#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

WE GOT TIED CHAPTER 11

Seohyun tak bisa memejamkan matanya. Di telinganya masing terngiang kata-kata Yonghwa semalam. Benarkah apa yang dia lakukan sekarang adalah salah ? Mungkin keputusannya untuk membantu Yonghwa memang suatu kesalahan. Apakah dia telah membuat hidup Yonghwa menjadi tidak nyaman ?
Seohyun meraih ponselnya. Rasanya saat ini dia membutuhkan udara segar. Seohyun bangkit dari tempat tidur dan meraih jaketnya. Mungkin sedikit jalan-jalan di luar akan membuatnya berpikir lebih jernih. Dia lalu meraih dompet dan kunci mobilnya.
Seohyun membuka pintu kamarnya dengan perlahan. Yongha mungkin sudah tidur, jadi sebaiknya dia tidak berisik dan membangunkannya. Dengan langkah perlahan Seohyun berjalan ke arah pintu apartemen tapi lampu ruangan yang tiba-tiba menyala membuatnya terkaget dan dia buru-buru menutup mulutnya agar teriakannya tidak terdengar.
"  Mau kemana ? ", tanya Yonghwa 
" Oh kau mengagetkanku ", kata Seohyun
" Aku dari dapur mengambil air minum ", kata Yonghwa sambil mengangkat gelas yang ada di tangannya. " Kau mau kemana semalam ini ? ", tanyanya lagi.
" Oh aku tak bisa tidur dan butuh sedikit udara segar, aku ingin jalan-jalan sebentar ", jawab Seohyun
" Tapi ini sudah hampir jam 11 malam, apakah tidak berbahaya ? ".
" Aku akan hati-hati. Oh iya kalau begitu bolehkah aku malam ini bermalam di apartemenku ? ",  tanya Seohyun " Aku akan kembali besok pagi-pagi sebelum Lily bangun ".
" Ada yang salah dengan apartemenku ? ".
" Tidak, tidak sama sekali. Cuma aku merasa aku harus membersihkan apartemenku dan aku sedikit merindukan suasananya ".
" Kenapa harus semalam ini ? Apakah kau bermaksud bertemu seseorang ? ", tanya Yonghwa sedikit curiga. Seohyun menggeleng. " Bukankah besok kau bisa pergi membersihkan apartemenmu ? Tengah malam begini sangat berbahaya Seohyun ".
" I'll be fine. Gwhencanayo. Aku akan pulang besok pagi. Tidak usah khawatir ", kata Seohyun sambil kmbali melangkah menuju pintu tapi Yonghwa tiba-tiba memegang tangannya dan menariknya ke arah sofa dan menyuruh Seohyun duduk lalu dia kemudian duduk di sampingnya.
" Ada apa Seohyun ?. Aku perhatikan sejak pulang dari apartemen Jonghyun kamu lebih banyak diam, bahkan tadi kau memilih duduk di belakang dan membiarkan aku yang menyetir. Apakah ada yang salah dengan dongsaeng aku ? Ataukah ada dari kami yang sudah menyinggung perasaanmu ? ", tanya Yonghwa sambil menatap Seohyun.
Seohyun terdiam. Dia tidak mungkin mengatakan bahwa Yonghwalah yang membuatnya merasa tidak nyaman berada di sini. Bahwa kata-kata Yonghwalah yang membuatnya tiba-tiba ingin kembali ke apartemennya dan kembali ke kehidupannya.
" Mungkin aku hanya sedikit kecapean, itu saja ", jawab Seohyun setelah terdiam beberapa saat.
" Apakah aku membuatmu merasa tidak nyaman ? ", tanya Yonghwa lagi.
" Tentu saja tidak ", jawab Seohyun cepat. " Tidak ada yang membuatku tidak nyaman di sini. Sungguh. Aku hanya ingin pulang dulu ke apartemenku, itu saja ".
" Ayolah Seohyun, kau tidak pandai berbohong ", kata Yonghwa. " Kita mungkin belum lama saling mengenal tapi aku tahu kamu berbohong ".
Seohyun menarik napas panjang. Seharusnya dia dulu lebih mendalami ilmu menyembunyikan kebohongan. Sayang ilmu itu tidak diajarkan di kampusnya. Alangkah bagusnya jika dia mempunyai ilmu itu sekarang. Ahh Seohyun benci jika harus berkata jujur saat dia ingin berbohong. Waktunya memutar otak mencari alasan yang masuk akal.
" Yonghwa sshi, satu-satunya alasan mengapa aku ingin ke apartemen malam ini karena aku tahu aku tidak akan bisa melakukannya besok. Ada beberapa janji yang akan membuatku sangat sibuk besok, sementara kamu ada jadwal sore hari, jadi saya harus memastikan kembali ke sini sebelum kau berangkat untuk menemani Lily. Sudah hampir seminggu apartemen aku tinggalkan, entah berapa banyak pesan di mesin penjawab teleponku, entah setebal apa debunya saat ini, dan entah sebusuk apa buah-buahan yang lupa aku letakkan di dalam kulkas karena bergegas kemari. Aku hanya bisa melakukannya malam ini. Dan tentu saja lusa juga begitu. Karena katamu kita akan kedatangan tamu dari dinas sosial. So please, I need to go now ", Seohyun menjelaskan alasannya yang hanya dia dan Tuhan yang tahu betapa dia telah berbohong.
Yonghwa menatap Seohyun dalam-dalam. Seohyun mungkin seorang Psikiater handal, tapi Yonghwa tahu dia bukan pembohong yang handal. Seberapa banyakpun alasan yang dia berikan Yonghwa tahu dia sedang berbohong. Yonghwa yakin telah terjadi sesuatu di apartemen Jonghyun tadi dan dia benci karena dia tidak tahu apa. Atau........ atau mungkin Seohyun mendengar percakapannya dengan Jonghyun di ruang musik ?
Mungkin memang sebaiknya Yonghwa memberi ruang untuk Seohyun. Mungkin saat ini dia butuh tempat untuk dirinya sendiri. Yonghwa akan terlihat sangat egois bila dia tetap melarangnya untuk pergi. Walaupun sebenarnya Yonghwa khawatir dengan keselamatannya.
" Baiklah, kalau memang kau harus pulang. Tapi apakah kau mau aku antar ? ", kata Yonghwa akhirnya memutuskan memberi izin kepada Seohyun.
" Tidak, tidak usah, kasian Lily di tinggal sendiri. Aku bisa menjaga diriku sendiri ", kata Seohyun sambil menggelengkan kepalanya. Seohyun lalu berdiri . " Tidak usah mengantarku ", kata Seohyun saat melihat Yonghwa ikut berdiri.
" Oke, Jaljhayo Seohyun sshi, take care and see you tomorrow ", kata Yonghwa
" Selamat malam ", kata Seohyun lalu melangkah ke pintu, membukanya dan menutupnya dari luar.
Yonghwa menarik napas panjang. Dia kembali duduk di sofa. Tiba-tiba apartemennya terasa sunyi dan sepi sesaat setelah Seohyun menutup pintu. Rasanya aneh, selama ini dia tidak pernah merasa seperti ini. Dia selalu merasa nyaman dengan kesendiriannya. Saat seperti ini dia akan fokus menciptakan lagu baru atau nada baru dengan gitarnya, tapi kali ini dia merasa benar-benar sendiri.
Seohyun mungkin bukan siapa-siapa tapi wanita itu sudah membawa nuansa baru di apartemennya. Seminggu ini dia terbiasa dengan kehadirannya, mendengar suaranya saat bermain dengan Lily dan sangat menyukai suara tawanya yang khas. Seohyun sudah mencuri hatinya dan Lily. Apa jadinya bila Seohyun akan meninggalkan apartemen ini selamanya ? Yonghwa bahkan tidak berani memikirkannya.
Mungkin sebaiknya dia tidur dan melupakan semua ini. Yonghwa lalu meraih gelas berisi air putih dan meminumnya hingga habis, lalu dia mematikan lampu ruang tamu, dan berjalan ke kamarnya. Semoga saja dia bisa tidur nyenyak malam ini.

*****
Seohyun menatap seisi apartemennya. Dia tidak berbohong saat dia mengatakan bahwa mungkin debu sudah menumpuk di perabot dan lantainya. Yah walaupun tidak sebenarnya menumpuk tapi tetap saja perabotannya sudah berdebu. 
Seohyun tahu dia tidak akan bisa tidur malam ini jadi dia memutuskan untuk membersihkan apartemennya. mengganti seprei ranjangnya, mengeluarkan beberapa buah yang sudah tidak segar lagi dari kulkas, dan mengecek tanggal kadaluarsa beberapa makanan instan yang ada dilemarinya. Tidak terasa hampir dua jam sudah dia menyibukkan diri membereskan apartemennya hingga perasaan kantuk menderanya. Seohyun lalu memutuskan untuk membersihkan dirinya sebelum tidur dan memastikan menyetel alarm lebih awal dari biasanya.
Setelah mandi Seohyun meraih ponselnya untuk mengecek jadwalnya besok. Dia melihat ada 3 pemberitahuan di ponselnya dan 3 panggilan tak terjawab semuanya dari Yonghwa.
" Apakah kau sudah sampai ? " 00:35 am
" Apakah kau sudah sampai di apartemen ? " 00, 43 am
" Oh Please answer me !! " 01.05 am.
Seohyun mematikan ponselnya dan meletakkannya di meja samping ranjangnya, mematikan lampu dan membaringkan tubuh letihnya. Seohyun benar-benar sangat mengantuk dan besok dia harus bangun pagi-pagi untuk kembali ke apartemen Yonghwa sebelum Lily bangun.
Baru saja Seohyun memejamkan matanya, tiba-tiba dia mendengar bel apartemennya berbunyi. Seohyun mengernyitkan keningnya, siapa gerangan yang datang ke apartemennya selarut ini. Jangan-jangan Gary ! Lebih baik dia melanjutkan tidurnya. Tapi kembali bel apartemennya berbunyi dan kali ini terdengar sahut-sahutan bertanda seseorang dengan tidak sabat terus menerus membunyikan bel pintunya.
Ok, sebaiknya ini bersifat urgent atau dia akan memarahi siapapun yang ada di depan apartemennya saat ini. Seohyun lalu bangkit dan meraih jubah tidurnya, menyalakan lampu kamarnya dan berjalan keluar kamar. menyalakan lampu ruang tamu dan berjalan ke arah monitor. Yonghwa !!?? Apa yang dia lakukan malam-malam di apartemenku ? tanya Seohyun. 
Seohyun lalu buru-buru membuka pintu dan mendapati Yonghwa sedang menggendong Lily yang sedang tertidur di pundaknya dan sebelum sempat Seohyun persilahkan masuk Yonghwa sudah melangkah masuk dan langsung meletakkan Lily ke sofa lalu berbalik dan menatap Seohyun dengan tatapan marah. Seohyun menutup pintu apartemen dengan hati yang berdebar-debar. tatap Yonghwa membuatnya merinding. 
" Mengapa kau tidak membalas pesanku ? Mengapa kau tidak mengangkat teleponku ", kata Yonghwa. Saat ini rasanya Yonghwa ingin memegang Seohyun dan mengguncang-guncangnya karena kesal.
" Maaf, tadi ponsel aku silent, dan aku sibuk membersihkan apartemen, aku baru melihat pesanmu tapi aku pikir mungkin kau sudah tidur jadi aku tidak membalasnya ", kata Seohyun " Miane ", kata Seohun lagi pelan.
" Maaf ? kau tidak tahu bagaimana perasaanku memikirkan kau sedang mengendarai kendaraan tengah malam  seorang diri. Kau tidak tahu bagaimana cemasnya aku saat kau tidak membalas pesanku dan tidak menjawab teleponku. Aku teramat takut kalau terjadi sesuatu pada dirimu. Ahh heol, sialan kamu Seohyun ", kata Yonghwa meremas rambutnya dengan kedua tangannya. 
Seohyun menatap Yonghwa dengan pandangan aneh dan penuh tanda tanya. Aneh melihat tingkahnya yang seperti itu. Ada apa dengannya. Seohyun toh bukan siapa-siapanya kecuali sebagai serang yang sedang menolongnya untuk mendapatkan hak asuh Lily, selebihnya dia bukan siapa-siapa.
" Aku tidak tahu kalau kau sekhawatir itu terhadapku. Aku benar-benar minta maaf, sungguh aku tidak bermaksud membuatmu cemas ", kata Seohyun pelan berusaha menenangkan Yonghwa. " Duduklah biar aku ambilkan minum ", kata Seohyun sambil berjalan menuju dapur.
Yonghwa menjatuhkan dirinya ke salah satu kursi yang ada didekatnya. Dia kesal pada Seohyun dan pada dirinya sendiri mengapa harus secemas ini. Seohyun bukan siapa-siapanya tapi dia seperti orang yang kesetanan membangunkan Lily yang sedang tertidur lelap, menggendongkan ke mobil dan dengan kecepatan penuh tanpa memikirkan keselamatan dirinya dan Lily menuju ke apartemen Seohyun. Ada apa dengan dirinya ?
Seohyun meletakkan segelas air putih di meja depan kursi Yonghwa dan dia lalu menyelimuti Lily dengan selimut yang tadi dia ambil dari kamarnya lalu duduk di kursi yang berseberangan dengan Yonghwa. " Minumlah ", katanya sambil menunjuk gelas yang dia letakkan tadi. Seohyun lalu menatap Lily yang sedang berbaring di sofa. Dia terlihat begitu damai dalam tidurnya, dan itu membuat Seohyun tersenyum.
Yonghwa meraih gelas yang di letakkan Seohyun dan meminumnya hingga tandas. Saat ini rasa cemas dan marahnya berganti dengan perasaan malu dengan tingkahnya sendiri. Tapi dia sudah terlanjur basah dan sekarang mereka di sini di apartemen Seohyun, ya sudahlah pikirnya.
Seohyun diam-diam menikmati perasaan bahagia yang tiba-tiba membuncah di dadanya. Yonghwa sebegitu khawatirnya dengan dirinya membuatnya merasa sangat senang. Tapi Seohyun buru-buru mengingatkan dirinya kalau dia tidak berhak merasa bahagia seperti ini. kau bukan siapa-siapa Seohyunie, wake up !! 
" Maaf bila tadi aku sempat marah - marah ", kata Yonghwa
" Tidak apa-apa ", kata Seohyun.
" Apakah kau sudah membersihkan apartemenmu ? " , tanya Yonghwa sambil memandang sekelilingnya. Seohyun mengangguk sebagai jawaban pertanyaannya. 
" Apakah semua pesan di mesin penjawabmu sudah kau dengarkan ? ", yanyanya lagi dan Seohyun kembali mengangguk.
" Kalau begitu bagaimana kalau kita kembali ke apartemenku sekarang ? ".
Seohyun menggeleng sebagai jawaban. Dia lalu tersenyum dan menatap Yonghwa. " Aku sudah sangat lelah untuk menyetir, aku sangat mengantuk. Sebenarnya tadi aku sudah hampir tertidur ", kata Seohyun
" Kau tidak perlu menyetir, tinggalkan saja mobilmu disini, besok aku akan mengantarmu kesini untuk mengambilnya ", kata Yonghwa. Tapi Seohyun tetap menggeleng. 
" Kita berdua sudah sangat lelah. Lebih baik malam ini kalian berdua menginap disini. memang tak senikmat dan sebesar apartemenmu tapi setidaknya untuk keselamatan kita bertiga untuk tetap disini malam ini. Aku akan membawa Lily masuk ke kamar dan kau bisa tidur di sofa ini ", kata Seohyun dan langsung berdiri dan menggendong Lily tanpa menunggu persetujuan Yonghwa. Seohyun lalu membawa Lily masuk ke kamarnya dan keluar membawa bantal ditangannya. Seohyun lalu meletakkan bantal tersebut di sofa.
" Maaf apartemenku hanya punya satu kamar jadi bagaimana kalau kau tidur di kamarku biar aku saja yang tidur di sofa ", kata Seohyun tapi Yonghwa menggeleng.
" Tidak apa-apa, biar aku yang tidur di sofa. Maaf karena mengganggumu malam-malam begini. Sebaiknya kau segera tidur ", kata Yonghwa sambil berdiri.
" Ok, selamat malam Yonghwa sshi ", kata Seohyun 
" Selamat malam Seohyun ",  kata Yonghwa.
Seohyun meninggalkan Yonghwa sendiri. menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju ke tempat tidurnya. Setelah mencium kening Lily Seohyun lalu membaringkan tubuhnya ke atas ranjang. Sebuah senyum merekah di bibirnya. Rasanya dia ingin tertawa tapi tentu akan tidak enak kalau Yonghwa mendengarnya dan mengira dia sedang menertawakannya walaupun sesungguhnya itu benar. 
Lebih baik dia tidur, dia sudah teramat sangat mengantuk, apapun itu biarlah besok saja. Saat ini dia ingin tidur dan bermimpi indah. Mimpi indah ? Bersama Yonghwa ? Aigoo... 
Sementara di ruang tamu Yonghwa membaringkan tubuhnya di sofa, menikmati aroma wangi yang tercium dari bantal yang dipakainya, sepertinya tadi Seohyun memakai bantal ini. Rasanya sangat mendamaikan. Mereka disini, di apartemen Seohyun dan entahlah dia merasa nyaman bisa dekat dengannya. Yonghwa lalu menarik selimut dan kembali menikmati aroma yang tercium dari bantal di kepalanya. Saat ini dia hanya akan menikmati kebersamaan mereka bertiga, seperti sebuah keluarga kecil yang lengkap. Apa yang akan terjadi esok biarlah terjadi. 
Yonghwa menutup kedua matanya, dan dia melihat wajah Seohyun. Yonghwa lalu buru-buru membuka matanya lalu diam-diam tersenyum. Aigoo, sepertinya dia sudah terperangkap kedalam jala cinta Seohyun. Yah, mau tak mau dia harus mengakui bahwa dia sudah jatuh cinta pada Seohyun. Dia terjerat. Tapi apakah dia rela membuat Seohyun terluka ? Menjadi kekasih seorang idol sepertinya bukanlah hal yang mudah. Yonghwa tidak mau Seohyun terluka.
Ahh sudahlah, whatever will be will be lah. Lebih baik dia tidur sekarang. Yonghwa memejamkan matanya dan kali ini dia berharap bisa bermimpi dan di mimpinya dia bisa memeluk dan menjadikannya miliknya. Hanya dalam mimpi.................


Dont Mis It




Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥