghwa menatapnya dengan pandangan – aku masih punya urusan lain denganmu.
“ Apakah kau yang mengundang ibuku untuk datang ? “, akhirnya pertanyaan itu meluncur juga dari bibirnya. Sejak melihat Ibunya tersenyum padanya dari meja di depan panggung, bibir Yonghwa sudah sangat gatal ingin bertanya tentang hal tersebut.
Jonghyun meringis sambil memegang tengkuknya.
“ Sebenarnya aku mengundang semua relasi perusahaan dan tentu saja aku mengundang ayahmu tapi ternyata yang hadir adalah ibumu “.
“ Dan tahukah kau apa yang telah kau lakukan ? “.
Kembali Jonghyun meringis dan menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Mengundang Ibu Yonghwa ke acara ini pasti akan membuat Yonghwa terjebak. Jonghyun sangat menyakini itu. Dia tahu bagaimana Ibu Yonghwa selalu berbicara tentang menikahkan Yonghwa dengan anak kenalan mereka dan tak henti-hentinya mengkuliahi Yonghwa dengan segala tetek bengek pernikahan.
“ Aku rasa kau tahu kan ? Ibuku tadi terlihat begitu bahagia. Seperti kalau aku benar-benar akan menikah dan akhirnya impiannya menjadi nyata. Lee Jonghyun kau telah memberi ibuku harapan palsu ! “. Kata Yonghwa sedikit menyalahkan. Jonghyun menganggukkan kepalanya sedikit menyesal.
“ Miane hyung “.
Yonghwa menghela napas panjang. Semuanya sudah terjadi dan dia beruntung malam ini akan segera berakhir dan dia bisa kembali ke kehidupan normalnya. Bujangan !.
“ Oh iya Hyung, sebelum aku lupa “, kata Jonghyun sambil menepuk tangan Yonghwa seakan tiba-tiba mengingat sesuatu. “ Apakah kau lihat wanita yang duduk di sebelah ibumu ? “. Yonghwa mengangguk.
“ Ada apa dengan wanita itu ? “.
“ Wanita itu adalah ibu Seohyun dan ternyata mereka berdua adalah teman lama “.
Yonghwa mematung untuk sesaat mencerna kata-kata Jonghyun. Benarkan, apapun yang berhubungan dengan Jonghyun adalah malapetaka. Ibunya dan ibu wanita angkuh yang menyebalkan itu adalah teman lama. Adakah yang lebih mengejutkan lagi ?
“ Tak adakah yang bisa membawakanku ice americano ? “.

♥ ♥ ♥

Seohyun tercengang menatap tampilan dirinya di cermin. Dia seakan melihat seseorang yang tidak dia kenal dari pantulan dirinya. Seohyun walaupun berusaha tidak peduli – tahu kalau dirinya cantik. Tapi dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya bisa terlihat begitu sangat cantik.
“ Seohyun, kau sangat cantik “, kata Yoona sambil memegang kedua bahu Seohyun dari belakang dengan takjub. “ Aku selalu bilang kalau sedikit saja kau mengubah penampilan dan cara berdandanmu maka semua pria dalam radius 5 KM akan terpesona “.
Seohyun tidak berkata sepatah katapun, karena dirinya sendiri juga sedang takjub. Make up stylist tersebut benar-benar telah mengubah dirinya laksana penyihir. Walaupun tidak terlalu persis dengan make up pengantin pada umumnya, tapi Seohyun tersihir. Dandanannya sederhana, tapi blush on yang di sapukan ke pipinya membuat pipinya merona, eyeshadownya membuat matanya menjadi hidup belum lagi eyeliner yang menonjolkan garis matanya. Dan bibirnya, terlihat begitu merekah dan seksi semerah mawar.
Belum lagi rambutnya yang di biarkan tergerai yang kemudian di beri mahkota bunga-bunga liar berwarna kekuningan dengan tirai menjuntai tepat di ikatan mahkota tersebut. Seohyun teringat masa kecilnya yang selalu begitu senang setiap kali ibunya membuatkannya mahkota dari bunga-bunga liar yang tumbuh di halama rumah mereka di musim semi. Mimpi masa kecil tiba-tiba melintas di benaknya.
Seohyun tersenyum.
“ Lihat gaun pengantin ini, laksana di buat khusus untuk dirimu seperti kulit kedua. Sangat elegan dan seksi. Seohyun ahh you look so gorgeous “.
Gaun pengantin itu berwarna kuning gading, melekat ketubuhnya membentuk lekuk-lekuk indah tubuhnya terlihat nyata. Walaupun tadi sempat protes tak ingin mengenakan gaun pengantin tersebut tapi Seohyun tak bisa protes dengan tampilannya sendiri. Yoona benar, gaaun ini seperti sengaja di buat untuknya. Sesaaat angan-angan mengaburkan kenyataan dan mimpinya.
Tapi bukan Seohyun namanya kalau harus mengakui bahwa apa yang di katakan Yoona adalah benar. Bukan sifat Seohyun untuk kalah. Seohyun lalu meraih kacamatanya yang tergeletak di meja hias. Tapi dengan kecepatan laksana cahaya Yoona meraih kacamata tersebut lalu menyimpannya ke dalam saku roknya jauh dari jangkauan Seohyun.
“ Yoona, kembalikan kacamataku “, pinta Seohyun
“ Kau tidak memerlukan kacamata itu “, kata Yoona sambil menggelengkan kepalanya.
“ Kau tahu kan aku tak pernah lepas dari kacamata itu ? “.
“ Omong kosong. Aku mengenalmu Seohyun dan matamu bahkan tidak minus sama sekali. Kacamata itu adalah topeng untukmu. Dan malam ini kau tidak memrlukan topeng itu lagi “.
Topeng ? Mungkin lebih tepatnya kacamata itu adalah tameng buat Seohyun. Kacamata itu membuatnya terlihat tak tergapai dan Seohyun menyukai perasan itu.
“ Tolonglah Yoona, aku tanpa kacamata itu tidak akan sempurna “.
“ Sempurna ? Dengan kacamata itu ? Kau sedang membohongi siapa huh ? “.Yoona tersenyum sambil menyentuh hidung Seohyun. “ No glasses for tonight Seohyun ssi. Tonight you look so perfect and I dont allow anything ruin it “.
Seohyun mendesah. Kadang Seohyun tidak mengerti mengapa mereka bisa bersahabat sekian tahun dan langgeng. Sifat dirinya dan Yoona bagaikan minyak dan air tak bisa bersatu tapi entah mengapa mereka justru melampau segala batasan itu.
“ Lagi pula Seohyun “, bisik Yoona sambil mengedipkan matanya. “ Apakah kau tak ingin membuat Yonghwa menyesali kata-katanya yang ingin menggantikan dirimu dengan kontestan yang lain ? “.
Kata-kata Yoona tepat sasaran. Seohyun mengangkat dagunya sambil kembali menatap dirinya. Keangkuhan seorang Seohyun kembali dan Yoona tersenyum tahu bahwa usahanya berhasil.
“ Yonghwa pasti tidak akan menyangka kau akan secantik ini , ayo kita buat dia klepek-klepek jatuh di kakimu “, kembali Yoona membisikkan kata-kata provokasinya.  Seohyun tersenyum dengan tekad di wajahnya.
Pria menjengkelkan itu boleh saja menyebutnya wanita angkuh seperti nenek sihir. Tapi kita lihat saja siapa yang tersihir malam ini. Seohyun mungkin nenek shir tapi dia tahu dia adalah nenek sihir tercantik malam ini.
“ Yoona Lim, kau sangat jenius ! Mari kita buat pria brengsek menjengkelkan dan sombong itu menyesali setiap huruf yang dia keluarkan dari mulutnya , menjilat setiap kata yang di lontarkan dan menelan kembali semua kalimat yang dia ucapkan “, tekad Seohyun dengan pandangan mata yang berbinar penuh pembalasan.
Seumur hidupnya baru kali ini Seohyun merasa sangat bergairah. Sekali lagi di tatapnya pantulan dirinya. Pipinya merona menandakan kesenangan yang akan di lihatnya nanti. Matanya berbinarmengedip nakal kearah Yoona  dan bibirnya tersungging senyum mengejek dan sedikit culas.  
Ternyata mimpi buruknya tidaklah benar-benar menjadi mimpi buruk .......

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥


Chapter Three Chapter Five


Sebuah catatan kaki.
Hi semua, bagaimana tanggapan kalian sejauh ini, apa kalian suka ceritanya ? Ayo dong beri saran atau masukan untuk saya heheh soalnya kadang-kadang stuck juga nih otak buat chapter lanjutan hahaha
Tapi terima kasih untuk semangat dan supportnya. Karena kalian saya jadi selalu terpacu untuk menampilkan cerita yang bagus.
Sincerely love ♥




Previous
Next Post »

4 komentar

Write komentar

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥