Rumah kediaman Seohyun terlihat sediikit ramai, beberapa mobil terparkir di halaman depan rumah. Sepertinya Keluarga Kang dan Lee sudah lebih dulu tiba dari mereka. Ibu Yonghwa bergegas turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah Seohyun.
Jungshin dan Minhyuk tampak sedang duduk di teras terlihat sibuk dengan ponsel mereka. Yonghwa melangkah mendekati mereka dan duduk di salah satu kursi yang kosong. Minhyuk yang menyadari kedatangan Yonghwa melambaikan tangannya tapi tetap asyik dengan ponselnya
" Bagaimana, apakah ada kabar terbaru ?", tanya Yonghwa sambil mengeluarkan ponselnya. Jungshin yang akhirnya menyadari kehadirannya hanya menggeleng.
" Belum ada kabar apapun ", jawab Minhyuk. " Jonghyun hyung sedang dalam perjalanan ke kantor kedubes China untuk mendapat info yang lebih akurat ".
Yonghwa menganggukkan kepalanya. Dia lalu mencoba mencari update berita dari ponselnya. Belum ada tanda-tanda keberadaan pesawat tersebut dan lokasi yang diperkirakan hilangnya pesawat tersebut dilaporkan saat ini masih dilanda badai salju yang hebat. Yonghwa menarik napas panjang, dia merasa tiba-tiba dadanya terasa berat.
" Kau pasti gembira kan hyung ?" tanya Jungshin bernada menyindir.
Yonghwa menatap Jungshin dengan pandangan tidak mengerti.
" Apa maksudmu Jungshin ? " tanya Yonghwa balik. Jungshin meringis, senyumnya terlihat tidak ramah.
" Kami sudah tahu rencana pertunangan kalian. Dan kau tak usah berranya dari mana kami tahu berita itu ", kata Jungshin sambil mengibaskan tangannya saat melihat Yonghwa akan bersuara. " Sejak dulu bukankah kau selalu memintanya untuk menjauh dan berhenti mengikutimu. Well, seperti keinginan seseorang sudah menjadi nyata, chukkae hyung ", sarkasme Jungshin.
" Jungshin a, jangan memulai hal yang sudah berlalu ", tegur Minhyuk pada Jungshin.
Jungshin terdiam, diwajahnya nampak jelas kalau dia sedang berusaha menahan amarah dan kekesalannya terhadap Yonghwa.
Selama ini Jungshinlah yang lebih akrab dengan Seohyun walaupun Seohyun adalah noona tapi bagi Jungshin Seohyun seperti adiknya. Seohyun selalu berbagi cerita padanya, senang dan sedih, kegalauannya bahkan perasaan sakit yang dirasakannya karena sangat mencintai Yonghwa. Jungshin bahkan sempat melarang Seohyun untuk berangkat tapi saat Seohyun mengabarinya gadis itu sudah siap untuk berangkat dan Jungshin hanya bisa mengingatkan agar dia berhati-hati dan kembali dengan selamat. Dan berita hari ini benar-benar sangat mengejutkan baginya. Tak ada firasat apapun bahwa Seohyun akan terkena bencana. Dia berusaha menghubungi semua nomor posko yang dia tahu, bahkan mencoba menghubungi ponsel Seohyun berharap Seohyun menerima teleponnya dan mengabarkan kalau dia baik- baik saja tapi kenyataannya tidak, ponsel Seohyun tak dapat dihubungi dan saat ini Jungshin merasa tak berdaya dan hanya bisa menanti kabar dari posko informasi.
Yonghwa hanya bisa diam. Perkataan Jungshin pelak menamparnya. Apakah benar Seohyun nekat karena tidak ingin bertunangan dengan dirinya. Apakah sebegitu besar niat Seohyun untuk menghindar dan menjauh darinya. Yonghwa yakin orang tua Seohyun pasti sudah mengatakan hal tersebut pada Seohyun dan Yonghwa benar-benar tidak mau percaya kalau Seohyun ke China adalah untuk menghindari pertunangan mereka.
Masih jelas diingatan Yonghwa kejadian hari itu, dia masih ingat betapa wajah Seohyun yang terlihat sedih dengan perkataan kasarnya dan juga sikapnya yang tak membelanya saat si Ailee bertindak kasar pada Seohyun. Yonghwa sendiri tidak tahu.mengapa saat itu dia merasa kesal, bukannya sejak mereka kecil Seohyun sudah selalu mengikutinya jadi mengapa dia harus kesal saat tahu Seohyun bersekolah di sekolahnya ?. Entahlah tapi saat itu yang menjadi kekesalan Yonghwa adalah sikap Jungshin pada Seohyun yang membuat Yonghwa cemburu. Ya, saat itu Yonghwa kesal melihat Jungshin yang merangkul pundak Seohyun dan juga Seohyun yang bergelayut manja di lengan Jungshin. Yonghwa tidak suka melihat keakraban tersebut. Selama ini Yonghwa menganggap Seohyun hanya manja padanya, hanya suka padanya. Dan kedatangan Ailee menjadi tameng untuk menutupi rasa cemburunya. Ailee memang dari pertama sekolah sudah mengejar-ngejar dirinya tapi Yonghwa tidak pernah menanggapinya.
Yonghwa tahu hari itu dia sudah melukai hati Seohyun, dia diam- diam datang ke kelasnya tapi mendapati ketiga dongsaengnya itu sedang menghibur Seohyun kembali membuatnya kesal dan cemburu. Yonghwa sadar alangkah kekanak-kanakannya dirinya.
Dan sejak hari itu dia kehilangan kemanjaan Seohyun dan juga keceriaanya. Selama setahun dia hanya bisa melihat dari jauh saat Seohyun bercanda dengan Jungshin, Minhyuk dan Jonghyun saat istrahat. Memandangnya diam-diam saat melihat Seohyun yang sedang serius membaca buku atau mengerjakan tugas di perpustakaan. Yonghwa terlalu gengsi dan keras kepala untuk berdamai dan.menegur Seohyun.
Yonghwa dulu berharap dengan tubuh tinggi semampai Seohyun, dia akan masuk ke dalam kegiatan basket di sekolah sehingga dia bisa dekat dengan Seohyun. Tapi sayangnya Seohyun lebih memilih kegiatan musical teater. Walaupun Seohyun pandai memainkan beberapa alat musik dan sangat mahir memainkan piano, Seohyun menghindari kelas musik dan kegiatan lain yand dia tahu ada Yonghwa disitu. Tapi Seohyun sangat pandai berakting pernah sekali dia diam-diam menonton rehearsal pertunjukan grup teater dimana Seohyun menjadi pemeran utamanya sebagai Scarlet dalam Gone With The Wind. Yonghwa selalu tahu dalam melakukan apapun selalu dengan totalitas, sama seperti totalitasnya mengikuti dirinya hingga hari sialan itu.
Dan kini apakah dia akan betul-betul akan kehilangan Seohyun untuk selamanya ? Oh Tuhan, Yonghwa bahkan tidak berani memikirkan hal tersebut. Dia terlalu takut , takut Seohyun tidak selamat dan selamanya akan pergi darinya.
Bunyi ponsel mengembalikan ingatan Yonghwa dari bayangan masa lalu. Jungshin nampak bergerak cepat mendekati Minhyuk yang sedang menerima telepon tersebut.
" Hyung, bagaimana ? Apakah kau.mendapat informasi terbaru ? Jinjayo ?? Mereka sudah menemukan lokasi jatuhnya pesawat ?? ", Minhyuk terlihat gembira tapi dia memberi tanda diam dengan menempelkan telunjuk di bibirnya saat melihat Yonghwa dan Jungshin bereaksi. Kelihatannya Jonghyun sedang berbicara dari seberang.
" Gwenchanayo hyung, yang penting mereka sudah menemukan lokasinya ", kata Minhyuk. "Nde, dia ada di sini, tunggu sebentar ". Minhyuk lalu menyerahkan ponselnya kepada Yonghwa. " Jonghyun hyung mau berbicara denganmu ", kata Minhyuk.
Yonghwa meraih ponsel yang disodorkan oleh Minhyuk dengan cepat dan mulai berbicara dengan Jonghyun.
" Jonghyun.a ada kabar apa dari posko informasi ? ", tanya Yonghwa langsung mengajukan pertanyaan pada Jonghyun.
" Hyung baru saja tim sar menginfokan kalau mereka sudah mendapatkan titik koordinat lokasi pesawat tersebut, tapi mereka saat ini belum bisa terjun langsung ke lokasi karena badai salju yang masih melanda di lokasi tersebut ", jawab Jonghyun dari seberang.
" Jadi apa yang bisa kita lakukan ? " tanya Yonghwa lagi.
" Hyung saat ini posko meminta data dna dari keluarga Seohyun, data antemorten dari pihak keluarga bila hal yang buruk terjadi. Dan pemerintah China memberikan fasilitas untuk keluarga yang akan terbang ke China. Dan walaupun belum resmi tapi hyung adalah calon tunangan Seohyun, apakah hyung juga mau ikut ke China ? Tadi aku sudah mencoba mendaftarkan diri tapi hanya pihak keluarga yang boleh jadi aku pikir... ".
" Daftarkan aku ", potong Yonghwa tanpa menunggu perkataan Jonghyun selesai. " Tapi aku tidak akan menunggu jadwal penerbangan mereka. Tolong kau carikan aku tiket ke China dalam satu jam kedepan, Ok ? Thanks Jonghyun tetap kabari aku, aku tunggu kabar darimu soal tiker dan penerbangannya.. Nanti biar Jungshin atau Minhyuk yang akan menemani orang tua Seohyun untuk pengambilan data dna ".
Yonghwa memutuskan panggilan sesaat setelah Jonghyun selesai berbicara. Dia lalu menyerahkan ponsel kembali ke Minhyuk.
" Bagaimana hyung, apa kata Jonghyun hyung ? ", tanya Jungshin dengan tidak sabar.
" Mereka sudah menemukan lokasi pesawat yang jatuh tapi belum bisa melakukan evakuasi karena badai salju yang menghalangi. Untuk hal terburuk kedua orang tua Seohyun di minta untuk memberikan sampel dna ", jawab Yonghwa lalu dia berjalan masuk ke dalam rumah di ikuti oleh Minhyuk dan Jungshin dibelakangnya.
Di ruang dalan nampak para orang tua mereka sedang berkumpul di depan layar televisi berusaha untuk tetap update. Ayah Seohyun sedang keluar negeri mengikuti pertemuan dengan beberapa negara membahas kerjasama dibidang kesehatan. Saat ini ibu Seohyun benar- benar terlihat rapuh dan hanya bisa menangis dan Ibu Yonghwa nampak sedang memeluknya.
Yonghwa berlutut di hadapan Ibu Seohyun dan mengabarkan kalau lokasi pesawat telah ditemukan. Yonghwa lalu menjelaskan semua yang tadi Jonghyun sampaikan padanya. Ibu Seohyun makin sesengukan dan Yonghwa tidak tega melihatnya
" Auntie, saya akan berangkat ke China, sekarang saya sedang menunggu Jonghyun yang sedang mencarikan tiket untuk saya. Auntie nanti akan diantar oleh Jungshin untuk mengambil sampel dna. Dan auntie juga bisa terbang ke China dengan fasilitas dari.pemerintah China. Bila perlu Minhyuk, Jungshin dan Jonghyun akan ikut bersama auntie ", kata Yonghwa pada Ibu Seohyun.
" Iya auntie, nanti biar saya yang mengantar auntie ke rumah sakit, saya juga akan menemani auntie ke China menyusul Yonghwa hyung ", kata Jungshin. Ibu Seohyun hanya menganggukkan kepalanya dengan lemah
" Auntie, teruslah berdoa dan jangan berpikir macam-macam, saya yakin Seohyun pasti selamat dan akan kembali berkumpul dengan kita semua ", Yonghwa memegang kedua ttangan ibu Seohyun sambil tersenyum berusaha membuat suasana hati ibu Seohyun sedikit lebih baik.
" Eomma, kalau begitu saya akan pulang untuk bersiap- siap. Eomma disini saja menemani auntie bersama yang lain. Biar nanti Saya telepon Appa di Busan untuk pamit ", kata Yonghwa pada ibunya.
" Pergilah, mama akan disini menemani ibu Seohyun. Tolong kau bawa pulang Seohyun ya ", kata Ibu Yonghwa dan Yonghwa menganggukkan kepalanya.
Yonghwa lalu berdiri dan berpamitan lalu berjalan keluar di ikuti Minhyuk.
" Minhyuk tolong kau urus semuanya. Nanti kau, Jonghyun dan Jungshin temani ibu Seohyun terbang ke China malam nanti. Jangan lupa Jungshin antar auntie ke rumah sakit. Aku berangkat dulu " , kata Yonghwa sambil menepuk pundak Minhyuk.
" Hyung tidak usah khawatir, kami akan mengurus semuanya disini, safe flight and see you in China " , kata Minhyuk sambil menjabat tangan Yonghwa.
Yonghwa lalu masuk ke dalam mobilnya lalu menyalakan mesin dan melaju perlahan keluar dari halaman rumah Seohyun.
Dalam peejalanan menuju rumahnya Jonghyun menelpon dan mengabarkan tentang penerbangannya sejam lagi dan dia harus check in minimal setengah jam sebelum keberangkatannya. Jonghyun akan menjemputnya dan mengantar Yonghwa ke bandara. Yonghwa mengucapkan terima kasih dan dengan kecepatan tinggi melajukan mobilnya. Packing dengan tergesa-gesa dan menelpon ayahnya untuk pamit dan segera bergegas naik ke mobil Jonghyun yang sudah menunggunya.
* * * * *
Bandara Gimpo seperti biasa terlihat ramai, beberapa orang terlihat berlari-lari menuju gate yang hampir tertutup. Yonghwa dan Jonghyun termasuk diantara mereka yang berlari menuju ke loket check in dan melalui gerbang imigrasi karena waktu mereka hanya tinggal 15 menit sebelum gate di tutup.
Jonghyun berhenti di line batas pengantar, meneriakkan beberapa kata tapi tak sempat Yonghwa balas, dia hanya mengacunkan tangannya dan memberi isyarat I will call you when I arrive dengan jarinya.
Tepat lima menit sebelum gate tertutup Yonghwa menjatuhkan tubuhnya ke kursi tempat duduknya lalu kemudian berdiri dan memasukkan tas backpacknya ke dalam laci bagasi. Yonghwa mengeluarkan ponselnya. Sebuah peta China dia keluarkan dari kantong jaketnya beserta sebuah memo kecil dan pena. Yonghwa perlu menuliskan rutenya dan apa saja yang akan dia lakukan setelah tiba di sana.
Pesawat China Airlines kemudian take off, butuh sekitar 2 jam hingga tiba di Beijing dan akan butuh waktu untuk tiba di lokasi terdekat dari lokasi penemuan pesawat Seohyun. Yonghwa berdoa dalam hati semoga semuanya di mudahkan.
Yonghwa berencana akan ikut serta dengan tim pencari, bagaimanapun caranya dia harus bisa ikut. Yonghwa ingin menemukan Seohyun apapun itu keadaannya. Yonghwa akan membawanya pulang sesuai janjinya pada ibu Seohyun.
Yonghwa mengecek ponselnya mencoba mencari relasi yang akan membantunya di Beijing nantinya, dan untungnya Yonghwa cukup banyak mengenal orang-orang penting termasuk duta besar Korea Selatan di sana. Tidak akan sulit bagi Yonghwa untuk meminta izin turut serta dengan tim penyelamat menuju ke lokasi.
Dua jam terasa begitu lama, Seohyun mungkin saat ini sudah sangat kedinginan. Yonghwa mencoba menutup matanya tapi tiap kali dia menutup mata maka wajah Seohyun terbayang di pelupuk matanya. Silih berganti antara wajah cerianya yang maja ke wajahnya yang penuh kekecewaan dan kesedihan. Yonghwa membuka matanya dan menarik napas panjang. Perjalanan kali ini akan terasa begitu lama. Tuhan tolong aku, jangan biarkan perjalanan ini sia-sia. izinkan aku melihatnya kembali tersenyum, aku akan rela diikuti olehnya sepanjang hidupku, bisik Yonghwa dalam hati. Tolonglah Tuhan.
Yonghwa menatap keluar jendela pesawat. langit terlihat berawan. Saat ini mungkin badai salju di sana sudah mereda. Yonghwa tak sabar untuk segera tiba di Beijing.
Tunggu aku Seohyun, bertahanlah. Berapapun berat medan menuju kesana aku akan datang menjemputmu. Bertahanlah dan tunggulah aku. Aku akan menemukanmu dan membawamu pulang, pulang ke Seoul, pulang ke orangtuamu, sahabat-sahabatmu dan yang terpenting pulang ke dalam pelukanku dan takkan aku lepaskan lagi...
Bertahanlah Seohyun, bertahanlah........
Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon