#SupportYongseo2017

#SupportYongseo2017

YONGSEO ALWAYS FOREVER

YONGSEO ALWAYS FOREVER

THE SEASONS CHAPT 3 FALL SEASON 2014 - THE BROKEN VOW
















Bukan hal yang mudah menjalankan toko kuenya dan kuliah, tapi bagi Seohyun ini adalah komitmen yang harus dia jalani. Pagi ini hujan membasahi kota Seoul. Musim gugur sudah mulai tiba, pohon-pohon sudah meranggas dan menggugurkan daun-daunnya, musim panas yang penuh warna berubah menjadi musim gugur yang berwarna orange dimana-mana. Pagi ini menjadi cukup dingin saat Seohyun mulai menyusun etalase dan menyiapkan semuanya untuk pembukaan tokonya.
Hari ini Seohyun ada kuliah siang, dan Yuri akan menggantikannya tepat sejam sebelum dia berangkat ke kampus. Untuk saat ini Seohyun hanya bisa mengandalkan sahabatnya itu untuk membantunya, karena dirinya masih harus mencari orang yang bisa dia percaya untuk menemaninya mengelola tokonya, dan itu bukan hal yang mudah. Hari ini Yonghwa juga berjanji akan mengantarnya ke kampus biar dia tidak terlambat, walaupun Seohyun menolak tapi lelaki keras kepala itu tetap bersikeras, alasannya simpel, dia tidak ingin Seohyun sakit karena kelelahan bolak-balik toko dan kampur. So sweetkan dia ?
Tepat jam 10 , Yuri tiba di toko. Seohyun kemudian bergegas membersihkan diri untuk bersiap ke kampus, ketika Yuri naik menemuinya ke lantai atas.
" Seohyun, ada seseorang yang mencarimu di bawah ", kata Yuri
" Siapa ? "
" Entahlah, aku juga baru pertama kali ini melihatnya, sepertinya dia seorang wanita kaya raya ", jawab Yuri " Cepatlah turun karena sepertinya dia sudah terlihat tidak sabar ". dan Yuripun melangkah turun kembali ke toko.
Wanita kaya raya, siapakah gerangan, tanya Seohyun dalam hati, bergegas dia menyapukan bedak tipis ke mukanya, lipstik senada bibirnya di pulaskannya seadanya, lalu meraih tas dan beberapa buku kuliahnya dan berjalan turun.
Toko tidaklah terlalu ramai, Seohyun langsung bisa melihat seorang wanita dengan dandanan yang anggun memakai kacamata hitam yang mahal serta syal beludru yang mewah nampak duduk dengan tidak sabaran di kursi yang merupakan kursi favorit Yonghwa setiap kali dia datang ke toko. Seohyun lalu berjalan mendekatinya.
" Maaf, anda mencari saya ? ", tanya Seohyun dengan sopan. Tapi wanita tersebut hanya diam dan membuka kacamatanya lalu menatap Seohyun mulai dari ujung rambut hingga ke ujung kakinya, pandangannya terlihat sangat tajam dan tak ada senyum di bibirnya. Seohyun merasa aneh di pandangi seperti itu.
" Maaf, ada yang bisa saya bantu , nyonya ? " tanya Seohyun lagi.
" Benar, saya suka kau memanggilku Nyonya, karena memang itu tepatnya ", sebuah kalimat meluncur dari bibirnya dan membuat Seohyun terperangah. Apa maksudnya ? tanya Seohyun dalam hati.
" Jadi apa yang bisa saya bantu Nyonya ?", yanta Seohyun lagi kali ini dengan nada yang tidak terlalu ramah.
Wanita di depannya tersebut lalu mengeluarkan sesuatu dari balik tas mahal yang di bawanya, sebuah lembaran kertas kecil dia letakkan di meja. Seohyun menjadi tidak mengerti. Siapa sebenarnya wanita sombong yang ada di depannya ini ?
" Saya adalah Nyonya Hwang, dan saya Ibu dari tungan Jung Yong Hwa ", katanya dengan tatapan tajam ke arah Seohyun. Seohyun kaget dan tak menyangka akan mendengar kalimat tersebut dari mulut wanita itu. Tunangan Yonghwa ? Yonghwa sudah punya tunangan ?
" Terus terang saya tidak suka mendengar selintingan berita yang menyatakan Yonghwa sering datang kemari, dan berdasarkan dari informasi staf keluarga kami, ternyata Yonghwa mempunyai kekasih seorang wanita miskin penjual kue di toko yang sangat jelek ini, sungguh sangat lucu, tidak bisa sedikitpun di bandingkan dengan pewaris Hwang, anakku ".
" Sebenarnya apa maksud nyonya ? ", tanya Seohyun dan wanita didepannya mendengus.
" Berapa yang harus saya bayar agar anda melepaskan tunangan putri saya. 100 Juta Won, atau bahkan lebih ? Saya akan membayar berapapun yang kamu mau, 500 juta won pasti sudah sangat cukup bukan, apalagi dengan uang itu kau bisa membuka toko kue yang lebih bagus dan layak tidak seperti sekarang, toko kue yang jelek seperti ini. Saya mengerti banyak gadis-gadis miskin seperti dirimu yang bermimpi bisa mendapatkan pewaris dari sebuah perusahaan besar seperti cerita Cinderella. Sayang sekali, ini bukan dongeng yang biasanya Ibumu ceritakan di waktu menjelang tidur. Sebaiknya kau sadar, kau sama sekali tidak sebanding dengan Yonghwa, calon menantuku yang kaya raya dan tampan itu ".
Cukup, Seohyun sudah tidak bisa tahan dengan semua perkataan wanita didepannya ini, dia boleh saja menghina dirinya tapi tidak toko yang dia dapatkan dengan susah payah, dia bisa saja menghinanya tapi tidak bisa menginjak harga dirinya. Dia boleh mengambil Yonghwa dan semua harta yang akan dia warisi, tapi dia tidak berhak berkata seperti itu kepada dirinya.
" Maaf nyonya Hwang, anda sepertinya terlalu menghina saya. Saya mungkin miskin tapi saya bukan seorang pengemis ataupun seseorang yang anda bisa bayar dengan selembar cek, saya masih bisa hidup dengan apa yang saya miliki. Dan perlu Nyonya Hwang ketahui saya tahu kedudukan saya, saya tahu saya mungkin tidak pantas mendampingi pewaris kaya raya seperti Yonghwa dan anda tidak perlu membayar saya hanya untuk melepaskan Yonghwa untuk anak anda sebanagi tunangannya. Saya seorang wanita dan pantang bagi saya menyakiti hati wanita lain apalagi mengambil tunangan wanita lain demi kebahagiaan saya. Silakan Nyonya bawa kembali cek itu, karena saya sama sekali tidak tertarik ", ucap Seohyun
Wanita tersebut tertawa mendengar perkataan Seohyun, tatapannya berubah menjadi sangat menghina. " Hahaha, berlagak menjadi seorang wanita dengan harga diri yang tinggi ? Saya sudah sering melihat wanita seperti kamu yang rela melakukan apa saja untuk menjebak lelaki kaya raya. Tapi lebih baik pikirkan saja lagi, uang adalah segalanya, kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan dengan uang yang akan saya berikan ke kamu, jangan terlalu naiflah, jujur saja jangan terlalu berlagak jadi wanita terhormat ".
" Maaf.............. ".
" Apakah kau sudah tidur dengannya ?" Nyonya Hwang memotong ucapan Seohyun dan membuat Seohyun terperanjat kaget dan kembali wanita tersebut tertawa. " Sudah aku duga, kau pasti sudah memberikan segalanya yang kau miliki dengan tubuhmu itu kepada Yonghwa, lelaki mana yang akan tahan godaan seperti itu. Yonghwa hanya sedang mempermainkan dirimu, sayang. Sadarlah sebelum segalanya terlanjur jauh. Yonghwa dan putriku sudah bertunangan sejak mereka masih sekolah, dan bukan cuma kamu wanita yang sudah menyerahkan segalanya kepada Yonghwa, tapi putriku selalu bisa memaafkan hal tersebut karena pada akhirnya sejuta wanita boleh menyerahkan tubuhnya tapi dialah yang akan menjadi pemilik seutuhnya. Gadis lugu yang malam, lebih baik segeralah bangun dan hadapi kenyataan ".
" Cukup Nyonya, silakan anda keluar dari toko saya sekarang juga ", usir Seohyun kali ini dengan perasaan yang sangat terluka dan marah. Wanita didepannya ini benar-benar keterlaluan telah menilai dirinya serendah itu. " Anda sudah cukup banyak berbicara dan anda sudah membuang waktu berharga yang saya miliki. Amnda boleh ambil tunangan putri anda, saya tidak akan menuntut apapun dari anda, saya tidak akan menerima pemberian anda tapi saya akan memberikan anda apa yang anda inginkan. Jangan takut nyonya, saya bukan type wanita yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan kekayaan dengan instan, saya akan dengan suka rela melepaskan seorang Jung Yong Hwa pewaris kaya raya kepada anda untuk anda miliki seumur hidup. Saya berjanji dan saya akan menepati apa yang saya janjikan. Silakan anda keluar karena anda telah mengganggu kenyamanan toko dan pelanggan saya ".
Wanita tersebut terlihat sedikit terkejut dengan perkataan Seohyun yang tidak pernah dia duga. Dia kemudian berdiri, mengambil kertas cek yang tadi dia keluarkan dan memasukkan kembali ke dalam tas, dengan sedikit angkuh dia kembali mengenakan kacamatanya, lalu melangkah meninggalkan Seohyun dengan senyum penuh kemenangan.
Seohyun menarik napas panjang sambil memejamkan matanya. Yuri yang sedari tadi mencuri dengar perlahan menghampiri Seohyun dan memegang pundaknya. Seohyun membuka matanya dan perlahan mengusap airmata yang tiba-tiba membasahi matanya. Lalu Seohyun berusaha tersenyum dan berpaling ke arah Yuri.
" Unnie, tolong kejadian hari ini jangan sampai ketahuan oleh yang lain. aku harus segera ke kampus ", ujar Seohyun sambil berlalu meninggalkan Yuri yang hanya bisa menatapnya dengan pandangan yang ikut prihatin. Wanita kaya raya itu benar-benar terkutuk, kata Yuri dalam hati.

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ 


Seohyun menatap keluar jendela bus, hujan perlahan mulai deras, udara siang menjadi begitu dingin. Seohyun berusaha untuk menenangkan pikirannya yang jujur sangat-sangat mumet karena kejadian tadi di tokonya.
Dia memang belum lama mengenal Jung Yong Hwa dan selama ini dia juga jarang menceritakan tentang kehidupan pribadinya kecuali tentang orang tua dan hobi photo yang yang sangat di gemari. Kalau boleh jujur, Seohyun tidak tahu apa-apa tentang Yonghwa. Mungkin memang selama ini Yonghwa sudah menipu dirinya tapi apakah mata Yonghwa juga bisa berdusta. Orang bilang mata adalah jendela hati, dan Seohyun selama ini selalu bisa memlihat ketulusan dan kejujuran di mata Yonghwa. Tapi bukankah pikiran dan anggapan kita akan seseorang bisa dipengaruhi oleh perasaan cinta ?
Seohyun menggelengkan kepalanya mencoba mengusir segala hal yang timbul dalam benaknya. Dia tak ingin berpikiran negatif saat ini, dia butuh pikiran jernih untuk melihat segalanya dengan lebih bijak. Tapi perkataan wanita tadi cukup menhantam hati dan harga dirinya. Dan Seohyun merasa sangat sakit hati diperlakukan seperti itu oleh seseorang yang bahkan baru bertemu dengannya dan tak mengetahui apapun tentang dirinya.
Seohyun kembali menarik napas panjang, saat ini dia bahkan tidak ingin menghadiri kelas, dia hanya ingin sendiri dan berusaha memikirkan semua yang terjadi, dan apa yang harus dia lakukan. Dan saat bus berhenti di halte dekat dengan sebuah taman kecil, Seohyun memilih turun dan mengskip kuliahnya hari ini.
Hujan masih turun, dan Seohyun tak sedikitpun berniat untuk membuka payung yang di bawanya. Dia ingin hujan mengguyur tubuhnya dan menghapus semua kesedihan yang tiba-tiba dia rasakan. Seohyun saat ini merasa sangat sendiri dan tiba-tiba dia ingin menangis sejadi-jadinya. Perlahan Seohyun melangkah memasuki arena taman kecl tersebut lalu duduk di salah satu kursi yang basah oleh hujan, sebagian tubuhnya juga sudah basah oleh hujan, bahkan buku-buku kuliahnya pun sudah basah di ujung-ujung lembarannya.
Apa yang harus dia lakukan ? Seohyun sangat mencintai Yonghwa, tapi satu sisi dia mempertanyakan kejujuran Yonghwa. Benarkan Yonghwa sudah mempunyai tunangan ? Kalau memang dia sudah memiliki tunangan mengapa dia harus mengucapkan cinta kepadanya. Apakah perkataan wanita tadi benar adanya ? bahwa Yonghwa selama ini sudah sering melakukan hal seperti yang dia lakukan kepadanya ?
Seohyun menggeleng-gelengkan kepalanya, Seohyun tidak tahu apa yang harus di percayainya saat ini. Seohyun rasanya ingin pulang dan memeluk ayahnya dan menumpahkan segala kesedihan yang dia miliki dan rasakan. Tiba-tiba saja dia merindukan ayahnya.
Seohyun lalu membuka tas dan mengeluarkan ponselnya, menekan tombol pencari dan menemukan nama Yuri di sana lalu menghubunginya.
" Seohyunie, are you Ok ?? ", tanya Yuri dari seberang sesaat setelah mengangkat telepon Seohyun, suaranya terdengar khawatir.
" Unnie, aku baik-baik saja, gwenchana ", jawab Seohyun lirih
" Seohyun.... ", dari seberang Yuri berucap tapi Seohyun lalu memotong perkataannya.
" Unnie, bisakah aku meminta tolong menjaga toko untuk beberapa hari ? ", tanya Seohyun
" Kamu mau kemana Seohyun ? ", kali ini Yuri bertanya dengan nada lebih khawatir lagi.
" Aku hanya ingin ke Daejon, aku butuh waktu untuk menjernihkan pikiranku. Tolong Unnie tutup saja tokonya untuk beberapa hari, saat pulang nanti aku akan menghubungi unnie. Dan tolong jangan katakan apapun pada Yonghwa bila dia bertanya. Bisakan unnie ? ".
" Tentu saja bisa, aku akan menutup toko lebih awal hari ini dan telepon aku bila kau sudah pulang. Seohyunie yang sabar ya, aku yakin kamu akan bisa melewati semuanya. Semangat Seohyun, fighting ", ujar Yuri dari seberang mencoba menghiburnya membuat Seohyun tersenyum. Seohyun sangat bersyukur memiliki Yuri yang bisa membantunya.
" Gomawoyo Yuri unnie ", ucap Seohyun
" Take care ok ".
" Nee ". lalu Seohyun menutup teleponnya.
Seohyun menengadahkan wajahnya menatap langit kelam yang masih saja menurunkan butiran-butiran air yang terus membasahi tubuhnya. Seohyun lalu meraih bukunya dan memasukkan ke dalam tas, membuka payung dan berdiri dan berjalan menuju halte bus. Tiba-tiba ponselnya berdering dan Seohyun meraihnya untuk melihat siapa gerangan yang menelponnya dan nama Yonghwa tertulis di layar ponselnya, Seohyun mematikan ponselnya lalu memasukkan kembali ke dalam tas. Setidaknya saat ini dia tidak ingin berhubungan dengan Yonghwa.

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Sudah dua hari ini Yonghwa tidak dapat menghubungi ponsel Seohyun, setiap kali dia menelpon maka dia hanya mendapatkan jawaban dari operator yang menginformasikan bahwa telepon yang dia hubungi sedang di luar jangkauan atau tidak aktif. Dua hari sudah dia bolak-balik ke toko dan toko dalam keadaan tertutup. Kemanakah Seohyun ? Apakah dia baik-baik saja ? Apa gerangan yang telah terjadi ? 
Dua hari yang lalu dia berjanji akan menjemput dan mengantar Seohyun ke kampus tapi karena pekerjaan mendesak yang di berikan ayahnya di kantor membuat Yonghwa tidak dapat memenuhi janjinya dan saat dia berusaha menelpon nada sambung tiba-tiba berubah menjadi nada sibuk dan hingga sekarang dia tidak bisa menghubungi Seohyun. Apakah Seohyun sebegitu marahnya kepadanya ?? 
Tapi apakah perlu sampai harus tidak membuka toko ? Bukan type Seohyun seperti itu. Pasti sesuatu telah terjadi. Apakah Seohyun ke Daejon ?? Apakah ayahnya sakit ??. Yonghwa menepuk kepalanya, mengapa dia tidak pernah memikirkan hal tersebut. Mungkin sekrang Seohyun sedang di Daejon. Mungkin sesuatu telah terjadi dengan ayahnya. 
Mungkin sebaiknya dia ke Daejon, kata Yonghwa sambil menjalankan mobilnya. Dia sangat merindukan gadis tercintanya itu, menatap mata beningnya dan senyumnya serta memeluk tubuhnya dan mencium harus wangi badannya. Membayangkan hal tersebut semakin membuat Yonghwa menginjak pedal gas mobilnya dan melaju kearah Daejon. Seohyun tunggu aku datang ya, kata Yonghwa sambil membayangkan wajah terkejut Seohyun.
Ahh, I really miss you Seohyunie.....................

                                                                        ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥


" Apakah kau akan baik-baik saja ? ", tanya ayah Seohyun saat Seohyun pamit untuk kembali ke Seoul. Dua hari di Daejon sudah cukup menjernihkan pikiran dan perasaannya. Seohyun senang bahwa dia bisa berbagi kesedihan dan segala kegalauan dirinya kepada ayahnya yang sangat dia cinta, dan Seohyun merasa sangat bersyukur memiliki seorang ayah yang sangat pengertian seperti ayahnya.
" Aku akan baik-baik saja, Ayah ", jawab Seohyun sambil mengecup pipi ayahnya. " Aku sudah tidak kuliah dan toko juga sudah di tutup untuk beberapa hari, aku harus segera kembali ke Seoul kasihan para pelanggan yang suka sarapan di toko ".
Ayah Seohyun tersenyum. Dua hari yang lalu dia sangat kaget mendapati putrinya tiba-tiba muncul di depan pintu tanpa kabar dengan mata yang merah dan pakaian yang kusut, putrinya tersebut bahkan sempat demam karena terkena hujan. Dia selalu tahu kalau Seohyun adalah seorang anak yang kuat, tapi saat dia menjadi lemah dan tak berdaya pasti dia sedang menghadapi sesuatu yang berat. Dan setelah Seohyun menceritakan semuanya kepadanya, dia bisa menarik kesimpulan bahwa putrinya kini sudah mulai dewasa dan bisa menghadapi kehidupan dengan lebih bijak. 
Apapun keputusan Seohyun, dia selalu akan mendukungnya, walaupun mendengar ceritanya ada kekecewaan yang timbul dalam hatinya. Jujur saja dia sangat senang Seohyun bertemu Yonghwa dan dia bisa melihat bahwa Yonghwa adalah pemuda yang baik dan dia bisa menitipkan putrinya kepadanya. Tapi mata memang kadang suka menipu kita bukan ?? 
" Ayah tidak usah mengantarku naik bus, lihat banyak orderan yang harus ayah antarkan ", kata Seohyun sambil meraih tasnya dan beberapa tas tambahan yang berisi beberapa bahan untuk membuat kue yang dia beli dari ayahnya. Walaupun dia adalah anak ayahnya, bisnis adalah bisnis dan dia tetap harus membayar apa yang dia beli dari ayahnya. Tentu saja dengan harga yang lebih murah.
" Telepon ayah saat kau tiba di Seoul. Minggu depan ayah akan menjengukmu di Seoul. Ingat nasehat ayah, jaga kesehatan, jangan terlalu capek ", kata Ayah Seohyun sambil mengusap rambut anaknya. Seohyun lalu memeluk ayahnya dan sekali lagi memberikan kecupan di pipinya.
" I love you daddy ", bisiknya
" I love you too, baby, take care OK ", kata Ayah Seohyun sambil tersenyum dan menyerahkan botol air minum kepada Seohyun. " Bawa ini buat di bus ". 
Seohyun melambaikan tangannya sebelum akhrnya melangkah menuju halte bus yang berjarak sekitar 100 meter dari toko kecil ayahnya. Hatinya plong, pikirannya jernih, Seohyun sudah tahu apa yang harus dia lakukan dan apa yang akan dia lakukan nantinya. Lagi pula bukannya dia sudah berjanji pada nyonya itu ? 
Seohyun akan meninggalkan Yonghwa, melepaskan semua impian indah yang perlahan dia bangun sedikit demi sedikit dalam khayalannya. Saatnya menapak di kehidupan nyata Seohyun, dia mungkin bukan pangeran berkuda putih yang datang di saat musim semi untukmu, dia mungkin hanyalah seseorang yang harus hadir dan mengajarkan sebuah pelajaran yang sangat berharga dalam hidup.
benar kata ayah, hidup ini harus di syukuri apapun yang datang dan pergi itu adalah fase kehidupan yang akan mendewasakan dirinya. Seohyun kamu bisa !!
Belum lima belas menit sebuah mobil mewah berhenti di depan toko kecil milik Ayah Seohyun, dan Yonghwa bergegas turun dan berlari kearah pintu toko dan hampir saja bertubrukan dengan ayah Seohyun yang sedang membawa tumpukan kardus keluar dari pintu toko. melihat Yonghwa, ayah Seohyun tersenyum 
" Ahh Yonghwa, ada apa ?? ", tanyanya setelah meletakkan kardus-kardus yang di bawanya ke lantai dan berlagak tidak tahu apapun.
" Selamat siang uncle, saya datang untuk menemui Seohyun, apakah dia ada ? " tanya Yonghwa setelah membungkin memberi hormat kepada ayah Seohyun.
" Waduh, dia baru saja kembali ke Seoul, memang ada apa ?? ", ayah Seohyun pura-pura bertanya.
" Sudah kembali ke Seoul ? jadi benar dia dua hari ini di Daejon bukan ? Apakah paman baik-baik saja ? ", tanya Yonghwa beruntun kepada ayah Seohyun dan membuat ayah Seohyun tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
" Aku baik-baik saja, Seohyun memang di sini selama dua hari ini, katanya sih dia ingin menenangkan dirinya, tapi dia juga tidak bercerita ada apa ", dusta ayah Seohyun
" Itulah paman, aku juga tidak tahu ada apa dengan Seohyun, aku bahkan tidak bisa menghubungi ponselnya. Tapi saya senang semuanya baik-baik saja ", kata Yonghwa lega walaupun kecewa tidak bisa bertemu Seohyun, tapi mengetahui dia sudah balik ke Seoul membuatnya sedikit lebih senang.
" Baiklah paman, sebaiknya aku segera kembali ke Seoul dan menunggunya di toko ", pamit Yonghwa.
" Sebaiknya begitu dan maukah kau berjanji satu hal pada paman ? ", tanya ayah Seohyun, wajahnya tiba-tiba berubah menjadi serius. " maukah kau berjanji untuk mengikuti apapun yang Seohyun inginkan ? ".
" Memangnya ada apa Paman ? " tanya Yonghwa tak mengerti 
" Berjanjilah pada paman, apapun yang terjadi nanti kamu akan mengikuti apapun yang Seohyun katakan, itu saja ".
" Aku sama sekali tidak tahu mengapa paman berkata seperti itu, tapi aku janji paman, apapau yang nanti Seohyun inginkan akan aku penuhi ", janji Yonghwa. Ayah Seohyun lalu menepuk pundak Yonghwa dan berguman
" Maaf , paman bilang apa barusan ? ", tanya Yonghwa mendengar gumaman ayah Seohyun, tapi ayah Seohyun menggeleng dan tersenyum.
" Tidak apa-apa, hati-hati di jalan ya ", jawab ayah Seohyun 
Yonghwa tersenyum dan membalikkan badannya berjalan kembali ke arah mobilnya yang terparkir melambaikan tangannya dan segera menjalankan mobilnya dan berlalu. 

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Akhirnya Seohyun berhadapan dengan Yonghwa. pria itu sudah menunggunya di depan toko dengan senyum khas yang di milikinya. Seohyun membalas senyuman Yonghwa dan membiarkan Yonghwa mengambil kantongan plastik yang berisi bebrapa bahan kue yang dibawanya. Seohyun lalu membuka toko dan mulai menyalakan lampu dan membuka tirai serta menjalankan pengatur suhu. Seohyun meminta Yonghwa meletakkan bawaannya ke dapur, lalu Seohyun perlahan menaiki tangga menuju keatas toko dan Yonghwa menyusulnya sesaat kemudian.
Seohyun membuka jendela dan membiarkan udara sore yang sejuk masuk ke dalam ruangan. lalu dia menjatuhkan tubuhnya ke sofa dan meminum air dari botol air yang diberikan ayahnya saat dia akan pulang tadi. Yonghwa duduk di sampingnya dan tak henti menatap Seohyun dengan pandangan rindu dan tentu saja penuh tanda tanya.
" Bisakah aku mendapat sebuah penjelasan kenapa aku tak bisa menghubungimu selama 2 hari ini ? ", tanya Yonghwa.
" Maaf, aku lupa membawa chargernya dan ponselnya sudah sangat low baterainya ", jawab Seohyun berbohong.
" Kau sama sekali bukan typical orang yang lupa hal seperti itu Seohyun, apakah kau sedang berbohong padaku ? ", tanya Yonghwa penuh selidik.
" Apakah kau benar-benar mengenalku Yonghwa ? berapa lama sejak kita berkenalan ? Aku bahkan belum bisa 100 persen mengenal dirimu. Bagaimana kau bisa yakin aku tidak akan lupa membawa charger ponselku ? , Seohyun balik bertanya.
" Entahlah, mungkin karena selama ini aku tahu kau adalah orang yang teliti ", kata Yonghwa sambil memainkan alisnya dengan senyum khasnya. Seohyun menjerit dalam hati, Ya Tuhan bagaimana bisa aku harus melupakan wajah ini ?
" Waktu di Daejon aku menghadiri pernikahan teman sekolahku, dia kelihatan bahagia sekali ", kata Seohyun tiba-tiba merubah topik pembicaraan. " Melihatnya begitu bahagia aku membayangkan diriku apakah akan merasakan kebahagian seperti dia ? ".
" Kau ingin segera menikah ? " tanya Yonghwa heran
" Aku selalu ingin menikah di usia yang muda, karena dengan begitu usiaku dan usia anakku tidak akan terlampau jauh sehingga aku akan masih bisa meraba keinginan dan berusaha menjadi sahabatnya ", kata Seohyun sambil menandang keluar jendela. " Aku ingin seperti ibuku, menikah di usia muda sehingga kadang saat kami pergi bersama kami terlihat seperti adik dan kakak ".
" Maukah kau menikah denganku ? ", tanya Yonghwa dan membuat Seohyun terkejut dan memandang Yonghwa, lalu Seohyun tertawa.
" Lho, memangnya kenapa ? Aku bertanya maukah kau menikah denganku ? Apakah hal itu lucu ? ", tanya Yonghwa.
" Apakah kau berani menikahi aku ? Bukankah orang tuamu akan marah ? ", Seohyun balik bertanya 
" Tentu saja aku berani, menikhai dirimu adalah impian terbesar dalam hidupku, aku bahkan tidak peduli orang tuaku akan mencoret namaku dalam daftar warisannya ", jawab Yonghwa dengan serius, jawaban yang membuat Seohyun merasa sangat sedih, seandainya dia tahu apa yang sedang aku rencanakan, maafkan aku Yonghwa, bisik Seohyun dalam hati.
" Tapi buat apa aku menikah sekarang lagian aku kan belum tahu banyak tentang dirimu dan kaupun tidak tahu siapa aku sedalam-dalamnya. Sudahlah, aku sangat capek, aku mau istrahat sebentar. Maukah kau tidur denganku ? ", tanya Seohyun sedikit nakal membuat Yonghwa heran dengan perubahan Seohyun. Ada apa dengan wanita yang dicintainya ini ? terlihat misterius dan seperti ada sesuatu yang dia pikirkan.
" Apakah kau sungguh-sungguh mengajakku tidur ? ", goda Yonghwa. Seohyun tersenyum sambil berdiri.
" Kita kan hanya tidur tidak lebih tidak kurang, aku di kamar dan kamu di sofa, kan sama-sama tidur ", ucap Seohyun sambil menggoyang-goyangkan telunjuknya di depan Yonghwa " Hilangkan pikiran byungtaemu itu ".
Yonghwa tak dapat menahan tawanya hingga dia memegang perutnya karena sakit. Sesaat Seohyun menatap wajah Yonghwa lalu memalingkan wajahnya dan melangkah masuk ke kamarnya dan mulai mengatur kasur untuknya tidur sementara Yonghwa masih terdengar tertawa.
Seohyun lalu merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya. Saat ini sesungguhnya dia sangat ingin menangis tapi dia berusaha menahannya. Seohyun lalu memejamkan matanya dan mulai memikirkan hal yang akan dia lakukan. Seohyun tahu Yonghwa mencintainya. Tapi dia tidak akan egois mengorbankan Yonghwa untuk kebahagiaan dirinya. Nyonya Hwang mungkin benar, mereka tidak selevel, ada jarak dan gap yang menghalangi mereka, duania mereka berdua berbeda dan Seohyun tidak kuasa untuk menyeberang ke zona yang dia tahu dia tidak akan bisa merasa nyaman. Cinta bukankah tidak harus saling memiliki ?

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

" Apakah kau yakin akan melakukan hal ini Seohyun ? Kau tidak takut Yonghwa akan membencimu dan tidak akan mau mendengarkan penjelasan darimu ? ", tanya Yuri dari seberang saat Seohyun menelponnya.
" Unnie, kau tahu kan bagaimana aku, aku melakukan ini untuk kebaikan bersama. Mungkin Yonghwa akan terluka dan marah, tapi itulah yang aku inginkan. Aku tak bisa menatap matanya dan berkata sebaiknya kita putus saja tanpa ada alasan yang tepat. Aku ingin dia yang memutuskan aku. Segala kebencian yang nantinya akan dia rasakan, biarlah akan aku tanggung ". jawab Seohyun
" Tapi Seohyun, itu akan melukai kalian berdua. Kalian saling mencintai bukan ? ", tanya Yuri lagi.
" Bukankah cinta tidak cukup untuk hidup unnie, bukan cinta yang membuat kita hidup, aku mungkin akan patah hati dan bersedih tapi setidaknya inilah yang terbaik yang akan aku lakukan. Masa depan Yonghwa masih sangat panjang, dan entahlah aku tidak melihat diriku dalam masa depannya tersebut ", jawab Seohyun lagi dengan nada pelan.
" Mengapa tidak menceritakan tentang Nyonya Hwang kepadanya ? ", ucap Yuri dengan nada sedikit di tahan, mungkin dia kesal dan marah dengan Nyonya Hwang.
" Hanya kita berdua yang tahu akan hal tersebut, unnie, berjanjilah padaku ", pinta Seohyun
" Arasso, tapi apakah kau tidak mencintai Yonghwa ? ", tanya Yuri lagi meminta kepastian Seohyun.
" Aku melakukan ini karena aku mencintainya unnie, tapi cintaku akan membuat kesengsaraan bagi dirinya. Yonghwa berkata dia akan menikahiku walaupun dia harus melawan kedua orang tuanya dan walaupun dia harus kehilangan hak warisnya, tapi aku tidak berhak melakukan itu terhadapnya. Yonghwa akan mendapatkan seseorang yang akan cocok menemaninya dan tentu saja selevel dengannya, bukan aku yang hanya dari kalangan bawah ".
" Baiklah kalau memang itu maumu, tapi berjanjilah apapun yang terjadi kau harus tetap kuat dan tabah ". 
" Aku janji unnie, aku sudah menyiapkan hati untuk itu semua ", kata Seohyun walaupun tidak 100 persen yakin karena dia tahu pada dasarnya dialah yang akan terluka. " Terima kasih unnie ", dan Seohyun menutup ponselnya.
Ini mungkin bukan cara yang baik, tapi Seohyun yakin ini akan membuat Yonghwa membenci dirinya. Maafkan aku Yonghwa, maafkan karena aku terlalu mencintaimu, kata Seohyun dalam hati dan airmata kini mengalir bagaikan anak sungai di pipinya. Dan Seohyun yakin ini bukanlah malam terakhir dimana dia akan menangis dan mengutuk kebodohan dirinya. 
Bencilah aku Yonghwa, bencilah aku karena aku sangat mencintaimu dan kebencianmu akan membuatku bertahan. 

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

 Dan disanalah Seohyun dengan pakaian mini  dalam pelukan laki-laki lain, terlihat mabuk dan binal, mereka saling berpelukan dan tertawa, Seohyun memegang sebotol soju di tangannya sedangkan rambutnya acak-acakan. beberapa laki-laki dan wanita jalang berada di sekitar mereka, sepertinya mereka sedang menikmati malam yang panjang dengan bermabuk-mabukan.
Yonghwa merasa sangat shock, sewaktu Yuri menelponnya dan mengatakan bahwa Seohyun belum juga tiba dari kampus tengah malam begini membuat Yonghwa sangat gelisah dan khawatir, berulang kali dia mencoba menelpon tapi tak juga di angkat oleh Seohyun. Yonghwa mencari hingga ke kampus sampai akhirnya seseorang mengatakan melihat Seohyun berada di bar kecil di belakang kampus bersama teman-temannya. Dan untuk sesaat Yonghwa berpikir, buat apa Seohyun ke bar malam-malam begini ? dengan siapa dia disana ? apa yang dia lakukan ?
Dan pemandangan di hadapannya sangatlah menampar dirinya, semua imaj Seohyun yang baik tiba-tiba hilang dan terbang melihat bagaimana Seohyun yang nampak 180 derajat berbeda dengan Seohyun yang di kenalnya. Apakah ini Seohyun yang selama ini dia cintainya karena merupakan gadis yang baik ?
Perlahan Yonghwa maju dan meraih lengan Seohyun dan menghadapkan wajahnya ke mukanya. Melihat Yonghwa Seohyun meringis dan menawarkan soju yang ada di tangannya kepada Yonghwa.
" Oppa, ayo kita bersenang-senang, waktunya untuk bersenang-senang ", kata Seohyun sambil sesekali tercenguk karena mabuk, tubuhnya mulai tidak bergerak seimbang dan hampir saja jatuh saat Yonghwa menariknya untuk berdiri.
" Ahhh Oppa memang selalu menjadi pahlawan untukku !! teman-teman lihat pacarku ini sangat baik kan ?? sayang sekali dia tak bisa diajak senang-senang !!! ", kata Seohyun berbicara dengan ngawur karena mabuk.
" Ya Tuhan Seohyun, ada apa dengan dirimu ??!! ", kata Yonghwa sambil menggoyang-goyangkan tubuh Seohyun, tapi Seohyun hanya tertawa dan malah makin menggoyang-goyangkan tubuhnya dan mulai menari erotis. Yonghwa entah mengapa jadi merasa jijik melihat kelakuan Seohyun.
" Jadi inilah dirimu yang sesungguhnya ?? Selama ini kamu membohongiku dengan sikapmu yang bagai seorang putri dengan kebaikan dan segala sopan santun ? Aku benar-benar tidak menyangka ", kata Yonghwa sambil melepaskan pegangannya di pundak Seohyun mewmbuat Seohyun limbung dan hampir terjatuh tapi beberapa orang temannya segera manahan tubuhnya sambil tertawa.
" Jung Yong Hwa, taukah kau kalau kau itu adalah sasaran yang sangat tepat untuk diriku, anak pengusaha kaya yang akan mewarisi semua harta dan perusahaan keluarga, siapa yang tidak ingin menjadi pacarmu ? Ahh tapi aku capek harus menjadi Seohyun yang baik dan lugu, aku rindu bercanda dan bergaul dengan teman-temanku yang baik-baik ini. Mungkin seharusnya aku menjebak dirimu saja, mengatakan aku hamil hahahahah ", kata Seohyun sambil tertawa terbahak-bahak di susul oleh kawan-kawannya yang lain. " Sayang sekali aku tidak bisa berlagak jadi orang hamil karena aku tidak tahu bagaimana orang hamil itu ".
" Ternyata kamu tak jauh beda dengan semua perempuan yang mendekati diriku, semuanya hanya melihat harta warisanku tak satupun yang melihat diriku utuh. Dan aku sangat membenci wanita seperti itu saat hadir dalam hidupku. Kamu ternyata wanita jalang yang tidak tahu diri. Aku menyesal dan menyumpahi pertemuanku denganmu. Aku membencimu. Mulai sekarang jangan pernah menampakkan lagi wajahmu di hadapanku atau aku akan mempermalukan dirimu hingga kau tak dapat melihat wajahmu sendiri di cermin. Aku akan membuat hidupmu sengsara Seohyun !! ", kata Yonghwa penuh kebencian, hatinya sangat sakit kepercayaannya di nodai dan dia bahkan merasa menjadi orang paling bodoh di dunia.
Yonghwa lalu membalikkan badannya dan meninggalkan Seohyun, keluar dari bar dan naik kemobil lalu memacu mobilnya dengan kecepatan penuh, hatinya sangat terluka, sangat kecewa. Gurat kebencian tergambar jelas di wajahnya yang tampan. Hatinya penuh dendam. Pikirannya berkecamuk membuatnya makin mengencangkan laju mobilnya hingga dia tidak melihat sebuah truk melaju dari arah samping dan .............
Tak ada lagi yang bisa dia ingat..............

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

Seohyun menatap punggung Yonghwa yang berjalan keluar bar dengan pandangan yang nanar. Perlahan airmatanya jatuh membasahi pipinya, beberapa rekannya yang tadi membantunya segera membawanya duduk dan memberikan tissue. Seohyun berhasil membuat Yonghwa membencinya tapi mengapa hatinya terasa begitusakit bagaikan di sayat ribuan pisau tajam ? 
Yuri yang berada di ruang dalam bar menyaksikan semuanya. Sebagai orang yang tahu bagaimana mereka berdua yang saling mencintai harus berpisah seperti ini membuat Yuri sangat mengerti bagaimana perasaan Seohyun saat ini. Perlahan Yuri melangkah mendekati Seohyun dan memeluknya. Tangisan seohyun pun tumbah bagai hujan deras dari langit.
Yuri lalu mengusap kepala Seohyun mencoba memberikan kekuatan untuknya. Seohyun menatap Yuri dan berusaha untuk tersenyum walaupun terlihat sangat dipaksakan.
" Yuri unnie, khamsamida ", kata Seohyun pelan tertutup oleh isak tangisnya
" Seohyun ahh, kau harus kuat ya ", ujar Yuri dan Seohyun menganggukkan kepalanya. 
" Kalian semua terima kasih karena telah membantuku ". kata Seohyun kepada beberapa teman-temannya yang tadi membantunya melakukan rencananya, semua mengangguk dengan pandangan kasihan dan simpati.
" Yuri unnie, maukah kau mengantarku pulang ? aku ingin sendiri saat ini ", pinta Seohyun tak dapat lagi menutupi perasaan sedih dan terlukanya. Yuri mengannggukkan kepalanya lalu membimbing Seohyun berjalan keluar dan memanggil taksi. 
Seohyun menatap langit malam yang tanpa bintang. Sepertinya bahkan langitpun bersedih. I broke my vow, maafkan aku Yonghwa, maafkan aku.............

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥






Previous
Next Post »

Plis, masukan dan saran kami harapkan dari anda. Silakan komentar EmoticonEmoticon

Nothing But Yongseo ♥

Nothing But Yongseo ♥